Anda di halaman 1dari 66

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi

Kerja magang dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik Suganda Akna Suhri dan

Rekan yang berada di Ruko Pascal Barat No. 9 Lantai 2, Jalan Scientia Square

Barat, Gading Serpong, Tangerang dengan penempatan sebagai auditor junior.

Pelaksanaan kerja magang dibawah bimbingan Bapak Acep Kusmayadi sebagai

partner, Bapak Hary Alamsyah sebagai supervisor dan Bapak Muhammad

Khairurijal sebagai auditor senior.

3.2 Tugas yang Dilakukan

Selama pelaksanaan kerja di Kantor Akuntan Publik Suganda Akna Suhri dan

Rekan, tugas-tugas yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Membuat Klasifikasi Beban Lain-lain

Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban

yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian

kepada penanam modal (IAI, 2018). Beban diklasifikasikan menjadi beban

pokok penjualan, beban penjualan, dan beban administrasi dan umum. Beban

pokok penjualan merupakan total biaya penjualan barang dagangan selama

periode. Beban penjualan merupakan biaya yang terjadi untuk kepentingan

penjualan produk utama. Beban administrasi dan umum merupakan beban

49
yang terjadi dalam hubungannya dengan dengan penyusunan kebijakan dan

pengarahan operasional perusahaan secara keseluruhan. Tujuan

pengkasifikasian beban lain-lain adalah agar fungsi beban lain-lain lebih jelas

dan terhindar dari informasi yang menyesatkan. Data yang dibutuhkan dalam

mengklasifikasikan beban lain-lain adalah file daftar beban lain-lain yang

dimiliki perusahaan dan list pengklasifikasian beban pokok penjualan, beban

penjualan, dan beban administrasi dan umum. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam mengklasifikasikan beban lain-lain adalah sebagai berikut:

1. Menerima file daftar beban lain-lain dan list pengklasifikasian beban pokok

penjualan, beban penjualan, dan beban administrasi dan umum dari auditor

senior. Mengklasifikasikan beban lain-lain dilakukan dengan menggunakan

program Microsoft Excel.

2. Membuka dokumen yang diberikan dan mengklasifikasikan beban lain-lain

ke dalam beban pokok pendapatan, beban penjualan atau beban adminstrasi

dan umum.

3. Menuliskan klasifikasi beban pada kolom “klasifikasi” dan menuliskan

jenis klasifikasi ke dalam kolom “jenis”.

4. Data klasifikasi beban yang sudah selesai diserahkan kepada auditor senior

untuk di-review.

2. Meng-input Data Laporan Keuangan Due Diligence Ke Dalam Power

Point “Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah”

Laporan due diligence merupakan penilaian kualitatif karakter dan kemampuan

manajemen yang mencakup pemeriksaan atas pembukuan dan catatan,

50
penilaian aset, pengendalian internal, perencanaan capital expenditure, dan

hal-hal lain yang mendukung keberhasilan dan profitabilitas perusahaan di

masa depan. Tujuan dilakukan peng-input-an data laporan keuangan due

diligence ke dalam power point “Laporan Due Diligence Gabungan-Bank

Bukopin Syariah” adalah agar power point “Laporan Due Diligence Gabungan-

Bank Bukopin Syariah” yang telah selesai dapat digunakan oleh auditor senior

untuk dipresentasikan. Data yang dibutuhkan untuk melakukan input data

laporan keuangan due diligence ke dalam power point “Laporan Due Diligence

Gabungan-Bank Bukopin Syariah” adalah file laporan keuangan due diligence

Bank Bukopin Syariah dan format power point laporan due diligence

gabungan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk meng-input data laporan

keuangan due diligence ke dalam power point “Laporan Due Diligence

Gabungan-Bank Bukopin Syariah” adalah sebagai berikut:

1. Menerima file laporan keuangan due diligence Bank Bukopin Syariah dan

format power point laporan due diligence gabungan dari auditor senior.

2. Membuka laporan keuangan due diligence Bank Bukopin Syariah dan

membuat power point baru sesuai format yang telah diberikan auditor

senior.

3. Kemudian memasukan data laporan keuangan due diligence per perusahaan

dari periode 2017-2018 ke dalam format tabel yang ada di Power Point.

4. Power Point Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah

yang telah selesai diserahkan kepada auditor senior untuk di-review.

51
3. Meng-input Data Capital Expenditure ke dalam Laporan Due Diligence

Capital expenditure merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aset

tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap. Tujuan dilakukannya

input data capital expenditure adalah agar pengguna laporan due diligence

dapat mengetahui biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk capital

expenditure. Data yang dibutuhkan untuk meng-input data capital expenditure

ke dalam laporan due diligence adalah file capital expenditure perusahaan dan

file laporan due diligence perusahaan anak. Langkah-langkah yang dilakukan

untuk meng-input data capital expenditure ke dalam laporan due diligence

adalah sebagai berikut:

1. Menerima file capital expenditure dan file laporan due diligence

perusahaan anak yang diberikan oleh auditor senior.

2. Membuka file capital expenditure yang berisi perbaikan kamar, perbaikan

gedung dan perbaikan dan pembelian perlengkapan lalu memindahkannya

ke file laporan due diligence setiap perusahaan anak.

3. Laporan due diligence yang telah selesai diberikan kepada auditor senior

untuk di-review

4. Meng-input Laporan Keuangan Ke Dalam Audit Tool and Linked Archive

System (ATLAS)

ATLAS merupakan aplikasi yang diperkenalkan oleh Pusat Pembinaan Profesi

Keuangan (PPPK) untuk membantu akuntan publik dan KAP dalam memenuhi

standar audit. Tujuan meng-input laporan keuangan ke dalam ATLAS adalah

52
agar laporan keuangan dapat digunakan seterusnya secara otomatis dalam

mendukung tahapan audit selanjutnya dalam aplikasi ATLAS. Data yang

diperlukan untuk meng-input laporan keuangan ke dalam ATLAS adalah file

laporan keuangan audited periode sebelumnya dan laporan keuangan in-house

periode sekarang serta contoh format aplikasi ATLAS. Langkah-langkah yang

dilakukan untuk meng-input laporan keuangan ke dalam ATLAS adalah sebagai

berikut:

1. Menerima file laporan keuangan audited periode sebelumnya dan laporan

keuangan in-house periode sekarang serta contoh format aplikasi ATLAS

dari auditor senior.

2. Membuka aplikasi ATLAS dan file laporan keuangan audited periode

sebelumnya serta laporan in-house periode sekarang.

3. Kemudian memasukkan data pada file laporan keuangan audited periode

sebelumnya ke dalam kolom “input angka” 31 Desember periode

sebelumnya dan laporan keuangan in-house periode sekarang ke dalam

kolom “input angka” 31 Desember periode sekarang untuk setiap akun ke

dalam aplikasi ATLAS.

4. Laporan keuangan yang telah selesai di-input ke dalam ATLAS kemudian

diberikan kepada auditor senior untuk di-review.

5. Menghitung Rasio Keuangan dan Common-size (Vertical) Analysis Pada

ATLAS

Rasio keuangan merupakan hubungan matematis antara satu akun dengan akun

lainnya dalam laporan keuangan. Sedangkan common-size (vertical) analysis

53
merupakan adalah prosedur analitis yang dilakukan dengan cara

membandingkan angka-angka pada suatu pos dalam periode berjalan dengan

jumlah total pada laporan yang sama. Tujuan menghitung rasio keuangan dan

common-size (vertical) analysis adalah untuk mengetahui seberapa efisien

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya pada suatu periode. Data

yang diperlukan untuk menghitung rasio keuangan dan common-size (vertical)

analysis adalah laporan keuangan yang sebelumnya sudah di-input ke dalam

aplikasi ATLAS dan format rasio keuangan dan common-size (vertical) analysis

yang ada dalam aplikasi ATLAS. Langkah menghitung rasio keuangan dan

common-size (vertical) analysis adalah sebagai berikut:

1. Menerima data laporan keuangan yang sebelumnya sudah di-input ke

dalam ATLAS dan format rasio keuangan dan common-size (vertical)

analysis dari auditor senior.

2. Membuka aplikasi ATLAS yang sudah berisi laporan keuangan

perusahaan.

3. Menghitung rasio keuangan dalam indeks analisis rasio keuangan dan

memasukkannya pada tabel simpulan rasio prosedur analitis awal,

sedangkan untuk menghitung common-size (vertical) analysis ada pada

indeks analisis perbandingan data antar periode dan memasukannya pada

kolom analisis vertikal.

4. Rasio keuangan dan common-size (vertical) analysis yang telah selesai

diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

54
6. Mencocokkan Data Pembayaran ke Supplier Dengan Data Rekening

Koran

Rekening koran merupakan data yang berisi transaksi dan saldo perusahaan.

Tujuan mencocokkan data pembayaran ke supplier dengan data rekening koran

adalah untuk memeriksa apakah ada kesalahan atau tidak dalam pencatatan

data pembayaran ke supplier. Data yang diperlukan untuk mencocokkan data

pembayaran ke supplier dengan data rekening koran adalah file pembayaran ke

supplier dan soft copy rekening koran perusahaan. Langkah-langkah yang

dilakukan untuk mencocokkan data pembayaran ke supplier dengan data

rekening koran perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menerima file pembayaran ke supplier dan soft copy rekening koran

perusahaan dari auditor senior.

2. Melihat saldo pada file pembayaran ke supplier dan mencocokkannya satu

persatu pada saldo dalam soft copy rekening koran perusahaan.

3. Saldo yang telah dicocokkan dan sama diberi warna biru muda, sedangkan

saldo yang tidak sesuai dengan rekening koran diberi warna merah.

4. Data pembayaran ke supplier yang telah dicocokkan dengan data rekening

koran selanjutnya diserahkan kepada auditor senior untuk di-review.

7. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)

Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan semua berkas-berkas yang dikumpulkan

oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaaan yang berasal dari pihak klien,

analisis auditor, dan pihak ketiga (Agoes, 2017). Tujuan membuat KKP adalah

sebagai bukti bahwa auditor telah menjalankan prosedur audit sesuai dengan

55
standar yang berlaku. Data yang diperlukan dalam membuat KKP adalah

worksheet audit dan format top schedule dan supporting schedule. Langkah-

langkah yang dilakukan untuk membuat KKP adalah sebagai berikut:

1. Menerima worksheet dan format format top schedule dan supporting

schedule dari auditor senior.

2. Memasukkan nama klien, tahun buku, serta inisial auditor senior yang me-

review ke dalam top schedule dan supporting schedule.

3. Mengisi supporting schedule dengan memasukkan data yang ada pada

worksheet seperti nomor akun, deskripsi, saldo awal periode yang sedang

diaudit, dan saldo mutasi (debit/kredit).

4. Menjumlahkan saldo mutasi (debit/kredit) dengan saldo awal periode yang

sedang diaudit sehingga menghasilkan saldo unaudited periode yang

sedang diaudit.

5. Memasukkan nilai adjustment dan menjumlahkan nilai adjustment dengan

saldo unaudited sehingga menghasilkan saldo audited periode yang

sedang diaudit.

6. Mengisi top schedule dengan melakukan linking total saldo awal periode

yang sedang diaudit, mutasi (debit/kredit), saldo unaudited periode yang

sedang diaudit, nilai adjustment, dan saldo audited periode yang sedang

diaudit.

7. Kertas kerja pemeriksaan yang telah dikerjakan diserahkan ke auditor

senior untuk di-review.

56
8. Menentukan Sample Untuk Vouching

Vouching merupakan proses audit untuk memeriksa dokumen pendukung atas

transaksi dengan catatan perusahaan. Untuk melakukan vouching auditor

terlebih dulu membuat permintaan data kepada klien dengan melakukan

sampling. Sampling merupakan penerapan prosedur audit terhadap kurang dari

100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga

semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk

memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang

populasi secara keseluruhan (IAPI, 2018). Dalam sampling auditor melakukan

metode random/judgement sampling yaitu pemilihan sample yang dilakukan

secara random dengan menggunakan judgement auditor. Auditor memilih

sample dengan cara memilih transaksi dengan nominal yang tertinggi dan dari

jenis transaksi yang berbeda. Tujuan menentukan sample untuk vouching

adalah agar proses vouching yang dilakukan atas transaksi lebih efisien dengan

data yang telah dipilih menjadi sample. Data yang diperlukan dalam

menentukan sample untuk vouching adalah format vouching dan file general

ledger. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan sample untuk

vouching adalah sebagai berikut:

1. Menerima format vouching cash in bank dan file general ledger dari

auditor senior.

2. Melakukan penyaringan data pada general ledger dengan memilih nama

akun per bank dan mengurutkan saldo debit/credit dari yang tertinggi.

57
3. Memasukkan lima saldo tertinggi dari akun per bank ke dalam format

vouching cash in bank yang terdiri dari tanggal transaksi, nomor voucher,

deskripsi dan jumlah saldo.

4. Sample untuk vouching yang telah selesai diserahkan ke auditor senior

untuk di-review.

9. Membuat Trial Balance

Trial balance merupakan daftar akun dan saldo akun pada periode tertentu,

biasanya perusahaan menyiapkan trial balance pada akhir periode akuntansi.

Tujuan membuat trial balance adalah untuk memastikan jumlah saldo debet

dan kredit yang dicatat perusahaan pada general ledger telah sama. Data yang

dibutuhkan untuk membuat trial balance adalah file general ledger, trial

balance dibuat dengan menggunakan aplikasi microsoft excel. Langkah-

langkah yang dilakukan untuk membuat trial balance adalah sebagai berikut:

1. Menerima file general ledger dari auditor senior.

2. Membuat format trial balance yang terdiri dari nomor akun, nama akun,

dan saldo debet/kredit.

3. Memasukkan nomor akun dan nama akun yang ada pada general ledger

ke trial balance terlebih dulu, lalu melakukan remove duplicate.

4. Memasukkan saldo debet dan kredit yang ada pada general ledger dengan

menggunakan rumus “sum if “ dan memastikan bahwa total saldo antara

debet dengan kredit telah sama.

5. Trial balance yang telah selesai diserahkan ke auditor senior untuk di-

review.

58
10. Menghitung Trend (Horizontal) Analysis Beban Umum dan Administrasi

Trend (horizontal) analysis merupakan prosedur analitis yang dilakukan

dengan cara membandingkan angka-angka laporan keuangan tahun berjalan

dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/penurunan yang

signifikan baik dalam jumlah rupiah maupun persentase (Agoes, 2017). Tujuan

menghitung trend (horizontal) analysis adalah untuk mengetahui seberapa

besar perubahan yang terjadi pada akun beban umum dan administrasi. Data

yang diperlukan untuk menghitung trend (horizontal) analysis adalah data

worksheet dan format trend (horizontal) analysis. Langkah-langkah yang

dilakukan untuk menghitung trend (horizontal) analysis adalah sebagai

berikut:

1. Menerima data worksheet dan format trend (horizontal) analysis dari

auditor senior.

2. Mengisi format trend (horizontal) analysis dengan rincian beban umum

dan administrasi yang terdapat di worksheet bagian to notes. Format trend

(horizontal) analysis terdiri dari nomor akun, nama akun, periode dan

persentase. Persentase dihitung dengan cara: (periode saat ini – periode

lalu)/periode lalu.

3. Trend (horizontal) analysis untuk beban umum dan administrasi yang

telah selesai diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

11. Membuat Template Notes to Financial Statement

Notes to financial statement merupakan catatan yang menyajikan informasi

tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik

59
yang digunakan, mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang

tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, dan menyediakan

informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan,

tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan (IAI,

2018). Tujuan membuat template notes to financial statement adalah agar notes

yang sudah disiapkan dapat mempermudah dalam pengisian notes to financial

statement. Data yang diperlukan untuk membuat template notes to financial

statement adalah notes perusahaan periode audit tahun sebelumnya. Langkah-

langkah yang dibutuhkan untuk membuat template notes to financial statement

adalah sebagai berikut:

1. Menerima notes to financial statement periode audit tahun sebelumnya

dari auditor senior. Membuat template notes to financial statement

dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word.

2. Membuka dokumen yang telah diberikan dan mengubah periode

pembukuan dari periode sebelumnya menjadi periode berjalan.

3. Memindahkan saldo-saldo atas akun periode sebelumnya ke sisi sebelah

kanan dan mengosongkan kolom-kolom untuk periode berjalan di sisi

sebelah kiri.

4. Template notes to financial statement yang telah selesai diserahkan ke

auditor senior untuk di-review.

12. Membuat Detail Data Konsumen

Detail data konsumen merupakan informasi rinci mengenai konsumen

perusahaan. Tujuan membuat detail data konsumen adalah untuk memastikan

60
bahwa seluruh konsumen yang bertransaksi dengan perusahaan dicatat dengan

benar dan tepat. Data yang diperlukan untuk membuat detail data konsumen

adalah daftar konsumen perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

membuat detail data konsumen adalah sebagai berikut:

1. Menerima daftar konsumen perusahaan dari auditor senior. Membuat

detail data konsumen dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft

Excel.

2. Membuka daftar konsumen yang terdiri dari nama perusahaan, nama

restoran, jenis restoran, nama lokasi restoran, jenis lokasi restoran dan

alamat restoran.

3. Melengkapi nama restoran, jenis restoran, nama lokasi restoran, jenis

lokasi restoran dan alamat restoran satu per satu sesuai dengan informasi

yang telah dicari di internet.

4. Detail data konsumen yang telah selesai diserahkan ke auditor senior.

13. Merapikan dan Melakukan Pengecekan Dokumen Invoice, Purchase

Order, dan Voucher

Purchase Order merupakan formulir yang digunakan oleh bagian pembelian

untuk memesan barang. Faktur penjualan (invoice) adalah tagihan yang

disiapkan oleh penjual barang atau jasa dan dikirimkan ke pembeli. Journal

voucher adalah dokumen yang mendokumentasikan dan mengotorisasi

transaksi bisnis (Shim, et al., 2014). Tujuan merapikan dan melakukan

pengecekan dokumen invoice, purchase order, dan voucher adalah agar ketika

diaudit perusahaan memiliki data yang lengkap dan rapi, sehingga akan

61
memudahkan proses audit. Data yang dibutuhkan untuk merapikan dan

melakukan pengecekan dokumen invoice, purchase order, dan voucher adalah

dokumen hard copy invoice, purchase order, dan voucher. Langkah-langkah

yang dilakukan untuk merapikan dan melakukan pengecekan dokumen invoice,

purchase order, dan voucher adalah sebagai berikut:

1. Menerima dokumen hard copy invoice, purchase order, dan voucher dari

klien.

2. Merapikan dan melakukan pemeriksaan dokumen dengan mengurutkan

nomor pada invoice dan purchase order dan tanggal pada voucher.

3. Membuat daftar untuk nomor invoice, purchase order, dan tanggal

voucher yang tidak ada.

4. Daftar untuk nomor invoice, purchase order, dan tanggal voucher yang

tidak ada tersebut selanjutnya diserahkan ke auditor senior untuk

dikonfirmasikan kepada klien.

14. Merapikan Data PPN Masukan dan PPN Keluaran

PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP)

atau Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah

Indonesia). PPN terdiri dari dua komponen, yaitu Pajak Masukan dan Pajak

Keluaran. Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP

yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP berwujud,

ekspor BKP tidak berwujud dan/atau ekspor JKP (Waluyo, 2016). Tujuan

merapikan data PPN Masukan dan PPN Keluaran adalah agar data PPN

Masukan dan PPN Keluaran tersebut nantinya siap digunakan untuk

62
melakukan ekualisasi. Data yang diperlukan untuk merapikan data PPN

Masukan dan PPN Keluaran adalah daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran

dalam bentuk PDF. Langkah-langkah yang dilakukan untuk merapikan data

PPN Masukan dan PPN Keluaran adalah sebagai berikut:

1. Menerima daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran dalam bentuk PDF dari

auditor senior.

2. Daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran dalam bentuk PDF tersebut

kemudian dikonversikan menjadi file Microsoft Excel melalui aplikasi

online di internet dan merapikan format PPN Masukan dan PPN Keluaran

tersebut dalam Microsoft Excel.

3. Daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran yang telah dirapikan diserahkan

ke auditor senior untuk di-review.

15. Melakukan Ekualisasi PPN Keluaran Dengan Data Pendapatan

Ekualisasi merupakan prosedur untuk mencocokan data yang berkaitan satu

sama lain, bila terjadi perbedaan maka perbedaan tersebut harus dapat

dijelaskan. Tujuan ekualisasi PPN Keluaran dengan data pendapatan adalah

agar data pendapatan perusahaan sesuai dengan PPN Keluaran yang telah

dilaporkan sehingga perusahaan dapat terhindar dari koreksi pajak bila terjadi

pemeriksaan pajak. Data yang diperlukan untuk melakukan ekualisasi PPN

Keluaran dengan data pendapatan adalah daftar PPN Keluaran yang telah

dirapikan dan file pendapatan perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan

untuk ekualisasi PPN Keluaran dengan data pendapatan adalah sebagai berikut:

63
1. Menerima daftar PPN Keluaran yang telah dirapikan dan file pendapatan

perusahaan dari auditor senior.

2. Mencocokkan jumlah pendapatan pada file pendapatan perusahaan dengan

data piutang pada file PPN Keluaran. Jumlah pendapatan pada data

pendapatan yang telah sesuai dengan PPN Keluaran diberi warna.

3. Ekualisasi data pendapatan yang telah selesai dicocokkan dengan PPN

Keluaran diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

16. Mencocokkan Data Pendapatan Dengan Invoice dan Faktur Pajak

Faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP karena

penyerahan BKP atau penyerahan JKP atau bukti pungutan pajak karena impor

BKP oleh Direktorat Jendral Pajak Bea dan Cukai (Waluyo, 2016). Tujuan

mencocokkan data pendapatan dengan invoice dan faktur pajak adalah agar

data pendapatan yang dicatat perusahaan sesuai dengan jumlah invoice dan

faktur pajak yang perusahaan buat. Data yang dibutuhkan untuk mencocokkan

data pendapatan dengan invoice dan faktur pajak adalah data soft copy

pendapatan dan data hard copy invoice serta faktur pajak perusahaan. Langkah-

langkah yang dilakukan untuk mencocokkan data pendapatan dengan invoice

dan faktur pajak adalah sebagai berikut:

1. Menerima data soft copy pendapatan dari auditor senior dan data hard copy

invoice serta faktur pajak perusahaan dari klien.

2. Mencocokkan jumlah dan nomor invoice serta nomor faktur pajak pada

data soft copy pendapatan dengan hard copy invoice dan faktur pajak. Bila

64
terdapat perbedaan maka diberi comment pada jumlah yang tertera di data

soft copy.

3. Data soft copy pendapatan perusahaan yang sudah dicocokkan dengan data

hard copy invoice serta faktur pajak perusahaan diserahkan ke auditor

senior untuk di-review.

17. Membuat Jurnal Transaksi

Jurnal transaksi merupakan catatan akuntansi dimana transaksi dicatat

berdasarkan urutan kronologis (Weygandt, et al., 2019). Tujuan membuat

jurnal transaksi adalah agar bukti-bukti atas transaksi perusahaan dapat tercatat

sehingga dapat digunakan untuk mengindentifikasi dan menilai setiap transaksi

dalam perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk membuat jurnal transaksi

adalah file laporan harian perusahaan dan daftar chart of account (COA)

perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat jurnal transaksi

adalah sebagai berikut:

1. Menerima file laporan harian perusahaan dan daftar chart of account

(COA) perusahaan dari auditor senior. Membuat jurnal transaksi dilakukan

pada program Microsoft Excel.

2. Membuat format jurnal transaksi yang terdiri dari COA, Account, tanggal

transaksi, nomor voucher atas transaksi, keterangan, dan saldo

debet/kredit.

3. Membuka file laporan harian perusahaan dan menganalisa setiap transaksi

pada file laporan harian perusahaan kemudian membuat jurnal per tanggal

per transaksi dengan melihat akun yang ada pada daftar COA.

65
4. Jurnal transaksi yang telah selesai diserahkan ke auditor senior untuk di-

review.

18. Melakukan Ekualisasi PPN Masukan Dengan Data Pembelian

Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayarkan oleh Pengusaha

Kena Pajak (PKP) karena perolehan BKP dan/atau perolehan JKP dan/atau

pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau

pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean dan/atau impor BKP. Tujuan

ekualisasi PPN Masukan dengan data pembelian adalah agar data pembelian

perusahaan sesuai dengan PPN Masukan yang telah dilaporkan sehingga

perusahaan dapat terhindar dari koreksi pajak bila terjadi pemeriksaan pajak.

Data yang dibutuhkan untuk melakukan ekualisasi PPN Masukan dengan data

pembelian adalah daftar PPN Masukan yang telah dirapikan dan file pembelian

perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan ekualisasi

PPN Masukan dengan data pembelian adalah sebagai berikut:

1. Menerima daftar PPN Masukan yang telah dirapikan dan file pembelian

perusahaan dari auditor senior.

2. Mencocokkan jumlah pembelian pada file pembelian perusahaan dengan

daftar PPN Masukan. Jumlah pembelian pada file pembelian yang telah

sesuai dengan PPN Masukan diberi tanda OK di samping kolom tanggal

bayar dan memasukkan saldo pada kolom RP pada file pembelian ke

dalam kolom payment pada PPN Masukan.

3. Ekualisasi data pembelian yang telah selesai dicocokkan dengan PPN

Masukan diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

66
3.3 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang

3.3.1 Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan kerja magang dilakukan selama 8 minggu, dimulai dari tanggal

13 Juni 2019 sampai dengan 9 Agustus 2019. Selama proses pelaksanaan kerja

magang, rincian tugas yang dilakukan untuk masing-masing perusahaan adalah

sebagai berikut:

1. Tugas yang dilakukan untuk PT ACR

a. Membuat Klasifikasi Beban Lain-Lain

Klasifikasi beban lain-lain untuk PT ACR dibagi ke dalam beban pokok

penjualan, beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Dalam

membuat klasifikasi beban lain-lain auditor terlebih dahulu menerima file

beban lain-lain yang dimiliki perusahaan selama tahun 2016 dan list

pengklasifikasian beban pokok penjualan, beban penjualan, dan beban

administrasi dan umum. Auditor membuka data beban lain-lain yang

dimiliki perusahaan selama tahun 2016 seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1
File Reklasifikasi Beban Lain-Lain

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

67
Proses klasifikasi beban dilakukan dengan cara menentukan

klasifikasi beban lain-lain untuk setiap beban (Gambar 3.1) dari list

pengklasifikasian beban (Gambar 3.2). Auditor harus menganalisa dari list

pengklasifikasian beban untuk menentukan termasuk apakah beban lain-

lain tersebut apakah beban pokok penjualan, beban penjualan, atau beban

adminstrasi dan umum (Gambar 3.2).

Gambar 3.2
List Klasifikasi Beban Lain-Lain

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Contoh akun biaya lain-lain untuk beban material tanggal 13

Desember 2016, nomor faktur KB-094/XII/2016/J, dan jumlah beban

sebesar Rp1.200.000 seperti pada Gambar 3.1 (kotak merah). Auditor

memilih klasifikasi beban pokok penjualan untuk jenis beban langsung

material pada Gambar 3.2 list klasifikasi beban lain-lain karena

berdasarkan kolom uraian pada Gambar 3.1 akun tersebut digunakan untuk

keperluan material suatu proyek. Auditor kemudian mengisi kolom untuk

klasifikasi dengan beban pokok penjualan dan kolom jenis biaya dengan

beban langsung material untuk klasifikasi beban material seperti Gambar

68
3.3. Klasifikasi beban lain-lain yang telah selesai diserahkan ke auditor

senior untuk di-review.

Gambar 3.3
Hasil Klasifikasi Beban Lain-Lain

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan melakukan klasifikasi beban dilakukan untuk PT ACR

periode 2016. Klasifikasi beban lain-lain dilakukan untuk 154 akun. Untuk

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

b. Membuat Template Notes to Financial Statement

Dalam membuat template notes to financial statement, auditor terlebih

dahulu menerima notes to financial statement periode tahun 2017 dari

auditor senior.

Gambar 3.4
Notes to Financial Statement PT ACR 2017

(Sumber: Dokumen Perusahaan)

Proses membuat template notes to financial statement periode 2018

dilakukan dengan cara mengubah periode pembukuan “Untuk tahun-tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016” (Gambar 3.4

69
kotak merah) menjadi “Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2018 dan 2017” (Gambar 3.5 kotak merah) selanjutnya

mengubah “For the year ended December 31, 2017 and 2016“ (Gambar

3.4 kotak hijau) menjadi “For the year ended December 31, 2018 and

2017” (Gambar 3.5 kotak hijau).

Gambar 3.5
Notes to Financial Statement PT ACR 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Setelah mengubah periode pembukuan, memindahkan saldo–saldo

atas akun periode tahun 2017 dari sisi sebelah kiri (Gambar 3.6 kotak

merah) ke sisi sebelah kanan (Gambar 3.7 kotak merah) dan

mengosongkan kolom-kolom di sisi sebelah kiri untuk periode 2018

(Gambar 3.7 kotak hijau).

Gambar 3.6
Notes to Financial Statement Akun Persediaan PT ACR 2017

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)


Gambar 3.7
Notes to Financial Statement Akun Persediaan PT ACR 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

70
Template notes to financial statement yang telah diselesaikan,

diserahkan ke auditor senior untuk di-review. Pekerjaan membuat template

notes to financial statement dilakukan untuk PT ACR periode 2017-2018.

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

c. Membuat Detail Data Konsumen

Dalam membuat detail data konsumen, auditor terlebih dahulu menerima

daftar konsumen perusahaan dari auditor senior.

Gambar 3.7
Detail Data Konsumen PT ACR

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)


Proses membuat detail data konsumen dilakukan dengan mencari

jenis restoran, jenis lokasi dan alamat restoran dari setiap perusahaan di

internet (Gambar 3.8).

Gambar 3.8
Pencarian Detail Konsumen di Internet

CCI Gandaria City

CCI Gandaria City

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

71
Jenis restoran dibagi menjadi restoran etnik, prasmanan, fast

casual, fast food, fine dining, kafe, restoran keluarga. Contoh untuk PT

ATL/CCI/Gandaria City/include PPN. Auditor merapikan kolom nama

perusahaan (PT ATL) dan mengisi kolom nama restoran (CCI). Setelah itu

auditor mengisi kolom jenis dan lokasi dari hasil pencarian di internet.

Berdasarkan hasil pencarian di internet kolom jenis restoran diisi dengan

restoran etnik karena menyajikan makanan khas Jepang dan kolom jenis

lokasi di mall yang berlokasi di Jakarta (kolom alamat lokasi) seperti

Gambar 3.9. Detail data konsumen yang telah selesai, diserahkan ke

auditor senior untuk di-review.

Gambar 3.9
Hasil Detail Data Konsumen PT ACR

PT ATL CCI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan membuat detail data konsumen dilakukan untuk PT

ACR selama periode 2016-2018 dengan total data konsumen yang

dikerjakan sekitar 3000 konsumen. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 8.

d. Merapikan dan Melakukan Pengecekan Dokumen Invoice, Purchase

Order, dan Voucher

Dalam merapikan dan melakukan pengecekan dokumen invoice, purchase

order dan voucher auditor terlebih dahulu menerima data hard copy

72
invoice, purchase order dan voucher untuk periode 2016-2018 dari klien.

Data yang sudah diterima itu kemudian dicek untuk nomor invoice dan

periode invoice tersebut satu persatu secara urut. Contoh nomor invoice

yang ada pada Gambar 3.10 (kotak merah) dengan nomor invoice

No.138/NI/ACR/NA/III/2018. Auditor mengurutkan nomor invoice sesuai

nomor (138) dan periode untuk nomor invoice (Maret tahun 2018) setelah

itu diikuti dengan nomor invoice selanjutnya (139) dan periode untuk

nomor invoice (Maret tahun 2018) dan seterusnya.

Gambar 3.10
Data Invoice PT ACR

Pembeli: PT STI

(Sumber: Dokumentasi perusahaan)

73
Invoice yang tidak urut kemudian dipindahkan sesuai dengan

nomor invoice dan periodenya. Auditor dapat mengetahui adanya invoice

yang hilang atau sedang digunakan dengan mengurutkan nomor invoice,

bila nomor invoice tidak urut atau terlongkap maka auditor menuliskan

nomor invoice tersebut pada daftar invoice. Sebelumnya auditor harus

membuat daftar untuk invoice yang tidak ada di dalam aplikasi Microsoft

Excel. Daftar invoice yang tidak ada terdiri dari tahun invoice, nomor

otner, nomor invoice, keterangan, dan tanda checklist.

Gambar 3.11
Daftar Invoice yang tidak ada PT ACR

(Sumber: Dokumentasi perusahaan)

Contoh nomor invoice 36 pada Gambar 3.11 (kotak merah), nomor

invoice 36 dimasukkan ke dalam daftar invoice yang tidak ada dengan

mengisi kolom Nomor invoice (036 periode November), otner (19) dan

keterangan (tidak ada). Daftar tersebut selanjutnya dikonfirmasikan

kepada pihak klien, invoice yang sudah ditemukan oleh pihak klien diberi

tanda centang pada kolom checklist (v) oleh auditor. Invoice, purchase

order, dan voucher yang telah selesai dirapikan dan dicek diserahkan

kepada auditor senior untuk di-review.

74
Gambar 3.12
Hasil Invoice, Purchase Order, dan Voucher Yang Telah Dirapikan dan Dicek

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan merapikan dan melakukan pengecekan dokumen

invoice, purchase order, dan voucher dilakukan untuk PT ACR periode

2016-2018 sebanyak 58 otner invoice dan purchase order serta voucher

per tanggal setiap bulan dari tahun 2016-2018. Untuk selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 9.

e. Merapikan Daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran

Dalam merapikan daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran auditor terlebih

dahulu menerima data PPN Masukan dan PPN Keluaran dalam bentuk

PDF dari auditor senior.

Gambar 3.13
Data PPN Keluaran PT ACR

(Sumber: Dokumentasi perusahaan)

75
Auditor mengubah data PPN Keluaran dalam bentuk PDF

(Gambar 3.13) menjadi bentuk Microsoft Excel menggunakan aplikasi di

internet. Daftar PPN Keluaran yang telah diubah menjadi Microsoft Excel

selanjutnya dirapikan dengan membuat tabel PPN seperti format pada

Gambar 3.13 sehingga menjadi seperti Gambar 3.14 (kotak merah) dan

merapikan format nama perusahaan yang tercampur dengan nama

perusahaan lain (Gambar 3.14 kotak hijau). Selanjutnya auditor

menambahkan kolom piutang dan mengisi jumlah piutang dengan cara

menambahkan kolom DPP (rupiah) dan PPN (rupiah). Contoh untuk

piutang Rp239.536.000 didapat dari penjumlahan DPP Rp217.760.000

dan PPN Rp21.776.000. PPN Masukan dan PPN Keluaran yang telah

dirapikan diserahkan kepada auditor senior untuk di-review.

Gambar 3.14
PPN Keluaran Yang Telah Dirapikan Dalam Bentuk Microsoft Excel

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan merapikan daftar PPN Masukan dan PPN Keluaran

dilakukan untuk PT ACR periode 2019 untuk 5 file bulan Januari-Mei.

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

f. Melakukan Ekualisasi PPN Keluaran Dengan Data Pendapatan

Dalam melakukan ekualisasi PPN Keluaran dengan data pendapatan

auditor terlebih dahulu menerima daftar PPN Keluaran untuk periode

76
tahun 2016-2018 dan data pendapatan perusahaan untuk periode tahun

2016-2018 dari auditor senior (Gambar 3.15).

Gambar 3.15
Data Pendapatan PT ACR Periode 2016-2018

PT IJM

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Proses ekualisasi dilakukan dengan mencocokkan satu per satu

faktur pajak, jumlah, dan nama perusahaan pada data pendapatan dengan

PPN Keluaran. Contoh PT IJM pada Gambar 3.15 dengan nomor faktur

010.001-16.19164828.

Gambar 3.16
Filter Faktur Pajak

(Sumber: Dokumentasi perusahaan)

77
Nomor faktur 010.001-16.19164828 dicocokkan dengan data di
PPN Keluaran, dengan menyalin nomor faktur tersebut ke dalam filter
kolom kode dan nomor seri pada data PPN Keluaran (Gambar 3.16 kotak
merah).
Gambar 3.17
Hasil Filter Nomor Faktur Pajak

PT IJM

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)


Jika nama perusahaan, nomor faktur, dan jumlah piutang telah

sesuai dengan daftar PPN Keluaran maka nomor faktur pada kolom kode

dan nomor seri yaitu 010.001-16.19164828 serta jumlah piutang yaitu

Rp7.150.000 pada kolom piutang diberi warna ungu. Pada data pendapatan

kolom No.FP dan Jumlah (Rp) yang telah sesuai tersebut diberi warna

ungu. Warna ungu digunakan untuk menandai tahun 2016, biru untuk

tahun 2017, dan merah untuk tahun 2018. Sedangkan untuk jumlah angka

pada data pendapatan yang tidak sesuai dengan PPN Keluaran diberi

warna hijau tua untuk tahun 2016, kuning untuk tahun 2017, dan hijau

muda untuk tahun 2018.

Gambar 3.18
Hasil Data Pendapatan yang Sesuai

PT IJM

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

78
Ekualisasi PPN Keluaran dengan data pendapatan yang telah

selesai diserahkan ke auditor senior untuk di-review. Pekerjaan melakukan

ekualisasi PPN Keluaran dengan data pendapatan dilakukan untuk PT

ACR periode 2016-2018 sebanyak 3.900. Data pendapatan yang sesuai

dengan daftar PPN Keluaran sebanyak 3.853 dan 47 tidak sesuai dengan

daftar PPN Keluaran. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

g. Mencocokkan Data Pendapatan Perusahaan Dengan Invoice dan

Faktur Pajak

Dalam mencocokkan data pendapatan dengan invoice dan faktur pajak

auditor terlebih dahulu menerima data hard copy invoice dan faktur pajak

periode 2016-2018 dan data soft copy pendapatan perusahaan periode

2016-2018 dari auditor senior.

Gambar 3.19
Data Pendapatan PT ACR

PT STI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Data pendapatan tersebut kemudian dicocokkan dengan invoice

dan faktur pajak perusahaan serta nama perusahaan. Contoh untuk data

dengan invoice No.001/IN/ACR/DH/VI/2017 dengan faktur pajak

79
010.017-17.72038975, jumlah Rp249.150.000 dan nama perusahaan PT

STI (Gambar 3.19) dicocokkan dengan data yang ada pada hard copy

invoice (Gambar 3.20) dan faktur pajak perusahaan (Gambar 3.21). Data

untuk invoice No.001/IN/ACR/DH/VI/2017 dengan faktur pajak 010.017-

17.72038975, jumlah Rp249.150.000, dan nama perusahaan PT STI sama

dengan data pada hard copy invoice (Gambar 3.20) dan faktur pajak

perusahaan (Gambar 3.21) maka auditor menandai nomor invoice, nomor

faktur pajak dan jumlah pendapatan dengan warna biru (Gambar 3.22).

Bila soft copy invoice dan faktur pajak tidak ada pada hard copy

invoice dan faktur pajak maka data pada soft copy tidak perlu diberi warna

biru namun diberi comment seperti Gambar 3.22 (kotak hijau). Data

pendapatan yang telah selesai dicocokkan dengan data hard copy invoice

dan faktur pajak diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

Gambar 3.20
Data Invoice PT ACR

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

80
Gambar 3.21
Data Faktur Pajak PT ACR

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.22
Hasil Data Pendapatan Yang Telah Dicocokkan

PT STI

PT SSA

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan mencocokkan data pendapatan perusahaan dengan

invoice dan faktur pajak dilakukan untuk PT ACR periode 2016-2018

81
sebanyak 3.900 data pendapatan. Data pada file pendapatan yang sesuai

dengan hard copy invoice dan faktur pajak adalah 3.809 data dan 92 data

tidak sesuai. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

h. Membuat Jurnal Transaksi

Dalam membuat jurnal transaksi auditor terlebih dahulu menerima data

laporan harian perusahaan untuk periode Januari 2019 dan daftar chart of

account perusahaan dari auditor senior. Laporan harian perusahaan untuk

periode Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 3.23 berikut:

Gambar 3.23
Laporan Harian Januari 2019 PT ACR

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Proses pembuatan jurnal transaksi dilakukan dengan membuat

format untuk jurnal transaksi yang terdiri dari kolom COA, account,

tanggal, voucher, deskripsi, debet, dan kredit seperti Gambar 3.24 berikut:

Gambar 3.24
Format Jurnal Transaksi

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

82
Gambar 3.25
COA Untuk Akun Biaya Pengiriman Barang

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.26
COA Untuk Akun Kas Besar

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Contoh untuk transaksi Tiki (CV HOC Gambar 3.23), auditor

membuat jurnal dengan melihat daftar COA yang telah diberikan. Auditor

mendebitkan akun biaya pengiriman barang sebesar Rp26.000 dan

mengkreditkan akun kas besar sebesar Rp26.000 dan memasukkannya

pada format jurnal yang telah dibuat sebelumnya seperti Gambar 3.27

berikut:

Gambar 3.27
Hasil Jurnal Transaksi

(Sumber: Dokumtasi Perusahaan)

Jurnal transaksi atas laporan harian perusahaan periode Januari

2019 yang telah selesai diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

Pekerjaan membuat jurnal transaksi dilakukan untuk PT ACR periode

Januari 2019 untuk sekitar 550 transaksi. Untuk selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 13.

83
i. Melakukan Ekualisasi PPN Masukan Dengan Data Pembelian

Dalam melakukan ekualisasi PPN Masukan dengan data pembelian

auditor terlebih dahulu menerima data PPN Masukan yang telah dirapikan

untuk periode 2018 dan data pembelian perusahaan periode 2018 dari

auditor senior. Kemudian auditor membuka data pembelian periode 2018

untuk bulan Maret seperti Gambar 3.28 berikut:

Gambar 3.28
Data Pembelian Maret 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.29
Data Pembelian Faktur Nomor 1550

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Sebelum melakukan proses ekualisasi, auditor membuat format


untuk mencatat payment dan utang perusahaan seperti Gambar 3.30
berikut:

84
Gambar 3.30
Format Pembayaran dan Utang PT ACR

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Proses ekualisasi PPN Masukan dilakukan dengan mem-filter

nomor faktur untuk nomor faktur 1550 seperti Gambar 3.30 pada data PPN

Masukan terlebih dahulu sehingga menghasilkan filter seperti pada

Gambar 3.32.

Gambar 3.31
Filter Untuk Nomor Faktur 1550

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.32
Hasil Filter Nomor Faktur

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Hasil filter tersebut dicocokkan dengan Gambar 3.29 untuk kolom

Rp, jumlah pada kolom RP yang telah sama diberi tanda OK seperti

Gambar 3.34 dan memasukkan jumlah pada kolom RP ke dalam kolom

85
Payment pada Gambar 3.31 sehingga mengurangi utang perusahaan

seperti Gambar 3.33 berikut:

Gambar 3.33
Kolom Payment Yang Sudah Terisi

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)


Gambar 3.34
Hasil Data Pembayaran yang telah sesuai dengan PPN Masukan

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Ekualisasi PPN Masukan dengan Data Pembayaran periode 2018

yang telah selesai diserahkan ke auditor senior untuk di-review. Pekerjaan

melakukan ekualisasi PPN Masukan dilakukan untuk PT ACR periode

2018 sebanyak 820 transaksi pembayaran. Terdapat transaksi pembayaran

yang sesuai dengan daftar PPN Masukan sebanyak 770 transaksi dan

transaksi pembayaran yang tidak sesuai dengan daftar PPN Masukan

sebanyak 50 transaksi. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

14.

86
2. Tugas yang dilakukan untuk PT KSP

a. Meng-input Data Laporan Keuangan Due Diligence Ke Dalam Power

Point “Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah”

Dalam melakukan input data laporan keuangan due diligence ke dalam

power point “Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah”

auditor terlebih dahulu menerima data laporan keuangan due diligence

Bank Bukopin Syariah untuk anak perusahaan PT KSP yaitu PT KKPAS

dan PT SCD, format Power Point laporan due diligence gabungan.

Gambar 3.35
Data Laporan Keuangan Due Diligence Bank Bukopin Syariah 2017-2018
PT KKPAS

PT KKPAS

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Contoh untuk laporan posisi keuangan due diligence PT KSP untuk

Bank Bukopin Syariah akun kas dan setara kas. Pada Gambar 3.35 jumlah

saldo akun kas dan setara kas untuk tahun 2017 dan 2018 yaitu

Rp39.565.295 dan Rp87.859.901 dimasukkan ke dalam PPT Laporan Due

87
Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah yang sebelumnya sudah

dibuat formatnya seperti Gambar 3.36 berikut:

Gambar 3.36
Format PPT Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin
Syariah untuk Neraca

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Auditor memasukan akun kas setara kas dan akun lainnya yang ada

pada laporan posisi keuangan due diligence PT KSP ke dalam PPT

Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah seperti pada

Gambar 3.37. PPT Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin

Syariah yang telah selesai di-input diserahkan ke auditor senior untuk di-

review

Gambar 3.37
Hasil PPT Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin Syariah
yang telah di-input

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

88
Pekerjaan meng-input data laporan keuangan due diligence ke

dalam power point “Laporan Due Diligence Gabungan-Bank Bukopin

Syariah” dilakukan untuk PT KSP periode 2017-2018. Untuk

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

b. Meng-input Data Capital Expenditure Ke Dalam Laporan Due

Diligence

Dalam meng-input data capital expenditure ke dalam laporan due

diligence auditor terlebih dahulu menerima data capital expenditure

(capex) PT KSP dan data laporan due diligence untuk masing-masing anak

perusahaan PT KSP yaitu PT KBA, PT SST, PT KKPAS, dan PT SJT dari

auditor senior. Contohnya untuk PT KBA auditor membuka laporan due

diligence untuk bagian jumlah estimasi capex yang diperlukan pada poin

5.1 “jumlah estimasi capex yang diperlukan” seperti pada Gambar 3.38

(kotak merah).

Gambar 3.38
Poin 5.1 Jumlah Estimasi Capex yang Diperlukan

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Auditor mengisi capex untuk perbaikan kamar, perbaikan gedung

dan perbaikan dan pembelian perlengkapan dari data capex untuk PT KBA

89
periode 2018 (Gambar 3.39 kotak merah) serta total capex perusahaan.

Hasil laporan due diligence anak PT KSP (PT KBA, PT SST, PT KKPAS,

PT SJT) untuk capex yang telah selesai seperti pada Gambar 3.40

diserahkan ke auditor senior untuk di-review.

Gambar 3.39
Capex Tahun 2018 PT KSP

PT KBA Hotel ZP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.40
Hasil Laporan Due Diligence PT KBA untuk Capex

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan meng-input data capex ke dalam laporan due diligence

dilakukan untuk anak perusahaan PT KSP yaitu PT KBA, PT SST, PT

KKPAS, dan PT SJT untuk periode 2018. Untuk selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 16.

90
3. Tugas yang dilakukan untuk PT SMSI

a. Meng-input Data Laporan Keuangan Ke Dalam Audit Tool and

Linked Archive System (ATLAS)

Dalam meng-input data laporan keuangan ke dalam ATLAS auditor

terlebih dahulu menerima data laporan keuangan audited 2017 dan in-

house 2018 dan format aplikasi ATLAS dari auditor senior. Auditor terlebih

dahulu membuka data laporan keuangan audited 2017 (Gambar 3.41 kotak

hijau) dan in-house 2018 (Gambar 3.41 kotak merah). Melakukan input

data setiap akun yang ada pada data laporan keuangan audited 2017

(Gambar 3.41 kotak hijau) dan in-house 2018 (Gambar 3.41 kotak merah)

ke dalam aplikasi ATLAS.

Gambar 3.41
Data Laporan Keuangan Audited 2017 dan In-house 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Sebelum meng-input data setiap akun yang ada pada data laporan

keuangan audited 2017 (Gambar 3.41 kotak hijau) dan in-house 2018

(Gambar 3.41 Kotak merah) ke dalam aplikasi ATLAS auditor terlebih

dahulu membuka aplikasi ATLAS kemudian memilih content (Gambar

3.42 kotak merah) dan memilih sub-content Input Laporan Keuangan

(Gambar 3.43 kotak merah).

91
Gambar 3.42
Tampilan Awal Aplikasi ATLAS

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.43
Sub-Content Input Laporan Keuangan

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Setelah itu, melakukan mapping group, kelompok, dan header

akun seperti akun kas yang dikelompokkan berdasarkan group aset dan

kelompok akun yang merupakan aset lancar dan header akun berupa kas

dan setara kas (Gambar 3.44 kotak merah). Kemudian auditor melakukan

input saldo audited 2017 dan in-house 2018 (Gambar 3.44 kotak hijau dan

ungu) ke dalam aplikasi ATLAS (Gambar 3.44).

92
Gambar 3.44
Input Data Akun Kas ke ATLAS PT SMSI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Hasil input data laporan keuangan untuk akun kas ke dalam

aplikasi ATLAS akan menjadi dasar dalam melakukan proses audit untuk

tahapan selanjutnya. Saldo yang sudah di-input pada kolom input angka

(Gambar 3.44 kotak hijau dan ungu) akan ter-link pada saldo di kolom

angka laporan keuangan (Gambar 3.44 kotak biru) yang selanjutnya akan

ter-link ke tahapan proses audit selanjutnya dalam aplikasi ATLAS.

Laporan keuangan yang telah selesai di-input ke dalam aplikasi ATLAS

diserahkan kepada auditor senior untuk di-review. Pekerjaan meng-input

data laporan keuangan ke dalam ATLAS dilakukan untuk PT SMSI periode

2017 dan 2018 sebanyak 53 akun. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 17

b. Menghitung Rasio Keuangan dan Common-size (Vertical) Analysis

pada ATLAS

Dalam menghitung rasio keuangan dan common size (vertical) analysis

pada ATLAS auditor terlebih dahulu menerima format aplikasi ATLAS dan

data dari laporan keuangan yang telah di-input ke dalam ATLAS. Proses

93
menghitung rasio keuangan dan common size (vertical) analysis dilakukan

dengan cara membuka aplikasi ATLAS terlebih dahulu dan memilih

content (Gambar 3.45 kotak merah) kemudian memilih sub-content

prosedur analitis awal (Gambar 3.46 kotak merah).

Gambar 3.45
Tampilan Awal Aplikasi ATLAS

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.46
Sub-Content ATLAS Prosedur Analitis awal

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

94
Setelah itu muncul preliminary analytical Procedure pada

tampilan ATLAS dan memilih indeks untuk pengisian analisis

perbandingan data antar periode (Gambar 3.47 kotak ungu).

Gambar 3.47
Indeks Anlisis Perbandingan Data Antar Periode

PT SMSI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Setelah itu, akan muncul rangkuman data yang ter-link otomatis

dengan data input laporan keuangan ATLAS yang berisi akun dan nilai

saldo setiap akun untuk tahun 2017 dan 2018 yang akan digunakan untuk

menghitung common size (vertical) analysis.

Gambar 3.48
Rangkuman Data Untuk Perhitungan Common Size (Vertical) Analysis

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Dari rangkuman data yang ada dilakukan perhitungan common size

(vertical) analysis untuk akun kas dan setara kas menggunakan rumus

yaitu kas dan setara kas (Gambar 3.49 kotak merah) dibagi dengan total

aset perusahaan tahun 2017 dan 2018 (Gambar 3.48 kotak biru) ke dalam

template perhitungan analisis vertikal (Gambar 3.49 kotak ungu). Hasil

95
perhitungan common size (vertical) analysis dapat dilihat pada Gambar

3.49.

Gambar 3.49
Hasil Perhitungan Common Size (Vertical) Analysis

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Untuk menghitung rasio keuangan auditor terlebih dahulu kembali

ke tampilan awal aplikasi ATLAS dan memilih content (Gambar 3.45 kotak

merah) kemudian memilih sub-content prosedur analitis awal (Gambar

3.46 kotak merah). Setelah itu, akan muncul preliminary analytical

Procedure pada tampilan ATLAS dan memilih indeks untuk pengisian

analisis rasio keuangan (Gambar 3.50 kotak ungu).

Gambar 3.50
Indeks Anlisis Rasio Keuangan ATLAS

PT SMSI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

96
Setelah itu, akan muncul rangkuman data yang telah ter-link

otomatis dari input laporan keuangan ATLAS yang berisi akun dan nilai

saldo setiap akun untuk tahun 2017 dan 2018 (Gambar 3.51) yang akan

digunakan untuk perhitungan rasio keuangan.

Gambar 3.51
Rangkuman Data untuk Perhitungan Rasio PT SMSI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Dari rangkuman data yang ada dilakukan perhitungan rasio

keuangan menggunakan rumus yang tertera pada ATLAS (Gambar 3.52),

seperti perhitungan untuk rumus rasio lancar (Gambar 3.52 kotak merah)

dilakukan dengan cara meng-input data aset lancar tahun 2017

(Rp24.161.416.551) dibagi dengan liabilitas jangka pendek tahun 2017

(Rp1.309.761.135) dan aset lancar tahun 2018 (Rp8.633.574.915) dibagi

dengan liabilitas jangka pendek tahun 2018 (Rp545.497.520) (Gambar

3.51 kotak biru) ke dalam template perhitungan rasio pada ATLAS

(Gambar 3.53 kotak merah).

Gambar 3.52
Rumus Rasio Keuangan

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

97
Gambar 3.53
Perhitungan Rasio Lancar PT SMSI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Rasio dihitung dengan menggunakan rumus (Gambar 3.53 kotak

hijau) dan mendapatkan hasil dari perhitungan rasio lancar (Gambar 3.53

kotak merah). Hasil perhitungan rasio PT SMSI tahun 2017 dan 2018 yang

telah selesai, diserahkan ke auditor untuk di-review.

Gambar 3.54
Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT SMSI

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pekerjaan menghitung rasio keuangan dan common-size (vertical)

analysis dilakukan untuk PT SMSI periode 2017 dan 2018. Rasio

keuangan yang dikerjakan sebanyak 19 dan common-size (vertical)

analysis sebanyak 20 akun. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 18.

98
4. Tugas yang dilakukan untuk PT GSP

Tugas yang dilakukan untuk PT GSP adalah mencocokkan data pembayaran

ke supplier dengan data rekening koran. Dalam mencocokkan data pembayaran

ke supplier dengan data rekening koran auditor terlebih dahulu menerima file

pembayaran ke supplier tahun 2018 dan soft copy rekening koran tahun 2018

dari auditor senior. Selanjutnya auditor membuka data pembelian ke supllier

seperti Gambar 3.55 berikut ini:

Gambar 3.55
Data Pembelian ke Supplier PT GSP Periode 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Contohnya data pada Gambar 3.55 kotak merah, hijau dan biru

dicocokkan dengan data rekening koran untuk periode November 2018. Untuk

mencocokkan data pada kotak merah tersebut auditor membuka daftar rekening

koran periode November 2018 dan mengetik tombol CTRL+F pada keyboard,

lalu meng-copy jumlah pelunasan yaitu Rp237.772.800 pada data Gambar 3.55

kemudian paste ke kotak find and replace (Gambar 3.56 kotak merah). Setelah

99
muncul hasil dari pencarian angka sebelumnya (Gambar 3.57 kotak hijau)

maka angka pada data pembelian supplier benar. Data yang telah benar diberi

tanda biru muda di data rekening koran (Gambar 3.57 kotak hijau) dan diberi

tanda biru muda di data pembelian ke supplier (Gambar 3.58 kotak hitam).

Gambar 3.56
Kotak Find and Replace

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.57
Hasil Pencarian Pada Data Rekening Koran PT GSP

PT HW

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.58
Hasil Data Pembelian yang Telah Dicocokkan

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

100
Untuk data pada file Pembelian yang tidak ada pada soft copy rekening

koran contohnya pada Gambar 3.55 kotak hijau diberi warna merah (Gambar

3.58 kotak hitam). Namun untuk beberapa transaksi dilakukan pembayaran

secara terpisah contohnya seperti angka pada Gambar 3.55 kotak biru. Ketika

auditor mencari angka Rp210.905.700, angka ini tidak ditemukan pada soft

copy rekening koran maka angka Rp210.905.700 tersebut dijumlahkan dengan

angka Rp176.859.900 karena tanggal transaksi yang sama sehingga menjadi

Rp389.765.600. Angka Rp389.765.600 ini ada pada soft copy rekening koran

(Gambar 3.59 kotak merah) sehingga diberi tanda oranye dan pada file

pembayaran ke supplier diberi warna oranye untuk kedua angka tersebut

(Gambar 3.58 kotak biru).

Gambar 3.59
Data Pembayaran ke Supplier Secara Terpisah

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Data pembayaran ke supplier periode November 2018 yang telah

selesai dicocokkan dengan data rekening koran periode November 2018

diserahkan ke auditor senior untuk di-review. Pekerjaan mencocokkan file

pembayaran ke supplier dengan soft copy rekening koran dilakukan untuk PT

GSP periode 2018 sebanyak 370 transaksi. Terdapat 340 transaksi pembayaran

ke supplier yang sesuai dengan soft copy rekening koran dan 30 transaksi yang

tidak sesuai. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.

101
5. Tugas yang dilakukan untuk PT JGP

a. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)

Dalam membuat Kertas Kerja Pemerikasaan (KKP) auditor terlebih

dahulu menerima worksheet, format top schedule, dan format supporting

schedule dari auditor senior. Auditor membuat KKP atas akun kas dan

setara kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, utang usaha,

pendapatan, beban usaha dan pendapatan lainnya.

Gambar 3.60
Worksheet PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.61
Kertas Kerja Pemeriksaan PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Proses pembuatan KKP dilakukan dengan mengisi nama klien (PT

JGP pada Gambar 3.61 kotak merah), periode (31 Desember 2018 pada

Gambar 3.61 kotak biru) dan inisial nama auditor pada top schedule dan

supporting schedule (DP dan RA pada Gambar 3.61 kotak hijau).

Kemudian auditor membuat supporting schedule dengan memasukkan

102
data yang terdapat pada worksheet seperti nomor akun, nama akun, saldo

audited periode sebelumnya, dan mutasi debet/kredit.

Gambar 3.62
Supporting Schedule Akun Kas dan Setara Kas PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Contoh pada akun kas kecil (petty cash) yang terdapat pada

Gambar 3.62, nomor akun dan nama akun (11110002 dan kas kecil (petty

cash) dalam kotak hitam), saldo awal periode 01 Januari 2018

(Rp16.000.000 pada kotak ungu), mutasi debet Januari-Desember 2018

(Rp200.876.028 pada kotak biru) dan mutasi kredit Januari-Desember

2018 (Rp213.999.028 pada kotak hijau muda). Gambar 3.62 menunjukkan

supporting schedule akun kas dan setara kas telah diisi sesuai dengan saldo

yang terdapat di worksheet yang ditunjukkan pada Gambar 3.60.

Setelah itu auditor menjumlahkan mutasi (debit/kredit) Januari-

Desember 2018 dengan saldo awal periode yang sedang diaudit sehingga

menghasilkan saldo unaudited periode yang sedang diaudit. Contoh pada

akun kas kecil yang terdapat pada Gambar 3.62 saldo awal periode 01

Januari 2018, yaitu Rp16.000.000 (kotak ungu) ditambah dengan saldo

mutasi debit Rp200.876.028 (kotak biru) dikurangi saldo mutasi kredit

Rp213.999.028 (kotak hijau muda) akan menghasilkan saldo unaudited 31

Desember 2018 sebesar Rp2.877.000 (kotak cokelat). Kemudian,

103
memasukkan nilai adjustment dan menjumlahkan nilai adjustment dengan

saldo unaudited sehingga menghasilkan saldo audited periode yang

sedang diaudit. Gambar 3.62 menunjukkan bahwa tidak ada nilai

adjustment pada KKP ini sehingga saldo audited 31 Desember 2018 sama

nilainya dengan saldo unaudited 31 Desember 2018.

Kemudian supporting schedule yang telah diisi sesuai dengan saldo

yang terdapat di worksheet dan totalnya telah dijumlahkan di bagian

bawah masing-masing kolom, total saldo di setiap kolom akan ter-link ke

top schedule. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.62 (kotak kuning) yang

menunjukkan bahwa total saldo awal periode 01 Januari 2018 sebesar

Rp41.000.000, total saldo mutasi debit sebesar Rp1.095.988.528, total

saldo mutasi kredit sebesar Rp1.130.822.028, total saldo unaudited

31 Desember 2018 sebesar Rp6.166.500, total saldo adjustment sebesar

Rp0, dan total saldo audited 31 Desember 2018 sebesar Rp6.166.500

sudah ter-link ke top schedule (Gambar 3.63 kotak kuning).

Gambar 3.63
Top Schedule Akun Kas dan Setara Kas PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Kertas kerja pemeriksaan yang telah selesai dikerjakan, diserahkan

ke auditor senior untuk di-review. Pekerjaan membuat KKP dilakukan

untuk PT JGP periode 2018. KKP dibuat untuk 7 akun yaitu akun kas dan

104
setara kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, utang usaha,

pendapatan, beban usaha dan pendapatan lainnya. Untuk selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 20.

b. Menetukan Sample Untuk Vouching

Dalam menentukan sample vouching, auditor terlebih dahulu menerima

format vouching dan data general ledger dalam bentuk soft copy dari

auditor senior. Sebelum auditor menentukan sample vouching untuk akun

kas dan setara kas, auditor membuka soft copy general ledger di Microsoft

Excel.

Gambar 3.64
General Ledger PT JGP 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Setelah membuka soft copy general ledger di Microsoft Excel,

auditor mem-filter general ledger tersebut berdasarkan nama akun

contohnya yaitu dengan mengetik akun ”MDR-JGP-CKP” seperti yang

ditampilkan pada Gambar 3.65. Akun ”MDR-JGP-CKP” merupakan

akun Bank Mandiri untuk PT JGP. Kemudian auditor mengurutkan

transaksi-transaksi dari nominal terbesar ke nominal terkecil dengan

meng-klik “Sort Largest to Smallest” seperti yang ditampilkan pada

Gambar 3.66.

105
Gambar 3.65
Filter Nama Akun MDR-JGP-CKP pada General Ledger

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.66
Sort Largest to Smallest pada General Ledger

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Setelah transaksi berurutan dari nominal terbesar ke nominal

terkecil, auditor memilih transaksi secara random sampling atas 5

transaksi dengan nominal tertinggi sebagai sample vouching. Gambar 3.67

106
menunjukkan 1 transaksi hasil sampling yang nantinya akan dimasukkan

ke dalam daftar sample vouching yang ditampilkan pada Gambar 3.68.

Gambar 3.67
General Ledger Akun MDR-JGP-CKP untuk PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.68
Sample Vouching Akun Cash in Bank PT JGP 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Sampel Vouching yang telah selesai ditentukan, diserahkan ke

auditor senior untuk di-review. Pekerjaan menentukan sample vouching

dilakukan untuk PT JGP periode 2018 untuk akun cash in bank. Untuk

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.

c. Membuat Trial Balance

Dalam membuat trial balance, auditor terlebih dahulu menerima data

general ledger dari auditor senior. Trial balance dibuat dengan

menggunakan aplikasi microsoft excel. Proses membuat trial balance

dilakukan dengan membuka general ledger yang telah diberikan.

107
Gambar 3.69
General Ledger PT JGP 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahan)

Setelah itu, auditor membuat format untuk trial balance yang

terdiri dari nomor akun, nama akun, dan saldo debet/kredit. Setelah format

selesai dibuat maka auditor dapat memasukan nomor akun dan nama akun

yang ada terlebih dahulu pada Gambar 3.69 seluruhnya ke dalam format

trial balance yang telah disiapkan seperti pada Gambar 3.70.

Gambar 3.70
Nomor Akun dan Nama Akun Trial Balance PT JGP 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

108
Nomor akun dan nama akun yang sudah dipindahkan seperti

Gambar 3.70 tersebut diblok seluruhnya lalu pilih menu “Data” dan

“Remove Duplicates” seperti Gambar 3.71. Setelah itu, akan muncul kotak

dialog Remove Duplicates pada Gambar 3.72 lalu pilih select all (kotak

biru) dan klik ok.

Gambar 3.71
Nomor Akun dan Nama Akun yang Diblok Serta Remove Duplicates

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.72
Remove Duplicates

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

109
Proses selanjutnya yaitu memasukkan saldo debet dan kredit yang

ada pada general ledger (Gambar 3.69) ke dalam format trial balance

(Gambar 3.70) dengan menggunakan rumus “sum if “ (Gambar 3.73 kotak

merah) dan memastikan bahwa total saldo antara debet dan kredit telah

balance. Trial balance yang telah selesai (Gambar 3.74), diserahkan ke

auditor senior untuk di-review.

Gambar 3.73
Rumus untuk Memindahkan Saldo Debet dan Kredit ke Trial Balance
PT JGP 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.74
Hasil Trial Balance PT JGP 2018

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

110
Pekerjaan membuat trial balance dilakukan untuk PT JGP periode

2018 untuk 220 akun. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

22.

d. Menghitung Trend (Horizontal) Analysis

Dalam membuat trend (horizontal) analysis, auditor terlebih dahulu

menerima data worksheet dan format trend (horizontal) analysis dari

auditor senior.

Gambar 3.75
To Notes Beban Umum dan Administrasi PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Contoh biaya perbaikan dan perawatan tahun 2018 senilai

Rp7.864.000 yang terdiri dari biaya inventaris kantor RP 7.570.000, biaya

kendaraan operasional kantor Rp0, biaya bangunan Rp294.000 dan biaya

lainnya Rp0. Rincian dari biaya perbaikan dan perawatan dapat dilihat

pada Gambar 3.76 (kotak hitam).

111
Gambar 3.76
Rincian To Notes Beban Umum dan Administrasi Bagian Perbaikan dan
Perawatan PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Kemudian mengisi format trend (horizontal) analysis yang terdiri

dari nomor akun, nama akun, periode, persentase, dan keterangan sesuai

dengan data dari rincian to notes (Gambar 3.76). Sebagai contoh untuk

akun perbaikan dan perawatan, pada Gambar 3.77 menunjukkan bahwa

akun perbaikan dan perawatan terdiri dari empat akun, yaitu biaya

inventaris kantor (63110032), biaya kendaraan operasional kantor

(63110033), biaya bangunan (63110034) dan biaya lainnya (63110048).

Total biaya perbaikan dan perawatan per 31 Desember 2018 sebesar

Rp7.864.000 dan total biaya perbaikan dan perawatan per 31 Desember

2017 sebesar Rp26.617.500 sehingga persentasenya sebesar -70,64%.

Contoh trend (horizontal) analysis yang sudah diisi dapat dilihat pada

Gambar 3.77.

112
Gambar 3.77
Trend (Horizontal) Analysis Beban Umum dan Administrasi PT JGP

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Persentase dihitung dengan cara (Rp7.864.000 - Rp26.617.500)/

Rp26.617.500 menghasilkan -70,46%. Kemudian, trend (horizontal)

analysis pada beban umum dan administrasi yang telah selesai dikerjakan,

diserahkan ke auditor senior untuk di-review. Pekerjaan menghitung trend

(horizontal) analysis dilakukan untuk PT JGP periode 2018 untuk akun

beban administrasi dan umum. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 23.

3.3.2 Kendala yang Ditemukan

PT ACR

1. Dalam membuat trial balance dari general ledger data tidak balance

dikarenakan terdapat beberapa akun yang sama tapi ditulis berkali-kali

dengan nama yang berbeda.

113
2. Dalam membuat detail data konsumen, data penjualan yang banyak

membuat komputer lambat.

3. Dalam melakukan pengecekan dokumen invoice, purchase order dan

voucher pihak klien lambat dalam menyediakan data.

3.3.3 Solusi atas Kendala yang Ditemukan

PT ACR

1. Solusi atas kendala dalam membuat trial balance dari general ledger

data tidak balance dikarenakan terdapat beberapa akun yang sama tapi

ditulis berkali-kali dengan nama yang berbeda adalah melaporkannya

pada senior dan melakukan pengecekan untuk nama akun yang sama.

2. Solusi atas kendala dalam membuat detail data konsumen, data

penjualan yang banyak membuat komputer lambat adalah

memberitahukannya kepada senior kemudian senior menukar komputer

agar pekerjaan menjadi lebih cepat.

3. Solusi atas kendala dalam melakukan pengecekan dokumen invoice,

purchase order dan voucher pihak klien lambat dalam menyediakan

data adalah melaporkan kepada senior agar senior meminta kepada

klien untuk segera memberikan data untuk pengecekan.

114

Anda mungkin juga menyukai