Anda di halaman 1dari 12

AMBLIOPIA

Dr. Janalia K. Sjarif, SpM


ARO LEPRINDO
2020
 Ambliopia : berkurang nya kapasitas visual akibat
kelainan mata mengganggu perkembangan sistem
visual pusat selama masa sensitif/kritis
pertumbuhan  penurunan visus tanpa adanya
kelainan pada jaras optik
 Penyebab utama gangguan penglihatan pada anak.
 Angka kejadian 1,2-4,4% pada anak
 Meningkatkan risiko kehilangan visus berat seumur
hidup
 Biasa terjadi pada satu mata, namun dapat keduanya
Etiologi (Penyebab)

 Otak memerlukan fokus kedua mata agar dapat


berkembang normal terutama dalam masa kritis
pertumbuhan (sebelum usia 8-10 tahun)

 Semakin muda, semakin berat, semakin lama terhalang


 semakin berat ambliopia
 Ambliopia bilateral terjadi akibat kaburnya bayangan
bilateral (jalur visual anterior)
Contoh penyebab : kekeruhan media bilateral (mis,
kekeruhan kornea, katarak anak, atau perdarahan vitreus,
atau ametrop (astigmat atau hipermetrop tinggi bilateral)

 Ambliopia unilateral dapat disebabkan kekeruhan


media seperti pada bilateral, namun penyebab
tersering adalah strabismus dan anisometrop, atau
kombinasi keduanya
Faktor Risiko

 Riwayat keluarga dengan strabismus, ambliopia,


kekeruhan media

 Anak-anak dengan kondisi yang meningkatkan


risiko strabismus, anisometrop, atau kekeruhan
media seperti Down syndrome

 Semakin tua usia, mendekati usia 8-10 tahun,


risiko terkena semakin kecil dan derajat lebih
ringan.
Klasifikasi
1. Deprivasi Stimulus
 Tidak ada bayangan atau bayangan yang sampai ke
fovea tidak sempurna
 Gangguan selama seminggu dalam setahun
meningkatkan risiko ambliopia pada anak < 6 tahun

2. Anisometropik
 Perbedaan refraksi pada kedua mata
 Perbedaan sferis 1D atau cylinder 0,75D dapat
menyebabkan ambliopia, tapi lebih sering jika >2,5D
3. Ametropik
 Ambliopia bilateral
 Dapat terjadi pada kedua mata
 Gangguan refraktif berat, > +5D atau < -10D

4. Strabismik
 Kedua mata tidak sejajar
 Mata yang terjadi deviasi disupresi agar tidak terjadi
diplopia
Tanda dan Gejala

 Ptosis, hemangioma kelopak, katarak (deprivasional)


 Deviasi okular intermitten atau konstan (strabismik)
 Ambliopia unilateral memperlihatkan hasil visus asimetris
 Disadari saat menutup sebelah mata
 Kasus berat dapat memperlihatkan APD ringan
 Crowding phenomen
 Kabur pada salah satu mata atau rasa tidak nyaman
 Kadang terjadi torticollis
 Persepsi kedalaman jelek atau ceroboh
Pencegahan dan Penatalaksanaan

Pencegahan
 Kunci pencegahan adalah deteksi/skrining
 Sebaiknya dilakukan sebelum usia TK
 Anak-anak dengan risiko tinggi harus diperhatikan
khusus untuk tanda-tanda dini
 Teknik deteksi beragam : pemeriksaan mata
lengkap, photoscreening, visual evoke potential,
chart visus, tes stereopsis dan fungsi binocular
 Intervensi dini memberikan visus keseluruhan lebih
baik
Penatalaksanaan

 Terapi penyebab
 Penggunaan kacamata
 Terapi oklusi
 Terapi obat-obatan
 Follow up setiap 1-3 bulan
Prognosis
 Kunci kesuksesan : deteksi/terapi dini, kecepatan
intervensi, dan kedisiplinan terapi
 Kebanyakan membaik dengan terapi tetapi sering
meninggalkan sisa
 Risiko rekuren setelah terapi dihentikan
 Meningkat pada visus yang lebih baik saat terapi dihentikan,
semakin besar perbaikan, dan riwayat rekurensi sebelumnya
 Risiko rekuren pada anisometrop, strabismus dan keduanya lebih
tinggi 24%
 Patching 6-8 jam memiliki risiko rekuren 4x lipat dibanding
patching diturunkan dahulu ke 2 jam sebelum dihentikan
 Terapi di atas usia 10 tahun tidak disarankan  beberapa
perbaikan, terutama yang belum pernah terapi
 Anak dengan riwayat amblyopia membaca lebih lambat
dibanding anak normal
Selamat bekerja dan belajar

Anda mungkin juga menyukai