Latar Belakang
Mikroba memiliki ketahanan panas yang berbeda-beda. Ketahanan panas mikroba tergantung
pada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan suhu yang
digunakan pada proses pengolahan pangan tidak sama untuk menghambat setiap pertumbuhan
mikroorganisme. Ilmu termobakteriologi yang berkaitan dengan ini adalah suatu ilmu yang sangat
kompleks dan salah satu keragamannya adalah bersangkutan dengan ketahanan panas dari mikroba.
Pengujian laju kematian suatu bakteri tertentu dapat dijadikan sebagai patokan kisaran suhu yang baik
yang dapat digunakan untuk mematikan mikroorganisme tersebut, serta lama waktu yang dibutuhkan
untuk menurunkan jumlah mikroorganisme tersebut. Nilai D menyatakan ketahanan panas mikroba
atau sensitifitas mikroba oleh suhu pemanasan. Nilai D didefinisikan sebagai waktu dalam menit pada
suhu tertentu yang diperlukan untuk menurunkan jumlah spora atau sel vegetatif tertentu sebesar 90%
atau satu logaritmik.
Nilai D menyatakan ketahanan panas mikroba atau sensitifitas mikroba oleh suhu pemanasan.
Nilai D didefinisikan sebagai waktu dalam menit pada suhu tertentu yang diperlukan untuk
menurunkan jumlah spora atau sel vegetatif tertentu sebesar 90% atau satu logaritmik. Setiap mikroba
memiliki nilai D pada suhu tertentu. Semakin besar nilai D suatu mikroba pada suatu suhu tertentu,
maka semakin tinggi ketahanan panas mikroba tersebut pada suhu yang tertentu. Nilai D umumnya
dinyatakan pada suhu standar. Untuk bakteri mesofilik atau termofilik umumnya menggunakan suhu
standar 121oC, sedangkan untuk sel vegetatif, khamir, atau kapang umumnya menggunakan suhu yang
lebih rendah (80-100°C). Nilai D pada suhu standar ini sering dituliskan dengan nilai Do.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui laju kinetika kematian
bakteri yang dihitung melalui nilai D.
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
Hitunglah:
1. Total Koloni bakteri dalam CFU/mL atau CFU/g
2. Nilai D untuk setiap bakteri