Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342352080

URGENSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SDM DAN PENGUASAAN IPTEK

Article · August 2018

CITATIONS READS

0 1,504

6 authors, including:

Tatang Muttaqin Hadiat Hadiat

48 PUBLICATIONS   43 CITATIONS   
Kementerian Pertahanan Malaysia
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

News paper articles View project

Penilaian Kinerja Pegawai berbasis WfH dan WfO View project

All content following this page was uploaded by Tatang Muttaqin on 22 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................................... i

Pengantar Redaksi ...................................................................................................... iii

Sambutan Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia ...................................................................................................................... ix

Sambutan Pimpinan Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat


Republik Indonesia ................................................................................................... xiii

Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, dan Pendek..............................1

Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan......................................9

Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara ....................................15

Visi Indonesia 2045 : Ringkasan................................................................................23

Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek ........................33

Format Ideal Sistematika Haluan Negara Sebagai Haluan Pembangunan


Nasional ........................................................................................................................49

Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan ................................55

Pemerataan Pembangunan ........................................................................................69

Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional Model


Garis-Garis Besar Haluan Negara ............................................................................83

i
URGENSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SDM
DAN PENGUASAAN IPTEK

Oleh: Tatang Muttaqin1, Subandi Sardjoko2, Amich Alhumami3, Hadiat4, Pungkas


Bahjuri Ali5, Woro Srihastuti Sulistyaningrum6

Abstrak

Penyiapan Sumber Daya Manusia dan penguasaan Iptek merupakan prasyarat


untuk meningkatkan daya saing bangsa sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara berkualitas dan berkelanjutan. Untuk meraih Impian Indonesia 2015-
2085, diperlukan kombinasi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan masyarakat
yang berbudaya, religius serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek. Pilar pembangunan SDM dan penguasaan Iptek
memiliki spektrum yang luas mencakup pembangunan bidang pendidikan, kesehatan,
pendidikan, Iptek, serta kebudayaan dengan senantiasa berbasis pada dinamika
kependudukan Indonesia.

Kata Kunci : sumber daya manusia, iptek, kesehatan, Pendidikan, kebudayaan.

1 Kasubdit Pendidikan Tinggi, Bappenas


2 Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Bappenas
3 Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan, Bappenas
4 Direktur Pendidikan dan Agama, Bappenas
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas
6 Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Bappenas

33
34 Edisi 08 / Agustus 2018

Dalam rangka meraih Impian Potret Dan Dinamika Pembangunan


Indonesia 2015-2085, diperlukan SDM Dan Penguasaan Iptek
kombinasi sumber daya manusia
(SDM) yang unggul dan masyarakat Kependudukan
yang berbudaya, religius serta Penduduk Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika. besar dengan proporsi penduduk
Untuk itu, pembangunan SDM usia produktif yang tinggi adalah
dan penguasaan ilmu pengetahuan modal utama pembangunan dalam
dan teknologi (Iptek) menjadi pilar mendukung Visi Indonesia 2045.
pembangunan. Pilar pembangunan Persebaran penduduk yang seimbang
SDM dan penguasaan Iptek mencakup dilakukan melalui pengendalian
strategi jangka panjang pembangunan urbanisasi dan migrasi. Sementara
bidang pendidikan, kesehatan, itu, sistem perlindungan sosial telah
pendidikan, Iptek, serta kebudayaan mantap mencakup seluruh penduduk.
dengan senantiasa berbasis pada Dengan jumlah, komposisi, dan
dinamika kependudukan Indonesia. kulitas sumber daya manusia yang
Dengan demikian, perumusan tinggi, Indonesia mempunyai peran
Visi dan Misi Indonesia 2045 mengacu besar baik di tingkat regional maupun
dinamika kependudukan dengan global.
menjadikan kesehatan sebagai Ditilik dari tren kependudukan,
prasyarat pertumbuhan ekonomi, tingkat fertilitas (Total Fertility Rate/
pengentasan kemiskinan, dan TFR) saat ini sebesar 2,5 akan terus
peningkatan kualitas pendidikan secara menurun menjadi 2,1 pada tahun 2025
berkelanjutan. Pendidikan berperan dan 1,9 pada tahun 2045. Sementara
sentral meningkatkan kualitas hidup itu, migrasi antarwilayah dan
manusia, sekaligus menciptakan warga migrasi internasional diperkirakan
negara yang baik serta mewujudkan akan meningkat dan kemajuan
kehidupan masyarakat dan bangsa teknologi kesehatan, tingkat kematian
yang bermartabat. Sementara itu, Iptek mengalami penurunan serta usia
menjadi penghela utama pembangunan harapan hidup pada waktu lahir
di masa depan yang berdampak pada diperkirakan meningkat dari 69,8
perekonomian serta perubahan sosial tahun pada tahun 2010 menjadi 71,9
budaya masyarakat. Dalam konteks tahun pada tahun 2025 dan 72,8 tahun
makro, konfigurasi masyarakat pada tahun 2045. Dengan dinamika
Indonesia yang majemuk dengan fertilitas, migrasi, dan kematian di
keanekaragaman budaya menjadi modal atas, jumlah penduduk Indonesia
dasar untuk membangun negara-bangsa diperkirakan meningkat sebesar 80,2
yang unggul, maju, modern, sejahtera, juta (34 persen) dari 238,5 juta pada
berkarakter kuat, dan bermartabat. tahun 2010 menjadi 318,7 juta pada
tahun 2045. Peningkatan terutama
terjadi pada kelompok penduduk usia
produktif (15-64 tahun) sebesar 34
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 35

persen dan kelompok penduduk lanjut yang membentuk mega urban yang
usia (lansia) (usia 65+ tahun) sebesar berpotensi mendorong pengalihan
260 persen. Sementara itu, penduduk lahan pertanian, hutan, dan kawasan
usia anak (0-14 tahun) akan mengalami resapan air dan dapat menimbulkan
penurunan sebesar 6,6 persen (Proyeksi tekanan terhadap daya dukung
Penduduk Indonesia 2010-2045). Dengan lingkungan yang luar biasa. Urbanisasi
peningkatan proporsi penduduk dan migrasi harus dapat dikelola
lansia, maka struktur penduduk agar terkonsentrasinya pertumbuhan
perlahan mengalami penuaan. ekonomi pada kota-kota besar yang
Struktur penduduk tahun 2045 berdampak pada perkembangan kota
dengan usia produktif yang cukup yang tidak terkendali.
besar akan dimanfaatkan dengan baik Di sisi lain, jumlah anggota rumah
untuk mencapai tingkat produktivitas tangga akan terus menurun karena
yang optimal dan meningkatkan daya keberhasilan keluarga berencana
saing bangsa sehingga menjadi berkah sehingga jika di tahun 2000 rata-rata
(bonus demografi). jumlah anggota rumah tangga adalah
Sementara itu pertumbuhan empat orang, maka pada tahun 2011
penduduk yang tinggi menyebabkan menjadi 3,8 orang. Hal ini dapat lebih
tumbuhnya kota-kota kecil dan menjamin setiap penduduk untuk
sedang di seluruh wilayah Indonesia mendapat perlindungan sosial secara
(urbanisasi). Berdasarkan data dari adil, baik jaminan kesehatan, jaminan
UN World Urbanization Prospect, jumlah hari tua, dan jaminan pensiun, jaminan
penduduk Indonesia yang tinggal di di masa tua. Sistem jaminan sosial yang
perkotaan meningkat dari 49,9 persen menggunakan prinsip pengumpulan
pada tahun 2010 menjadi 69,1 persen pendapatan (tax collection) dan
pada tahun 2045 dengan variasi yang pengumpulan risiko (risk pooling)
tinggi semisal di tahun 2035 hampir rawan terhadap guncangan ekonomi
90 persen penduduk di Provinsi Jawa dan perubahan struktur penduduk
Barat tinggal di perkotaan, dengan sehingga mekanisme dukungan
konsentrasi kepadatan penduduk keluarga sebagai tradisi masyarakat
perkotaan yang sangat besar (76 juta) perlu terus dipertahankan.
berada di wilayah antara Kota Jakarta
dan Bandung (Proyeksi Penduduk Pendidikan
2010-2035). Hal ini berbeda dengan Dalam kurun waktu 2015-2045,
di Maluku Utara, Nusa Tenggara jumlah penduduk Indonesia usia 7-18
Timur, dan Sulawesi Barat yang tahun—sekolah dasar dan sekolah
juga mengalami urbanisasi, tetapi menengah—dan penduduk umur
penduduk yang tinggal di perdesaan 19-23 tahun—perguruan tinggi—
masih tetap dominan. bertambah banyak (Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang Indonesia 2010-2045) yang memerlukan
tinggi akan terjadi di kota-kota layanan pendidikan yang merata
besar dan di daerah peri urban dan berkualitas. Perubahan struktur
36 Edisi 08 / Agustus 2018

ekonomi dan kebutuhan tenaga kerja terbukanya akses informasi,


terampil dari sektor pertanian ke teknologi, dan perbaikan
industri dan jasa (Sakernas BPS 2002- infrastruktur akan meningkatkan
2016) membutuhkan tenaga kerja yang kesadaran publik dan kebutuhan
lebih terdidik dan terampil karena masyarakat akan pendidikan yang
ekonomi berbasis pengetahuan aka lebih tinggi.
bertumpu pada inovasi teknologi 4. Urbanisasi menjadi fenomena
sehingga mensyaratkan penduduk sosial lazim yang diikuti
berpendidikan tinggi dan menguasai pertumbuhan kota-kota baru:
Iptek. Di sisi lain, globalisasi dan desa berkembang menjadi kota
perkembangan Iptek terutama dan kota (besar) berubah menjadi
teknologi informasi dan komunikasi kosmopolitan/megapolitan.
yang sangat cepat menuntut institusi Corak masyarakat menjadi
pendidikan—sekolah dan perguruan semakin heterogen dan struktur
tinggi—dapat mengembangkan sosial masyarakat menjadi kian
lingkungan pembelajaran interaktif- majemuk berpilar lintas etnis, ras,
partisipatif, dengan memanfaatkan budaya, agama. Dalam kaitan itu,
teknologi modern dalam sistem lembaga pendidikan—sekolah
layanan pendidikan, antara lain, dan perguruan tinggi—harus
pembelajaran jarak jauh. Untuk dikelola dengan memperhatikan
itu pelayanan pendidikan di masa pluralitas sosial-budaya
mendatang perlu mempertimbangkan masyarakat serta harus dapat
empat hal sebagai berikut. menumbuhkan toleransi dan
1. Jumlah penduduk usia wawasan multikultural.
sekolah 3–24 tahun dan jumlah
angkatan kerja usia produktif
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
yang semakin meningkat
membutuhkan investasi besar Ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan pemerataan (Iptek) merupakan kekuatan
dan memperluas akses sampai determinan pertumbuhan ekonomi,
ke jenjang pendidikan tinggi dan sekaligus pemicu perubahan sosial-
akses ke pelatihan kerja. budaya-politik. Kemajuan suatu
bangsa sangat ditentukan oleh
2. Industri berbasis Iptek yang
penguasaan Iptek untuk mencapai
mengalami perkembangan
tujuan pembangunan. Penguasaan
sangat pesat memerlukan tenaga
Iptek diharapkan dapat mewujudkan
kerja profesional serta menuntut
kesejahteraan rakyat, meraih
pengembangan bidang keahlian
kemajuan, meningkatkan daya
dan bidang ilmu yang relevan baik
saing, dan mengokohkan peradaban
di sekolah menengah maupun di
bangsa. Terkait daya saing bangsa
perguruan tinggi.
di tingkat global, indeks daya saing
3. Perubahan sosial-budaya di global menunjukkan bahwa kesiapan
masyarakat sebagai akibat semakin teknologi dan kapasitas inovasi
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 37

merupakan elemen kunci, selain dan pengembangan di Indonesia


pendidikan (tinggi) yang melahirkan masih sangat rendah, hanya sebesar
sumber daya manusia berkualitas. 0,1 persen yang jauh di bawah negara-
Global Competitiveness Index (GCI) negara Asia lain, seperti Malaysia (1,07
pada tahun 2015-2016 mendudukkan persen) China (2,0 persen), Singapura
Indonesia berada di peringkat ke-37 (2,2 persen), dan Korea Selatan (4,1
dari 140 negara dengan skor 4,5 yang persen (UIS, 2015).
jauh di bawah peringkat negara- Di samping rendah, anggaran
negara tetangga, seperti: Singapura untuk R&D terbagi ke beberapa
(2), Malaysia (18), dan Thailand (32). lembaga penelitian sehingga kurang
Untuk itu, Indonesia harus bekerja memberi dampak yang signifikan
lebih keras lagi untuk meningkatkan pada kemajuan Iptek. Hal ini
penguasaan Iptek yang berorientasi diperparah dengan rendahnya jumlah
pada penguatan sistem inovasi, agar peneliti Indonesia, yaitu sekitar
daya saing Indonesia dapat sejajar 1.070 peneliti per sejuta penduduk.
dengan negara-negara lain yang Sementara rasio peneliti di Singapura
sudah sangat maju di bidang Iptek. mencapai 7.000 peneliti per sejuta
Selanjutnya, peran Iptek dalam penduduk dan Malaysia 2.590
pembangunan ekonomi juga dapat peneliti per sejuta penduduk. Hal
dilihat dari rasio ekspor teknologi ini berdampak pada produktivitas
tinggi terhadap ekspor manufaktur, penelitian yang rendahnya jumlah
di mana sejak tahun 1990, rasio publikasi dan paten. Sampai dengan
ekspor teknologi tinggi Indonesia tahun 2014, peneliti Indonesia telah
menunjukkan tren peningkatan, menerbitkan sebanyak 6.280 karya
mencapai nilai tertinggi pada tahun ilmiah di jurnal-jurnal internasional
2002 yaitu sebesar 16,7 persen dan yang jauh tertinggal dibandingkan
turun menjadi 7 persen pada tahun dengan Korea Selatan sebanyak 73.433
2014 terutama karena commodity karya ilmiah dan Malaysia sebanyak
boom. Namun demikian, rasio 23.414 karya ilmiah (Scimago Journal
ekspor Indonesia masih sangat jauh and Country Rank, 2016).
tertinggal dari Singapura 47,2 persen,
Malaysia 43,9 persen, dan Thailand Kesehatan
20,4 persen (World Bank, 2016). Untuk
Produktivitas dan daya saing
itu, pemajuan Iptek menjadi suatu
penduduk tak dapat dilepaskan dari
keniscayaan yang harus didukung
tingkat derajat kesehatan. Untuk
oleh penyediaan sumber daya, yang
itu, di tahun 2045, status kesehatan
mencakup pendanaan (public spending)
tinggi yang ditunjukan dengan usia
yang tercermin pada rasio GERD/
harapan hidup yang tinggi dan tingkat
PDB dan jumlah ilmuwan yang
kematian, kesakitan, dan kecacatan
berprofesi sebagai peneliti per satu
akibat penyakit yang rendah. Di
juta penduduk. Persentase belanja
samping itu, tidak ada penduduk
publik (dari GDP) untuk penelitian
yang mengalami kekurangan gizi
38 Edisi 08 / Agustus 2018

dan setiap penduduk telah memiliki di wilayah Asia Tenggara pada tahun
kemauan dan kesadaran untuk hidup 2030 penyakit kardiovaskular, kanker,
sehat didukung dengan perilaku penyakit tidak menular (PTM) lainnya
dan lingkungan yang mendukung diproyeksikan meningkat signifikan.
pola hidup sehat. Selanjutnya, sistem Angka kematian karena cedera
pencegahan dan penanggulangan diproyeksikan sedikit meningkat pada
penyakit telah mantap didukung tahun 2030. Sementara itu, penyebab
dengan penguasaan teknologi kematian karena kondisi kesehatan
kesehatan yang maju. Akses terhadap ibu, anak, dan kekurangan gizi, HIV/
pelayanan kesehatan yang bermutu AIDS, TB, malaria, dan penyakit
telah tersedia secara merata bagi menular lainnya diproyeksikan
seluruh penduduk dan di seluruh menurun (Global Health Estimates
wilayah Indonesia. WHO, 2012).
Untuk merespon secara tepat, Kondisi lingkungan, perubahan
diperlukan pemahaman dinamika sosial, ekonomi dan tatanan nilai
pembangunan kesehatan yang akan berpotensi meningkatkan
disebabkan oleh peningkatan jumlah gangguan kesehatan jiwa (stress)
penduduk dan perubahan struktur sehingga diprediksikan di tahun
penduduk (transisi demografi). 2045, prevalensi gangguan mental
Peningkatan jumlah penduduk emosional akan terus meningkat
dewasa dan lansia mendorong seiring dengan peningkatan jumlah
terjadinya transisi epidemiologi lansia. Sebagai gambaran, menurut
yaitu peningkatan penyakit tidak Riskesdas (2013), prevalensi gangguan
menular dan penyakit degeneratif, mental emosional tertinggi pada
seperti arthritis, jantung, kanker, kelompok usia diatas 75 tahun lebih
penyakit pernapasan, alzheimer, yakni sebesar 13,4 persen dan terendah
osteoporosis, diabetes, pneumonia, kelompok usia 15-34 tahun yakni
cedera karena jatuh dan akibat sebesar 5,1 persen.
kekerasan, obesitas, dan depresi. Selanjutnya, semakin menipisnya
Selanjutnya, peningkatan sosial batas negara dan perdagangan bebas
ekonomi dan pendidikan masyarakat memungkinkan mobilitas penduduk,
memungkinkan lansia akan hidup termasuk di negara-negara yang
lebih lama dan produktif. Dengan masih mempunyai prevalensi tinggi
demikian, transisi epidemiologi dan penyakit menular (transnational
perubahan pola hidup akan terus diseases) yang dapat menjadikan
mendorong peningkatan prevalensi ancaman bagi Indonesia. Globalisasi
penyakit tidak menular dan penyakit melalui pasar bebas ASEAN dan
degeneratif yang membawa dampak APEC memungkinkan terjadinya
pada perubahan pola penyakit dan mobilitas yang cukup masif sehingga
penyebab kematian penduduk. perlu diantisipasi dengan mekanisme
Berdasarkan proyeksi penyebab karantina kesehatan, pencegahan
kematian oleh WHO, di negara-negara penyakit, penanganan medis, dan
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 39

imigrasi. Perdagangan bebas juga produktif dan lanjut usia untuk dapat
akan membuka pintu jasa pelayanan menunjang active life.
kesehatan lintas wilayah dan lintas Perubahan iklim dapat mengubah
negara. Disinilah, peran pemerintah pola penyakit terutama penyakit
sebagai regulator dan fasilitasi menular, baik melalui modifikasi
harus diperkuat sehingga pelayanan lingkungan yang memungkinkan
sektor publik dan swasta berjalan perkembangan vektor penyakit,
sebagaimana yang diinginkan. maupun dampak langsung dari
Pemanfaatan teknologi perubahan cuaca seperti Demam
kesehatan dan bahan baku obat- Berdarah Dengue (DBD) dan
obatan termasuk tren personalized malaria. Perubahan iklim juga
medicine perlu dioptimalkan sehingga dapat menyebabkan penurunan
mampu menekan biaya diagnosis produksi pertanian akibat kenaikan
dan pelayanan kesehatan agar lebih temperatur yang berpengaruh pada
terjangkau oleh sebagian besar penurunan status gizi masyarakat.
penduduk. Di samping itu, teknologi Untuk itu, layanan kesehatan primer
pertanian akan mampu menghasilkan lewat puskesmas perlu dilakukan
tanaman pangan dan produk hewan perubahan dari fokus melaksanakan
yang kaya akan unsur gizi tertentu kegiatan yang bersifat kuratif menjadi
(biofortifikasi). Perkembangan pelayanan kesehatan yang berkualitas
teknologi memungkinkan produksi baik preventif-promotif maupun
pangan untuk disesuaikan dengan kuratif-rehabilitatif. Di samping itu,
kebutuhan gizi masing-masing ikhtiar untuk menurunkan disparitas
individu. Dengan demikian, status kesehatan menjadi keniscayaan.
perkembangan teknologi pangan akan
berdampak pada peningkatan status Kebudayaan
kesehatan dan mendorong individu
Kebudayaan sangat esensial
yang sehat, aktif, produktif, dan hidup
yang menunjukkan karakter dan
lebih lama.
kepribadian, sekaligus dapat menjadi
Indonesia saat ini dihadapkan kekuatan penggerak pembangunan.
pada masih adanya kekurangan gizi Kemajemukan adalah realitas sosial
terutama kurus (wasting) dan pendek yang perlu dikelola menjadi kekuatan
(stunting) pada balita sekaligus sekaligus modal dasar untuk menjadi
kecenderungan adanya gizi lebih negara-bangsa yang kuat dan
(obesitas). Untuk itu, percepatan unggul dengan landasan Bhinneka
perbaikan gizi dilaksanakan secara Tunggal Ika. Selanjutnya, globalisasi
terus-menerus dan berkesinambungan memberi ruang interaksi antarbangsa
dengan fokus pada periode 1.000 Hari berlangsung semakin intensif, yang
Pertama Kehidupan (HPK) yaitu didukung oleh kemajuan Iptek
sejak janin dalam kandungan sampai terutama teknologi informasi dan
anak berusia 2 tahun dan sekaligus transportasi, yang menembus batas-
menjaga status gizi penduduk usia batas negara-bangsa. Globalisasi
40 Edisi 08 / Agustus 2018

menjadi kekuatan transformatif yang Hal ini sejalan dengan prinsip sebagai
mampu mengubah pola hubungan ikhtiar memampukan manusia
antara negara-negara di dunia dalam mampu menjalani kehidupan secara
semua aspek dan dimensi. Namun, berkualitas dan bermartabat secara
globalisasi juga dapat menggerus bersama-sama (inklusif).
nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Untuk itu, bangsa Indonesia perlu Sasaran Dan Strategi Pembangunan
memperkuat jati diri dan menegaskan SDM Dan Penguasaan Iptek
identitas budaya bangsa sebagai akar
kebudayaan nasional. Kependudukan
Di sisi lain, desentralisasi yang Pembangunan kependudukan
ditandai oleh pelimpahan otoritas dilakukan dengan menekankan untuk
kekuasaan dalam administrasi membangun manusia baik manusia
pemerintahan ke pemerintah daerah sebagai insan maupun manusia
melalui kebijakan otonomi daerah, sebagai sumber daya pembangunan
termasuk proses pemilihan kepala melalui tujuh strategi pokok, yaitu:
daerah langsung berpotensi memicu (1) menyeimbangkan pertumbuhan
penguatan sentimen kedaerahan dan penduduk yang ditunjukan dengan
identitas lokal yang berafiliasi budaya TFR mencapai 2,1 atau sama dengan Net
daerah dan nilai-nilai primordial. Replacement Rate 1; (2) memanfaatkan
Untuk itui, proses sosial-budaya dan bonus demorafi dengan meningkatkan
dinamika politik lokal beratribut pendidikan dan keterampilan, serta
kedaerahan ini harus tetap dalam perluasan kesempatan kerja terutama
bingkai Negara Kesatuan Republik untuk perempuan; (3) menciptakan
Indonesia (NKRI). Gotong royong bonus demografi kedua melalui
sebagai identitas budaya bangsa, yang penyiapan lansia yang produktifyang
ditandai oleh kesediaan untuk saling mencakup pencegahan dan promosi,
berbagi dan tolong-menolong mampu long-term care, dan end-of-life care; (4)
menggerakkan kegiatan ekonomi dan mempersiapkan urbanisasi dengan
meningkatkan produktivitas nasional. pembangunan tata ruang dan wilayah
Secara khusus, keunggulan kejayaan harus yang terencana, komprehensif
masa lalu dalam bidang bahari yang dan konsisten sehingga urbanisasi
tidak hanya sebatas cara pandang dan aglomerasi dapat menciptakan
dan teknik eksplorasi kekayaan laut, nilai tambah ekonomi dengan tetap
tetapi mencakup pula budaya yang mempertahankan daya dukung
dapat menopang pembangunan lingkungan, (5) mengelola migrasi
kemaritiman. Tak kalah penting, dengan mengoptimalkan potensi
pengembangan kreativitas dan pengiriman tenaga-tenaga kerja
kebebasan menjadi salah satu nilai terampil dan terdidik yang berdaya
dalam kebudayaan yang akan menjadi saing; (6) mengelola persebaran
kekuatan penggerak pembangunan. penduduk dengan daya dukung
lingkungan, serta (7) penyempurnaan
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 41

perlindungan sosial yang berkelanjutan 2. Pemerataan Layanan Pendidikan


perlu direncanakan dengan yang menjangkau kelompok
memperhatikan perubahan struktur masyarakat yang kurang
penduduk dan tetap mempertahankan beruntung dan penduduk yang
mekanisme dukungan keluarga yang berstatus sosial-ekonomi lemah,
merupakan tradisi masyarakat dengan yang mengalami masalah finansial
menanamkan nilai-nilai keluarga dan sehingga tidak memperoleh
hubungan yang erat antar-generasi. akses ke layanan pendidikan.
Pemerataan layanan pendidikan
Pendidikan harus memastikan bahwa
penduduk Indonesia terbebas dari
Meningkatnya taraf pendidikan
dua kendala sekaligus, geographic
rakyat Indonesia yang mampu
and financial constraints, untuk
menciptakan SDM Indonesia yang
mendapatkan hak dasar layanan
unggul tercermin dari meningkatnya
pendidikan.
rata-rata lama sekolah penduduk
menjadi 12 tahun pada periode 2026- 3. Peningkatan Peran Masyarakat
2035. Sementara itu, APK pendidikan dalam Pembangunan Pendidikan
tinggi diperkirakan mencapai 60 melalui sinergi dan dukungan
persen pada tahun 2045 dan porsi pada penyelenggaraan
tenaga kerja lulusan pendidikan Pendidikan oleh masyarakat dan
menengah keatas adalah sebesar 90 swasta yang secara nyata telah
persen. Untuk itu dilakukan strategi memberi sumbangan terhadap
sebagai berikut: peningkatan pemerataan layanan
dan partisipasi pendidikan.
4. Peningkatan Profesionalisme
1. Peningkatan Akses dan Partisipasi
Guru melalui peningkatan
Pendidikan sehingga seluruh
kualitas pembelajaran yang
penduduk memperoleh layanan
inovatif dengan bantuan teknologi
pendidikan yang berkualitas pada
pendidikan, serta memperkuat
semua jenjang pendidikan tanpa
LPTK dengan revitalisasi sistem
diskriminasi yang ditandai dengan
pendidikan keguruan agar
rata-rata lama sekolah penduduk
dapat melahirkan guru-guru
Indonesia mencapai 12 tahun
profesional, dengan memperbaiki
atau setara dengan kelas 3 SMA/
proses seleksi calon guru berbasis
SMK/sederajat pada tahun 2035.
prestasi (merit system) dan kinerja.
Artinya jumlah penduduk dengan
taraf pendidikan ≤ SD/sederajat 5. Perubahan Pendekatan Pem-
akan menurun dan sebaliknya belajaran dengan mengoptimalkan
untuk penduduk dengan taraf beragam sumber belajar online,
pendidikan jenjang menengah metode pembelajaran akan
dan tinggi akan terus mengalami berkembang ke arah peer-to-peer
peningkatan. networking, dialog, pertukaran
informasi, dan cara belajar berpola
42 Edisi 08 / Agustus 2018

kolaborasi dan kerja sama/kerja supply-driven menjadi demand-


kelompok merujuk paradigma driven, yang disertai fleksibilitas
pembelajaran abad ke-21. dalam pengembangan program
6. Peningkatan Budaya Sekolah studi, bidang keahlian, dan
dengan membangun budaya mata pelajaran baru mengikuti
sekolah yang berorientasi mutu, dinamika pasar kerja.
dengan melibatkan seluruh 10. Peningkatan Tenaga Kerja
pemangku kepentingan dalam Berpendidikan dan memiliki jiwa
proses pembelajaran sehingga kewirausahaan sehingga lebih
pendidikan harus dimaknai berorientasi pada penciptaan
sebagai learning, bukan schooling. lapangan kerja dan bukan hanya
Pendidikan sebagai learning menjadi bagian dari angkatan
bermakna setiap anak didik kerja terdidik yang menopang
harus dapat mengoptimalkan struktur industri dan ekonomi.
segenap potensi dan bakat serta 11. Peningkatan Bidang Ilmu di
mengeksplorasi semua daya yang Perguruan Tinggi dengan
dimiliki, agar dapat tumbuh- mengembangkan program
kembang melalui suatu proses studi dan bidang ilmu menurut
pembelajaran efektif. kebutuhan kontemporer sehingga
7. Peningkatan Budaya Baca melalui terjadi keseimbangan antara
pengembangan budaya baca generasi muda yang memilih
dengan menjadikan perpustakaan kuliah dan menekuni bidang soft
sebagai salah satu sumber sciences: ilmu-ilmu sosial dan
pembelajaran utama untuk humaniora dengan hard sciences,
membangun tradisi literasi menuju sains-keteknikan.
masyarakat berpengetahuan. 12. Perguruan Tinggi sebagai Pusat
8. Peningkatan Penguasaan Bahasa Keunggulan dalam pengembangan
Asing dan Pelestarian Bahasa ilmu pengetahuan dan inovasi
Daerah melalui penguasaan teknologi, dengan menggalakkan
bahasa asing yang dibarengi riset-riset ilmiah—dasar dan
dengan upaya melestarikan terapan—untuk dapat melahirkan
bahasa daerah sehingga mampu invention dan innovation, serta
mencegah kepunahan bahasa sekaligus berperan sentral sebagai
daerah pada semua kelompok lokomotif pembangunan di
etnis. daerah.
9 .Peningkatan Pendidikan Vokasi 13. Peningkatan Peran Sentral
untuk membekali penduduk Perguruan Tinggi dalam
usia-muda produktif mengenai menjalankan empat peran esensial
pengetahuan dan kemahiran sebagai agen pendidikan, agen
teknis yang diperlukan di dunia penelitian, agen transformasi
kerja melalui reorientasi dari kebudayaan dan Iptek, agen
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 43

pembangunan sosial-ekonomi dilakukan melalui strategi:


dalam menciptakan inovasi 1. Pengembangan Iptek dan
teknologi untuk mendorong teknologi kemaritiman penting
akselerasi pembangunan dan dikembangkan mengingat
meningkatkan daya saing nasional. Indonesia adalah archipelagic
14. Pendidikan Sebagai Strategi state yang memiliki posisi
Kebudayaan untuk membangun geografis sangat strategis,
karakter dan meneguhkan jati sehingga berpotensi menjadi salah
diri bangsa, serta memperkuat satu pemain kunci perdagangan
identitas nasional. internasional dan transportasi laut
15. Peningkatan Pendidikan Karakter antarnegara, serta menyimpan
sebagai salah satu pusat dari cadangan berbagai potensi budi
proses pembentukan kepribadian daya laut (marine culture), yang
anak didik sangat diperlukan dapat diproduksi secara lestari.
untuk membangun watak yang 2. Pengembangan Teknologi
baik, memupuk mental yang Informasi dan Komunikasi
tangguh, membina perangai berperan penting dalam
yang lembut, dan menanamkan mengubah wajah dunia
nilai-nilai kebajikan yang selaras karena mampu menciptakan
dengan prinsip-prinsip moral masyarakat informasi yang
dan etika yang hidup di dalam saling terhubung secara global,
masyarakat. membuka sekat-sekat teritorial,
mengatasi keterbatasan jarak dan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi waktu. Untuk itu, kemampuan
masyarakat dalam memanfaatkan
Pembangunan Iptek diarahkan
informasi dan kemajuan teknologi
untuk: (1) meningkatkan sumbangan
komunikasi menjadi kunci dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
meningkatkan kesejahteraan dan
pembangunan antara lain tercermin
kemakmuran bangsa di masa
dari peningkatan belanja penelitian
depan.
dan pengembangan menjadi 1,5 – 2,0
persen PDB pada tahun 2045; dan 3. Peningkatan Adopsi dan
(2) menjadikan Indonesia sebagai Penerapan Iptek yang dapat
salah satu Pusat Pengembangan diterapkan dan sesuai dengan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di kebutuhan bangsa Indonesia,
Kawasan Asia dan Dunia, terutama utamanya teknologi terapan,
dalam Ilmu Pengetahuan Benua antara lain, di bidang permesinan,
Maritim dan Teknologi Kemaritiman, persenjataan modern, peralatan
Pusat Biodiversitas, Teknologi kesehatan, elektronika, dan
Material, Pusat Studi Kebencanaan mikro-elektronika. Kebijakan
dan Mitigasi Bencana. Untuk mencapai adopsi dan penerapan Iptek dapat
sasaran tersebut, pembangunan Iptek mendorong kemajuan Iptek dalam
negeri juga dibarengi dengan
44 Edisi 08 / Agustus 2018

pengembangan teknologi bangsa Kesehatan


sendiri (indigenous technology). 1 Pembangunan Kesehatan
4. Peningkatan Infrastruktur Iptek Tahun 2045 dilaksanakan untuk
disertai dengan upaya peningkatan meningkatkan kondisi kesehatan
jumlah ilmuwan dan peneliti. masyarakat, melalui strategi
Dengan pemenuhan sumber sebagai berikut:
daya Iptek (anggaran, ilmuwan 2. Meningkatnya Derajat Kesehatan
dan peneliti, infrastruktur, dan Masyarakat ditandai dengan
kelembagaan) dapat menjadi Peningkatan Usia Harapan Hidup
modal dasar menuju kemampuan (UHH) dengan menyediakan
dan kemandirian Iptek. pelayanan kesehatan secara
5. Peningkatan Budaya Iptek yang menyeluruh meliputi upaya
mampu mengubah cara pikir promosi kesehatan, pencegahan,
dan pola perilaku masyarakat diagnosa, penanganan penyakit,
sehingga mampu menciptakan pengelolaan penyakit, rehabilitasi,
teknologi baru yang sesuai dengan dan pelayanan paliatif termasuk
kebutuhan dan perkembangan pelayanan kesehatan mental dan
zaman. Upaya penguasaan, lanjut usia, serta memastikan
pemanfaatan, dan pemajuan Iptek status gizi penduduk lanjut usia
juga diarahkan untuk senantiasa yang cukup dan seimbang.
mengedepankan akal budi, nalar 3. Meningkatnya Akses bagi Seluruh
kemanusiaan, dan nilai-nilai luhur Penduduk dan Berbagai Golongan
budaya bangsa serta Iptek berbasis Usia, Kelompok Sosial Ekonomi
kearifan lokal. serta Penduduk di Seluruh
6. Pelembagaan Kerja Sama Wilayah Indonesia terhadap
Perguruan Tinggi – Swasta – Pelayanan Kesehatan yang
Pemerintah melalui Triple Helix Bermutu dan Merata.
akan berkembang menjadi 4. Meningkatnya Produksi Obat
N-Helix yang melibatkan dan Alat Kesehatan Dalam
N-pemangku kepentingan Negeri melalui kemampuan
(misalnya: perguruan tinggi, memproduksi obat dan alat
industri, pemerintah, masyarakat, kesehatan dengan bahan baku
individu). Kelompok masyarakat dalam negeri didukung oleh
(baik individu/filantropi maupun perkembangan teknologi
organisasi masrayakat nirlaba) kesehatan dan penelitian kesehatan
memiliki peranan penting dalam yang berkembang pesat terutama
mendorong munculnya kolaborasi penelitian di bidang penyediaan
antara perguruan tinggi, industri, obat dan alat kesehatan.
masyarakat dan pemerintah dalam
5. Penguasaan terhadap
mendorong inovasi-inovasi baru.
Teknologi dengan Pemanfaatan
Keanekaragaman Hayati
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 45

Indonesia Berkembang dan gaya hidup sehat. Kapasitas


Menjadi Unggulan dalam dalam penanganan pencemaran
Lingkup Asia dan Pasifik melalui lingkungan, mitigasi bencana dan
penguasaan teknologi baru di penanganan masalah kesehatan
bidang kedokteran dan kesehatan akibat bencana telah terinstitusi
dengan pemanfaatan dengan dengan baik.
tetap memperhatikan nilai-nilai
kemanusiaan. Kebudayaan
6. Terbangunan Sistem Pencegahan Pembangunan Kebudayaan
dan Penanggulangan Penyakit Tahun 2045 dilaksanakan melalui
secara Baik termasuk Penyakit 10 (sepuluh) sasaran dan strategi
Transnasional dan Ancaman pembangunan kebudayaan sebagai
Senjata Biologi, termasuk berikut:
pencegahan dan penanganan 1. Pancasila sebagai Falsafah Hidup
terorisme melalui senjata biologi Berbangsa yang dipraktikkan
telah terbentuk. dalam kehidupan berbangsa
7. Tetap Berperannya Puskesmas dan bernegara dapat mengatasi
sebagai Pusat Penggerak krisis kepribadian bangsa
Pembangunan Berwawasan dan memperkuat wawasan
Kesehatan, Pusat Pemberdayaan kebangsaan sehingga jati diri
Masyarakat, dan Pusat Pelayanan bangsa dan kepribadian nasional
Kesehatan Komprehensif di Strata tidak boleh terkoyak oleh konflik
Pertama dengan memperkuat sektarian dan pertikaian sosial.
kejelasan peran puskesmas beserta 2. Meningkatnya Penghargaan
jejaringnya. terhadap Keragaman yang
8. Terjaminnya Keberlangsungan melampaui batas-batas penge-
Jaminan Kesehatan Nasional lompokan etnis, ras, budaya, dan
dengan tetap merawat tatanan agama dalam naungan NKRI
tradisional dengan keluarga yang berdasarkan falsafah negara
memberikan jaminan dan bantuan Pancasila.
finansial kesehatan tidak boleh 3. Terbentuknya Karakter Bangsa
dihilangkan dan terus dipelihara. yang Kuat yang ditunjukkan
9. Kapasitas dalam Penanganan antara lain etos kemajuan, etika
Dampak Perubahan Iklim Sudah kerja, jujur, ramah, taat hukum
Tertata dengan Baik yang ditandai dan aturan, disiplin, tekun, dan
dengan akses terhadap air minum gigih—tidak mudah menyerah
dan sanitasi, hunian yang sehat dalam menghadapi berbagai
dan layak dalam lingkungan yang masalah dan tantangan. Dengan
sehat yang mampu mendorong demikian, pembangunan kebu-
46 Edisi 08 / Agustus 2018

dayaan menjadi sangat penting pulau dengan pelabuhan pemandu


dan sentral, sebagai bagian dari pelayaran internasional sehingga
upaya memperkuat karakter, mampu menopang wisata bahari
meneguhkan jati diri bangsa, dan sekaligus mensinergikan modal
memantapkan identitas nasional. budaya dan sumber daya maritim
4. Tersedianya Ruang bagi Budaya yang kaya untuk menjadi poros
Lokal-Identitas Daerah dalam maritim dunia.
NKRI yang mampu memberi 7. Meningkatnya Diplomasi Kebuda-
ruang yang cukup bagi tumbuhnya yaan dengan mengoptimalkan
nilai-nilai lokal, pengakuan atas kekayaan khazanah kebudayaan
keunikan lokalitas, dan keragaman untuk menjadi sarana yang efektif
budaya daerah, yang menemukan dalam mendinamisasi hubungan
saluran artikulasi melalui otonomi dan kerja sama internasional
dan desentralisasi sehingga melalui diplomasi budaya.
mampu menopang bangunan Diplomasi budaya merupakan
negara-bangsa majemuk dalam salah satu bentuk public
suatu konsensus nasional dalam diplomacy.
wujud NKRI. 8. Meningkatnya Sumbangan
5. Meningkatnya toleransi dan anti- Kebudayaan pada Pembangunan
diskriminasi dengan menumbuh dengan menekankan hubungan
kembangkan sikap individu dan yang erat dan saling terkait antara
kelompok masyarakat untuk kebudayaan dan pembangunan
bersedia hidup bersama dalam dengan tetap menjaga kelestarian
sebuah komunitas yang beragam kehidupan bumi dan manusia.
dan mengedepankan nilai-nilai 9. Mantapnya Pendidikan sebagai
utama: toleran, terbuka, inklusif, Jembatan Penghubung antar
bersih, disiplin, produktif, dan Kebudayaan dengan mengadopsi
inovatif. nilai-nilai kebajikan untuk
6. Meningkatnya Budaya dan
Wawasan Maritim dengan
meningkatkan konektivitas antar-
Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 47

memperkaya khazanah kebudayaan sendiri melalui pendidikan sehingga


mampu berfungsi dalam membangun kesepahaman antar-kebudayaan dalam
suatu relasi yang harmonis di dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

AFEO (ASEAN Federation of Engineering Organizations). 2013. Komposisi Jumlah


Insinyur ASEAN, dikutip dari Engineer Weekly, No.01, W.II, Febuari 2016
Bappenas, BPS dan UNFPA. 2016. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2045.
BPS. 2016. Survei Angkatan Kerja Nasional 2002-2016
Gardiner, Mayling Oey. 2016. Kesehatan Lansia. Makalah dipaparkan dalam
Expert Meeting 15 Agustus 2016.
Hales S et al. Lancet (online) 6 August 2002. http://image.thelancet.com/
extras/01art11175web.pdf
Hariyadi, Purwiyatno. 2016. Perkembangan Teknologi Pangan: Kaitannya dengan
Kesehatan. Makalah dipaparkan dalam Expert Meeting 12 Agustus 2016
Haryanto, Budi. 2016. Penyakit Terkait Lingkungan dan Dampak Perubahan Iklim.
Makalah dipaparkan dalam Expert Meeting 15 Agustus 2016.
Hoesein, Rushdy. 2016. Sejarah Kesehatan. Makalah dipaparkan dalam Expert
Meeting 12 Agustus 2016.
International Telecommunication Union (ITU). 2016. ICTs Development Index
(IDI)
Jones, G dan Mulyana, W. 2015. Urbanization in Indonesia. UNFPA Monograph
Series No. 4
Kementerian Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar.
Kementerian Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar.
Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar
Klaus Schwab. 2015.Global Competitiveness Index (GCI) 2015-2016. World
Economic Forum
Mason, A. 2013. Overview of Demographic Dividend
Partnership for 21st Century Skills.2008. 21st Century Skills, Education,
Competitiveness. Partnership for 21st Century
Salim, E., Adioetomo, S.M., Arifin, E.N., Nizam, dan Pratama, A. 2015. Indonesia’s
48 Edisi 08 / Agustus 2018

Population Dynamics and Sustainable Development. UNFPA Indonesia


Sangkot, Marzuki. 2016. Perkembangan Teknologi Kesehatan.
Scimago Instituion Rankings. 2016. Scimago Journal and Country Rank
Sukamdi dan Mujahid, G. 2015. Internal Migration in Indonesia. UNFPA
Monograph Series No. 3
United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population
Division. 2015. World Population Prospects: The 2015 Revision.
United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population
Division. 2014. World Urbanization Prospects: The 2014 Revision
WHO.2012. Global Health Estimates (GHE) 2012
WHO. 2014. Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles 2014
WHO. 2010. Global Status Report on Non-Communicable Diseases 2010
World Bank. 2016. https://data.worldbank.org/indicator

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai