Anda di halaman 1dari 8

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM

“PERAHU KERTAS” KARYA DEWI LESTARI

Anis Atmiyati
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Tindak tutur adalah salah satu bagian dari pragmatik. Tindak pada hakikatnya berarti
suatu perbuatan atau perlakuan yang dilakukan seseorang dalam menentukan aksi atau langkah.
Dengan menuturkan sebuah ujaran, penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dari mitra
tuturnya.Setiap manusia tidak lepas dari proses komunikasi yang digunakan sebagai hubungan
timbal balik dalam berbahasa.

Dialog yang terdapat dalam novel memiliki proses komunikasi yang sering terjadi di
kehidupan sehari-hari. Penelitian ini membahas tentang analisis tindak tutur ilokusi dalam
dialog film “Perahu Kertas”. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan tindak
tutur ilokusi yang terdapat dalam novel “Perahu Kertas”.

Hasil penelitian ini ditemukan beberapa jenis tindak tutur. Terdapat tiga jenis tindak
tutur yang peneliti fokuskan, yaitu 1) tindak tutur direktif meliputi memesan, memerintah,
memohon, menuntut, dan menasihati. 2) tindak tutur ekspresif meliputi berterima kasih,
memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji, dan berbelasungkawa.3) tindak tutur
representatif meliputi melaporkan, menyatakan, mengakui, dan menunjukkan.

Kata Kunci : pragmatik,tindak tutur

A. Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk dapat saling bertukar
informasi. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Untuk memahami
satu sama lain dalam proses komunikasi diperlukan pemahaman yang sama dalam bahasa
yang digunakan. Setiap manusia tidak lepas dari proses komunikasi yang digunakan
sebagai hubungan timbal balik dalam berbahasa.
Melalui film ini terjadi interaksi komunikasi antar tokohnya. Di dalam film ini
terdapat maksud dan pesan melalui sebuah percakapan. Di dalam percakapan tersebut
terkandung setting, adegan, dan beberapa topik pembicaraan tertentu yang merupakan
bagian dari konteks tuturan. Dengan adanya konteks tuturan, maka dapat mempermudah
untuk memahami maksud dari sebuah tuturan.
Dengan adanya hal tersebut, film adalah salah satu media untuk menyampaikan
pesan yang efektif bagi para penonton. Hal tersebut yang membuat film layak dikaji secara
lebih lanjut pada kajian tindak tutur, khususnya tindak tutur ilokusi yang ada pada film
“Perahu Kertas” karya Dewi Lestari.
Di dalam dialog film tersebut terdapat beberapa percakapan yang mengandung
tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi merupakan sebuah tuturan yang berfungsi untuk
mengatakan sesuatu, juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi,
tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur ilokusi (Wijana, 199618).
Percakapan antartokoh yang terdapat dalam d iaglog film “Perahu Kertas” karya
Dewi Lestari, terdapat beberapa tindak tutur ilokusi yang ditemukan. Seperti pada contoh
berkut:

KONTEKS : Tuturan terjadi saat Noni menelpon Kugy. Tuturan


diucapkan saat Noni menanyakan kepada Kugy.
Apakah Kugy jadi pergi ke Bandung.

Noni : “Minggu depan, pokoknya nggak mau tahu, lu harus


udah sampai di Bandung. Mobil Eko udah gua suruh
masuk bengkel dulu biar nggak mogok pas ngejemput
lu ke stasiun. Habis itu kita langsung keliling buat
belanja kebutuhan lu. Kamar lu udah gua sapu-sapu
dari kemarin. Pokoknya tahu beres, deh.”
Kugy : “Tapi lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gua
dijadiin satu.”
Noni : “Dasar anak gila!”

Kugy : “Kurang ajar lagi”

Noni : “Iya! Kurang ajar!”


Tuturan Minggu depan, pokoknya nggak mau tahu, lu harus udah sampai di
Bandung yang diutarakan penutur (Noni) dengan maksud menyuruh mitra tutur (Kugy)
untuk segera datang ke Bandung. Karena penutur sudah menyiapkan semuanya. Dari
tempat tidur, menyiapkan jemputan, bahkan sampai Menyusun daftar acara mereka selama
seminggu pertama.
Daya ilokusi tersebut memiliki efek terhadap mitra tutur sedikit kesal karena
penutur selalu menyuruh mitra tutur untuk segera berangkat ke Bandung. Kebenaran
tindak ilokusi direktif ini adalah apa yang diucapkan oleh penutur sesuai dengan kenyataan
yang ada. Kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur ilokusi direktif menyuruh. Karena
penutur menyuruh kepada mitra tutur untuk segera berangkat ke Bandung karena semua
yang mitra tutur butuhkan sudah penutur siapkan semua.
Dalam penelitian ini penulis memilih judul “Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog
Film “Perahu Kertas” Karya Dewi Lestari” dikarenakan terdapat tuturan ilokusi dalam
dialog film “Perahu Kertas” sangat beragam. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih
lanjut tindak tutur ilokusi yang ada dalam film tersebut.

B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara
metodologis. Bodgan dan Taylor (melalui Moleong, 2001:3) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian deskriptif hanya
menggambarkan berdasarkan fakta tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan.
Pendekatan kualitatif menggunakan teori kontekstual untuk menganalisis data.
Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini adalah dialog yang diucapkan oleh
tokoh-tokoh pemeran dalam film “Perahu Kertas”. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode simak dan teknik catat. Dalam metode simak ini penulis tidak
terlibat langsung dalam percakapan. Peneliti menonton film secara cermat untuk
mendapatkan pemahaman yang baik dan benar mengenai film tersebut. Peneliti hanya
sebagai pengamat dan tidak terlibat langsung dalam peristiwa. Peneliti menuliskan data
dalam tabel pengumpulan data dan mengklasifikasikan tentang bentuk dan fungsi tindak
tutur.
Dalam menganalisis data, peneliti akan menggunakan metode padan (Sudaryanto,
1993). Metode padan yang digunakan adalah metode padan pragmatik. Analisis yang
dilakukan dalam penelitian ini berupa mengidentifikasi jenis tindak tutur ilokusi pada
dialog film “Perahu Kertas” serta menarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Penyajian
analisis data penelitian yaitu deskripsi jenis ilokusi, meliputi direktif, ekspresif, dan
representatif.

C. Hasil dan Pembahasan


Sumber data penelitian ini diperoleh beberapa dialog yang menunjukkan adanya
tindak tutur yang mempunyai maksud dan fungsi terhadap mitra tutur, atau daya tuturan
tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi. Bentuk tindak tutur yang muncul dalam film
“Perahu Kertas” ini terdapat empat jenis tuturan ilokusi, yaitu: tindak tutur direktif, tindak
tutur ekspresif, dan tindak tutur representative. Contoh data pada bentuk tindak tutur yang
terdapat pada penelitian ini dapat dilihat dalam ulasan sebagai berikut.

Jenis Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film “Perahu Kertas”

a) Tindak Tutur Direktif


Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar
mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
1) Tindak Tutur Direktif “menyuruh”
Hal ini dapat dilihat pada data tuturan berikut ini:

Konteks : Tuturan terjadi antara Jeroen dan mamanya


ketika mamanya menyuruh Jeroen untuk
segera mandi.
Jeroen : “Ma! Keenan belum berangkat, kan?”
Mama : “Belum. Tapi kamu harus mandi dulu baru
bisa ikut antar abangmu ke stasiun”.
Keenan : “Tapi jelek-jelek gitu, Jeroan banyak yang
naksir, Ma”

Tuturan kamu harus mandi yang diucapkan oleh penutur (Mama)


dengan maksud menyuruh mitra tutur (Jeroen) untuk segera mandi jika ingin
ikut mengatar abangnya di stasiun. Kata kamu harus mandi disampaikan
penutur untuk menekan suruhan. Daya ilokusi tersebut memiliki efek terhadap
mitra tutur yang menjadi gugup karena sudah disuruh mamanya untuk segera
mandi. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif
karena tuturan tersebut dimaksudkan agar mitra tutur melakukan apa yang
disuruh oleh penutur. Berdasarkan penjelasan di atas, tuturan yang diucapkan
oleh penutur dalam kutipan dialog tersebut merupakan tindak tutur ilokusi
direktif menyuruh karena penutur menyuruh mitra tutur untuk segera mandi
jika ingin ikut mengantar abangnya.
2) Tindak Tutur Direktif “memohon”
Hal ini dapat dilihat pada data tuturan berikut ini:

Konteks : Tuturan terjadi saat Jeroen memohon ingin


ikut pergi ke Bandung. Tetapi ditolak
mentah oleh ayahnya. Dan kini Jeroen
mencoba celah lain, yakni lewat ibunya.
Jeroen : “Ma, aku bolos sehari, deh. Aku juga mau
ke Bandung. Ketemu Mas Eko,” rengek
Jeroen
Mama : “Nggak bisa, Roen. Kamu harus sekolah.”
Keenan : “Mama yakin saya dijemput Eko? Saya
nggak ingat mukanya, dia juga pastis ama.
Kami terakhir ketemu kan waktu SD!”
Jeroen : “Nah! Itu dia, Ma! Kalau aku ikut, aku
nanti bisa kasih tahu Mas Eko yang mana”.

Tuturan aku bolos sehari, deh. Aku juga mau ke Bandung yang
diucapkan oleh penutur (Jeroen) dengan maksud memohon kepada mitra tutur
(Mama) untuk memperbolehkan bolos sekolah. Oleh karena itu, kutipan dialog
di atas merupakan tindak tutur direktif karena tuturan tersebut dimaksudkan
agar mitra tutur memberi izin penutur. Berdasarkan penjelasan di atas, tuturan
yang diucapkan oleh penutur dalam kutipan dialog tersebut merupakan tindak
tutur ilokusi direktif memohon karena penutur memohon kepada mitra tutur
agar diperbolehkan ikut ke Bandung.

b) Tindak Tutur Ekspresif


Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya
agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam
tuturan.
1. Tindak Tutur Ekspesif “memuji”
Hal ini dapat dilihat pada data tuturan berikut ini:
Konteks : Tuturan terjadi diantara Kugy dan Ojos. Ojos
memuji cerpen yang dibuat Kugy.
Ojos : “Kamu lagi bikin cerita apa?”
Kugy : “Aku lagi bikin cerpen cinta gitu. Kalau dimuat,
honornya cukupan beli HP baru.”
Ojos : “Pasti dimuat. Kamu kan hebat. Ceweknya
siapa dulu.”

Tuturan Kamu kan hebat yang dituturkan oleh penutur (Ojos) kepada
mitra tutur (Kugy) dengan maksud memuji cerpen yang dibuat oleh mitra tutur.
Sedangkan tuturan yang dituturkan oleh penutur dapat dikatakan tuturan
ekspresif karena tuturan tersebut dapat diartikan sebagai evaluasi tentang suatu
hal yakni baju yang dipakai oleh mitra tutur. Oleh karena itu kutipan dialog di
atas merupakan tindak tutur ekspresif memuji karena tuturan tersebut berisi
suatu pujian yang diucapkan oleh penutur untuk mitra tutur.
2. Tindak Tutur Ekspresif “mengucapkan terima kasih”
Hal ini dapat dilihat pada data tuturan berikut ini:
Konteks : Tuturan diucapkan Kugy saat kugy
mengucapkan terima kasih, bersyukur
kepada Tuhan. Karena dia ditlaktir oleh Eko
Noni : “Nanti malam diajak makan sama Eko.
Gabung, yuk.”
Kugy : “Pakai Fuad lagi?”
Noni : “Fuad tewas. Besok masuk bengkel dulu.”
Kugy : “Terima kasih ya, Tuhan! Makan gratis!
Ngga pakai dorong!”
Tuturan terima kasih ya, Tuhan yang dituturkan oleh penutur (Kugy)
dengan maksud mengungkapkan rasa syukurnya dengan mengucapkan kalimat
terima kasih ya, Tuhan. Tuturan tersebut dapat dikatakan sebagai tuturan
ekspresif karena tuturan tersebut dimaksudkan untuk mengucapkan terima kasih
kepada Tuhan.

c) Tindak Tutur Representatif


Tindak Tutur Representatif “memberitahu”
Hal ini dapat dilihat pada data tuturan berikut ini:
Konteks : Tuturan terjadi disaat Noni memberitahu
kepada Kugy untuk segera bangun. Karena
Fuad (motor) nggak bisa dimatiin, sering
mogok.
Noni : “Gy! Bangun! Pergi, yuk!”
Noni : “Gy, Eko udah di depan. Si Fuad ngak bisa
dimatiin, entar mogok. Yuk, cepetaaan!”
Kugy : (Kugy hanya bergumim tidak jelas.”

Tuturan Si Fuad ngak bisa dimatiin, entar mogok yang diutarakan penutur
(Noni) dengan maksud memberitahu kepada mitra tutur (Kugy) bahwa Fuad
(motor) tidak bisa dimatikan. Penutur mengucapkan hal tersebut karena takut Fuad
mogok lagi. Daya Ilokusi tersebut memberikan efek terhadap mitra tutur yang
menjadi kesal. Kebenaran tindak ilokusi representative ini adalah apa yang
diucapkan oleh penutur sesuai dengan kenyataan yang ada. Oleh sebab itu, tuturan
yang diucapkan oleh penutur dalam kutipan dialog tersebut merupakan tindak tutur
ilokusi representative memberitahu karena penutur memberitahu kepada mitra
tutur bahwa saat itu Fuad (motor) tidak bisa dimatikan. Takutnya jika mitra tutur
tidak cepat, maka Fuad akan mogok.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis jenis tindak tutur ilokusi dalam dialog film “Perahu
Kertas”, dapat disimpulkan bahwa:
a. Hasil analisis, peneliti fokus pada tiga jenis tindak tutur yaitu 1) Tindak tutur
direktif meliputi memesan, memerintah, memohon, menuntut, dan menasihati,
2) Tindak tutur ekspresif meliputi berterima kasih, memberi selamat, meminta
maaf, menyalahkan, memuji, dan berbelasungkawa, 3) Tindak tutur
representatif meliputi melaporkan, menyatakan, mengakui, dan menunjukkan.
b. Jenis tindak tutur ilokusi yang sering muncul pada tuturan antartokoh dalam
film “Perahu Kertas” adalah tuturan direktif karena pada tuturan yang terjadi
dalam dialog film tersebut memiliki maksud agar mitra tutur melakukan
sesuatu.

E. Daftar Pustaka

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Hartyanto, R. A. 2008. Analisis Tindak Tutur pada Dialog Film ‘Berbagi Suami’,
karya Nia Dinata. Jakarta: Analisis Karya Film.

Anda mungkin juga menyukai