Anda di halaman 1dari 69

Nuruddin Ar-Raniri: Kiprah Ulama dan Mufti

Kesultanan Aceh Penentang Aliran Wujudiyyah


Hafiz Ghifari Berlianto
Pendahuluan dan Biografi pasti Nuruddin dilahirkan tidak
Nuruddin Ar-Raniri diketahui karena keterbatasan sumber
Ketika membicarakan aliran informasi. Sejak kecil, ia sudah
sufisme di Nusantara, ada satu nama menimba ilmu agama di Ranir
yang penting. Ia adalah Nuruddin (Musyaffa, 2018). Setelah itu,
Ar-Raniri, seorang ulama sufi yang Nuruddin kemudian berkelana ke
mempunyai kedudukan penting di berbagai negeri Islam untuk
Kesultanan Aceh selama abad ke-17. memperdalam dan melanjutkan
Azyumardi Azra menjadikan sosok pendidikan agama ketika beranjak
Nuruddin sebagai salah satu ulama dewasa.
terpenting di Nusantara pada periode Nuruddin pergi ke
tersebut, khususnya pengaruhnya di Tarim, sebuah kota yang terletak
Kesultanan Aceh. Nuruddin di bagian selatan Jazirah Arab
Ar-Raniri memiliki nama lengkap untuk mendalami agama Islam.
al-Syaikh Nur al-Din ibn Ali ibn Ia selanjutnya juga pergi ke Kota
Hasanji ibn Muhammad al-Raniri Mekkah dan Madinah di sela-sela
al-Syafi’I (Husin dkk, 2013). Gelar pendidikannya untuk
al-Raniri merujuk kepada tempat melaksanakan haji dan
lahirnya, yaitu Ranir di India, dekat berkesempatan mengunjungi
dengan Gujarat. Akan tetapi, makam Nabi Muhammad pada
informasi mengenai kapan secara tahun 1621 (Musyaffa, 2018).

1
Setelah studinya selesai di Timur kali. Perjalanannya yang pertama
Tengah, Nuruddin memutuskan diduga dilakukan pada masa
kembali ke India. Meskipun pemerintahan Sultan Iskandar
mendalami berbagai cabang ilmu Muda yang wafat pada tahun
seperti tafsir dan hadis selama 1636. Akan tetapi, tidak
belajar di Timur Tengah, diketahui dengan pasti terkait
Nuruddin Ar-Raniri kemudian kapan perjalanannya yang
memutuskan untuk mendalami pertama ini. Nuruddin tidak
ilmu tasawuf. Di India, Nuruddin mendapatkan sambutan yang
menjadi bagian dari sebuah baik dari lingkungan Kesultanan
tarekat yang bernama tarekat Aceh karena penentangan
Rifai’iyyah yang didirikan oleh Nuruddin terhadap paham
seorang syekh yang bernama Wujudiyyah yang dianut oleh
Syekh Ahmad Rifa’i (wafat 1181 Kesultanan Aceh, termasuk oleh
M) (Husin dkk, 2018). Masuknya Sultan Iskandar Muda (Abdul
Nuruddin ke dalam tarekat ini Majid, 2015). Hal ini
adalah hasil interaksinya dengan menyebabkan dirinya harus
Syekh Basyaiban yang menjadi menyingkir ke Kerajaan Pahang
tokoh penting tarekat Rifai’iyyah di daerah Melayu dan menetap
di India pada masa tersebut disana selama beberapa waktu
(Ummu Farida, 2017). Nuruddin lamanya. Setelah Sultan Iskandar
pun berpegang teguh kepada Muda wafat, Nuruddin tiba di
mazhab Syafi’i dalam pandangan Aceh untuk kedua kalinya pada
fikihnya. tahun 1637. Sultan Iskandar
Berikutnya, Nuruddin Tsani yang memimpin
mengadakan perjalanan ke Kesultanan Aceh pada era
Kesultanan Aceh sebanyak dua tersebut lalu memberikan jalan

2
kepada Nuruddin untuk berkarir kerajaan yang menjabat pada
sebagai mufti kerajaan, posisi masa itu adalah Syekh
terkuat kedua di Kesultanan Syamsuddin As-Sumatrani
Aceh pada masa itu setelah (Husin dkk, 2013). Hal inilah
sultan sendiri. yang menyebabkan kedatangan
pertama Nuruddin di Aceh tidak
disambut dengan baik.
Sepeninggal Syekh Syamsuddin
dan Sultan Iskandar Muda,
Nuruddin kembali tiba di Aceh
pada tahun 1637, yakni pada
masa pemerintahan Sultan
Iskandar Tsani atau menantu
Sultan Iskandar Muda dan anak
dari Raja Kerajaan Pahang
(Umma Farida, 2017). Suasana
Nuruddin Ar-Raniri
agama dan politik yang sudah
Sumber gambar: Alchetron
(https://alchetron.com/Nuruddin-ar-Ranir berubah membuat Nuruddin
i) Ar-Raniri dipercaya untuk
Jabatan sebagai Mufti menjabat sebagai Mufti Aceh. Ia
Kesultanan Aceh dan kemudian tinggal di sana hingga
Penentangan terhadap Aliran kembali ke tanah kelahirannya di
Wujudiyyah Ranir pada tahun 1644. Selama
Nuruddin Ar-Raniri menjabat sebagai mufti,
pertama kali tiba di Kesultanan Nuruddin adalah seorang ulama
Aceh pada masa pemerintahan dan sosok yang berpengaruh.
Sultan Iskandar Muda. Mufti Nuruddin sering kali membantu

3
Sultan Iskandar Tsani dengan Kesultanan Aceh terhadap agama
mengeluarkan fatwa-fatwa Islam (Musyaffa, 2018).
agama penting yang Nuruddin sebelumnya
mempengaruhi berbagai aspek telah mengadakan diskusi dengan
kehidupan di Aceh pada masa sejumlah ulama lain di Aceh
itu. mengenai status aliran
Salah satu fatwa atau Wujudiyyah. Ia akhirnya
keputusan Nuruddin sebagai mengeluarkan fatwa tentang
mufti adalah perintah untuk haram dan sesatnya aliran
memandang para penganut aliran tersebut. Hal ini dilakukan
panteisme atau Wujudiyyah dengan dukungan dari Sultan
sebagai penganut aliran sesat. Iskandar Tsani untuk
Aliran Wujudiyyah menyebar di membersihkan Aceh dari
Aceh melalui Syekh Hamzah pengaruh sesat aliran Wujudiyyah
Fansuri dan Syekh Syamsuddin yang disebarkan Fansuri dan
yang menjabat sebagai mufti Syamsuddin. Dalam bidang
kerajaan pada masa politik, Nuruddin sering
pemerintahan Sultan Iskandar memberikan nasihat kepada
Muda (Musyaffa, 2018). Selain Sultan Iskandar Tsani untuk
memandang sesat para penganut berbagai masalah yang dihadapi
aliran Wujudiyyah, fatwa sang penguasa. Selain itu,
Nuruddin menghalalkan Nuruddin juga menyelesaikan
pembunuhan terhadap penganut sebuah tulisan sejarah yang
aliran tersebut bahkan membakar memiliki judul Bustanus Salatin
karya-karya dari aliran tersebut (Taman Raja-Raja) yang
yang dianggap dapat menjelaskan peranan penguasa
membahayakan pemikiran atau raja yang baik menurut

4
pandangan agama Islam, sejarah Wujudiyyah dan fatwanya
raja-raja Aceh dan Melayu, dan tentang wajibnya membunuh
berbagai topik lainnya (Abdul orang-orang penganut aliran
Majid, 2015). tersebut (Musyaffa, 2018). Buku
Penentangannya lainnya adalah Al-Fathu
terhadap aliran Wujudiyyah al-Mubin ‘ala al-Mulhidin
adalah salah satu kontribusi (Kemenangan nyata atas
Nuruddin dalam perkembangan orang-orang ateis) yang
agama Islam di Nusantara. membahas tentang peristiwa
Sebagai seorang ulama dan sufi pembunuhan orang-orang
yang menolak pandangan bahwa Wujudiyyah dan pembakaran
Allah SWT (Tuhan) dan makhluk karya Syamsuddin dan Fansuri di
(manusia) adalah sama, Nuruddin lingkungan Masjid Baiturrahman
menggunakan jabatannya sebagai (Musyaffa, 2018). Sikap
mufti untuk memastikan aliran kerasnya ini memperlihatkan
Wujudiyyah tidak menyebar bahwa Nuruddin Ar-Raniri
dengan luas ke kalangan adalah seseorang yang tidak
masyarakat Aceh. Untuk melakukan kompromi dengan
mendukung pandangan yang mereka yang berusaha
anti-Wujudiyyah, Nuruddin menyebarkan ajaran akidah yang
menuliskan beberapa kitab yang sesat dalam agama Islam,
berisikan pemikirannya, salah khususnya para penganut aliran
satunya adalah Tibyan fi Wujudiyyah. Nuruddin kemudian
Ma’rifati al-Adyan (penjelasan meninggalkan Aceh pada tahun
dalam mengetahui 1644 karena adanya penentangan
agama-agama). Buku ini dari sejumlah orang di
membahas perdebatan aliran lingkungan Kesultanan Aceh

5
yang memihak atau menganut pada tahun 1657 dan sebuah
aliran Wujudiyyah terhadap buku yang tidak rampung
reaksi kerasnya terhadap aliran berjudul Rahiq
tersebut (Abdul Majid, 2015). al-Muhammadiyah fi Thariq
as-shufiyyah. Buku ini kemudian
dirampungkan oleh muridnya,
Shalahuddin Ibrahim, setelah ia
wafat (Husin dkk, 2018).
Nuruddin Ar-Raniri lalu wafat
pada tahun 1658 di Ranir.
Kitab Bustanus Salatin Nuruddin turut meninggalkan
Sumber gambar:
jejak yang cukup penting dalam
(https://islamtoday.id/ulas-nusa/2019031
6183258-645/manuskrip-kuno-bustan-sal kehidupan beragama di
atin-kitab-ketatanegaraan-asal-nusantara
-yang-menguak-nusantara-adalah-negeri Kesultanan Aceh pada abad
-yang-masyhur-sebelum-era-penjajahan/) ke-17, khususnya ketika dia
menjabat sebagai mufti kerajaan
Akhir Hayat dan Karya-Karya
pada masa pemerintahan Sultan
Nuruddin Ar-Raniri
Iskandar Tsani dan usahanya
Nuruddin pun
yang tidak kenal lelah untuk
meninggalkan Aceh dan kembali
menentang aliran Wujudiyyah.
ke kampung halamannya di
Sebagai seorang ulama,
Ranir, India. Nuruddin
Nuruddin Ar-Raniri menguasai
selanjutnya menghabiskan
berbagai bidang disiplin ilmu,
waktunya untuk menuliskan dua
khususnya bidang fikih, hadis,
buah buku, yaitu Al-Fathu
tafsir, sejarah, dan yang
al-Mubin ‘ala al-Mulhidin
terpenting adalah tasawuf. Selain
(lemenangan nyata atas
itu, ia juga menguasai sejumlah
orang-orang ateis) yang selesai

6
bahasa, seperti Arab, Aceh, dan tentang kesesatan Wujudiyyah
Melayu (Husin dkk, 2018). Hal (Husin dkk, 2013). Dengan
ini menjadikan Nuruddin sebagai demikian, Nuruddin Ar-Raniri
orang yang cerdas dan berkontribusi terhadap
berwawasan luas. Semasa perkembangan agama Islam dan
hidupnya, Nuruddin juga banyak ilmu pengetahuan di Kesultanan
menulis banyak karya tulis atau Aceh, serta dalam lingkup yang
buku dalam berbagai rumpun lebih luas, persebaran agama
ilmu. Di dalam Islam pada abad ke-17 hingga
tulisan-tulisannya, dia hari ini.
menuangkan ide-idenya, Daftar Pustaka
termasuk penentangannya Farida, U. (2017). Kontribusi
terhadap aliran Wujudiyyah. Nur Ad-Din Ar-Raniri dan
Tulisan-tulisannya yang terkenal, Abd Ar-Rauf As-Sinkili
antara lain adalah Shirath dalam Pengembangan
al-Mustaqim, sebuah kitab fikih Kajian Hadis di Indonesia.
yang ditulis dalam bahasa Riwayah: Jurnal Studi
Melayu dan dikerjakan selama Hadis, 3(1), 2–5.
sepuluh tahun (1634–1644). Husin, S. A., Yusuf, H. M., dan
Shirath al-Mustaqim adalah salah Munadi F. (2013). Risalah
satu karya terbesar Nuruddin. Hujjatus Shiddiq dalam
Adapula kitab sejarah berbahasa Naskah Negara; Seleksi atas
Melayu dengan judul Bustanus Faham Wahdatul Wujud di
Salatin yang ditulis pada tahun Nusantara. Puslit IAIN
1637 dan karya terakhirnya Antasari Banjarmasin.
berjudul Shawarim al-Shiddiq li Majid, A. (2015). Karakteristik
Qath’I al-Zindiq yang membahas Pemikiran Islam Nuruddin

7
Ar-Raniry. Substansia, Musyaffa, (2018). Pemikiran dan
17(2), 179–188. Gerakan Dakwah Syeikh
Nuruddin Ar-Raniry. Syi’ar,
18(1), 72–86.

Napoleon, Daendels, dan Kebudayaan Indonesia:


Melihat Penjajahan Prancis dari Sudut Pandang
dan Aspek Kebudayaan
Kayla Laraina Oriane
“Para pangeran dan rakyat dengan setia dan gagah berani,
Jawa, agama Anda, properti serta aku akan menjadi
Anda, hukum Anda, dan adat pelindung yang murah hati
akan dihormati. Prancis telah untukmu.” (Joël Eymeret, 1973:
menghukum Inggris lebih dari 166)
sekali dan tidak akan pernah
Kutipan di atas dikutip
meniru tirani mereka di Hindia.
dari proklamasi Napoleon
Kami bukan menginginkan
Bonaparte yang ditulis oleh
budak, melainkan teman di sini.
Malouet setelah jatuhnya
Dengan mendorong perdagangan
Belanda pada Juli 1810 dan
dan budaya kalian, saya ingin
pertanda bahwa Jawa secara
membuat kalian dikenal dan
resmi menjadi koloni Prancis.
memberkati kekuatan saya. Saya
Malouet di kemudian hari pun
mengonfirmasi seluruh
menjadi Menteri Angkatan Laut
perjanjian yang dibuat Belanda
pada masa Louis XVIII. Menurut
dengan kalian. Persenjatai
Eymeret dalam L'administration
dirimu untuk melawan musuhmu
napoléonienne en Indonésie

8
(1973: i), Herman Willem pimpinan Daendels, apakah
Daendels atau si “Napoleon tujuan ini benar-benar dapat
Batavia” selanjutnya ditunjuk tercapai atau justru sebaliknya?
sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda pada 1890 oleh
Louis, Raja Belanda. Daendels
lahir pada 21 Oktober 1763 di
Hattem di Guelderland. Daendels
tumbuh dari keluarga kelas
menengah atas di Belanda.
Mereka lalu pindah ke Prancis
pada 1789, yakni ketika
kelompok patriot Belanda kalah
melawan kelompok Stathouder. Napoleon dalam seragam Kolonel
Grenadier Pengawal Kekaisaran di
Daendels merupakan salah satu Ruang Kerjanya di Tuileres. (Sumber:
www.nga.gov/collection/art-objectpage.4
pengikut setia Napoleon.
6114.html)
Kembali lagi pada
kutipan di atas. Napoleon telah
berjanji akan menghormati dan
mendorong budaya orang-orang
Jawa agar mereka dapat dikenal.
Pernyataan ini memperlihatkan
bahwa salah satu aspek yang
diperhatikan adalah aspek
budaya. Akan tetapi, di bawah

9
Pengaruh Kebudayaan Prancis
pun dapat dilihat di bidang sosial
dan politik. Menurut Bernard
Dorléans dalam Orang Indonesia
& Orang Prancis: Dari Abad
XVI Sampai dengan Abad XX
(2006: 313), Daendels, yang
merupakan mantan jenderal pada
Revolusi Prancis, sangat
terpengaruh dengan nilai-nilai
Potret anumerta Herman Willem
peristiwa ini sehingga ia tidak
Daendels, Gubernur Jenderal Hindia
Belanda dari tahun 1808 hingga 1810, terlalu memperhatikan soal
berdasarkan miniatur tertanggal 1816
karya seniman Prancis S.J. Rochard. agama. Daendels adalah gubernur
(Sumber: www.rijksmuseum.nl) pertama di Jawa yang
memberikan kebebasan beragama
Penjajahan Prancis dari Sudut
sepenuhnya. Hal yang lebih
Pandang dan Aspek
penting baginya adalah peran
Kebudayaan
pimpinan agama dan para
Masa penjajahan atas pangeran Jawa yang ditawarkan
Hindia Belanda di bawah sebagai pegawai negeri. Mereka
pimpinan Daendels ternyata harus dipilih dan ditunjuk oleh
membawa pengaruh kebudayaan pemerintah agar dapat menjadi
Prancis di berbagai bidang pegawai negeri. Kebijakan ini
bahkan berusaha menghapuskan berpengaruh pada kebudayaan
beberapa aspek budaya lokal. lokal karena berdampak kepada

10
penghapusan seluruh adat dan mempunyai prestise dan
upacara tradisional. kekuasaan atas rakyatnya.
Mereka lama kelamaan lebih
Perubahan radikal
menerima kedatangan militer
seperti ini tentu saja akan
Inggris.
menyebabkan perlawanan besar
dari para penguasa setempat dan Selain itu, menurut Djoko
menimbulkan berbagai masalah Marihandono dalam When and
umum yang berlanjut sejak 1808. Why Java was Deliberated from
Perlawanan pertama pun muncul the Slavery? (2017, hlm. 47)
di Cirebon pada Januari. Sultan pengaruh dari ide kebebasan
Banten kemudian ditawan dan yang merupakan ide utama dalam
diasingkan ke Ambon pada Revolusi Prancis diaplikasikan ke
November, sedangkan seorang seluruh wilayah koloninya,
menterinya ditangkap dan termasuk juga di Jawa. Hak asasi
dihukum. Tahun selanjutnya, manusia yang menjamin tidak
Daendels pergi ke Yogyakarta hanya hak sebagai individu
dan menurunkan Sultan melainkan juga hak sebagai
Mataram, menggantinya dengan anggota masyarakat membuat
putranya. Di waktu yang Daendels sebagai Gubernur
bersamaan, ia menghapuskan Jenderal membebaskan semua
seluruh hantaran penduduk ke budak di Jawa dan beberapa
“Kaisar Solo” (Susuhunan pulau lainnya untuk menjadi
Surakarta). Kebijakan keras tentara. Menurut Prancis, Jawa
tersebut sangat memalukan bagi adalah pulau yang sangat ideal
para pangeran Jawa yang masih karena posisinya yang strategis

11
menghadap India yang diincar Indische Empire yang diadaptasi
Napoleon. Jawa juga sangat kaya dari gaya arsitektur Empire asal
akan sumber daya alam seperti Prancis, ia dapat mengembalikan
kayu yang merupakan bahan sifat angkuh orang Eropa sebagai
dasar untuk industri kapal, penjajah dan mengurangi
potassium nitrat sebagai bahan pengaruh arsitektur tradisional
untuk amunisi dan orang-orang Jawa berciri khas atap joglo
Jawa yang berdaya tahan terbuka dan nyaman yang sesuai
dianggap dapat bersaing dengan dengan tempat tinggal di daerah
tentara Sepoy, kesatuan tentara tropis lembap, yang sebelumnya
pribumi India yang dibentuk oleh sudah mulai diadaptasi untuk
Inggris. pembangunan perumahan
aristokrat Belanda pada akhir
Pengaruh Kebudayaan
abad 18. Gaya Indische Empire
Prancis juga dapat dilihat di
telah disesuaikan dengan iklim
bidang arsitektur dan tata kota.
dan gaya hidup di Hindia
Menurut Handinoto dalam
Belanda, dan kemudian terus
Daendels dan Perkembangan
berkembang sepanjang abad ke
Arsitektur di Hindia Belanda
19 bahkan setelah kepergiannya.
abad 19 (2009, hlm. 43-50),
meski hanya menjabat dalam Sebagai contoh, gedung
waktu singkat, peran Daendels pertama yang dibangun atas
dalam arsitektur kolonial di perintah Daendels dengan gaya
Hindia Belanda perkembangan Indische Empire yaitu
kota Batavia dan Surabaya juga Gouvernements Hotel, yang akan
besar. Melalui gaya arsitektur difungsikan sebagai kantor dan

12
rumah kediaman bagi Gubernur dengan sebuah tugu berpatung
Jenderal. Gedung tersebut singa pada puncaknya, seperti di
diusulkan untuk dibangun pada taman Waterloo di Belgia, dan
28 Februari 1809 di Weltevreden lapangan luas bernama
(sekarang Jatinegara), daerah Paradeplaats (pada 1828
pedalaman yang dijadikan pusat namanya berubah menjadi
kota baru oleh Daendels karena Waterlooplein dan kemudian
pusat kota lama di Batavia tidak Koningsplein). Dengan ukuran
lagi layak ditinggali akibat seperti ini, tampak sangat terlihat
sifatnya sebagai daerah berawa bahwa pembangunan gedung ini
yang rawan penyakit malaria berfungsi untuk menunjukkan
serta kolera. Gedung monumental kekuasaan Eropa di Jawa.
ini dirancang sepenuhnya dengan
gaya ‘Eropa’. Meskipun
arsiteknya adalah orang Belanda,
yaitu perwira seni J.C. Schulze
dan arsitek kepala J. Jongkind,
Daendels sangat berpengaruh
pada perancangannya. Gedung
ini dirancang sebagai gedung Gedung Mahkamah Agung zaman
Hindia-Belanda dan Istana Daendels
terbesar pada zamannya di Jawa, (Het Grote Huis) di Waterlooplein
(Lapangan Banteng), Batavia. Sumber:
dengan 3 lantai dan gedung
http://www.tropenmuseum.nl/.
utama dengan luasan 242 x 84
kaki serta gedung sayap dengan Di Surabaya Daendels
ukuran 80 x 84 kaki, lengkap mengubah tata kota Surabaya

13
yang tampak seperti ‘desa’ waktu itu sangat populer bahkan
menjadi sebuah kota Eropa kecil. sampai ke kampung-kampung
Ia memerintahkan pendirian baik di tengah maupun pinggiran
benteng Lodewijk dan kota Surabaya.
penyelesaian pembangunan
pabrik senjata, serta pemindahan
rumah sakit militer. Ia juga
memperluas tempat kediaman
‘penguasa Jawa bagian Timur’
(gezaghebber) yang merupakan
tempat dimana ia sering
Gedung Dewan Kehakiman di Surabaya
menginap dengan arsitektur gaya dibangun pada tahun 1890 dan
dihancurkan pada tahun 1945. Sumber:
Indische Empire. Pembangunan http://www.tropenmuseum.nl/
gedung ini menjadi cikal bakal
berdirinya ribuan gedung bergaya Jadi, Apakah Tujuan tersebut
Indische Empire di Surabaya. Di Sudah Tercapai?
antaranya adalah Gedung Raad
Dapat disimpulkan
van Justitie (dibangun tahun
bahwa janji Napoleon
1890-an) yang merupakan
menghormati dan mendorong
gedung pemerintahan penting di
budaya orangorang Jawa agar
Surabaya, juga gedung
mereka dapat dikenal tidak
pemerintahan lain seperti Kantor
terealisasikan. Melalui Daendels,
Pos dan Telegram lama
masa Penjajahan Prancis di
(dibangun tahun 1908).
Hindia Belanda ternyata malah
Arsitektur dengan gaya ini pada
memberikan pengaruh

14
kebudayaan Prancis di berbagai budak-budak tersebut adalah
bidang dan berusaha untuk kepentingan mereka
menghapuskan beberapa aspek sendiri, yaitu menjadikan mereka
budaya lokal dan juga tentara yang tentu saja seperti
menekankan supremasi orang yang kita ketahui harus rela
Eropa di Hindia Belanda. Ini mengorbankan nyawa apabila
ditunjukkan dari hal besar seperti mereka diterjunkan di medan
diubahnya peran kaum perang!
agamawan dan Pangeran yang
Daftar Pustaka
berakibat pada dihapuskannya
adat dan upacara tradisional, Dorléans, B. (2006). Orang
sampai hal kecil seperti Indonesia & Orang
berkembangnya gaya arsitektur Prancis: Dari Abad XVI
Indische Empire yang Sampai dengan Abad
mengembalikan sifat angkuh XX. Jakarta:
orang Eropa sebagai penjajah dan Kepustakaan Populer
mengurangi pengaruh arsitektur Gramedia.
tradisional Jawa. Meskipun
Eymeret, J. (1972). Les archives
mungkin ada perkataan dari
françaises au service des
kutipan Napoleon yang benar
études indonésiennes:
terealisasikan: seluruh budak di
Java sous Daendels
Jawa dan beberapa pulau lainnya
(1808-1811). Archipel,
dibebaskan. Namun, perlu
4(1), 151–168.
diperhatikan juga karena tujuan
mereka membebaskan

15
Eymeret, J. (1973).
L'administration
napoléonienne en
Indonésie. Outre-Mers.
Revue d'histoire,
60(218), 27–44.

Handinoto, H. (2009). Daendels


dan Perkembangan Arsitektur di
Hindia Belanda abad
19. DIMENSI (Journal of
Architecture and Built
Environment), 36(1), pp-43.

Marihandono, D. (2017). When


and Why Java was
Deliberated from the
Slavery?. Journal of
Maritime Studies and
National Integration,
1(1), 47–54.

16
Budaya Demokrasi dalam Pandangan Bung Hatta

Muhammad Roihan

Demokrasi secara tersebut sah menjadi pejabat


umum merupakan salah satu tinggi di pemerintahan. Pada era
sistem atau cara untuk mengatur modern, khususnya Renaissance,
jalannya sebuah pemerintahan demokrasi berkembang seiring
negara. Demokrasi berasal dari dengan pemikiran-pemikiran
kata dalam bahasa Yunani, yaitu baru dari para tokoh penting,
demos (rakyat) dan kratos seperti Niccolo Machiavelli, John
(pemerintahan). Dalam sejarah, Locke, Montesquieu, Jean
demokrasi dipakai pertama kali Jacques Rousseau, dan lainnya.
dalam sistem pemerintahan Abraham Lincoln kemudian
Yunani dan Romawi kuno sekitar memperjelas pengertian
500 tahun sebelum masehi. Pada demokrasi itu sendiri.
intinya, demokrasi pada masa Menurutnya, demokrasi adalah
Yunani dan Romawi kuno, suatu pemerintahan dari rakyat,
khususnya di Athena, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
dipraktikkan melalui pemilihan
Sejarah Singkat Perjalanan
pejabat. Semua warga berhak
Demokrasi di Indonesia
ikut serta memilih dan
mencalonkan diri sebagai Indonesia telah sejak
pejabat. Pemilihannya dahulu menerapkan sistem
menggunakan sistem undian. Jika demokrasi dalam
mereka berhasil terpilih, warga pemerintahannya, salah satunya

17
saat pertama kali diadakannya Fokus pembahasan pada
pemilu pada 29 September 1955 tulisan ini adalah berbagai
untuk memilih anggota DPR. permasalahan tentang demokrasi
Akan tetapi, sistem demokrasi di yang terjadi di Indonesia,
Indonesia beberapa kali khususnya tentang Demokrasi
mengalami perubahan. Pada awal “versi” Bung Hatta. Bung Hatta
kemerdekaan sampai 1959, sendiri telah mengalami tiga
sistem Demokrasi Parlementer periode sistem demokrasi yang
diberlakukan. Selanjutnya, diterapkan di Indonesia. Beliau
sistem Demokrasi Terpimpin telah menjalani berbagai sistem
diterapkan pada 1959–1965. tersebut sejak dari Indonesia
Setelah pemerintahan Orde Lama merdeka dengan melalui
lengser dan digantikan oleh Demokrasi Parlementer,
pemerintahan Orde Baru, sistem Demokrasi Terpimpin, dan
Demokrasi Terpimpin kemudian Demokrasi Pancasila masa Orde
diubah ke Demokrasi Pancasila. Baru. Bung Hatta sendiri
Meskipun dalam realisasinya, memiliki konsep demokrasi yang
Demokrasi Pancasila masa Orde berbeda dari konsep Demokrasi
Baru mengalami berbagai Terpimpin ala Bung Karno yang
polemik. Berbagai isu masa Orde telah diterapkan di Indonesia.
Baru tersebut menciptakan
Reformasi 1998 yang diikuti
dengan perbaikan sistem
Demokrasi Pancasila.

18
keduanya sudah tidak terbendung
lagi, terutama saat Bung Hatta
ingin mengundurkan diri dari
wakil presiden. Bung Hatta
mengirim surat kepada Ketua
DPR yang berisi tentang
pengunduran dirinya dari wakil
presiden. Pada 1 Desember 1956,
Bung Hatta akhirnya secara
Mohammad Hatta. (Sumber gambar:
https://lokadata.id/artikel/moh-hatta-jend resmi mengundurkan diri dari
ela-untuk-memahami-pembentukan-indon
jabatannya sebagai wakil
esia)
presiden. Setelah Bung Hatta
Konsep Demokrasi yang
mundur dari jabatannya, beliau
Berbeda
mengisi hari-harinya dengan
Bung Hatta memiliki mengajar di Universitas Gadjah
konsep demokrasinya sendiri. Mada (UGM) Yogyakarta dan
Menurutnya, demokrasi di Sekolah Staf Komando Angkatan
Indonesia haruslah berdasarkan Darat di Bandung. Selain
demokrasi asli Indonesia, kegiatan mengajar, Bung Hatta
demokrasi sosial. Sementara itu, juga mengisi hari-harinya dengan
konsep demokrasi Bung Karno membaca buku dan mengkritik
adalah Demokrasi Terpimpin. pemerintah lewat surat-surat
Perbedaan pemikiran tentang pribadi kepada Bung Karno.
konsep demokrasi serta Selain itu, Bung Hatta turut
pandangan politik di antara mengkritik pemerintah dengan

19
tulisannya yang berjudul DPR karena bertentangan
Demokrasi Kita yang diterbitkan dengannya perihal masalah
pertama kali di majalah Pandji jumlah anggaran belanja
Masjarakat. sehingga Bung Karno
membentuk DPR dengan
Tulisan Demokrasi Kita
menunjuknya anggotanya
karya Bung Hatta memuat
sendiri. Sikap seperti ini,
kritikan terhadap pemerintah dan
menurut Bung Hatta, merupakan
pandangan demokrasi ala Bung
akibat dari krisis demokrasi.
Karno. Bung Hatta
Bung Hatta kemudian
mengungkapkan bahwa
menyatakan bahwa sistem
Demokrasi Terpimpin telah
Demokrasi Terpimpin yang
membuat Bung Karno menjadi
diterapkan Bung Karno tidak
seorang diktator. Bung Hatta
dapat bertahan lama. Jika Bung
mengatakan hal itu bukan tanpa
Karno sudah tidak ada lagi,
alasan. Alasanya karena
sistem yang telah diterapkan
dilatarbelakangi oleh sikap Bung
akan tumbang dengan sendirinya.
Karno yang secara
Ungkapan Bung Hatta itu nyata
sewenang-wenang membubarkan
terjadi dengan ditandai
Konstituante sebelum mereka
tumbangnya kekuasaan Orde
menyelesaikan tugasnya. Hal ini
Lama bersama Demokrasi
berarti membubarkan hasil
Terpimpin ala Bung Karno.
pemilihan umum yang mewakili
rakyat untuk menyusun Konsep demokrasi ala
undang-undang baru. Setelah itu, Bung Hatta adalah demokrasi
Bung Karno juga membubarkan sosial yang meliputi seluruh

20
aspek-aspek kehidupan suatu hak untuk menentukan
masyarakat Indonesia dan nasibnya sendiri. Demokrasi
menentukan nasib masyarakat inilah yang diinginkan oleh Bung
Indonesia itu sendiri. Konsep Hatta karena dinilai tepat untuk
demokrasi sosial ini merupakan diterapkan di Indonesia.
perwujudan dari demokrasi asli
Pengaruh Tiga Pemahaman
Indonesia. Menurut Bung Hatta,
demokrasi sosial telah dijalankan Bung Hatta sendiri
oleh masyarakat Indonesia sejak dalam pemikiran ideologinya
dahulu. Hal ini dapat dilihat dari mendapat pengaruh dari tiga
kebiasaan masyarakat Indonesia pemahaman. Pertama adalah
untuk bermusyawarah. Berbagai pemahaman sosialisme yang
hal yang menyangkut didapatkan dari kolektivisme
kepentingan umum disepakati yang tercermin dalam
secara bersama-sama oleh setiap masyarakat desa, seperti gotong
anggota masyarakat. Bung Hatta royong dan asas kekeluargaan.
turut memberikan contoh lain, Kedua adalah pemahaman
misalnya tentang hak rakyat Islamisme yang diperolehnya
untuk menyampaikan protes dari pengaruh keluarga dan
kepada rajanya. Protes ini proses belajar. Pemahaman
berhubungan dengan berbagai Islamisme ini didapat dari
aturan yang dirasa tidak adil. keluarga ayahnya serta belajar
Rakyat pun berhak berpindah kepada ulama, yaitu Syeikh
dari suatu wilayah kekuasaan raja Muhammad Djamil Djambek dan
yang berarti rakyat memiliki Dr. Abdullah Ahmad. Bung Hatta

21
belajar ilmu agama Islam, seperti Akhir pemerintahan Bung Karno
fikih, tafsir, bahasa Arab, dan diwarnai dengan berbagai
berbagai cabang ilmu agama pergolakan di dalam negeri,
Islam dari Syekh Muhammad seperti pertentangan daerah
Djamil Djambek. Sementara itu, dengan pusat, kemerosotan
beliau belajar pemikiran Islam perekonomian nasional, dan
dan masalah sosial pertentangan PKI dengan TNI
kemasyarakatan kepada Dr. Angkatan Darat, dan puncaknya
Abdullah Ahmad. Pemahaman terjadi pada Gerakan 30
ketiga adalah kolektivisme September. Dengan berakhirnya
Indonesia yang bersifat mufakat, pergolakan dan kekacauan yang
gotong royong, dan kekeluargaan terjadi, Bung Hatta berharap
yang sudah ada sejak dahulu. akan ada perbaikan dalam sistem
Ketiga hal inilah yang mendasari pemerintahan, terutama sistem
pemikiran dan pandangan demokrasi di Indonesia. Akan
demokrasi versi Bung Hatta. tetapi, harapan tersebut hanyalah
angan-angan belaka. Hal ini
Penerapan Konsep Demokrasi
disebabkan oleh konsep
Bung Hatta
Demokrasi Pancasila di
Tumbangnya Indonesia yang dalam
Pemerintahan Orde Lama dan realisasinya masih sama saja
sistem Demokrasi Terpimpin diterapkan seperti keadaan
yang diterapkan oleh Bung sebelumnya. Kepemimpinan
Karno merupakan akibat dari Presiden Soeharto dapat
krisis demokrasi yang terjadi. dikategorikan otoriter yang

22
memerintah secara diktator. sosialisme Indonesia yang
Gagasan ini selaras dengan tersimpul di dalamnya cita-cita
pendapat M.C. Ricklefs (2001) Indonesia yang adil dan makmur,
dalam bukunya Sejarah serta yang diridai oleh Allah.
Indonesia Modern 1200-2004. Sosialisme Indonesia ala PDII ini
Ricklefs menyatakan bahwa menjamin hak kebebasan setiap
Soeharto membangun masyarakat untuk menganut dan
pemerintahan Indonesia dengan menjalankan agamanya
gaya paternalistik dan menindas. masing-masing. Tujuan PDII
sangat menggambarkan ideologi
Untuk membangun
pemikiran dan demokrasi sosial
Indonesia dengan prinsip
yang digagas oleh Bung Hatta.
demokrasi sosial yang
Selain itu, alasan partai yang
dicita-citakan, Bung Hatta
didirikan Bung Hatta tersebut
membentuk suatu partai politik.
berjiwa Islam karena salah satu
Partai yang didirikan oleh Bung
ideologi pemikirannya adalah
Hatta adalah Partai Demokrasi
Islamisme.
Islam Indonesia (PDII). Upaya
pendirian partai ini mulai
dilakukan sekitar 1965. Berbagai
pertemuan di rumah Bung Hatta
dan di gedung Universitas Islam
Djakarta menjadi awal dari
pembentukan Partai Demokrasi
Bung Hatta berpidato di depan rakyat
Islam Indonesia. Tujuan partai ini (Sumber
gambar:langgam.id/kisah-bung-hatta-ter
adalah menuju terlaksananya

23
kepung-agresi-pertama-dan-perjalanan- (PPP), Partai Demokrasi
meloloskan-diri-ke-bukittinggi/)
Indonesia (PDI), dan Partai
Partai Bung Hatta yang Dijegal
Golongan Karya (Golkar).
Kelanjutan dari PDII
Demokrasi sosial versi
tidak begitu baik karena tidak
Bung Hatta memang berbeda dari
mendapat restu dari
demokrasi Barat atau Demokrasi
pemerintahan Orde baru.
Terpimpin ala Bung Karno. Akan
Pemerintah menolak berdirinya
tetapi, demokrasi sosial memiliki
Partai Demokrasi Islam
berbagai kesamaan dengan
Indonesia (PDII) melalui Surat
Demokrasi Pancasila
Pejabat Presiden Soeharto
pasca-Reformasi. Demokrasi
tertanggal 17 Mei 1967. PDII
Pancasila saat ini merupakan
dianggap tidak dapat menjamin
demokrasi yang berlandaskan
kesatuan dan tertampungnya
pada Pancasila dan UUD 1945.
semua golongan Islam di luar
Demokrasi Pancasila yang
partai politik yang ada. Soeharto
sekarang juga sudah berbeda
juga memandang bahwa PDII
dengan Demokrasi Pancasila
akan menjadi oposisi dan
sebelum Reformasi 1998.
mengganggu stabilitas politik di
Berbagai perubahan dan
Indonesia. Selain itu, pernyataan
perbaikan telah banyak dilakukan
ini turut diperkuat dengan alasan
saat ini. Demokrasi Pancasila
pemerintah untuk memperkecil
pasca-Reformasi merupakan
dan menggabungkan partai
demokrasi penyempurna dari
politik menjadi tiga partai, yaitu
konsep demokrasi sosial versi
Partai Persatuan Pembangunan
Bung Hatta.

24
Pada akhirnya, konsep demokrasi di Indonesia, yang
demokrasi sosial tidak bisa lancar jalannya. Tetapi bahwa
diterapkan secara langsung oleh dia akan muncul kembali, itu
Bung Hatta setelah upaya tidak dapat dibantah.”
pemerintah Orde Baru (Mohammad Hatta, 1966: 21)
memperkecil dan
Daftar Pustaka
menggabungkan partai politik
menjadi tiga partai. Hal ini Hatta, Mohammad. (1966).
Demokrasi Kita. Jakarta:
sejatinya merupakan suatu
Pustaka Antara.
pelanggaran dari demokrasi itu
Ricklefs, M. C. (2001). Sejarah
sendiri. Pemerintahan Orde Baru Indonesia Modern
yang diharapkan mampu (1200-2004). Jakarta:
Serambi.
memperbaiki demokrasi di
Indonesia justru melanggar Sunarso. (2015). Membedah
Demokrasi: Sejarah,
demokrasinya sendiri. Pada
Konsep, dan
hakikatnya, demokrasi tidak akan Implementasinya di
bisa selamanya hilang dari Indonesia. Yogyakarta:
UNY Press.
Indonesia, seperti kata Bung
Hutabarat, P. N. (2015).
Hatta:
Pemikiran Politik
Mohammad Hatta Tentang
“….demokrasi tidak akan lenyap
Demokrasi. Journal of
dari Indonesia. Mungkin ia Politic and Government
tersingkir sementara, seperti Studies, 4(2), 146–160.
https://ejournal3.undip.ac.id
kelihatan sekarang ini, tetapi ia /index.php/jpgs/article/view
akan kembali dengan tegapnya. /8213/7984.
Memang tak mudah membangun

25
Iqbal, M. (2014). Mohammad Tirto.id.
Hatta dan Partai Demokrasi https://tirto.id/cara-legendar
Islam Indonesia: Dinamika is-ala-hatta-mengkritik-suka
Pemikiran Hubungan rno-ciyQ.
Agama dan Politik.
MADANIA, 18(2), 201–214. Raditya, I. N. (1 Desember
http://dx.doi.org/10.29300/ 2017). Sukarno-Hatta:
madania.v18i2.16. Dwitunggal yang Tanggal.
Tirto.id.
Matanasi, P. (7 Februari 2017). https://tirto.id/sukarno-hatta
Cara Legendaris ala Hatta -dwitunggal-yang-tanggal-c
Mengkritik Sukarno. Ay6.

26
Rijsttafel: Sebuah Keindahan dalam Kesenjangan

Muhammad Ferzaputra Kuspiono

Makanan adalah salah yang kemudian menjadi bagian


satu kebutuhan dasar manusia. dari budaya Indiesche atau Indis.
Makanan selalu menjadi bagian
Rijsttafel dilakukan
dari perkembangan kebudayaan
dengan menyajikan banyak lauk
manusia yang melintasi ruang
dalam satu meja bahkan dibawa
dan waktu. Penyajian makanan
oleh para pelayan pribumi.
pun menjadi bagian yang tak
Menu-menu yang ada merupakan
terpisahkan dari kebudayaan
menu khas Indonesia dengan
manusia selama ribuan tahun.
tatanan ala Eropa, seperti wajib
Setiap cara penyajian makanan
menyajikan makanan pembuka
memiliki estetikanya sendiri dari
(appetizer), makanan utama
satu kebudayaan ke kebudayaan
(main course), dan makanan
lain. Salah satunya adalah
penutup (dessert). Berbeda
rijsttafel. Rijsttafel berasal dari
dengan table manner yang
dua kata, yaitu rijs berarti nasi
berlaku di Eropa dengan setiap
dan tafel yang berarti meja
penyajian makanan mulai dari
(Rahman, 2016: 2). Rijsttafel
appetizer, main course, hingga
merupakan cara penyajian
dessert memiliki sesi waktunya,
makanan khas orang Eropa yang
namun rijsttafel menyajikan
tinggal di Indonesia atau Hindia
ketiganya secara bersamaan di
Belanda pada masa kolonial,
atas satu meja dan dalam satu

27
waktu yang sama. Fenomena Hal ini berdampak kepada
rijsttafel sekarang ini dapat kita pandangan rendah mereka
lihat pada sistem prasmanan yang terhadap segala makanan yang
sering kali hadir di acara-acara dapat dimakan dengan nasi,
orang Indonesia. Akan tetapi, makanan pokok bagi masyarakat
perjalanan budaya rijsttafel pribumi. Belanda sejak dahulu
bukanlah budaya yang egaliter dikenal sebagai bangsa yang
dan dan penuh nilai gotong penuh dengan seremoni-seremoni
royong ala Indonesia. Pasalnya, dan aksesori yang hierarkis.
rijsttafel pada awalnya Seorang rakyat biasa di Belanda
merupakan bentuk budaya dapat berperilaku layaknya
diskriminasi masyarakat Eropa seorang raja ketika ia mendarat
terhadap masyarakat pribumi di Hindia Belanda. Pada
(Rahman, 2016: 2). perkembangannya, bangsa
Belanda sendiri harus mengakui
Rijsttafel berawal dari
interaksi yang dilakukan oleh Nusantara tetap ada hingga
pertengahan abad-19, lebih
bangsa Belanda dan Eropa tepatnya hingga 1870. Pada masa
dengan masyarakat pribumi itu, sistem ekonomi liberal mulai
diberlakukan sehingga membuka
Nusantara (Subakti, 2019: 196). akulturasi antara budaya
Pada mulanya, bangsa Belanda Nusantara dan budaya Eropa.
Penjelasan selanjutnya dapat
begitu merendahkan kuliner dilihat dalam Agung Gita Subakti
Nusantara yang dianggap sebagai (2019), “Mengenal Pelayanan
Rijsttafel Sebagai Bagian Dari
makanan budak dan kelas jelata1. Warisan Kolonial Belanda”
dalam Jurnal Sains Terapan
1
Pandangan rendah bangsa Nusantara, Vol. 4, No. 2, Hlm
Belanda terhadap kuliner 196.

28
bahwa kuliner Nusantara Belanda. Salah satu caranya
merupakan kuliner yang sangat adalah dengan penyajian
eksotis dan sangat kaya akan makanan. Sementara itu, mereka
rempah-rempah. Belanda tetap ingin merasakan dan
akhirnya mengakui nasi dan membanggakan hidangan khas
lauk-pauknya sebagai bagian Nusantara dengan cara yang
yang tidak terpisahkan dari berbeda. Pembedanya adalah
Hindia Belanda bahkan menjadi cara penyajian yang dikenal
hidangan khas dari Hindia dengan rijsttafel. Makanan yang
Belanda. terdapat dalam rijsttafel sejatinya
merupakan makanan khas
pribumi Nusantara, tetapi
orang-orang Belanda tetap ingin
terlihat berbeda dan lebih
berkelas.

Rijsttafel dilakukan
Gambar 1.1. Lukisan Karya S. Sudjojono
yang menceritakan pesta dengan memberikan
dengan model Rijsttafel di Museum
Fatahillah masing-masing tamu yang hadir
(Sumber : liputan6.com)
sebuah piring yang berisi nasi di
Meskipun demikian, atasnya. Nasi tersebut dibentuk
bangsa Belanda tetaplah Belanda. seperti tumpeng kecil. Tamu
Mereka harus memberikan segala kemudian diberikan sendok dan
bentuk-bentuk yang dapat garpu sebagai alat makannya.
membedakannya dengan Cara makan nasi menggunakan
masyarakat pribumi Hindia sendok dan garpu inilah yang

29
menjadi pembeda utama dengan melainkan juga digunakan
cara makan pribumi yang sebagai pembeda kelas sosial
menggunakan tangan saat masyarakat Eropa sendiri.
memakan nasi. Lauk-pauk Jumlah makanan yang disajikan
selanjutnya dibawakan oleh para menjadi tolak ukur seberapa elite
pelayan yang mengenakan mereka di tengah masyarakat
seragam resmi, kemben untuk Eropa. Hal ini turut berlaku pada
perempuan dan beskap untuk kalangan elite nonpribumi,
laki-laki (Subakti, 2019: 197). seperti elite Cina dan Jawa.
Jumlah menu yang disajikan
Kaum priyayi Jawa
tergantung dengan kasta-kasta
ternyata juga mengadopsi budaya
yang ada dalam komunitas
rijsttafel dalam penyajian
masyarakat Eropa.
makanan mereka, tetapi berbeda
Jumlah makanan yang dengan penyajian rijsttafel yang
disajikan diketahui dapat dilakukan oleh bangsa Eropa,
mencapai 40 jenis makanan, dalam hal ini Belanda. Bangsa
mulai dari makanan khas pribumi Belanda menggunakan banyak
Nusantara, Tionghoa, hingga masakan khas Nusantara dan
masakan Eropa. Jamuan pun Tionghoa, sedangkan menu yang
diakhiri dengan makanan disajikan oleh kaum priyayi lebih
penutup dan minuman wine, bir condong kebarat-baratan.
atau gin/jenever. Jamuan Makanan yang disajikan oleh
rijsttafel ini bukan hanya menjadi kalangan elite Jawa biasanya
pembeda antara kelas masyarakat didominasi kuliner Eropa, seperti
Eropa dan masyarakat pribumi, bistik, frikadel (perkedel), sosis

30
atau sausage sebagai makanan
utama, dan tart, bolu, roti, serta
biskuit sebagai makanan penutup
(Widyastika & Priyatmoko,
2020: 18). Di samping itu, pada
awalnya untuk sajian minuman
masih menggunakan minuman
khas Nusantara, seperti cendol, Ilustrasi paling awal mengenai rijsttafel
(Sumber: Tropenmuseum)
dawet, gempol, dan cao. Seiring
berjalannya waktu, minuman Rumitnya penyajian

Eropa, seperti bir, cola, setrup makanan yang disajikan ternyata

(sirup), limun, dan air Belanda, tidak terbatas pada penyajian

mulai menggeser keberadaan makanan dan minuman saja,

minuman khas Nusantara tetapi juga meliputi peralatan

tersebut. Keberadaan bir dan makanan dan minuman yang

minuman beralkohol ini menjadi digunakan. Penggunaan peralatan

elemen penting. Para elite Jawa makan dalam rijsttafel

ingin agar mereka tetap menjadi disesuaikan dengan standar

tuan rumah yang baik, terutama peralatan makan yang ada di

bagi para tamu dari Eropa. Pada Eropa, seperti menggunakan

beberapa kasus, minuman berbagai jenis piring, tatakan,

beralkohol ternyata digunakan mangkuk, sendok, garpu, dan

sebagai minuman sehari-hari pisau yang disesuaikan dengan

oleh para elite Jawa akibat makanan yang disajikan. Selain

pengaruh tamu Eropa mereka. itu, setiap gelas bahkan

31
digunakan hanya untuk satu jenis dinilai merupakan bentuk
minuman, seperti anggur merah ketidakpekaan dan
dan putih. Bahan-bahan yang ketidakpedulian pemerintah
digunakan biasanya juga Kolonial Hindia Belanda
menggunakan bahan yang terhadap kondisi masyarakat
berkelas, seperti emas dan perak. yang ada di bawah. Rijsttafel
Bahan tersebut turut disesuaikan dilakukan saat masyarakat
dengan status seseorang dalam pribumi Hindia Belanda berada
masyarakat. Emas pun menjadi dalam keadaan yang sangat
bahan yang digunakan oleh mengenaskan dengan kemiskinan
pejabat-pejabat kelas atas, seperti dan penyakit di mana-mana.
gubernur jenderal atau sultan dan Masyarakat kelas bawah di
raja bagi penguasa pribumi. Hindia belanda dituntut untuk
Rakyat yang tidak memiliki terus bertahan hidup dan
status yang elite tentu tidak bertahan dari tekanan serta
mampu dan tidak berhak untuk diskriminasi yang diberikan oleh
menggunakan peralatan makan pemerintah Hindia Belanda.
tersebut. Sementara itu, golongan kaya,
baik dari bangsa Belanda
Hal yang patut menjadi
maupun elite lokal Nusantara,
ironi adalah kehadiran rijsttafel
justru bersenang-senang dengan
yang bertentangan dengan nilai
menghabiskan banyak makanan
kebersamaan dan kesetaraan
pada pesta-pesta rijsttafel yang
yang dimiliki oleh bangsa
seharusnya dapat digunakan
Indonesia atau pribumi
untuk kepentingan rakyat. Pada
Nusantara. Keberadaan rijsttafel

32
akhirnya, sejak kedatangan Belanda. Jurnal Sains
Jepang pada 1942 dan Terapan Pariwisata, 4(2),
kemerdekaan Indonesia pada 193–201.
1945, kebudayaan rijsttafel mulai
Windyastika, L. dan Priyatmoko,
ditinggalkan karena dianggap
H. (2020). Lidah Pribumi
sebagai budaya berfoya-foya dan
Bergoyang: Rijsttafel dan
sangat terikat dengan budaya
Gaya Hidup Elite Jawa di
barat feodal.
Vorstenlanden 1900-1942.
Daftar Pustaka Bandar Maulana Jurnal
Sejarah dan Budaya, 25(1),
Protschky, S. (2008). The
14–22.
Colonial Table: Food,
Culture and Dutch Identity
in Colonial Indonesia.
Australian Journal of
Politics and History, 54(3),
346–357. Rahman, F.
(2016). Rijsttafel: Budaya
Kuliner di Indonesia masa
Kolonial 1870 – 1942.
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Subakti, A. G. (2019). Mengenal


Rijsttafel Sebagai Bagian
Dari Warisan Kolonial

33
Wayang Kulit dalam Arus Sejarah

Rifky Vidy Rakasiwi

Pendahuluan seni lukis. Menurut masyarakat


Jawa, wayang merupakan simbol
Wayang berasal dari
falsafah Jawa yang senantiasa
bahasa Jawa yang berarti
menggambarkan kebenaran yang
“bayangan”. Bayangan tersebut
tercipta dari Tuhan. Hal ini
terbentuk karena adanya sorotan
merupakan cerminan dari
cahaya. Bayangan dari wayang
masyarakat Jawa sendiri yang
tersebut menjadi atraksi yang
memiliki tradisi unik, menarik
dilihat dalam pertunjukkan
dan mistis. Pagelaran wayang
wayang sehingga istilah wayang
masih berkembang hingga saat
lebih dikenal sebagai permainan
ini, terutama di wilayah
bayangan. Seni pertunjukkan
2
pedesaan.
wayang berbentuk teater
dimainkan oleh seorang dalang
yang menjadi sutradara,
sedangkan para pemainnya
adalah boneka yang dibuat dari
kulit hewan, kayu, daun, dll.
2
Wayang juga termasuk seni Elly Herlyana, Pagelaran
Wayang Purwa sebagai Media
komprehensif dengan melibatkan Penanaman Nilai Religius Islam
karya seni lain, seperti vokal, pada Masyarakat Jawa,
THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa,
seni musik, tari, seni teater, dan Peradaban dan Informasi Islam,
Vol. 14, No. 1, 2013, Hlm. 128.

34
(haringgit). Haringgit
merupakan bentuk halus dari kata
ringgit yang sampai sekarang
masih ada dalam Bahasa Jawa
yang berarti wayang.
Wayang Kulit
Cerita dalam
Sumber gambar:
(https://metrum.co.id/wayang-media-tradi pewayangan diambil dari buku
sional-yang-universal/wayang-shadow-pu
ppets-in-indonesia) Mahabharata atau Ramayana.

Wayang di Masa Pada masa pemerintahan

Hindu-Buddha raja-raja di Jawa, wayang


menjadi media kesenian yang
Di Jawa, seni populer untuk menghibur rakyat
pertunjukkan telah ada sejak karena mengandung nilai
abad ke-9. Kesenian tersebut mendalam dan ajaran agama . 3

dipertunjukkan di pasar atau


jalanan yang tidak luput dari Wayang sebagai Media

keramaian. Wayang semula juga Dakwah di Masa Islam

digelar saat penetapan sima Semenjak Islam datang


(tanah bebas pajak) dan hadir ke Nusantara pada abad ke-14,
dalam pesta perkawinan rakyat. Wali Songo menggunakan
Dalam temuan arkeologis, berbagai media untuk
Prasasti Kuti (840 M) yang menyampaikan dakwah. Wayang
ditemukan di Joho, Sidoarjo
merupakan bukti tertua yang 3
Haryanto, Bayang-Bayang
menyebut kata dalang Adiluhung, (Semarang: Dahara
Prize, 1992), Hlm. 77.

35
menjadi salah satu media ampuh
karena wayang merupakan
hiburan bagi masyarakat luas.
Pada zaman Kerajaan Demak,
lampu minyak berbentuk khusus
yang disebut blencong mulai
Dalang memainkan wayang
digunakan pada pergelaran
wayang kulit. Sejak zaman Sumber gambar: UNESCO
(https://ich.unesco.org/en/RL/wayang-pu
Kartasura, penggubahan cerita ppet-theatre-00063)

wayang yang berinduk pada Wayang pada Masa


Ramayana dan Mahabarata Kontemporer
makin jauh dari aslinya. Sejak
Sampai saat ini
zaman itulah masyarakat
pagelaran wayang tetap
penggemar wayang mengenal
berkembang di berbagai lapisan
silsilah tokoh wayang, termasuk
masyarakat. Selain sebagai media
tokoh dewanya, yang berawal
hiburan, wayang juga
dari Nabi Adam. Silsilah tersebut
mengajarkan mengenai nilai
terus berlanjut sampai pada
kehidupan dari lakon
raja-raja di Pulau Jawa. Para wali
pewayangan yang berhasil
melakukan akulturasi budaya
mengalahkan kejahatan.
Islam dengan kepercayaan
Meskipun wayang kulit terbuka
masyarakat setempat sehingga
terhadap sentuhan yang baru
penolakan tidak terjadi dan
pada masa sekarang di beberapa
penyebaran agama Islam menjadi
wilayah, wayang kulit di
lebih efektif.
Surakarta dan Yogyakarta tetap

36
mempertahankan model pakem. Masterpiece of Oral and
Para dalang dalam hal ini Intangible Heritage of Humanity
membuat sejumlah ketentuan atau Maha Karya Warisan
pementasan wayang kulit yang Budaya Lisan dan Warisan
merujuk pada pementasan masa Budaya Tak Benda.
Mataram Kuno.
Seiring perkembangan
Ciri khasnya yang unik ilmu pengetahuan dan teknologi,
membuat wayang menjadi pagelaran wayang mulai sepi
kebudayaan yang cukup dikenal peminat karena kalah bersaing
oleh seluruh masyarakat dengan media hiburan lain,
Indonesia bahkan hingga ke luar seperti televisi bahkan media
negeri. Penggambaran kehidupan modern, contohnya Youtube,
masyarakat Jawa yang Netflix, Disney+ yang lebih
menyeluruh membuat kesenian banyak digemari oleh
ini menjadi salah satu ikon masyarakat. Selain itu,
kebudayaan masyarakat Jawa. kurangnya perhatian pemerintah
Penggambaran kerukunan dalam melestarikan wayang turut
yang tervisualisasi melalui membuatnya kini terancam
pertunjukan wayang mampu punah. Penghargaan yang telah
memberikan konsep mengenai diberikan oleh UNESCO
masyarakat Jawa yang seharusnya selaras dengan upaya
menjunjung tinggi nilai pemerintah dalam
kebersamaan.  Pada 7 November mempertahankan wayang sebagai
2003, UNESCO akhirnya budaya dan hiburan bagi
mengakui wayang sebagai masyarakat. Di masa yang akan

37
mendatang, akankah wayang Purwanto, S. (2018). Pendidikan
dapat bertahan menjadi media Nilai Dalam Pagelaran
hiburan atau hanya akan menjadi Wayang Kulit. Jurnal
kenangan dalam sejarah? Pendidikan Islam, 6(1),
1–30.
Daftar Pustaka
Indriyani, P. D. (2019). Nilai Putri, R. H. (7 Januari 2018).

Kearifan Lokal Pada Hiburan Masyarakat

Wayang Thimplong Jawa Kuno. Historia.id.

aebagai Konstruksi https://historia.id/kuno/a

Identitas Budaya rticles/hiburan-masyara

Masyarakat Kabupaten kat-jawa-kuno-6l7a3/pa

Nganjuk. Tesis. ge/2

Pendidikan Seni Setiawan, E. (2020). Makna Nilai


Pacasarjana. Semarang: Filosofi Wayang Kulit .
Universitas Negeri Al-Hikmah, 18(1),
Semarang. 37–56.

38
Keroncong: Akulturasi Awal Timur dan Barat di
Indonesia
Syuja Davala Rahman Yusuf

Musik keroncong Setelah Belanda


merupakan salah satu hasil dari menduduki Batavia,
akulturasi budaya Barat dan budak-budak Portugis ini
Timur di Indonesia. Kelahiran dijanjikan kebebasan jika mereka
musik ini dapat ditelusuri dari menganut agama Protestan.
awal kedatangan bangsa Barat di Kaum Mestizos selanjutnya
Nusantara, tepatnya kedatangan dikenal dengan Kaum
bangsa Portugis pada 1512. Pada Mardjikers. Kaum Mardjikers
awalnya, alat musik ini tinggal di pinggiran Batavia,
dinamakan Fado. Musik ini tepatnya Kampung Tugu. Di
selanjutnya tersebar cepat dan tempat inilah musik keroncong
segera populer di kalangan terus berkembang.
budak-budak Portugis.
Budak-budak tersebut merupakan
orang-orang dari berbagai
macam daerah di dunia, terutama
daerah Goa. Meskipun akhirnya
kekuatan Portugis melemah di
Nusantara, alat musik ini tetap
Keroncong Tugu
populer bagi kaum Mestizos,
Sumber gambar: Balai Pelestarian
yaitu budak-budak Portugis yang Budaya Jawa Barat
menjadi penduduk lokal.

39
(http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnb jenis musik ini dinamai musik
jabar/keroncong-tugu/)
keroncong.
Keberadaan Mardjikers
di Kampung Tugu yang merasa
terisolir sebagai minoritas yang
berada di Batavia selama ratusan
tahun telah membuat kebudayaan
musik yang khas, tradisi musik
yang mereka ciptakan Keroncong Tugu Cafrinho

mengingatkan mereka tentang Sumber gambar: Issuu.com


(https://issuu.com/keroncongtugu/docs/ke
asal dan masa lalu mereka, roncong_tugu_cafrinho)

kesulitan mereka, keseharian Musik Kerocong mulai


mereka, dan menghibur mereka. populer dan disebarkan pada

Penduduk Kampung abad ke-20, dari Batavia hingga

Tugu telah menciptakan tiga ke Surabaya. Keroncong

jenis gitar untuk dimainkan kemudian populer berkat

bersama, yaitu gitar terbesar penampilannya di

diberi nama Jitera, gitar sedang panggung-panggung pementasan.

bernama Prunga, dan gitar kecil Pada saat itu, industri rekam

bernama Macina. Jika masih belum canggih sehingga

dimainkan, alat musik ini akan keroncong biasanya dinikmati

mengeluarkan bunyi dengan menggunakan piringan

“krong-krong” dan hitam secara komersial. Musik

“crong-crong”. Oleh sebab itu, keroncong pun sangat populer di


kalangan peranakan
Indo-Belanda kelas bawah. Hal

40
tersebut terjadi lantaran Keroncong. Indonesia.go.id.
pergelaran-pergelaran di https://indonesia.go.id/kateg
kota-kota besar Hindia-Belanda. ori/keanekaragaman-hayati/
667/barat-ketemu-timur-aw
Keroncong sendiri telah
al-mula-perkembangan-mus
melewati empat fase perubahan.
ik-keroncong
Fase tersebut dapat dibagi
menjadi fase Keroncong Tempoe Pertiwi, A. (n.d.). Sejarah Musik
Doloe sekitar 1880–1920,
Keroncong dan Cara
Keroncong Abadi sekitar
Memainkannya.
1920–1960, Keroncong Modern
sekitar 1920–2000, dan theAsianparent.
Keroncong Millenium sekitar
https://id.theasianparent.co
2000 sampai sekarang. Musik
m/musik-keroncong
keroncong tetap diminati oleh
orang Indonesia Hingga saat ini, Putri, V. K. M. (29 Januari 2021).
meskipun peminatnya berkurang
Sejarah Musik Keroncong.
semenjak munculnya lagu-lagu
Kompas.Com.
dan musik modern.
https://www.kompas.com/sk
Daftar Pustaka
ola/read/2021/01/29/160343
Administrator Portal Informasi
Indonesia. (30 Mei 2019). 269/sejarah-musik-keronco

Barat Ketemu Timur, Awal ng


Mula Perkembangan Musik

41
Seni Untuk Rakyat Ala Lembaga Kebudayaan
Rakyat

Isfina Fadillah

pada saat itu. Para penggagas


Lekra tentunya turut menyadari
bahwa rakyat merupakan faktor
terpenting sebagai agen yang
dapat menciptakan kebudayaan.
Dengan kata lain, mereka sadar
Lembaga Kebudayaan Rakyat atau bahwa kebudayaan Indonesia
Lekra(Tribun News Wiki/Bangkit N)
dapat dibangun dengan peran
Pada 17 Agustus 1950,
besar yang dilakukan oleh rakyat.
beberapa seniman dan tokoh kiri
Indonesia, seperti Henk Berdasarkan komitmen
Ngantung, A. S. Dharta, M. S. awal, Lekra memiliki pandangan
Ashar, Joebar Ajoeb, dan Njoto bahwa seni tidak hanya untuk
mendirikan sebuah lembaga seni seni, tetapi seni juga harus untuk
budaya bernama Lekra (Lembaga rakyat. “Kebudayaan dari, dan
Kebudayaan Rakyat). untuk rakyat” menjadi prinsip
Pembentukan lembaga tersebut yang dipegang oleh Lekra dalam
bertujuan untuk memberikan menjalankan kegiatannya. Pada
umpan balik kepada penguasa perkembangannya, Lekra
atas berbagai gejolak perubahan kemudian berhasil menjadi
dari haluan politik yang terjadi sebuah organisasi kebudayaan

42
Indonesia dengan anggota yang itu, terdapat suatu asas atau
sangat besar. Hal ini disebabkan landasan dasar lain bagi para
oleh kegiatannya yang begitu pekerja kebudayaan Lekra yang
menarik perhatian rakyat. berasal dari gagasan Njoto. Ia
Lingkup seni untuk rakyat berpandangan bahwa “politik
tentunya menekankan pada sebagai panglima” sangat penting
semangat kerakyatan. Hal untuk diketahui dan dijadikan
tersebut menegaskan secara landasan bagi kader-kader
implisit bahwa guna mencapai Lekra.4
tujuan negara yang revolusioner,
maka kebudayaan harus
dijalankan dengan semangat
kerakyatan.

Politik sebagai Panglima Ala


Lekra
Njoto, salah satu tokoh penggagas
Lekra
Lekra menempatkan
pernyataan bahwa “rakyat (Sumber:
https://www.tribunnewswiki.com/202
merupakan satu-satunya pencipta 1/09/03/njoto)
kebudayaan”. Hal ini
Njoto juga tidak setuju
menyebabkan para seniman
jika ada yang beranggapan
Lekra harus
mengimplementasikannya 4
Arenda Mehaga, Peran Lekra
sebagai panduan dalam dalam Membentuk Kehidupan
Budaya Medan (1950-1966),
menghasilkan suatu karya. Selain Skripsi, (Medan: Universitas
Sumatera Utara, 2013), Hlm. 34.

43
bahwa kebudayaan harus bersih Njoto turut menegaskan
dari politik. Ia menentang hubungan seni dan politik dalam
anggapan yang mengatakan kesempatan yang lain dengan
bahwa seniman dan para pekerja berkata “perkenankanlah saya
budaya yang ikut berpolitik mengemukakan: orang yang
hanya akan menurunkan nilai berkata ‘hai, jangan kamu
artistik dari suatu karya yang berpolitik, karya senimu akan
dihasilkan. Bagi Njoto, politik merosot’, dia itu bisa kita
dan kebudayaan merupakan dua samakan denggan seorang guru
hal yang tidak dapat dipisahkan. yang berkata ‘hai, jangan kamu
Hal tersebut dapat kita lihat olahraga, kau nanti bodoh’.
dalam pernyataan Njoto yang Menurut yang empunya cerita,
mengatakan bahwa “politik tak lama kemudian guru itu mati
tanpa kebudayaan masih bisa dan dikubur hanya karena dia
jalan, tetapi kebudayaan tanpa tak pernah berolahraga…”6
politik tidak… Sekali lagi kawan,
Seni budaya pada
politik itu penting sekali. Jika
kenyataannya memang dapat
kita menghindarinya, kita akan
dijadikan sebagai wadah untuk
digilas mati olehnya. Karena itu
melakukan tindakan politik.
dalam hal apa pun dan kapan
Pemerintah tidak menjadi
saja pun, politik harus menuntun
satu-satunya pihak yang dapat
segala kegiatan kita: Politik
adalah Panglima.”5
6
Rhoma Dwi Aria dan Muhidin
M Dahlan, Lekra Tak Membakar
Buku, (Yogyakarta:
5
Ibid., Hlm. 35. Merakesumba, 2008), Hlm. 26.

44
menjadikan seni budaya sebagai Akan tetapi, ada sedikit
media propaganda. Lekra pun perbedaan pandangan dari
dapat melakukan hal yang elite-elite Lekra terhadap
sedemikian rupa melalui anggapan bahwa Lekra
menggiatkan segala aktivitasnya merupakan corong politik Partai
bukan hanya dalam ranah Komunis Indonesia (PKI) yang
kultural, melainkan juga cakupan dimanfaatkan untuk mengambil
perpolitikan. Sebagai acuan hati rakyat. Bagi mereka,
dalam menjalankan kegiatannya, kedekatan Lekra dengan PKI
Lekra hampir sepenuhnya setuju hanya sekadar kawan ideologi
dengan ide dan ajaran Presiden saja. Kedekatan keduanya tidak
Soekarno pada masa Demokrasi seperti relasi yang terjalin antara
Terpimpin, seperti Manifesto pemimpin dan bawahannya. Seni
Politik, USDEK, Nasakom, tidak harus bertuan kepada partai
Berdikari, Ganefo, dan lain politik tertentu, meskipun bisa
sebagainya. Oleh sebab itu, saja memiliki persepsi yang
7
muncul pandangan yang tidak sama.
mengherankan bahwa para
Selanjutnya, Bagaimana
pekerja budaya juga dianggap
Sumbangsih Lekra untuk
sebagai agent of change karena
Masyarakat Indonesia?
sering melampaui perkembangan
masyarakat untuk kemudian Dalam upaya
dimatangkan sebagai langkah menjalankan dan meramaikan
berikutnya.
7
Arenda Mehaga, Op.Cit., Hlm.
46–48.

45
revolusi, Lekra sebenarnya atas kehidupan yang layak, dan
mempunyai peranan yang berarti hak kebebasan berekspresi. Hal
bagi kehidupan masyarakat ini tidak diragukan mampu
Indonesia. Hal tersebut tentunya membuat rakyat akhirnya banyak
tercermin dari berbagai karya yang simpati terhadap lembaga
yang dihasilkan. Salah satunya kebudayaan tersebut. Pasalnya,
adalah dalam konteks seni lukis. Lekra begitu berupaya untuk
Lekra ternyata sering mempedulikan kehidupan
menggambarkan sesuatu yang masyarakat kecil, termasuk para
mengarah pada realitas petani yang tidak mempunyai
kehidupan rakyat. Selain itu, ciri tanah garapan sendiri. Hal
khas dari seni lukis yang bersifat tersebut dapat kita telusuri ketika
revolusioner adalah adanya suatu pada tahun 1950-an, Lekra
ekspresi yang menggambarkan beserta beberapa lembaga
pertentangan kelas dan konflik lainnya, seperti PKI, Pemuda
sosial. Rakyat, Gerwani, dan Barisan
Tani Indonesia merealisasikan
Lekra pun terus
kegiatan Turba (Turun ke
berjuang untuk melawan segala
bawah)8 dengan tujuan untuk
bentuk imperialisme, feodalisme,
membebaskan masyarakat kecil
dan kolonialisme melalui
dari individu atau kaum yang
gerakan seni dan ilmu
pengetahuan. Guna memperbaiki 8
Turba (Turun ke bawah) adalah
kehidupan rakyat, Lekra kegiatan yang dilakukan oleh
memperjuangkan berbagai hak, Lekra dengan cara tinggal,
makan, dan bekerja sama
seperti hak atas pendidikan, hak dengan para petani.

46
berusaha untuk menindas, baik Semarang, Malang, Palembang,
itu penguasa setempat, tuan Bukittinggi, Manado, dan
tanah, bandit, tengkulak, maupun Balikpapan.
para kapitalis.
Adapun contoh lainnya
Pergerakan dalam terkait wujud kepedulian Lekra
bidang kebudayaan terhadap keberlangsungan
menyebabkan Lekra sangat kehidupan budaya di Indonesia
berusaha untuk memberikan dapat dilihat dari diadakannya
kesadaran terkait arti penting Konferensi Tari Nasional di
kebudayaan itu sendiri. Pada Surakarta pada 31 Maret 1964.
masanya, seringkali terlihat Berlandaskan pentingnya acara
bahwa para seniman Lekra tersebut, pengurus pusat Lekra
memberikan hiburan kepada pun sampai mengeluarkan
masyarakat dengan menampilkan imbauan agar delegasi-delegasi
berbagai pertunjukan, seperti yang akan tampil dapat
wayang kulit, ketoprak, kuda mempersiapkan diri
lumping, ludruk, reog Ponorogo, sebaik-baiknya. Keunikan dari
dan lain sebagainya. Bukti Konferensi Tari Nasional ini
konkretnya lainnya adalah Lekra adalah kegiatannya berusaha
sudah mampu berkembang untuk mengembangkan tari
secara pesat melalui nasional dengan cara
cabang-cabang yang terdapat di mengobarkan kebangkitan para
berbagai kota besar sejak 1951, tani sebagai bekal untuk
seperti Yogyakarta, Surakarta, menghadapi dominasi
Surabaya, Bandung, Bogor, imperialisme Amerika Serikat

47
dan berbagai musuh kebudayaan Pada masa kini, rezim
yang menganggap bahwa Soeharto memang sudah runtuh.
kesenian hanya sekadar barang Sementara itu, ada setitik
dagangan. harapan untuk dapat
mengungkapkan berbagai hal
Berdasarkan penjabaran
yang selama ini menjadi rahasia
di atas, penulis berharap agar
Orde Baru. Akan tetapi, berbagai
pembaca dapat mempunyai
stigma tentang hal-hal yang
gambaran bagaimana kontribusi
berbau komunis tetap saja
Lembaga Kebudayaan Rakyat
tampak. Berangkat dari hal
bagi masyarakat Indonesia. Kita
tersebut, terlebih sebagai
tentunya memahami bahwa
seseorang yang lahir pada era
setelah adanya peristiwa
pascareformasi, penulis ingin
pembunuhan enam jenderal dan
menyampaikan bahwa Lembaga
satu perwira pada 30 September
Kebudayaan Rakyat yang
1965, semua hal yang berkaitan
dianggap berafiliasi dengan PKI
dan berafiliasi dengan Partai
pun ternyata memiliki
Komunis Indonesia segera
sumbangsih lebih untuk
dibumihanguskan, termasuk
mewarnai seni budaya di negeri
Lekra. Oleh karena itu, apa pun
ini.
yang memiliki kaitan dengan
komunisme dianggap sebagai Daftar Pustaka
musuh negara, baik dalam bidang Jabut, T. (2017). Lekra dalam
perpolitikan maupun Perkembangan Politik di
kebudayaan. Indonesia 1950–1965.
Skripsi. Program Sarjana

48
Jurusan Pendidikan Universitas Sumatera
Sejarah. Yogyakarta: Utara.
Universitas Sanatha
Wijaya, A. K. (2011). Lembaga
Dharma.
Kebudayaan Rakyat
Mehaga, A. (2013). Peran Lekra (Lekra) di Surakarta Tahun
dalam Membentuk 1950–1965. Skripsi.
Kehidupan Budaya di Program Sarjana Sastra
Medan (1950–1966). Jurusan Ilmu Sejarah.
Skripsi. Program Sarjana Surakarta: Universitas
Sastra Jurusan Ilmu Sebelas Maret.
Sejarah. Medan:

49
Solusi untuk Retrospeksi tentang Rempah
Nusantara: Koran Cikal Indonesia (Komunikasi
Milenial, Peran Insan Nusantara, dan Cintai
Produk Lokal Indonesia)

Elsa Zulaeda

Sebuah perjalanan memiliki arti yang sama?


panjang bagi bangsa Indonesia Menurut KBBI, pengertian kata
mengenai kemaritiman menurut bahari adalah dahulu kala, elok
beberapa ahli bukan sebatas sekali atau indah, dan berkaitan
mengenai sejarah, melainkan dengan soal kelautan. Apabila
sebuah peradaban. Menurut ketiga pengertian tersebut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, digabungkan akan menghasilkan
maritim didefinisikan sebagai sebagai masa lalu yang indah
segala sesuatu yang menyangkut atau elok tentang laut. Oleh
tentang laut dan berkaitan dengan karena itu, secara singkat
kegiatan di laut, yaitu terdapat perbedaan makna antara
perdagangan dan pelayaran. kedua istilah di atas. Maritim
Adapun kemaritiman identik berfokus kepada fungsi laut
dengan sifat kepulauan sebagai sarana berlayar dan
Indonesia. Selain itu, istilah berdagang, sedangkan bahari
bahari juga banyak dikenal memiliki makna yang lebih
melalui konteks kemaritiman. spesifik terkait pendekatan
Akan tetapi, apakah keduanya kebudayaan.

50
Nusantara memiliki Akan tetapi, narasi yang
beragam cerita sejarah yang mengatakan sejarah masa lampau
wajib dijaga eksistensinya, baik itu menyedihkan karena
daratan maupun lautan. kolonialisme menyebabkan telah
Sejarawan A.B Lapian tertutup dan dikalahkannya fakta
mengatakan bahwa Sejarah bahwa terdapat keindahan dan
Nusantara tidak akan terlepas kehangatan yang terjadi di
kaitannya dengan aspek dalamnya. Banyak dari
kemaritiman atau hal tersebut masyarakat belum mengetahui
akan cenderung menjadi bahasan kenangan manis sebelum
9
dominan . Rekam jejak sejarah kedatangan bangsa Eropa, yakni
Nusantara menggambarkan proses interaksi para pedagang
kondisi negara yang berkembang lokal dan internasional, seperti
dengan beragam peninggalan Cina, India, dan Arab. Hal ini
kebudayaan dari nenek moyang, bertujuan bukan untuk terjebak di
khususnya narasi sejarah romantisme sejarah, melainkan
perjalanan rempah sebagai cerita indah yang telah tercipta
komoditas yang sangat dijadikan motivasi agar saat ini
dibutuhkan. Hal ini tidak jarang dan masa depan mampu
dibahas bahwa dunia mencari mendapatkan narasi lebih indah
rempah melalui perjuangan dari sebelumnya.
melintasi lautan dan samudera.
Pendekatan sistematik
9
A.B. Lapian, Sejarah tentang fungsi laut dapat
Nusantara Sejarah Bahari. dihubungkan sebagai pemersatu.
(Fakultas Sastra Universitas
Indonesia, 1992). Sementara itu, banyak anggapan

51
bahwa “laut adalah pemisah untuk datang ke Nusanatara.
wilayah”. Akan tetapi, sejarawan Pada masa kerajaan Islam, rute
maritim Fernand Braudel perjalananan dan perdagangan
mengatakan bahwa laut memiliki yang diketahui sangat ramai
dinamika yang menciptakan adalah lintasan Laut Jawa.
persatuan, interaksi manusia di Semarang merupakan salah satu
dunia melalui transportasi laut, titik untuk memperdagangkan
pertemuan budaya, dan rempah, meskipun wilayah ini
perdagangan. Hal ini bukan tempat rempah berasal.
dicontohkan seperti pantai timur Rempah-rempah seperti cendana,
Kalimantan yang disatukan oleh cengkih, kayu manis, dan lainnya
Selat Makassar dengan pantai sampai di Semarang sebagai
barat pulau Kalimantan. Selain wilayah Jawa yang dimanfaatkan
itu, penggambaran ini selaras menjadi kota transit para
dengan Laut Flores bagian pedagang.
selatan yang menyediakan jalur
Rempah bukan hanya
bagi perahu Bugis dan Makassar
sekadar komoditas, tetapi di
menuju Lombok, Sumbawa, dan
dalamnya telah memunculkan
pulau yang lebih jauh lagi.10
interaksi manusia dengan
Interaksi perdagangan rempah ini
budayanya. Selain penggunaan
menjadi daya tarik orang Barat
bahasa, Maluku sebagai daerah
10
Didik Pradjoko dan Bambang penghasil rempah juga memiliki
Budi Utomo, Atlas
Pelabuhan-Pelabuhan eksistensi yang tinggi terhadap
Bersejarah di Nusantara, penyebaran agama Islam. Hal
(Jakarta: Direktorat Sejarah dan
Nilai Budaya, 2013), Hlm. 9. tersebut dapat dilihat pada masa

52
yang sama ketika Zaidal Abidin maupun dijual ke masyarakat.
memimpin Ternate. Di wilayah Jamu merupakan contoh mudah
Ternate sendiri telah terjadi yang sangat dikenal dan tidak
perubahan struktur pemerintahan habis dimakan oleh zaman. Di
yang menjadikan Islam sebagai samping itu, hidangan yang
agama kerajaan. Struktur ini menggunakan rempah jarang
kemudian membawa pengaruh ditemuka di bumi bagian barat
besar bagi kerajaan-kerajaan di karena rempah begitu sulit
Maluku. Sebelumnya, Zainal didapatkan dan relatif mahal. Hal
Abidin diketahui telah merekrut ini membuat banyak peluang
beberapa ulama di Jawa untuk yang dapat dimanfaatkan
menjadi imam, mubalig, dan masyarakat untuk mengolah
guru agama. Fenomena ini yang rempah agar mendapatkan
memunculkan sebuah berbagai keuntungannya. Narasi
pemukiman Fala Jawa (rumah sejarah perjalanan rempah
orang Jawa) dan lembaga Imam sebagai komoditas pun sangat
Jawa pada pemerintahan dibutuhkan. Peninggalan
Kesultanan Ternate dalam kebudayaannya turut dibahas
struktur Babato Akhirat yang dalam pencarian rempah dengan
dikenal hingga saat ini. menyeberangi lautan dan
samudera.
Penduduk pribumi
dalam waktu yang lama telah Rempah menjadi sangat
memanfaatkan rempah sebagai penting bagi keberlanjutan
bahan pelengkap makanan, baik kehidupan manusia sebagai
untuk dikonsumsi pribadi wujud kebudayaan. Pada zaman

53
dahulu, rempah adalah simbol
eksotisme, kekayaan, prestise,
dan sarat dengan kesakralan.
Rempah sangat dipercaya
sebagai obat-obatan yang mampu
menyembuhkan penyakit. Hal ini
sesuai dengan ungkapan filsuf Peta Asia Tenggara abad ke-16 yang
dibuat oleh kartografer Portugis Diogo
Theophrastus (sekitar 372 + 287 Homem (lahir 1521 -1576) antara tahun
1555 dan 1559. Naskah tersebut
M) bahwa rempah-rempah diperkirakan dibuat Raja Philip II dari
Spanyol (memerintah 1556–1558),
seperti lada masih banyak sebagai hadiah untuk Ratu Mary I dari
Inggris (memerintah 1553–1558).
digunakan tabib daripada juru
masak (Turner, 2011:59 dalam Sumber gambar: National Geographic
Indonesia
Rahman). Kepercayaan rempah (https://nationalgeographic.grid.id/read/1
32764869/jalur-rempah-utara-selatan-sim
akan kekuatanya dalam menjaga, pul-filipina-tiongkok-dan-nusantara?page
=all)
melindungi, dan menyembuhkan
berbagai penyakit menjadi Daur hidup manusia

budaya kehidupan masyarakat merupakan perjalanan


Nusantara. Hal ini ditunjukkan manusia yang berawal dari
salah satunya dengan gagasan kelahirannya di dunia. Proses
“Budaya Rempah sebagai Daur berikutnya adalah tumbuh
Hidup Manusia”. menuju fase anak-anak,
remaja, dewasa, lanjut usia,
lalu sampai ke kematian
sebagai tahap akhir.
Penggunaan rempah dalam

54
daur hidup manusia masih rempah-rempah, seperti
tetap terjaga. Kegiatan ini kunyit yang ditumbuk halus.
dilakukan oleh beberapa
Selain ramuan pupuk,
masyarakat di Nusantara,
terdapat tanaman rempah
khususnya di daerah pedesaan
yang digunakan juga untuk
yang kental akan budaya dan
bayi, yaitu bangle sebagai
kepercayaan nenek luhur.
tanaman obat. Tanaman ini
Penggunaan rempah dalam
digunakan dalam pengobatan
daur hidup manusia diawali
tradisional dan memiliki
semenjak manusia lahir, yaitu
penyebutan berbeda di
untuk bayi yang biasanya
beberapa wilayah, antara lain
akan diberi ramuan
bengle di Jawa Tengah dan
rempah-rempah. Cara yang
Jawa Timur, pangle di Jawa
dilakukan adalah dengan
Barat, banggele di Bali,
menghaluskan rempah yang
bungle, mungle, bengle,
kemudian ditempelkan di atas
banglai, kunyit bolai, atau
kepala atau ubun-ubun.
kunit bolai di Sumatera. Hal
Pemberian rempah tersebut
menarik yang dapat
dikenal dengan pupuk dalam
ditemukan adalah ketika
istilah jawa. Hal ini berguna
masyarakat Jawa yang
bagi ubun-ubun bayi agar
menetap di Sumatera Utara
tetap hangat. Ramuan pupuk
memiliki nilai budaya yang
dibuat menggunakan

55
sangat kuat terhadap bangle meskipun secara ilmiah sulit
(Chahyanto, 2014). Adapun untuk dipercaya oleh generasi
beberapa cara penggunaan milenial. Sementara itu,
bangle, misalnya dimasukan kandungan ekstrak rimpang
ke dalam peniti kemudian bangle ternyata memiliki efek
diikatkan ke baju bayi dan ‘mukolitik’ yang berfungsi
dibuat seperti gelang untuk untuk obat pengencer sekret
dipakai setiap hari. saluran nafas sehingga
mengurangi kekentalan dahak
Selain itu, suku Jawa
dan dapat digunakan sebagai
di daerah Sumatera Utara
obat tradisional (Alam, dkk.,
selalu mengoleskan gerusan
2008 dalam Chahyanto,
bangle pada dahi bayi yang
2014).
baru lahir pada sore hari
menjelang magrib. Budaya pemanfaatan
Penggunaan bangle ini rempah tidak hanya
diyakini oleh ibu yang digunakan pada bayi, tetapi
bersuku Jawa agar bayi juga bagi seorang ibu yang
terhindar dari gangguan telah melahirkan. Ada pula
buruk, seperti makhluk halus. penggunaan ramuan herbal
Nilai-nilai budaya tersebut untuk memperbanyak
sangat dipercaya oleh produksi ASI atau untuk
masyarakat suku Jawa, mengurangi nyeri pada luka

56
perinium. Secara umum, Parem merupakan
terdapat terapi untuk ramuan yang dioleskan pada
mengatasi keluhan yang bagian tubuh paha hingga
dialami ibu ketika nifas mata kaki, lengan atas dan
dengan menggunakan pilis, bawah, serta bagian punggung
parem, tapel atau penggunaan ibu nifas. Parem bermanfaat
bengkuang. Pilis yang terbuat untuk memberikan rasa
dari pala dan cengkeh dapat hangat pada tubuh dan
menimbulkan rasa hangat agar menghilangkan rasa nyeri otot
dapat meningkatkan rasa saat persalinan. Parem dibuat
nyaman di bagian kepala dari bahan rempah kencur dan
seorang ibu. Penggunaan pilis jahe yang direndam dengan
ini harus dioleskan pada dahi beras dan air yang digunakan
setelah ibu nifas selesai sejak pertama nifas hingga 44
mandi. Pilis menghasikan hari. Selain itu, tapel
warna yang sangat mencolok. merupakan ramuan berupa
Hal ini berguna untuk bubuk padat kering yang
pandangan mata ibu yang terbuat dari kencur, adas,
menjadi berkurang pulosar, bangle, kelabat, jahe,
pascapersalinan karena proses kayu manis, dan tepung beras.
mengejan. Penggunaan ramuan ini
dicampur dengan air kapur
sirih dan perasan jeruk nipis.

57
Cara pengaplikasiannya mengonsumsi berbagai olahan
adalah dengan makanan yang kaya akan
membalurkannya di perut dan rempah. Indonesia diketahui
dilapisi menggunakan stagen. memiliki beragam kuliner
Tapel digunakan selama masa Nusantara yang khas tiap
nifas dan setiap sepuluh hari wilayahnya. Jawa Barat
sehingga jenis ramuan yang dominan dengan rasa sedikit
digunakan akan diganti pedas dan asam, seperti pepes
jenisnya. Orang zaman dahulu ikan dan karedok. Jawa
mempercayai penggunaan Tengah dengan rasa manis
tapel dapat bermanfaat untuk yang lebih disukai, seperti
mengurangi selulit dan gudeg. Jawa Timur yang khas
mengecilkan perut. rasa pedasnya, seperti rujak
cingur dan tahu campur.
Pertumbuhan manusia
Selain itu, di pulau lain,
di setiap waktu juga tidak
misalnya Kalimantan
akan lepas hubungannya
memiliki ciri rasa gurih, asam,
dengan penggunaan rempah.
dan pedas seperti soto banjar.
Rempah berkaitan erat dengan
kebutuhan makanan,
minuman, dan kesehatan.
Setelah tumbuh dewasa,
manusia tertarik untuk

58
Fajarsari (2017), komposisi
rempah kuliner ini dalam kajian
budaya dimaknai sebagai realitas
simbolis kehidupan masyarakat.
Selain itu, keempat belas jenis
rempah ini dapat diperhatikan
Rempah-rempah khas Indonesia sebagai relasi yang membuat
Sumber gambar: jaringan dalam cara mengikat
(https://kemenparekraf.go.id/ragam-ekon
omi-kreatif/Rempah_Rempah-Khas-Indo hubungan sosial. Hubungan
nesia-yang-Banyak-Diekspor)
tersebut berkaitan dengan
Hal yang perlu kedudukan masyarakat yang
diketahui juga terkait salah satu memiliki posisi mengakui
kuliner tradisional yang telah pemimpinnya dalam rangka
mendunia, yaitu rendang yang pengangkatan seorang datuk.
berasal dari Sumatera Barat. Pesta pengukuhan dan
Rendang menjadi sebuah kuliner pengakuan seseorang untuk
primadona dunia karena cita rasa menjadi datuk diselenggarakan
rempahnya yang kental dan kuat dengan ritual yang disebut
dengan penggunaan berbagai Bajamba Gadang atau pesta
bahan, seperti lada, merica, jahe, makan besar bersama masyarakat
laos, batang serai, cabe merah, Minangkabau.Kuliner turut
cabe rawit, kelapa, bawang menjadi salah satu sarana
merah, bawang putih, garam, komunikasi bahasa dengan
daun jeruk purut, daun salam, berlandaskan pada budaya
dan daun kunyit. Menurut masyarakat.

59
Di samping itu, bagian Budaya masyarakat
kuliner yang tidak akan lepas sekitar Borobudur dalam
dalam sebuah sajian pelengkap penggunaan rempah sebagai
adalah minuman. Minuman keberlangsungan hidup sudah
daerah saat ini mulai tergeser tertuang dalam relief
oleh produk-produk asing dengan Karmawibhangga. Relief ini
tren yang menarik perhatian berada di kaki candi, pada sisi
manusia dari berbagai kalangan timur, bidang J, panil nomor 19.
usia. Akan tetapi, masih ada Pada sisi kanan relief
sebagian masyarakat yang digambarkan beberapa orang
menjadikan minuman rempah yang merawat orang yang sedang
sebagai tradisi dalam sakit. Laki-laki yang sakit
kehidupannya. Salah satu tersebut menunjukkan posisi
minuman rempah tersebut adalah duduk dengan bagian kepala,
Wedang Rempah Borobudur. tangan, badan, dan kaki sedang
Minuman tradisional ini dipijit oleh beberapa orang yang
berbahan baku daun cengkeh, merawatnya. Beberapa orang di
daun pala, kapulaga, jahe kering, sekitar orang sakit tersebut
secang, ranting cengkeh, dan digambarkan sedang
gula kristal. Bahan baku rempah membawakan minuman,
tersebut diambil dari hasil panen makanan, dan mungkin juga
masyarakat di sekitar Borobudur. obat-obatan. Pada sisi kanan
Adapun manfaat meminum relief ini adalah cerminan dari
wedang rempah ini adalah untuk kebaikan yang diterima di
meningkatkan imunitas tubuh. kemudian hari karena merawat

60
orang yang sakit. Kebaikan sebagai detoksifikasi, relaksasi
tersebut digambarkan dengan sendi dan otot, serta
orang berstatus sosial tinggi yang memperlancar saraf dan
terlihat dari caranya peredaran darah.
berpakaiannya. Adapun orang di
Berikutnya, kematian
sekitarnya adalah para kerabat
merupakan tonggak untuk
dan saudara yang selalu siap
mencapai kehidupan abadi yang
membantunya.
paling agung. Daur hidup
Penggambaran makna manusia yang terakhir ini
dalam relief Candi Borobudur menjadi proses kembalinya
tersebut menjadi refleksi budaya manusia kepada sang Pencipta.
kehidupan masyarakat sekitar, Perawatan dan pemuliaan
khususnya dalam pengobatan jenazah menjadi budaya
tradisional. Borobudur Spiritual masyarakat di Indonesia, salah
Healing (BSH) merupakan salah satunya melalui tradisi
satu pengobatan tradisional mengawetkan mayat suku Toraja
rempah yang berlandaskan ajaran di Sulawesi Selatan. Apabila
budaya Jawa. Pengobatan seseorang meninggal, jenazahnya
rempah ini memiliki komposisi tidak langsung dimakamkan
dari bermacam rempah, yaitu sehingga disemayamkan terlebih
rempah jahe, serai, kencur, dan dahulu selama berbulan-bulan
kunir. Rempah tersebut bahkan bertahun-tahun. Menurut
digunakan untuk perendaman Embon (2019), upacara kematian
bagian tubuh seperti kaki dan atau upacara rambu solo
tangan. Kegiatan ini bermanfaat merupakan upacara pemakaman

61
secara adat yang mewajibkan kepercayaan, baik secara spiritual
keluarga almarhum membuat maupun ilmiah. Oleh karena itu,
sebuah pesta sebagai tanda hal ini menjadi bukti bahwa
penghormatan terakhir pada kekuatan rempah di Indonesia
mendiang yang telah pergi. masih terjaga hingga sekarang.
Dalam tradisi ini, terdapat
Budaya kehidupan
penggunaan rempah-rempah dan
masyarakat di berbagai daerah
daun-daun khusus yang
tetap dipertahankan, namun tidak
digosokan ke sekujur jenazah.
lepas juga dari beberapa
Akan tetapi, banyak keluarga
pergeseran nilainya. Hal ini
yang memilih untuk
terjadi karena proses dinamis
menyuntikan formalin ke jenazah
yang mendukung diterimanya ide
di zaman yang semakin modern
baru dan ada yang masih
ini .
mempertahankan kestabilan
Adanya berbagai budaya sebelumnya. Perubahan
macam budaya rempah dalam budaya yang terjadi tersebut
daur hidup masyarakat di mengakibatkan destruksi
Indonesia merupakan bentuk nilai-nilai kepercayaan,
keutuhan bangsa dalam tradisional, pendidikan, tanggung
memaknai dan mengamalkan jawab, hingga proses
nilai-nilai luhur budaya nenek pembentukan cara baru yang
moyang. Dari berbagai budaya mampu menjadi pengaruh dari
tersebut terlihat bahwa perubahan sosial.
masyarakat masih
mempertahankan dan meyakini

62
Hasil kebudayaan dan dunia. Selain itu, jalur
seperti contoh di atas tidak akan rempah berkaitan erat dengan
bertahan hingga saat ini apabila pembangunan berkelanjutan
upaya pelestarian diberhentikan. untuk kesejahteraan bersama.
Nilai dan maknanya pun harus Warisan masa lampau akhirnya
tetap dipegang teguh oleh dapat dijadikan modal
masyarakat agar rempah menjadi pengembangan wilayah yang
hal istimewa dalam kehidupan. berbasis pembangunan dengan
Jalur rempah memiliki nilai pemanfaatan yang ditujukan
budaya yang isinya dijelaskan untuk sektor pariwisata,
bahwa rempah dilahirkan di gastronomi, fashion, dan
Nusantara dan membawa nilai biofarmaka.
pada gaya hidup untuk peradaban
Upaya rekonstruksi dan
dunia. Hal ini menyebabkan
revitalisasi perlu dipahami oleh
rempah bukan hanya sekadar
setiap elemen masyarakat agar
komoditas, melainkan juga nilai
pelaksanaannya dapat berjalan
budaya yang memiliki peluang
efektif dan efisien. Rekonstruksi
kekayaan sebagai biodiversitas,
merupakan pengembalian atau
kearifan lokal, makanan dan
penyusunan seperti semula,
kesehatan, kecantikan dan
sedangkan revitalisasi adalah
fashion, serta kebutuhan ritual.
proses penghidupan atau
Seiring dengan dinamika
penggiatan kembali. Meskipun
tersebut, jalur rempah turut
demikian, muncul tantangan
menjadi koneksi budaya bahari
dalam merekonstruksi dan
yang mempersatukan Nusantara
membangun narasi tentang jalur

63
pelayaran, sistem perdagangan, Pengunjung menikmati wedang rempah
di kedai Wedang Rempah ‘’Mbah Kung’’
pengelolaan cagar budaya, dan di Jalan Pedurungan Tengah IV nomor 9,
Pedurungan, Semarang
asimilasi budaya. Hal ini tidak
(Sumber gambar:
jarang ditemui oleh generasi https://www.ayosemarang.com/wisata/pr-
77771360/Wedang-Rempah-Kini-Digema
muda yang kurang tertarik ri-Kaum-Milenial)
tentang rempah dan
Beberapa upaya dapat
kebudayaannya. Sementara itu,
dilakukan untuk mengatasi
mereka justru lebih banyak
kendala yang terjadi dalam
mencari tentang gaya hidup barat
pelestarian kebudayaan. Pertama,
sebagai ajang bergengsi. Film
penggunaan kata kunci “generasi
dan drama dari negara lain lebih
milenial” sebagai media
menarik perhatian mereka
komunikasi saat ini. Dengan
dibandingkan menonton festival
kemajuan teknologi yang pesat,
produksi negeri sendiri. Selain
maka sangat mudah untuk
itu, beberapa kegiatan mengalami
menyebarkan berbagai informasi
kendala akibat pandemi yang
terkait warisan kebudayaan jalur
terjadi, meskipun ada alternatif
rempah. Hal ini tentunya dapat
lain menggunakan media online.
dimanfaatkan oleh kaum milenial
yang menguasai teknologi
dengan penggunaan media
sosialnya. Mereka dapat
membuat konten kreatif di
Instagram, YouTube, TikTok, dan
platform lainnya. Adapun
kontennya yang dihasilkan bukan

64
hanya video, melainkan juga oleh pemerintah sebagai
dapat berbentuk narasi atau pemangku kebijakan yang
tulisan. Bagi seseorang yang berusaha memajukan jalur
suka mengungkapkan pikiran rempah sebagai warisan dunia,
atau gagasan melalui tulisan, melainkan juga dari elemen
maka artikel online akan masyarakat. Hal ini dapat
membuatnya mudah. Selain itu, dilaksanakan, misalnya melalui
media podcast juga tidak kalah pendirian komunitas kebudayaan
menarik bagi seseorang yang yang aktif melakukan kegiatan,
gemar mendengarkan sekaligus baik konservasi maupun
melakukan kegiatan lain. Produk sosialisasi, tentang pentingnya
tersebut memudahkan content rempah bagi dunia. Selanjutnya,
creator apabila ingin berbagi ketika wawasan tentang rempah
pengetahuan melalui suara, sudah menyebar luas akan
namun kurang tertarik membuat banyak masyarakat
menunjukkan wajahnya. Oleh akan memiliki kesadaran untuk
karena itu, seseorang yang melestarikan rempah. Sementara
memiliki kemauan sesungguhnya itu, pemerintah sebagai
dapat menggunakan berbagai komponen penting negara harus
media agar dimanfaatkan sebagai mendukung berbagai kegiatan
sarana publikasi pelestarian. dengan bantuan, baik berupa
dukungan maupun dana
Kata kunci kedua dalam
operasional.
upaya pelestarian adalah “setiap
manusia memiliki peran”. Peran Di samping itu, tidak
tersebut tidak hanya dilakukan jauh dari bahasan kata kunci

65
kedua, maka kata kunci terakhir jika dilaksanakan dengan
dalam upaya pelestarian adalah evaluasi yang mampu
“cintai produk lokal Indonesia”. memberikan perbaikan di setiap
Masyarakat tentu dapat kegiatan penghidupan kembali
memprioritaskan rempah sebagai jalur rempah Nusantara.
komoditas untuk memenuhi
Daftar Pustaka
kebutuhan melalui kesadaran.
Hal ini dapat diwujudkan dengan Chahyanto, B. (2014). Bangle:
masyarakat yang saling Antara Kepercayaan dan
memberikan keuntungan untuk Fakta Ilmiah. Bogor: Pusat
meningkatkan perekonomian Studi Biofarmaka
negara. Pada akhirnya, ketiga LPPM-IPB.
kunci tersebut dirangkum dalam
sebuah solusi yang bernamakan Embon, D. (2019). Sistem Simbol

“Koran Cikal Indonesia”. Koran Dalam Upacara Adat

Cikal Indonesia merupakan Toraja Rambu Solo: Kajian

singkatan dari “Komunikasi Semiotik.Palu: FKIP

Milenial, Peran Setiap Manusia, Universitas Tadulako.

dan Cintai Produk Lokal


Fuadi, T. M. (2018). Pengobatan
Indonesia” sebagai ketiga kata
Tradisional Madeung Dan
kunci. Dengan demikian, upaya
Sale Pada Ibu Masa Nifas
ini diharapkan sesuai dengan
Dalam Masyarakat Aceh.
rekonstruksi dan revitalisasi jalur
Prosiding Seminar Nasional
rempah sebagai warisan dunia.
Biotik, 6(1), 614–620.
Selain itu, upaya ini akan sesuai

66
Marihandoso, D., dan Lokal. Jurnal Ilmiah
Kanumoyoso, B. (2016). Kesehatan, 15(4), 267–272.
Rempah, Jalur Rempah,
Harususilo, Y. E. (21 Juli 2020).
dan Dinamika Masyarakat
Dirjen Kebudayaan
Nusanatara. Jakarta:
Targertkan Tahun 2024
Direktorat Sejarah dan
“Jalur Rempah” Diakui
Jenderal Kebudayaan
Warisan Dunia.
Kemendikbud.
Kompas.com.
Pradjoko, D. dan Utomo, B. B. https://edukasi.kompas.com
(2013). Atlas /read/2020/07/21/14234677
Pelabuhan-Pelabuhan 1/dirjen-kebudayaan-tar
Bersejarah di Indonesia. getkan-tahun-2024-jalur-re
Jakarta: Direktorat Sejarah mpah-diakui-warisan-dunia
dan Nilai Budaya ?page=all

Sulaiman, A. A., dkk. (2018). Putri, R. H. (8 April 2020).


Membangkitkan Kejayaan Percaya pada Jamu dari
Rempah Nusantara. Jakarta: Dulu. Historia.id.
IAARD Press. https://historia.id/kuno/artic
les/percaya-pada-jamu-dari-
Widaryanti, R. (2020).
dulu-PNaOR/page/1
Pengetahuan dan
Penerimaan Terapi Septiawati, T. (6 Desember
Komplementer pada Ibu 2020). Perbedaan Jalur
Nifas Berbasis Kearifan Rempah dan Jaringan
dalam Perdagangan

67
Rempah. Jalur Rempah ud.go.id/perbedaan-jalur-da
Rempah Kemdikbudristek n-jaringan-dalam-perdagang
Republik Indonesia. an-rempah/
https://jalurrempah.kemdikb

68

Anda mungkin juga menyukai