Anda di halaman 1dari 4

ACARA VI

INAKTIVASI MIKROBA DENGAN SUHU TINGGI


(KINETIKA KEMATIAN BAKTERI)

Latar Belakang
Mikroba memiliki ketahanan panas yang berbeda-beda. Ketahanan panas mikroba tergantung
pada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan suhu yang
digunakan pada proses pengolahan pangan tidak sama untuk menghambat setiap pertumbuhan
mikroorganisme. Ilmu termobakteriologi yang berkaitan dengan ini adalah suatu ilmu yang sangat
kompleks dan salah satu keragamannya adalah bersangkutan dengan ketahanan panas dari mikroba.
Pengujian laju kematian suatu bakteri tertentu dapat dijadikan sebagai patokan kisaran suhu yang baik
yang dapat digunakan untuk mematikan mikroorganisme tersebut, serta lama waktu yang dibutuhkan
untuk menurunkan jumlah mikroorganisme tersebut. Nilai D menyatakan ketahanan panas mikroba
atau sensitifitas mikroba oleh suhu pemanasan. Nilai D didefinisikan sebagai waktu dalam menit pada
suhu tertentu yang diperlukan untuk menurunkan jumlah spora atau sel vegetatif tertentu sebesar 90%
atau satu logaritmik.
Nilai D menyatakan ketahanan panas mikroba atau sensitifitas mikroba oleh suhu pemanasan.
Nilai D didefinisikan sebagai waktu dalam menit pada suhu tertentu yang diperlukan untuk
menurunkan jumlah spora atau sel vegetatif tertentu sebesar 90% atau satu logaritmik. Setiap mikroba
memiliki nilai D pada suhu tertentu. Semakin besar nilai D suatu mikroba pada suatu suhu tertentu,
maka semakin tinggi ketahanan panas mikroba tersebut pada suhu yang tertentu. Nilai D umumnya
dinyatakan pada suhu standar. Untuk bakteri mesofilik atau termofilik umumnya menggunakan suhu
standar 121oC, sedangkan untuk sel vegetatif, khamir, atau kapang umumnya menggunakan suhu yang
lebih rendah (80-100°C). Nilai D pada suhu standar ini sering dituliskan dengan nilai Do.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui laju kinetika kematian
bakteri yang dihitung melalui nilai D.

Alat dan Bahan Praktikum


a. Alat-alat Praktikum
Tabung reaksi, pipet ukur 0,1 ml dan 1 ml, inkubator,petridish, bunsen, thermometer, dan penangas
air.
b. Bahan-bahan Praktikum
• Kultur Escherichia coli
• Kultur Bacillus cereus
• Kultur Pseudomonas aerogenosa
• Larutan buffer phospat
• Cairan pengencer
• Medium TSA.
Cara Kerja
1. Diambil masing-masing 1 ml kultur bakteri.
2. Dilarutkan ke dalam larutan buffer phospat 6 tabung reaksi dengan label masing-masing 0 menit,
5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 30 menit.
3. Diinkubasi pada suhu 85ºC sesuai dengan waktu pada label.
4. Dilakukan pengenceran pada tabung 0 menit dan 5 menit sebanyak 10-5, tabung 10 menit dan 15
menit sebanyak 10-4, serta tabung 20 menit dan 30 menit sebanyak 10-3.
5. Dipipet 0,1 ml pada 3 pengenceran terakhir.
6. Ditambahkan media TSA dengan metode tuang secara duplo.
7. Diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam.
8. Dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan dicari nilai D-nya dengan menggunakan rumus:
𝑡
D =log 𝑎 –log 𝑏
Keterangan:
t = waktu (menit)
log a = jumlah bakteri pada waktu 0 (jumlah awal)
log b = jumlah bakteri pada waktu tertentu (jumlah akhir)

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Jumlah Bakteri ………………………………
Jumlah Bakteri Total Koloni
Waktu Nilai D
P1 P2 P3 Bakteri
(menit) (menit)
I II I II I II (CFU/ml)

Rata-rata

Tabel 2.2. Hasil Pengamatan Jumlah Bakteri ………………………………..


Jumlah Bakteri Total Koloni
Waktu Nilai D
P1 P2 P3 Bakteri
(menit) (menit)
I II I II I II (CFU/ml)

Rata-rata

Tabel 2.3. Hasil Pengamatan Jumlah Bakteri…………………..


Jumlah Bakteri Total Koloni
Waktu Nilai D
P1 P2 P3 Bakteri
(menit) (menit)
I II I II I II (CFU/ml)

Rata-rata

Hitunglah:
1. Total Koloni bakteri dalam CFU/mL atau CFU/g
2. Nilai D untuk setiap bakteri

Anda mungkin juga menyukai