Makalah Assesment
Disusun Oleh :
Rizky Trinanda (202151002)
Refficha Anggun A. (202151004)
Akmal Khusaini (202151005)
Yuni Saharani (202151009)
Windy Sorayah (202151011)
Dosen Pengampu:
Putra Hadi SSt.FT.M.Or.,AIFO
C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan rumusam masalah ini tersebut adalah:
1) Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari,
menganalisa dan mengambil suatu kesimpulan tentang kondisi .
2) Tujuan Khusus yaitu untuk mengetahui manfaat program fisioterapi
berupa IR dan Terapilatihan dalam menurunkan nyeri, meningkatkan
kekuatan otot, mengembalikan ROM (range of motion) pada sendi siku,
serta meningkatkan kemampuan fungsional pasien sepertih halnya mandi,
makan, berpakaian dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Stiffness elbow joint post operatif merupakan suatu kualitas kekakuan atau
infleksibilitas, immobilitas dan konsolidasi sebuah sendi yang disebabkan
oleh penyakit, cidera atau tindakan bedah (Dorland, 2002). Stiffness joint
atau kekakuan sendi adalah akibat dari oedem dan fibrasi pada kapsul
ligament dan otot sekitar sendi atau perlengketan dari jaringan lunak satu
sama lain. Keadaan ini bertambah parah jika immobilisasi berlangsung
lama dan sendi di pertahankan dalam posisi ligament terpendek.
B. Etiologi
Faktor utama penyebab keterbatasan gerak dari stiffness elbow joint
post.ORIF epycondilus lateral ini karena kesalahan atau tidak
sempurnanya dalam proses reposisi dan immobilisasi, kurangnya aktifitas
pada sendi siku yang disebabkan karena nyeri, sendi siku yang immobile
akan menyebabkan statis pada vena dan spasme sehingga menyebabkan
kekurangan oksigen yang dapat menimbulkan reaksi timbulnya oedema,
eksudasi, dan akhirnya menyebabkan kekakuan sendi sehingga
menyebabkan keterbatasan gerak.Kekakuan sendi biasanya terjadi setelah
fraktur. Kekakuan sendi ini timbul karena terdapat oedema dan fibrosis
pada kapsul, ligamen dan otot disekitar sendi perlengketan dari jaringan
lunak satu sama lain atau ke tulang yang mendasari (Thomas, 2011).
Dalam kasus ini terdapat tindakan ORIF berupa pemasangan wire pen
pada epycondilus lateral kemudian di pasang gips untuk waktu yang
relative lama sehingga menyebabkan kekakuan atau keterbatasan gerak
sendi siku.
C. Pathofisiologi
Penumpukan cairan dari intravaskuler ke dalam jaringan interstitial, yang
salah satu penyebabnya adalah karena reaksi inflamasi (radang) akibat
cidera jaringan. Vasokonstriksi sementara pada arteriole dilanjutkan
dengan vasodilatasi arteriole dan venule serta membukanya pembuluh
darah kapiler dan menyebabkan hyperemia. Adanya vasodilatasi
mengakibatkan pembuluh darah kapiler menjadi lebih permeable terhadap
cairan dan molekul yang besar,sehingga menyebabkan terjadinya cairan
produksi exudat yang berlebihan. Pada saat yang bersamaan, muncul
leukosit di sepanjang pinggiran lumen, kemudian menyebar melalui
dinding pembuluh darah ke jaringan, di bawah stimulus zat kimia yang
keluar dari jaringan yang rusak, yang pada akhirnya akan menimbulkan
pembengkakan (Kisner, 2007).Dengan keadaan tersebut maka pasien
biasanya akan membatasi setiap gerakan yang berhubungan dengan nyeri,
sendi-sendi menjadi kaku, oedema, kulit basah, bergaris-garis, halus, dan
mengkilap. Latihan dan pengompresan dapat mengurangi gejala-gejala
tersebut.
E. Terapi Latihan
salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh baik
secara active maupun passive untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan,
ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas,
stabilitas , rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan
fungsional. Atau dapat pula didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
mempercepat penyembuhan dari suatu injuri atau penyakit tertentu yang
telah merubah cara hidupnya yang normal.
F. Pemeriksaan Spesifik Regio Elbow Joint
1. Palpasi
a. Bonny palpation
Titik referensi epycondylus lateralis-medialis, olecranon,
capitulum radii.
b. Joint palpation
Humeroulnar; humeroradial dan radioulnar joint
c.Muscle palpation
M. Extensor carpiradialis longus, M. Extensor carpiradialis brevis
tendoperiosteal, M. Extensor carpiradialis brevis tendomuscular, M. Extensor
carpiradialis brevis muscle belly, Common wrist flexor ms.
2. Tes Instabilitas Ligament
Stabilisasi lengan pasien didaerah elbow oleh tangan pemeriksa, sedang tangan
lainnya diletakkan diatas wrist pasien, selanjutnya pasien memfleksikan
elbownya sekitar 200-300 untuk memeriksa ligament collateral lateral berikan
penekanan kearah adduksi /varus dan penekanan kearah abduksi/valgus untuk
memeriksa ligament collateral medial, penekanan ditingkatkan dan perhatikan
ada tidak perubahan nyeri atau ROM.
3.Test Tinel (Tanda Tinel pada Elbow)
Tempat dari nervus ulnaris didalam celah antara processusu olecranon dan
epicondylus medial. Apabila terdapat neuroma atau entrapment neuritis di sulkus
n.ulnaris maka penekanan pada n. ulnaris ditemapat tersebut (sulkus n. ulnaris)
akan menimbulkan nyeri yang dirasakan berpangkal pada tempat penekanan
dan menjalar sepanjang perjalanan n. ulnaris.
4.Tennis Elbow Test (Metode I)
Stabilisasi dengan ibu jari pemeriksa, selanjutnya pasien diminta untuk
melakukan gerakan pronasi lengan bawah, radial deviasi dan ekstensi Wrist
sementara itu pemeriksa memberikan resisiten terhadap gerakan tersebut, tanda
positif indikasi tiba-tiba timbul nyeri yang hebat di area epicondondylus leteral
humeri. Epicondilus dapat juga dapat dipalpasi untuk menentukan tempat
nyeri.Test ini dikenal dengan nama Cozen’s test.
5.Tennis Elbow Test (Metode II)
Sambil mempalpasi epicondilus lateral pemeriksa mempronasikan lengan
bawah pasien disertai fleksi Wrist dan ekstensi elbow.Jika tes ini positif indikasi
timbul nyeri diatas epicondylus medial humeri.
6. Medial Epicondylistis Test (Golfer’s Elbow)
Pemeriksa mempapasi epicondylus medial pasien selanjutnya pemeriksa
menggerakan lengan poasien kearah supinasi lengan bawah disertai ekstensi
elbow dan wrist joint, tanda positif indikasi timbul nyeri diatas epicondylus
medial humeri.
7. Joint Play Movement
a. Humerol Ulnar Joint
Traction: ulnae 450 dorsodistal
Translation: ulnae 450 ventroproximal
A. Kesimpulan
Suatu kualitas kekakuan atau infleksibilitas, immobilitas dan konsolidasi
sebuah sendi yang disebabkan oleh penyakit, cidera atau tindakan bedah.
B. Saran
Dalam hal ini keberhasilan ditentukan oleh tim medis dan penderita
sendiri. Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program fisioterapi
yang telah ditetapkan maka latihan di rumah sesuai dengan yang
dianjurkan terapis seperti gerakan menekuk sendi siku, gerakan aktifitas
seperti saat ganti pakaian, makan, mandi dll, pasien disarankan agar lebih
berhati-hati dalamberaktifitas khususnya yang banyak menggunakan sendi
siku seperti mengangkat berat, mendorong ataupun menarik benda berat.
Dapat juga memberikan kompres air hangat pada bagian yang sakit untuk
menurunkanbengkak dan nyeri
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Paulsen,F. & Waschke,J. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia
: Anatomi Umum
dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta :
EGC.
Hastono. 2007. Analisis Data Kesehatan. FKM UI. Jakarta.
Hudaya, Prasetya. 2002. Rematologi ; Politeknik Kesehatan
Surakarta.
Kisner,Carolyn and Lynn Colby.1996.Therapeutic Exercise
Foundation and
Techniques ( third edition). Philadelphia : F.A Davis Company.
Kisner, K dan Colby, LA. 2007. Therapautic Exercise
Foundations and
Techniques. 5nd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Ningsih, L. N. 2009 . Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan
Muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika