Anda di halaman 1dari 5

Proposal Penelitian

Judul (Maksimal 15 kata)


Celengan Infaq: Manifestasi Tradisi Menabung Menuju Masyarakat yang
Religius dan Harmonis
Bidang Penelitian:
1. Ilmu Sosial dan Humaniora
Latar Belakang Masalah (Maksimal 450 kata)
Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalamnya terdapat
pedoman hidup bagi masyarakat. Masyarakat yang religius menjadi salah satu cita-cita. UU
NO 2 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang
diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan Iman
dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu menunjukan bahwa religius menjadi
sebuah kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Nurcholis Madjid (2015)
masyarakat religius adalah suatu cara hidup dan tata sosial yang menyeluruh, aktivitas
keagamaan sebagai pondasi individu kemasyarakatan. Masyarakat religius mendorongn
terwujudnya masyarakat yang harmonis, yaitu hubungan baik antar masyarakat satu dengan
yang lainnya dan memiliki rasa solidaritas sosial yaitu saling peduli, saling tolong menolong,
kerjasama yang tinggi dan gotong royong.
Dalam mewujudkan masyarakat yang religius dan harmonis perlu usaha bersama
dari berbagai pihak. Dari pemerintah pusat hingga masyarakat desa. Perwujudan masyarakat
yang religius dan harmonis dapat ditempuh melalui jalur kearifan lokal, yaitu tradisi
menabung atau dikenal celengan pada masyarakat jawa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), celengan didefinisikan Tabung (terbuat dari tanah, plastik dan sebagainya,
biasanya berbentuk binatang, seperti babi, ayam dan sebagainya untuk menyimpan uang.
Tradisi celengan sudah ada dari zaman dulu. Isnaeni (2015) mengungkapkan bahwa celengan
sudah ada pada zaman kerajaan Majapahit yang ditemukan di situs Trowulan. Celengan
tersebu berbentuk manusia berupa anak kecil, binatang (babi, domba, gajah, dan kura-kura),
dan guci.
Pada hakikatnya menabung adalah sebuah usaha untuk menyimpan uang atau barang
yang ditujukan untuk kemudian hari. Saat ini bentuk menabung sudah bertransformsi menjadi
bentuk, cara, dan tujuan yang berbeda. Seperti yang terjadi pada masyarakat Desa Kalipurwo.
Masyarakat mempunyai program bernama “Celengan Infaq”, yaitu sebuah kegiatan yang
melibatkan seluruh warga Desa Kalipurwo untuk beramal dengan media celengan.
Mekanisme yang digunakan dengan menyebarkan “celengan infaq” di masih-masih rumah
yang kemudian dikumpulkan pada akhir bulan. Kebiasaan menabung yang bersifat personal
yakni untuk kepentingan pribadi dalam kehidupan rumah tangga kemudian diarahkan
menabung untuk kepentingan sosial. Meskipun tampaknya tidak modern dizaman sekarang
tetapi karena dilandasi dengan semangat dan spritual yang kuat untuk mencapai suatu tujuan
maka tidak mungkin hal itu akan terealisasi.
Pada praktiknya, program ini menggandeng takmir masjid, masyarakat setempat, dan
generasi muda. Semangat kebersamaan dan kerjasama tersebut diharapkan dapat menciptakan
masyarakat guyup rukun sehingga mencapai masyarakat yang harmonis. Kondisi iinilah yang
menjadi perhatian peneliti untuk meneliti mengenai bagaimana “Celengan Infak” menjadi
manifestasi tradisi menabung menuju masyarakat yang religious dan harmonis.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa itu Celengan Infaq?
2. Bagaimana implementasi celengan infaq sebagai manifestasi tradisi menabung
menuju masyarakat yang religius dan harmonis?

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:


1. Mengetahui Celengan Infaq
2. Mengetahui implementasi Celengan Infaq sebagai manifestasi tradisi menabung
menuju masyarakat yang religius dan harmonis.
Manfaat penelitian
1. Praktis
Penelitian ini bisa menjadi acuan bagi masyarakat untuk mengembangkan lebih
lanjut celengan infaq.
2. Teoritis
Menjadi salah satu kajian ilmu sosial dan agama, manifestasi tradisi menabung
menggunakan media celengan infaq
Kajian Teori (Maksimal 250 kata)
1. Tradisi Menabung
Tradisi menabung yang semula masih terbatas penyimpanan bahan pangan, komoditi
perdagangan seperti rempah-rempah, barang berharga seperti batu mulia, logam emas, dan
benda-benda berharga lainnya. kebiasaan menabung mengalami kemajuan yang cukup
pesat terutama pada masa Majapahit. Beredarnya alat tukar uang logam pada era
Majapahit memunculkan tradisi baru berupa menabung uang logam (uang gobog) dalam
wadah terakota yang umumnya berbentuk dikenal dengan “Celengan”. Sebuah tradisi
yang sudah melampui zaman modern, sebelum Eropa melakukan kolonialisasi di
Nusantara.
2. Masyarakat Religius
Masyarakat religius ialah merupakan suatu cara hidup dan tata sosial yang
menyeluruh,aktivitas keagamaan merupakan sebagai pondasi individu kemasyarakatan.
Dalam mewujudkan masyarakat religius mempunyai konsep kemasyarakatan antara lain
1) Takwa
Takwa biasa dijelaskan sebagai sikap’’takut kepada Tuhan’’atau’’sikap menjaga diri
dari perbuatan jahat’’,atau’’siako oatuh memenuhi segala kewajiban serta menjalani
larangan tuhan’’.
2) Tawakal
Tawakal merupakan implikasi dari iman.
3) Ikhlas
Ikhlas merupakan hakikat dari agama dan kunci dakwah para rasul shallallaahhu
‘alaihi wa salam.

3. Masyarakat Harmonis
Keharmonisan masyarakat tidak lepas dari kehidupan dalam bermasyarakat, dimana
harmonisasi masyarakat menjadikan faktor penting dalam membangun karakter masing-
masing individu yang terlibat langsung di dalam pranata sosial itu sendiri. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam teori pranata sosial diantaranya
1) Pranata Keluarga
Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, dan setiap
individu di dalamnya memiliki tugas atau peran masing-masing dalam keluarga itu
sendiri
2) Pranata Agama
Agama merupakan pedoman bagi setiap individu, dan menerima semua konsekuen
dari aturan-aturan yang telah di berikan oleh agama yaitu melaksanakan semua
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
3) Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi lebih menekankan pada kesejahteraan dan material, yaitu mengatasi
tentang distribusi semua barang dan jasa kepada semua elemen masyarakat
4) Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan adalah merupakan salah satu pranata penting dalam masyarakat,
karena merupakansalahsatu wadah nilai-nilai ideal di masyarakat
5) Pranata Politik
Kehidupan politik suatu masyarakat merupakan suatu bentuk organisasi sosial yang
didalamnya terdapat aturan mengenai pembagian kekuasaan dan wewenang
6) Pranata Sosial
Pranata sosial memiliki karakteristik atau kekhasan tersendiri yang membedakannya
dengan suatu system norma yang bukan merupakan pranata social
Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu (Maksimal 500 kata)
Menurut penelitian Nurcholis Madjid yang berjudul ‘upaya membangun masyarakat religius’
masyarakat religius dapat tercapai dengan takwa, tawakal dan ikhlas,karena nilai tersebut nilai
yang saling bersinergi dan membentuk akhlak masyarakat yang mulia.
Sedangkan yang dimaksud oleh Sukiman yang berada di judul ‘strategi pembangunan islam
di Aceh pasca tsunami menuju terwujudnya masyarakat religius’ masyarakat religius yang
dimaksud adalah masyarakat yang dalam kehidupannya berasaskan nilai-nilai ilahiiyah dan
kemanusiaan,yang pada akhirnya melahirkan kehidupan yang damai,harmonis,makmur,dan
sejahtera serta bahagia dunia akhirat.

Menurut penelitian Nur Ahmad yang berjudul’pengembangan masyarakat manuju


harmonisasi masyarakt islam’ Masyarakat dikatakan harmonis jika hubungan antar
masyarakat satu dengan yang lainnya baik dan memiliki rasa solidaritas sosial yaitu saling
peduli, saling tolong menolong, kerjasama yang tinggi dan gotong royong.

Metode Penelitian (Maksimal 500 kata) Terdiri


dari :
1. Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
2. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
Subjek penelitian menurut Arikunto (2007:152) adalah subjek yang dituju untuk
penelitian. Subjek dalam penelitian (sampel) ini adalah Siswa Kelas Digital
MAN 4 Kebumen.
3. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan daya adalah cara yang digunakan untuk mendapatan data
penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
1) Observasi dilakukan untuk mendapatkan data penelitian dilapangan dengan
cara mengamati dan meninjau model edukasi petani di masyarakat.
2) Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara mendalam mengenai
model edukasi petani di masyarakat. Dalam proses wawancara, peneliti
menggali informasi dengan bercakap-cakap secara langsung kepada subjek
penelitian atau orang yang terlibat dalam penelitian.
3) Dokumentasi digunakan untuk mengabadikan momen pada saat penelitian
melalui foto dan video.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pulpen, buku tulis, dan
handphone untuk mengambil foto dan video pada saat penelitian.
4. Rencana Analisis Data
Analisi data menggunakan analisi data Miles dan Huberman. Analisis data
berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan proses awal dalam melakukan penelitian.
Peneliti mencari data di lapangan kepada para informan kemudian dicatat.
Informan dalam hal ini adalah pengurus celengan infaq dan manyarakat
kalipurwo yang terbagung dalam program celengan infaq.
2) Reduksi data
Reduksi data adalah pengambilan data yang dibutuhkan setelah pengumpulan
data. Data yang tidak relevan dengan penelitian akan dibuang. Data yang
relevan dengan penelitian ini adalah celengan infaq sebagai manifestasi dari
tradisi menabung.
3) Penyajian data
Penyajian data digunakan peneliti untuk memudahkan pemahaman tentang
hal-hal yang terjadi, perencanaan ke depan, dan menyampaikan informasi,
tentunya terkait dengan celengan infaq sebagai manifestasi dari tradisi
menabung.
4) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelian
dilapangan yang kemudian di analisis.

Jadwal Penelitian
Kegiatan JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
Pembuatan
Proposal
Penelitian
Mengumpulkan
Data Penelitian

Reduksi Data

Verifikasi dan
Menyusun
Laporan Hasil
Penelitian

Daftar Pustaka
Kuntartianto, A. 2013. Upaya Membangun Masyarakat Religius (Studi Atas
Pemikiran Nurcholish Madjid). Skripsi Fakultas Dakwah UIN SUKA

Anda mungkin juga menyukai