Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KEGIATAAN KESEHATAN WISATA

I.Latar belakang

Pulau Bali merupakan salah satu pulau kecil yang berada dikawasan perairan Indonesia
yang diduga sangat besar memberikan dampak bagi dunia kepariwisataan di Indonesia.Pulau
Bali menjadi tujuan wisata nomor satu di Indonesia. Keindahan alamnya sudah tersohor hingga
ke dunia internasional. Dengan luas provinsi 5.636,66 km2 yang terdiri dari 9 kabupaten / kota,
55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan, Bali memiliki daya tarik pariwisata yang terus
berkembang. Pada tahun 2010, Pulau Bali kembali dinobatkan sebagai Pulau Tujuan Wisata Terbaik di
Asia Pacific (Best Island Destination Asia-Pacific in Asia Pacific) pada The Fifth Annual DestinAsian
Readers’ Choice Awards. Hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan, baik domestik maupun
mancanegara, untuk berkunjung ke Pulau Bali masih sangat besar. Dilihat dari kondisi geografis Pulau
Bali di atas, Pulau Bali memiliki objek wisata yang sangat beragam, baik wisata alam, wisata budaya, dan
wisata bahari. Menurut data BPS tahun 2018, Pulau Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki
kunjungan wisatawan tertinggi di Indonesia dengan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2018
adalah sebanyak 9,75 juta wisatawan domestik dan 4,09 juta wisatawan mancanegara.

Pada era modernisasi saat ini, masyarakat umum baik dari kalangan anak anak, orang tua dan
terutama muda mudi domestik maupun mancanegara lebih banyak menghabiskan waktu luang dengan
menjelajahi tempat tempat menarik bernuansa alam yang menghibur atau disebut juga dengan tempat
pariwisata. Pariwisata sendiri merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
daerah. Mengingat banyaknya wisatawan yang berantusias melakukan perjalanan wisata, tidak heran
jika resiko gangguan kesehatan atau keselamatan juga akan meningkat pula. Meskipun secara ekonomi
peningkatan jumlah wisatawan mancanegara memiliki dampak positif, akan tetapi trend ini akan juga
diikuti oleh peningkatan risiko kesehatan yang terkait.Beberapa masalah kesehatan yang dapat muncul
setelah melakukan kegiataan wisata anatar lain diare akut,infeksi saluran kencing,hepatitis A,demam
tifoid,demam berdarah.

II.TUJUAN

a. Pelaku perjalanan wisata dapat melaakukan skrining atau pemeriksaan sebelum dan sesudah
berwisata.
b. Untuk mencegah terjadi penyakit infeksi yang bisa ditularkan baik melalui droplet maupun
airbone.
c. Untuk mencegah atau menindaklanjuti penyakit yang bisa ditularkan oleh orang yang berwisata.

III.RUANG LINGKUP KESEHATAN WISATA

a. Skirining penyakit pada orang pra wisata.


b. Skring penyakit pada orang post wisata
c. Menindaklanjuti penyakit yang ditularkan oleh orang yang berwisata
d. Kesehatan Jemaah haji
e. Kesehatan kerja.

IV.SASARAN

a. Semua orang yang akan beriwsata baik tujuan domestik maupun internatinal
b. Semua orang yang pulang dari beriwsata baik dari domestik maupun international
c. Semua Jemaah haji yang akan berangkat maupun pulang dari haji.
d. Semua pekerja yang akan bekerja diluar kota maupun luar negeri.

V.Rincian kegiataan

Anda mungkin juga menyukai