Anda di halaman 1dari 10

"DdcUuc '

Peranan Wanita Dalam Mewujudkan


Keluarga Sakinah

!Pendahuluan
PJP II bangsa Indonesia bertekad untuk
melanjutkan dan meningkatkan pembangunan
Pada akhir abad 20 menjelangdatangaya
nasional dengan bertumpu pada kekua^
milenium 21 dunia ditandai dengan adanya
sendiri, tidak menggantungkan sepenuhhya
revolusi ilmu pengetabuan dan teknologi
pada bantuan luar negeri, tetapi akan
(iptek) terutama di bidang komunikasi dan
memanfaatkan saling keteigantungan dengan
;transportasi yang melahirkan revolusi
manca negara dengan bekerjasama yang
infoimasidan mobilitassosial yang tak d^at'
saling menguntungkan dan saling
dibendunglagi, sehingga dirasakan dunia ini
menghormati.
seolah-olah semakin kecil dan sempit. Apa
yang teijadi di suatu belahan bumi, dalam
Dalam PJP II ini akan mendayagunakan
waktu yang bersamaan dapat diketahui oleh
sumberdaya pembangunan secara rasional,
orang yang berada di belahan bumi iainnya.
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan
Era infbmiasi melalut alat komunik^i yang
dan manperiiatikan kesgahteraan masyarakat
canggih, menjadikanberita d^at menembus
sekarang dan yang akan datang.
.segala penjuru dunia. Keadaan yang seperti
'inilah yang sering dikatakan zaman
jglobalisasi, dimana bumi ini seolah-olah Untuk dapat mewujudkantekad tersebut,
'sebagai satu kesatuan tanpa batas. bangsa Indonesia bertekad akan
mendayagunakan segenap potensi
sumberdaya manusia, pria dan wanita s^agai
' Bersamaan dengan kondisi dunia seperti
insan pembangunan yang berkualitas dan
Iini bangsa Indonesia sedang memasuki PjP
mandiri. Pembangunan nasional hanya dapat
[n sekaligus sebagai era tinggal landas. Dalam sukses apabila dilaksanakan dalam iklim

Drs. DadanMuttaqien adalah Dosen TetapFakultas Syari*ah tJU Yogyakarta

Al-Mawarid Edisi V, Agustus-Novcmber 1996 49


pembangunan yang kondusif, yaitu stabilitas Pengaruh Globalisasi teriiadap
nasional yang mantap dan dinamis serta Pranata Sosial
tersedianya sarana dan prasarana yang
diperlukan, bersama-sama masyarakat Era globalisasiinimenjadikannilai-nilai
sebagai pelaku pembangunan yang agama yang telah membudaya di kalangan
disel^ggarakan dengan pendekatan gender. masyarakat sedikit banyak akan terpengaruh
dan mengalami kegoyahan dan mungkin
Pembangunan dengan pendekatan gen kegoncangan. Berbagai agama dan
der adalah pembangunan yang kepercayaan yang hidup di dunia dengan
mengintegrasikan aspirasi, kepentingan, dan mudah dapat disiaikan dan disebar melalui
peranan wanita dan pria dalam arus utama media massa, baik cetak maupun elektronik.
pembangunan. Gender adalah pengertian Di samping itu para pendatang baik para
tentang sistemhubungan dan peran pria dan imigran, transmigran, maupun wisatawan
wanita,yangtidakditentukan secara biologik juga akan membawa agama dan
yang bersi&t kodrati atau alami, melainkan k^>ercayaaimya ketempatyangdidatanginya.
ditentukan berdasarkonstruksi atau rekayasa Dengan demikian akan ditemiikan suatu
sosial, budaya, ekonomi,politik, danhankam. masyarakat yang majemuk dalam bidang
Dengan demikian, gender tidak bersi&t uni pemelukanagama dan kepercayaan.
versaldan berbeda-beda identitasnya m^urut
tempat dan waktu, agama, adat istiadat, Kondisi tersebut sedikit banyak akan
perbedaan golongan, serta menurut mempengaruhi pola kehidupan keluaiga dan
perkembangan IPTEK dan kemajuan rumah tangga dalam aspek norma dan tata
pembangunan.(Meneg UPW, 1996:2). nilai. Tata kehidupan keluaiga di Indonesia
telah banyak menyerap nilai-nilai agama
Keluaiga sebagai unit sosial yang pal dalam pembinaan keluaiga. Era globalisasi
ingkecildanmenipakan intidarimasyarakat, tersebut, merupakan tantangan bagi
oleh karena itu kondisi masyarakat sangat kehidupan keluaigadi Indonesia yaitu antara
ditentukan oleh kualitas komunitas keluaiga Iain:
yang ada di dalamnya. Keluarga sakinah tidak
dapat dipisahkan dari peran wanita dida- 1. Kemungkinanakantimbulnyaperkawinan
lamnya, artinyadalampembentukan keluaiga antara pemeluk agama yang berbeda.
sakinah peran wanita sebagai isteri sangat 2. Nilai-nilai budaya yang masuk ke rumah
menentukan. Oleh karena itu pembangunan tangga atau keluaiga melalui media massa
bcrwawasan gender dalam aspck ini sangat baik cetak maupun elektronik, dan
relevan dan merupakan substansi dalam sebagainya akan menjadi tantangan
pembangunanmanusia seutuhnya. terhadap nilai-nilai yang sudah mapan
dalam keluarga yang bersumber dari
agama.
3. Perkembanganjhvadanpertumbuhananak
akan mudah terpengaruh oleh hal-hal baru
yang masuk dalam keluaiga dan rumah
tangga yang sukar terseleksi dalam
kaitannya dengan batasan umur.
50 Al-Mawarid Edia Agi^srNpyra^
4, Kaienatuntutaniintukinencukiq)ibeibagai Ease yang merujuk pada hukum yang
kebutuhan, memaksa masing-masing pasti teihad^ siklus tersebut menunit Laws
anggota keluaiga perlu melakukank^iatan OfNature, dalam Islam disebut sunnatullah,
di luar rumah, baik untuk bekeija, sekolah, yakni&se kelahirandan kematian.(Nasruddin
kursus, maupimkegiatan-kegiatanlain. Hal Razak, 1982:63). Sedangkan pada fase
ini akan mempenganihi keakraban dan pericawinan hanya mengarah pada relatifitas
kehangatan dalam keluarga dengan segala konampuan jasmani dan rohaniindividu yang
akibatnya. selaluterikat padatakdir Allahswt, dan juga
5. Kedudukan isterisebagai ibu rumah tangga harus memenuhi rukun dan syarat dari per
tidak sedikit yang terlibat dalam kegiatan- kawinan, sehingga perkawinan itu bersifat
kegiatan di luar rumah sebagai wanita imperatif.
karir; baik sebagai pekega profesional,
sebagai pekerja sosial, atau aktivis Di dalam fase pericawinanakan diperoleh
oiganisasi. Kesemuanya akan mengurangi kesan bahwa setiap insan akan selalu
fiingsi dan peran isteri sebagai ibu rumah mengalami dinamika kehidupan baru dengan
tangga, baik dalam mengasuhdan mendidik suasana baru pula dengan disertai oleh rasa
anak maupun dalam mengurus keperluan solidaritas dan sik^ ad^tasi yang tinggi
rumah tangga. (KANWIL DEPAG DIY, antara sesama insan sabagi peserta dan
1994:27). sekaligus sebagai pelaku dalam perkawinan,
agar terwujud dan terbina keluarga yang
sejahtera dan bahagia dengan dihiasi anak-
Perkawinan sebagai Landasan yang anak yang berku^itas yang bersendikan
Kokoh dalam Pembentukan kepada iman, Islam, dan ihsan sebagai
Keluarga Sakinah generasi penerusnya. Sebagai mana firman
Allah swt:
Tujuan perkawinan sebagaimana
dirumuskan dalam pasal 1 Undang-Undang
No. 1Tahun 1974TentangPeikawinan adalah
membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan \ •4''* "-i—
Yang MahaEsa.(PTA Surabaya, 1992:130).

Setiap manusia mempunyai cita-cita


untuk melahirkan keturunan yang berkualitas
sebagai generasi penerusnya. Untuk
memenuhi harapan itu, setiap insan harus
melewad suatu masa transisi yang secara "Hat sekalian manusia, bertakwalah
alamiah diatur oleh alam yang dimulai dari kepada Tuhan-muyang telah menciptakan
tiada menjadi ada hingga kembali menjadi kamu dari seorang diri, dan daripadanya
tiada. Masa transisi tersebut adalah berupa Allah menciptakan isterinya; dan dari
perkawinan, kelahiran dan kematian. keduar^Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak.

:^-Mawarid Edisi V, Agustus-November 1996 51


Dan bertakwalah kepada Allah yang Secara yuiridis formal masing-masing
'dengan (mempergunakan) nama-Nya dari hukum tersebut kedudukannya diakui
kamu saling meminta satu sama lain, dan secara sah. Namunjika diteliti secara seksama
(peliharalah) hubungan silaturrahim. masing-masing dari hukum tersebut temyata
SesungguhnyaAllah selalu menjaga dan tidak menggambaikan dualismehukum dalam
mengawasimu (Q.S. 4:1). pengaturan persoalan perkawinan. Sebab
Undang-Undang Perkawinan mempakan
Dari pericawinan itii akan terwujud dan hukum positif yang mengatur persoalan
terbina pergaluan yang diikat dengan tali perkawinan yang tidak bersifot religi dan
silaturrahim dengan aktifitas dan perilaku sakral, maksudnya hukum ini hanya mengatur
seksualitas yang diakui/sah dan HihalalVan hubimgan horisontal antar sesama roanusia
baik oleh hukum Islam maupun oleh hukum beserta pembuktiannya, hukum positif ini.
positif, sehingga d^at disimpulkan bahwa terbatas hanya pada pengaturan Halam bidang
keluaigadalampeikawinanmempakanikatan muamalah (aspek administratif) saja,
sosial yang utama yang kokoh (mitsaqon sedangkan hukum Islam mengatur persoalan
golidzon) dan sekaligus sebagaibentukproses perkawinan lebih bersifat substantif, yaitu
sosialisasi yang teikecil dalam masyarakat. aspek esensial dan relighis. Sebab pengaturan
peiicawinan tidak terbatas hanya pada aspek
Keterikatan antara laki-laki dengan hubungan horisontal antar sesama manusia
wanita dalam peikawinanmembawadampak saja, melainkan ada aspek ibadah, yakni
yang positif terhadap eksistensi masyarakat mengatur masalah hubimgan vertikal antara
didalam persoalan moral, dimana masyarakat manusia dengan Tuhannya, sehinggamenumt
terselamatkan daii dekadensi moiial, sdiingga Islam perkawinan itu akan menjadi nilai
terasa adanya perasaan aman dari berbagai ibadah. (DjamaanNur, 1993:5).
keretakan sosial.(Al-Bina, 1992).
Sabda Nabi Muhammad saw:
Karena peikaydnan mempakan faktor
yang sangat penting dalam kehidupan sosial
masyarakat, maka wajar jika hukum Islam
o^Ldl . d. All j
mengatur masalah tersebut secara rinci,
sehingga suatu peikawinan hams memenuhi
mkun dan syarat yang telah ditetapkan secara
tegas oleh hukum Islam.

Kemudian bagaimana posisi hukum Is "Hatparapemuda, barangsiapadiantara


lam atas hadimya Undang-Undang No. 1 kalian yang telah mampu untuk nikah,
Tahun 1974 Tentang Perkawinan sebagai hendaklah menikah, sebab nikah itu lebih
hukum positif di dalam pengaturan kuasa untukmenjaga pandangan dan lebih
perkawinan, yang seolah-olah terkesan memelihara syahwat. Barang siapa tidak
terdapat dualisme hukum dalam pengaturan kuasa, hendaklah ia berpuasa, sebab
perkawinan. puasa itu menjadipenjagabaginya". (HR.
Muslim)

52 Al-Mawarid Edisi V, A^istus-Ndvanbef 1996


Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, dapat timbul rasa aman, tenteram, dan
sebagai hukuxn positif yang merupakan har^an masa depan yang lebih baik dalam
produk hukum manusia tidak dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan
menjangkau kepada persoalan substansi dari kebahagiaan batin.
peikawinan, sehingga secara logis hukum
positifini menyerahkanuntuk menyelesaikan Untuk lebih mengintensifkan dan
persoalan substansi dari peikawinan kqiada mengefektiflcan pembinaanKeluargaSakinah
Hukum Islam. ini, sebagai pelaksana Undang-Undang No.
10 Tahun 1992, untuk Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta telah dikeluarkan
Keluarga Sakinah Instruksi Gubemur K^ala Daerah Istimewa
fe:
Yogyakarta No. lO/INSTR/1993 tanggal 3
Keluarga Sakinah dalam perspektif ke- Agustus 1993,tentang Pelaksanaan Program
Indonesia-an diartikan sebagai keluaiga atau Desa Binaan Keluarga Sakinah di seluruh
rumah tangga. yang bahagia dan sejahtera, Wilayah Propinsi Daerah Istimewa
sebagaimana telah diputuskan dalam Yogyakarta.
Musyawarah daerah IX BP4 (Badan
Penasehat Perkawinan, Perselisihan dan Pengertian Keluarga Sakinah diambil
Perceraian) padatanggal 15 April 1992. Hal dan bersumber pada Surat Ar Rum ayat (21):
ini juga ditopang dengan lahimya Undang-
Undang No. 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera yang secara
normatif pengetian Keluarga Sejahtera
tersebut mendapat pengertian yang jelas.

Dalam pasal 1 ayat (11) dijelaskan,


bahwa keluarga sejahtera adalah: Keluarga "Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya
yang dibentuk di atas peikawinan yang sah, ialah menciptakan untukmu isteri-isteri
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dari jenismu sendiri, supaya kamu
dan materiil yang layak, bertakwa kepada cenderung dan merasa tenteram
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan kepadanya, dan dijadikan-Nya
yang serasi, selaras, dan seimbang antar diantaramu rasa kasih sayang.
anggota dan antar keluarga dengan Sesungguhnya pada yang demikian itu
masyarakat dan lingkungan. benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaumyang berfikir" (Q.S. 30:21).
Adapun Tujuan pembangunan keluarga
sejahtera sebagaimana dirumuskan dalam Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa
pasal 4 Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tujuan keluarga adalah untuk mencapai
tentang Perkembangan Kependudukan dan ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar
Pembangunan Keluarga Sejahtera, adalah kasih sayang, yaitu keluaiga yang saling cinta-
untuk mengembangkan kualitas keluarga agar mencintai dan penuh kasih sayang, dimana

Al-N^warid EdisiV, Agustus-Npyember 1996 53:


setiap anggotakehiaigamerasa dalam suasana keluarga, seperti do'a-do'a, ucapan
aman tenteram, tenang, damai, bahagia, dan basmalah setiap akan memulai
sejahtera namun dinamis menuju kehidupan pekeijaan, mengucapkan salam, dsb.
yang baik di dunia maupun di akhirat. 2. Pendidikan intelektual yang maju dan
tuntas seperti yang dituntunkan oleh
Keluaiga sakinah hams dimulai dengan Lukmanul Hakim kepada anaknya (surat
pemikahan yang islaini,yaitu pemikahan yang Lukman ayat 12 s.d 19), dengan jalan
telah memenuhiberbagai persyaratan dianta- antara lain:
ranya: a. Pendidikan tauhid (Ketuhanan).
b. Pendidikan pengetahuan dan keilmuan.
1. Perkawinan yang didasari karena agama,
c. Pendidikan keterampilan.
yaitu perkawinan antar sesama muslim
d. Pendidikan akhlak.
untuk menc^ai ketakwaan suami-isteri
e. Pendidikan kemandirian.
dan keturunannya. 3. Kesehatan keluaiga yang teijaga dengan
2. Calon suami-isteri sedapat mungkintelah baik, yaitu dengan menumbuhkan
berkemampuan(istitho'ah) baik fisik, men kcbiasaan keluarga untuk mcmclihara
tal, maupun ekonomi. kesehatandei^anjalan memperhatikanbal-
3. DiusahakanadanyakeseimbanganOcufii*)
hal:
antara calon suami-isteri dalam status
a. Kebersihan rumah dan lingkungan.
sosialnya.
b. Melaksanakan olahraga keluaiga secara
Keluaiga sakinah adalah keluaiga yang mtin.
berkualitas, untuk mencapainya maka hams c. Memperhatikan kesehatan dan gizi
diusahakan terpenuhinya 5 (lima) kualitas keluarga.
aspek pokok kehidupan berkeluarga dan 4. Ekonomikeluaiga yang stabil, dengan cara
bemmah tangga agar tercapai ketahanan menyusun perencanaan pendapatan dan
keluarga sebagai basis ketahanan nasional bclanja keuangan dengan kegiatan antara
yaitu: lain:
a. Mengendalikan keuangan keluarga,
1. Terwujudnya kehidupan beragama dan jangan boros tetapi juga jangan bakhil/
ubudiyah (ibadah)dalam keluaiga, Hftnggn kikir.
menciptakan suasana keagamaan dalam b. Membiasakan menabung'.
keluaiga,sebingga bebas dari 3 buta, yahu: c. Memanfaatkanpdcaranganatauindustri
a. Buta baca tulis A1 Qur'an. rumah tangga untuk menuiyang ^onomi
b. Buta ibadah. keluaiga.
c. Buta akhlak yang mulia. 5. Hubungan fungsional yang seimbang,
dengan melakukan antara lain: seiasi, d^ selaras antara interen dan antar
a. Membudayakansbalatjamaahkeluaiga. keluaiga, serta lingkungan dengan Jalan
b. Membiasakan membaca Al Qur'an antara lain:
dengan memahami isinya secara mtin, a. Membina sopan-santun, etika, dan
umpamanya sehabis shalat Magrib dan akhlak sesuai dengan kedudukan dan
atau setelah shalat Shubuh. fiingsi ma-sing-masing
c. Mengadakan amalan ubudiyah
yaumiyah (ibadah harian) dalam

54 Al-Maw^d! Msi V, .Agu^s-Npyembcr 1996


b. Menciptakan forum komunikasi antar oleh isteri. Isteri yang bijaksana dapat
anggota keluarga dalam rangka menjadikanrumah tangganya sebagai tenq)at
membina keakraban dan kehangatan yang paling aman dan menyenangkan bagi
keluai;^. Sepeiti waktu-waktu setelah suaminya. la dapat menjadikan dirinya
shalat jamaah, waktu makan, waktu sebagai teman baik .yang,memberikan.
rekreasi, dsb. ketenangandan kebahagiaan bagi suaminya,
c. Adanyarasasalingmemilikiantarasatu d^atmeredakanhati suaminya yang sedang
sama lain diantara anggota keluaiga. marah, dapat mendinginkan h^ suaminya
d. Adanya rasa saling haiga menghaigai, yang sedang panas dan dapat menjadikan
dan hormat maighormati antara satu dirinya sebagai penumpahan segala emosi
sama lain dalam anggota keluarga. yang menyesakkan dada suami, sehingga
e. Melaksanakanajaran Islam dalamhidup ggoiak amarah, kesal, kecewa,atau kesedihan
bertetangga. (KANWIL DEPAG DIY, suami dapat didengar, dimengerti, dan
1994:26). dirasakarmya, sehingga ketenangan jiwa
suami akan segera pulih kembali.

Peran Wanita dalam Membina


Isteri yang shalehah dan berakhlak mulia
Keluarga Sakinah ialah dapat menjaga kehormatan keluarga,
dapat memberi ketenangan kepada suami
Unsur pokok dalam keluarga paling dalam bekeija, berusaha dan berfikir.
sedikit ada dua orang, yaitu suami dan isteri.
Apabila dalam keluarga itu dikaruniai anak Isteri yang bijaksana pandai mengatur
ol^ Allah SWT^ihaka ada unsur yang ketiga, kehidupan yang sehat sesuai dengan
yaituanak. Selanjutnyajikamerekadikaruniai kemampuan suaminya dalam mencaii naflcah,
umur panjang dengm mendapatkan cucu, ia dapat menerima dengan senang hati segala
maka teijadilah keluargabesar, yang kadang- pemberian suaminya, betapapun kecilnyaj ia
kadang mcnjadi scdcmlkian bcsarnya, dapat menciptakansusana rumah tangga yang
sehingga memerlukan rumah yang banyak penuh kebahagiaan, kendatipun tidak mewah,
pula. bahkan mungkin sangat sederhana, namun
susana rumah tangganya dapat traang dnn
Wanita dalam kelu^a besar tersebut bahagia.
akan menempati berbagai fimgsi, ada yang
menjadi isteii, ibu, nenek, bibi, kakak, adik, Dalam Islam masalah keluarga
anak, cucu dsb. merupakan salahsastu bagian terpenting yang
banyak diatur. Dalam memilih calon isteri
ditekankan agar diutamakan agamanya.
Wanita Sebagai Isteri Karena agama akan mempertinggi akhlaknya
dan menjaga rasa malu padanya.(Zakiyah
Peranan wanita sebagai isteri menempati Daradjat, 1978:2).
kedudiikan yang sangat penting, karena
kebahagiaan atau kesengsaraan yang teijadi
dalamkehidupankeluarga,banyakditentukan

Al-Mawarid Edisi V, Agubtus-Novcmbcr 1996 55


Wanita Sebagai Ibu penglihatan, dan perasaannya, ataupeilakuan
yang diterimanya, akan beikuitqiul menjadi
Salahsatu fungsi wanita yang teiiTCnting unsur-unsur, menjadi kepribadiannya di
dalam keluaiga adalah sebagai ibu, karena kemuadian hari. Adalah tidak berlebihan jika
pembinaankepribadiananak dimulai sejak si dikatakan bahwapembina utamabagipribadi
anak dalam kandungan. Sik^ dan emosi ibu flnalf adalah ibimya. Karena sebagian besar
yang sedanghamilakanberpenganihterhadap dari waktu yang dilaluinya dalam hidupnya
pertumbuhan janin yang dikandungnya, pada tahun-tahun pertama (sebelum masuk
snasana keluaiga yang tenang dan bahagia sekolah) adalah ibimya, akan berkumpuUah
akan merupakan tanah yang subur bagi semuanya menjadi bagian terbesar dari
pertumbuhan anak. Sebaliknya suasana kepribadiannya.
keluaiga yang tidak baik,.kacau» serta tidak
ada kehangatan dan pengeitian, akan Apabila si ibu banyak memberikan
merupakan tanah gersang yang akan pengalaman yang menyenangkan bagi anak,
menghambatatau mengganggu pertumbuhan maka unsur positiflah yang akan tumbuh
anak. Hdak sedikit anak yang menjadi koiban, dalam kepribadian anak. Sebaliknya jika
kehilangan hari depan,menjadimalas belajar, banyak pengalaman yang tidak menyenan^can
nakal dan sebagainya akibat suasanakeluaiga yangditerima si anakdari ibui^ makaunsur
yang tidak mCTyenangkan. negatiflah yang akan berpenganih pada
kepribadian yang sedang tumbuh itu.
Pendidik pertama atau p^bina utama Pengalaman tersebut didapat melalui seluruh
bagi kq)ribadian anak adalah ibu, kaiena pada kehidupannya, sejak dari makan, minum,
tahuii-tahun peitama dari pertumbuhannya, buang air, pakaian, pemiainan, kehangatan
anak lebih banyak berhubungan dengan perlakuan dan sebagainya, didapat oleh si
ibunya daripada dengan bapaknya. nnak padatahun-^un pertama darihidupnya
melalui ibunya.
Pemlidikto dalam arti luas teqadi melalui
seluruh pengalaman yang dilalui anak sejak Ketika si anak telah pandai bermain, ia
ia lahir, bahkan pendidikan dalam-arti mulai mendc^at pengaruh dari teman, dan
pembinaan mental sebenamyatelah dimulai oranglaindi luarkeluaiga. Pengaruh tersebut
sqak anak dalamkandimgan, dimanakeadaan mungkin ada yang baik, dan mungkin pula
emosi ibu yang sedang mengandung akan ada yangtidakbaik, makaibuyangmengerti
sangat berpenganih teriiad^ janin yang ada dan mempeifaatikan anaknya dalam semua
iranAingannya Pengaiuhteis^utakan sikap dan keadaannya akan dapat dengan
tampak dan terlihat dalam kehidupannya bijaksmia membantu si anak untuk memilih
kel^, hal ini banyak terbukti dalam pengaruh yang baik dan menghindari yang
perawatan jiwa, dimana sikap ibu terhad^ tidak baik. Demikian seterusnya selama si
janin yang dikandungnya mempengaruhi anak melalui umur pertumbuhan sampai
kondisi emosi anak nantinya. menc^aiusiarem^a. Gejolakdangelinnbang
jiwa yang gohcang dapat. menisak dan
Setelahsi bayi lahir,semuapengalaman mengancam pertumbuhanjiwa anak, q)abila
yang diterimanya, baik melauipendengaran. dihad^i oldi orangtua yangtidakbijaksaoa.

56 Al-Mawarid Edisi V, Agustus-Novcmbcr 1996


maka di sini peranan ibupun sangat 4. Peran wanita (isteri) dalam suatu keluarga
menentukan dalam membimbingiiya ke arah adalah:
kehidupan yang sebat dan diridlai olehAllah a. Sebagai Isteri
SWT. (Zakiyah Daradjat, 1978:13). Isteri yang shaleh dapat menjaga
kehormatan keluarga, memberi
ketenangandan motivasikepada suami.
Penutup Dalam memilih calon isteri ditekankan
agar diutamakan. agamanya. Karena
Wanita (isteri) sebagai salahsatu unsur agama akan mempertinggi akhlaknya
pokokdalamsuatukeluaigamenqDunyai peran dan menjaga rasa malu padanya.
dan kedudukan yang sangat strategis dalam 2. Sebagai Ibu
mewujudkan suatu keluaiga agar mencapai Salahsatu fiingsi wanita yang terpenting
derajat keluarga yang sakinah. Sebagai dalam keluarga adalah sebagai ibu,
kesimpulan- dan tulisan ini adalah sebagai karena pcmbinaan kcpribadian anak
berikut:
dimulai sejak si anak dalam kandungan.
Emosi ibu yang sedang hamil akan
1. Keluarga Sakinah dalam perspekdfke-In- berpengaruh terhadap pertumbuhan
donesia-an adalah keluarga atau rumah janin yang dikandungnya, suasana
tangga yang bahagia dan sejahtera. keluarga yang tenang dan bahagia akan
Pengertian Keluarga Sakinah tersebut. mempakan tanah yang subur bagi
diambil dan bersumber pada Surat At Rum pertumbuhan anak.
ayat (21). 3. Sebagai Pendidik.
2. Keluarga sakinah hams dimulai dengan Ibu sebagai pendidik pertama atau
pemikahan yang islami. pembina utama bagi k^ribadian anak,
3. Untukmenc^ai keluaiga sakinah tersebut karena pada tahim-tahun pertama dari
maka hams diusahakan teipenuhinya 5 pertumbuhan anak lebih banyak
(lima) kualitas yaitu: berhubungan dragan ibunya. Poididikan
a. Terwujudnya kehidupan beragama dan dalam arti luas teijadi melalui selunih
ubudiyah (ibadah) dalam keluarga, pengalaman yang dilalui anak sejak ia
dengan menciptakan suasana lahir, bahkan pendidikan dalam arti
keagamaan dalam keluaiga. pembinaan mental sebenamya telah
b. Pendidikan intelektual yang maju dan dimulai sejak anak dalam kandungan.
tuntas. Pengamh tersebut akan tampak dan
c. Kesehatan keluaiga yang teijaga dengan terlihat dalam kehidupannya kelak.
baik, yaitu dengan menumbuhkan V

kebiasaan keluaiga untuk memelihara


kesehatan. Daftar Pustaka
d. Ekonomi keluarga yang stabil, dengan Al-Bina, Risalah Jum'at, Pericawinan dan
cara menyusun perencanaan poidapatan Tanggung Jawab Sosial. 3 Januari 1992,
dan belanja keuangan. M. No. 55 Tahun H.
e. Hubungan timgsional yang seimbang,
serasi, dan selaras antara interen dan
antar keluaiga, serta lingkungan.

Al-Maw^d E^i V,;Agustus-Noyember 1996 57


Departemen Agama RI, A1 Qur'an dan Muslim, Abul Husein Muhammad Ibn A1
Tftrjffmahnya FT Bumi Restu, Jakarta, Hajjaj, Shaheh Miiglim McsIt, A1 Qoratu,
1978, hal. 644. tt, Juz in, hal. 545-546.
Djamaan Nur, Fiqh Munakahat Semarang, Nasruddin Razak, Dienul Islam. Bandung, A1
BinaUtama, 1993. Ma'arif, 1982.
KANWIL DEPAG DIY, Pola Pembinaan PTA Surabava.Kumpulan Perundang-
Keluarea Sakinah. ed III, Yogyakarta, TTnHangan Dala^i Tin^lnincan Peradilan
1994. Aeama. 1992.
Meneg UPW. Makalah Seminar Nasional Q.S. AnNisa (4): 1.
ppninpkatan KemjtraseiaiaratiWanita-Prifl Zakiyah Daradjat, Prof. DR, Islam dan
Pada PJP n. Ull Yogyakarta, 1996. Peranan Wanita. Buian Bintang, Jakarta,
1978.

58 Al-Mawarid EdisiM Agustus-NovOTiber 1996;

Anda mungkin juga menyukai