Anda di halaman 1dari 7

UAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Nama : Nur Syifa Azizah


NIM : 2205046008
Kelas : A/2022
Program Studi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Prof. Dr. A. Hardoko, M.Pd

1. Lakukan analisis terhadap Pancasila sebagai ideologi Bangsa, bagaimana


menurut anda sebagai warga Negara Indonesia? (ide dasar argument dan
alasannya. Gunakan referensi sebagai pendukung argumen anda)
Jawaban:
Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadi sarana dalam mempersatukan
bangsa Indonesia dan dapat memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan lahir dan batin bagi masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam (Suryatni, 2014:35). Pancasila adalah dasar negara yang menjadi
pijakan bagi seluruh warga Negara Indonesia, dari berbagai suku, agama,
budaya, dan latar belakang lainnya yang berbeda-beda, dengan mencakup
lima sila Pancasila mampu menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada di
Indonesia.
5 sila tersebut akan dianalisis sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa, landasan spiritual dengan mengakui adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Hal ini penting karena memberikan
dasar moral dan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat
serta mengajarkan kita untuk hidup dalam toleransi dan menghormati
perbedaan beragama.
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, menekankan pentingnya martabat
manusia, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Pancasila menegaskan perlunya menghargai dan melindungi setiap
individu, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, dan jenis
kelamin.
3) Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya menjaga keutuhan negara
dalam keberagaman dan menolak segala bentuk separatisme yang dapat
mengancam persatuan bangsa.
4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, menekankan pentingnya demokrasi dalam
pengambilan keputusan negara. Pancasila mengakui hak rakyat untuk
berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan melalui proses musyawarah
dan perwakilan yang adil.
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menekankan pentingnya
pemerataan pembangunan dan keadilan sosial. Pancasila memandang
bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
kesejahteraan dan kesempatan yang adil dalam kehidupan sosial dan
ekonomi.

2. Ada pendapat bahwa : Pembukaan UUD 1945 itu tidak dapat diubah oleh
siapapun, kecuali pembentuk Negara. Bagaimana menurut anda ( anda setuju
atau tidak setuju), jelaskan alasannya ( dukung dengan referensi)
Jawaban:
Saya setuju Pembukaan UUD 1945 itu tidak dapat diubah oleh siapapun,
kecuali pembentuk Negara, yang pada saat itu adalah para pendiri negara
Republik Indonesia. Pembukaan UUD 1945 menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari konstitusi Indonesia dan telah menjadi pondasi negara sejak
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Para pendiri Negara saat itu telah
mengesahkan Pembukaan UUD 1945 sebagai bagian yang tidak dapat diubah
dari konstitusi, hal ini bertujuan untuk menjaga keutuhan negara, stabilitas,
dan kontinuitas sistem pemerintahan di Indonesia. Perubahan konstitusi di
Indonesia dapat dilakukan melalui amendemen UUD 1945. Namun,
amendemen tersebut tidak mengubah Pembukaan UUD 1945. Perubahan
dalam amendemen UUD 1945 dapat terjadi pada pasal-pasal lain yang tidak
termasuk dalam Pembukaan.
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., LL.M., Ph.D., seorang ahli konstitusi
Indonesia, menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 termasuk dalam bagian
dari UUD 1945 yang merupakan norma hukum tertinggi di Indonesia. Dalam
pandangannya, Pembukaan UUD 1945 bukanlah bagian yang dapat diubah
melalui amandemen konstitusi. Namun, ia menekankan bahwa dalam
prakteknya, pengubahan interpretasi terhadap Pembukaan UUD 1945 dapat
terjadi melalui interpretasi Mahkamah Konstitusi (Asshiddiqie, J., 2009).

3. Jelaskan azas kewarganegaraan yang dianut oleh banyak Negara di dunia,


termasuk Indonesia. Mengapa Indonesia menganut ius soli dan mengapa Cina
menganut ius sanguinis? Apa yang mendasari dari dua azas yang dianut oleh
kedua Negara tersebut? (dukung dengan referensi)
Jawaban:
Menurut Isharyanto (2015), Azas kewarganegaraan yang dianut oleh banyak
negara di dunia meliputi dua prinsip utama, yaitu ius soli dan ius sanguinis:
1) Ius soli adalah prinsip kewarganegaraan yang mengacu pada hak
kewarganegaraan yang didasarkan pada tempat kelahiran seseorang.
Negara-negara yang menganut ius soli memberikan kewarganegaraan
kepada individu yang lahir di wilayah negara tersebut, terlepas dari
kewarganegaraan orang tua mereka. Dalam konteks ius soli, asas yang
digunakan adalah "darah tidak penting, yang penting adalah tempat
kelahiran".
2) Ius sanguinis adalah prinsip kewarganegaraan yang menekankan pada
pewarisan kewarganegaraan dari orang tua kepada anak-anak mereka.
Negara-negara yang menganut ius sanguinis memberikan
kewarganegaraan kepada individu berdasarkan keturunan darah mereka,
terlepas dari tempat kelahiran mereka.
Negara Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang menganut prinsip ius
soli. Terdapat dalam Pasal 26 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan bahwa setiap orang yang lahir dan bertempat tinggal di wilayah
NKRI adalah warga negara Indonesia. Hal ini mengakui pentingnya
kedudukan tempat kelahiran dalam menentukan kewarganegaraan. Indonesia
menganut azas ius soli dikarenakan beberapa faktor di antaranya ialah, faktor
sejarah yaitu untuk mencegah diskriminasi terhadap kelompok-kelompok
yang secara historis telah memiliki hubungan kuat dengan wilayah Indonesia,
kebutuhan politik yaitu membantu memperkuat semangat inklusivitas dan
menghindari pembentukan kelompok-kelompok yang terpinggirkan atau tidak
diakui secara hukum, dan keberagaman populasi di negara ini yaitu
memungkinkan individu yang lahir di wilayah Indonesia untuk secara
otomatis mendapatkan kewarganegaraan, tanpa harus mempertimbangkan
latar belakang etnis atau nasionalitas orang tua mereka. Hal ini membantu
mendorong inklusivitas dan memperlakukan semua warga negara secara setara

Berbeda dengan Indonesia yang menganut azas ius soli, Negara China adalah
salah satu negara yang menganut prinsip ius sanguinis. Kewarganegaraan di
China ditentukan oleh keturunan darah dan kebangsaan orang tua, yang
dikenal sebagai "zhonghua minzu" (ras nasional Tionghoa). Negara China
menganut prinsip ius sanguinis dalam sistem kewarganegaraannya karena
pertimbangan historis, budaya, dan kestabilan sosial. Ius sanguinis dalam
konteks China mencerminkan pentingnya pewarisan etnis dan nasionalitas
dalam menentukan kewarganegaraan (Lin : 2008).

4. Berikan 1 (satu) contoh konkrit dengan ilistrasi bahwa seseorang akan


mendapatkan status kewarganegaraan: Apatride dan Bipatride?
Jawaban:
1) Apatride
Daffa lahir di negara Jepang karena orang tuanya tinggal sementara di
sana. Namun, negara Jepang tidak memberikan kewarganegaraan secara
otomatis kepada anak yang lahir di wilayahnya dengan kata lain negara
Jepang menganut ius sangunis. Orang tua Daffa juga bukan warga negara
dari negara manapun. Dalam situasi ini, Daffa akan menjadi apatride
karena tidak memiliki kewarganegaraan dari negara manapun. Daffa.
Kondisi ini membawa berbagai konsekuensi negatif dalam kehidupan
sehari-harinya. Daffa tidak dapat bepergian secara bebas ke negara lain
dan ia menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, akses ke
layanan kesehatan, pendidikan, dan hak-hak dasar lainnya yang
seharusnya diberikan kepada warga negara.
2) Bipatride
Bian lahir di Indonesia dan orang tua Bian merupakan warga negara
Indonesia. Namun, pada usia muda, keluarganya pindah ke Australia dan
Bian mendapatkan kewarganegaraan Australia melalui proses naturalisasi.
Oleh karena itu, Bian memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu sebagai
warga negara Indonesia dan Australia secara bersamaan. Sebagai
bipatride, Bian dapat menikmati hak-hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
kedua negara tersebut. Sebagai contoh, Bian dapat memanfaatkan
kebebasan untuk tinggal, bekerja, dan belajar di Indonesia dan Australia.
Dia memiliki hak memilih dalam pemilihan umum di kedua negara, serta
akses kepada fasilitas konsuler dan perlindungan diplomatik dari kedua
negara saat berada di luar negeri. Namun, Bian juga harus mematuhi
hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara, serta
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait status
kewarganegaraannya.

5. Jelaskan apa saja yang menjadi : hak dan kewajiban seorang warga Negara
Indonesia ? Berikan masing-masing 1 contoh konkrit dari hak dan kewajiban
yang dimiliki seorang warga Negara tersebut ?
Jawaban:
Hak warga negara Indonesia meliputi beberapa aspek misalnya hak atas
pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas kebebasan beragama, dan lain-lain.
Contoh dari hak-hak warga negara tersebut yaitu:
1) Hak atas pendidikan, seorang warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Mereka berhak
mengakses pendidikan dasar, menengah, dan tinggi tanpa diskriminasi.
Contoh konkritnya adalah seorang warga negara memiliki hak untuk
mendaftar dan mengikuti proses pendidikan di sekolah atau perguruan
tinggi yang diakui oleh negara.
2) Hak atas kesehatan, seorang warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai. Mereka berhak
mendapatkan perawatan medis, obat-obatan, dan fasilitas kesehatan yang
berkualitas. Contoh konkritnya adalah seorang warga negara dapat
mengunjungi fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau puskesmas, dan
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan tanpa diskriminasi.
3) Hak atas kebebasan beragama, seorang warga negara memiliki hak untuk
memilih, menjalankan, dan mengembangkan agama atau kepercayaan
sesuai dengan keyakinannya. Mereka berhak untuk melakukan ibadah dan
berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan tanpa campur tangan atau
diskriminasi. Contoh konkritnya adalah seorang warga negara dapat
memilih agama yang dianutnya, menghadiri tempat ibadah, dan beribadah
sesuai dengan keyakinan agamanya

Selain hak-hak warga negara yang harus terpenuhi, ada kewajiban warga
negara yang harus dipenuhi. Karena hak dan kewajiban adalah hal yang perlu
dijaga dalam keseimbangan yang tepat. Ketika seseorang menikmati hak-
haknya, ia juga harus memenuhi kewajiban-kewajiban yang menyertainya.
Kewajiban warga negara yang harus dipenuhi di antaranya yaitu:
1) Kewajiban untuk membayar pajak, seorang warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Hal ini termasuk membayar pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai (PPN), pajak kendaraan bermotor, dan pajak-pajak
lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah. Melalui pembayaran pajak,
warga negara turut berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan dan
penyediaan layanan publik.
2) Kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia, sebagai warga negara,
setiap orang memiliki kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia
setiap individu. Ini mencakup menghormati hak-hak dasar seperti hak atas
kehidupan, kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, dan hak-hak
lainnya. Melalui tindakan ini, warga negara berkontribusi dalam
menciptakan masyarakat yang adil, demokratis, dan menghargai martabat
setiap individu.
3) Kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan: Seorang warga negara
memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat
tinggalnya. Ini mencakup membuang sampah pada tempatnya, tidak
melakukan pembuangan limbah sembarangan, dan menjaga kebersihan di
sekitar lingkungan tempat tinggal. Melalui tindakan ini, warga negara
berpartisipasi dalam menjaga keindahan dan kesehatan lingkungan serta
mencegah kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai