Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyusun laporan kerja praktik dengan judul “Evaluasi Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) di Area Pabrik Indarung V Sebagai Salah Satu
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Bagi
Pekerja PT Semen Padang Indarung” dengan sebaik-baiknya.
Laporan kerja praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan mata kuliah kerja praktik di Program Studi Teknik Lingkungan
Insitut Teknologi Sumatera. Selama pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan
laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan, dukungan, dan saran yang bermanfaat
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak (Alm.) Prof., Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc (Eng)., Ph.D., IPU selaku Rektor
Institut Teknologi Sumatera.
2. Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini selaku Ketua Jurusan Teknologi Infrastrukur dan
Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera.
3. Ibu Dr. Ir. Endang Setyawati, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan Institut Teknologi Sumatera.
4. Bapak Alfian Zurfi, S.T., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang turut
membimbing dalam menyelesaikan laporan.
5. Bapak Nurwan selaku Staff K3 PT Semen Padang yang dengan baik hati
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan.
6. Bapak Robby Handaya selaku Pembimbing Lapangan yang turut
mendampingi, membimbing dan membantu mencari data untuk penyusunan
laporan.
7. Seluruh pegawai dan karyawan PT Semen Padang Indarung yang telah
membantu selama mengikuti kerja praktik dan pengumpulan data untuk
penulisan laporan.
8. Kedua teman kelompok saya yaitu Muhammad Dhanny Artu Gustilyra dan
Muhammad Rizaldy Razaq yang turut membantu saya sebelum hingga
sesudah kerja praktik berlangsung.
Penulis
Oleh
Menyetujui,
Tabel 6.1 Laporan Pengambilan APD Indarung V PT Semen Padang Bulan April ........ 51
Tabel 6.2 Laporan Pengambilan APD Indarung V PT Semen Padang Bulan Juni .......... 52
Tabel 6.3 Laporan Pengambilan APD Indarung V PT Semen Padang Bulan Juli ........... 54
Visi dari Program Studi Teknik Lingkungan yaitu menjadi Program Studi Teknik
Lingkungan yang unggul, berkualitas dan berprestasi secara nasional maupun
internasional dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
memajukan wilayah Sumatera khususnya dan mendukung pembangunan negara.
Visi dan Misi Program Studi Teknik Lingkungan tersebut mempunyai beberapa
tujuan yaitu menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi positif dalam
masyarakat keilmuan, keprofesian, dan pembangunan bangsa serta mampu
berkiprah pada tingkat lokal, nasional, dan internasional. Selain tujuan, program
studi ini mempunyai beberapa sasaran yaitu memiliki integritas, kedisiplinan, rasa
Setiap aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan kimia yang
melalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbeda-
beda yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumber-
sumber bahaya akibat dari aktivitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan
aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu
diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal.
Definisi K3 yang disampaikan oleh ILO berbeda dengan yang disampaikan oleh
Occupational Safety Health Administrasi (OSHA). Pengertian K3 menurut OSHA,
kesehatan dan keselamatan kerja adalah aplikasi ilmu dalam mempelajari risiko
keselamatan manusia dan properti baik dalam industri maupun bukan industri.
Kesehatan keselamatan kerja merupakan mulitidispilin ilmu yang terdiri atas fisika,
kimia, biologi dan ilmu perilaku dengan aplikasi pada manufaktur, transportasi,
penanganan material bahaya (Sujoso, 2012).
Terdapat dua perbedaan pengertian keselamatan dan kesehatan (K3) dari WHO-
ILO dengan OSHA. Pertama, pendekatan yang dilakukan WHO-ILO mengarah
pada perlindungan kesehatan masyarakat pekerja melalui upaya promotif, prefentif,
kuratif dan rehabilitasi. Sehingga sasaran dari K3 menurut WHO-ILO adalah
pekerja. Sedangkan OSHA lebih menekankan pada pengendalian lingkungan kerja
fisik, kimia, biologi dan ergonomi psikologi yang dapat mengganggu status
kesehatan dan keselamatan pekerja. OSHA menargetkan K3 pada lingkungan kerja.
Perbedaan yang kedua adalah WHO-ILO menekankan pada kesehatan kerja
sedangkan OSHA pada keselamatan kerja. Namun demikian perlu digarisbawahi,
bahwa masalah K3 tidak bisa dipisahkan antara masalah kesehatan atau
keselamatan, karena keduanya saling berkaitan.
Secara ringkasnya K3 merupakan salah satu bagian dari kesehatan masyarakat yang
melakukan upaya preventif atau pencegahan terhadap timbulnya penyakit akibat
Pasal 27 Ayat 2 Undang-undang Dasar tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan
3. Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Keselamatan Ketenagalistrikan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berperan penting dalam menjamin adanya
perlindungan terhadap pekerja atau tenaga kerja. Perlindungan terhadap tenaga
kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama (Sujoso, 2012).
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari risiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan.
Dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah rangkaian usaha dan
upaya menciptakan suasana kerja yang aman dari risiko kecelakaan kecelakaan baik
fisik, mental maupun emosional sehingga memberikan perlindungan kepada tenaga
kerja, yang menyangkut aspek keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja,
perlakuan sesuai martabat manusia dan moral agama. Dengan demikian, tenaga
kerja secara aman dapat melakukan pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja
dan produktivitas kerja sehingga para tenaga kerja harus memperoleh jaminan
perlindungan keselamatan dan kesehatannya di dalam setiap pelaksanaan
pekerjaannya sehari-hari.
Kesehatan kerja merupakan suatu hal penting dan perlu diperhatikan oleh pihak
pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para pekerja secara material, karena pekerja akan lebih jarang
absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan pekerja akan mampu bekerja lebih lama. Istilah kesehatan
dan keselamatan kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis
pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika
suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif,
Kesehatan Kerja juga merupakan salah satu spesialisasi dalam ilmu kesehatan dan
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajad
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit
umumnya.
Kecelakaan Kerja merupakan insiden yang dapat menyebabkan cedera, dan juga
bisa terjadi kematian, sedangkan Keadaan Darurat merupakan keadaan yang begitu
sulit yang diduga memerlukan penanganan segera agar tidak terjadi kecelakaan dan
juga insiden. Ada pula Near Miss, yaitu insiden yang tidak menimbulkan cedera,
penyakit yang terdapat ditempat kerja, dan juga kematian.
Perbedaan antara kecelakaan, insiden, dan near miss yaitu kecelakaan akan
menyebabkan kerugian yang didapat oleh orang yang mendapatkannya. Kecelakaan
ini bisa terjadi pada apa saja termasuk pada setiap orang. Kerugian melibatkan
terjadinya kecelakaan pada manusia seperti contohnya luka berat, patah tulang,
kematian dan lain sebagainya yang sering menjadi perhatian setiap orang. Lalu
kerugian dapat juga menimpa apa saja selain manusia yang melakukannya seperti
contohnya kekayaan, kerusakan peralatan, kehilangan waktu pada saat bekerja,
Kejadian penyakit akibat bekerja merupakan hasil dari serangkaian kejadian yang
terjadi. Kecelakaan itu tidak terjadi oleh satu sebab, tapi terjadi karena banyak hal
yang membuatnya terjadi dalam kejadian itu, kecelakaan dapat dibagi sebagai
penyebab langsung dimana dirinya sangat dekat hubungannya dengan kejadian
kecelakaan, penyebab tidak langsung dan ada juga penyebab dasar yang akan
terjadi.
Bahaya adalah sumber yang sangat berpengaruh yang bisa menyebabkan terjadinya
kerusakan seperti cedera, sakit, dan kerusakan pada lingkungan. Bahaya merupakan
suatu karakteristik yang menjadi satu dan bisa juga disebut dengan melekatnya
semua dan berkumpul pada suatu bahan, peralatan atau kondisi.
Definisi kecelakaan dan insiden yang memiliki banyak sumber pengertiannya, dan
juga terdapat banyak sekali definisinya. Definisi yang akan menjelaskan tentang
kecelakaan, yaitu:
a) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dapat terduga dan diduga oleh
seseorang yang mengalaminya yang sering berakibat cedera dan juga
kerugian lainnya yang terjadi pada dirinya.
b) Kejadian yang tidak bisa direncanakan oleh setiap orang yang
melakukannya, kejadian yang diluar kendali oleh setiap manusia yang juga
bisa terjadi cedera, kerusakan, dan bahkan kerugian lain yang ia dapat
sekalipun.
c) Kejadian yang memang tidak diharapkan oleh semua manusia apalagi yang
begitu menyiksa dirinya yang membuat ia kesusahan untuk bergerak.
Kecelakaan dibedakan dengan insiden, perbedaan dari keduanya itu terdapat pada
ada atau tidaknya kerugian. Kecelakaan selalu disertai dengan timbulnya kerugian,
dan sedangkan insiden tidak adanya kerugian yang didapat oleh manusia.
Insiden ialah mirip dengan kecelakaan, namun bedanya adalah insiden ini tidak
disertai dengan adanya kerugian yang termasuk kedalam kategori insiden itu yang
contohnya seperti near miss dan kejadian yang berbahaya bagi setiap manusia.
• Helm Safety
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari
paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran
listrik. Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan
lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi pemakainya. Di
Produksi Elektronika, Topi pelindung biasanya digunakan oleh Teknisi
Mesin dan Petugas Gudang.
• Kacamata Pelindung
Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata
dari bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi
sinar yang menyilaukan serta percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung
terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat
melindungi mata dari bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-
partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan. Biasanya
dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki
Komponen.
2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada
muka. Dengan Safety Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya
percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan loncatan benda tajam.
Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.
• Masker
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat
pernafasan seperti Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder,
debu dan bau bahan kimia yang ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain
atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses menyolder.
2. Alat Pelindung Badan
Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari
percikan bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan
Parameter Teknik
Data Primer
1. Kelengkapan alat pelindung Observasi ke lapangan dan wawancara
diri (APD)
Data Sekunder
1. Jumlah Karyawan Meminta dokumen pada perusahaan
2. Jumlah APD
Logo itu hanya berumur 3 tahun karena pada 1913 dibuat sebuah logo baru, meski
bentuk bulat dengan dua garis lingkaran dan kata-katanya tetap dipertahankan.
Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV. Nah, ini yang menarik, ada gambar
seekor kerbau jantan dalam lingkaran kecil tampak sedang berdiri menghadap ke
Logo itu diubah lagi pada 1928. Kata Nederlandsch Indische diubah menjadi
Padang. Jadi, tulisan di antara kedua lingkaran tersebut adalah N.V. Padang
Portland Cement Maatschapij. Di bagian bawahnya tertulis Pabrik di Indarung
Dekat Padang, Sumatera Tengah, yang ditulis dengan huruf yang lebih kecil.
Telah muncul bahasa Melayu, setelah Sumpah Pemuda pada 1928. Dalam
lingkaran kecil, selain gambar kerbau, terdapat gambar seorang laki-laki yang
sedang berdiri di depan sebelah kanan kerbau sambil memegang tali kerbaunya.
Ada pula gambar sebuah rumah adat, kelihatan hanya dua gonjongnya, di
belakang sebelah kanan kerbau. Panorama di latar belakang ditambah dengan
lukisan Gunung Merapi, lambang sumarak ranah Minang. Gambar kerbau tetap
ditampilkan mendominasi di lingkaran kecil tersebut.
Logo PT Semen Padang diperbarui lagi pada 1970. Dua lingkaran dihilangkan,
sehingga tulisan Padang Portland Cement Indonesia dibuat melingkar sekaligus
menjadi pembatasnya. Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja dengan
posisi menghadap ke depan. Di atas kepala kerbau dibuat pula gambar
Pada 1 Juli 2012, PT Semen Padang kembali melakukan perubahan logo. Pada
perubahan kali ini, PT Semen Padang tidak melakukan perubahan yang bersifat
fundamental karena brand perusahaan tertua di Indonesia ini dinilai sudah kuat.
Pergantian ini dilakukan dengan pertimbangan, logo yang dipakai sebelumnya
memiliki ciri, tanduk kerbau kecil dan complicated (rumit). Mata kerbau kelihatan
old (tua), gonjong dominan, dan telinga terlihat off position. Pada logo baru
disempurnakan menjadi, tanduk kerbau menjadi besar dan kokoh/melindungi,
mata kelihatan tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana (crown) , dan telinga pada
posisi “on” (selalu mendengar).
Logo baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh (identitas semen),
universal (tidak kedaerahan), lebih simpel (mudah diingat/memorable), dan lebih
konsisten (aplicable dalam ukuran terkecil).
IV.5 Produksi
Aktivitas produksi PT Semen Padang dimulai dari proses penambangan bahan baku
sampai proses produksi semen. Total kapasitas produksi PT Semen Padang adalah
8.900.000 ton/tahun dengan rincian sebagai berikut :
Pabrik Indarung II : 860.000 Ton/Tahun (Proses Kering)
Pabrik Indarung III : 720.000 Ton/Tahun (Proses Kering)
Pabrik Indarung IV : 1.920.000 Ton/Tahun (Proses Kering)
Pabrik Indarung V : 3.000.000 Ton/Tahun (Proses Kering)
Karena Unit K3 di PT Semen Padang terletak dibagian Unit SHE, maka PT Semen
Padang juga memiliki struktur organisasi keselataman dan kesehatan kerja (K3)
atau struktur organisasi Unit SHE, SHE sendiri merupakan singkatan dari Security,
Health, and Environment. Struktur organisasi Unit SHE PT Semen Padang dapat
dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut.
Lalu sebanyak 42 orang pekerja merupakan pegawai yang bekerja pada Area Kiln
– Coal Mill yang terdiri dari, 5 orang sebagai Kaur Shift dan Harian Kiln - Coal
Mill, 1 orang sebagai Operator Harian Kiln – Coal Mill, 4 orang sebagai Operator
CCR Kiln – Cooler, 4 orang sebagai Operator Coal Mill – ESP, 4 Orang sebagai
Dilanjut dengan sebanyak 32 orang pekerja, yang juga merupakan pegawai yang
bekerja pada Area Raw Mill. 32 orang tersebut terdiri dari 1 orang sebagai Kaur
Harian Raw Mill, 1 orang sebagai Operator Harian Raw Mill, 4 orang sebagai
Operator CCR Raw Mill, 4 orang sebagai Operator Lapangan Raw Mill, 4 orang
sebagai Helper LS Storage, 4 orang sebagai Helper SS/IS Storage, 4 orang sebagai
Helper Clay Storage, 4 orang sebagai Helper Raw Mill 1, 4 orang sebagai Helper
Raw Mill 2, 4 orang sebagai Helper Clay Intake, dan 4 Orang sebagai Helper Clay
Transport To Storage.
PT Semen Padang telah membentuk panitia pengurus K3 (P2K3) dan juga sudah
memiliki 65 orang ahli K3 umum. Pada proses pelaksanaan kegiatan K3 di PT
Semen Padang belum terlaksana dengan baik, karna masih di temukan pelanggaran
terhadap pelaksanaan K3 di lapangan. Meski telah di terapkan sistem reward dan
punishment dan dari hasil evaluasi yang dilakukan, nyatanya menurunkan angka
kecelakaan kerja, di temukan penurunan 5 angka kecelakaan kerja dari angka
kecelakaan kerja tahun tahun sebelumnya.
KONDISI EKSISTING
PT Semen Padang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri bahan
bangunan khususnyanya dalam produksi semen. Berbicara mengenai produksi
semen yang ada di Indonesia, PT Semen Padang merupakan salah satu perusahaan
semen di Indonesia dan juga menjadi salah satu produsen semen terbesar di Asia
Tenggara yang menyokong akan bahan bangunan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia bahkan Asia Tenggara dalam penggunaan semen dalam
keperluan pembagunan.
Setelah melakukan kerja praktik selama kurun waktu 1 (satu) bulan, penulis dapat
mengetahui kebijakan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di PT Semen Padang.
Berdasarkan komitmen direksi perusahaan mengenai sistem manajemen
keselamatan kesehatan kerja (SMK3) pada penggunaan APD karyawan PT Semen
Padang yaitu saat tiap karyawan yang telah diterima kerja pada PT Semen Padang
maka perusahaan ini akan memberikan perlengkapan khusus untuk setiap karyawan
dan juga setiap karyawan yang memasuki kawasan pabrik saat jam masuk kerja
pagi hari maka seluruh karyawan di wajibkan melewati Post 2 atau gerbang masuk
area pabrik, dan dilakukan inspeksi Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup ketat
saat masuk area pabrik dapat meminimalisir bahaya kecelakaan kerja karena tidak
ada yang lebih berharga dari jiwa manusia.
Pekerjaan di area pabrik memiliki banyak risiko bahaya seperti tertimpa benda jatuh,
menghirup udara berbahaya, tertimpa alat berat, dan lain lain. Oleh sebab itu ada
beberapa program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
terkhusus perlengkapan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) di PT Semen
Padang bagi setiap pekerjanya. Dari beberapa kebijakan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja inilah diharapkan dapat meminimalisir risiko
bahaya, dan kecelakaan di lingkungan kerja, akan dijabarkan sebagai berikut.
Setiap pagi di gerbang masuk kawasan pabrik, selalu ada inspeksi penggunaan APD.
Bagi pekerja yang tidak lengkap dalam menggunakan APD, tidak diperkenankan
memasuki kawasan pabrik. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
pencegahan kecelakaan kerja yang akan terjadi di seluruh kawasan pabrik PT Semen
Padang.
1. Safety Helmet
Safety helmet biasa digunakan sebagai alat pelindung kepala dari benda
yang bisa mencederai kepala secara langsung, digunakan oleh semua
orang yang akan memasuki area pabrik, khususnya area produksi.
3. Safety Glasses
Safety glasses biasa digunakan untuk melindungi mata dari resiko terpapar
objek atau benda asing yang dapat mengakibatkan cedera pada mata dan
berakibat pada gangguan penglihatan.
6. Seragam Kerja
Seragam kerja digunakan untuk tanda pengenal para pekerja PT Semen
Padang, dan berfungsi juga untuk pelindung diri di lapangan.
7. Ear Plug
Ear plug adalah alat yang digunakan untuk menyumbat telinga dengan
tujuan untuk melindungi dan mengurangi tingkat kebisingan yang masuk
kedalam telinga. Alat ini mampu menurunkan intensitas suara yang masuk
kedalam telinga hingga 30dB.
8. Earmuff
Tidak jauh berbeda dengan ear plug, earmuff juga merupakan alat yang
digunakan untuk menyumbat telinga dengan tujuan melindungi dan
mengurangi tingkat kebisingan yang masuk kedalam telinga. Alat ini
9. Masker
Masker biasa digunakan untuk melindungi saluran pernafasan dari resiko
terpapar objek atau benda asing yang dapat mengakibatkan cedera pada
indera penciuman dan berakibat pada gangguan pernafasan.
Merupakan obat-obatan untuk pertolongan pertama jika terjadi luka luka pada
pekerja, yang berfungsi untuk mengobati sementara pada luka yang terjadi akibat
kecelakaan.
PEMBAHASAN
VI.1 Hasil Pengamatan Umum
PT Semen Padang merupakan anak perusahaan dari PT Semen Indonesia dalam
penjualan bahan bangunan ke pelanggan-pelanggan tetap yang telah terdata sebagai
pelanggan PT Semen Padang di sekitar wilayah pulau Sumatera, jawa, bahkan
untuk pasar Internasional. Dalam melakukan penjaminan keselamatan bagi
karyawan, PT Semen Padang juga telah sesuai dengan Pasal 27 Ayat 2 Undang-
undang Dasar tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pasal 12 undang-undang
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Permenakertrans
No. Per: 01/Men/1981 yang berisi Pasal 4 ayat (3) menyebutkan keharusan
pengurus menyediakan secara cuma-cuma APD yang diharuskan penggunaanya
oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk mencegah Penyakit
Akibat Kerja (PAK). Kewajiban dan hak tenaga kerja yaitu salah satunya memakai
alat-alat pelindung diri yang diwajibkan.
Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT Semen Padang pada para
pekerja diantaranya yaitu identifikasi bahaya, pengendalian bahaya, dan juga
pembuatan berita acara/investigasi kecelakaan dan sistem pelaporan. Ada beberapa
program kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang telah dilaksanakan di
PT Semen Padang seperti, sosialsasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
pelatihan K3 (belum merata), dan pemberian jaminan kesehatan.
Alat pelindung diri (APD) yang disediakan di PT Semen Padang sudah sesuai
standar yang diatur oleh Departemen Tenaga Kerja, mulai dari pelindung kepala
sampai pelindung kaki disediakan untuk keamanan pekerja saat bekerja.
Perusahaan sangat menyadari tentang pentingnya menyediakan APD yang sesuai
kebutuhan pekerjanya, yang berfungsi disamping untuk keselamatan pekerja juga
dapat meningkatkan produktifitas kerja. Selain itu, pengendalian bahaya dengan
menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan Bab 10 Pasal 14 Undang-
PT Semen Padang telah sesuai dengan Permenakertrans No.8 Tahun 2010 tentang
Alat Pelindung Diri (APD) Pasal 2, pengusaha dan/atau pengurus wajib
menyediakan APD bagi seluruh pekerja atau buruh di tempat kerja. APD yang
disediakan juga harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar
yang berlaku dan APD wajib diberikan pengusaha secara cuma-cuma. PT Semen
Padang telah membuat catatan mengenai pada setiap karyawan telah diberikan APD
dengan sesuai kebutuhan dari setiap karyawannya.
Tabel 6.1 Laporan Pengambilan APD Indarung V PT Semen Padang Bulan April
Tabel 6.2 Laporan Pengambilan APD Indarung V PT Semen Padang Bulan Juni
Tabel 6.3 Laporan Pengambilan APD Indarung V PT Semen Padang Bulan Juli
Berdasarkan gambar data diatas dapat dilihat bahwa PT Semen Padang telah
berupaya dalam memenuhi kebutuhan APD sesuai Bab 10 Pasal 14 Undang-undang
No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Faktor kenyamanan merupakan salah satu alasan paling besar dalam penggunaan
APD di PT Semen Padang, berdasarkan hasil wawancara, beberapa pekerja
menjawab bahwa mereka kurang nyaman dengan penggunaan APD karena
dianggap dapat mempersulit dalam pekerjaan mereka atau memperlambat gerakan
mereka dalam bekerja, tetapi sebagian besar dari para pekerja mengerti dan
mencoba mematuhi penggunaan APD semaksimal mungkin karna mereka tau
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran dalam
penggunaan alat pelindung diri (APD) sudah cukup baik, tetapi masih ada sebagian
kecil yang masih tidak patuh dengan alasan beberapa faktor yaitu seperti faktor
kenyamanan dan kesadaran diri sendiri tentang pentingnya dalam penggunaan APD
saat bekerja.
Dalam penggunaan APD pada karyawan sesuai fakta dilapangan sudah banyak
pekerja yang mematuhi dalam penggunaan APD, walaupun masih ada yang
melanggar, tetapi dari pihak perusahaan sudah memberikan APD sesuai dengan
kebutuhan para karyawannya PT Semen Padang telah sesuai dengan Bab 10 Pasal
14 Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu memberikan
APD secara cuma-cuma kepada karyawannya, dan APD yang diberikan perusahaan
kepada setiap karyawannya telah sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI)
dan peraturan undang-undang tentang ketenagakerjaan.
VII.2 Saran
Berikut saran yang dapat diberikan untuk evalusi penggunaan alat pelindung diri
(APD) sebagai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) di PT Semen Padang.