Anda di halaman 1dari 3

Pengertian dari teks eksposisi adalah sebuah bentuk tulisan yang menjelaskan atau menguraikan

suatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun pengetahuan pembaca tanpa bermaksud
memengaruhi. Bisa dibilang tujuan teks eksposisi ini adalah cara bagi penulis menyampaikan apa
yang ingin disampaikan dari sudut pandang tertentu. Teks ini juga bisa berbentuk sebuah retorika
yang dimanfaatkan dalam menyampaikan uraian ilmu pengetahuan dan menjawab berbagai
pertanyaan. Teks-teks dalam buku pelajaran atau ensiklopedi termasuk ke dalam jenis teks ini. Selain
itu, beberapa contoh teks jenis ini adalah berita, esai, prosedur, dan laporan. Teks ini merupakan
salah satu bentuk karangan yang memiliki sifat non-fiksi, karena setiap isi dari paragraf yang ada di
dalam teks ini akan berisi fakta dan data yang akurat serta benar-benar bisa dibuktikan.

Struktur Teks Eksposisi

1. Tesis 

Pernyataan pendapat atau tesis adalah bagian yang berfungsi untuk mengenalkan isu, masalah,
gagasan utama, atau pandangan penulis secara umum yang kemudian akan dibahas dalam teks.
Sebelumnya penulis sudah harus menentukan tujuan dari teks eksposisi.

2. Rangkaian Argumen

Setelah tesis, teks akan diikuti dengan rangkaian argumen, yaitu fakta-fakta yang memperkuat
argumen. Pada bagian inilah peran data sebagai penguat argumen menjadi penting. Setiap argumen
harus bisa dibuktikan.

3. Penegasan Ulang

Terakhir, teks ditutup dengan penegasan ulang berupa simpulan dan saran dari pembahasan secara
keseluruhan.

Kaidah Kebahasaan

Teks eksposisi memiliki ciri-ciri kebahasaan tersendiri. Umumnya menggunakan kata-kata


yang lugas dan bermakna denotasi. Artinya, teks ini tidak menggunakan kata-kata kiasan yang
memberikan penambahan arti pada makna dasarnya.

Selain itu, teks ini juga menggunakan kata-kata teknis atau istilah-istilah yang berhubungan dengan
topik utama teks. Bentuk kata konjungsi kausalitas seperti sebab-akibat juga sering digunakan,
contohnya kata ‘jika’, ‘maka’, ‘sebab’, ‘disebabkan’, dan ‘dengan demikian’. Teks ini juga banyak
menggunakan kata konjungsi temporal atau perbandingan.

Kata kerja mental seperti memperhatikan, mengamati, dan menyimpulkan tidak jarang juga
ditemukan dalam teks ini. Ada juga penggunaan kata kerja rujukan dan kata-kata persuasif di
dalamnya.

Kata-kata afiksasi dan kalimat aktif transitif juga menjadi kaidah kebahasaan yang sering dijumpai
dalam jenis teks yang satu ini. Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan cara menambahkan
afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Beberapa
contoh afiks adalah sebagai berikut.

•Prefiks: ber-, men-, di-, per-, pe-, ke-, ter-, dan se-

•Infiks: -er-, -el-, dan -em-

•Sufiks: -kan, -i, -an, -nya, -man, -wan, -wati, -nda, dan -Anda

•Konfiks: per-an, ke-an, dan ber-an.

Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang memerlukan objek. Ciri-cirinya adalah memiliki objek
dan dapat diubah menjadi kalimat pasif. Umumnya, kalimat tersebut menggunakan kata-kata
berimbuhan me- dan memper-.

CONTOH TEKS EKSPOSISI

Sampah, yang dipandang sebagai barang yang tidak berguna, bisa dijadikan sumber pendapatan
apabila dikelola dengan baik. Sampah merupakan sumber daya yang dapat diolah menjadi barang
bernilai ekonomi.

Apa yang telah dilakukan warga Pasar Ciputat, Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat
berhasil mengolah sampah dengan peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian
dengan pemerintah daerah.

Contoh lain yaitu kegiatan yang dilakukan warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga serta pengurus RW
setempat melakukan pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur atau sampah rumah tangga
diubah menjadi kompos dan pupuk cair. Sampah yang diolah adalah sampah basah langsung oleh
warga. Langkah yang dilakukan dengan sosialisasi kepada warga agar memisahkan sampah basah
dan kering. Hasil kompos yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan
sekitarnya. Di samping itu, hasil kompos dijual ke instansi pemerintah dan swasta di lingkungan
setempat. Produksi kompos dari sampah lingkungan bisa memberi kegiatan bagi warga dan
pemasukan yang positif. Termasuk juga produksi pupuk cair bisa dirasakan untuk menyuburkan
tanah warga.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas dari keterlibatan
warga masyarakat. Masyarakat harus diajari memilah sampah organik dan anorganik. Peranan
pemerintah diperlukan di dalam masalah sosialisasi dan pembudayaannya. Bagaimana pun masih
banyak warga yang belum tahu cara mengumpulkan dan mengolah sampah yang mereka hasilkan.

Dalam mengolah sampah diperlukan suatu teknologi. Biaya penyediaan teknologi pengolahan
sampah tersebut tidak sebanding dengan keharusan pemerintah untuk menyiapkan dana ratusan
miliar tiap tahunnya untuk perbaikan jalan gara-gara sampah. Apabila pemerintah berhasil
menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan teknologi pengolahan sampah, biaya dapat lebih
ditekan. Peran swasta juga dapat dilibatkan di dalam penyaluran dan pembelian produk-produknya.
Usaha tersebut tentunya akan lebih ringan lagi.

Anda mungkin juga menyukai