Anda di halaman 1dari 33

Tugas Akhir TBK

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses dan Perencanaan Ukuran Utama Kapal

Dalam proses desain kapal ini ada beberapa


langkahyang dilakukan untuk menghasilkan bentuk kapal yang
sesuai. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan
beberapa pengambilan data dengan mengetahui ukuran-ukuran
utama kapal yang tujuan sebagai referensi dan pembanding
untuk pembuatan desain baru.

4.1.1 Pengambilan Data di lapangan


Pada tahap ini dilakukan pengambilan data Primer
yaitu kebutuhan bahan bakar nelayan di daerah kepulauan
sumenep. Data ini didapatkan dari Dinas Perikanan Kabupaten
Sumenep atas rujukan dari Peranturan Mentri Kementrian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2015
Tentang Surat Rekomendasi pembelian Jenis Bahan Bakar
Minyak tertentu untuk usaha perikanan tangkap. Dari data
yang diperoleh digunakan untuk menentukan jumlah muatan
pada kapal yang akan di desain.

Tabel 4. 1 Data Jumlah Kapal Kepulauan Sumenep Dibawah 30 GT

DATA JUMLAH KAPAL DI KEPULAUAN SUMENEP BULAN


FEBRUARI 2018 (DIBAWAH 30 GT)

NO. KECAMATAN JUMLAH KAPAL


1 RA'AS 1.249
2 GAYAM 291
3 ARJASA 880
JUMLAH TOTAL 2.420

47
Tugas Akhir TBK
Tabel 4. 2 Daftar kapal nelayan kepulauan Sumenep yang mendapatkan
subsidi BBM (Dinas Perikanan Sumenep, 2019)

DAFTAR KEBUTUHAN BBM BERSUBSIDI UNTUK


KEPULAUAN BULAN FEBRUARI 2018
JUMLAH
NO KAPAL ALOKASI BBM /
. KECAMATAN NELAYAN BULAN (LITER)

1 RA'AS 89 44.400

2 GAYAM 79 39.411

3 ARJASA 69 34.423
JUMLAH TOTAL 118.234

 Sarat Kapal di Pelabuhan Kepulauan Sumenep

Tabel 4. 3 Sarat minimal kapal di setiap pelabuhan Kepulauan Sumenep

SARAT KAPAL DI PELABUHAN SUMENEP

NO. KECAMATAN SARAT MINIMAL


1 SAPUDI 3,5 meter
2 RAAS 3 meter
3 ARJASA 5 meter
JUMLAH TOTAL 2.420

4.1.2 Owner Requirement

Dari data yang telah diperoleh sebelumnya dapat di


tarik beberapa kriteria yang dapat di rangkum menjadi owner
requirement. Data–data tersebut adalah sebagai berikut :

48
Tugas Akhir TBK
Jenis Kapal : SPOB
Muatan : BBM Nelayan (Solar)
Jumlah Muatan : 49,185 ton
Kecepatan Dinas : 9 Knot
Rute Pelayaran :
Depo pertamina Banyuwangi – Kepulauan
Sumenep (Depo Pertamina Banyuwangi – P.
Sapudi(Gayam) – P. Raas – P. Kangean(Arjasa) –
Kembali ke Depo Pertamina Banyuwangi)
Radius Pelayaran : ± 211,88 Nautical Mile
Pengiriman : 2 kali pengiriman dalam satu bulan
Klasifikasi : Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

4.1.3 Data Kapal Pembanding

Ukuran utama awal diperoleh dari hasil regresi kapal-


kapal pembanding yang ada, pemilihan kapal pembanding
berdasarkan tipe kapal dengan DWT yang hampir sama atau
bahkan sama dengan range : 30%DWT ≤ DWT ≤ 130%DWT.
DWT yang di cari adalah 118.234 liter di konversi ke ton
menjadi 49,185 ton berdasarkan rencana pengiriman yaitu 2
minggu. jadi range untuk kapal pembanding adalah 34,43
sampai 63,9 ton.

Tabel 4. 4 Data acuan Kapal Pembanding

49
Tugas Akhir TBK
4.1.4 Analisa Regresi

Pada tahap ini dilakukan penetuan ukuran-ukuran


utama kapal (principal dimension), diperoleh persamaan-
persamaan hasil regresi dari data kapal pembanding yang
sudah ada. Hasil dari analisa regresi antara lain berupa panjang
kapal (L), lebar kapal (B), tinggi kapal (H), dan sarat kapal
(T).
Dalam proses analisa regresi ini dibutuhkan
perencanaan muatan (payload) kapal yang berfungsi sebagai
salah satu variabel yang ada pada rumus regresi. Variabel ini
berfungsi sebagai data kolerasi antara perbandingan ukuran
yang direncanakan dengan muatan yang direncanakan.
Sehingga akan memperoleh hasil ukuran yang direncanakan.
Dalam menentukan panjang kapal dibutuhkan data
dari tabel 4.2 antara lain yaitu panjang keseluruan kapal dan
muatan keseluruhan kapal. Data tersebut di kolerasikan
dengan muatan yang sudah direncanakan pada program
Microsoft excel. Hasil dari kolerasi antara data panjang kapal
keseluruhan dengan muatan keseluruhan dapat dilihat pada
grafik 4.2

Tabel 4. 5 Data Perhitungan Payload – L

N payload
O Ship Name (x) LPP B H T Vs
1 Tarsi Raya 51 27,5 5 2,5 1,8 20
2 Cendana 58.8 45 25,4 6 2 1,5 16.4
3 Cendana 58 49 28,6 6 2 1,5 19
4 S. Lestari 01 48 28 6 2,1 0,5 20.6
5 M. Indah Jaya 40 25,2 6 2 0,5 14.9
6 Explorer 01 63 23,8 9,1 2,8 2,1 13.4
7 D. Yuspa XIV 63 28,5 6,5 2,7 1,9 16.3
8 Indian Transp 39 26,1 6 2 1,5 14.6

50
Tugas Akhir TBK
9 Mary 03 51 28,2 6 2,3 1,7 17.2
Nilam Hajrah
10 Bersaudara 03 51 28 6 2 1,4 16.5
11 Sumber jaya 1 47 26 6 2,2 1,6 20
12 Portunus 61 20,5 7,8 2 1,2 32
13 Orchid 47 23 6,5 3,2 2,3 20
14 Jasmine 47 23 6,5 3,2 2,3 25
15 GC 7 34 27,4 7 2,4 1,8 30
16 Dn 22 41 28,7 9 2,2 0,6 23
17 Varia armada 43 20 6,5 3,7 2,3 20
18 Kim k 32 20,2 9 2,9 2, 17
19 Tessa w 63 23,6 9,9 3 2,4 38
20 Fuel barge 52 23,61 9,5 2,9 2 8
Dimana untuk menegtahui hasil dari Payload –
Lpp dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Y = a + bx
(∑ y )(∑ x 2)−(∑ xy )(∑ x)
a = 2 2
n(∑ x )−( ∑ x )
n(∑ xy )−( ∑ x)(∑ y )
b =
n (∑ x 2)−(∑ x)2

Penyelesaian:
a = (505,64 x 48323) - (24456,2 x 967)
(20 x 48323) x (967)2
= 25,02
b = (20 x 24456,2) – (967 x 505,64)
(20 x 48323) - (967)2
= 0,054
Jadi hasil dari analisa regresi Payload / L adalah:
Y = a + bx
= 25,02 + (0,054 x 49,185)
51
Tugas Akhir TBK
= 25,28

Dari hasil regresi dapat diketahui panjang kapal


dari analisa regresi adalah 25,28 meter

Payload-LPP
35
Length over all (m)

30
25
f(x) = 0.0177147684166906 x + 25.993990947053
20
R² = 0.00315239753519292
15
10
5
0
30 35 40 45 50 55 60 65 70
Draft (m)

(Gambar 4. 1 Grafik hasil analisa regresi Payload / L)

a. Penentuan ukuran lebar kapal (B)


Dalam menentukan lebar kapal dibutuhkan data
dari table 1 (lampiran) antara lain yaitu lebar keseluruan
kapal dan muatan keseluruhan kapal. Data tersebut di
kolerasikan dengan muatan yang sudah direncanakan pada
program Microsoft excel. Hasil dari kolerasi antara data
lebar kapal keseluruhan dengan muatan keseluruhan dapat
dilihat pada grafik 4.2.

52
Tugas Akhir TBK

Payload - B
15
Breadth (m) 10
5 f(x) = 0.034444231933952 x
+ 5.35212138599343
0 R² = 0.0454814421075077
30 35 40 45 50 55 60 65 70
payload (ton)

(Gambar 4. 2 Grafik hasil analisa regresi Payload / B)

b. Penentuan ukuran tinggi kapal (H)


Dalam menentukan tinggi kapal dibutuhkan data
dari tabel 2 (lampiran) antara lain yaitu tinggi keseluruan
kapal dan muatan keseluruhan kapal. Data tersebut
dikolerasikan dengan muatan yang sudah direncanakan
pada program Microsoft excel. Hasil dari kolerasi antara
data tinggi kapal keseluruhan dengan muatan keseluruhan
dapat dilihat pada grafik 4.3.

53
Tugas Akhir TBK

Payload - H
4
3
Depth (m)

f(x)2= 0.0131784020228167 x + 1.86407168569039


R² = 0.315284121903509
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70
payload(ton)

Gambar 4.3. Grafik hasil analisa regresi Payload / H

c. Penentuan ukuran sarat kapal (T)


Dalam menentukan sarat kapal dibutuhkan data
dari tabel 3 (lampiran) antara lain yaitu sarat keseluruan
kapal dan muatan keseluruhan kapal. Data tersebut di
kolerasikan dengan muatan yang sudah direncanakan pada
program Microsoft excel. Hasil dari kolerasi antara data
sarat kapal keseluruhan dengan muatan keseluruhan dapat
dilihat pada grafik 4.4.

54
Tugas Akhir TBK

Payload- T
3
2.5
2
Vs(knot)

1.5= 0.0147052373210927 x + 0.953301775525167


f(x)
R² =10.0514099716058138
0.5
0
30 35 40 45 50 55 60 65 70
Payload (ton)

Gambar 4. 3 Grafik hasil analisa regresi Payload / T

Dari hasil analisa regresi diatas, ukuran utama


kapal penyedia bahan bakar di daerah Kepulauan Kab.
Sumenep dapat di peroleh data principal dimension
sebagai berikut:

Jenis Kapal : Barge

Panjang Kapal (Lpp) : 25,28 m

Lebar Kapal (B) : 7,04 m

Tinggi Kapal (H) : 2,92 m

Sarat Kapal (T) : 1,67 m

Vs : 9 knot

4.2 Proses Desain

Proses desain kapal nelayan jenis slerek di daerah Pantai


Jumiang Kab. Pamekasan menggunakan software Maxsurf dan

55
Tugas Akhir TBK
AutoCAD, dimana meluputi rencana garis, rencana umum,
kostruksi dll.

4.2.1 Rencana Garis (Lines Plan)

Pembuatan Rencana garis, dilakukan dengan


menggunakan program Maxsurf. Proses desain rencana
software Maxsurf kemudian di export ke AutoCad. Pada
proses desain dilakukan pembagian station, water line, dan
buttock line sesuai dengan ukuran utama yang telah
direncanakan diatas. Rencana garis ini akan menghasilkan
body plan, sheer plan, dan half breadth plan dengan
perencanaan sebagai berikut :

1. Station, sejumlah 20 buah dengan jarak antar station


1.264 m.
2. Water line, sejumlah 4 buah dengan jarak 0.5 m dari
base line.
3. Buttock line, sejumlah 4 buah dengan jarak 0.704 m dari
center line.

Gambar 4. 4 Tampilan Lines Plan pada AutoCad

56
Tugas Akhir TBK
Hasil gambar Rencana garis dapat dilihat secara lengkap pada
lampiran

4.2.2 Rencana Umum

Rencana Umum / General Arrangement pada Tugas


Akhir ini dibuat dengan menggunakan software Autocad.
Pembuatan Rencana Umum dibuat berdasarkan Rencana

Garis yang telah dibuat sebelumnya. Dari Rencana


Garis tersebut di ambil layout waterline plan pada geladak
utama, bottom, forecastle dan semua yang dibutuhkan. Untuk
tampak samping diambil layout dari sheerplan pada center
line. Dan pada tampak depan di ambil layout dari body plan
pada daerah paralel middle body. Kemudian struktur
bangunan atas dibuat dengan menggunakan data dari
perhitungan. Rencana Umum diartikan sebagai perencanaan
ruangan yang ruangan yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi
dan perlengkapannya. Ruangan ruangan tersebut misalnya :
Ruang muat, ruang akomodasi, ruang mesin, dll. Disamping
itu, juga meliputi perencanaan penempatan lokasi ruangan
beserta aksesnya. Menurut ”Ship Design and Construction”,
karakteristik rencana umum dibagi menjadi 4 bagian antara
lain :

a. Penentuan lokasi ruang utama


b. Penentuan batas-batas ruangan
c. Penentuan dan pemilihan perlengkapan yang tepat
d. Penentuan akses (jalan atau lintasan) yang cukup

Langkah pertama dalam menyelesaikan


permasalahan rencana umum adalah menempatkan ruangan-
ruangan utama beserta batas-batasnya terhadap lambung
kapal dan bangunan atas. Adapun ruangan utama dimaksud
adalah :

57
Tugas Akhir TBK
a. Ruang Muat
b. Kamar mesin
c. Ruangan untuk crew dan penumpang
d. Tangki-tangki (bahan bakar, ballast, air tawar, dll)
e. Ruangan-ruangan lainnya
Pada saat yang bersamaan juga ditentukan kebutuhan
lain yang harus diutamakan seperti:

a. Sekat kedap masing-masing ruangan


b. Stabilitas yang cukup
c. Struktur / konstruksi
d. Penyediaan akses yang cukup

Beberapa peraturan – peraturan yang harus


diperhatikan dalam perencanaan Rencana Umum :

1. ILO 92: Convention concerning Crew


Accommodation on Board 1949, peraturan tentang
akomodasi crew diatas kapal (Organization, 1949)
2. Annex I of MARPOL 73/78 Regulations for the
Prevention of Pollution by Oil, peraturan untuk
mencegah terjadinya pencemaran Laut (IMO, 2002)
3. Convention on the International Regulations for
Preventing Collisions at Sea, 1972”, Consolidated
Edition 2002, IMO, London, 2002 (COLREG),
peraturan tentang navigasi untuk meminimaliris
terjadinya tabarakan Antara kapal di laut
4. Dll.

Berikut ini adalah beberapa hal pada Rencana Umum


yang telah memenuhi peraturan diatas :

1. Menurut ILO 92, untuk kapal kurang dari 800 DWT,


luas kamar tidur per orang adalah 1.85 m. Di RU telah
memenuhi luas kamar untuk 2 orang adalah 4.8 dan
4.5 m2
58
Tugas Akhir TBK
2. Menurut MARPOL 73/78, kapal tanker lebih dari 600
DWT, harus menggunakan double hull dan doubel
bottom SPOB yang didesain memiliki DWT kurang
dari 600 yaitu 58,5 DWT, jadi tidak wajib
menggunakan double hull. Akan tetapi SPOB
direncanakan memakai double bottom yang akan
difungsikan sebagai tangki ballast.
3. SPOB juga telah dilengkapi lampu-lampu navigasi
yang sesuai dengan COLREG

4.3 Tahanan Kapal

Perhitungan hambatan kapal pada Tugas Akhir ini


menggunakan metode Holtrop, dengan pembagian
komponen hambatan total menjadi beberapa komponen,
yaitu hambatan gesek, hambatan bentuk (Appendage
Resistance) dan hambatan gelombang (wave making
resistance).

4.3.1 Tahanan Gesek

a) Viscous Resistance
Tahanan kekentalan dari hasil perhitungan
adalah:
 9,84 kN
b) Appendage Resistance
Tahanan Tambahan kapal adalah:
 (1+K) = 1,777 kN
c) Tahanan Gesek Total
RV total = 0.5ρV2Cf(1+k1)S
= 9,902 kN

59
Tugas Akhir TBK
4.3.2 Tahanan Gelombang

Hambatan gelombang terjadi karena adanya


gesekan antara badan kapal dengan gelombang yang
terjadi karena bergeraknya kapal. Koefisien hambatan
gelombang yang didapat dari perhitungan adalah
sebagai berikut :
 Rw / w = 49,041 kN

4.3.3 Tahanan Total

Hambatan total didapat dengan menjumlahkan


beberapa harga dari masing- masing komponen yang
dijelaskan di atas . Berdasarkan perhitungan hambatan total
dengan menggunakan rumus:

RT = Rw + 0.5 ρ .Stot[Cf(1+k)+Ca]. V2
Di dapatkan nilai hambatan total sebagai berikut :
RT = 60 kN
RT+20% = 73,19 kN

4.4 Perhitungan Daya Motor

Dalam perhitungan daya motor kapal telah ditentukan


tahanan kapal sebesar 73,19 kN.

Langkah-langkah menetukan daya motor adalah


sebagai berikut:

a. Menghitung Effective Hourse Power (EHP)

60
Tugas Akhir TBK
Untuk menghitung Effective Hourse Power
dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus 2.2. maka
diperoleh hasil sebagai berikut:

Diketahui,
RT = 73,19 kN
Vs = 9 knots 5,144 m/s
EHP = 73,19 x 5,144
= 338,882 KW
= 454,440 HP

b. Menghitung Delivery Hourse Power (DHP)

Untuk menghitung Delivery Hourse Power


dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus maka
diperoleh hasil sebagai berikut:

Dimana,
DHP = 454,44/(0,589)
= 771,902 HP

c. Menghitung Thurst Hourse Power (THP)

Untuk menghitung Thurst Hourse Power dilakukan


perhitungan sesuai dengan rumus maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Dimana,
Efisiensi hull = 1,064
THP = 454,44/ 1,064
= 427,132 HP

d. Menghitung Shaft Hourse Power (SHP)

Untuk menghitung Shaft Hourse Power dilakukan


perhitungan sesuai dengan rumus. maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
61
Tugas Akhir TBK
Dimana,
Effisiensi shaft = 0.98
SHP = 771,902 / 0.98
= 787,655 HP

e. Menghitung Brake Hourse Power (BHP)

Untuk menghitung Brake Hourse Power dilakukan


perhitungan sesuai dengan rumus maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Dimana,
nrg = Reduction gear efficiency = 0.98
BHP = 787,655 /0.98
= 945,564 HP
= 705,391 KW

Dari hasil perhitungan daya motor di atas, berikut


merupakan spesifikasi mesin engine:

Nama mesin : Yanmar


Type : 6RY17P-GV
HP / KW : 736 KW (987 HP)
Speed : 1500 rpm
Cylinders :6
Panjang : 2733 mm (28.1 in.)
Lebar : 1170 mm (19.1 in.)
Tinggi : 1784 mm (21.5 in.)
Berat : 3960 kg /3,96 ton (with marine gear)

62
Tugas Akhir TBK

Gambar 4.7. Mesin yanmar 6RY17P-GV

Dari buku Ship Design and Efficiency, asumsi


untuk mencari daya mesin bantu :
W.mb = 10 ~ 15% Daya mesin utama
= 15% Daya mesin utama
= 105,81 Kw

Dari brosur mesin diperoleh data mesin bantu :


* Merk mesin : Weichai Power Gen
* Model : WP4CD118E201
* BHP : 145 Hp
: 108 Kw
* Putaran : 1800 rpm
* Bore : 105 mm
* Stroke : 130 mm
* Panjang : 1014 mm
* Lebar : 821 mm
* Tinggi : 1057 mm
* Berat : 0,65 TON

4.5 Perhitungan Displacement

Dari ukuran utama kapal di atas dapat menghitung


berat kapal dan berat muatan maksimal adalah sebagai berikut:
63
Tugas Akhir TBK
1. Menghitung volume displacement:
∇ = L x B x T x Cbwl
= 25,81 x 7,04 x 1,670 x 0,86
= 261,546 m³

2. Menghitung displacement:
∆ =∇xρ ρ = 1,025
= 261,546 x 1,025
= 268,085 ton

3. Perhitungan Berat Kapal Kosong (LWT)


LWT = Pst + Peq + Peng
Dimana,
Pst = Berat baja kapal (ton)
Peq = Berat Perlengkapan & Peralatan Kapal (ton)
Peng = Berat mesin penggerak kapal

3.1 Berat Baja Kapal (Pst)


Cst = Koefisien berat konstruksi (0,09 – 0,12) ton/m3
Diambil 0,1 ton/m3
Pst = Lpp x B x H x Cst
= (25,28 x 7,04 x 2,92 x 0,09)
= 46,77 ton

3.2 Berat Perlengkapan dan peralatan kapal (Peq)

Cst = Koefisien berat peralatan (0,09 – 0,12) ton/m3


Diambil 0,1 ton/m3
Peq = Lpp x B x H x Cst
= (25,28 x 7,04 x 2,92 x 0,09)
= 46,77 ton

3.3 Berat Mesin Kapal (Peng)

64
Tugas Akhir TBK
 Berat Main Engine = 3,96 ton
 Berat Auxylary Engine = 0,65 ton
 Sehingga Berat total permesinan adalah :
Peng = Pmeng + Paux
= 3,96 + 0,65
= 4,1 ton
Maka Berat Kapal Kosong (LWT) adalah :
LWT = Pst + Peq + Peng
= 97 ton

4. Perhitungan Berat Mati Kapal (DWT)


4.1. Berat Bahan Bakar
Wfo = ( Pbme x bme + Pae x bae ) x ( S /
Vserv ) x 10-6 x ( 1,3 ~ 1,5 )
= 6,23 ton
Wfo = 6,86 Ton (penambahan sebesar 10 % untuk
cadangan)

4.2. Berat minyak pelumas


Dalam buku "Ship Design and Ship Theory"oleh
H.Phoels, hal.12 :
Wlub = Pbme x bme x S/Vserv x 10-6 + add
Wlub = 0,03 Ton

4.3. Berat air Tawar


Dalam buku "Ship Design and Ship Theory"oleh
H.Phoels, hal.12 :
~. Kebutuhan air minum = 15 kg/orang//hari
~. Kebutuhan untuk masak = 150 kg/orang//hari
~. Kebutuhan utk air pendingin = 0,14 kg/kwh
~. Jumlah crew = 12 orang

65
Tugas Akhir TBK
~. Lama pelayaran ( T = S / V ) = 23,54 jam
~. Waktu bongkar muat = 18 jam
~. Total hari berlayar = 1,73 hari
= 2 hari
a) Berat Air Tawar
Wfwd = 0,36 Ton
b) Berat Air mck
Wmck = 3,6 Ton
c) Berat Air pendingin
Wfwo = 0,14 x Pbme x S/Vserv x 10-3 + add
add = 10%
Wfwo = 2,67 Ton
Maka Wfo = 6,63 ton

4.4. Berat Crew


Dalam buku "Ship Design and Ship Theory"oleh
H.Phoels, hal.13 :
~.Rata-rata berat crew per orang adl = 75
kg/orang
~ Jumlah Crew = 12 Orang
Maka Wcrew = 0,9 ton

4.5. Berat Provision dan Bawaan


Dalam buku "Ship Design and Ship Theory"oleh
H.Phoels, hal.13 :
~. Barat provision = 3 ~ 5 kg/orang/hari
= 3 kg/orang/hari
Wpv = 0,07 ton
~. Berat bawaan =20 kg/orang
Wbw = 0,24 ton
Maka Wfb = 0,31 ton
4.6. Berat Diesel Oil
Dalam buku "Ship Design and Ship Theory"oleh
H.Phoels, hal.12 :
Wdo = ( 0,1 ~ 0,2 ) x Wfo
66
Tugas Akhir TBK
= 1,37 ton

Maka total berat komponen Suply adalah :


Suppy = Wfo + Wlub + Wfw + Wcrew + Wpb + Wdo
= 16,1 ton
Jadi berat mati kapal adalah :
DWT = Payload + Supply
DWT = 170,726 Ton
Payload = 155,486 Ton

Displacement = DWT + LWT


Displacement = 267,726 Ton
Koreksi perhitungan DWT dengan rumus pendekatan
BOCKER DWT berkisar antara (0,6 – 0,75) :
x = DWT / ∆
= 170,726 / 268,085
= 0,63 (0,6 – 0,75) memenuhi

4.6 Perencanaan Anak Buah Kapal dan Ruang


Akomodasi

4.6.1 Penentuan Jumlah Crew

Menurut buku "ship design and construction" oleh


sname, hal.115
Nc = Cst x {Cdk x ((CN/1000)1/6)) + Ceng x
((BHP/1000)1/5)) + Cadet}
Dimana :
Cst = Coefisien for steward department
=1,2 ~ 1,33 (Dipilih 1,2)
Cdk = Coefisient for deck department
= 11,5 ~ 14,5 (Dipilih 11,5)
Ceng = Coefisient for engine department
= 2 ~ 3 (Dipilih 3)
67
Tugas Akhir TBK
Caded = Add Coefisient
= 1 ~ 3 (Dipilih 1)
CN = Cubic Number (L x B x H)/100
= 5,20 m3
BHP = 987 HP
Maka :
Nc = 10,5 Orang (Dipilih 11 Orang)

4.6.2 Koreksi Jumlah Crew

Menurut Estimasi Nilai GT dan Tenaga Penggerak


GT = (Volume sampai H + V Bangunan Atas) x 30 %
= 106,022 m3
BHP = 736 Kw
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
"NOMOR :KM 70 tahun 1998 Tentang
Pengawakan Kapal Niaga” (Hal. 20 dan 28)

Maka Diperoleh Jumlah crew berdasarkan nilai GT


dan Tenaga Penggerak, yaitu :

1. Untuk Steaward department : Pasal 13, poin e


“Untuk kapal kurang dari 500 GT...”(Hal 20-21)
Awak Kapal berjumlah 5 Orang terdiri dari :
Nahkoda = 1 orang
Muallim I = 1 orang
Opertor radio = 1 orang
Juru mudi = 1 orang
Koki = 1 orang
Jumlah = 5 orang
2. Untuk Engine department : Pasal 16, poin D
“Untuk kapal dengan tenaga penggerak kurang dari
750 KW...”(Hal 28-29)
68
Tugas Akhir TBK
Awak Kapal berjumlah 7 Orang terdiri dari :
Kepala Kamar Mesin = 1 orang
Masinis II = 1 orang
Masinis = 1 orang
Mandor Mesin = 1 orang
Juru Minyak = 3 orang
Jumlah = 7 orang

Sehingga Jumlah Crew keseluruhan adalah 12 orang

4.7 Perencanaan Sekat dan Tangki-Tangki

4.7.1 Tinggi Double Bottom

Menurut BKI 1996 Volume II


H = 350 + 45 B (m)
= 350 + 45 x (7,04)
= 0,667 m (dipilih 0,76 m)

4.7.2 Double Hull (Double Skin)

Menurut MARPOL 73/78, kapal tanker harus


menggunakan double hull dan doubel bottom, Kapal yang
akan didesain menggunakan double hul yaitu berjarak 0,5 m
dari kulit lambung luar dan juga memakai double bottom
yang akan difungsikan sebagai tangki ballast.

4.7.3 Jarak Gading

Pada BKI 1996 volume II, jarak gading normal / main frame
( ao ) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan,
untuk L < 100 m adalah:

69
Tugas Akhir TBK
Ao = L / 500 + 0,48 ( m )
= 92/500 + 0,48 = 0,53 m
Diambil jarak gading normal = 0,6 m

4.7.4 Letak Sekat Ceruk Haluan dari Forepeak

Sh = (5 – 8) % x LPP
= 7,5% x 25,28
= 1,8 m
Pada gambar diletakkan pada nomor gading
yang mendekati 1,8 m dari FP yaitu pada frame atau
nomer gading 39

4.7.5 Letak Sekat Ceruk Buritan dari Afterpeak

Sb = (3 – 5) x A
= 5 x 0,6
= 3m

BKI Vol. II 1989, menyebutkan bahwa sekat tabung


buritan (stern tube bulkhead) secara umum terletak paling
sedikit tiga (3) jarak frame diukur dari bagian depan boss,
berdasarkan perhitungan letak sekat ceruk buritan memenuhi
standart BKI yaitu terletak 3 m dari AP, maka sekat tabung
buritan diletak pada frame atau nomer gading 5

4.7.6 Perencanaan Panjang Kamar Mesin

Lkm = 17 – 20 % LPP
= 20 % LPP
= 4,8

70
Tugas Akhir TBK
Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil
sebesar kurang lebih 4,8 m atau gading no.5 sampai 13. Dan
sekat kamar mesin terletak pada gading no. 13.

4.7.7 Perencanaan Panjang Ruang Muat

Berdasarkan BKI Vol II 1989, menyebutkan bahwa


panjang tangki muat kapal muatan minyak tidak boleh lebih
dari 10 m, pada desain kapal yang di rencanakan panjang
keseluruhan ruang muat kapal yaitu 14,4 m, dengan dibagi
menjadi 2 ruang muat yaitu masing-masing ruang muat
memiliki panjang 7,2 meter yang terletak dari frame 16
sampai 39. Dan sekat ruag muat terletak pada frame 27.

4.7.8 Perencanaan Tanki Air Bersih

Kebutuhan air bersih = 6,22 ton


Volume Kebutuhan Air bersih = 6,22 m3
Volume Tangki Air Bersih = 6,48 m3
Panjang = 1,8 m
Lebar =3 m
Tinggi = 1,2 m

4.7.9 Perencanaan Tanki Bahan Bakar

Kebutuhan Bahan Bakar (MDO) = 6,58 ton


Volume Kebutuhan BB = 6,58 m3

Tabel 4. 6 Perhitungan Tanki Bahan Bakar

(mdo)
WL FS Luas (m2) HK
0 1 10,1376 10,1376
0,38 4 12,672 50,688
71
Tugas Akhir TBK
0,76 1 12,672 12,672
35,4816 73,4976
vol PS+SB 9,3097 m3

Volume Tangki BB = 9,309696 m3 x 0,832


= 7,745 m3
Panjang = 1,8 m
Lebar = 7,04 m
Tinggi = 0,76 m

4.7.10 Perencanaan Tanki Minyak Pelumas

Kebutuhan Minyak Pelumas (LO) = 0,03 ton


Volume Kebutuhan Minyak = 0,03 m3
Tanki minyak pelumas menggunakan tanki eksternal

4.7.12 Perencanaan Tanki Ballast

Volume tangki ballast 10% - 15% Displacement kapal.


W sw = 10% . Disp
= 10% . 268,085 ton
= 26,8085 ton

Kebutuhan Vol. Ballast = W ballast / P air laut


= 26,8085 / 1,025
= 27,478 m3
Tabel 4. 7 Perhitungan Tanki Ballast 1

ballast 1
WL FS Luas HK
0 1 27,0336 27,0336
0,38 4 33,792 135,168

72
Tugas Akhir TBK
0,76 1 33,792 33,792
94,6176 195,9936
vol
PS+SB 24,82586 m3

Tabel 4. 8 Perhitungan Tanki Ballast 2

ballast 2
F
WL Luas HK
S
0 1 24,44 24,44
0,38 4 48,93 195,72
0,76 1 50,137 50,137
123,507 270,297
vol
34,23762 m3
PS+SB

Total Volume Tangki Ballast =


=Vol. Tangki Ballast 1 + Vol. Tangki Ballast 2
= 27.92+ 34,23
= 59,0635 x 1,025 (massa jenis air)
= 60,5401 m3

4.7.13 Perencanaan Tanki Ruang Muat

Kebutuhan Minyak Solar (payload) = 49,185 ton


Volume Kebutuhan Solar = 59,117 m3
73
Tugas Akhir TBK
Volume Tangki Ruang Muat = memakai
Simpson
Tabel 4. 9 Perhitungan ruang Muat 1 Menggunakan metode simpson

(RM 1 FRAME 15-27)


wl 1 1 43,488 43,4
wl 1,96 4 43,48 173,92
wl 2,92 1 43,48 43,48
130,448 260,8
vol PS+SB 93,91968 m3

Tabel 4. 10 Perhitungan ruang Muat 2 Menggunakan metode simpson

(RM 2 FRAME 27-39)


wl 1 1 42,91 42
wl 1,96 4 43,05 169,68
wl 2,92 1 43,12 42,42
129,0,8 254,1
vol PS+SB 93,91 m3

Total Volume Tangki Ruang Muat =


=Vol. Tangki RM 1 + Vol. Tangki RM 2
= 185,364 m3
= 185,364 x 0,832(massa jenis solar)
= 155,486 Ton

Maka DWT kapal berdasaarkan volume tanki :

Suppy = Wfo + Wlub + Wfw + Wcrew + Wpb


= 15,345 ton
DWT = Payload + Supply
DWT = 172,202 Ton
Payload = 155,486 Ton
74
Tugas Akhir TBK
Displacement = DWT + LWT
Displacement = 267,832 Ton

Koreksi perhitungan DWT dengan rumus pendekatan


BOCKER DWT berkisar antara (0,6 – 0,75) :

x = DWT / ∆
= 172,202 / 268,085
= 0,64 (0,6 – 0,75) memenuhi

Berdasarkan Perhitungan Di atas, selisih Volume


Tangki Ruang Muat dan Kebutahan Ruang Muat sangatlah
jauh, maka dari itu Perlu di optimalkan lagi agar operasional
kapal lebih efektif dan dari segi ekonomis lebih
menguntungkan.

Untuk mencapai nilai optimal perlu dikaji lagi


permasalah di awal, Dimana diketahui pada Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2 adanya perbedaan yang sangat jauh. Dijelaskan pada
tabel 4.1 Bahwa Jumlah Kapal di Kepulauan Sumenep
(Dibawah 30 GT) berjumlah 2.420 Kapal, sedangkan pada
Tabel 4.2 adalah daftar kebutuhan BBM Nelayan berdasarkan
Kapal yang telah terdaftar Ke Dinas Perikanan Sumenep
sebagai kapal yang memperoleh Subsidi BBM yaitu berjumlah
237 Kapal Nelayan.

Langkah Awal yaitu Mengetahui Kebutuhan BBM per


kapal Nelayan. Sesuai Tabel 4.2 dari Dinas Perikanan
Sumenep di asumsikan bahwa Dinas Perikanan Sumenep
mengalokasikan Subsidi BBM kepada tiap kapal sebesar 500
liter/kapal nelayan. Selanjutnya di lakukan perhitungan jumlah
total kapal kepulauan sumenep (dibawah 30 GT) x 500 liter
BBM.

1 Kebutuhan BBM kapal nelayan kepulauan sumenep

75
Tugas Akhir TBK
Raas = 1.249 Kapal x 500 liter
= 624.500 liter
Gayam/Sapudi = 291 Kapal x 500 liter
= 145.500 liter
Arjasa = 880 Kapal x 500 liter
= 440.000 liter
Total = 1.210.000 liter

Maka Jumlah Total Kebutuhan Alokasi BBM


Kepulauan Sumenep adalah 1.210.000 liter

Volume Kebutuhan alokasi BBM = 1.210 m3


Volume Kebutuhan alokasi BBM = 1.006 ton
Total Volume Tangki Ruang Muat = 185,364 m3
Total Volume Tangki Ruang Muat = 154,223 ton

2 Total hari berlayar

Lama berlayar (T= jarak tempuh x Vs) = 23,54 jam


Total Waktu Bongkar Muat = 18 Jam
Total Hari berlayar = 2 hari

Dari perhitungan Total hari berlayar kapal dari


titik depo pertamina banyuawangi sampai ke pulau
kangean/arjasa kemudian balik lagi ke depo pertamina
menghabiskan waktu selama 2 hari.

Sedangkan rencana awal pengiriman/distribusi


setiap 2 minggu satu kali karena mempertimbangkan
dimensi kapal dan sarat minimum kapal di setiap
pelabuhan yang di lalui.

3 Optimasi

Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan


bahwa kapal yang telah di desain dengan rencana
76
Tugas Akhir TBK
pengiriman 2 minggu sekali dan lama berlayar selama 2
hari kurang optimal. Dan Volume Tanki Ruang Muat
terhadap kebutuhan muatan 2 kali lebih besar.

Solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan


menambah jumlah operasional kapal yang semula 2
minggu sekali

Rencana Awal Distribusi = 2 kali


Volume Kebutuhan alokasi BBM = 50 ton
V. Kebutuhan ruang muat per/kirim = 59 m3
V. Ruang Muat tersedia = 155,486 m3
Perubahan Rencana Distribusi
Volume Kebutuhan alokasi BBM = 1.006 ton
V. Kebutuhan ruang muat per/kirim = 1.210 m3
V. Ruang Muat tersedia = 155,486 ton

Rencana distribusi baru = Volume Kebutuhan alokasi


BBM / V. Ruang Muat tersedia

= 1.006 / 155,486 ton


= 6,47 Pengiriman (dipilih 7 kali)

Maka Dipilih jumlah distribusi/pengiriman


sebanyak 7 kali dalam satu bulan sehinnga kapal
mampu mendistribusikan BBM untuk nelayan
kepulauan sebesar 1.079,561 ton Solar setiap bulan

4.8 Perencanaan Akomodasi

1) Forecastle
Panjang = 2,52 m ;Pendekatan 10% dari Lpp
Lebar = 4,59 m ;Pendekatan dengan B
Tinggi = 1,25 m ;Asumsi dari H
77
Tugas Akhir TBK
2) Deck House at Main Deck

Panjang = 7,8 m ;Pendekatan dengan LKM


Lebar = 7,04 m ;Pendekatam dengan B
Tinggi = 2,2 meter ;Asumsi

3) Wheel House

Panjang = 6,3 m ;Pendekatan DH - 1,5


Lebar = 5,4 m
Tinggi = 2,2 meter ;Asumsi

Halaman ini sengaja di kosongkan

78
Tugas Akhir TBK

79

Anda mungkin juga menyukai