Seminar Seminar MKN Undip 8 Juni 2022

HABIB ADJIE
08121652894
Habib Adjie
hb_adjie
Habib Adjie
tanyahabibadjie
A adjieku61@gmail.com
Habib Adjie - Notaris - PPAT 1
SEMINAR/DISKUSI PENCERAHAN
NOTARIS/PPAT :
“KELALAIAN NOTARIS/PPAT DALAM

MENJALANKAN KEWENANGNNYA
BUKAN MERUPAKAN RANAH PIDANA,
MERUPAKAN RANAH ADMINISTRATIF”.

JIKA KITA MEMBACA UUJN (NOMOR
30/2004) DAN UUJN – P (NOMOR
2/2014) TIDAK AKAN MENEMUKAN
SANKSI PIDANA TERHADAP NOTARIS
YANG MELANGGAR UUJN/UUJN-P,
KARENA DALAM HAL INI JIKA NOTARIS
MELAKUKAN PELANGGARAN
UUJN/UUJN-P TELAH MENENTUKAN
SANKSINYA BERUPA :
5
6
Habib Adjie - Notaris - PPAT

7
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT 8
SANKSI ADMINISTRATIF TERSEBUT BISA MERUJUK KEPADA
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (MARI )
Nomor 20 PK/Pid/2020, tanggal 14 Mei 2020 :
“ …. ternyata setelah ditelusuri fakta hukumnya dan dianalisa secara yuridis
maka ditemukan dakwaan- dakwaan Penuntut Umum yang mendasari
putusan judex facti adalah terbukti faktanya tetapi bukan merupakan tindak
pidana penipuan ataupun tindak pidana lainnya, atas dasar perbuatan
Terdakwa termasuk sebagai pihak yang menjalankan kewenangannya
sebagai Notaris/PPAT sesuai dengan Undang-Undang Jabatan Notaris;”
“…Bahwa walaupun Terdakwa diduga telah lalai dalam proses membuat
akte kuasa penjual tanah antara saksi korban dengan saksi
_____________, hal tersebut merupakan ranah administratif
selaku Notaris/PPAT bukan ranah pidana”
9 Habib Adjie - Notaris - PPAT

 PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor
20 PK/Pid/2020, tanggal 14 Mei 2020  MERUPAKAN (UNTUK
SEMENTARA WAKTU KARENA ADA ASAS RES JUDICATA PRO
VERITATE HABETUR) “LANDMARK DECISION” UNTUK
PARA NOTARIS/PPAT.
 NOTARIS/PPAT YANG MELAKUKAN PELANGGARAN
KEWENANGAN, KEWAJIBAN, LARANGAN DALAM
PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS/PPAT  JIKA
TERBUKTI DAPAT DIKENAKAN “SANKSI ADMINSTRASI” YANG
SANKSI PALING TINGGI DIBERHENTIKAN DENGAN TIDAK
HORMAT SEBAGAI NOTARIS/PPAT.
 PEMBERHENTIAN TERSEBUT DENGAN TETAP MEMBUKAN
KESEMPATAN KEPADA NOTARIS/PPAT TERSEBUT UNTUK
MENGGUGATNYA KE PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
(PTUN).

BAHWA YANG TERJADI SEKARANG INI
(SEJAK DAHULU) NOTARIS DALAM
PELAKSANAAN TUGAS JABATANNYA
MELANGGAR KEWENANGAN,
KEWAJIBAN, LARANGAN  AKAN
DIGERET/DIJERAT KE “HUKUM PIDANA”,
PERTANYAANNYA KENAPA ?

BAHWA LEMBAGA/INSTITUSI
YANG MENEGAKKAN/MENGEKSEKUSI UUJN/UUJN-P 12 :
 MPD
 MPW
 MPPN
 SEHINGGA KETIKA ADA NOTARIS YANG MELAKUKAN
PELANGGARAN (KARENA ADA YANG MELAPORKAN ATAU ATAS
TEMUAN MAJELIS PENGAWAS (MPD-MPW-MPW) HARUS SEGERA
MENGAMBIL TINDAKKAN DAN JIKA TERBUKTI JATUHKAN SANKSI
SESUAI KEWENANGANNYA  SANKSI ADMINISTRATIF (OLEH
MPW/MPPN) – (LIHAT PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN, SERTA ANGGARAN
MAJELIS PENGAWAS NOTARIS)
 JIKA MENURUT UUJN/UUJN-P TELAH TERJADI PELANGGARAN
MPW/MPPN  PERIKSA DAN JATUHKANLAH DULU SANKSI
ADMINISTRATIF KEPADA NOTARIS YANG BERSANGKUTAN.
JANGAN TERBALIK - SANKSI ADMINSTRATIF AKAN DIJATUHKAN
JIKA TERLEBIH DAHULU ADA SANKSI PIDANA.
KENAPA HARUS SANKSI ADMINISTRATIF TERLEBIH DAHULU (DIUTAMAKAN)…?
UUJN/UUJN-P  HANYA MENGATUR SANSI

ADMINSTRATIF DAN SANKSI PERDATA JADI HARUS
DIUTAMAKAN/DIDAHULUKAN SANKSI
ADMINISTRATIF OLEH MPW DAN/ATAU MPPN
ASAS YANG TERDAPAT DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

DAN MERUJUK KEPADA PENDAPAT WIRYONO
PRODJODIKORO, SUDARTO, TOPO SANTOSO :
SANKSI ADMINISTRASI JIKA DIATUR DI DALAMNYA HARUS
DIUTAMAKAN, DEMIKIAN JUGA JIKA DIDALAMNYA ADA
SANKSI PERDATA HARUS DIDAHULUKAN.
BAHWA SANKSI PIDANA HANYA ULTIMUM REMEDIUM
(JIKA SANKSI ADMINSTRATIF DAN SANKSI PERDATA)
TIDAK MEMPAN ATAU TIDAK BERFUNGSI
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT 13
WIRYONO PRODJODIKORO BAHWA NORMA-
NORMA ATAU KAIDAH-KAIDAH DALAM BIDANG
HUKUM TATA NEGARA DAN HUKUM TATA USAHA
NEGARA HARUS PERTAMA-TAMA DITANGGAPI
DENGAN SANKSI ADMINISTRASI, BEGITU PULA
NORMA-NORMA DALAM BIDANG HUKUM PERDATA
PERTAMA-TAMA HARUS DITANGGAPI DENGAN
SANKSI PERDATA. HANYA, APABILA SANKSI
ADMINISTRASI DAN SANKSI PERDATA INI BELUM
MENCUKUPI UNTUK MENCAPAI TUJUAN
MELURUSKAN NERACA KEMASYARAKATAN, MAKA
BARU DIADAKAN JUGA SANKSI PIDANA SEBAGAI
PAMUNGKAS (TERAKHIR) ATAU ULTIMUM
REMEDIUM (ASAS-ASAS HUKUM PIDANA DI INDONESIA, REFIKA ADITAMA, BANDUNG
2014, HAL. 17

SANKSI PIDANA MERUPAKAN ULTIMUM
REMEDIUM, YAITU OBAT TERAKHIR,
APABILA SANKSI ATAU UPAYA-UPAYA PADA
CABANG HUKUM LAINNYA TIDAK MEMPAN
ATAU DIANGGAP TIDAK MEMPAN. OLEH
KARENA ITU PENGGUNAANNYA HARUS
DIBATASI. KALAU MASIH ADA JALAN LAIN,
JANGANLAH MENGGUNAKAN HUKUM
PIDANA (Sudarto, Hukum Pidana I, Badan Penyediaan Bahan-bahan
Kuliah Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 1987/1988, hal.
13).

“Asumsi saya dari awal adalah bahwa ultimum
remedium ini berprinsip yang berada di tengah-
tengah moral dan hukum, yang kedua adalah
ultimum remedium itu merupakan prinsip segala
proses legislasi. Jadi bagaimana menolak
kriminalisasi atau negoisasi maka ultimum remedium
menjadi patokannya, bukan ketika kita menegakan
hukum kalau Undang-undang sudah ada, PASAL
SUDAH ADA MAKA POLISI ATAU JAKSA TENTU
TIDAK BISA MENGGUNAKAN PRINSIP INI” (Topo
Santoso - Bidang Studi Hukum Pidana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia (FHUI) diskusi internal
hukum pidana tentang Ultimum Remedium)

PUTUSAN MAHKAMAH
AGUNG REPUBLIK
INDONESIA
Nomor 20 PK/Pid/2020
(14 Mei 2020)

PERTIMBANGAN HUKUM :
• Menimbang bahwa terhadap alasan peninjauan kembali yang
diajukan Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tersebut,
Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut:
• Bahwa berdasarkan hukum secara fakta hukum dan fakta yuridis
permohonan peninjauan kembali beralasan untuk dikabulkan;
• Bahwa sesuai fakta hukum, maka tentang kerugian saksi korban
Marhendro Anton Inggriyono yang dirugikan oleh saksi Gunawan
Priambodo yang tidak melakukan prestasi/kewajibannya atau
wanprestasi ternyata Terdakwa yang diproses hukum pidana,
padahal SESUAI FAKTA PERSIDANGAN TERDAKWA SAMA SEKALI
TIDAK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN ATAS TRANSAKSI
PEMBUATAN SURAT KUASA AKTE JUAL BELI TANAH DI PARADISE
LOFT, melainkan yang memperoleh keuntungan adalah saksi
Gunawan Priambodo, hal ini sesuai laporan polisi yang dibuat
oleh saksi korban yang melaporkan saksi Gunawan Priambodo,
bukan melaporkan Terdakwa

• Bahwa fakta persidangan saksi Gunawan Priambodo juga
merasa heran kenapa Terdakwa yang diproses hukum,
padahal yang bertransaksi jual beli tanah adalah saksi
Gunawan Priambodo dengan saksi korban Marhendro
Anton Inggriyono dan WALAUPUN ADA KELALAIAN
TERDAKWA DALAM PROSES PEMBUATAN SURAT
KUASA AKTA JUAL BELI ANTAR PARA SAKSI
TERSEBUT, MAKA PENYELESAIANNYA BUKAN JALUR
PIDANA MELAINKAN JALUR ADMINISTRATIF
KARENA TERDAKWA ADALAH SELAKU
PEJABAT PUBLIK YAITU NOTARIS/PEJABAT
PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT);
19
 Bahwa dalam kasus a quo, penerapan hukum formil sama
pentingnya dengan hukum materiil, artinya dari proses
penyidikan TERDAKWA SAMA SEKALI TIDAK
DILAPORKAN OLEH SAKSI KORBAN, tetapi yang
dilaporkan adalah saksi Gunawan Priambodo, karena pihak
yang bertransaksi dengan saksi korban adalah saksi
Gunawan Priambodo bukan Terdakwa;
 Bahwa dalam penerapan Pasal 56 KUHP tentang
“pembantuan” MAKA PROSES HUKUMNYA ADALAH
PELAKU UTAMA DULU DIPROSES SEBAGAIMANA
DILAPORKAN OLEH SAKSI KORBAN, bukan
“pembantuan” sebagaimana dalam kasus a quo, karena saksi
Gunawan Priambodo hadir sebagai saksi di persidangan
sebagai pihak yang merugikan saksi korban,
pembantuannya dapat disidangkan kecuali bila pelaku
utama (pihak yang dibantu) statusnya dalam Daftar
Pencarian Orang (DPO);
21
 BAHWA WALAUPUN TERDAKWA DIDUGA TELAH

LALAI DALAM PROSES MEMBUAT AKTE KUASA
PENJUAL TANAH ANTARA SAKSI KORBAN
DENGAN SAKSI GUNAWAN PRIAMBODO, HAL
TERSEBUT MERUPAKAN RANAH ADMINISTRATIF
SELAKU NOTARIS/PPAT BUKAN RANAH
PIDANA;
 Bahwa berdasarkan dan beralasan hukum
untuk menyatakan bahwa perkara
permohonan peninjauan kembali atas nama
Ketut Neli Asih, S.H., haruslah dikabulkan
demi hukum dan dinyatakan putusan
Pengadilan Tinggi Denpasar yang
memperbaiki putusan Pengadilan Negeri
Denpasar adalah “batal demi hukum”;
• Bahwa walaupun telah ada putusan-putusan judex
facti yang kini dimohonan peninjauan kembali (PK)
oleh Pemohon PK Ketut Neli Asih, S.H., pekerjaan
Notaris/PPAT Denpasar, Bali, ternyata setelah
ditelusuri fakta hukumnya dan dianalisa secara
yuridis maka ditemukan dakwaan-dakwaan
Penuntut Umum yang mendasari putusan judex facti
adalah TERBUKTI FAKTANYA TETAPI BUKAN
MERUPAKAN TINDAK PIDANA PENIPUAN ATAUPUN
TINDAK PIDANA LAINNYA, ATAS DASAR PERBUATAN
TERDAKWA TERMASUK SEBAGAI PIHAK YANG
MENJALANKAN KEWENANGANNYA SEBAGAI
NOTARIS/PPAT SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG
JABATAN NOTARIS;

FAKTA YANG SERING TERJADI :
KETIKA PARA PENGHADAP BERSENGKETA

KARENA :
1. DIPERJANJIKAN DALAM AKTA MERUGIKAN SALAH SATU PENGHADAP ,
ATAU
2. ADA YANG DARI TINDAKKAN PENGHADAP YANG MERUGIKAN
PENGHADAP LAINNYA,
ATAU
3. GUGATAN PEMBATALAN AKTA.
ATAU
4. ADA PIHAK LAIN YANG TIDAK PERNAH ADA KAITANNYA DENGAN AKTA
TERSEBUT (DAN MERASA DIRUGIKAN KEMUDIAN MELAPOR KE
KEPOLISIAN..? DAN SUDAH TENTU DALAM HAL INI KEPOLISIAN AKAN
MEMANGGIL/MEMINTA KETERANGAN DARI NOTARIS YANG
BERSANGKUTAN).

23
24
DALAM RUANG LINGKUP TUGAS PELAKSANAAN
JABATAN NOTARIS YAITU MEMBUAT ALAT BUKTI YANG
DINGINKAN OLEH PARA PIHAK UNTUK SUATU
TINDAKAN HUKUM TERTENTU, DAN ALAT BUKTI
TERSEBUT BERADA DALAM TATARAN HUKUM PERDATA,
DAN BAHWA NOTARIS MEMBUAT AKTA KARENA ADA
PERMINTAAN DARI PARA PIHAK YANG MENGHADAP
(PASAL 38 AYAT (3) HURUF c UUJN-P, TANPA ADA
PERMINTAAN DARI PARA PIHAK, NOTARIS TIDAK AKAN
MEMBUAT AKTA APAPUN, DAN NOTARIS MEMBUATKAN
AKTA YANG DIMAKSUD BERDASARKAN ALAT BUKTI
ATAU KETERANGAN ATAU PENYATAAN PARA PIHAK
YANG DINYATAKAN ATAU DITERANGKAN ATAU
DIPERLIHATKAN KEPADA ATAU DI HADAPAN NOTARIS,
DAN SELANJUTNYA NOTARIS MEMBINGKAINYA SECARA
FORMAL DALAM BENTUK AKTA NOTARIS, DENGAN
TETAP BERPIJAK PADA ATURAN HUKUM ATAU TATA
CARA ATAU PROSEDUR PEMBUATAN AKTA DAN ATURAN
HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAKAN HUKUM
YANG BERSANGKUTAN YANG DITUANGKAN DALAM
AKTA.
25

PERAN NOTARIS DALAM HAL INI JUGA
UNTUK MEMBERIKAN NASIHAT HUKUM
YANG SESUAI DENGAN PERMASALAHAN
YANG ADA, APAPUN NASIHAT HUKUM YANG
DIBERIKAN KEPADA PARA PIHAK DAN
KEMUDIAN DITUANGKAN KE DALAM AKTA
YANG BERSANGKUTAN TETAP SEBAGAI
KEINGINAN ATAU KETERANGAN PARA
PIHAK YANG BERSANGKUTAN, TIDAK DAN
BUKAN SEBAGAI KETERANGAN ATAU
PERNYATAAN NOTARIS.

26
PENGERTIAN SEPERTI TERSEBUT DI
ATAS MERUPAKAN SALAH SATU
KARAKTER YURIDIS DARI AKTA
NOTARIS, TIDAK BERARTI NOTARIS
SEBAGAI PELAKU DARI AKTA
TERSEBUT, NOTARIS TETAP BERADA
DI LUAR PARA PIHAK ATAU
BUKAN PIHAK DALAM AKTA
TERSEBUT.

DENGAN KEDUDUKAN NOTARIS SEPERTI
ITU, SEHINGGA JIKA SUATU AKTA NOTARIS
DIPERMASALAHKAN, MAKA TETAP
KEDUDUKAN NOTARIS BUKAN SEBAGAI
PIHAK ATAU BUKAN/TIDAK YANG TURUT
SERTA MELAKUKAN ATAU MEMBANTU
PARA PIHAK DALAM KUALIFIKASI HUKUM
PIDANA ATAU SEBAGAI TERGUGAT ATAU
TURUT TERGUGAT DALAM PERKARA
PERDATA.
28
Dalam praktek tidak jarang pula
Notaris ditempatkan sebagai Tergugat
ataupun Turut Tergugat atas akta yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris
yang bersangkutan. Padahal Notaris
bukan pihak dalam setiap akta yang
dibuat oleh atau di hadapannya.
Menggugat merupakan hak perdata
dari tiap orang dan Notaris jika digugat
tidak bisa menghindari jadi harus
dilayani, dan hadir di pengadilan dan
memberikan jawaban.
29
•
•
•

BAHWA SEMUA INSTITUSI YANG DISEBUTKAN DALAM
UUJN/UUJN - P YAITU : MAJELIS PENGAWAS NOTARIS (MPD-
MPW-MPP) DAN MKNW AKAN MEMBERIKAN PENILAIAN
AWAL (TERLEBIH DAHULU) TERHADAP NOTARIS YANG
DILAPORKAN (OLEH SIAPAPUN), JIKA NOTARIS MENURUT
(MPD-MPW-MPP - MKNW) TELAH RIGHT ON THE TRACK
DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA BERDASARKAN
UUJN/UUJN - P, MAKA SUDAH TENTU DAN PASTI AKAN
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA NOTARIS YANG
BERSANGKUTAN.
TAPI JIKA MENURUT (MPD-MPW-MPP-MKNW)
NOTARIS YANG BERSANGKUTAN TIDAK RIGHT ON
THE TRACK DALAM MENJALANKAN TUGAS
JABATANNYA, SUDAH TENTU (MPD-MPW-MPP-
MKNW) TIDAK AKAN MELINDUNGINYA.

DEMIKIAN PULA IKATAN NOTARIS
INDONESIA (INI) DAN DKD/DKW/DKP INI
APAKAH AKAN DAN MENJADI PELINDUNG
ATAU AKAN MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
TERHADAP NOTARIS DALAM MENJALANKAN
TUGAS JABATANNYA JIKA TERBUKTI
NOTARIS MELANGGAR KODE ETIK ?
JAWABANNYA BUKAN DAN TIDAK MENJADI
PELINDUNG DAN MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN TERHADAP NOTARIS
DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA
YANG TERBUKTI NOTARIS MELANGGAR
KODE ETIK NOTARIS (KEN).

32
•BAHWA BAIK MPN -MKN - INI/DK INI
AKAN MENJALANKAN MENGAWAL
UUJN-UUJN-P/KEN YANG MENJADI
ATURAN HUKUM NOTARIS DALAM
MENJALANKAN TUGAS
JABATANNYA, AGAR NOTARIS
DALAM MENJALANKAN TUGAS
JABATANNYA RIGHT ON THE TRACK
BERDASARKAN UUJN-UUJN-P/KEN.
◦SEHINGGA JIKA NOTARIS RIGHT ON THE
TRACK BERDASARKAN UUJN-UUJN –
P/KEN DALAM MENJALANKAN TUGAS
JABATANNYA, MAKA SUDAH TENTU MPN
- MKN – DK INI AKAN MEMBENARKAN
NOTARIS YANG BERSANGKUTAN DALAM
MENJALAN TUGAS JABATANNYA. DAN
JIKA TERBUKTI BERSALAH/MELANGGAR
UUJN/UUJN-P/KEN SUDAH TENTU MPN -
MKNW – DK INI AKAN MENJATUHKAN
SANKSI SESUAI KEWENANGANNYA.

BAHWA PERLINDUNGAN TERHADAP NOTARIS
DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA YAITU :
1. DILAKUKAN OLEH DIRINYA SENDIRI UNTUK MENJALANKAN TUGAS
JABATANNYA SECARA RIGHT ON THE TRACK BERDASARKAN UUJN/UUJN –
P/KEN
2. JIKA MENGHADAPI MASALAH :
A. HADAPI SENDIRI JIKA TELAH BENAR DAN YAKIN DALAM MENJALANKAN
TUGAS JABATAN NOTARIS SESUAI UUJN/UUJN – P/KEN
B. GUNAKAN PASAL 66 UUJN - P.
C. GUNAKAN KEWAJIBAN INGKAR DAN HAK NGKAR DALAM SEMUA
TINGKATAN.
3. MINTA BANTUAN PENGAYOMAN/PENDAMPINGAN DARI IKATAN NOTARIS
INDONESIA (INI) PENGDA/PENGWIL/PENGURUS PUSAT KARENA HAL INI
MENJADI KEWAJIBAN INI UNTUK MELAKUKANNYA.
4. MINTA BANTUAN DARI AHLI HUKUM KENOTARIATAN (BUKAN AKADEMISI
KENOTARIATAN)
5. BERDO'A KEPADA TUHAN MASING-MASING YANG MAHA BERKUASA ATAS
SEGALANYA.

1. LAPORAN MASYARAKAT (PENGGUNA JASA NOTARIS)
KEPADA MPD DISERTAI DENGAN DOKUMEN/BUKTI
2. DILAKUKAN PEMERIKSAAN SECARA BERJENJANG (MPD-

MPW-MPN) SESUAI KEWENANGANNYA.
3. JIKA TERBUKTI BERSALAH (DIJATUHI SANKSI

ADMINISTRATIF) YANG BERSIFAT FINAL (DARI MPW/MPN)
ATAU PEMBERHENTIAN SEBAGAI NOTARIS (ATAS USUL MPN)
DARI MENKUMHAM.
4. JIKA NOTARIS TIDAK TERIMA ATAS SANKSI TERSEBUT,

NOTARIS DAPAT MENGAJUKAN GUGATAN KE PENGADILAN
TATA USAHA NEGARA

5. SELAMA – SEPANJANG BELUM ADA PUTUSAN PENGADILAN
(TUN) YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP, NOTARIS
TETAP MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA.
6. SETELAH ADA PUTUSAN PENGADILAN (TUN) YANG MEMPUNYAI

KEKUATAN HUKUM TETAP DAN NOTARIS TETAP DIJATUHI SANKSI
ADMINSTRATIF, MAKA KEPADA MEREKA YANG MERASA
DIRUGIKAN SILAHKAN AJUKAN GUGATAN KEPADA NOTARIS
SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) DENGAN
TUNTUTAN GANTI RUGI
7. SETELAH ADA PUTUSAN PENGADILAN (TUN) YANG

MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DAN NOTARIS TETAP
DIJATUHI SANKSI ADMINSTRATIF, DAN MASIH ADA PIHAK
YANG MENGGUNAKAN AKTA YANG DIBUAT OLEH NOTARIS
YANG DIJATUHI SANKSI ADMINSTRATIF TERSEBUT, MAKA
YANG MENGGUNAKAN TERSEBUT DAPAT
DILAPORKAN/DIJATUHI SANKSI PIDANA.
8. SETELAH ADA PUTUSAN PENGADILAN (TUN) YANG MEMPUNYAI
KEKUATAN HUKUM TETAP DAN NOTARIS TETAP DIJATUHI SANKSI
ADMINSTRATIF, APAKAH NOTARIS BISA “DIPIDANAKAN…? DAPAT
8.SAJA DILAKUKAN,
SETELAH JIKA DAPAT
ADA PUTUSAN DIBUKTIKAN(TUN)
PENGADILAN ADA KEINSYAFAN,
YA
KESADARAN DAN NIAT JAHAT (MENSREA) – (BERSAMA-SAMA PARA
PIHAK/PENGHADAP) DALAM MEMBUAT AKTA UNTUK MELAKUKAN
SUATU TINDAK PIDANA
9. PADA INTINYA LAKUKAN DAN TEMPUH

DULU DAN JATUHKAN SANKSI
ADMINSTRATIF TERHADAP NOTARIS
SAMPAI MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
TETAP, SEBELUM MELAKUKAN YANG
TERSEBUT PADA ANGKA 6 – 7 – 8.

 UUJN/UUJN-P TIDAK MENGATUR/MENGENAL
SANKSI KUMULATIF  SANKSI ADMISTRATIF –
SANKSI PIDANA – SANKSI PERDATA.
 UUJN/UUJN – P HANYA MENGATUR/
MENGENAL SANKSI ADMINSTRATIF
YANG HARUS DIJALANKAN/
DITEGAKKAN OLEH MPD/MPW/MPW,
SEDANGKAN SANKSI YANG LAINNYA
HARUS DIAJUKAN OLEH MEREKJA YANG
MERASA DIRUGIKAN OLEH NOTARIS
YANG MEMBUATB AKTA TERSEBUT,
MISALNYA SANKSI PERDATA/GANTI
RUGI.
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI
TERHADAP NOTARIS HARUS DIPAHAMI
SEBAGAI KONSEKUENSI LANJUTAN
DARI TINDAKAN PENGAWASAN OLEH
MPD/MPW/MPN SELAIN ITU, SANKSI
ADMINISTRASI JUGA MEMPUNYAI
FUNGSI INSTRUMENTAL, YAITU
PENGENDALIAN PERBUATAN
TERLARANG DAN DITUJUKAN KEPADA
PERLINDUNGAN KEPENTINGAN YANG
DIJAGA OLEH KETENTUAN YANG
DILANGGAR.
SANKSI ADMINISTRATIF
TERHADAP NOTARIS DAPAT
DIARTIKAN SEBAGAI SANKSI
YANG DIKENAKAN TERHADAP
PELANGGARAN ADMINISTRASI
PELAKSANAAN TUGAS JABATAN
NOTARIS ATAU KETENTUAN
UNDANG-UNDANG YANG
BERSIFAT ADMINISTRATIF YANG
DISEBUTKAN DALAM UUJN/UUJN-
P
 KETIKA ADA NOTARIS YANG DIDUGA MELAKUKAN
PELANGGARAN TUGAS JABATAN NOTARIS LAPORKAN
MAJELIS PENGAWAS DAERAH (MPD), WILAYAH (MPW),
PUSAT (MPP) UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN SESUAI
KEWENANGANNYA, JIKA TERBUKTI MAKA AKAN DIJATUHI
SANKSI ADMINISTRASI.
 BAHWA SANSI ADMINISTRASI HARUS DIDAHULUKAN,
SEBELUM SANKSI YANG LAINNYA, JANGAN TERBALIK 
SANKSI PIDANA DIDAHULUKAN, KEMUDIAN SANKSI
ADMINISTRASI DIKENAKAN BERDASARKAN SANKSI
PIDANA.
 PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUB:LIK INDONESIA
NOMOR 20 PK/Pid/2020, BISA JADI RUJUKAN UNTUK
LEMBAGA MANAPUN KETIKA AKAN MELAKUKAN
PEMERIKSAAN TERHADAP NOTARIS, BAHWA KELALAIN
NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA
AKAN DIJATUHI SANKSI ADMINISTRASI OLEH MAJELIS
PENGAWAS DAERAH (MPD), WILAYAH (MPW), PUSAT (MPP)
UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN SESUAI
KEWENANGANNYA,

UUJN SUDAH BERJALAN 19 TAHUN (SAMPAI HARI INI) -
APAKAH MEKANISME/CARA TERSEBUT DAPAT DIJALANKAN ?
Wallahu a'lam bish-shawabi
‫وهللا أعل ُم ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ‬

ALLAH LEBIH TAHU YANG BENAR/YANG SEBENARNYA.
“Wahai manusia, barang siapa yang ditanya tentang suatu

permasalahan ilmu kepadanya dan ia mengetahuinya maka
hendaknya ia menjawabnya. Dan barang siapa yang tidak
mengetahui jawabannya, hendaknya ia mengatakan Wallahu a’lam
karena sesungguhnya sebagian dari ilmu adalah engkau
mengatakan Wallahu a’lam terhadap sesuatu yang tidak engkau
ketahui,”
(Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Kairo: Muassasah ar-Risalah, 2001, vol. 7
hal. 180).

KREDO :
BAHWA PERLINDUNGAN TERBAIK DALAM
MENJALANKAN TUGAS JABATAN NOTARIS
ADALAH OLEH DIRI NOTARIS SENDIRI
DENGAN MENTAATI SEMUA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN
TUGAS JABATAN NOTARIS DAN BERDO’A
SESUAI DENGAN KEYAKINAN DAN
KEPERCAYAAN KITA.
APABILA REKAN-REKAN MERASA TULISAN INI DAPAT
MEMBERIKAN MANFAAT,
MAKA BAGIKANLAH TULISAN INI KEPADA REKAN-REKAN
YANG LAIN.
JIKA SESEORANG MENINGGAL DUNIA, MAKA

TERPUTUSLAH AMALANNYA KECUALI TIGA PERKARA
(YAITU) :
1. SEDEKAH/AMAL JARIYAH,
2. ILMU YANG DIMANFAATKAN/BERMANFAAT
3. DO’A ANAK YANG SHOLEH
(HR. MUSLIM)
BIT.LY/HABIBADJIE-INC
BUKU HUKUM
KENOTARIATAN
“HABIB
ADJIE”
SANGAT PENTING
DAN PERLU UNTUK
PARA NOTARIS-
MAHASISWA
KENOTARIATAN
SERTA PRAKTISI
HUKUM LAINNYA.

JIKA MEMERLUKAN (BERMINAT)
DENGAN BUKU-BUKU
TERSEBUT, DAPAT
MENGHUBUNGI ALAMAT
PENERBIT BUKU DI BAWAH INI.

Habib Adjie
INDONESIA - Notaris
NOTARY - PPAT
COMMUNITY 92
39
(INC)
Habib Adjie
INDONESIA - Notaris
NOTARY - PPAT
COMMUNITY 93
38
(INC)
ALAMAT PENERBIT
•PT. CITRA ADITYA BAKTI – Jalan Geusan
Ulun No. 17 Bandung – 40115. Telp : 022 –
4201587, Fax. 022 – 4238635.
•PT. REFIKA ADITAMA – Jalan Mengger
Girang No. 98 Bandung – 40254. Telp : 022
– 5205985. Fax. ALAMAT
022 – PENERBIT
5205984.
•CV. MANDAR MAJU – Jalan Sumber Resik
No. 71 (4 –19) Bandung – 40222. Telp.
022 – 6018218. Fax. 022 – 6121762.
CV. DUTA NUSINDO – Jalan Pamularsih
IV/2 Semarang, Telp. 024-7610270, Fax. 024
– 76632433.

• PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA – Jalan Hayam
Wuruk No. 42 – G, Semarang – 50241, Telp :
024-8449557, Fax. 024-8311268.
• BINTANG PUSTAKA MADANI, Jalan Wonosari
KM. 8,5, Dsn. Gandu, RT. 05, RW.08,
Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta –
57773, Telp : 0274-4358369.
• NAS MEDIA PUSTAKA, Jalan Tajem Baru
No. 11, Yogyakarta - 55281. Telp.
081213133800.
• CV. SADARI, Gedung Bumi Madani, Jalan
Cikutra No. 276 D, Lt. 1 Bandung, Telp. 022-
7206964, Fax. 022-7208592.

Seminar Seminar MKN Undip 8 Juni 2022

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Seminar Seminar MKN Undip 8 Juni 2022

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

HABIB ADJIE

“KELALAIAN NOTARIS/PPAT DALAM

Habib Adjie - Notaris - PPAT 3

Habib Adjie - Notaris - PPAT

9 Habib Adjie - Notaris - PPAT

10 Habib Adjie - Notaris - PPAT

11 Habib Adjie - Notaris - PPAT

UUJN/UUJN-P  HANYA MENGATUR SANSI

ASAS YANG TERDAPAT DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

Habib Adjie - Notaris - PPAT 14

Habib Adjie - Notaris - PPAT 15

Habib Adjie - Notaris - PPAT 16

Habib Adjie - Notaris - PPAT 17

Habib Adjie - Notaris - PPAT 18

 BAHWA WALAUPUN TERDAKWA DIDUGA TELAH

Habib Adjie - Notaris - PPAT 22

KETIKA PARA PENGHADAP BERSENGKETA

Habib Adjie - Notaris - PPAT

Habib Adjie - Notaris - PPAT

Habib Adjie - Notaris - PPAT

Habib Adjie - Notaris - PPAT 27

Habib Adjie - Notaris - PPAT 30

31 Habib Adjie - Notaris - PPAT

Habib Adjie - Notaris - PPAT

Habib Adjie - Notaris - PPAT 34

Habib Adjie - Notaris - PPAT 35

2. DILAKUKAN PEMERIKSAAN SECARA BERJENJANG (MPD-

3. JIKA TERBUKTI BERSALAH (DIJATUHI SANKSI

4. JIKA NOTARIS TIDAK TERIMA ATAS SANKSI TERSEBUT,

Habib Adjie - Notaris - PPAT 36

6. SETELAH ADA PUTUSAN PENGADILAN (TUN) YANG MEMPUNYAI

7. SETELAH ADA PUTUSAN PENGADILAN (TUN) YANG

9. PADA INTINYA LAKUKAN DAN TEMPUH

Habib Adjie - Notaris - PPAT 38

Habib Adjie - Notaris - PPAT 42

Wallahu a'lam bish-shawabi

‫وهللا أعل ُم ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ‬

“Wahai manusia, barang siapa yang ditanya tentang suatu

Habib Adjie - Notaris - PPAT 43

JIKA SESEORANG MENINGGAL DUNIA, MAKA

Habib Adjie - Notaris - PPAT 51

Habib Adjie - Notaris - PPAT 52

Habib Adjie - Notaris - PPAT 94

Anda mungkin juga menyukai