Anda di halaman 1dari 9

1.

Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan budaya yang khas nan beragam, termasuk di Kabupaten Ogan Ilir. Sebagai
Kabupaten baru dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan tingkat strata kehidupan yang berbeda, maka pemerintah melakukan berbagai upaya untuk
mensejahterakan masyarakat. Upaya tersebut adalah dengan membantu melalui kegiatan yang mampu menumbuhkan Industri Kecil Menengah di kabupaten
Ogan Ilir. Salah satu kegiatan industri kecil yang menjadi ciri khas Ogan Ilir adalah industri kain tenun. Kabupaten Ogan Ilir memiliki banyak jenis kain
tenun dengan motif yang beragam. Salah satunya yang cukup terkenal di kalangan masyarakat, yaitu Kain Gebeng. Kain Gebeng merupakan kain sarung
yang hingga kini keberadaannya masih tetap eksis dan memiliki banyak peminat. Meskipun saat ini banyak sekali merek sarung ternama yang bermunculan
di pasaran, pesona kain gebeng tetap diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Melayu dan Sumatera Selatan.
Di Kabupaten Ogan Ilir, sentra kerajinan kain gebeng terdapat di Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu. Kerajinan kain gebeng sendiri
merupakan usaha busana tradisional yang diwariskan secara turun-temurun, dengan tetap menjaga kualitas aslinya. Terdapat beberapa macam jenis kain
gebeng yang hingga kini menjadi primadona, yakni diantaranya serampang dua belas, pucuk rebung, mato pirik, tujuh motif, dan lain-lain. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk tetap dapat mempertahankan eksistensi dari Kain Gebeng di tengah arus globalisasi dan persaingan pasar adalah dengan
melakukan inovasi. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan pewarnaan berbahan alami. Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang
diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dahulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada
zat warna sintetis, seperti akar mengkudu sebagai sumber warna coklat kekuningan. Pada daftar FDA, pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong
dalam uncertified color additives karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi. Pewarnaan alami produksi tenun Gebeng dapat memberikan
pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat tentang bagaimana meningkatkan produk kain tenun yang bernilai jual tinggi sekaligus mampu memberikan
variasi motif dan corak warna. Inovasi dengan menggabungkan kain gebeng dan pewarnaan alami dipilih karena memiliki banyak keunggulan, yaitu Kain
Gebeng sudah menjadi produk khas Daerah, Pewarnaan Alami lebih ramah lingkungan,Bahan baku pembuatan kain dan pewarnaan alami tersedia di
masyarakat dan Masih jarang ditemui pengrajin yang menggabungkan kain gebeng dengan pewarnaan alami.

2. Tujuan dan Manfaat


1. Memperkenalkan produk khas Ogan Ilir, khususnya kain Gebeng, kepada Masyarakat di luar Wilayah Ogan Ilir.
2. Meningkatkan nilai jual Kain Gebeng
3. Menambah minat masyarakat terhadap produk yang menggunakan pewarnaan alami.
3. Spesifikasi Teknis Produk Inovasi

No. Spesifikasi Teknis Uraian


1 Spesifikasi Umum Benda Uji :
Bahan Benang : Benang Sutera
Bahan Pewarna Alami : Tumbuh-Tumbuhan yang terdiri dari bagian daun, akar, kulit batang hingga serabut.
2. Peralatan dan Peralatan : Bahan bahan :
Bahan 1) Panci Besar (15 L) 1) Benang sutra
2) Kompor dan Gas 2) Air 15 Liter
3) Saringan 3) Secang (1 kg)
4) Baskom 4) Sabut Kelapa (1 kg)
5) Ember 5) Akar mengkudu (1 kg)
6) Kayu pengaduk 6) Daun Kangkung (1 kg)
7) Kayu penjemur 7) Daun Jati (1 kg)
8) Gayung
9) Ulakan yang akan dipergunakan membuat lonsen dari benang pakan hasil pewarnaan alami
3. Uji Mutu - Kain Gebeng dengan pewarnaan alami menghasilkan aroma yang lebih alami dan tidak menyengat seperti pewarna
sintesis
- Limbah yang dihasilkan jauh lebih sedikit
- Tekstur kain yang dihasilkan menjadi lebih lembut.
- Warna yang dihasilkan tidak terlalu mencolok
- Proses pewarnaan tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal sehingga dapat dikatakan efektif dan efisien.
- Kain yang dihasilkan memiliki daya tahan terhadap pencucian yang baik sehingga memiliki kriteria tahan lebih lama.

4. Proses Pembuatan / Pelaksanaan Inovasi


Adapun Peralatan dan bahan kelengkapan yang digunakan untuk pewarnaan alami terdiri dari :
a. Peralatan : 4) Setelah air sedikit dingin tambahkan soda kue, tawas, kapur sirih,
1. Panci Besar (15 L) garam kedalam air.
2. Kompor dan Gas 5) Masukan benang dan diamkan selama 24 jam
3. Saringan 6) Setelah 24 jam benang diangkat dan dicuci bersih menggunakan
4. Baskom diterjen sampai benang tidak mengeluarkan busa lagi
5. Ember 7) Kemudian benang dianginkan ditempat yang tidak terkena sinar
6. Kayu pengaduk matahari secara langsung
7. Kayu penjemur d. Bahan bahan yang Harus disiapkan Untuk Pewarnaan Alami :
8. Gayung 1. Benang sutra
9. Ulakan yang akan dipergunakan untuk membuat lonsen dari 2. Air 15 Liter
benang pakan hasil pewarnaan alami 3. Secang (1 kg)
b. Bahan bahan yang Harus disiapkan Untuk Perebusan Pertama 4. Sabut Kelapa (1 kg)
(Pencucian benang) 5. Akar mengkudu (1 kg)
1) Benang sutra 6. Daun Kangkung (1 kg)
2) Air 15 Liter 7. Daun Jati (1 kg)
3) Soda kue (1/2 sendok teh) e. Proses Pewarnaan Alami Benang sutra :
4) Tawas (seujung kuku) 1) Siapkan kompor dan panci ukuran besar
5) Kapur sirih (seujung kuku) 2) Masak air sebanyak 15 liter tambahkan bahan untuk warna alami
6) Garam (1/2 sendok teh) (Secang, Sabut kelapa, Akar mengkudu, daun kangkung, daun jati)
7) Diterjen (1/2 sendok teh) 3) Setelah 2 jam angkat dan dinginkan
c. Proses Pembersihan Benang : 4) Setelah air sedikit dingin air disaring sampai bersih dan pindahkan
1) Siapkan kompor dan panci ukuran besar kedalam baskom
2) Masak air sebanyak 15 liter selama 2 jam sampai mendidih 5) Tambahkan tunjung (penguat warna) atau kapur sirih
3) Setelah 2 jam angkat dan dinginkan 6) Masukan benang yang sudah dicuci kedalam baskom
7) Diamkan selama 24 jam
8) Setelah 24 jam angkat, diperas sedikit dan dianginkan dengan e. Memiliki peluang pasar ekspor
menggunakan kayu penjemur dibawah tempat yang tidak terkena f. Mengangkat Budaya Lokal / Daerah
sinar matahari secara langsung. g. Motif kain masih belum banyak tersedia di pasar (Motif tidak
9) Setelah benang kering benang siap untuk dijadikan pakan. pasaran)
5. Keunikan Inovasi 6. Bahan Baku yang Digunakan
Inovasi Kain Gebeng dengan pewarnaan alami menyimpan banyak Selain kain Gebeng yang diproses dengan cara ditenun tradisional
keunikan, diantaranya sebagai berikut : menggunakan Dayan, bahan-bahan alami yang sering digunakan untuk
a. Produk inovasi ini masih jarang dilakukan di masyarakat membuat pewarnaan alami diperoleh dari tumbuhan yang terdiri dari
b. Produk ramah lingkungan sehingga tidak akan berdampak pada bagian daun, akar, kulit batang hingga serabut.
pencemaran Liingkungan
c. Limbah Produksi yang dihasilkan jauh lebih sedikit.
d. Produk Hand Made dengan tetap menjaga kualitas dan kekhasan
produk. Tumbuhan yang acap kali digunakan untuk pewarnaan alami, yaitu :
No. Asal Tanaman Warna
1. Daun Alpukat Cokelat muda
Nila/indigofera Biru
Kangkung Rawa Hijau kelabu
Jati Cokelat kemerahan
Randu Abu-abu
2. Kulit batang Mahoni Cokelat tua
Nangka Kuning
Secang Merah
Soga (tingi, jambal, tegeran) Cokelat
3. Kulit akar Kunyit Oranye dan kuning
Pace/mengkudu Merah dan kuning
4. Buah Pinang/jambe Cokelat
Sabut Kelapa Cokelat Muda
Senggani Ungu
5. Bunga Kembang telang Biru dan ungu
Pacar air Kuning kehijauan
Srigading Kuning gading
Sepatu Merah dan ungu
6. Biji Durian Cokelat dan abu-abu
Jalawe Hitam
Kesumba/biksa Merah dan oranye
7. Aplikasi Inovasi dan Hasilnya
Dekranasda berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Ogan Ilir, telah melakukan Pelatihan
Keterampilan Teknis Pemanfaatan Bahan Alam dalam Mendukung Pengembangan UMKM Eco Fashion Berbasis Tenun, untuk 30 orang pengrajin
tenun gebeng pada tanggal 23 - 25 Juni 2021. Di Pelatihan tersebut, peserta diberikan pengetahuan dan melakukan praktik secara langsung bagaimana
menggunakan pewarnaan alami yang baik dan sesuai prosedur. Beberapa pengrajin kain tenun gebeng yang telah mengaplikasikan hasil penelitian
tersebut mengakui bahwa dengan menggunakan pewarnaan alami, nilai jual kain gebeng tersebut meningkat dibandingkan hanya dengan menggunakan
pewarnaan sintesis. Tak hanya itu, pewarnaan alami juga terbukti mengurangi limbah produksi.
8. Prospek Inovasi
Inovasi Kain Gebeng dengan Pewarnaan alami ini tentunya memiliki prospek ekonomi untuk jangka panjang, yakni melalui peluang pasar
ekspor. Produsen memiliki kesempatan besar untuk menjual produknya ke luar daerah dan bahkan ke luar negeri. Sebab, di luar negeri, khususnya di
Benua Eropa dan Amerika, masih sedikit produsen yang membuat kain atau produk menggunakan pewarna alami. Hal tersebut tentu dapat dijadikan
peluang usaha yang menjanjikan bagi para pengrajin untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya, yaitu dengan memanfaatkan platform digital.
Inovasi ini tidak hanya berguna di masa kini, tetapi juga dapat digunakan dan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Inovasi ini
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan produk lokal dengan tetap selaras mengikuti kemajuan zaman dan selera pasar.
9. Anggaran yang diperlukan untuk Inovasi
Perkiraan/Estimasi Anggaran yang diperlukan untuk keperluan Inovasi Kain Gebeng dengan Pewarnaan Alami adalah sebagai berikut :
No Uraian Estimasi Anggaran
.
1 Pendataan Potensi Bahan Baku Pewarnaan Rp. 5.000.000,-
2 Uji Mutu Produk Rp. 2.500.000,-
3 Proses Produksi Rp. 10.000.000,-
10. Lampiran foto-Foto Inovasi dan Video

Anda mungkin juga menyukai