Oleh:
1. Isni Aristia 201841570008
2. Yulia Anggraeni 201941500061
Dosen Pengampu:
Emilda, M.Si
Akan tetapi, selain terdapat manfaat dalam penggunaan timbal, limbah dari timbal juga
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan tubuh dan berbahaya bagi lingkungan hidup.
Timbal (Pb) merupakan kelompok logam yang beracun yang dapat dengan mudah
terakumulasi dengan lingkungan. Bila toksisitas Pb dikonsumsi anak-anak dalam masa kecil
dan berlangsung terus-menerus menyebabkan nerotoksik (keracunan pada saraf) dan kelainan
tingkah laku. Toksisitas Pb terjadi apabila dalam darah ditemukan kandungan Pb bila
toksisitas Pb ≥ 0,08 g % atau dalam urin ≥0,15 mg/l (Darmono dalam Ajeng dan Wesen,
2013).
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya suatu upaya untuk menurunkan kadar
logam timbal (Pb) agar dapat mengurangi masalah kesehatan dan penurunan kualitas
lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan fitoremediasi.
Fitoremediasi merupakan penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk mengatasi
pencemaran lingkungan. Contoh tananaman yang dapat digunakan untuk menurunkan
kandungan logam timbal (Pb) pada lingkungan adalah bambu air (Equisetum hyemale).
Dipilihnya tanaman bambu air (Equisetum hyemale) karena tanaman ini memiliki beberapa
keunggulan. Beberapa keunggulan tanaman ini antara lain; tanaman ini dapat mudah tumbuh
dimana saja, mudah perawatannya, dan tahan terhadap berbagai pengaruh luar (Suharto dkk,
2011).
B. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
Pada tanaman Equisetum, hampir semua proses fotosintesis terjadi di batang. Batang
episetum mengandung banyak silika, sedangkan daun pada semua anggota tanaman ini tidak
berkembang baik, tetapi hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora
tumbuhan Equisetum tersimpan dalam bentuk gada atau yang sering disebut strobilus (jamak
strobili) yang terbentuk pada ujung batang atau apikal. (Silalahi, 2009).
Pada tanaman bambu air, proses penyerapan dan akumulasi logam timbal (Pb) dibagi
menjadi tiga proses, yaitu:
1. Penyerapan Oleh Akar
Logam yang telah dibawa ke dalam akar akan diangkut melalui jaringan
pengangkut, yaitu xylem dan floem ke bagian tumbuhan yang lain. Agar dapat
meningkatkan efisiensi pengangkutan, logam diikat oleh molekul chelate.
3. Lokalisasi Logam
A. Kesimpulan
Fitoremediasi merupakan penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk
mengatasi pencemaran lingkungan. Contoh tananaman yang dapat digunakan untuk
menurunkan kandungan logam timbal (Pb) pada lingkungan adalah bambu air (Equisetum
hyemale). Tanaman bambu air termasuk ke dalam anggota genus Equisetum dan famili
Equisetaceae dari ordo Equisetales. Tumbuhan Equisetum berwarna hijau, beruas-ruas,
berbuku-buku, dan berlubang ditengahnya. Tanaman ini biasanya tumbuh dengan tinggi
kurang dari 1,3 meter (4 kaki).
Proses penyerapan dan akumulasi logam timbal (Pb) dibagi menjadi tiga proses, yaitu
penyerapan oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, serta lokalisasi
logam. Kelemahan fitoremediasi menggunakan tananam bambu air yaitu hanya bambu air
muda yang memiliki daya serap maksimal terhadap logam berat serta proses evapotranspirasi
sangat bergantung pada keadaan suhu dan lingkungan. Adapun keunggulannya antara lain
cukup efektif, murah, tanaman bambu air mudah tumbuh di mana saja dan ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Any Bayu dan Putu Wesen. (2013). Penyisihan Logam Berat Timbal (Pb) dengan
Proses Fitoremediasi. Surabaya: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Pasaribu, Selita, dkk. (2021). The effectivity rough horsetail (Equisetum hymale) and
Mexican sword (Echinodorus paleafolius) as phytoremediation agent in reducing
heavy lead metal (pb) in the upper Citarum River – Daeyeuhkolot. Sumedang:
International Journal of Fisheries and Aquatic Studies
Priyanto, B, dan J. Prayitno. (2004). Fitoremediasi sebagai Sebuah teknologi Pemulihan
pencemaran Khusus Logam Berat. Jakarta: Universitas Trisakti