Abstrak
Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pusat Pelayanan Pengaduan
Masyarakat. Pusat Pelayanan Pengaduan Masyarakat (P3M) dibentuk dengan tujuan peningkatan
layanan informasi publik Kabupaten Sidoarjo. P3M merupakan bagian dari kegiatan operasional Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo. Dalam menjalankan proses bisnis, masih terdapat
beberapa potensi kesalahan yang dapat mempengaruhi kinerja proses bisnis sehingga tidak optimal.
Waktu pengerjaan yang melebihi Standard Operational Procedure (SOP) yang telah disepakati, hasil
tanggapan pengaduan yang kurang jelas dijawab oleh siapa, dan pelapor terlambat mengetahui hasil
tanggapan. Oleh karena itu diperlukan analisis dan evaluasi proses bisnis saat ini untuk mengatasi
permasalahan serta melakukan perbaikan pada proses bisnis agar lebih optimal. Penelitian ini
menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk melakukan analisis
permasalahan dan evaluasi proses bisnis serta menggunakan metode Business Process Improvement
(BPI) untuk melakukan perbaikan proses bisnis. Proses bisnis saat ini (as-is) dan rekomendasi (to-be)
dimodelkan menggunakan Business Process Modelling and Notation (BPMN) dan dilakukan simulasi.
Pada hasil simulasi time analysis proses bisnis penerimaan pengaduan masyarakat saat ini (as-is) dan
rekomendasi proses bisnis penerimaan pengaduan masyarakat (to-be) didapatkan peningkatan waktu
rata-rata hingga 30.62%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rekomendasi proses bisnis mampu
mengoptimalkan kinerja proses bisnis.
Kata kunci: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Business Process Improvement (BPI), Business Process
Modelling and Notation (BPMN), simulasi proses bisnis
Abstract
Based on the Sidoarjo Regent Regulation Number 22 of 2015 concerning the Community Complaint
Service Center. To improve information services by the Sidoarjo Regency government, the Sidoarjo
Regency Community Complaints Service Center (P3M) was formed. P3M is part of the operational
activities of the Department of Communication and Information of Sidoarjo Regency. In running the
business process, there are still some potential errors that can affect the performance of the business
processes that lead to non-optimal. Time goes by several processes that exceed the Standard Operating
Procedure (SOP) has been agreed, the results of the responses that were not clear were answered by
whom, and the reporter is late knowing the results of the complaint response. Therefore it is necessary
to analyze and evaluate current business processes to overcome problems. This study uses Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) to perform problem analysis and evaluation of business processes and
using Business Process Improvement (BPI) for the improvement of business processes. Current business
processes (as-is) and recommendations (to-be) are modeled using Business Process Modeling and
Notation (BPMN) and then performed a simulation. On the results of the time analysis simulation of the
business process of as-is acceptance of public complaints and recommendations for the business process
of receiving public complaints (to-be), the average time increase is up to 30.62%. So it can be concluded
that business process recommendations are able to optimize business process performance
Keywords: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Business Process Improvement (BPI), Business Process
Modelling and Notation (BPMN), business process simulation
dan evaluasi proses bisnis. Dengan rekomendasi pemerintahan Sidoarjo. Pengaduan yang
proses bisnis tersebut diharapkan dapat diterima dapat berupa laporan terkait pelayanan,
meningkatkan proses bisnis P3M sehingga lebih fasilitas/sarana, dan pemerintahan Sidoarjo.
efektif dan efisien. Pemodelan rekomendasi Masyarakat dapat mengaduakan laporannya
proses bisnis ini dilakukan setelah selesai proses melalui website www.p3m.sidoarjokab.go.id
streamlining dengan menggunakan 12 tools atau dengan mendatangi kantor P3M secara
yang sudah disediakan. Setelah dilakukan langsung. Pada P3M terdapat 5 proses bisnis
pemodelan proses bisnis rekomendasi, maka yang berjalan saat ini, yaitu :
dilakukan simulasi kedua proses bisnis yaitu 1. Penerimaan pengaduan
proses bisnis saat ini (as-is) dan proses bisnis
2. Pelaporan pengaduan
rekomendasi (to-be) sehingga mendapatkan
hasil perbandingan antara keduanya . Hasil dari 3. Tindak lanjut pengaduan
rekomendasi proses bisnis harus lebih baik 4. Rekap pengaduan bulanan
dibandingkan dengan yang sudah ada 5. Menyampaikan surat teguran
sebelumnya sehingga membuktikan bahwa
perbaikan proses bisnis mampu membuat proses Berdasarkan mekanisme pengaduan yang
bisnis menjadi lebih optimal. Pada tahapan ada pada website P3M Kabupaten Sidoarjo
terakhir akan dilakukan penarikan kesimpulan setelah pengaduan diterima maka akan
yang didapatkan dari hasil analisis dan evaluasi diverifikasi kelayakannya dengan memeriksa
serta perbaikan peroses bisnis yang telah seluruh kelengkapan identitas pelapor dan isi
dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian keluhan atau aduan maka akan didistribusikan ke
selanjutnya memberikan saran berupa setiap satuan kerja. P3M mempunyai waktu 1
rekomendasi perbaikan proses bisnis yang dapat (satu) hari untuk memverifikasi dan
dilakukan agar dapat meningkatkan proses bisnis mendistribusikan pengaduan yang diterima ke
P3M. satuan kerja (Bidang). Setiap Bidang yang
menerima pengaduan, melalui Admin OPD,
4. HASIL PENELITIAN berkewajiban untuk memberikan respon
tanggapan atas pengaduan tersebut dalam waktu
4.1 Identifikasi Organisasi kurang dari 7 hari kerja terhitung sejak tanggal
pengaduan didistribusikan. Setelah mengetahui
Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo alur proses bisnis, deksripsi proses bisnis serta
Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pusat Pelayanan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas
Pengaduan Masyarakat, P3M mempunyai tugas maka akan dilakukan pemodelan proses bisnis
membantu menyelesaikan masalah terkait menggunakan notasi Business Process
pengaduan masyarakat terhadap Modelling Notation (BPMN).
penyelenggaraan pelayanan umum oleh
pemerintah daerah dan perangkatnya, 4.2 Evaluasi Proses Bisnis Saat Ini
memfasilitasi pengaduan masyarakat dalam
bentuk menerima pengaduan, mengonfirmasi Setelah mengidentifikasi organisasi dan
aduan, melakukan mediasi, mempublikasikan melakukan pemodelan proses bisnis saat ini (as-
aduan dan memberikan laporan kepada Bupati. is) maka akan dilakukan evaluasi pada setiap
P3M memiliki visi misi antara lain memiliki aktivitas didalam proses bisnis. Evaluasi
pelayanan yang cepat, ramah dan tanggap, dilakukan menggunakan metode FMEA untuk
mengembangkan teknologi informasi di seluruh mengetahui aktivitas mana yang bermasalah
OPD Sidoarjo, mewujudkan Sidoarjo yang sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
inovatif, mandiri, sejahtera dan berkelanjutan proses rekomendasi perbaikan proses bisnis.
serta mewujudkan good governance. Seluruh kemungkinan permasalahan dan
P3M Sidoarjo dibentuk dan beroperasi dampak dari permasalahan akan dipetakan pada
sejak tahun 2004 namun peresmiannya sejak tabel kemudian akan dinilai severity, occurrence
tahun 2005. Dalam penerapannya, P3M Sidoarjo dan detection untuk mendapatkan nilai RPN.
berkoordinasi dengan seluruh OPD di Sidoarjo Setelah mendapatkan nilai RPN maka akan
dengan jaringan intranet yang disebut dengan dilakukan pemeringkatan pada masing-masing
bako. P3M adalah Pusat Pelayanan dan aktivitas. Pada proses bisnis penerimaan
Pengaduan Masyarakat untuk warga Sidoarjo pengaduan masyarakat terdapat tiga aktivitas
maupun warga luar Sidoarjo yang masih dalam yang memiliki nilai RPN tertinggi, pada proses
bisnis pelaporan pengaduan masyarakat terdapat
dua aktivitas yang memiliki nilai RPN tertinggi, didapatkan dari anailisis dan evaluasi
pada proses bisnis tindak lanjut pengaduan menggunakan metode FMEA selanjutnya akan
masyarakat terdapat dua aktivitas yang dilakukan proses streamlining atau proses
mendapatkan nilai RPN tertinggi, pada proses penyederhanaan proses bisnis. dengan bantuan
bisnis rekap pengaduan bulanan terdapat satu 12 tools streamlining yang terdapat pada metode
aktivitas yang memiliki nilai RPN tertinggi dan BPI.
pada proses bisnis memberikan surat teguran
terdapat satu aktivitas yang memiliki nilai RPN 4.3 Rekomendasi Perbaikan Proses Bisnis
tertinggi. Nilai RPN tertinggi menunjukkan Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
prioritas bahwa aktivitas didalam proses bisnis proses bisnis saat ini (as-is) menggunakan
tersebut memiliki potensi masalah dan harus FMEA maka dapat diketahui nilai RPN pada
segera diperbaiki ataupun diminimalisir guna setiap aktivitas di dalam proses bisnis. Aktivitas
meningkatkan kualitas kinerja proses bisnis. yang sudah diketahui memiliki nilai RPN
Sebuah kualitas dapat terbentuk dari tertinggi pada proses bisnis, selanjutnya akan
perbandingan antara dua hal, yaitu dari persepsi dilakukan proses streamlining. Pada tahapan ini
konsumen atas apa yang mereka terima dengan dilakukan penyederhanaan, sesuai dengan tools
apa yang diinginkan (Parasuraman et al., 1990). streamlining yang terdapat pada metode BPI.
Tabel 1. RPN Tertinggi Setiap aktivitas yang bermasalah akan dilakukan
pemilihan jenis streamlining yang sesuai.
Proses Potensi Kesalahan RPN
Tabel 2. Rekomendasi Perbaikan Proses Bisnis
Kesalahan dalam pengisian
form dengan tidak Aktivitas Awal Jenis Streamlining
menyertakan identitas dan 80
Mengisi form pengaduan Error Proofing
detail pengaduan tidak
lengkap Mendapatkan tracking ID Upgrading
Penerimaan
Pengaduan Lupa untuk mencatat Memberi tahu hasil verifikasi
80 Upgrading
Masyarakat nomor tracking ID pengaduan
Gambar 2. Pemodelan Proses Bisnis Penerimaan Pengaduan Masyarakat Saat Ini (As-Is)
6. SUMBER PUSTAKA
Carlson, C. S., 2012. Effective FMEAs:
Achieving Safe, Reliable, and Economical
Products and Processes using Failure
Mode and Effects Analysis, New York:
John Wiley & Sons Inc.
Echols, J. M., Hassan, S., 2000. Kamus Inggris
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Harrington, H. J., 1991. Business Process
Improvement The Breakthrough Strategy
for Total Quality, Productivity, and
Competitiveness. New York: McGraw-
Hill, Inc.
McDermott, Robin E., Raymond J Mikulak, and
Michael R. Beauregard., 2010. The Basic
of FMEA (2nd ed.). ASQ North Jersey.
Object Management Group, 2011. Formal/2011-
01-03 Business Process Model and
Notation (BPMN) Version 2.0. Object
Management Group [online] Tersedia
melalui: www.omg.org [Diakses 12
Januari 2019].
Tague‐Sutcliffe, J.M., 1996. Some Perspectives
On The Evaluation Of Information
Retrieval Systems. Journal of the
Association for Information Science and
Technology, 47(1), [online] Tersedia di:
<https://doi.org/10.1002/(SICI)1097-
4571(199601)47:1%3C1::AID-
ASI1%3E3.0.CO;2-3> [Diakses 8 Maret
2019]
Weske, M., 2012. Business Process
Management Concepts, Languages,
Architectures (2nd ed.). New York:
Springer.
Zeithaml, V. A, Berry, L. L. & Parasuraman, A.,
1990. Delivering quality service:
balancing customers perceptions and
expectations. New York (N.Y.): Free
press.