Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dewi Lanjar Ibana Hutagalung

NPM : 2120103056
Matkul : Ekonomi Makro
Rombel: K5
UTS EKONOMI MAKRO 2022

1. a. Produk Domestik Bruto (GDP) adalah jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan
oleh faktor produksi di dalam batas wilayah suatu negara. Sedangkan Produk Nasional
Bruto (GNP) adalah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (nasional) selama setahun, termasuk warga negara yang menghasilkan di luar
negeri.
Jika GNP > GDP maka artinya pendapatan warga negara yang bekerja di luar negeri
lebih tinggi daripada pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri.
b. Variabel-variabel ekonomi :
 Konsumsi (C) : merupakan pembelanjaan rumah tangga atas barang dan jasa,
meliputi makanan, pakaian, rumah, kendaraan, dan lain-lain.
 Investasi (I) : merupakan pembeliaan barang yang akan digunakan pada masa
depan guna menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak.
 Tabungan (S) : merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dapat
dikonsumsikan.
c. Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah perbandingan pertambahan pendapatan
disposable dengan pertambahan konsumsi. Sedangkan Marginal Propensity to Save
(MPS) adalah suatu kecondongan dalam hal menabung atau bisa disebut dengan
perbandingan antara perubahan tabungan dibagi tabungan disposable.

C
Y=C C = a + bY

} MPC
E

Y
S

S = -a + (1-b) Y

} MPS
Y

2. Pendapatan Nasional : NNP – (Pajak tak langsung + lain-lain neto) + subsidi perusahaan
NI = 3.550,1 – (328,4 + 10,4) + 0
NI = $3.232,1
Pendapatan perorangan : NI – keuntungan perusahaan yang tidak dibagi – kontribusi
asuransi sosial + transfer pemerintah ke individu + transfer perusahaan ke individu +
penyesuaian bunga + dividen
PI = 3.232,1 – 295,5 – 354,9 + 300,2 + 184,3 + 168,9 + 78,9
PI = $3.314
Pendapatan Disposebel : PI – Pajak perorangan & pembayaran bukan pajak
DI = 3.314 – 492,7
DI = $2.821,3
Tabungan Perorangan : DI – pengeluaran konsumsi
S = 2.821,3 – 2.582,3
S = $239

3. a. Inflasi terjadi karena beberapa hal, seperti banyaknya jumlah uang yang beredar,
naiknya biaya produksi, permintaan yang terus naik, dan faktor produksi luar negeri.
Dampak yang bisa terjadi akibat adanya inflasi adalah pendapatan riil individu akan
merosot, tabungan riil individu juga merosot, semakin timpangnya distribusi
pendapatan masyarakat, mendorong penanaman modal spekulatif, menghambat
investasi, dan menimbulkan ketidakpastian.
b. Contoh Kebijakan Moneter : kebijakan yang bisa dilakukan seperti politik diskonto,
operasi pasar terbuka, dan menetapkan persediaan kas.
Contoh Kebijakan fiskal : kebijakan yang dilakukan untuk memengaruhi penerimaan
dan pengeluaran pemerintah, seperti menaikkan tarif pajak, mengurangi belanja
pemerintah, dan melakukan pinjaman.
4. a. Pengangguran terbagi menjadi beberapa, yaitu :
 Pengangguran friksional yang berarti pengangguran bersifat sementara karena
adanya kendala waktu, kondisi, dan informasi antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran kerja, lalu pelamar tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh pembuka
lamaran.
 Pengangguran konjungtural yang berarti disebabkan oleh perubahan gelombang
naik turunnya kehidupan perekonomian.
 Pengangguran structural yang berarti pengangguran akibat adanya perubahan
struktur ekonomi dalam jangka panjang, misal karena permintaan berkurang, adanya
kemajuan teknologi, dan kebijakan pemerintah.
 Pengangguran musiman yang berarti pengangguran terjadi karena adanya naik
turunnya kegiatan ekonomi jangka pendek.
 Pengangguran siklikal yang berarti pengangguran terjadi karena permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
 Pengangguran teknologi yang berarti pengangguran yang berimbas dari kemajuan
dan perubahan teknologi, yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin.
 Pengangguran siklus yang berarti pengangguran yang terjadi karena menurunnya
kegiatan perekonomian akibat resesi.
b. Contoh kebijakan Moneter : kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran
yaitu dengan cara menambah penawaran uang sehingga suku bunga akan menurun dan
tingkat investasi meningkat.
Contoh kebijakan fiskal : kebijakan yang dapat dilakukan di antaranya menambah
pengeluaran agrerat dan mengurangi pajak pendapatan.

5. a. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam perekonomian Covid-19 yaitu


dengan melakukan realokasi anggaran dan refocusing kegiatan. Realokasi anggaran
tersebut digunakan untuk pengendalian Covid-19 berupa penyediaan fasilitas
kesehatan dan obat-obatan, insentif usaha, serta perlindungan sosial
b. Kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah dalam masa Covid-19 ini adalah dengan
tetap mempertahankan nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi, dan memberikan
stimulus moneter di bidang usaha.

Anda mungkin juga menyukai