Anda di halaman 1dari 6

Tugas Akhir

Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu :
Lailatuzzahro A.A, S.Psi., M.Psi

Disusun Oleh :

Zendra Mahar Qoiss La Eshtu (201969110050)


Nadia Elmy Amaliyah (201969110078)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
JUNI 2022
1. Subjek :

Nama : Bisma Taruna F.


Kelas : 12
Umur : 16 Tahun
Asal sekolah : SMAN 1 Bangil

2. Deskripsi kasus :

Bisma merupakan siswa kelas X SMAN 1 Bangil. Ia merupakan anak tunggal dan
berasal dari keluarga yang terbilang cukup secara sosial ekonomi. Sebagai anak tunggal
orang tuanya sangat ingin sekali setamat SLTP anaknya melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Di keluarganya dia cenderung berdiam diri dan mengurung diri di kamar, jarang
berkomunikasi dengan orang tuanya. Dia lebih sering menghabiskan waktunya didalam
kamar bermain game online. Orang tuanya pun juga jarang menanyai apa yang sudah
dilalui Bisma setiap harinya.Selain itu Bisma merupakan anak yang pendiam di kelasnya
tetapi berbeda jika sudah sampai di rumah, ia menjadi banyak bicara bahkan sempat
menggunakan bahasa-bahasa kotor dalam berkomunikasi bersama teman sebayanya. Setiap
hari Bisma selalu bermain game online mobile legend, dia juga kadang – kadang mengikuti
kompetisi game online yang diselenggarakan oleh beberapa café.

Di sekolahan prestasi belajarnya bisa di bilang kurang memuaskan, karena dia


hanya mendapat nilai sempurnya di pelajaran TIK sedangkan untuk mata pelajaran yang
lain, dia selalu mendapatkan nilai yang pas – pasan. Ketika di tanya oleh wali kelasnya dia
selalu menjawab bahwa semua pelajaran membosankan baginya. Beda dengan pelajaran
yang berbau dengan komputer, dia sangat pintar dan sangat bersemangat ketika ada
praktek di lab. komputer. Tidak heran bahwa dia selalu mendapatkan nilai yang sempurna.
Bahkan beberapa guru sering meminta bantuannya untuk membenahi beberapa computer
yang rusak atau bermasalah.

Untuk masalah absensi dia bukan tipe anak yang sering membolos, tetapi di sela –
sela pelajaran lain selain TIK, dia selalu pindah ke kursi belakang dan bermain game
online. Sudah berkali – kali dia di tegur oleh guru mata pelajaran, tetapi tetap saja dia
mengulangi hal yang sama. Sampai pernah di mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru
memerintahkan semua handphone untuk di kumpulkan ke depan meja guru agak semua
murid bisa focus. Tetapi Bisma melawan dan di hukum di depan kelas.

Setelah Bisma akan naik ke kelas XI dia mulai bingung mengenai karir yang akan
ditempuhnya setelah lulus nanti. Di dalam dirinya terdapat dua pilihan karir yaitu bergelut
di bidang otomotif atau komputer, memang jurusan yang di minati saat ini bidang
komputer, namun dia juga tertarik dengan bidang otomotif. Makin lama perasaan itu makin
sering difikirkan yang akhrinya Bisma merasa sangat bingung dan mengalihkannya pada
game online.
3. Identifikasi Masalah 4 Dimensi Kemanusiaan :

A. Individualitas
 Prestasi belajar rendah
 Kurangnya motivasi belajar

B. Sosialitas
 Tidak pernah berkomunikasi dengan orang tua
 Tidak pernah mendengarkan nasihat guru
 Selalu mengurung diri di dalam kamar

C. Moralitas
 Mengabaikan hukuman dari guru
 Berbicara dengan bahasa kotor
D. Religiusitas
 Tidak ada

4. Rincian masalah
1. Prestasi belajar rendah
a. Kemungkinan sebab :
- Kurangnya minat pada mata pelajaran selain TIK
- Malas belajar jika bukan mata pelajaran TIK
- Proses mengajar di sekolah kurang merangsang
b. Kemungkinan akibat :
- Minat belajar semakin kurang
- Kesulitan dengan mata pelajaran lain
- Tidak naik kelas
c. Gambaran lebih rinci :
- Mata pelajaran lain mendapat nilai di bawah rata – rata
- Terancam tidak naik kelas
2. Tidak pernah berkomunikasi dengan orangtua
a. Kemungkinan sebab :
- Kurangnya perhatian dari orang tua
- Orang tua pasif dalam berkomunikasi dengan anaknya

b. Kemungkinan akibat :
- Semakin jauh antara perasaan emosional orang tua dan anak
- Anak jadi acuh tak acuh kepada orang tua
c. Gambaran lebih rinci :
- Pulang sekolah langsung ke kamar
- Tidak ada waktu untuk berkomunikasi atau family time di rumah walaupun
weekend
- Lebih asik dengan game onlinenya
3. Tidak pernah mendengarkan nasihat guru
a. Kemungkinan sebab :
- Guru kurang pendekatan secara emosional dengan murid
- Terlalu menyalahkan tindakan murid tanpa ada komunikasi yang baik
b. Kemungkinan akibat :
- Murid jadi semakin memberontak
- Tidak ada rasa takut atau segan terhadap guru
c. Gambaran lebih rinci :
- Bertindak semaunya sendiri
- Tidak menghormati guru yang sedang menasihati
4. Selalu mengurung diri di dalam kamar
a. Kemungkinan sebab :
- Kurangnya perhatian dari orang tua
- Tidak adanya saudara kandung
- Sikap orang tua yang acuh tak acuh
- Orang tua tidak tahu apa yang di alami anaknya
b. Kemungkinan akibat :
- Memakai obat – obatan terlarang agar dirinya tidak merasa sendirian
- Kecanduan bermain game online dan sakit mata
c. Gambaran lebih rinci :
- Sepulang sekolah tidak ada yang menyambutnya di rumah
- Orang tua sibuk bekerja
- Tidak memiliki saudara yang akan menemaninya jika di rumah
5. Mengabaikan hukuman dari guru
a. Kemungkinan sebab :
- Guru terlalu menyalahkan Bisma tanpa ada bimbingan konseling
- Bisma sudah bosan dengan hukuman yang diberikan
b. Kemungkinan akibat :
- Rasa hormat terhadap guru tidak ada
- Tidak patuh terhadap peraturan sekolah
c. Gambaran lebih rinci :
- Setiap di beri hukuman Bisma selalu memberontak
- Selalu kabur dan melawan

5. Konseling Perorangan
Jenis konseling yang digunakan dalam kasus ini adalah menggunakan pendekatan
humanistic yang dimana pemecahan masalah berpusat pada klien, dengan teknik Miracle
Question, Problem Free Talk, dan I Massage.
Langkah-langkah konseling yang ditempuh :
 Mengawali Konseling. Bentuknya berupa attending agar konseli merasa
diterima dan nyaman dengan konselor. Konselor juga menciptakan rapport,
yaitu hubungan baik dengan konseli agar timbul rasa percaya konseli bahwa
segala usaha konselor disadari benar oleh konseli untuk kepentingannya.
 Inti Konseling. Konseli didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya saat
menjalani konseling, bukan berkutat dan menceritakan saat - saat
disekolahannya. Memotivasi konseli untuk menyadari apa yang menjadi
tanggung jawabnya saat ini.
 Mengakhiri Konseling. Setelah konseli memperoleh pemahaman tentang
dirinya dan menyadari tanggung jawab yang dimiliki, konseling akan
memasuki tahap akhir. Konseli memiliki kepercayaan terhadap dirinya bahwa
dia mampu menghadapi segala konsekuensi atas pilihannya.
Pelaksanaan konseling Selama konseling, konselor berperan sebagai motivator, yang
mendorong konseli untuk :
a. menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun
harapan yang ingin dicapainya
b. merangsang konseli untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga
tidak menjadi individu yang abai dengan kewajiban sebagai siswa yang dapat
menyulitkan dirinya sendiri di masa depan.
Konselor juga berperan sebagai moralis yang memegang peranan untuk menentukan
kedudukan nilai dari tingkah laku konseli. Konselor akan memberi pujian apabila konseli
bertanggung jawab atas perilakunya.
Hasil layanan yang dicapai, konseli dapat membuat kontrak dengan konselor dan
membuat kegiatan baru sesuai apa yang diinginkan konseli dan apabila itu dilanggar maka
konseli bertanggungjawab dan menerima konsekuensi yang telah dibuat konseli sendiri.

Anda mungkin juga menyukai