Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN SPESIFIK REGIO ELBOW

Makalah Assesment

Disusun Oleh :
Rizky Trinanda (202151002)
Refficha Anggun A. (202151004)
Akmal Khusaini (202151005)
Yuni Saharani (202151009)
Windy Sorayah (202151011)

Dosen Pengampu:
Putra Hadi SSt.FT.M.Or.,AIFO

Prodi DIII Fisioterapi


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI
TAHUN AJARAN 2022
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan hidayahnya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah “ pemeriksaan spesifik regio elbow” dengan
tepat waktu makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah assesment dan
diagnosa.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen matakuliah assement dan diagnosa
karna telah memberikan tugas ini sehingga kami mendapatkan wawasan yang
lebih banyak terkait pemeriksaan spesifik regio elbow.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebeb itu kritik
dan saran kami harpkan untuk membangun kesempurnaan makalah kami.

Jambi 21 maret 2022


DAFTAR ISI
Judul makalah..............................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.Definisi...................................................................................1
B. Etiologi..................................................................................2
C.Pathofisiology........................................................................3
D.Tanda Tanda Dan Gejala Pada Siku......................................4
E.Terapi Latihan........................................................................5
F.Pemeriksaan Spesifik Regio Elbow.......................................6
G.Pemerisaan Spesifik Khusus Pada Elbow.............................7
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................1
B.Saran......................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Mengetahui salah satu penyakit yang terjadi karena trauma yaitu patah
tulang (Fraktur) adalah terputusnya kontinutas jaringan tulang yang
disebabkan karna terjadinya benturan yang keras mendadak, penanganan
fraktur secara operatif yaitu dengan tindakan orif. Fraktur didaerah ini dapat
terjadi komplikasi komplikasi tertentu seperti kekakuan sendi atau stiffness
elbow joint, stiffness elbow joint post operatif merupakan suatu kualitas
kekakuan atau infleksisibilitas, imubilitas, konsolidasi, sebuah sendi yang
disebabkan oleh penyakit, atau cidera atau tindakan bedah.
Stiffness joint atau kekakuan sendi adalah akibat dari udem dan fibrasi
dari kapsul ligamen dan otot sekitar sendi atau perlengketan jaringan lunak
satu sama lain. Keadaan ini bertambah parah jika imubilisasi berlangsung
lama dan sendi di pertahankan dalam posisi ligamen terpendek.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terapi latihan dapat mengurangi nyeri?
2. Apakah terapi latihan meningkatkan lingkup gerak sendi?
3. Apakah terapi latihan dapat meningkatkan aktivitas fungsional pada kasus
regio elbow?

C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan rumusam masalah ini tersebut adalah:
1) Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari,
menganalisa dan mengambil suatu kesimpulan tentang kondisi .
2) Tujuan Khusus yaitu untuk mengetahui manfaat program fisioterapi
berupa IR dan Terapilatihan dalam menurunkan nyeri, meningkatkan
kekuatan otot, mengembalikan ROM (range of motion) pada sendi siku,
serta meningkatkan kemampuan fungsional pasien sepertih halnya mandi,
makan, berpakaian dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Stiffness elbow joint post operatif merupakan suatu kualitas kekakuan atau
infleksibilitas, immobilitas dan konsolidasi sebuah sendi yang disebabkan
oleh penyakit, cidera atau tindakan bedah (Dorland, 2002). Stiffness joint
atau kekakuan sendi adalah akibat dari oedem dan fibrasi pada kapsul
ligament dan otot sekitar sendi atau perlengketan dari jaringan lunak satu
sama lain. Keadaan ini bertambah parah jika immobilisasi berlangsung
lama dan sendi di pertahankan dalam posisi ligament terpendek.

B. Etiologi
Faktor utama penyebab keterbatasan gerak dari stiffness elbow joint
post.ORIF epycondilus lateral ini karena kesalahan atau tidak
sempurnanya dalam proses reposisi dan immobilisasi, kurangnya aktifitas
pada sendi siku yang disebabkan karena nyeri, sendi siku yang immobile
akan menyebabkan statis pada vena dan spasme sehingga menyebabkan
kekurangan oksigen yang dapat menimbulkan reaksi timbulnya oedema,
eksudasi, dan akhirnya menyebabkan kekakuan sendi sehingga
menyebabkan keterbatasan gerak.Kekakuan sendi biasanya terjadi setelah
fraktur. Kekakuan sendi ini timbul karena terdapat oedema dan fibrosis
pada kapsul, ligamen dan otot disekitar sendi perlengketan dari jaringan
lunak satu sama lain atau ke tulang yang mendasari (Thomas, 2011).
Dalam kasus ini terdapat tindakan ORIF berupa pemasangan wire pen
pada epycondilus lateral kemudian di pasang gips untuk waktu yang
relative lama sehingga menyebabkan kekakuan atau keterbatasan gerak
sendi siku.

C. Pathofisiologi
Penumpukan cairan dari intravaskuler ke dalam jaringan interstitial, yang
salah satu penyebabnya adalah karena reaksi inflamasi (radang) akibat
cidera jaringan. Vasokonstriksi sementara pada arteriole dilanjutkan
dengan vasodilatasi arteriole dan venule serta membukanya pembuluh
darah kapiler dan menyebabkan hyperemia. Adanya vasodilatasi
mengakibatkan pembuluh darah kapiler menjadi lebih permeable terhadap
cairan dan molekul yang besar,sehingga menyebabkan terjadinya cairan
produksi exudat yang berlebihan. Pada saat yang bersamaan, muncul
leukosit di sepanjang pinggiran lumen, kemudian menyebar melalui
dinding pembuluh darah ke jaringan, di bawah stimulus zat kimia yang
keluar dari jaringan yang rusak, yang pada akhirnya akan menimbulkan
pembengkakan (Kisner, 2007).Dengan keadaan tersebut maka pasien
biasanya akan membatasi setiap gerakan yang berhubungan dengan nyeri,
sendi-sendi menjadi kaku, oedema, kulit basah, bergaris-garis, halus, dan
mengkilap. Latihan dan pengompresan dapat mengurangi gejala-gejala
tersebut.

D. Tanda dan Gejala Klinis pada Siku


a) Nyeri
merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman, yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau berpotensi merusak jaringan.
Secara biologis tanda nyeri menunjukn adanya kerusakan jaringn yang
secara potensial berbahaya (Thomas, 2011).
b) Kaku sendi, penyebab
utama masalah yang menimbulkan sendi siku kaku adalah cidera atau
penyakit. Ini karena siku terdiri dari 3 sendi berbeda yang tersambung
dengan sangat baik, dan berdekatan serta mengandung struktur jaringan
lunak.
c) Keterbatasan Lingkup Gerak Sendi
penyebab utama dari keterbatasan gerak adalah nyeri. Pada saat sendi
digerakkan secara pasif pasien akan merasakan nyeri yang sangat hebat,
sehingga pasien cenderung untuk tidak bergerak, maka otot-otot
penggerak sendi akan memendek sehingga potensial terjadi spasme karena
mempertahankan posisi dalam waktu yang lama, dapat pula mengalami
perlengketan sendi maka akan mengalami keterbatasan gerak pada sendi
(Brader.H, 2006).
d) Penurunan kekuatan otot
dengan adanya immobilisasi yang terlalu lama maka kontraksi otot akan
sangat minimal, hal ini akan menurunkan jumlah suplai darah ke sel,
jaringat otot sekitar siku. Sehingga nutrisi dan oksigen yang disalurkan
tidak memadai untuk proses kontraksi otot dan volume otot menjadi
menurun.
e) Kontrakur adalah terbatasnya mobilitas
sendi sebagai akibat dari perubahan patologis pada permukaan sendi atau
jaringan lunak secara fungsional berhubungan dengan sendi (Dorland,
2002).Kontraktur dapat terjadi karena kurangnya aktifitas selama masa
penyembuhan pada jaringan otot.

E. Terapi Latihan
salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh baik
secara active maupun passive untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan,
ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas,
stabilitas , rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan
fungsional. Atau dapat pula didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
mempercepat penyembuhan dari suatu injuri atau penyakit tertentu yang
telah merubah cara hidupnya yang normal.
F. Pemeriksaan Spesifik Regio Elbow Joint
1. Palpasi
a. Bonny palpation
Titik referensi epycondylus lateralis-medialis, olecranon,
capitulum radii.
b. Joint palpation
Humeroulnar; humeroradial dan radioulnar joint
c.Muscle palpation
M. Extensor carpiradialis longus, M. Extensor carpiradialis brevis
tendoperiosteal, M. Extensor carpiradialis brevis tendomuscular, M. Extensor
carpiradialis brevis muscle belly, Common wrist flexor ms.
2. Tes Instabilitas Ligament
Stabilisasi lengan pasien didaerah elbow oleh tangan pemeriksa, sedang tangan
lainnya diletakkan diatas wrist pasien, selanjutnya pasien memfleksikan
elbownya sekitar 200-300 untuk memeriksa ligament collateral lateral berikan
penekanan kearah adduksi /varus dan penekanan kearah abduksi/valgus untuk
memeriksa ligament collateral medial, penekanan ditingkatkan dan perhatikan
ada tidak perubahan nyeri atau ROM.
3.Test Tinel (Tanda Tinel pada Elbow)
Tempat dari nervus ulnaris didalam celah antara processusu olecranon dan
epicondylus medial. Apabila terdapat neuroma atau entrapment neuritis di sulkus
n.ulnaris maka penekanan pada n. ulnaris ditemapat tersebut (sulkus n. ulnaris)
akan menimbulkan nyeri yang dirasakan berpangkal pada tempat penekanan
dan menjalar sepanjang perjalanan n. ulnaris.
4.Tennis Elbow Test (Metode I)
Stabilisasi dengan ibu jari pemeriksa, selanjutnya pasien diminta untuk
melakukan gerakan pronasi lengan bawah, radial deviasi dan ekstensi Wrist
sementara itu pemeriksa memberikan resisiten terhadap gerakan tersebut, tanda
positif indikasi tiba-tiba timbul nyeri yang hebat di area epicondondylus leteral
humeri. Epicondilus dapat juga dapat dipalpasi untuk menentukan tempat
nyeri.Test ini dikenal dengan nama Cozen’s test.
5.Tennis Elbow Test (Metode II)
Sambil mempalpasi epicondilus lateral pemeriksa mempronasikan lengan
bawah pasien disertai fleksi Wrist dan ekstensi elbow.Jika tes ini positif indikasi
timbul nyeri diatas epicondylus medial humeri.
6. Medial Epicondylistis Test (Golfer’s Elbow)
Pemeriksa mempapasi epicondylus medial pasien selanjutnya pemeriksa
menggerakan lengan poasien kearah supinasi lengan bawah disertai ekstensi
elbow dan wrist joint, tanda positif indikasi timbul nyeri diatas epicondylus
medial humeri.
7. Joint Play Movement
a. Humerol Ulnar Joint
Traction: ulnae 450 dorsodistal
Translation: ulnae 450 ventroproximal

b. Humero Radial Joint


Traction: Radius kedistal
Translation: Flexi radius ke ventral; Extensi radius kedorsal

c .Proximal Radio Ulnar Joint


Translation: Pron caput radii kedorsal; Supin keventral

8. Fleksi Elbow Test


Minta pasien untuk fleksi Elbow maksimal dan pertahankan posisi tersebut
sampai 5 menit, tanda pisitif indikasi adanya rasa krtam atau paresthesia
sepanjang distribusi syaraf ulnar dilengan bawah dan tangan.Tes ini membantu
untuk mengetahui adanya cubital tunnel syndrom.
G. Berikut ini beberapa pemeriksaan spesifik/ khusus pada elbow/siku
1. Tes instabilitas Ligaments
Stabilitasi lengan pasien didaerah elbow oleh tangan pemeriksa, sedang tangan
lainnya diletakkan diatas wrist pasien. Selanjutnya pasien memfleksikan elbownya
sekitar 20 – 3o derajat. Untuk memeriksa ligament collateral lateral, berikan
penekanan kea rah adduksi/varus dan penekanan kea rah abduksi/valgus untuk
memeliksa ligament collateral medial. Penekanan ditingkatkan dan perhatikan ada
tidaknya perubahan nyeri atau ROM
2. Tes tinel/tanda Tinel’s pada elbow
Tempat dari nervus ulnaris didalam celah antara processus olecranon dan
epicondylus medial. Apabila terdapat neuroma atau entrapment neuritis disulkus
n. ulnaris, maka maka penekanan pada nervus ulnaris ditempat tersebut (sulkus n.
ulnaris) akan menimbulkan nyeri yang dirasakan berpangkal pada tempat
penekanan dan menjalar sepanjang perjalanan n. ulnaris.
3. Tenis Elbow Test (metode I)
Stabilisasi elbow dengan ibu jari pemeriksa, selanjutnya pasien diminta untuk
melakukan gerakan pronasi lengan bawah, radial deviasi dan ekstensi wrist
sementara it pemeriksa memberikan resisten terhadap gerakan tersebut. Tanda
positif indikasi tiba-tiba muncul timbul nyeri yang hebat di area epicondylus
lateral humeri. Epicondylus dapat juga di palpasi untuk menentukan tempat nyeri.
Test ini dikenal dengan nama Cozen’s test.
4. Tennis elbow test (Metode II)
Sambil mempalpasi epicondylus lateral, pemeriksa mempronasikan lengan bawah
pasien disertai sleksi wrist dan ekstensi elbow. Jika tes ini positif indikasi timbul
nyeri diatas epicondylus lateral humeri.
5. Medial Epicondylitis Test (Golfer’s elbow)
Pameriksa mempalpasi epicondylus medial pasien selanjutnya pameriksa
menggerakkan lengan pasien kea rah supinasi lengan bawah disertai ekstensi
elbow dan wrist joint. Tanda positif indikasi timbul nyeri diatas epicondylus
medial humeri.
6. Fleksi elbow test
Minta pasien untuk fleksi elbow maksimal dan pertahankan posisi tersebut sampai
5 menit. Tanda positif indikasi adanya rasa kram atau paresthesia sepanjang
distribusi saraf ulnar di lengan bawah dan tangan. Tes ini membantu untuk
mengetahui adanya cubital tunnel syndrome
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu kualitas kekakuan atau infleksibilitas, immobilitas dan konsolidasi
sebuah sendi yang disebabkan oleh penyakit, cidera atau tindakan bedah.
B. Saran
Dalam hal ini keberhasilan ditentukan oleh tim medis dan penderita
sendiri. Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program fisioterapi
yang telah ditetapkan maka latihan di rumah sesuai dengan yang
dianjurkan terapis seperti gerakan menekuk sendi siku, gerakan aktifitas
seperti saat ganti pakaian, makan, mandi dll, pasien disarankan agar lebih
berhati-hati dalamberaktifitas khususnya yang banyak menggunakan sendi
siku seperti mengangkat berat, mendorong ataupun menarik benda berat.
Dapat juga memberikan kompres air hangat pada bagian yang sakit untuk
menurunkanbengkak dan nyeri
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Paulsen,F. & Waschke,J. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia
: Anatomi Umum
dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta :
EGC.
Hastono. 2007. Analisis Data Kesehatan. FKM UI. Jakarta.
Hudaya, Prasetya. 2002. Rematologi ; Politeknik Kesehatan
Surakarta.
Kisner,Carolyn and Lynn Colby.1996.Therapeutic Exercise
Foundation and
Techniques ( third edition). Philadelphia : F.A Davis Company.
Kisner, K dan Colby, LA. 2007. Therapautic Exercise
Foundations and
Techniques. 5nd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Ningsih, L. N. 2009 . Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan
Muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai