Anda di halaman 1dari 16

IMPLIKASI KEPPRES RI NO 11 TAHUN 2020

TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS


OLEH :
DR. W. RIAWAN TJANDRA, S.H., M.HUM.
PENGAJAR HAN FH UAJY
KEDUDUKAN KEPPRES RI NO 11 TAHUN 2020 DALAM
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Karakter • Beschikking
• Norma konkrit - individual

• Dalam UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Kedudukan Pemerintahan sbg instrumen penyelenggaraan


pemerintahan sebagai pelaksanaan peraturan
perundang-undangan (Pasal 1.7; Pasal 8)

• Pasal 4.1 UUD NRI 1945 ---) bestuursbevogheid


Dasar kewenangan • UU No. 6 Tahun 2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan
• UU No. 30 Tahun 2014
3 (TIGA) SUBSTANSI KEPPRES RI NO. 11 TAHUN 2020

ketiga
kesatu

kedua
• Menetapkan Corona • I\{enetapkan • Keputusan ['residen ini
Virus Disease 2O19 Kedaruratan Kesehatan mulai berlaku pada
PAVID-I9/ sebagai jenis Masyarakat Corana tanggal ditctapkan (31
penyakit yang Virus Disease 2019 Maret 2020)
menimbulkan (Covid-19) di lndonesia
Kedaruratan Kesehatan yang wajib dilakukan
Masyarakat upaya penanggulangan
sesuai dengan
kctcntuan peiaturan
perundang-undangan
CAKUPAN KEADAAN DARURAT

• Keadaan darurat mempunyai pengertian yang luas, ia dapat berwujud keadaan darurat militer atau
keadaan darurat perang, keadaan darurat karena bencana alam, keadaan darurat administratif berupa
keadaan darurat keuangan (financial emergency) , keadaan darurat (welfare emergency), darurat
kesehatan (health emergency) dan lain sebagainya.
• Dalam keadaan-keadaan yang tidak biasa atau tidak normal tersebut berlaku norma-norma yang juga
bersifat khusus yang memerlukan pengaturan tersendiri baik mengenai syarat-syaratnya, tata cara
pemberlakuannya dan tata cara mengakhirinya, serta hal-hal yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh
pemerintah dalam keadaan darurat tersebut agar tidak memberi kesempatan timbulnya
penyalahgunaan wewenang yang bertentangan dengan undang-undang dasar.
PERAN DPR DALAM KEADAAN DARURAT
Pemberlakukan suatu keadaan darurat (state of emergency) di suatu negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial
sebagaimana halnya di Indonesia memberikan pembenaran kepada Presiden untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk
mengatasi keadaan darurat tersebut dengan tetap memperhatikan peran DPR untuk:
a. melakukan pengawasan yang ketat dalam menentukan adanya suatu keadaan darurat (recognizing an emergency);
b. membentuk kekuasaan untuk mengatasi keadaan darurat itu (creating the powers to deal with it);
c. memantau pelaksanaan kewenangan pemerintah (eksekutif) untuk mengatasi keadaan yang tidak normal tersebut;
d. menyelidiki berbagai penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan dalam keadaaan darurat tersebut;
e. apabila diperlukan menyatakan berakhirnya masa keadaan darurat atau meminta kepada Presiden untuk menyatakan
mengakhiri keadaan darurat tersebut.

Keadaan darurat tidak selamanya bersifat militer atau keadaan darurat perang yang memberikan kewenangan kepada Presiden
untuk mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan bangsa dan negara.
DECLARING AN EMERGENCY

• Despite the possibly alarming news, declaring an emergency is a strategic announcement that can help
states activate emergency response plans and state emergency operation centers. It also can help
governments get reimbursed for money they spend on preparedness from the state and federal
government, and it authorizes leaders to use funds to deploy additional personnel, buy equipment, and
prepare stockpiles. For the coronavirus, it’s given government leaders the opportunity to implement
restrictive measures to stop the spread of the virus
• https://www.businessinsider.sg/california-washington-state-of-emergency-coronavirus-what-it-means-
2020-3?r=US&IR=T
ALUR KEBIJAKAN
Alur Pikir Kebijakan
2 KATEGORI KEBIJAKAN
BAB V PASAL 10 UU NO 6 TAHUN 2018 TENTANG
KEKARANTINAAN KESEHATAN

• Pemerintah Pusat menetapkan dan mencabut Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.


• Pemerintah Pusat menetapkan dan mencabut penetapan Pintu Masuk dan/atau wilayah di dalam negeri
yang Terjangkit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
• Sebelum menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, Pemerintah Pusat terlebih dahulu
menetapkan jenis penyakit dan faktor risiko yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan dan pencabutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan pemerintah.
IMPLIKASI KEPPRES RI NO 11 TAHUN 2020

Keppres RI No. 11
Tahun 2020

Integrasi protokol
kesehatan ke dalam
regulasi sektoral

Pelaksanaan regulasi sektoral


Kondisi kedaruratan mengekslusi
berdasarkan protokol
kesehatan sop normal/reguler
3 (TIGA) UNSUR URGEN DAN KUMULATIF PEMBENTUK
KEADAAN DARURAT NEGARA (STATE EMERGENCY)
• Adanya ancaman yang membahayakan
Unsur Pertama
(dangerous threat)

• Adanya kebutuhan yang


Unsur Kedua
mengharuskan (reasonable neccesity)

• Adanya keterbatasan waktu (limited


Unsur Ketiga
time) yang tersedia
DASAR PENETAPAN KONDISI KEDARURATAN NEGARA
(STATE EMERGENCY)

Prinsip proporsionalitas (the principle of Standar mengenai kewajaran (standard of reasonabeleness)


proporsionality) kriteria untuk menentukan adanya necessity menjadi lebih
jelas, kebutuhan yang dirumuskan sebagai alasan pembenar
untuk melakukan tindakan yang bersifat darurat bersifat
proporsional, wajar atau setimpal sehingga tindakan
dimaksud tidak boleh melebihikewajaran atau kesetimpalan
yang menjadi dasar pembenaran bagi dilakukannya tindakan
itu sendiri.
FORCE MAJEURE

• Force majeure secara harfiah memiliki arti "kekuatan yang lebih besar". Secara umum, sejumlah
peristiwa dapat digolongkan ke dalam force majeure selama mereka terjadi tanpa terduga, terjadi di
luar kuasa pihak-pihak yang terkait, dan tidak dapat dihindari.
• Dalam Konteks HAN: berkembang pula konsep force majeure (dari hukum perdata) atau overmacht
(hokum pidana) ---) terjadinya sesuatu diluar kemampuan subyek hukum dan tiadanya kelalaian atas
pelanggaran yang terjadi
DALAM KONTRAK PEMERINTAH

Terjadinya overmacht mengakibatkan:


1. Perikatan berhenti.
2. Kreditur tidak lagi dapat meminta pemenuhan prestasi.
3. Debitur tidak lagi dapat dinyatakan lalai, dan karenanya tidak wajib membayar ganti rugi.
4. Risiko tidak beralih kepada debitur. Risiko maksudnya kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena
suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak. Risiko pada perjanjian ada dua macam yaitu pada perjanjian
sepihak dimana risiko ditanggung oleh kreditur, debitur tidak wajib memenuhi prestasinya. Selain itu risiko
perjanjian timbal balik, apabila terjadi overmacht maka seolah-olah perjanjian itu tidak pernah ada.
5. Kreditur tidak dapat menuntut pembatalan pada perjanjian timbal balik.
(Bdk Perpres No. 16 Tahun 2018 mengatur Bab VIII Pengadaan Khusus jo Peraturan LKPP No. 13 Tahun 2018 dan
Penyelesaian sengketa Pasal 85 Perpres No. 16/2018 dan Peraturan LKPP No. 18/2018 menggunakan pilihan:
Layanan penyelesaian sengketa kontrak, mediasi, konsiliasi, arbitrase atau Pengadilan)
Perma No. 3 Tahun 2018 Perma No. 1 Tahun 2019
• Administrasi perkara di • Administrasi Perkara dan
pengadilan secara elektronik persidangan secara elektronik
• e-Filing (Pendaftaran Perkara Perka LKPP No. 18 Tahun
Online di Pengadilan) 2018
• e-Payment (Pembayaran Panjar
Biaya Perkara Online) Layanan Penyelesaian
• e-Summons (Pemanggilan Pihak sengketa kontrak PBJ
secara online)
• e-Litigation (Persidangan secara
online)
Hakim/hakim ketua dapat persidangan secara Persidangan pembuktian
persidangan

Pera pihak dalam persidangan

pembuktian
memberikan penjelasan elektronik dengan acara dilaksanakan sesuai
tentang hak dan penyampaian gugatan, dengan hukum acara yang
kewajiban para pihak jawaban, replik, duplik berlaku. Namun apabila
terkait persidangan dan kesimpulan, dilakukan disepakati oleh para
secara elektronik pada dengan prosedur berikut: pihak, persidangan
sidang pertama guna para pihak wajib pembuktian dengan acara
kelancaran persidangan menyampaikan dokumen pemeriksaan keterangan
elektronik.[20] Persidanga elektronik paling lambat saksi dan/atau ahli dapat
n secara elektronik pada hari dan jam sidang dilaksanakan secara jarak
dilaksanakan atas sesuai dengan jadwal jauh melalui media
persetujuan penggugat yang ditetapkan. komunikasi audio
dan tergugat setelah visual yang
proses mediasi dinyatakan setelah menerima dan memungkinkan semua
tidak berhasil. Sedangkan memeriksa dokumen pihak dapat berpartisipasi
dalam perkara yang tidak elektronik tersebut, dalam
memerlukan mediasi, hakim/hakim ketua persidangan.[23] Putusan/
persetujuan diberikan meneruskan dokumen penetapan diucapkan oleh
pada sidang yang dihadiri elektronik kepada para hakim/hakim ketua secara
kedua belah pihak.[21] pihak. elektronik.[

Anda mungkin juga menyukai