Anda di halaman 1dari 3

JEKI SAKTIO 352010178

PRODI : TEKNIK INDUSTRI

MATKUL UTS 2021 : PPKN

1. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah menciptakan warga negara yang memiliki wawasan
kenegaraan, menanamkan rasa cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia
dalam diri para generasi muda penerus bangsa

mengapa pendidikan kewarganegaraan diajarkan dalam pendidikan dasar sampai dengan


perguruan tinggi

Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah air, mengetahui tentang hak dan
kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

2. Sikap dan prilaku masyarakat Indonesia dalam pengamalan tiap-tiap sila pancasila
1. Saling menghormati antar manusia
2. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain
3. Bekerjasama dan saling bantu di bidang sosial, ekonomi, dan keamanan lingkungan tanpa
pandang latar belakang agama
4. Mengembangkan toleransi agama sejak dini
5. Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat
ekonomi, maupun tingkat pendidikan
6. Menjaga hal dan kewajiban diri sendiri dan orang sekitar
7. Menyadari bahwa setiap manusia adalah ciptaan Sang Pencipta.
8. Tidak melakukan diskriminasi dengan orang-orang yang dijumpai baik di sekolah, rumah,
dan tempat lainnya
9. Cinta tanah air dan bangsa dengan membeli produk dalam negeri
10. Cinta tanah air dan bangsa dengan mengharumkan nama bangsa lewat prestasi di
berbagai bidang akademik dan non akademik
11. Mengedepankan musyawarah, diskusi, atau bertukar pendapat untuk mencapai mufakat
atau kesepakatan dalam menyelesaikan masalah
12. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
13. Berbuat adil pada siapapun tanpa pilih kasih
14. Menghargai hasil karya orang lain
15. Tidak membedakan seseorang karena status dan kondisi ekonominya
16. Bersikap kekeluargaan dll
3. mengapa kita harus menjaga pentingnya identitas nasional bagi bangsa indonesia
Bagi bangsa Indonesia, identitas nasional merupakan hal yang sangat penting karena telah
memiliki dasar yang sangat kuat, berupa pancasila dan UUD 1945. Menunjukkan keberadaan
dan eksistensi bangsa Indonesia. Menjadi penciri yang mudah dikenali dan membedakan dalam
pergaulan antar bangsa (hubungan internasional).

cara menjaga sikap agar nilai identitas nasional tidak luntur dalam era globalisasi.
Identitas nasional dalam era globalisasi sekarang ini sudah mengalami kemrosotan dari nilai-
nilainya yang merupakan akibat dari lajunya arus globalisasi, sehingga proses masuknya budaya
asing kedalam budaya asli bangsa sudah tidak dapat dikendalikan lagi.Akibatnya budaya asing
dan budaya asli bangsa bercampur baur, cara kita mempertahakan identitas kita dengan
melestarikan budaya, keanekaragaman seperti bangga memakai produk local , contoh di sekolah
menggunkan batik, mempelajari budaya yang ada di Indonesia seperti , tarian, lagu-lagu daerah
dan masih banyak lagi.

4. nilai dan sikap positif dalam berdemokrasi


Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan
dengan cara: membiasakan diri membentuk pimpinan organisasi melalui pemilihan, bersedia
dipilih menjadi pimpinan dan bersedia dipimpin, bersedia menerima segala bentuk perbedaan
yang ada dalam masyarakat.

5. hakekat dan fungsi konstitusi dan fungsi rule of law


Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi kesewenang-wenangan
yang dapat dilaukan oleh pemerintah, sehingga hak-hak bagi warga negara dapat terlindungi
dan tersalurkan.
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap “rasa keadilan”
bagi rakyat Indonesia dan juga ''keadilan sosial'', sehingga diatur pada pembukaan UUD 1945,
bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan Negara

6. klasifikasi hak dan kewajiban warga negara dalam uud 1945


Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
Hak untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27 ayat 3).
Hak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya (pasal 28A).
Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1).
Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya (pasal 28C ayat 1).
Hak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya (pasal 28C ayat 1).
Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif (pasal 28C ayat 2).
Dan masih banyak lainnya
7. Syarat Memperoleh Kewarganegaraan
Berdasarkan ketentuan Pasal 9 UU Kewarganegaraan, syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:
1.   Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
2.   Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak
berturut-turut;
3.   Sehat jasmani dan rohani;
4.   Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5.   Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6.   Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7.   Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8.   Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara

5 penyebab hilangnya kewarganegaraan indonesia


Dalam UU No. 12 tahun 2006, ada 9 hal yang membuat seseorang kehilangan status WNI. Di antaranya,
(1) memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri. Kemudian,
(2) tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
Seseorang juga bisa kehilangan status WNI jika
(3) mengajukan permohonan kepada pemerintah Indonesia dan dikabulkan oleh Presiden. Permohonan
dikirim secara tertulis kepada Menteri Hukum dan HAM.
(4)(WNI kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan) Masuk dalam dinas tentara asing
tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
Kemudian, seseorang kehilangan status WNI
(5) jika secara sukarela masuk dalam dinas negara asing dan mendapat jabatan tertentu. Juga
kehilangan status WNI .

8. kenapa indonesia tidak menggunakan sistem parlementer dengan kepala negara dan kepala
pemerintahan yang terpisah
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan parlementer. Sistem ini
tidak bertahan lama, karena hanya diterapkan mulai dari 14 November 1945 hingga 5 Juli 1959
saja. Alasan penerapannya pun bukan karena sistem parlementer itu disukai, karena itu hanya
taktik agar Belanda mau berunding dengan Indonesia yang waktu itu baru saja merdeka. [1]

Sistem pemerintahan parlementer dinilai lebih dinamis dan rapuh apabila dibandingkan dengan
sistem presidensial. Dalam sistem parlementer, kabinet dapat dijatuhkan secara tiba-tiba oleh
parlemen, dan parlemen pun juga dapat dijatuhkan oleh presiden sesuai dengan saran dari perdana
menteri.[2] Tentu hal yang seperti itu tidak diinginkan karena akan menghambat laju perkembangan
dan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai