Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 6, Juni 2019, hlm. 6125-6132 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi dan Perbaikan Proses Bisnis Layanan Pengaduan Masyarakat


pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo
menggunakan Metode Business Process Improvement (BPI)
Jesy Thesalonica Mononimbar1, Nanang Yudi Setiawan2, Andi Reza Perdanakusuma3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1jesycha@student.ub.ac.id, 2nanang@ub.ac.id, 3andireza@ub.ac.id

Abstrak
Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pusat Pelayanan Pengaduan
Masyarakat. Pusat Pelayanan Pengaduan Masyarakat (P3M) dibentuk dengan tujuan peningkatan
layanan informasi publik Kabupaten Sidoarjo. P3M merupakan bagian dari kegiatan operasional Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo. Dalam menjalankan proses bisnis, masih terdapat
beberapa potensi kesalahan yang dapat mempengaruhi kinerja proses bisnis sehingga tidak optimal.
Waktu pengerjaan yang melebihi Standard Operational Procedure (SOP) yang telah disepakati, hasil
tanggapan pengaduan yang kurang jelas dijawab oleh siapa, dan pelapor terlambat mengetahui hasil
tanggapan. Oleh karena itu diperlukan analisis dan evaluasi proses bisnis saat ini untuk mengatasi
permasalahan serta melakukan perbaikan pada proses bisnis agar lebih optimal. Penelitian ini
menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk melakukan analisis
permasalahan dan evaluasi proses bisnis serta menggunakan metode Business Process Improvement
(BPI) untuk melakukan perbaikan proses bisnis. Proses bisnis saat ini (as-is) dan rekomendasi (to-be)
dimodelkan menggunakan Business Process Modelling and Notation (BPMN) dan dilakukan simulasi.
Pada hasil simulasi time analysis proses bisnis penerimaan pengaduan masyarakat saat ini (as-is) dan
rekomendasi proses bisnis penerimaan pengaduan masyarakat (to-be) didapatkan peningkatan waktu
rata-rata hingga 30.62%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rekomendasi proses bisnis mampu
mengoptimalkan kinerja proses bisnis.
Kata kunci: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Business Process Improvement (BPI), Business Process
Modelling and Notation (BPMN), simulasi proses bisnis
Abstract
Based on the Sidoarjo Regent Regulation Number 22 of 2015 concerning the Community Complaint
Service Center. To improve information services by the Sidoarjo Regency government, the Sidoarjo
Regency Community Complaints Service Center (P3M) was formed. P3M is part of the operational
activities of the Department of Communication and Information of Sidoarjo Regency. In running the
business process, there are still some potential errors that can affect the performance of the business
processes that lead to non-optimal. Time goes by several processes that exceed the Standard Operating
Procedure (SOP) has been agreed, the results of the responses that were not clear were answered by
whom, and the reporter is late knowing the results of the complaint response. Therefore it is necessary
to analyze and evaluate current business processes to overcome problems. This study uses Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) to perform problem analysis and evaluation of business processes and
using Business Process Improvement (BPI) for the improvement of business processes. Current business
processes (as-is) and recommendations (to-be) are modeled using Business Process Modeling and
Notation (BPMN) and then performed a simulation. On the results of the time analysis simulation of the
business process of as-is acceptance of public complaints and recommendations for the business process
of receiving public complaints (to-be), the average time increase is up to 30.62%. So it can be concluded
that business process recommendations are able to optimize business process performance
Keywords: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Business Process Improvement (BPI), Business Process
Modelling and Notation (BPMN), business process simulation

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 6125
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6126

Mode and Effect Analysis (FMEA). Alasan


1. PENDAHULUAN menggunakan Metode FMEA adalah karena
Dinas Komunikasi dan Informatika metode ini dapat menghasilkan nilai Risk
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu dinas Priority Number (RPN) yang akan digunakan
yang memiliki tugas membantu Bupati sebagai penentuan prioritas masalah. Setelah
menjalankan pemerintahan khususnya pada mengetahui aktivitas mana yang bermasalah
bidang komunikasi dan informatika, statistik dan serta dampak dari permasalahan tersebut, maka
persandian serta Tugas Pembantuan yang selanjutnya akan dilakukan perbaikan pada
diberikan kepada Kabupaten. Sesuai dengan proses bisnis menggunakan metode Business
Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 22 Tahun Process Improvement (BPI). Metode ini dipilih
2015 tentang Pusat Pelayanan Pengaduan karena memiliki 12 tools streamlining yang
Masyarakat, bahwa untuk pemberdayaan dapat memudahkan dalam pemangkasan dan
masyarakat dalam menjalankan fungsi kontrol pengoptimalan proses bisnis.
perlu dibentuk wadah penyaluran aspirasi dan
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
kritik kepada pemerintah sebagai penyedia
layanan yaitu Pusat Pelayanan Pengaduan
2.1 Evaluasi Proses Bisnis
Masyarakat Kabupaten Sidoarjo (P3M). P3M
memiliki asas transparansi, tidak memihak, Menurut Weske (2012), evaluasi
kemandirian, non-diskriminasi, akuntabilitas, merupakan salah satu tahapan dalam business
kebenaran, keadilan dan kerahasiaan. P3M process lifecycle. Jika diartikan secara harfiah,
merupakan bagian dari kegiatan operasional “evaluation” adalah kata serapan dari Bahasa
Diskominfo Kabupaten Sidoarjo yang berada Indonesia yang berarti penilaian atau penaksiran
dibawah Seksi Layanan Informasi Publik (Echols & Hassan, 2000). Proses evaluasi tidak
merupakan bagian di dalam Bidang Pengelolaan dilakukan secara tiba-tiba, melainkan dilakukan
Informasi dan Komunikasi Publik. penilaian secara bertahap, konsep sudah
Dalam praktiknya, P3M Kabupaten terdefinisi dan terencana (Tague-Sutclife, 1996).
Sidoarjo menampung semua keluhan yang Pada tahap ini, setiap aktivitas dilakukan
ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten pemantauan dengan tujuan mengidentifikasi
Sidoarjo yang kemudian akan ditindak lanjuti kualitas model proses bisnis baik dalam waktu
dan hasilnya akan dibagikan melalui media. maupun sumberdaya. Sehingga menghasilkan
Proses bisnis pada P3M Kabupaten Sidoarjo sebuah penilaian terhadap aktivitas yang
belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan dipantau tersebut.
benar. Proses bisnis merupakan konsep penting
untuk memfasilitasi antar sumberdaya dalam 2.2 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
organisasi yang saling berkolaborasi secara Menurut Carlson (2012), FMEA adalah
efektif (Weske, 2012). Berdasarkan informasi metode yang dirancang untuk mengidentifikasi,
yang diberikan oleh narasumber di P3M memahami, menilai potensi permasalahan,
Kabupaten Sidoarjo pada bulan Maret tahun penyebabnya serta dampak dari permasalahan
2019, masih terdapat beberapa permasalahan tersebut dan memprioritaskan masalah untuk
seperti beberapa proses yang memiliki waktu dilakukan tindakan korektif atau perbaikan bagi
melebihi SOP yang sudah disepakati, hasil masalah yang paling serius berdasarkan RPN.
tanggapan pengaduan yang kurang jelas dijawab Evaluasi dilakukan dengan menganalisis setiap
oleh siapa, dan pelapor terlambat menerima hasil aktivitas didalam proses bisnis untuk
tanggapan pengaduan. Beberapa permasalahan menemukan potensi permasalahan kemudian
tersebut dapat menyebabkan proses bisnis tidak akan dinilai berdasarkan nilai severity,
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. occurency, dan detection sehingga akan
Dari permasalahan yang telah disebutkan menghasilkan nilai RPN. Tidak ada target nilai
maka diperlukan analisis dan evaluasi pada RPN untuk FMEA, semua bergantung pada tim
seluruh aktivitas dalam proses bisnis yang evaluasi dan organisasi untuk memutuskan harus
berjalan saat ini. Untuk mengetahui aktivitas melakukan perbaikan seberapa jauh
mana yang bermasalah dilakukan evaluasi (McDermott, 2009).
proses bisnis dengan cara mencari akar
permasalahan. Metode yang digunakan untuk 2.3 Business Process Improvement (BPI)
mengevaluasi pada penelitian ini adalah Failure
BPI merupakan metode yang didalamnya

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6127

berisi tentang strategi sistematis dengan tujuan 3. METODOLOGI PENELITIAN


mencapai peningkatan proses bisnis sehingga
menghasilkan proses yang optimal dan efektif Studi Literatur
bagi organisasi (Harrington, 1991). BPI
menyediakan sistem yang membantu dalam
Identifikasi Organisasi
proses menyederhanakan dan merampingkan
proses bisnis sambil mempertimbangkan yang
diterima oleh pelanggan adalah baik. Tujuan Pemodelan Proses Bisnis
utama dari BPI adalah untuk membuat proses
lebih efektif, efisien dan mudah untuk Analisis dan Evaluasi
beradaptasi dengan berbagai kondisi pelanggan Proses Bisnis
maupun kebutuhan bisnis (Harrington, 1991).
BPI mempunyai 5 tahapan pelaksanaan yaitu : Pemodelan Rekomendasi
Proses Bisnis
1. Organizing For Improvement
2. Understanding The Process Perbandingan Proses
3. Streamlining Bisnis

4. Measurements and Controls


Kesimpulan dan Saran
5. Continuous Improvement
Pada penelitian ini hanya sampai dengan
tahap ketiga dalam pelaksanaan BPI yaitu Gambar 1. Metodologi Penelitian
tahaapan streamlining. Streamlining merupakan Gambar 1 menunjukkan tahapan yang
fase penyederhanaan proses bisnis. Terdapat 12 dilakukan dalam penelitian ini. Pada langkah
tools yang dapat digunakan dalam perbaikan studi literatur dilakukan dengan cara
proses bisnis dengan menyarankan mempelajari teori-teori yang terkait dengan
pemangkasan aktivitas yang tidak memiliki nilai proses bisnis, analisis dan evaluasi proses bisnis
tambah ataupun aktivitas yang berlebih. Setelah serta metode-metode yang terkait berasal dari
dilakukan streamlining, diharapkan terjadi paper-paper dan buku. Dalam melakukan
perubahan yang signifikan pada proses bisnis penelitian, terlebih dahulu harus memahami
sehingga menjadi lebih efektif, efisien dan organisasi yang ingin diteliti agar dapat
mampu beradaptasi. Hasil dari streamlining mengidentifikasi proses bisnis yang berjalan saat
dapat memberikan saran bentuk aliran proses ini, struktur organisasi serta visi dan misi.
bisnis yang paling lancar, memiliki daya tahan Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam
pada proses dengan usaha minimum penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu
(Harrington, 1991). Berikut tools Streamlining wawancara dan observasi. Berdasarkan proses
yang terdapat pada BPI yang biasa digunakan identifikasi proses bisnis maka akan dilakukan
dan sudah terbukti berhasil menurut Harrington pemodelan proses bisnis yang berjalan saat ini
(1991) yaitu: menggunakan notasi Business Process Model
1. Bureaucracy Elimination and Notation (BPMN). Dari model proses bisnis
2. Duplication Elimination yang berjalan saat ini akan dilakukan analisis
dan evaluasi pada setiap aktivitas dalam proses
3. Value-added Assessment bisnis untuk mengetahui permasalahan yang ada
4. Simplification pada proses bisnis. Analisis dan evaluasi
5. Process cycle-time Reduction dilakukan dengan menggunakan metode FMEA
6. Error Proofing untuk mencari potensi masalah yang akan
maupun sudah terjadi pada proses bisnis P3M
7. Upgrading serta dampak yang diakibatkan. Pada tahap ini,
8. Simple Language semua risiko dipetakan kedalam tabel yang
9. Standarization kemudian akan dihitung nilai RPN nya untuk
10. Supplier Partnership mengetahui risiko yang memiliki peringkat
tinggi. Tahapan selanjutnya setelah
11. Big Picture Improvement
mendapatkan daftar risiko dengan peringkat
12. Automation and/or mechanization tinggi adalah membuat rekomendasi proses
bisnis P3M yang baru berdasarkan hasil analisis

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6128

dan evaluasi proses bisnis. Dengan rekomendasi pemerintahan Sidoarjo. Pengaduan yang
proses bisnis tersebut diharapkan dapat diterima dapat berupa laporan terkait pelayanan,
meningkatkan proses bisnis P3M sehingga lebih fasilitas/sarana, dan pemerintahan Sidoarjo.
efektif dan efisien. Pemodelan rekomendasi Masyarakat dapat mengaduakan laporannya
proses bisnis ini dilakukan setelah selesai proses melalui website www.p3m.sidoarjokab.go.id
streamlining dengan menggunakan 12 tools atau dengan mendatangi kantor P3M secara
yang sudah disediakan. Setelah dilakukan langsung. Pada P3M terdapat 5 proses bisnis
pemodelan proses bisnis rekomendasi, maka yang berjalan saat ini, yaitu :
dilakukan simulasi kedua proses bisnis yaitu 1. Penerimaan pengaduan
proses bisnis saat ini (as-is) dan proses bisnis
2. Pelaporan pengaduan
rekomendasi (to-be) sehingga mendapatkan
hasil perbandingan antara keduanya . Hasil dari 3. Tindak lanjut pengaduan
rekomendasi proses bisnis harus lebih baik 4. Rekap pengaduan bulanan
dibandingkan dengan yang sudah ada 5. Menyampaikan surat teguran
sebelumnya sehingga membuktikan bahwa
perbaikan proses bisnis mampu membuat proses Berdasarkan mekanisme pengaduan yang
bisnis menjadi lebih optimal. Pada tahapan ada pada website P3M Kabupaten Sidoarjo
terakhir akan dilakukan penarikan kesimpulan setelah pengaduan diterima maka akan
yang didapatkan dari hasil analisis dan evaluasi diverifikasi kelayakannya dengan memeriksa
serta perbaikan peroses bisnis yang telah seluruh kelengkapan identitas pelapor dan isi
dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian keluhan atau aduan maka akan didistribusikan ke
selanjutnya memberikan saran berupa setiap satuan kerja. P3M mempunyai waktu 1
rekomendasi perbaikan proses bisnis yang dapat (satu) hari untuk memverifikasi dan
dilakukan agar dapat meningkatkan proses bisnis mendistribusikan pengaduan yang diterima ke
P3M. satuan kerja (Bidang). Setiap Bidang yang
menerima pengaduan, melalui Admin OPD,
4. HASIL PENELITIAN berkewajiban untuk memberikan respon
tanggapan atas pengaduan tersebut dalam waktu
4.1 Identifikasi Organisasi kurang dari 7 hari kerja terhitung sejak tanggal
pengaduan didistribusikan. Setelah mengetahui
Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo alur proses bisnis, deksripsi proses bisnis serta
Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pusat Pelayanan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas
Pengaduan Masyarakat, P3M mempunyai tugas maka akan dilakukan pemodelan proses bisnis
membantu menyelesaikan masalah terkait menggunakan notasi Business Process
pengaduan masyarakat terhadap Modelling Notation (BPMN).
penyelenggaraan pelayanan umum oleh
pemerintah daerah dan perangkatnya, 4.2 Evaluasi Proses Bisnis Saat Ini
memfasilitasi pengaduan masyarakat dalam
bentuk menerima pengaduan, mengonfirmasi Setelah mengidentifikasi organisasi dan
aduan, melakukan mediasi, mempublikasikan melakukan pemodelan proses bisnis saat ini (as-
aduan dan memberikan laporan kepada Bupati. is) maka akan dilakukan evaluasi pada setiap
P3M memiliki visi misi antara lain memiliki aktivitas didalam proses bisnis. Evaluasi
pelayanan yang cepat, ramah dan tanggap, dilakukan menggunakan metode FMEA untuk
mengembangkan teknologi informasi di seluruh mengetahui aktivitas mana yang bermasalah
OPD Sidoarjo, mewujudkan Sidoarjo yang sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
inovatif, mandiri, sejahtera dan berkelanjutan proses rekomendasi perbaikan proses bisnis.
serta mewujudkan good governance. Seluruh kemungkinan permasalahan dan
P3M Sidoarjo dibentuk dan beroperasi dampak dari permasalahan akan dipetakan pada
sejak tahun 2004 namun peresmiannya sejak tabel kemudian akan dinilai severity, occurrence
tahun 2005. Dalam penerapannya, P3M Sidoarjo dan detection untuk mendapatkan nilai RPN.
berkoordinasi dengan seluruh OPD di Sidoarjo Setelah mendapatkan nilai RPN maka akan
dengan jaringan intranet yang disebut dengan dilakukan pemeringkatan pada masing-masing
bako. P3M adalah Pusat Pelayanan dan aktivitas. Pada proses bisnis penerimaan
Pengaduan Masyarakat untuk warga Sidoarjo pengaduan masyarakat terdapat tiga aktivitas
maupun warga luar Sidoarjo yang masih dalam yang memiliki nilai RPN tertinggi, pada proses
bisnis pelaporan pengaduan masyarakat terdapat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6129

dua aktivitas yang memiliki nilai RPN tertinggi, didapatkan dari anailisis dan evaluasi
pada proses bisnis tindak lanjut pengaduan menggunakan metode FMEA selanjutnya akan
masyarakat terdapat dua aktivitas yang dilakukan proses streamlining atau proses
mendapatkan nilai RPN tertinggi, pada proses penyederhanaan proses bisnis. dengan bantuan
bisnis rekap pengaduan bulanan terdapat satu 12 tools streamlining yang terdapat pada metode
aktivitas yang memiliki nilai RPN tertinggi dan BPI.
pada proses bisnis memberikan surat teguran
terdapat satu aktivitas yang memiliki nilai RPN 4.3 Rekomendasi Perbaikan Proses Bisnis
tertinggi. Nilai RPN tertinggi menunjukkan Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
prioritas bahwa aktivitas didalam proses bisnis proses bisnis saat ini (as-is) menggunakan
tersebut memiliki potensi masalah dan harus FMEA maka dapat diketahui nilai RPN pada
segera diperbaiki ataupun diminimalisir guna setiap aktivitas di dalam proses bisnis. Aktivitas
meningkatkan kualitas kinerja proses bisnis. yang sudah diketahui memiliki nilai RPN
Sebuah kualitas dapat terbentuk dari tertinggi pada proses bisnis, selanjutnya akan
perbandingan antara dua hal, yaitu dari persepsi dilakukan proses streamlining. Pada tahapan ini
konsumen atas apa yang mereka terima dengan dilakukan penyederhanaan, sesuai dengan tools
apa yang diinginkan (Parasuraman et al., 1990). streamlining yang terdapat pada metode BPI.
Tabel 1. RPN Tertinggi Setiap aktivitas yang bermasalah akan dilakukan
pemilihan jenis streamlining yang sesuai.
Proses Potensi Kesalahan RPN
Tabel 2. Rekomendasi Perbaikan Proses Bisnis
Kesalahan dalam pengisian
form dengan tidak Aktivitas Awal Jenis Streamlining
menyertakan identitas dan 80
Mengisi form pengaduan Error Proofing
detail pengaduan tidak
lengkap Mendapatkan tracking ID Upgrading
Penerimaan
Pengaduan Lupa untuk mencatat Memberi tahu hasil verifikasi
80 Upgrading
Masyarakat nomor tracking ID pengaduan

Admin P3M lupa Menerima laporan pengaduan Upgrading


mengirimkan notifikasi Menerima kembali laporan
80 Upgrading
melalui email maupun pengaduan
nomor telepon pelapor Meneruskan hasil tanggapan
Standardization
pengaduan
Pelaporan
Tidak mengetahui ada
Pengaduan 64 Mengirim hasil tanggapan Upgrading
laporan pengaduan
Masyarakat Memeriksa dokumen pengaduan
Standardization
Terlambat menerima bulanan
laporan pengaduan yang 64 Memeriksa dokumen pengaduan Duplication
salah disposisi bulanan elimination
Kesalahan dalam Mengirim tanggapan pengaduan
Tindak Lanjut mengirimkan hasil 64 Standardization
yang sudah ada
Pengaduan tanggapan
Masyarakat Tabel 2 menunjukkan rekomendasi
Tidak memberitahukan
perbaikan proses bisnis dengan jenis
pelapor tentang hasil
64 streamlining yang akan digunakan. Selanjutnya
tanggapannya melalui
email atau nomor telepon akan dilakukan pemodelan rekomendasi
perbaikan proses bisnis, dapat berupa aktivitas
Data tidak sesuai dengan yang ditambahkan, diubah, dan dihilangkan pada
Rekap 64
yang ada di website
Pengaduan proses bisnis. Pada proses bisnis penerimaan
Bulanan Data tidak sesuai dengan
64 pengaduan masyarakat diterapkan jenis
yang ada di website streamlining error proofing dan upgrading.
Menyampaikan
Laporan pengaduan hilang 60
Pada proses bisnis pelaporan pengaduan
surat teguran masyarakat diterapkan jenis streamlining
Tabel 1 menunjukan potensi kesalahan upgrading. Pada proses bisnis tindak lanjut
yang memiliki nilai RPN tertinggi berdasarkan pengaduan masyarakat diterapkan jenis
hasil analisis dan evaluasi setiap aktivitas pada streamlining standardization dan upgrading.
proses bisnis. Berdasarkan hasil nilai RPN yang Pada proses bisnis rekap pengaduan masyarakat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6130

Gambar 2. Pemodelan Proses Bisnis Penerimaan Pengaduan Masyarakat Saat Ini (As-Is)

Gambar 3. Pemodelan Rekomendasi Proses Bisnis Penerimaan Pengaduan Masyarakat (To-Be)


bulanan diterapkan jenis streamlining keterangan penolakan pengaduan dengan tombol
standardization dan duplication elimination. menolak pengaduan untuk diproses karena sudah
Selanjutnya pada proses menyampaikan surat ada format template penerimaan atau penolakan
teguran diterapkan jenis streamlining pengaduan. Menghilangkan menyiapkan laporan
standardization. Rekomendasi proses bisnis (to- detail pengaduan karena dapat dilakukan secara
be) akan dimodelkan menggunakan notasi otomatis oleh sistem. Aktivitas mengirim hasil
BPMN. verifikasi pengaduan melalui email dan nomor
Pada gambar 2 menunjukkan diagram telepon pelapor yang sebelumnya hanya
BPMN proses bisnis penerimaan pengaduan dilakukan ketika pengaduan ditolak, menjadi
masyarakat saat ini (as-is). Sedangkan diagram dilakukkan otomatis dengan menekan tombol
BPMN rekomendasi proses bisnis (to-be) verifikasi diterima atau ditolak pada sistem
ditunjukkan pada gambar 3. Aktivitas mengisi sehingga sistem akan secara otomatis
form pengaduan diperbaiki dengan membuat mengirimkan notifikasi kepada pelapor.
format form pengaduan wajib diisi pada bagian Menambahkan aktivitas pelapor menerima
identitas diri dan detail pengaduan serta bagian- notifikasi hasil verifikasi pengaduan yang
bagian yang wajib diisi, sehingga pelapor tidak sebelumnya tidak ada pada proses bisnis as-is.
dapat menyimpan pengaduan jika ada bagian
yang belum diisi. Pada aktivitas mendapatkan 4.4 Simulasi Proses Bisnis
tracking ID yang sebelumnya hanya ditampilkan Setelah memodelkan proses bisnis saat ini
pada website ketika pengaduan sudah disimpan dan rekomendasi proses bisnis (to-be), maka
diubah menjadi dikirimkan melalui email dan akan dilakukan simulasi pada time analysis.
nomor telepon pengguna. Aktivitas menyimpan Simulasi proses bisnis dilakukan dengan
detail pengaduan dengan status process mengidentifikasi waktu pada masing-masing
dihilangkan karena dapat dilakukan secara aktivitas kemudian akan dilakukan perhitungan
otomatis oleh sistem ketika pengaduan disimpan nilai rata-rata dan standar deviasi menggunakan
oleh pengguna. Mengganti aktivitas membuat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6131

distribusi normal. Poses simulasi dilakukan dengan optimalisasi penyelenggaraan


instansiasi berdasarkan jumlah rata-rata pelayanan publik di Kabupaten Sidoarjo.
pengaduan masyarakat setiap bulannya yaitu 12 Berdasarkan hasil wawancara dan
pengaduan. observasi, terdapat 5 proses bisnis yang
dijalankan saat ini yaitu, penerimaan
Tabel 3. Perbandingan Hasil Simulasi Time Analysis pengaduan masyarakat, pelaporan
Proses Bisnis Penerimaan Pengaduan Masyarakat pengaduan masyarakat, tindak lanjut
Time Selisih Peningkatan pengaduan masyarakat, rekap pengaduan
As-Is To-Be
Analysis Waktu (%) masyarakat bulanan dan menyampaikan
Min. 13m 9m surat teguran. Proses bisnis yang telah
3m 47s 27.67
Time 39s 52s diidentifikasi kemudian dimodelkan
8h 6h menggunakan notasi BPMN.
Max. 1h 45m
17m 31m 21.29 2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
Time 58s
45s 47s
dengan menggunakan metode Failure
Avg.
3h
2h Mode and Effect Analysis, pada aktivitas
17m 1h 28s 30.62 yang ada pada proses bisnis penerimaan
Time 17m
28s
pengadaduan masyarakat, pelaporan
Perbandingan hasil simulasi time analysis pengaduan masyarakat, tindak lanjut
proses bisnis penerimaan pengaduan masyarakat pengaduan masyarakat, rekap pengaduan
ditunjukkan oleh tabel 3. Pada proses bisnis masyarakat bulanan dan menyampaikan
penerimaan pengaduan masyarakat saat ini (as- surat teguran masing-masing memiliki nilai
is) membutuhkan waktu rata-rata sebesar 3 jam RPN tertinggi yang menandakan bahwa
17 menit 28 detik. Sedangkan pada rekomendasi aktivitas tersebut memiliki potensi masalah
proses bisnis penerimaan pengaduan masyarakat yang harus segera diselesaikan.
(to-be) membutuhkan waktu rata-rata sebesar 2 3. Pada perbaikan proses bisnis menggunakan
jam 17 menit. Berdasarkan hasil perbandingan metode BPI pada proses bisnis penerimaan
simulasi time analysis tersebut didapatkan pengaduan masyarakat, pelaporan
selisih waktu sebesar 1 jam 28 detik sehingga pengaduan masyarakat, tindak lanjut
dapat disimpulkan bahwa proses bisnis pengaduan masyarakat, rekap pengaduan
penerimaan pengaduan masyarakat mengalami masyarakat bulanan dan menyampaikan
peningkatan waktu sebesar 30.62%. surat teguran diterapkan jenis streamlining
standardization, upgrading, duplication
5. KESIMPULAN elimination berdasarkan 12 tools
Dengan adanya penelitian dan pembahasan, streamlining.
maka dapat disimpulkan bahwa : 4. Simulasi proses bisnis dilakukan pada time
1. Dinas Komunikasi dan Informatika analysis dengan membandingkan waktu
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu proses bisnis saat ini (as-is) dengan proses
dinas yang memiliki tugas membantu bisnis rekomendasi (to-be). Berdasarkan
Bupati menjalankan pemerintahan hasil dari simulasi dapat disimpulkan
khususnya pada bidang komunikasi dan bahwa :
informatika, statistik dan persandian serta a. Pada proses bisnis penerimaan
Tugas Pembantuan yang diberikan kepada pengaduan masyarakat menghasilkan
Kabupaten. Sesuai dengan Peraturan Bupati persentase peningkatan sebesar
Sidoarjo Nomor 22 Tahun 2015 tentang 30.62%.
Pusat Pelayanan Pengaduan Masyarakat, b. Pada proses bisnis pelaporan
bahwa untuk pemberdayaan masyarakat pengaduan masyarakat menghasilkan
dalam menjalankan fungsi kontrol perlu persentase peningkatan sebesar
dibentuk wadah penyaluran aspirasi dan 26.66%.
kritik kepada pemerintah sebagai penyedia c. Pada proses bisnis tindak lanjut
layanan yaitu Pusat Pelayanan Pengaduan pengaduan masyarakat menghasilkan
Masyarakat Kabupaten Sidoarjo (P3M). persentase penurunan sebesar 9.54%
P3M memiliki tugas pokok dan fungsi yaitu karena adanya penambahan aktivitas
mengatur dan menjalankan segala hal yang umpan balik dari pelapor.
berkaitan pengaduan masyarakat seiring

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6132

d. Pada proses bisnis rekap pengaduan


masyarakat menghasilkan persentase
peningkatan sebesar 17.82%.
e. Pada proses bisnis menyampaikan
surat teguran menghasilkan persentase
peningkatan sebesar 2.72%.

6. SUMBER PUSTAKA
Carlson, C. S., 2012. Effective FMEAs:
Achieving Safe, Reliable, and Economical
Products and Processes using Failure
Mode and Effects Analysis, New York:
John Wiley & Sons Inc.
Echols, J. M., Hassan, S., 2000. Kamus Inggris
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Harrington, H. J., 1991. Business Process
Improvement The Breakthrough Strategy
for Total Quality, Productivity, and
Competitiveness. New York: McGraw-
Hill, Inc.
McDermott, Robin E., Raymond J Mikulak, and
Michael R. Beauregard., 2010. The Basic
of FMEA (2nd ed.). ASQ North Jersey.
Object Management Group, 2011. Formal/2011-
01-03 Business Process Model and
Notation (BPMN) Version 2.0. Object
Management Group [online] Tersedia
melalui: www.omg.org [Diakses 12
Januari 2019].
Tague‐Sutcliffe, J.M., 1996. Some Perspectives
On The Evaluation Of Information
Retrieval Systems. Journal of the
Association for Information Science and
Technology, 47(1), [online] Tersedia di:
<https://doi.org/10.1002/(SICI)1097-
4571(199601)47:1%3C1::AID-
ASI1%3E3.0.CO;2-3> [Diakses 8 Maret
2019]
Weske, M., 2012. Business Process
Management Concepts, Languages,
Architectures (2nd ed.). New York:
Springer.
Zeithaml, V. A, Berry, L. L. & Parasuraman, A.,
1990. Delivering quality service:
balancing customers perceptions and
expectations. New York (N.Y.): Free
press.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai