Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN FITOREMEDIASI TANAMAN BAMBU AIR

(Equisetum hyemale) UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN


LOGAM TIMBAL (Pb) PADA LINGKUNGAN

Oleh:
1. Isni Aristia 201841570008
2. Yulia Anggraeni 201941500061

Dosen Pengampu:
Emilda, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang tengah berupaya untuk memajukan bidang


perindustrian. Kemajuan bidang industri tersebut dapat dilihat dengan banyaknya keberadaan
pabrik-pabrik penghasil barang-barang industri, seperti pabrik yang memproduksi pipa dan
kran air, tekstil, gelas dan keramik, cat, baterai, kabel, semen, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan hasil produksi yang optimal, pabrik-pabrik tersebut menggunakan unsur-unsur
logam yang bersifat tahan panas, tidak mudah korosi, dan mudah dibentuk. Salah satu unsur
logam kimia yang sering digunakan adalah timbal atau Pb.

Akan tetapi, selain terdapat manfaat dalam penggunaan timbal, limbah dari timbal juga
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan tubuh dan berbahaya bagi lingkungan hidup.
Timbal (Pb) merupakan kelompok logam yang beracun yang dapat dengan mudah
terakumulasi dengan lingkungan. Bila toksisitas Pb dikonsumsi anak-anak dalam masa kecil
dan berlangsung terus-menerus menyebabkan nerotoksik (keracunan pada saraf) dan kelainan
tingkah laku. Toksisitas Pb terjadi apabila dalam darah ditemukan kandungan Pb bila
toksisitas Pb ≥ 0,08 g % atau dalam urin ≥0,15 mg/l (Darmono dalam Ajeng dan Wesen,
2013).

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya suatu upaya untuk menurunkan kadar
logam timbal (Pb) agar dapat mengurangi masalah kesehatan dan penurunan kualitas
lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan fitoremediasi.
Fitoremediasi merupakan penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk mengatasi
pencemaran lingkungan. Contoh tananaman yang dapat digunakan untuk menurunkan
kandungan logam timbal (Pb) pada lingkungan adalah bambu air (Equisetum hyemale).
Dipilihnya tanaman bambu air (Equisetum hyemale) karena tanaman ini memiliki beberapa
keunggulan. Beberapa keunggulan tanaman ini antara lain; tanaman ini dapat mudah tumbuh
dimana saja, mudah perawatannya, dan tahan terhadap berbagai pengaruh luar (Suharto dkk,
2011).

B. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui karakteristik tanaman bambu air (Equisetum hyemale)


2. Untuk memahami mekanisme penguraian limbah logam timbal (Pb) menggunakan
tanaman bambu air
3. Untuk mempelajari kelemahan dan keunggulan fitoremediasi tanaman bambu air

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tanaman Bambu Air (Equisetum hyemale)


Tanaman bambu air (Equisetum hyemale) termasuk ke dalam anggota genus Equisetum
dan famili Equisetaceae dari ordo Equisetales. Equisetum berasal dari kata equus yang berarti
kuda dan saeta yang berarti rambut tebal, sehingga tumbuhan bambu air ini sering disebut
juga sebagai tanaman paku ekor kuda. Spesies Equisetum umumnya tumbuh di lingkungan
yang basah seperti kolam dangkal, daerah pinggiran sungai, atau di daerah rawa.

Tumbuhan Equisetum berwarna hijau, beruas-ruas, berbuku-buku, dan berlubang di


tengahnya. Tanaman bambu air juga mudah dipatahkan pada bagian ruasnya. Tanaman ini
biasanya tumbuh dengan tinggi kurang dari 1,3 meter (4 kaki), namun ada juga beberapa
Equisetum di daerah tropis dan pantai hujan tropis di California yang tingginya dapat
melebihi 4,6 meter atau berkisar 15 kaki (Stern, 2003).

Pada tanaman Equisetum, hampir semua proses fotosintesis terjadi di batang. Batang
episetum mengandung banyak silika, sedangkan daun pada semua anggota tanaman ini tidak
berkembang baik, tetapi hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora
tumbuhan Equisetum tersimpan dalam bentuk gada atau yang sering disebut strobilus (jamak
strobili) yang terbentuk pada ujung batang atau apikal. (Silalahi, 2009).

Tanaman bambu air memiliki kemampuan untuk melakukan fitoremediasi dalam


mengurai limbah timbal atau Pb. Hal ini dikarenakan karena tanaman bambu air memiliki
batang dengan kandungan silikat yang tinggi, sehingga berguna untuk mengikat partikel
logam yang terserap oleh akar tanaman.

B. Mekanisme Penguraian Timbal dengan Tanaman Bambu Air


Menurut Rosiana dalam Anam dkk (2013), tanaman dapat meremediasi polutan
organik melalui tiga cara, yaitu menyerap secara langsung bahan kontaminan,
mengakumulasi metabolisme non fitotoksik ke sel-sel tanaman, dan melepaskan eksudat dan
enzim yang dapat menstimulasi aktivitas mikroba, serta menyerap mineral pada daerah
rizosfer.

Pada tanaman bambu air, proses penyerapan dan akumulasi logam timbal (Pb) dibagi
menjadi tiga proses, yaitu:
1. Penyerapan Oleh Akar

Terdapat dua acara penyerapan ion ke dalam akar tanaman. Pertama


menggunakan aliran massa, ion dalam air bergerak menuju akar ke gradien potensial
yang disebabkan oleh transpirasi. Kedua dengan cara difusi, gradien konsentrasi
dihasilkan oleh pengambilan ion pada permukaan akar.

2. Translokasi Logam dari Akar ke Bagian Tumbuhan Lain

Logam yang telah dibawa ke dalam akar akan diangkut melalui jaringan
pengangkut, yaitu xylem dan floem ke bagian tumbuhan yang lain. Agar dapat
meningkatkan efisiensi pengangkutan, logam diikat oleh molekul chelate.

3. Lokalisasi Logam

Lokalisasi logam dilakukan untuk mencegah peracunan logam terhadap sel,


tumbuhan mempunyai proses detoksifikasi misalnya dengan menimbun logam di dalam
organ tertentu seperti akar.

C. Kelemahan dan Keunggulan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Bambu Air


1. Kelemahan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Bambu Air
a. Hanya tanaman bambu air yang berusia muda yang memiliki daya penyerapan
maksimal untuk menyerap logam timbal (Pb)
b. Fitoremediasi menggunakan tanaman bambu air sangat dipengaruhi oleh suhu dan
kelembaban lingkungan, karena suhu dan kelembaban yang fluktuatif dapat
memengaruhi proses evapotranspirasi pada tanaman

2. Keunggulan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Bambu Air


a. Fitoremediasi menggunakan tanaman bambu air cukup efektif dalam menurunkan
kadar logam berat timbal (Pb)
b. Tanaman bambu air mudah tumbuh di mana saja sehingga memudahkan dalam
proses penanaman
c. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan fitoremediasi menggunakan tanaman
bambu air cukup murah
d. Tanaman bambu air merupakan tanaman yang ramah lingkungan dan tidak
mengalami perubahan apapun setelah dijadikan media fitoremediasi
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fitoremediasi merupakan penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk
mengatasi pencemaran lingkungan. Contoh tananaman yang dapat digunakan untuk
menurunkan kandungan logam timbal (Pb) pada lingkungan adalah bambu air (Equisetum
hyemale). Tanaman bambu air termasuk ke dalam anggota genus Equisetum dan famili
Equisetaceae dari ordo Equisetales. Tumbuhan Equisetum berwarna hijau, beruas-ruas,
berbuku-buku, dan berlubang ditengahnya. Tanaman ini biasanya tumbuh dengan tinggi
kurang dari 1,3 meter (4 kaki).

Proses penyerapan dan akumulasi logam timbal (Pb) dibagi menjadi tiga proses, yaitu
penyerapan oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, serta lokalisasi
logam. Kelemahan fitoremediasi menggunakan tananam bambu air yaitu hanya bambu air
muda yang memiliki daya serap maksimal terhadap logam berat serta proses evapotranspirasi
sangat bergantung pada keadaan suhu dan lingkungan. Adapun keunggulannya antara lain
cukup efektif, murah, tanaman bambu air mudah tumbuh di mana saja dan ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Any Bayu dan Putu Wesen. (2013). Penyisihan Logam Berat Timbal (Pb) dengan
Proses Fitoremediasi. Surabaya: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Pasaribu, Selita, dkk. (2021). The effectivity rough horsetail (Equisetum hymale) and
Mexican sword (Echinodorus paleafolius) as phytoremediation agent in reducing
heavy lead metal (pb) in the upper Citarum River – Daeyeuhkolot. Sumedang:
International Journal of Fisheries and Aquatic Studies
Priyanto, B, dan J. Prayitno. (2004). Fitoremediasi sebagai Sebuah teknologi Pemulihan
pencemaran Khusus Logam Berat. Jakarta: Universitas Trisakti

Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: UNPAR PRESS


Stern, David.I. (2003). The Environmental Kuznet Curve. USA
Suharto, Bambang, dkk. (2011). Penurunan Kandungan Logam Pb dan Cr Leachate Melalui
Fitoremediasi Bambu Air (Equisetum hyemale) dan Zeloit. Madura: Jurnal Teknologi
Industri Pertanian

Anda mungkin juga menyukai