Anda di halaman 1dari 12

Kuasa kebangkitan Yesus Kristus |

~ Perayaan Jumat Agung (kematian Yesus Kristus - red) dan Paskah (kebangkitan
Yesus Kristus - red) yang dilakukan oleh seluruh umat Kristen di seluruh dunia baru
saja dilewati. Dan saat ini kita berada pada hari-hari paska kebangkitan Yesus
Kristus. Dalam hari-hari ini menurut catatan Injil, Yesus Kristus paska kebangkitan-
Nya menampakkan diri kepada para murid berulang-ulang selama 40 hari, sebelum
Ia naik ke sorga. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus mewariskan kuasa kebangkitan
bagi kita. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus memberi kekuatan kepada kita untuk
bangkit. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus menaungi kita dalam perjalanan iman
dan pelayanan kita di dunia ini.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: Apa dampak kuasa kebangkitan
Yesus Kristus bagi kita? Kuasa kebangkitan Yesus Kristus memberi dampak dalam
beberapa hal, yaitu:

1. Memberi sukacita.
Penulis Injil Yohanes dalam Injilnya menulis demikian: "Dan sesudah berkata
demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-
murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan" - Yohanes 20:20. Peristiwa
kematian Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya telah membuat para murid hidup
dalam ketakutan, kecemasan dan kegelisahan. Hidup yang awalnya penuh sukacita
bersama Yesus dalam pelayanan bersama sebelum peristiwa penyaliban dan
peristiwa kebangkitan, kini bergantu dengan situasi dan kondisi yang mencekam.

Penulis Injil Yohanes menulis demikian tentang situasi mencekam yang diahapi,
demikian: "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah
murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena
mereka takut kepada orang-orang Yahudi" - Yohanes 20:19a. Tindakan tersebut
sangat beralasan, karena pemimpin-pemimpin agama Yahudi telah menuduh
bahwa para murid telah mencuri mayat Yesus dan dikuburkan di suatu tempat.
Mereka sangat ketakutan, sehingga di mana pun mereka berkumpul, mereka harus
mengunci pintu demi menjaga keamanan diri mereka dari para musuh Yesus.

Dalam situasi dan kondisi yang mencekam dan menakutkan itu, Yesus hadir di
tengah-tengah mereka. Penulis Injil Yohanes memaparkan peristiwa itu demikian:
"Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata:
"Damai sejahtera bagi kamu!" - Yohanes 20:19b. Kehadiran Yesus di tengah-tengah
para murid yang sedang dalam ketakutan bagaikan oase di padang tandus yang
memberi kesegaran, kesejukan dan kedamaian. Rasa takut menjadi lenyap.
Kecemasan dan kegelisahan terusir. Kini suasan berubah dalam sekejap. Hati para
murid melimpah dengan sukacita besar. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus memberi
sukacita bagi para murid dan juga tentunya bagi kita pada hari ini.

2. Memberi damai sejahtera.


Penulis Injil Yohanes berkaitan dengan damai sejahtera dari kuasa kebangkitan
Yesus Kristus, menulis demikian: "Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di
tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!". ... Maka kata
Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kau!" - Yohanes 20:19b, 21a. Pada waktu
Yesus Kristus di salibkan para mengalami ketakutan yang besar. Mereka tercerai
berai ketika Yesus di tangkap di Taman Getsemani. Petrus murid yang ada dalam
lingkaran pertama pun kehilangan kemampuan untuk ada di pihak Yesus. Petrus
menyangkal bahwa ia tidak mengenal Yesus. Dan ini berulang sampai tiga kali -
Matius 26:69-75; Lukas 22:56-62; Yohanes 18:15-18, 25-27. Murid-murid benar-benar
kehilangan damai sejahtera, kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan arah
hidup.

Namun, ketika Yesus Kristus bangkit, pada saat Yesus Kristus hadir di tengah-
tengah mereka, suasana menjadi sangat berbeda. Yesus Kristus yang bangkit bukan
saja memberi sukacita besar kepada mereka, tetapi juga melimpahkan damai
sejahtera kepada para murid. Rasa takut, rasa cemas, rasa gelisah sirna. Kini yang
ada ialah damai sejahtera karena Sang Sumber Damai Sejahtera ada di tengah-
tengah mereka. Sang Sumber Shalom menghadirkan kembali rasa damai itu bagi
murid-murid-Nya.

Bagi kita hari ini, apa yang membuat damai sejahtera kita hilang? Krisis
ekonomikah, penderitaankah, tentangankah, kesulitankah? Semua situasi itu sedang
Anda alami? Ingatlah ada Kabar Baik yaitu Yesus Kristus sudah bangkit. Kuasa
kebangkitan Yesus Kristus menaungi kita dan memberi damai sejahtera bagi kita.
Alamilah sekarang juga damai sejahtera dari Sang Sumber Shalom. Karena damai
sejahtera yang Dia berikan tidak sama dengan damai sejahtera yang diberikan oleh
dunia ini.

3. Memberi tugas baru.


Penulis Injil Yohanes menulis tentang tugas baru ini, demikian: "Maka kata Yesus
sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian
juga sekarang Aku mengutus kamu" - Yohanes 20:21. Yesus Kristus yang bangkit
bukan saja memberi sukacita besar dan damai sejahtera bagi para murid, tetapi
Yesus Kristus yang bangkit memberi tugas baru kepada mereka. Yesus Kristus yang
bangkit mengutus para murid sama seperti Bapa mengutus-Nya ke dalam dunia.
Artinya, tugas baru para atau misi baru para murid sama dengan misi Yesus Kristus
yang diutus oleh Bapa-Nya ke dalam dunia ini.

Tugas atau misi Yesus Kristus dalam menyediakan keselamatan hidup kekal bagi
setiap orang yang percaya kepada-Nya sudah tuntas dikerjakan. Tetapi tidak stop
misi penyelamatan hanya sampai di Yesus Kristus. Para murid ditugaskan untuk
membawa berita baik atau kabar baik kepada semua orang agar yang berdosa
kembali kepada Allah. Yesus Kristus yang bangkit memperlengkapi mereka dengan
kuasa Roh Kudus. Roh Kudus menjadi kawan sekerja para murid dalam tugas
pemberitaan Injil

Tentang hal tersebut, penulis Injil Yohanes menulis demikian: "Dan sesudah berkata
demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu
mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap ada" - Yohanes 20:22-23. Sebagaimana para murid
diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus dalam rangka pemberitaan Injil, demikian
juga dengan kita. Tugas marturia (memberitakan Injil damai sejahtera) adalah tugas
kita semua. Dan tugas ini kita terima bukan dari manusia, tetapi dari Sang
Juruselamat Yesus Kristus yang sudah mati dan bangkit. Alamilah kuasa
kebangkitan Yesus Kristus dalam tugas pemberitaan Injil kita.

Sebagai kesimpulan bagi kita ialah kuasa kebangkitan Yesus Kristus sangat penting
bagi kita di dalam perjalanan iman kita di bumi ini menuju kekekalan. Kita seharus
tetap bersyukur dalam hidup ini karena kita berimana kepada Yesus yang mati
menanggung hukuman dosa kita dan Yesus yang bangkit memberi kemenangan
kepada kita atas kuasa maut. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus bagi kita:

pertama, memberi suacita besar kepada kita; ketua, memberi damai sejahtera yang
tidak sama dengan yang diberikan oleh dunia kepada kita; ketiga, memberi tugas
yang baru kepada kita yaitu untuk memberitakan kabar baik, kabar pengampunan
dosa dan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Selamat mengalami kuasa
kebangkitan Yesus Kristus dalam hidup dan pelayanan kita. Amin.

Penampakan Tuhan Yesus |1 Korintus 15 : 1 - 11


– Firman Tuhan dalam 1 Korintus 15 adalah merupakan apologia (pembelaan)
Paulus tentang kebenaran kebangkitan Kristus, terhadap beberapa orang Korintus
yang masih mempertahankan gagasan Yunani, khususnya golongan Epikuros dan
Stoa yang menolak faham kebangkitan orang mati (Kisah Para Rasul 17:18 ).

Argumentasi Paulus tentang penampakan Tuhan Yesus didasarkan fakta-fakta


otentik yang bersumber dari Alkitab. Pemapran fakta-fakta tentang penampakan
Tuhan Yesus merupakan landasan teologi Paulus yang turut menentukan
dogmatikan iman Kristen. Paulus menyatakan beberapa konsekuensi serius
terhadap iman Kristen jika benar tidak ada kebangkitan – 1 Korintus 15:13-19.

Uraian tentang Yesus menampakan diri yang tercatat dalam 1 Korintus 15:5-9
adalah upaya Paulus untuk menyampaikan fakta dan saksi-saksi tentang kebenaran
kebangkitan Kristus. Dan tentunya bahwa sebagai orang perecaya kita tidak lagi
mempersoalkan tentang Kristus bangkit atau tidak? Iman kita telah bulat menerima
bahwa Kristus benar-benar bangkit dari antara orang mati dan telah menampakan
diri kepada murid-murid-Nya. Pertanyaannya bagi setiap kita adalah apa manfaat
penampakan diri Yesus bagi kita?

Menjawab pertanyaan ini, pertama-tama kita menyadari bahwa secara jasmani


Yesus tidak menampakan diri kepada setiap kita sehingga kita dapat melihat-Nya
dengan mata kepala kita sendiri sama seperti para saksi mata melihat Dia dengan
tubuh jasmani-Nya setelah kebangkitan-Nya sebagaimana yang dijelaskan oleh
Paulus dalam 1 Korintus 15:5-9. Karenanya melalui tema kita ini, ada dua hal yang
perlu kita renungkan pada kesempatan ini, yaitu: Apa makna pernyataan: “Yesus
menampakan diri dan apa manfaatnya bagi kita”.

1. Makna pernyataan “Yesus menampakan diri”.


Pernyataan ini memiliki dua aspek, yaitu aspek lahiria (jasmani) dan aspek spiritual
(pengalaman rohani). Aspek lahiria adalah suatu pengalaman yang hanya
berorientasi pada hal-hal lahiria atau jasmani, yaitu peristiwa kehadiran Yesus
secara fisik atau jasmani dalam bentuk tubuh manusia-Nya yang dapat dilihat
dengan mata jasmani bahkan tubuh jasmani-Nya itu dapat diraba (Yohanes 20:26-
27).

Sedangkan aspek spiritual (pengalaman rohani) adalah suatu peristiwa atau


momentum di mana Kristus hadir dalam diri seseorang atau beberapa orang dan
kehadiran-Nya tidak/ bukan secara fisik, tetapi Ia hadir dengan kuasa dan kasih-
Nya yang membawa pengaruh yang luar biasa sehingga melaluinya yang
bersangkutan mengalami titik balik kehidupan (perubahan hidup) yang luar biasa.

Momentum itu bagi mereka adalah waktu Tuhan atau Kairos (Perjumpaan secara
pribadi dengan Kristus). Pada momentum itu Yesus hadir dan berbicara melalui
firman-Nya dalam hati, dalam pikiran mereka, dan dalam hidup mereka, sehingga
mereka mengambil keputusan rohani penting.

Bagi saksi mata yang dicatat oleh Paulus dalam 1 Korintus 15:5-9, mereka
mengalami pengalaman kedua-duanya, yatiu Yesus hadir secara fisik bagi mereka
sehingga mereka melihat tubuh Yesus dengan mata jasmani dan juga mereka
mengalami kehadiran Yesus secara rohani dalam hidup mereka, yang membuat
mereka mengalami perubahan yang dahsyat.

Sedangkan kita memiliki pengalaman rohani (aspek spiritual), yaitu Yesus hadir
dengan kuasa dan kasih-Nya, berbicara dalam hati kita, pikiran kita, hidup kita
melalui firman-Nya, sehingga kita mengambil keputusan untuk bertobat, percaya
kepada-Nya dan mau melayani Dia, dan Yesus berkata: ”......”Berbahagialah mereka
yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29b).

2. Apa manfaat Yesus menampakan diri kepada kita?.


Untuk mengerti manfaat Yesus menampakan diri, marilah kita melihat pengalaman-
pengalaman tokoh-tokoh yang pernah mengalami lawatan-Nya.

Pertama, Saulus. Ia adalah seorang yang memiliki kebanggaan dan keyakinan yang
kuat terhadap ajaran agamanya, yaitu agama Yahudi, memiliki pemahaman yang
dalam lebih dari pada orang lain serta komitmen dan upaya yang luar biasa dalam
menjalankan syarat agamanya itu.

Namun setelah mengenal Yesus, ia memberi pernyataan yang luar biasa: ”Malahan
segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku,
lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan
semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan
berada dalam Dia bukan dengan kebenarku sendiri karena mentaati Hukum Taurat,
melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran
yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.” (Filipi 3:8-9).

Manfaat Yesus menampakan diri kepada kita adalah kita menemukan kebenaran
sejati di dalam Dia.

Kedua, Kefas/ Petrus. Ia adalah pribadi yang penuh inisiatif namun gegabah
bahkan pengecut, tetapi ketika Yesus menampakan diri dan memberikan tantangan
kepadanya secara khusus (Yohanes 21:15-19) maka ia menjadi pribadi yang luar
biasa; Berani dan dipakai Tuhan sehingga melalui pelayanannya banyak orang yang
bertobat (Kisah Para Rasul 2:14-4 dan 5) bahkan ia memberi diri menjadi martir bagi
Kristus. Manfaat Yesus manampkan diri kepada kita adalah menjadikan kita pribadi
yang berani menghadapi tantangan, memiliki pendirian yang teguh dan setia dalam
pelayanan.

Setiap orang percaya harus mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus
agar dapat menemukan kebenaran yang sejati di dalam Dia dan kebenaran itulah
yang mengubah hidupnya (memerdekakakannya), sehingga ia memiliki hidup yang
baru. Hidup yang berkenan dan memuliakan Allah serta hidup yang
berkemanangan.

Perjumpaan secara pribadi dengan Kristus dapat membentuk kita menjadi pribadi-
pribadi yang berani, setia dan militan dan melayani Tuhan bahkan berani
mempertaruhkan semuanya demi kejayaan Injil dan gereja Tuhan, demi keharuman
dan kehormatan Kritstus serta keselamtan jiwa-jiwa yang terhilang.Sudakah Yesus
menampakan diri kepada saudara sehingga suadara mengalami perjumpaan secara
pribadi dengan Dia?

Mengalami Kuasa Kebangkitan Kristus | Filipi 3 : 10


~ Landasan firman Tuhan untuk tema mengalami kuasa kebangkitan Kristus
diambil dari surat rasul Paulus keypad jemaat di kota Filipi, yaitu dalam Filipi 3:10.
Rasul Paulus terkait dengan mengalami kuasa kebangkitan Kristus, menulis dalam
pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menegaskan
demikian: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan
persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematianNya”.
Semua gereja di dunia merayakan kebangkitanNya. Apa dampak keyakinan bahwa
Yesus telah bangkit dari kematian bagi kita. Hal ini dimaksudkan agar perayaan
Paskah dan peringatan kebangkitan Tuhan Yesus jangan hanya sebagai
“kesempatan” bernostalgia” tentang cerita kebangkitan Tuhan. Kalau kita percaya
bahwa Tuhan Yesus hidup, maka keyakinan tersebut harus membawa pengaruh
dalam hidup ini.

Pertanyaan penting yang patut diajukan adalah: “Bagaimana mengalami kuasa


kebangkitan Kristus dalam hidup kita?” Berdasarkan firman Tuhan yang ditulis oleh
rasul Paulus dalam Filipi 3:10, maka ada beberapa hal penting yang harus kita
perhatikan terkait dengan mengalami kuasa kebangkitan Kristus, yaitu:

1) Kita berurusan dengan Allah yang hidup.


Ia bukan Allah yang mati, tetapi Allah yang hidup artinya memiliki mata yang
dapat melihat, telinga mendengar, kesadaran dan hati yang dapat merasa.
Perhatikan lagu” mata Tuhan melihat”, merupakan peringatan bahwa kita tidak
dapat ceroboh dengan perbuatan kita.

Sebab Tuhan melihat, mendengar dan hatinya bereaksi terhadap sikap dan tindak
tanduk kita. Menyadari hal ini kita tidak akan bersikap ceroboh, sebab penyertaan
Tuhan bukan hanya membuat kita tenang karena Dia melindungi dan menjaga
tetapi juga membuat kita berhati-hati sebab tindakan kita menimbulkan reaksi
perasaan Tuhan (Hub: Kej 6:5-6; Yes 7:13)

Kesadaran bahwa Ia adalah Allah yang hidup menggerakkan kita melayani Dia
dengan tulus dan sungguh-sungguh, kita tidak melayani Tuhan yang mati, tetapi
Tuhan yang hidup. Gerak hidup kita adalah pelayanan kepada Tuhan yang hidup.
Pelayanan disini tentu maksudnya adalah perbuatan baik kita kepada orang-orang
yang membutuhkan pertolongan (1 Tesalonika 1:9)

2) Kita berurusan dengan Allah sebagai Raja yang berkuasa.


Tuhan Yesus berkata, bahwa segala kuasa ada di tangan Tuhan (Mat 28:18-20; Band.
Ia duduk disebelah kanan Allah Bapa). Pemerintah dan pemimpin sebuah negara
bisa berganti-ganti, tetapi pemerintahan Allah tidak pernah diganti (Dan 2:44).

Bila kita percaya hal ini maka kita percaya bahwa semua dalam kontrol dan monitor
Tuhan yang sempurna., Alkitab berkata bahwa tidak akan seekor burung jatuh
diluar kehendak Bapa (Mat 10:29-31), bahkan rambut kepala kita pun terhitung
olehNya. Hal ini menunjukkan pemeliharaan dan perhatianNya yang sempurna.
Jadi kalau kita yakin sungguh-sungguh akan hal ini kita belajar bergantung kepada
Tuhan, bukan kepada sumber lain.

Kita harus percaya Allah kita bukan saja berkuasa tetapi juga baik. Kepercayaan
kepada Allah yang hidup, baik dan berkuasa akan membuahkan jiwa yang tenang.
Menggerakkan kita menghampiri Dia senantiasa sebab Dialah sumber kehidupan
ini.
Jadi kalau dunia disekitar kita mengalami gonjang ganjing, kalau hidup kita
mengalami gonjang ganjing (kesukaran dan kesulitan), hal itu terjadi untuk
kemuliaan namaNya demi kebaikan kita. Harus saudara pahami bahwa dunia ini
persinggahan sementara. Tempat pelatihan, persiapan dimana kita akan dibawa
kedalam Kerajaan Bapa. Ketika Stefanus diseret oleh musuh-musuh Injil, disana
Tuhan seperti tidak berdaya menolong stefanus. Tuhan bukannya tidak berdaya
tetapi Tuhan menghendaki demikian, sebab dengan cara demikian Stefanus menjadi
martir (Kis 7:55).

Kuasa Kebangkitan Kristus : Kita Menjadi Pemenang | Filipi 3 : 10 - 11

"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan


persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang
mati." (Filipi 3:10-11). Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hubungan
dengan Allah terputus, keadaan rohani manusia yang sebenarnya telah mati dan
perlu penebusan atas dosa manusia agar hubungan dengan Allah dapat dipulihkan.

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,"
(Roma 3:23). Syukur kepada Allah bahwa Dia telah mengaruniakan anak-Nya yang
tunggal, yaitu Yesus Kristus, agar kita semua yang percaya kepada-Nya tidak binasa
melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Selain menerima keselamatan
dari Kristus, kita juga menerima kuasa kebangkitan-Nya. Kuasa kebangkitan-
Nyalah yang akan menyembuhkan kita dari sakit penyakit, memberi kekuatan
kepada yang lemah, memberi jalan keluar atas setiap masalah, mengadakan
mukjizat dengan menjadikan yang tidak ada menjadi ada dan mengalahkan setiap
pekerjaan si Iblis.

Bagaimana agar kita dapat hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus? :

1. "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20a). Rasul Paulus telah menyalibkan
segala keinginan daging dan segala hawa nafsunya di dalam dirinya. Walaupun
dibesarkan dan hidup sebagai orang terpelajar dan mengetahui serta menguasai
banyak hal, tetapi dia menanggalkan segala keberadaannya dan membiarkan
Kristus menguasai hidupnya.

Segala hal yang sebelumnya dia anggap berharga, justru dia anggap sampah oleh
karena pengenalannya akan Kristus. Pengenalan akan Kristus menjadi prioritas
utama dalam hidupnya sehingga Tuhan memimpin dan menuntun hidupnya, serta
memakai kehidupan Paulus dengan luar biasa. Biarkan Kristus yang hidup dan
menjadi raja dalam hidup kita. Singkirkan segala keangkuhan dan kesombongan
hidup kita agar Kristus dapat menjadi nyata dalam hidup kita. Tuhan akan
membawa kita masuk ke dalam rencana-Nya yang indah dan memakai kehidupan
kita menjadi saksi dan teladan bagi banyak orang.

2. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan


yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5). Inilah kunci bagaimana Yesus
dapat menanggalkan segala ke-Allah-an-Nya untuk menjadi manusia, merendahkan
diri-Nya, rela dihina, direndahkan, disiksa, dan bahkan sampai mati di kayu salib
yang diperuntukkan bagi orang-orang jahat. Keinginan-Nya sebagai manusia
dinyatakan-Nya pada saat Dia berdoa di taman Getsemani.

Dia berdoa kepada Allah Bapa agar melalukan cawan yang harus diminum-Nya.
Akan tetapi, Dia juga berdoa supaya bukan kehendak-Nya sendiri yang jadi,
melainkan kehendak Bapa di surga. Hiduplah dalam firman Tuhan, dan biarkan
Kristus menguasai dan menuntun hidup kita. Belajarlah peka akan kehendak Bapa
dalam hidup kita. Latihlah kepekaan dengan lebih banyak lagi membaca dan
merenungkan firman Tuhan. Dengan begitu, kita akan lebih mengerti lagi pikiran
dan perasaan dari Kristus.

Cobaan yang begitu berat, perselisihan, pertengkaran, segala kekecewaan, dan


berbagai masalah apa pun dapat diatasi ketika kita memakai pikiran dan perasaan
Kristus. Kita dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh semangat. Hidup kita
akan menjadi berkat bagi banyak orang. Kita juga tidak lagi mementingkan diri
sendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan orang lain, sama seperti Kristus
yang rela berkorban bagi manusia.
3. "Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya." (1 Korintus
15:27a). Kebangkitan Kristus sekaligus mendeklarasikan bahwa kematian dan maut
tidak dapat menguasai diri-Nya. Kebangkitan-Nya dari kubur menyatakan bahwa
Kristus dapat menaklukkan kuasa maut. "... Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-
lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:17b-
18). Iblis adalah bapa penipu, dan dia akan selalu menipu kita dengan segala tipu
muslihatnya. Iblis tidak suka jika kita menerima keselamatan dari surga, dan dia
akan berusaha dengan segala cara untuk dapat menarik kita untuk jatuh kembali
kepada dosa.

Segala tuduhan yang muncul dari dalam pikiran kita merupakan salah satu cara
Iblis agar kita tidak menggunakan kuasa yang telah diberikan kepada kita (Kisah
Para Rasul 1:8). Iblis akan selalu membuat kita merasa tidak layak dan kalah dalam
setiap pergumulan kita. Jangan mau diperdaya oleh Iblis karena Yesus Kristus telah
menang untuk memberi kita kemenangan. Cukup satu kali saja karya salib Kristus,
dan kita menjadi menang untuk selamanya. Singkirkan segala keraguan dan
tudingan yang muncul dalam pikiran kita, yakinlah dan gunakan kuasa yang telah
diberikan kepada kita untuk mengalahkan musuh sehingga kita dapat berkata, "Hai
Iblis, kau tidak berhak lagi menganggu hidupku!"

"... Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu?
Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:54b-55). Kebangkitan Kristus
memberikan kita keselamatan sekaligus kuasa untuk menjalani hidup ini sebagai
pemenang. Mari raih kemenangan itu dengan hidup berjalan bersama Kristus.
Haleluya!

Bangkit untuk Hidup yang Kekal (Fil. 3:10-11; Kol. 2:11-15)

Pendahuluan
Alkitab menasihati agar kita terus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Orang
yang dewasa dalam iman adalah yang terus bertumbuh dalam pengenalan yang
berkelanjutan akan Allah.

Isi
Di dalam Filipi 3:10-11 ada tiga hal yang Paulus kehendaki di dalam hidupnya,
dan seharusnya itu juga menjadi kerinduan kita.
1. Mengenal Allah (ay. 10).
Pengenalan kita akan Allah mempengaruhi jalan pikiran dan tindakan-tindakan kita
dalam hidup ini. Orang yang tidak mengenal Allah menjalani kehidupan yang
bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan. Orang yang mengenal Allah
dibaharui di dalam hati dan pikirannya, sehingga mereka dapat menyesuaikan
pikiran dan tindakan mereka dengan pikiran dan kehendak Allah.
Pengenalan yang benar akan Allah, juga akan mempengaruhi iman atau
kepercayaan kita kepada Dia. Misalkan saudara mengenal dua orang teman si A dan
si B. Si A adalah teman yang saudara kenal seorang kaya dan murah hati. Ia selalu
senang memberi pertolongan kepada orang susah dan memberi bantuan secara
berlimpah-limpah dari kekayaannya. Sementara si B adalah teman yang saudara
kenal sebagai orang kaya yang sangat pelit. Ia tidak mau menolong orang yang
sedang susah. Suatu kali saudara dalam keadaan susah dan membutuhkan
pertolongan. Tentu saja saudara akan lebih berani dan lebih mungkin datang kepada
si A bukan? Demikian juga bila saudara mengenal Allah sebagai Bapa yang penuh
kasih dan murah hati, tentu saudara akan penuh keberanian datang menghadap-
Nya bukan?
Itulah sebabnya Paulus, berkata, “Yang kukehendaki adalah mengenal Dia” (Fil.
3:10). Mengapa Paulus punya kerinduan yang sangat besar untuk mengenal Allah?
Karena ia tahu bahwa pengenalan-Nya akan Allah akan mempengaruhi pikiran,
tingkah laku dan imannya selama di dunia ini.

2. Mengalami persekutuan dengan penderitaan atau kematian Kristus (ay. 10).


Yang dimaksud Paulus mengalami persekutuan dengan penderitaan atau kematian
Kristus adalah menderita seperti Kristus dan menderita bagi Kristus. Kita tahu
bahwa Paulus mengalami banyak penderitaan saat memberitakan Injil dan saat
melayani orang-orang percaya. Kita pun seharusnya memiliki sikap yang sama, siap
menderita seperti Kristus dan siap menderita bagi Kristus dalam pemberitaan Injil
maupun saat melayani saudara-saudari seiman kita.

3. Mengenal kuasa kebangkitan-Nya (ay. 10).


Kristus tidak tetap dalam kematian. Setelah menderita dan mati, Kristus bangkit dan
mengalahkan maut. Setelah menderita Kristus dimuliakan melalui kebangkitan-
Nya.
Paulus ingin juga mengalami kuasa kebangkitan Kristus, yaitu kuasa di mana
setelah kematian dan penderitaan lalu berkemenangan dan dimuliakan.
Masa depan akan suram apabila yang ada hanyalah penderitaan dan kematian.
Tetapi masa depan akan menjadi indah, apabila setelah penderitaan ada
kemenangan dan kemuliaan. Di dunia ini pun, kita bisa melihat banyak orang yang
setelah berjuang dalam penderitaan yang panjang, kemudian mereka menikmati
keberhasilan dan kemuliaan. Paulus pun ingin mengalami hal demikian dalam
persekutuan-Nya dengan Kristus. Baik penderitaan-Nya, tetapi kemudian
kemenangan dan kemuliaan-Nya. Seorang penulis Kristen pernah berkata, “Tidak
ada mahkota tanpa salib atau penderitaan.” Orang-orang yang tahu pasti bahwa di
balik penderitaan akan ada kemenangan, kemuliaan dan mahkota, pasti akan
menjalani hidup ini dengan optimis.

Kesimpulan
Betapa luar biasanya dampak dari pengenalan kita akan Allah. Itu akan
mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan iman kita. Karena itu, kita harus
senantiasa merindukan pengenalan yang berkelanjutan akan Allah di dalam
kehidupan kita setiap hari. Selain itu betapa pentingnya untuk kita mengalami
persekutuan dengan penderitaan dan kebangkitan Kristus. Yaitu kesediaan untuk
menderita seperti Kristus dan menderita bagi Kristus. Sebab setelah penderitaan
akan ada kemenangan, kemuliaan dan mahkota.

Anda mungkin juga menyukai