Anda di halaman 1dari 25

Lampiran : SK-DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK

Nomor : 15.g /KEP/III.6/B/2015


Tertanggal : 4 Juli2015
Tentang : Panduan Diet RS Muhammadiyah Gresik RS Muhammadiyah Gresik

BAB I
DEFINISI

Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan


makanan, gizi, sosial, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi yang optimal secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan
pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/lingkungan.latar belakang praktek
pelayanan.Dietetik berkembang mengikuti pesatnya perkembangan ilmu kedokteran, ilmu gizi
serta ilmu lain yang terkait. Mutu makanan dan diet yang tepat merupakan salah satu
parameter untuk menilai baik buruknya pelayanan di rumah sakit. Disamping itu
pemberian diet yang tepat mempercepat penyembuhan sehingga dapat mengurangi hari rawat
yang menguntungkan pasien maupun rumah sakit.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup terapi diet terdiri dari:

1. Makanan biasa

2. Makanan lunak

3. Makanan saring

4. Makanan cair

5. Makanan khusus

2
BAB III

TATA LAKSANA

A. STANDAR MAKANAN UMUM

1. Makanan Biasa

Diberikan pada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan
penyakitnya, makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna dan tidak merangsang saluran
cerna

 Bentuk makanan : Nasi (NS)


 Makanan yang tidak dianjurkan : makanan yang merangsang, seperti makanan yang
berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang mengandung
alkohol

2. Makanan Lunak

Diberikan pada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan
kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan. Serta sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan lunak.

 Bentuk makanan : Nasi Tim (NT), Bubur Kasar (BK), Bubur Halus (BH)
 Makanan yang dianjurkan : sumber karbohidrat yang ditim/dibubur/direbus, lauk
hewani dan nabati yang diolah dengan cara selain digoreng, sayuran rendah serat,
buah yang dihaluskan atau dijus
 Makanan yang tidak dianjurkan : nasi digoreng, ketan, ubi, singkong, tales, lauk
yang digoreng, sayur dan buah yang tinggi serat, bumbu yang merangsang (cabe,
merica), teh/kopi kental, minuman bersoda, snack dan kue yang terlalu manis ataupun
terlalu gurih

3. Makanan Saring

Diberikan pada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, keadaan mual muntah, dan
sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna

 Bentuk makanan : makanan lunak Bubur Halus yang diblender/disaring dengan lauk
dan sayur
 Makanan yang dianjurkan : sumber karbohidrat yang ditim/dibubur/direbus, lauk
hewani dan nabati yang diolah dengan cara selain digoreng, sayuran rendah serat,
buah yang dihaluskan atau dijus, teh kopi encer

3
 Makanan yang tidak dianjurkan : nasi digoreng, ketan, ubi, singkong, tales, lauk
yang digoreng, sayur dan buah yang tinggi serat, bumbu yang merangsang (cabe,
merica), teh kopi kental, minuman bersoda

4. Makanan Cair

a. Makanan Cair Jernih

 Diberikan pada pasien pra dan pasca operasi tertentu, keadaan mual muntah, dan
sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna
 Bentuk makanan yang boleh diberikan : teh, sari buah, sirup, air gula, kaldu jernih

b. Makanan Cair Penuh

 Diberikan pada pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan, atau
mencernakan makanan padat, missal pada operasi mulut atau tenggorokan, dan atau
pada kesadaran menurun. Makanan ini dapat diberikan melalui oral, NGT, dan
bolus/drip (tetes)
 Bentuk makanan : FRS (Formula Rumah Sakit)dan FK (Formula Komersial)

a. Formula Rumah Sakit (FRS) :dengan bahan susu, telur ayam, gula pasir, tepung
beras, air
b. Formula Komersial (FK), antara lain :

No Jenis FK Indikasi Pemberian


1. Peptisol Untuk pasien dengan diet Tinggi
Protein
2. Dianeral/Diabetasol Untuk pasien dengan Diabetes
Mellitus
3. Nephrisol Untuk pasien dengan gangguan
fungsi
ginjal
4. Hepatosol Untuk pasien dengan gangguan
fungsi
Hati
5. Prenagen/Mom&Me Untuk pasien wanita hamil /
menyusui

4
c. Makanan Cair Kental
 Diberikan pada pasien yang tidak mampu mengunyah dan menelan, sertapada
penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan structural
atau motorik pada rongga mulut
 Bentuk makanan : mempunyai konsistensi kental/semi padat pada suhu kamar
yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan, seperti :
kentang pure, jus buah, pudding, susu
 Bahan makanan yang dianjurkan :

- Sumber KH : kentang, gelatin, tapioka dibuat pudding

- Sumber protein : susu, es krim, yoghurt, telur ayam, tahu giling

- Sumber lemak : margarine, mentega

- Sayuran : sayuran di buat jus dan dikentalkan dengan gelatin

- Buah-buahan : buah dibuat jus : jeli, pure

- Bumbu : bawang merah, garam, gula, kecap

B. STANDAR MAKANAN KHUSUS

1. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)

 Diberikan kepada pasien :


- Kurang Energi Protein (KEP)
- Sebelum dan sesudah operasi tertentu, multi trauma, serta selama radioterapi
dan kemoterapi
- Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi
- Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan protein
meningkat
 Bentuk makanan : Nasi ditambah Bahan makanan sumber protein tinggi seperti
susu, telur, atau daging
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan : makanan yang dimasak dengan banyak
minyak atau kelapa/santan kental, bumbu yang tajam.

2. Diet Rendah Energi

 Diberikan pada pasien dengan IMT >25 kg/m


 Bentuk makanan : makanan biasa dengan tinggi serat, kurangi karbohidrat
sederhana, dan rendah lemak
 Makanan yang dianjurkan :

5
- karbohidrat kompleks (nasi, jagung, dll)
- lauk yang rendah lemak dan diolah dengan selain digoreng dan tanpa santan
kental
- sayuran yang tinggi serat dan diolah tanpa banyak minyak dan santan kental
- buah diutamakan yang tinggi serat
- minyak tak jenuh ganda (minyak jagung, minyak kedelai, dll)yang tidak
digunakan untuk menggoreng
 Makanan yang tidak dianjurkan :
- Karbohidrat sederhana (gula, sirup, kue manis)
- Daging berlemak, yang diolah dengan santan kental, susu full cream,
gorengan
- Sayuran yang rendah serat dan yang dimasak dengan santan kental

3. Diet Rendah garam

 Diberikan pada pasien dengan edema dan/atau asites


 Bentuk makanan : disesuaikan dengan kondisi pasien, pengolahan dengan
menggunakan garam khusus (Lososa)
 Makanan yang dianjurkan :
- Daging maksimal 100 gram sehari, telur maksimal 1 butir sehari
- Semua makanan yang diolah tanpa garam dapur dan soda
- Sayuran dan buah yang segar, tidak diawetkan
- Minyak goreng, margarine, dan mentega tanpa garam
 Makanan yang tidak dianjurkan :
- Roti, biscuit,dan kue-kue yang dimasak pakai garam dapur/baking
powder/soda
- Lauk hewani yang diawetkan dengan garam dapur, daging yang berlemak
- Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur
- Minuman ringan (soft drink)
- Bumbu-bumbu : garam dapur, kecap, terasi, magi, tomato ketchup, petis,
tauco

4. Diet tinggi serat

 Diberikan pada pasien dengan konstipasi kronis dan penyakit divertikulosis


 Bentuk makanan : makanan biasa dengan tinggi serat alami (buah dan sayur)

Makanan yang dianjurkan :

 Beras tumbuk/merah, havermout, roti gandum utuh

6
 Kacang-kacangan yang dikonsomsi dengan kulit arinya (kacang hijau, kacang
tanah, dll)
 Sayuran tinggi serat (daun singkong, daun kacang panjang, daun papaya,
brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang panjang, buncis, ketimun)
 Buah tinggi serat (jeruk dimakan sama selaputnya, mangga, salak, pisang, papaya,
sirsak, apel, anggur, belimbing, pir, jambu biji)
 Makanan yang tidak dianjurkan : makanan yang rendah serat

5. Diet Rendah Sisa

 Diberikan pada pasien dengan diare berat, peradangan saluran cerna akut,
diverticulitis akut, obstipasi spastic, penyumbatan sebagian saluran cerna,
hemoroid berat, serta diet pra dan pasca bedah.
 Bentuk makanan : disaring/diblender, cincang atau lunak
 Makanan yang dianjurkan :
- Beras, roti, kentang, biscuit, tepung-tepungan diolah sesuai dengan dietnya
- Daging yang empuk atau digiling, telor ceplok air, susu maks 2 gelas
perhari
- Tahu tempe ditim, direbus, dikukus, susu kedelai
- Sayuran rendah serat
- Sari buah
 Makanan yang tidak dianjurkan :
- Beras ketan, jagung, ubi-ubian, kue yang terlalu manis
- Daging berserat kasar, lauk hewani yang diawetkan
- Sayuran yang berserat tinggi
- Buah-buahan yang dimakan sama kulitnya
- Kopi, teh kental, susu
- Bumbu yang merangsang

6. Diet Pra Bedah

Sesuai dengan jenis dan sifat pembedahan, diet pra bedah diberikan dengan indikasi
sbb :

 Prabedah darurat atau cito

Sebelum pembedahan tidak diberikan diet tertentu

 Prabedah berencana atau elektif


a) Prabedah minor atau kecil elektif, seperti tonsilektomi tidak membutuhkan
diet khusus. Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pada

7
psien yang akan menjalani apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomy, dsb
diberikan diet rendah sisa 1 hari sebelumnya
b) Prabedah mayor atau besar elektif, seperti :
 Prabedah besar saluran cerna diberikan diet rendah sisa selama 4-5 hari, dengan
tahapan :
- Hari ke-4 sebelum pembedahan diberi makanan lunak
- Hari ke-3 sebelum pembedahan diberi makanan saring
- Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberi formula enteral rendah sisa
 Prabedah besar diluar saluran cerna diberi formula enteral rendah sisa selama 2-3
hari. Pemberian makanan terakhir pada prabedah besar dilakukan 12-18 jam
sebelum pembedahan, sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.
 Bentuk makanan : makanan lunak, saring, atau cair
 Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan : dapat dilihat pada mak lunak,
saring, dan cair

7. Diet Pasca Bedah


 Diet Pasca Bedah I
- Diberikan kepada semua pasien pasca bedah :
- Pasca bedah kecil : setelah sadar atau rasa mual hilang
- Pasca bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
sudah mulai bekerja
- Cara memberikan makanan : selama 6 jam setelah pembedahan, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan
cair jernih
 Diet Pasca Bedah II
- Diberikan pada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari diet pasca bedah I
- Cara memberikan makanan : diberikan dalam bentuk cair kental, berupa
kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali
sehari selama pasien tidak tidur
- Makanan yang tidak diperbolehkan : air jeruk dan minuman yang
mengandung karbon dioksida
 Diet Pasca Bedah III
- Cara memberikan makanan : makanan diberikan berupa makanan saring
ditambah susu dan biscuit.cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari.
- Makanan yang tidak dianjurkan : makanan dengan bumbu tajamdan
minuman yang mengandung karbon dioksida

8
 Diet Pasca Bedah IV
 Diberikan kepada :
- Pasien Pasca bedah kecil, setelah diet pasca bedah I
- Pasien pasca bedah besar, setelah diet pasca bedah III
 Cara memberikan makanan : makanan diberikan berupa makanan lunak
yang dibagi dalam 3 kali makan dan 1 kali makanan selingan
 Makanan yang tidak dianjurkan : makanan dengan bumbu tajam dan
minuman yang mengandung karbon dioksida

8. Diet luka bakar


 Jenis diet dan indikasi pemberian :
 Diet luka bakar I : diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air
Gula Garam Soda (AGGS) dan makanan cair penuh dengan pengaturan sebagai
berikut :
a. 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS dan makanan
cair penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip dengan kecepatan 50 ml/jam
b. 8-16 jam kemudian, jumlah energy per liter ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml
dengan kecepatan yang sama
c. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energy
ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit.diatas 24 jam
bila tidak ada keluhan, kecepatan pemberian makanan dinaikkan sampai dengan
100 ml/menit
d. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AGGS dan makanan cair penuh
diberikan dalam keadaan dingin.apabila muntah, pemberian makanan dihentikan
selama 2 jam
 Diet luka bakar II : sebagai perpindahan dari diet luka bakar I, yaitu diberikan
segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan makanan cair penuh
dengan nilai energy 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.
 Makanan yang dianjurkan : semua bahan makanan sumber energi dan protein seperti
susu, telur, daging, ayam, dan keju, serta gula pasir dan sirup
 Makanan yang tidak dianjurkan : bahan makanan hiperalergik seperti udang dll

9. Diet komplikasi kehamilan


 Diet Hiperemesis
Diet hiperemesis diberikan kepada pasien dengan hiperemesis. Makanan terdiri
dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-
buahan. Minuman tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1 -2 jam sesudahnya.

9
Jika mual muntah sudah mulai berkurang secara berangsur diberikan bahan
makanan bernilai gizi lebih tinggi sesuai kesanggupan pasien.
- Makanan yang dianjurkan: roti panggang, biscuit, krekers, buah segar, sari
buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh, kopi encer
- Makanan yang tidak dianjurkan : makanan yang merangsang saluran cerna
dan berbumbu tajam, Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan
mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan penyedap)
 Diet Pre eklampsia
Macam diet dan indikasi pemberian
- Diet pre eklampsia I : untuk pasien dengan pre eklampsia berat. makanan
diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan
diberikan 1500 per oral, sisanya diberikan secara parenteral
- Diet Pre eklampsia II : sebagai perpindahan dari diet pre eklampsia I atau
pasien dengan Pre eklampsia tidak terlalu berat. Makanan berbentuk saring atau
lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I
- Diet Pre eklampsia III : sebagai perpindahan dari diet pre eklampsia II atau
untuk pasien dengan pre eklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein
tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa

10. Diet penyakit saluran cerna atas


 Diet disfagia
- Diberikan pada pasien dengan keluhan kesulitan menelan
- Bentuk makanan : bisa diberikan melalui pipa dengan bentuk makanan cair
penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan dalam bentuk
makanan cair kental, saring, atau lunak
 Diet pasca hematemesis-melena
Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca
pendarahan. Makanan cair jernih diberikan 1-2 hari saja.
 Diet penyakit lambung
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis akut, ulkus peptikum,
pasca pendarahan, dan thypus abdominalis. Makanan diberikan dalam bentuk
saring, lunak atau sesuai dengan toleransi pasien.

11. Diet penyakit saluran cerna bawah


 Diet penyakit usus inflamatorik
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan makanan cair, lunak, biasa,
atau rendah sisa dengan modifikasi rendah laktosaatau menggunakan lemak
trigliserida rantai sedang (MCT)

10
 Diet penyakit divertikular
 Diet penyakit divertikulosis
Diberikan makanan tinggi serat dan tinggi cairan (2-2,5 liter/hari)
 Diet penyakit diverticulitis
- Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan makanan cair jernih, diet sisa
rendah I atau diet sisa rendah II dalam bentuk cair kental atau penuh, saring,
lunak, atau biasa
- Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil yang dapat
menumpuk dalam divertikular (misal : tomat, jambu biji, strawberry)
- Minum minimal 8 gelas/hari

12. Diet penyakit hati


 Jenis diet dan indikasi pemberian
 Diet hati I
Diberikan pada pasien dalam keadaan akut atau bila pre koma sudah dapat diatasi.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein
dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.
Bila ada asites cairan dibatasi dan diberikan diet rendah garam
 Diet hati II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati I dan jika pasien
mempunyai nafsu makan cukup. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Protein diberikan 1 g/kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan
energy total)
 Diet hati III
Sebagai perpindahan dari diet hati II atau kepada pasien hepatitis akut dan sirosis
yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak
menunjukkan gejala sirosis hati a ktif. Makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa tergantung kesanggupan pasien.
 Makanan yang dibatasi : sumber lemak yaitu semua makanan dan daging
yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang
menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun,
durian, nangka.
 Makanan yang tidak dianjurkan : makanan dan minuman yang mengandung
alcohol, teh atau kopi kental

11
13. Diet penyakit kandung empedu
 Jenis diet dan indikasi pemberian :
 Diet lemak rendah I
Diberikan pada pasien kolesistitis dan kolelitiasis dengan kolik akut.Makanan
yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis.
 Diet Lemak rendah II
Diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah teratasi dan perasaan mual
sudah berkurang atau kepada pasien penyakit saluran empedu kronis yang terlalu
gemuk. Makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak, atau biasa
 Diet Lemak rendah III
Diberikan pada pasien penyakit kandung empedu yang tidak terlalu gemuk
dan cukup mempunyai nafsu makan.makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa.
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan : semua makanan dan daging yang
mengandung lemak, gorengan, dan makanan yang menimbulkan gas seperti
ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, nangka.

14. Diet Diabetes mellitus


 Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet DM diberikan kepada penderita Diabetes Mellitus. Dalam melaksanakan diet
DM hendaknya mengikuti pedoman 3J (Jumlah, Jadwal dan Jenis). Jenis diet
berdasarkan buku “Hidup Sehat dan Bahagia bersama Diabetes Mellitus” yang
disusun oleh Prof.DR. Dr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD-KEMD ada
beberapa macam yaitu Diet B, diet B1, Diet B2, diet B3 dan Diet Be.
 Bahan makanan yang dianjurkan : sumber karbohidrat kompleks (nasi,
kentang, ubi, dll), sumber protein rendah lemak (ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
dll), sumber lemak dalam jumlah terbatas. Makanan diolah terutama dengan
cara dipanggang, dikukus, direbus, dibakar, dll
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan : gula suderhana (gula pasir, gula jawa, sirup,
kue manis,dll), makanan yang banyak lemak (cake, makanan siap saji, gorengan,
dll), makanan tinggi natrium (ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.
15. Diet dislipidemia
 Jenis diet dan indikasi pemberian :
- Tahap I : Mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi, digunakan
untuk yang baru menjalani diet dislipidemia.dengan komposisi lemak jenuh
<10%, lemak tak jenuh 10-15%, kolesterol <300 mg

12
- Tahap II : diet lanjutan yang diterapkan bagi yang sudah menjalani diet
dislipidemia tahap I, dengan komposisi lemak jenuh <7%, lemak tak jenuh 10-
15%, kolesterol <200 mg
 Makanan yang dianjurkan :
- beras tumbuk/beras merah, roti tinggi serat, kue buatan sendiri yang
menggunakan sedikit minyak.
- lauk hewani rendah lemak (ikan, ayam tanpa kulit, dll)
- tempe, tahu, dan kacang-kacangan
- sayur segar yang dimasak tanpa minyak, dengan sedikit minyak, atau
santan encer.
- Semua buah dalam bentuk segar atau dibuat jus
- Minyak tak jenuh (minyak jagung, kedelai, kacang tanah, dll)
 Makanan yang tidak dianjurkan :
- produk makanan jadi dan kue-kue yang berlemak
- daging berlemak, telur (dibatasi 3 btr/minggu), susu penuh, keju,dll
- lauk nabati yang diolah dengan digoreng atau santan kental
- buah yang diawetkan dengan gula(buah kaleng dan buah kering)
- minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kelapa, santan, lemak hewan.

16. Diet penyakit jantung


 ‘Jenis diet dan indikasi pemberian :
 Diet jantung I
Diberikan pada pasien penyakit jantung akut seperti IMA atau DC berat.
Diet berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat
menerimanya.
 Diet jantung II
Sebagai perpindahan dari diet jantung I atau bila fase akut sudah teratasi.
Bentuk makanan saring atau lunak. Bila disertai edema atau hipertensi

15. Diet dislipidemia

 Jenis diet dan indikasi pemberian :


- Tahap I : Mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi, digunakan untuk
yang baru menjalani diet dislipidemia.dengan komposisi lemak jenuh <10%,
lemak tak jenuh 10-15%, kolesterol <300 mg
- Tahap II : diet lanjutan yang diterapkan bagi yang sudah menjalani diet
dislipidemia tahap I, dengan komposisi lemak jenuh <7%, lemak tak jenuh 10-
15%, kolesterol <200 mg

13
 Makanan yang dianjurkan :
- beras tumbuk/beras merah, roti tinggi serat, kue buatan sendiri yang
menggunakan sedikit minyak.
- lauk hewani rendah lemak (ikan, ayam tanpa kulit, dll)
- tempe, tahu, dan kacang-kacangan
- sayur segar yang dimasak tanpa minyak, dengan sedikit minyak, atau
santan encer.
- Semua buah dalam bentuk segar atau dibuat jus
- Minyak tak jenuh (minyak jagung, kedelai, kacang tanah, dll)
 Makanan yang tidak dianjurkan :
- produk makanan jadi dan kue-kue yang berlemak
- daging berlemak, telur (dibatasi 3 btr/minggu), susu penuh, keju,dll
- lauk nabati yang diolah dengan digoreng atau santan kental
- buah yang diawetkan dengan gula(buah kaleng dan buah kering)
- minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kelapa, santan, lemak hewan.

16. Diet penyakit jantung

 Jenis diet dan indikasi pemberian :


 Diet jantung I
- Diberikan pada pasien penyakit jantung akut seperti IMA atau DC berat.
- Diet berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat
menerimanya.
 Diet jantung II
- Sebagai perpindahan dari diet jantung I atau bila fase akut sudah teratasi.
- Bentuk makanan saring atau lunak. Bila disertai edema atau hipertensi
diberikan diet jantung II RG (rendah garam).
 Diet jantung III
- Sebagai perpindahan dari diet jantung II atau untuk pasien jantung dengan
kondisi tidak terlalu berat.
- Bentuk makanan lunak atau biasa. bila ada edema/hipertensi diberikan diet
jantung III RG (rendah garam).
 Diet jantung IV
- Sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung
dengan keadaan ringan.
- Makanan diberikan dalam bentuk makanan biasa

14
 Makanan yang dianjurkan :
- Semua karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks yang tidak banyak
mengandunggas
- Daging rendah lemak, ikan, telur, susu rendah lemak
- Kacang dan hasil olahannya
- Sayuran yang tidak mengandung gas (bayam, kangkung, buncis, kacang
panjang, wortel,tomat, labu siam, tauge)
- Semua buah-buahan segar
- Minyak tak jenuh (minyak jagung,minyak kedelai) mentega dan santan
encer dalam jumlah terbatas
- Teh encer, coklat, sirup
- Bumbu yang tidak berbau tajam
 Makanan yang tidak dianjurkan :
- Makanan yang mengandung gas atau alkohol (ubi, singkong, tape
singkong, tape ketan)
- Daging berlemak, jerohan, keju, susu penuh
- Kacang yang mengandung lemak cukup tinggi : kacang tanah, kacang
mete, kacang bogor
- Semua sayur yang mengandung gas, seperti kol, sawi, nangka muda, dll
- Buah segar yang mengandung gas atau alcohol, seperti durian dan nangka
matang
- Minyak kelapa, minyak kelapa sawit, santan kental
- Bumbu yang tajam

17. Diet penyakit stroke

 Jenis diet dan indikasi pemberian


 Berdasarkan tahapannya diet stroke dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase akut (24-48 jam)

Diberikan makanan parenteral (NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral


(NGT). Perhitungan kebutuhan energi pada NPO total adalah AMB x 1 x
1,2 ; proten 1,5 g/kg BB, lemak maksimal 2,5 g/ kg BB, dekstrosa
maksimal 7 g/kg BB

b. Fase pemulihan

Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan
saring, makanan lunak, makanan biasa. Bila ada disfagia makanan diberikan
secara bertahap dengan gabungan NPO, per oral, dan NGT.

15
 Sesuai dengan fase penyakitnya, diet stroke dibagi menjadi 2 :
a. Diet stroke I

Diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada gangguan fungsi menelan.
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair
kental yang diberikan secara oral atau NGT sesuai dengan keadaan penyakit.

b. Diet stroke II

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet stroke I atau kepada pasien
pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi cair jernih dan
cair kental, saring, lunak, dan biasa.

 Bahan makanan yang dianjurkan :


- Semua sumber karbohidrat dan hasil olahannya yang tidak diolah dengan
garam dapur dan soda/ baking powder
- Daging yang tak berlemak,telur ayam, susu dalam jumlah terbatas
- Kacang dan hasil olahannya
- Sayuran serat sedang yang dimasak, seperti bayam, labu siam, wortel, dll
- Buah segar atau buah yang dijus
- Minyak tak jenuh, santan encer
- Teh, kopi encer, susu skim, sirup
- Bumbu yang tidak tajam
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
- Produk olahan yang dibuat dengan menggunakan garam dapur, soda/baking
powder, kue-kue yang terlalu manis atau gurih
- Daging yang berlemak, jerohan, lauk hewani yang diawetkan
- Lauk hewani yang diawetkan dan diolah dengan cara digoreng
- Sayuran yang menimbulkan gas, sayuran yang berserat tinggi
- Buah yang menimbulkan gas dan buah yang diawetkan
- Minyak goreng, margarine dan mentega biasa, santan kental, produk
gorengan
- Minuman bersoda dan alkohol
- Bumbu yang tajam dan yang mengandung garam natrium (missal kecap,
magi, terasi, petis, vetsin, soda, baking powder)

18. Diet sindroma nefrotik

 Karena gejala penyakit sangat individual, diet disusun secara individual pula, dengan
menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan didalam diet
 Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks
 Natrium dibatasi 1-4 g sehari, tergantung berat ringannya edema

16
 Kolesterol dibatasi <300 mg, begitu juga gula murni bila ada peningkatan
trigliserida darah
 Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernapasan

19. Diet gagal ginjal akut

Jenis diet dan indikasi pemberian

Jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien dan berat ringannya
katabolisme protein. Pada katabolik ringan (keracunan obat) dapat diberikan makanan
per oral dalam bentuk lunak. Pada katabolik sedang (infeksi, peritonitis) serta
katabolik berat (luka bakar, sepsis) diberikan makanan formula enteral
dan/parenteral. Bentuk makanan yang diberikan adalah lunak dan cair

 Makanan yang dianjurkan : apabila pasien makan peroral, semua bahan


makanan boleh diberikan; batasi penambahan garam apabila ada hipertensi,
edema, dan asites; serta batasi makan sayur dan buah tinggi kalium bila ada
hiperkalemia.

20. Diet gagal ginjal kronis

 Jenis diet dan indikasi pemberian


- Diet rendah protein I (30 gram protein) : diberikan pada pasien dengan
berat badan 50 kg
- Diet rendah protein II (35 gram protein) : diberikan pada pasien dengan berat
badan 60 kg
- Diet rendah protein III (40 gram protein) : diberikan pada pasien dengan berat
badan 65 kg Karena kebutuhan gizi pasien penyakit gagal ginjal kronik sangat
bergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein
yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standart. Mutu protein
dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.
 Bahan makanan yang dianjurkan :
- semua sumber karbohidrat
- telur, daging, ikan ayam, susu
- minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kedelai,
margarine dan mentega rendah garam
- semua sayur dan buah, kecuali pasien dengan hiperkalemia hindari buah dan sayur
tinggi kalium.

17
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
- Kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tahu dan tempe
- Kelapa, santan, minyak kelapa, margarine, mentega biasa dan lemak hewan
- Sayur dan buah tinggi kalium jika pasien mengalami hiperkalemia

21. Diet batu ginjal (Nefrolithiasis)

a. Diet batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat


 Pasien diberikan protein sedang, lemak normal, tinggi cairan, natrium sedang
(setara dengan 5 gram garam dapur), kalsium normal, serat tinggi untuk mengikat
kalsium, rendah makanan tinggi oksalat, fosfat normal
 Bahan makanan yang dibatasi :
- Sumber kalsium : susu, keju, hasil olahan susu dan keju, teri dan ikan yang
dimakan dengan tulangnya
- Sumber oksalat : kentang, bayam, bit, strawberry, anggur,
kacangkacangan, teh, coklat
b. Diet batu asam urat
 Pasien diberikan diet rendah purin, cairan tinggi, dan perlu diusahakan untuk
meningkatkan pH urin menjadi 6,0-6,5 (supaya bersifat basa)
 Bahan makanan yang dianjurkan :
- Sama seperti bahan makanan yang dianjurkan dalam diet rendah purin
- Bahan makanan yang cenderung menghasilkan sisa basa tinggi : susu, susu
asam, krim, minyak kelapa, kelapa, santan, semua jenis sayur terutama
bayam dan bit, semua jenis buah
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
- Sama seperti bahan makanan yang tidak dianjurkan dalam diet rendah purin
- Bahan makanan yang cenderung menghasilkan sisa asam tinggi : terigu dan
hasil olahannya, daging, ikan kerang, telur, keju, kacang-kacangan dan hasil
olahannya, lemak hewan

22. Diet penyakit Gout Artritis (rendah purin)

 Jenis diet dan indikasi pemberian


 Diet rendah purin diberikan kepada pasien dengan gout dan/atau batu asam urat
dengan kadar asam urat lebih dari batas normal, dengan bentuk makanan sesuai
kemampuan pasien.
 Pengelompokan bahan makanan menurut kadar purin dan anjuran makan:
 Kelompok 1 : kandungan tinggi purin (100-1000 mg purin/100 gram bahan
makanan) sebaiknya dihindariOtak, hati, ginjal, jerohan, ekstrak daging/kaldu,
bouillon, bebek, ikan sardin, makarel, remis, kerang

18
 Kelompok 2 : kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan makanan)
dibatasi : maksimal 50-75 g (1 - 1,5 potong) daging, ikan atau unggas, atau 1
mangkok (100g) sayuran sehari.Daging sapi dan ikan (kecuali yang terdapat
dalam kelompok 1), ayam udang, kacang kering dan hasil olahannya (seperti tahu
tempe), aspa ragus, bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji mlinjo.
 Kelompok 3 : kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan setiap hari
Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, cake, kue kering,
pudding, susu, keju, telur, lemak dan minyak, gula, sayuran dan buah-buahan
(kecuali sayuran dalam kelompok 2)

23. Diet penyakit kanker


 Jenis diet dan indikasi pemberian
Jenis diet untuk pasien penyakit kanker sangat tergantung pada keadaan pasien,
perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya.diet
sebaiknya disusun secara individual. Makanan dapat diberikan secara oral, enteral
maupun parenteral.bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien dengan
prinsip tinggi energy tinggi protein, lemak sedang, karbohidrat cukup, rendah
iodium (bila pasien menjalani medikasi radioaktif internal), porsi makan kecil tapi
sering diberikan.
 Pedoman untuk mengatasi masalah makan :
 Bila pasien menderita anoreksia
a. Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun tidak lapar
b. Hindari minum sebelum makan
c. Tekankan bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan
d. Olahraga sesuai kemampuan penderita
 Bila ada perubahan pengecapan
a. Makanan dan minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin
b. Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah rasa
c. Minuman diberikan dalam bentuh segarseperti sari buah atau jus
 Bila ada kesulitan mengunyah atau menelan
a. Minum dengan menggunakan sedotan
b. Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin
c. Bentuk makanan disaring atau cair
d. Hindari makanan terlalu asin atau asam
 Bila mulut kering
a. Makanan dan minuman diberikan pada suhu dingin
b. Bentuk makanan cair
c. Kunyah permen karet atau hard candy

19
 Bila mual dan muntah
a. Beri makanan kering
b. Hindari makanan yang berbau merangsang
c. Hindari makanan lemak tinggi
d. Makan dan minum perlahan-lahan
e. Hindari makanan dan minuman terlalu manis
f. Batasi cairan pada saat makan
g. Tidak tiduran setelah makan

24. Diet penyakit HIV/AIDS


 Jenis diet dan indikasi pemberian
 Diet AIDS I
Diberikan pada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala panas tinggi, sariawan,
kesulitan menelan, sesak napas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera
setelah pasien dapat diberi makan.Makanan berupa bubur susu, diberikan selama
beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada
kesulitan menelan makanan dapat diberikan dalam bentuk kombinasi makanan cair
dan sonde (buatan sendiri ataupun formula komersial)
 Diet AIDS II
Diberikan sebagai perpindahan diet AIDS I setelah tahap akut teratasi. Makanan
diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Untuk memenuhi
kebutuhan energy dapat juga diberikan tambahan makanan enteral atau sonde.
 Diet AIDS III
 Diberikan sebagai perpindahan dari diet AIDS II atau kepada pasien dengan infeksi
HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberika porsi kecil tapi sering.
 Makanan yang dianjurkan :
- Semua sumber karbohidrat kecuali yang menimbulkan gas
- Daging yang tidak berlemak, susu, telur
- Tempe tahu, kacang hijau
- Minyak, margarine, santan, kelapa dalam jumlah terbatas
- Sayuran yang tidak menimbulkan gas, seperti labu kuning, wortel, bayam,
kangkung, buncis, kacang panjang, tomat
- Pepaya, pisang, jeruk, apel, dsb
- Bumbu yang tidak merangsang saluran cerna
- Sirup, teh, kopi

20
 Makanan yang tidak dianjurkan
- Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi jalar
- Daging dan ayam berlemak, kulit ayam
- Kacang merah
- Semua makanan yang mengandung tinggi lemak (digoreng, bersantan
kental)
- Sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, dan ketimun
- Buah-buahan yang menimbulkan gas, seperti nangka dan durian
- Bumbu yang merangsang, seperti cabe, lada, asam, cuka, jahe
- Minuman bersoda dan mengandung alkohol

25. Diet untuk Pemeriksaan Pielografi Intravenus

 Diet ini digunakan untuk memeriksa kelainan-kelainan ginjal. Sehari sebelum


pemeriksaan, penderita diberi diet pemeriksaa Pielografi Intravenus berbentuk cair
atau lunak yang mudah cerna. Minuman hari itu dibatasi, pada hari
pemeriksaan pasien harus berpuasa.
 Menu untuk diet pemeriksaan Pielografi intravenous ada 2 pilihan :
PILIHAN MENU I

PAGI SIANG MALAM


Bubur nasi (1,5 gls) Bubur nasi (1,5 gls) Bubur nasi (1,5 gls)
Telur (1 butir) Telur (1 butir) Telur (1 butir)
Kecap Kecap Kecap

PILIHAN MENU II

PAGI SIANG MALAM


Roti panggang(2 iris) Roti panggang(2 iris) Roti panggang(2 iris)
Margarine (1 sdm) Margarine (1 sdm) Margarine (1 sdm)
Telur (1 btr) Telur (1 btr) Telur (1 btr)
Gula pasir (1 sdm) Gula pasir (1 sdm) Gula pasir (1 sdm)

26. Diet untuk Pemeriksaan Kolonoskopi


 Kolonoskopi adalah prosedur diagnostik untuk mengetahui kelainan pada kolon
dengan menggunakan alat endoskopi. Tujuan diet ini untuk memberikan makanan
secukupnya yang meninggalkan sisa minimal pada usus, dianjurkan banyak minum
untuk melancarkan defekasi, dan diet ini diberikan 2-3 hari sebelum tindakan
kolonoskopi.

21
 Pembagian makanan sehari :

WAKTU MENIT BHN BERAT


MAKANAN (GR)
Bubursumsum Tep beras 30
07.00 tanpa santan Gula merah 20
Saus gula merah Gula pasir 20
Teh manis sekehendak
Air putih
10.00 Enteral komersial 50
Air putih sekehendak

Bubur sumsum Tep beras


13.00 tanpa santan Gula merah 30
Saus gula merah Gula pasir 20
Teh manis 20
Air putih sekehendak
16.00 Enteral komersial 50
Air putih Sekehendak
18.00 Bubur sumsum Tep beras 30
tanpa santan Gula merah 20
Saus gula merah Gula pasir 20
Teh manis sekehendak
Air putih
20.00 Enteral komersial 50
Teh manis 20
Air putih sekehendak

Persiapan Pemeriksaan Kolonoskopi

1. 1-2 hari sebelumnya :


 Makan bubur sumsum tanpa santan
 Selingan makanan enteral komersial : 3 x @300-350 ml (1 ml = 1 kkal)
 Air gula/ sirup : 4 x @200 ml
 Air putih : 2-3 Liter
 Makanan lain tidak diperbolehkan

22
2. Bila pasien susah buang air besar, malam dapat diberikan Laxadin
sdm/dulcolax 2 tablet/ Laxoberon 20 tetes

3. Malam sebelumnya :
 Pukul 19.00 : bubur sumsum (terakhir)
 Pukul 20.00 : makanan enteral komersial
 Obat urus-urus : 30-40 g garam inggris/30-40 ml castor oil
 Sesudah pukul 20.00 : puasa, tapi boleh minum air putih atau air manis bila
tidak menderita diabetes mellitus ; tidak boleh minum susu
4. Hari kolonoskopi :
 Pukul 05.00-06.00 : klisma 1-2x sampai bersih atau berikan
dulcolaxsupp atau YAL
 Pukul 08.00 : pasien diantar ke ruang pemeriksaan

23
BAB IV

DOKUMENTASI

Permintaan diet pasien dilakukan oleh ruang perawatan dengan menuliskan di


lembar permintaan diet sesuai dengan instruksi DPJP. Permintaan diet pasien ini
diserahkan kepada bagian gizi, kemudian bagian gizi merekap semua diet pasien di buku catatan
diet pasien. Penulisan bentuk makanan/diet memakai singkatan yaitu Nasi (NS), untuk Nasi Tim
(NT), Bubur Kasar (BK), Bubur Halus (BH).

24
BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan Diet RS Muhammadiyah Gresik ini kami buat, semoga dengan
disusunnya buku panduan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik.
Panduan ini disusun agar menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Panduan ini juga
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan Rumah Sakit.

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal :
Direktur ,

dr. Musa Ghufron, MMR


NBM

25

Anda mungkin juga menyukai