Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

KEGIATAN BED SIDE TEACHING

1. Mata Kuliah/ Skill : Metodik Khusus


2. Tempat : Puskesmas Dukuhwaru
3. Nama Mentee : Ranika
4. Semester (Mentee) : VI ( enam )
5. Nama Mentor : Wiharti
6. Waktu Pertemuan/ Jam : Kamis, 18 April 2019 / jam wib
7. Pertemuan ke :I
8. Kompetensi : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan kembali praktik yang didapatkan dari hasil
belajar dilahan

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan bimbingan Bedside teaching, Mentee diharapkan mampu
memahami, mendemonstrasikan dan mengaplikasikan kembali praktik yang didapatkan
dari hasil belajar dilahan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti bimbingan Bedside teaching Mentee diharapkan mampu :
a. Mentee dapat menjelaskan pengertian palpasi leopold, tujuan dan langkah – langkah
pemeriksaan.
b. Mentee dapat menyediakan media yang digunakan untuk demonstrasi palpasi
leopold
c. Mentee dapat melakukan palpasi leopold
d. Mentee dapat berfikir kritis secara sistematis tentang pemeriksaan palpasi leopold
B. Pokok Bahasan
Aplikasi asuhan kebidanan kehamilan mengenai palpasi leopold
C. Sub Pokok Bahasan
1. Menjelaskan pengertian pemeriksaan palpasi dengan leopold
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan palpasi dengan leopold
3. Menjelaskan langkah-langkah pemeriksaan palpasi dengan leopold

D. Kegiatan Belajar Mengajar

No Jenis Kegiatan Kegiatan Mentor Kegiatan Mentee


1. Tahap 1. Mempersiapkan SAP bimbingan
Persiapan mahasiswa dengan tekhnik bed

± 5 menit side teaching


2. Mempersiapkan tempat yang
baik dan cukup
3. Menanyakan persiapan
mahasiswa untuk demonstrasi
secara langsung pada klien
4. Menjawab pertanyaan yang
diberikan
5. Memilih pasien dan meminta ijin
pasien untuk dilakukan tindakan
palpasi leopold.
6. Menyiapkan peralatan yang
diperlukan untuk kegiatan
demonstrasi pemeriksaan palpasi
dengan leopold pada ibu hamil
7. Mengatur lingkungan fisik untuk
demonstrasi yang mudah dilihat
dan didengar
8. Mempersiapkan tempat yang
kondusif / cukup baik sesuai
dengan peserta didik
9. Menginformasikan pada
penanggungjawab lahan
praktek / Puskesmas mengenai
kegiatan bedside teaching,
tempat dan waktu kegiatan serta
hal-hal yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan.

Tahap 1 Memulai kegiatan bed side teaching 1. Menjawab salam dan


Pelaksanaan misalnya dengan mengucapkan salam. Menyiapkan diri untuk
± 30 menit
pelaksanaan bedside
2 Menjelaskan pada mentee tentang teaching.
kegiatan waktu dan tujuan dari
2. Mendengarkan penjelasan
demonstrasi pemeriksaan palpasi
yang Diberikan oleh mentor.
dengan leopold.
3 Menjelaskan pada mentee media yang
3. Mendiskusikan dengan
digunakan untuk kegiatan bedside
mentor dan menjalin
teaching
komunikasi dengan mentor

4 Mengajak Mentee menuju ruang pasien


dan pasien dengan baik.

yang akan dilakukan pemeriksaan


palpasi dengan leopold sesuai dengan 4. Mengikuti mentor munuju ke
prosedur dan menggunakan tahap- ruang pasien.
tahap interaksi pada pasien.
5 Memberikan komentar yang jelas
mengenai prosedur yang dilakukan.

5. Memperhatikan dengan
seksama kegiatan demontrasi
6 Memberikan kesempatan untuk sesuai dengan prosedur dan
bertanya dan berdiskusi pada Mentee tahap-tahap interaksi yang
mengenai kegiatan yang telah dilakukan mentor pada
dicontohkan. pasien.
6. Mengajukan pertanyaan
7 Memberikan kesempatan dan hal yang ingin
redemontrasi metode pada Mentee didiskusikan berkaitan
dengan pemeriksaan
dan membantu mentee bila palpasi dengan leopold
diperlukan. yang sudah dilakukan
mentor.
8 Memberikan reinforcement pada pasien
7. Melakukan demonstrasi
atas kerjasama dalam melaksakan
pemeriksaan leopold seperti
kegiatan.
yang sudah dicontohkan
mentor.
8. -
3 Tahap 1. Memberi kesempatan pada 1. Melakukan self evaluasi
Evaluasi
± 5 meni mentee untuk self evaluasi mengenai kegiatan yang telah

mengenai kegiatan yang telah dilakukan.

dilakukan

2. Memberikan reinforcement pada 2. Berterimakasih terhadap


mentee reinforcement yang telah
diberikan.
3. Mengevaluasi kegiatan yang 3. Menerima evaluasi yang
dilakukan mentee diberikan dengan seksama.

1. Membuat rencana tindak lanjut 4. Menyetujui rencana


mengenai pengalaman yang bimbingan selanjutnya.
diperlukan untuk membantu mentee
untuk meningkatkan kemampuan

Menutup kegiatan bed side teaching 5. Menjawab salam dari mentor.

E. Evaluasi

Menyepakati untuk praktik hari ini sesuai dengan keinginan mentee:

1. Persiapan
a. Menyiapkan tempat Bed Side Teaching
b. Menyiapkan SAP
c. Menyiapkan Absensi
2. Proses
a. Mentee berperan aktif dan kooperatif dalam kegiatan bed side teaching demonstrasi
pemeriksaan palpasi leopold
b. Pasien bersedia bekerja sama dengan pelaksanaan bed side teaching
c. Kegiatan bed side teaching berjalan lancar
3. Hasil
a. Tersepakati pembelajaran hari ini yaitu pelaksanaan pemeriksaan palpasi dengan leopold

dengan metode bed side teaching

b. Mentee mampu menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran yang

akan diambil

F. Referensi

Runjati. 2017. Pengajaran Klinik Perceptorship dan Mentorship.

Bagian Praktik. 2017. Modul Praktik Klinik MK Metodik Khusus (BD.F .6.312) Semarang: Poltekkes
Kebidanan Semarang.
Kusmiyati, yuni dkk. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Saifudin, Abdul Bahri. 2008. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Kerjasama World Health Organization dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Sarwono, Prawirohardjo. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
YBP-SP, Jakarta.
G. Lampiran

1. Check List

2. Materi

Lampiran 1.

MATERI PEMERIKSAAN PALPASI LEOPOLD


1. PENGERTIAN
Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara
perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan
pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara
tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.
Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba.
2. TUJUAN
Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,
dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk (dinding perut
tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat menjadi
tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara
memadai.

3. PERSIAPAN
Untuk membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan yang perlu dilakukan
sebelum melakukan pemeriksaan adalah :
a. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya
b. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan bantal kecil di bawah
kepala untuk kenyamanan
c. Menjaga privasi
d. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
e. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingin dapat
merangsang kontraksi rahim)
f. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
Gambar 1: Pemeriksaan Palpasi Leopold 1 s.d. 4

4. URUTAN PEMERIKSAAN

a. Pemeriksaan Leopold I

Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa
yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
 

Gambar 2: Palpasi Leopold 1

Teknik:

 Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 45 0 atau lutut bagian dalam diganjal
bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
 Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping umbilical
 Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
 Meraba bagian fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin.

Hasil:

 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan
melenting (seperti mudah digerakkan)
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang
bundar, dan kurang melenting
 Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.

b. Pemeriksaan Leopold II

Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang
tentukan di mana kepala janin.

Gambar 3: Palpasi Leopold 2


Teknik:

 Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
 Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
 Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan
tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata
dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).

Hasil:

 Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku / tidak dapat digerakkan
 Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk / posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

C. Pemeriksaan Leopold III

Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah
perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).

Gambar 4: Palpasi Leopold 3

Teknik:

 Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
 Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan
bawah perut ibu
 Menekan secara lembut dan bersamaan / bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi
 Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian
terbawah janin.

Hasil:

 Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong
 Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah digoyang,
sudah tidak bisa (seperti ada tahanan).

D. Pemeriksaan Leopold IV

Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu,
serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.

Gambar 5: Palpasi Leopold 4

Teknik:

 Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
 Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
 Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari : bertemu ( konvergen ) atau tidak bertemu
(divergen)
 Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala upayakan memegang  bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi)
 Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari tangan
kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah
memasuki pintu atas panggul.

Hasil:

 Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin
belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa
membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki
Pintu Atas Panggul (PAP)
 Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala
belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk
4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)

Menentukan usia kehamilan :


 

Gambar 6-7: Gambaran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Dikonversikan dengan Usia Kehamilan (UK)

Keterangan:

 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 2-3 jari di atas simpisis
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus Xipoideus
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk
membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

Referensi:
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi.  Jakarta : EGC.
Rachmawati, I.N., Budiati, T., & Rahmawati, C. 2008. Panduan Praktikum Prosedur Pemeriksaan
Fisik Antenatal.  Depok: UI.
http://en.wikipedia.org/wiki/Leopold’s_maneuvers
http://labspace.open.ac.uk/mod/oucontent/view.php?id=452288&section=1.5.2
http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/maternal-child-health/how-to-perform-leopolds-
maneuver/
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
KEGIATAN PRE CONFERENCE

1. Mata Kuliah/ Skill : Metodik Khusus


2. Tempat : Puskesmas Dukuhwaru
3. Nama Mentee : Sofia
4. Semester (Mentee) : IV (empat)
5. Nama Mentor : Wiharti
6. Waktu Pertemuan/ Jam : Rabu, 8 April 2019 / jam 07.30 wib
7. Pertemuan ke : II
8. Kompetensi : Mahasiswa mampu mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan
belajar di lahan

A. Tujuan Instruksional

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti pre conference ini mentee diharapkan mampu mengidentifikasi tujuan dan

kebutuhan belajar dalam melakukan praktik klinik

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pre conference mentee diharapkan mampu:

a. Merumuskan tujuan belajar pada hari ini

b. Meneyesuaikan diri adanya perubahan jadwal atau kondisi klinik

c. Memahami peranan mahasiswa dan tanggung jawab pada hari itu termasuk tugas

dan jadwal

d. Memahami kebutuhan belajar praktik pada hari itu

e. Mengetahui keterampilan apa saja yang diinginkan mentee


B. Pokok Bahasan

Tujuan dan kebutuhan praktik Mentee (Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan

Menyusui,KB, Bayi,Balita)

C. Sub Pokok Bahasan

1. Tujuan belajar

2. Perubahan jadwal/ kondisi klinik

3. Peranan dan tanggung jawab mentee

4. Kebutuhan belajar praktik

5. Keterampilan yang ingin dikuasai

D. Kegiatan Belajar Mengajar

Jenis
No Kegiatan Mentor Kegiatan Mentee
Kegiatan
1 Tahap 1. Mempersiapkan tempat yang -
Persiapan kondusif/ cukup baik sesuai dengan
± 5 menit peserta didik

2. Menyiapkan SAP untuk kegiatan pre -


conference

3. Menyiapkan absen mahasiswa dan -


format penilaian kegiatan pre
conference / jika ada

4. Menginformasikan pada penanggung -


jawab lahan praktek / bimbingan dari
BPM mengenai kegiatan pre
conference, tempat dan waktu
kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan
/ jika ada

2 Tahap 1. Memulai kegiatan, misalnya Menjawab salam


Pelaksanaan mengucapkan salam.
± 20 menit 2. Menjelaskan pada peserta didik Mendengarkan
tentang hasil yang diharapkan dari penjelasan dari mentor
kegiatan pre conference, waktu dan tentang kegiatan pre
topik pembahasan. conference
3. Menanyakan dan mendiskusikan Mendiskusikan dengan
persiapan mahasiswa untuk mentor persiapan pre
conference meliputi
melakukan praktek hari tersebut / seragam, alat, kognitif,
persiapan seragam, alat, kognitif, psikomotor, efektif
psikomotor, efektif

4. Menanyakan dan mendiskusikan Mendiskusikan dengan


persiapan mahasiswa untuk mentor persiapan pre
conference meliputi
melakukan praktek hari tersebut/ seragam, alat, kognitif,
persiapan seragam,alat, kognitif, psikomotor, efektif
psikomotor, efektif

5. Memberikan reinforcement positif Mengucapkan


mengenai rencana kegiatan yang terimakasih kepada
akan dilakukan oleh mahasiswa mentor atas
reinforcement yang
diberikan
6. Memberikan kesempatan peserta Memberikan umpan balik
didik untuk saling berdiskusi dan dan saling berdiskusi
memberikan umpan balik antara mentor dengan
mahasiswa lain
7. Memberikan kesempatan untuk Bertanya kepada mentor
bertanya pada peserta didik mengenai topik yang
mengenai topik yang didiskusikan didiskusikan
3 Tahap 1. Menyimpulkan kegiatan pre Menyimpulkan hasil pre
Evaluasi conference conference bersama
± 5 menit pembimbing
2. Memberikan reinforcement pada Mengucapkan
peserta didik terimakasih kepada
mentor
3. Menyampaikan rencana bimbingan Mendiskusikan mengenai
selanjutnya mengenai topik, waktu, topik, waktu, dan tempat
tempat dan siapa saja yang terkait rencana bimbingan
selanjutnya

4. Mengakhiri kegiatan pre conference, Menjawab salam mentor


dengan mengucapkan salam

E. Evaluasi

Menyepakati untuk praktik hari ini sesuai dengan keinginan mentee:

1. Evaluasi persiapan

a. Meyiapkan tempat conference

b. Menyiapkan SAP
c. Menyiapkan absensi

2. Proses

a. Mentee berperan aktif dan kooperatif dalam kegiatan pre conference

b. Kegiatan pre conference berjalan lancar

3. Hasil

a. Mentee mengerti tentang pembelajaran yang akan diambil

b. Mentee mampu menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran

yang akan diambil

Anda mungkin juga menyukai