Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITA AIRLANGGA

Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan


Masyarakat

PROPOSAL RENCANA KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGOLAHAN SAMPAH/LIMBAH RUMAH


TANGGA MENJADI BAHAN BERNILAI EKONOMI 2022

1.JUDUL PM

Penyuluhan metode demontrasi, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan


masyarakat dalam menangani sampah rumah tangga menjadi barang yang lebih
bernilai jual /ekonomi

Lama Kegiatan
(Tahun), Jumlah
Bidang Fokus Kategori Penugasan Skema
keterlibatan
Mahasiswa (Orang)
Program
Manajemen Pengabdian Kepada 1 Tahun (2022)
Kemitraan
Limbah Masyarakat (Swadaya) 1
Masyarakat

2. IDENTITAS PENGUSUL
Perguruan
Fakultas dan
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID
Program Studi
Institusi
Soehartini Kesehatan
Toemiran Universitas Masyarakat,
Mahasiswa 102114353011
Airlangga Kesehatan
Pengusul Lingkungan

DR. LILIS
SULISTYORINI, Kesehatan
Ir. M.Kes Universitas Masyarakat, Dosen Pengampu
Airlangga Kesehatan dan Pedamping
Anggota Lingkungan
Pengusul
3.MITRA PENGABDIAN MASYARAKAT
Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama
dalam melaksanakan Pengabdian Masyarakat dan mitra sebagai sasaran Pengabdian
Masyarakat
Kategori Mitra, Tipe Mitra Mitra Dana
- Mitra Sasaran - - PerangkatDesa Tahun 1: Rp 000
Kelompok Masyarakat - Kelompok Peduli Lingkungan

4. KELUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Pada bagian ini, pengusul membagi keluaran, tahun capaian, dan status
pencapaiannya. keluaran Pengabdian Masyarakat yang dituju.
Keluaran
Tahun
Keluara Jenis Keluaran
n

Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Yang Bernilai Jual atau Bernilai


1
Ekonomi

5.ANGGARAN
Rencana Anggaran Biaya Pengabdian Masyarakat mengacu pada PMK yang berlaku
dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 42,670,000
Tahun 1 Total Rp. 42,670,000

Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

Bahan ATK Kertas Rim 4 400,000 1,600,000

Tinta
Bahan ATK Kotak 2 350,000 700,000
Printer/catridge

Bahan ATK Bolpoint/pinsil Kotak 3 20,000 60,000

Bahan ATK Printer Unit 1 800,000 800,000

Bahan ATK Pulsa telepon Rupiah 12 100,000 1,200,000

Bahan ATK Paket internet Rupiah 12 100,000 1,200,000

Bahan ATK Penjilidan Unit 10 50,000 500,000

Bahan ATK Plashdisk Psc 3 150,000 450,000


Bahan pelaksanaan
Bahan Modul/Notes/Pulpen Pcs 50 150,000 7,500,000
pengabdian

Bahan pelaksanaan
Bahan Spidol Pcs 5 12,000 60,000
pengabdian

Pengumpulan FGD persiapan


sewa ruangan Hari 1 250,000 250,000
Data pelaksanaan

Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

(Pelaksanaan
Pengabdian
Pengabdian)
Pengumpulan 350,000 1,050,000
Data HR Pembantu
honor mahasiswa Hari 3
(Pelaksanaan Pelaksana Pengabdian
Pengabdian)
Pengumpulan HR
Data Sekretariat/Administrasi honor staf
Hari 3 300,000 900,000
(Pelaksanaan pelaksanaan administrasi
Pengabdian) pengabdian
Pengumpulan
Data Honorarium
honor narasumber pertemuan 2 500,000 1,000,000
(Pelaksanaan narasumber
Pengabdian)
Pengumpulan
Data transport
Transport pertemuan 2 250,000 500,000
(Pelaksanaan narasumber
Pengabdian)
Pengumpulan
Data Uang harian rapat di
uang harian rapat pertemuan 12 250,000 3,000,000
(Pelaksanaan dalam kantor
Pengabdian)
Pengumpulan
Data Uang harian rapat di uang harian rapat di
pertemuan 3 500,000 1,500,000
(Pelaksanaan luar kantor luar kantor
Pengabdian)
Pengumpulan
Data biaya konsumen
Biaya konsumsi pertemuan 14 250,000 3,500,000
(Pelaksanaan rapat
Pengabdian)
Sewa Peralatan Pelaksanaan tempat pelaksanaan
Hari 4 1,500,000 6,000,000
Peralatan Pengabdian pengabdian

Sewa Obyek Pelaksanaan


tempat sampah Unit 4 300,000 1,200,000
Peralatan Pengabdian

transport
Sewa Transport Pelaksanaan
pelaksanaan Liter 3 300,000 900,000
Peralatan Pengabdian
pengabdian

Analisis Data HR
(Capaian Sekretariat/Administrasi
Paska Honor Hari 3 350,000 1,050,000
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pengabdian) Pengabdian
Analisis Data
(Capaian
Honorarium
Paska Honor Hari 3 500,000 1,500,000
Pelaksanaan narasumber
Pengabdian)
Analisis Data
(Capaian biaya konsumen
Biaya konsumsi rapat Hari 14 250,000 3,500,000
Paska rapat
Pelaksanaan
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

Pengabdian)
Pelaporan,
Luaran Wajib, uang harian rapat di uang harian rapat di
dan Luaran pertemuan 2 250,000 500,000
dalam kantor dalam kantor
Tambahan
Pelaporan,
Luaran Wajib, uang harian rapat di uang harian rapat di
dan Luaran pertemuan 2 500,000 1,000,000
luar kantor luar kantor
Tambahan
Pelaporan
Luaran Wajib, biaya konsumsi
dan Luaran Biaya konsumsi rapat pertemuan 1 500,000 500,000
rapat
Tambahan
Pelaporan
Luaran Wajib, Biaya pembuatan biaya pembuatan
dan Luaran dokumen 1 750,000 750,000
dokumen video dokumen video
Tambahan
RINGKASAN

Desa Waimital Kecamatan Kairatu berbatasan langsung dengan


Desa Kairatu dan Desa Uraur di sebelah Timur, Desa Rumberu
Kecamatan Inamosol di sebelah Utara, di sebelah Barat dan Desa
Hatusua dan Desa Waipiritdi sebelah Selatan. Desa waimital merupakan
salah satu Desa di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat
yang mempunyai luas sekitar 129,65 km 2. Desa Waimital Kecamatan
Kairatu memiliki 4 Wilauah Petuanan (Dusun). Dengan5 RW dan 11 RT
dan wilayah yang dekat dengan daerah Desa Waipirit areal pelabuhan
persinggahan dari 3 Kabupaten Besar di Propinsi Maluku.
Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya membuat lingkungan
menjadi bersih dan sehat, namun dapat pula meningkatkan perekonomian
masyarakat. Pada tahap awal, sampah harus dipisahkan menjadi sampah
organik dan non organik. Sampah organik dapat diolah sehingga
menghasilkan kompos dan pupuk cair yang juga dapat dikemas dan dijual
untuk petani dan masyarakat sekitar lingkungan untuk tanaman sebagai
pupuk organik.
Mitra dalam program pengabdian ini adalah kelompok peduli
lingkungan terutama sampah rumah tangga yang ada di sekitar tempat
pengabdian. Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh tim pengusul maka
tujuan yang akan dicapai adalah menWaimitalngkan kelompok masyarakat
yang mandiri secara ekonomi dengan memberikan keterampilan tentang
metode Takakura, bank sampah dan manajemen bank sampah,
memberikan pengetahuan tentang sampah organik yang ekonomis.
Sedangkan target khusus yang akan dicapai adalah kelompok peduli
lingkungan dan masyakat memiliki kemampuan dalam mengelola sampah
dengan baik dan bernilai ekonomis.
Adapun metode yang akan digunakan adalah dengan membuat teknik
demostrasi dan pelatihan dari tim serta narasumber yang ahli dalam hal
pengelolahan sampah/limbah menjadi barang yang bernilai jual, guna
memberikan keterampilan kepada mitra dan masyarakat untuk selanjutnya
di monitoring oleh tim pengusul sampai mitra dapat mengembangkan
dirinya sendiri.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. ANALISIS SITUASI
Limbah dari berbagai kegiatan masyarakat baik yang berasal dari rumah
tangga, industry maupun pasar seringkali menimbulkan berbagai pencemaran
lingkungan. Tempat yang padat penduduk seringkali dihadapkan pada
permasalahan sampah, diantaranya volume sampah yang melebihi kapasitas
daya tampung, manajemen pengelolaan sampah yang tidak efektif, seperti yang
terjadi di Desa Waimital Kec. Kairatu.
Secara geografis kawasan Desa Waimital Kec. Kairatu terletak pada koordinat -
3,331792 S 3°19”54,50196’ LS -128,348656 E 128 020’55,1706’ BT (BPS Kab.
SBB, 2020). Salah satu wilayah di Kecamatan Kairatu adalah kawasan Padat
penduduk yaitu Desa Waimital Kec. Kairatu. wilayah ini memiliki luas 4 RW
129,65 Ha (BPS Kab. Seram Bagian Barat, 2021).
Kepadatan pendudukan di wilayah ini semakin tinggi ketika Desa Waimital
Kec. Kairatu menjadi wilayah transit dari 3 Kabupaten karena semakin banyak
penduduk yang datang. Aktivitas masyarakat bisa dipastikan memberikan dampak
positif maupun negatif. Dampak positif yang langsung dapat dirasakan adalah
kehadiran mereka menggiatkan perekonomian masyarakat setempat sehingga
kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, sedangkan dampak negatifnya
adalah sampah yang terus bertambah.
Menurut Higgins (1989) dalam Djayadiningrat (1996), meminimalisasi
limbah dapat dilakukan dengan cara pengendalian bahan, memperbaiki
pelaksanaan house keeping, mengubah cara-cara produksi, penggantian bahan
dengan bahan yang kurang daya racunnya, mengurangi volume aliran air, dan
pemisahan limbah. Pengelolaan limbah dengan sampah hampir sama karena
limbah berasal dari sampah, hanya saja pengelolaan limbah lebih sulit karena
limbah sudah tercampur, sehingga sulit melakukan pemisahan antara sampah
yang masih bermanfaat dengan sampah yang tidak bermanfaat.
Kelurahan Desa Waimital Kec. Kairatu sebagai yang dekat dengan daerah
pelabuhan persinggahan dari 3 Kabupaten yang sering disebut dengan daerah
segitiga emas. Pada kenyataannya di Kelurahan Desa Waimital Kec. Kairatu
masih terdapat sampah yang belum dikelola dengan baik. Untuk menanggulangi
permasalahan sampah di Desa Waimital Kec. Kairatu, maka diperlukan
pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan dapat dimanfaatkan lebih
lanjut. Upaya ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga dengan program unggulan 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) diharapkan timbunan sampah dapat berkurang atau bahkan tidak tersisa
sama sekali yang sering diistilahkan zero waste system.
Sampah (refuse) didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan
atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, benda tersebut dihasilkan oleh
kegiatan manusia (Manik, 2009), seperti perindustrian, pertambangan, pertanian,
peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan dll. Sampah
merupakan masalah klasik untuk negara berkembang seperti Indonesia,
kepadatan penduduk yang tinggi dan aktivitas manusia yang makin berkembang
mengakibatkan jumlah sampah yang diproduksi juga meningkat dan bervariasi
(DKP, 2013). Secara umum pengelompokan sampah terdapat pada Gambar 1
(Cercimatek, 2016).
Sampah yang dihasilkan menyimpan potensi sumber daya apabila dapat
dikelola dengan baik. Sampah organik masih dapat digunakan untuk bahan baku
kompos. Menurut Crawford (2003) dalam Isroi (2004), kompos didefinisikan
sebagai hasil dekomposisi dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan
yang hangat, lembab dan aerobik atau anaerobik. Kompos adalah bahan organik
yang telah menjadi lapuk, seperti daundaun, jerami, alang-alang, rumput-
rumputan, batang jagung, sulur, cabang-cabang, serta kotoran hewan. Pada
lingkungan terbuka kotoran hewan serta sampah lainya lama kelamaan
membusuk karena kerjasama antara mikroorganisme dengan cuaca.

Gambar 1. Pengelompokan sampah/limbah

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan


mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Mikrobia
tersebut adalah bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik merupakan
bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran
hewan atau ternak dan sebagainya.
Pada proses pengomposan terjadi fermentasi atau perombakan bahan
organik menjadi komponen yang lebih sederhana dan mudah diserap oleh
tumbuhan. Selama proses pengomposan terjadi perubahan berat dan isi bahan-
bahannya yaitu pengurangan misalnya karena terjadi penguapan. Dalam
penguapan biasanya sebagian besar senyawa-senyawa zat arang hilang ke
udara (Sutejo dalam Roihana 2006). Kadar senyawa nitrogen meningkat dan
peningkatan ini akan tergantung pada perbandingan C/N bahan asalnya. Bahan
organik yang telah cukup lama mengalami pembusukan, maka seluruh
kandungan zat arangnya (karbon) akan habis terpakai oleh pernafasan jasad
renik. Dengan demikian perbandingan C/N semakin kecil dan akhirnya relatif
tetap yaitu kurang dari 20 (Sumarto dalam Roihana 2006).
Berdasarkan pengelompokan sampah pada Gambar 1, sampah anorganik
terdiri dari logam, kaca, kertas dan plastik, termasuk disini adalah kemasan dari
plastik. Sampah dari plastik maupun kertas sudah banyak yang dikelola dan
didaur ulang menjadi produk kertas daur ulang dan plastic daur ulang, demikian
pula untuk logam dapat didaur ulang melalui proses pelelehan. Selain dapat
didaur ulang sampah kaca, kertas dan plastik dapat digunakan sebagai bahan
baku untuk membuat bahan lain yang mempunyai nilai fungsional dan ekonomi
lebih tinggi. Kaca dapat dimanfaatkan untuk membuat silika sintetik (Sriatun dkk.,
2011), plastik dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak (Wahyudi dkk.,
2016).
Berdasarkan latar belakang dan analisis situasi yang telah diuraikan maka
diusulkan kegiatan pengabdian masyarakat untuk memberikan pemahaman dan
pengetahuan kepada masyarakat Desa Waimital Kec. Kairatu mengenai
pengelolaan sampah baik sampah organik maupun anorganik yang berasal dari
rumah tangga. Dengan pengetahuan ini diharapkan masalah sampah di daerah
Desa Waimital Kec. Kairatu menjadi berkurang serta diharapkan masyarakat
Desa Waimital Kec. Kairatu dapat menangkap peluang usaha dari sampah
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

1.2. TINJAUAN PUSTAKA


Limbah merupakan bahan buangan atau bekas yang berbentuk cair, gas,
dan padat. Seringkali limbah mengandung bahan kimia yang sulit untuk
dihilangkan bahkan didegradasi, sehingga menjadikannya berbahaya. Limbah
rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh satu atau
beberapa rumah rumah. Berdasarkan jenisnya limbah rumah tangga
dikelompokkan menjadi sampah, air limbah dan kotoran yang dihasilkan manusia.
Sedangkan berdasarkan klasifikasinya dapat dibedakan menjadi:
1. Limbah Organik, segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C).
Contohnya limbah dari mahluk hidup: air seni, kotoran manusia & hewan,
dan sisa makanan atau sayuran.
2. Limbah Anorganik, limbah yang tidak dapat atau sulit terurai atau busuk
secara alami oleh mikro organisme pengurai, tidak mengandung unsur
karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan
almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga) dan kaca.
Tingginya aktivitas masyarakat dalam hal ini warga Desa Waimital Kec. Kairatu
mengakibatkan semakin menumpuknya jumlah sampah di lingkungan ini.
Jika hal ini tidak ditangani dengan baik maka dapat menimbulkan dampak yang
tidak diinginkan. Adapun dampak terdapatnya limbah rumah tangga adalah
sebagai berikut:
1. Dampak dari pembuangan limbah organik yang mengandung protein
akan menghasilkan bau yang tidak sedap (lebih busuk).
2. Dampak dalam kesehatan: dapat menyebabkan dan menimbulkan
penyakit, seperti penyakit diare, kolera, penyakit jamur, sampah
beracun. Penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat.
3. Eutrofikasi yaitu perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi
ledakan jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat
cahaya untuk fotosintesis.
4. Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya kendaraan, penggunaan
listrik berlebihan serta buangan industri dapat memberikan efek
peningkatan kadar keasaman laut. Peningkatan CO2 tentu dapat
berakibat buruk bagi manusia terkait dengan kesehatan pernapasan,
Salah satu fungsi laut adalah sebagai penyerap dan penetral CO2
terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfer meningkat maka laut juga
menyerap lebih banyak CO2 yang mengakibatkan meningkatnya
derajat keasaman laut. Hal ini mempengaruhi kemampuan karang dan
hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang. Jika hal ini
berlangsung secara terus menerus maka hewan-hewan tersebut
punah dalam jangka waktu yang dekat.
5. Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak
hewan yang hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena
kesalahan, Karena tidak jarang plastik yang terdapat di laut tampak
seperti makanan bagi hewan laut.
1.3. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat di daerah Desa Waimital Kec.
Kairatu adalah belum adanya pengelolaan dan pengolahan sampah yang
dilakukan secara aktif dan mandiri oleh keluarga/rumah tangga.

1.4 . TUJUAN
Meningkatan pengetahuan serta pemahaman cara mengelola dan mengolah
sampah rumah tangga menjadi bahan-bahan yang mempunyai nilai ekonomi.

1.5. TARGET LUARAN


Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini
adalah Peningkatan pengetahuan serta pemahaman cara mengelola dan
mengolah sampah rumah tangga menjadi bahan lain sperti kertas daur ulang,
pupuk cair, katalis dan sebagainya.

Tahap Pengabdian Masyarakat :

PELATIHAN TAHAP I PELATIHAN TAHAP II


RAPAT KOORDINASI
• Mendata permasalahan, • Teknik Demonstrasi
• Rapat Koordinasi Tim • Pengajaran secara teori • Daur Ulang
• Rapat Koordinasi • Manajemen
Sampah sampah /Limbah
sampah
Dengan Mitra

TRANSFER IPTEK
SUKSES EVALUASI
1. Menghasilkan PROGRAM
sampah yang
bernilai jual/ekonomi

JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Rapat rencana kerja tim perguruan tinggi
2. Rapat rencana kerja tim pelaksana dan mitra
3. Pelatihan Metode Demosntrasi
4. Pelatihan Daur Ulang Sampah/Limbah
5. Pelatihan Manajemen Sampah/Limbah
Pembentukan kerjasama mitra dengan
6.
masyarakat
7. Pembinaan kelompok
8. Evaluasi Program
9. Seminar hasil dan aplikasi produk
10. Penulisan dan pembuatan laporan
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA PENGUSUL

Nama Soehartini Toemiran

NIM 102114353011

E-mail suhar.toem84@gmail.com

B. ANGGOTA PENGUSUL

Nama DR. Lilis Sulistyorini, Ir., M.Kes

NIDN/NIP 196603311991032002

Pangkat/Jabatan - /Dosen Pengampu/Pendamping

E-mail L.sulistyorini@fkm.unair.ac.id

Anda mungkin juga menyukai