Untuk :
OPTIMALISASI SPAM KEC. BATANGAN KAB. PATI (NUWSP)
KABUPATEN PATI
Dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan Optimalisasi SPAM Kec. Batangan
Kab. Pati (NUWSP) adalah sebagai berikut:
1. Mobilisasi dan demobilisasi Peralatan, Bahan, dan personil selama kegiatan pekerjaan.
Dengan adanya kegiatan mobilisasi dan demobilisasi maka diperkirakan akan
menimbulkan dampak :
a. Peningkatan konsentrasi debu (TSP) di udara sehingga menimbulkan kualitas udara
menurun yang akhirnya berdampak pada sistem pernapasan manusia. Langkah-
langkah mitigasi :
Mengembangkan dan melaksanakan rencana manajemen transportasi
yang mencakup penggunaan penutup material selama transportasi material.
Melakukan kontrol debu dengan menyemprotkan air di jalanan ketika
mobilisasi dilakukan selama hari tertentu (musim kemarau) dua kali sehari
(siang dan sore).
b. Gangguan lalu lintas sementara karena kegiatan transportasi.
Langkah-langkah mitigasi :
Mengembangkan dan melaksanakan rencana manajemen lalu lintas untuk
memastikan gangguan lalu lintas seminimal mungkin. Misal : memasang
rambu- rambu peringatan, menugaskan orang untuk mengatur lalu lintas.
Masuknya pekerja dan pengikut dapat menyebabkan dampak sosial dan lingkungan
yang merugikan pada komunitas lokal, terutama jika komunitas itu pedesaan, terpencil
atau kecil. Dampak negatif tersebut dapat mencakup peningkatan permintaan dan
persaingan untuk layanan sosial dan kesehatan setempat, serta untuk barang dan jasa,
yang dapat menyebabkan kenaikan harga dan berkerumunnya konsumen lokal,
peningkatan volume lalu lintas dan risiko kecelakaan yang lebih tinggi, peningkatan
permintaan akan ekosistem dan sumber daya alam, konflik sosial di dalam dan di antara
masyarakat, peningkatan risiko penyebaran penyakit menular, dan meningkatnya
tingkat perilaku terlarang dan kejahatan. Dampak buruk semacam itu biasanya
diperkuat oleh kapasitas rendah di tingkat lokal untuk mengelola dan menyerap tenaga
kerja yang masuk, dan khususnya ketika pekerjaan sipil dilakukan di, atau dekat,
masyarakat rentan dan dalam situasi berisiko tinggi lainnya. Sementara banyak dari
dampak potensial ini dapat diidentifikasi dalam Analisis Dampak Lingkungan dan
Sosial proyek, dampak tersebut hanya diketahui sepenuhnya setelah kontraktor ditunjuk
dan memutuskan untuk mencari sumber tenaga kerja yang diperlukan. Ini berarti bahwa
tidak semua risiko dan dampak spesifik dapat sepenuhnya dinilai sebelum pelaksanaan
proyek, dan yang lainnya dapat muncul saat proyek berlangsung. Dengan demikian,
langkah-langkah yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial
proyek untuk mengatasi masalah seperti itu kadang- kadang mungkin tidak cukup. Oleh
karena itu penting untuk mengembangkan langkah- langkah spesifik lokasi sebelum
kontraktor mulai bekerja dan memperbaruinya seperlunya untuk mencerminkan
perkembangan proyek. Secara keseluruhan, pemantauan yang memadai dan
manajemen adaptif dari dampak potensial dari masuknya tenaga kerja adalah kunci
untuk mengatasinya dengan benar dan mengurangi risiko.
Masuknya tenaga kerja untuk pekerjaan konstruksi dapat menyebabkan berbagai risiko
dan dampak sosial dan lingkungan yang merugikan. Daftar di bawah ini memberikan
ringkasan tentang dampak sosial dan lingkungan yang merugikan tetapi tidak lengkap.
Sementara banyak dari dampak ini mungkin sudah ada atau mungkin terjadi terlepas
dari masuknya tenaga kerja, mereka cenderung diperburuk olehnya. Jenis dan tingkat
dampak aktual sangat bervariasi tergantung pada karakteristik proyek, masyarakat dan
tenaga kerja yang masuk. Ini termasuk dampak dari kamp pekerja. Mungkin sulit untuk
memisahkan beberapa dampak dari faktor-faktor yang tidak terkait dengan proyek,
khususnya jika area proyek mengalami perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang
lebih luas selama periode proyek, yang mungkin sulit untuk dinilai atau diprediksi
sebagai bagian dari Analisis Dampak Lingkungan dan Sosial proyek. Daftar di bawah
ini menunjukkan kategori umum risiko sosial yang terkait dengan masuknya tenaga
kerja:
d. Meningkatnya risiko penyakit menular dan beban pada layanan kesehatan local.
Masuknya orang dapat membawa penyakit menular ke wilayah proyek, termasuk
penyakit menular seksual (PMS), atau pekerja yang masuk dapat terpapar penyakit
yang memiliki resistensi rendah. Ini dapat mengakibatkan beban tambahan pada
sumber daya kesehatan lokal. Pekerja dengan masalah kesehatan yang berkaitan
dengan penyalahgunaan zat, masalah mental atau IMS mungkin tidak ingin
mengunjungi fasilitas medis proyek.
f. Tempat pembuangan limbah dan tempat pembuangan limbah ilegal yang tidak
memadai.
Populasi pekerja yang besar menghasilkan peningkatan jumlah limbah, yang tidak
ada kapasitas pengelolaan limbah lokal yang memadai, yang kemungkinan akan
mengarah pada praktik pembuangan yang tidak tepat.
Langkah-langkah mitigasi :
Mengurangi masuknya tenaga kerja dari luar dengan memanfaatkan tenaga
kerja lokal. Langkah mitigasi yang paling efektif terhadap masuknya tenaga
kerja adalah dengan menghindari atau menguranginya. Tergantung pada
ukuran dan tingkat keterampilan tenaga kerja lokal.Sistem pengupahan yang
sama antara pekerja lokal dan pendatang (dalam jabatan pekerjaan yang
sama), akan berbeda jika jabatan berbeda.
Menilai dan mengelola risiko masuknya tenaga kerja berdasarkan instrumen
yang tepat. Termasuk juga pembatasan usia pekerja akan dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku (baik maksimal dan minimal).
Memasukkan langkah-langkah mitigasi sosial dan lingkungan ke dalam
kontrak pekerjaan sipil.
Bekerjasama dengan aparat desa dan aparat keamanan setempat.
Menyediakan tangki septik dan tempat pengumpulan sampah sementara,
tidak diizinkan untuk membakar sampah, dan menerapkan metodologi 3R
(reduce, reuse, recycle).
3. Pelaksanaan pekerjaan.
Kecelakaan Kerja.
Untuk menghindari kecelakaan kerja maka didalam pelaksanaan pekerjaan penerapan
K3 sangat penting. Diaharapkan dalam proyek pekerjaan ini tidak ada kecelakaan kerja
(zero accident).
Langkah-langkah mitigasi :
Pemakaian APD kepada semua pekerja dan orang yang berada di lokasi
pekerjaan.
Pemasangan rambu-rambu peringatan K3.
Memberikan penjelasan keselamatan kerja sebelum memulai pekerjaan.
Sedapat mungkin tidak melakukan kerja lembur, bila ada kerja lembur maka
akan disediakan lampu penerangan yang memadai.
Mengasuransikan tenaga kerja.
Mengoperasionalkan peralatan kerja sesuai prosedur;
Pemeliharaan peralatan secara baik dan berkala.
Penempatan material pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan lain dan
lalu lintas.
Bagi masyarakat
Dampak yang terjadi dengan adanya pelaksanaan pekerjaan adalah terganggunya
aktifitas masyarakat. Langkah-langkah mitigasi :
Bersosialisasi dengan masyarakat terutama kepada masyarakat yang terkena
jalur pipa.
Mengembalikan bangunan ke kondisi semula. Artinya bila ada kerusakan
pada bangunan masyarakat maka kontraktor akan memperbaiki.
Menempatkan orang yang benar-benar kompeten untuk melakukan
pengawasan pekerjaan.
Memasang rambu-rambu peringatan (khususnya untuk pekerjaan pemasangan
pipa).
Fasilitas umum.
Hal ini bisa terjadi jika selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor tidak melakukan
prosedur yang baik dan benar. Dampak yang terjadi adalah rusaknya fasilitas umum
(seperti jalan, gorong-gorong/saluran, jembatan, dll) terutama dalam pelaksanaan
pekerjaan pemasangan pipa.
Langkah-langkah mitigasi :
Berkoordinasi dengan dinas pemerintahan setempat yang bersinggungan
dengan pekerjaan.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang benar.
Menempatkan orang yang benar-benar kompeten untuk melakukan
pengawasan pekerjaan.
Mengembalikan bangunan ke kondisi semula. Artinya bila ada kerusakan pada
jalan, saluran, jembatan maka kontraktor akan memperbaiki.
Berikut ini bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender yang mungkin terjadi didalam
pelaksanaan proyek, antara lain :
KBG memiliki dampak yang sangat signifikan pada korbannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang yang berupa dampak pada aspek fisik, psikologis, dan sosial. Dampak ini tidak
terjadi secara tunggal dan terpisah akan tetapi saling berkaitan yang dapat menambah peliknya
masalah yang dialami korban dan keluarganya. Misalnya dampak fisik juga akan berakibat
pada penderitaan psikologis korban. Secara umum dampak KBG yang dialami
korban/penyintas adalah:
DAMPAK FISIK
Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang
Luka-luka fisik dari yang ringan hingga berat, Kehamilan yang tidak diinginkan dan
sampai dengan kehilangan anggota tubuh umumnya berakhir dengan aborsi yang tidak
bahkan kematian. aman.
Kehamilan yang tidak diinginkan, tertular Melanjutkan kehamilan yang tidak
penyakit menular seksual, mengalami risiko diinginkan dengan keluhan fisik yang lebih
lebih besar untuk tertular HIV/AIDS, serta meningkat karena secara psikologis menolak
rusaknya organ reproduksi. kehamilan tersebut.
Pemaksaan fisik memang seringkali Kondisi kesehatan yang menurun akibat luka
digunakan dalam perkosaan akan tetapi tidak permanen atau tekanan psikis yang
selalu demikian, sehingga korban tidak selalu ditimbulkan karena kejadian kekerasan
mengalami luka-luka pada tubuh, apalagi bila seksual, cacat tubuh, penyakit infeksi seksual
pelaku sudah paham strategi agar korban kronis, mengidap HIV/AIDS, tidak
tidak sampai terluka secara fisik. mendapat keturunan, kematian.
Cacat permanen.
DAMPAK PSIKOLOGIS/MENTAL
Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang
Mengalami kebingungan, rasa tidak percaya, Dampak jangka pendek masih dapat terus
hampa, marah, sedih, tidak berdaya, malu, dialami.
menjadi agresif, menyalahkan diri sendiri. Mengalami gangguan psikologis lebih berat
Menyesali keadaan dalam arti memiliki misalnya depresi, gangguan identitas
pikiran-pikiran “seandainya aku ...”, dll. terpecah.
Mempertanyakan atau menyalahkan Bunuh diri atau keinginan untuk bunuh diri.
Tuhan. Mengalami gangguan stres pasca trauma.
Menghindari tempat kejadian atau tempat Mengalami gangguan makan, gangguan
yang serupa dengan tempat kejadian. tidur.
Rasa takut atau muak pada pelaku atau orang Memiliki masalah personal dengan lawan
yang menyerupai pelaku. jenis, hasrat seksual menurun, menjadi
Mengalami mimpi buruk, sulit tidur. tidak tertarik pada lawan jenis.
Menarik diri, sulit berkonsentrasi, Perilaku seks berisiko yang tertampil dalam
kehilangan nafsu makan. bentuk berganti-ganti pasangan.
Merasa diri kotor atau tidak berharga, Ketergantungan pada rokok atau
kehilangan kepercayaan diri, merasa jijik NAPZA.
pada diri sendiri dan pada segala sesuatu yang Perilaku yang melanggar aturan dan hukum
mengingatkan korban pada pelaku atau seperti mencuri atau membolos.
kejadian.
Memiliki pikiran yang berulang-ulang
tentang kejadian.
Tidak ingat dengan hal-hal detil,
kehilangan orientasi diri, waktu dan tempat.
DAMPAK SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI
Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang
Dipersalahkan atas kejadian yang Dampak jangka pendek masih bisa terus
menimpa dirinya. terjadi.
Dipertanyakan moralitas dan kesucian Mendapatkan stigma negatif karena terus
dirinya. melekat.
Dipertanyakan niat dan motivasinya. Masa depan suram karena kehilangan
Diadili oleh masyarakat, dinikahkan dengan pekerjaan.
pelaku atau dengan siapa saja atas keputusan Ketergantungan ekonomi, pengangguran.
keluarga karena dianggap sudah ‘rusak’. Kembali menjadi korban karena sistem
Dikucilkan oleh keluarga, lingkungan, teman hukum dan adat, penegak hukum,
kerja. konselor, pemuka agama, petugas kesehatan,
Kehilangan pekerjaan atau peran dalam pemuka adat dan komunitas, dll.
keluarga dan komunitas. Rentan menjadi korban perdagangan
Harus bertanggungjawab untuk perbaiki orang dan pekerja seks komersil.
nama baik keluarga bahkan komunitas. Terpaksa menjadi orang tua tunggal dengan
Dikeluarkan dari komunitas. anak yang tidak diinginkan korban, dipaksa
Mendapatkan kekerasan seksual lagi sebagai menyerahkan anak untuk diserahkan pada
bentuk hukuman atau intervensi kuratif orang lain/adopsi.
terutama dalam kasus homoseksual. Bila kemudian menikah, korban
Dipaksa atau dibujuk untuk bungkam agar direndahkan karena dianggap ‘bekas’, tidak
tidak melapor, dipaksa atau dibujuk untuk dianggap sebagai manusia seutuhnya,
berdamai dengan pelaku. menjadi tunawisma
Diteror oleh pelaku, difitnah (fakta
diputarbalikkan untuk melemahkan korban).
Dibunuh, ditekan untuk bunuh diri,
ditekan untuk minta ganti rugi kepada pelaku.
Dipaksa untuk aborsi atau sterilisasi.
Dibatasi ruang geraknya
Dampak yang muncul pada setiap korban kekerasan bervariasi tergantung pada karakteristik
traumatis tersebut dan penghayatan korban sendiri yang tergantung pada kepribadian, usia,
gender, latar belakang korban (pola asuh, pengalaman traumatis sebelumnya, tingkat sosial
ekonomi, budaya) serta ada tidaknya dukungan dari keluarga atau sosial. Karena adanya
dampak-dampak yang khas ini, maka proses pemulihan, penyelidikan, dan proses pengadilan
harus mempertimbangkan reaksi-reaksi tersebut.
PENGAWASAN DAN UPAYA TERKAIT KEKERASAN BERBASIS GENDER
Sebagai bentuk konkret didalam melakukan pengawasan dan upaya terkait KBG maka PT.
RAJA MUDA INDONESIA akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Membuat kebijakan tertulis tentang KBG yang menunjukkan filosofi /nilai dan
komitmen perusahaan untuk mencegah dan menghapus pelecehan seksual guna
menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif.
b. Memberikan tindakan/sanksi tegas kepada pihak manajeman dan pekerja jika terjadi
KBG.
c. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya kesadaran dan pemahaman KBG kepada
semua pihak yang bekerja di proyek.
d. Memberi kesempatan yang sama kepada masyarakat (baik itu laki-laki atau perempuan)
untuk turut bekerja sama sebagai tenaga kerja sesuai dengan keahlian dan kebutuhan
pekerjaan.
e. Tidak mempekerjakan anak dibawah umur.
f. Melarang penggunaan bahasa atau perilaku yang tidak pantas, melecehkan, kasar,
pornoaksi, provokatif, merendahkan atau tidak pantas, khususnya terhadap wanita dan
anak-anak.
g. Melarang perbuatan pelecehan, menodai, atau perilaku menyimpang terhadap anak-
anak, membatasi interaksi dengan anak-anak, dan memastikan keselamatan anak-anak
disekitar lokasi kerja.
h. Melarang segala bentuk kegiatan seks komersial di dalam proyek.
i. Memisahkan fasilitas umum untuk laki-laki dan perempuan (misal : toilet).
j. Menempatkan pekerja perempuan pada lokasi dan pekerjaan yang mudah
pengawasannya.
k. Membentuk tim khusus/karyawan khusus untuk melakukan pengawasan sekaligus
sebagai tempat informasi dan aduan terkait KBG.
l. Membuat prosedur penanganan aduan terkait KBG.
Prosedur perlindungan dan penanganan kekerasan berbasis gender merupakan sistem rujukan
yang dikembangkan penyedia jasa/kontraktor, yang mengatur darimana dan harus kemana
seseorang yang mengalami kekerasan berbasis gender untuk meminta perlindungan dan
penanganan kasusnya. Pada dasarnya, rujukan dimungkinkan bersifat :
a. rujukan internal adalah rujukan perlindungan dan penanganan kekerasan berbasis
gender di dalam proyek;
b. rujukan eksternal adalah rujukan perlindungan dan penanganan kasus yang melibatkan
relasi antar penyedia jasa/kontraktor dengan pihak-pihak lain. Rujukan eksternal bisa
dilakukan jika pengaduan atau penanganan kasus tidak dapat diselesaikan secara
internal di tempat kerja/proyek.
Berikut bagan prosedur penanganan aduan (rujukan internal) yang akan diterapkan dalam
proyek Optimalisasi SPAM Kec. Batangan Kab. Pati (NUWSP) :
PENGADUAN FORMAL
PENANGAN ADUAN
KASUS KEKERASAN Oleh koban atau orang lain
BERBASIS GENDER
KEPUTUSAN
Penyelidik harus mencatat proses dan hasil penyelidikan. Catatan ini sebagai
dasar wawancara maupun penyelidikan lanjutan.
c. Aduan ditolak.
Ketika aduan ditolak, jelaskan alasannya pada kedua belah pihak. Mungkin
buktinya tidak mencukupi, atau bisa jadi tindakan yang dikeluhkan bukanlah
tidakan kekerasan berbasis gender. Sekali lagi, jika peraturan memberikan
kemungkinan bagi aduan ini untuk dibawa ke proses mediasi yang diatur hukum
atau pengadilan, ingatkan lagi kepada pembuat aduan mengenai hal itu.
Dikeluarkan : Magetan
Pada Tanggal : 07 Juli 2022
Catatan :
Catatan :
Penilaian Resiko
No Area/Aktivitas Potensi Bahaya Resiko Pengendalian Resiko Jadwal Wewenang Dokumentasi Awal Keterangan
Frekuensi Keparahan Kategori
1 Operasional Genset Kebisingan Ekstrim Penyakit Akibat Kerja : Sangat Sedang Sedang Perancangan : Dinding Kedap Februari P2K3, Ahli K3 [ Gambar/Foto -
Berkurangnya Intensitas Jarang (Peredam) Suara 2013 Umum dan Kepala Dokumentasi]
Pendengaran Administrasi : Pemasangan Rambu Bagian Operasional
Bahaya Kebisingan Tinggi dan
Prosedur Memasuki ruang Genset
Diesel
APD : Penyediaan Penutup/Sumbat
Telinga
2 Operasional Excavator Kebisingan Ekstrim Penyakit Akibat Kerja : Sangat Sedang Sedang Perancangan : Dinding Kedap Februari P2K3, Ahli K3 [ Gambar/Foto
Berkurangnya Intensitas Jarang (Peredam) Suara 2013 Umum dan Kepala Dokumentasi]
Pendengaran Administrasi : Pemasangan Rambu Bagian Operasional
Bahaya Kebisingan Tinggi dan
Prosedur Memasuki ruang Genset
Diesel
APD : Penyediaan Penutup/Sumbat
Telinga
3 Opertor Alat Las Tersetrum Penyakit Akibat Kerja : Sangat Sedang Sedang Perancangan : Dinding Kedap Februari P2K3, Ahli K3 [ Gambar/Foto
Berkurangnya Intensitas Jarang (Peredam) Suara 2013 Umum dan Kepala Dokumentasi]
Penglihatan Administrasi : Pemasangan Rambu Bagian Operasional
Bahaya Kebisingan Tinggi dan
Prosedur Memasuki ruang Genset
Diesel
APD : Penyediaan Penutup/Sumbat
Telinga
*Dokumen terkendali jika disimpan di tempat penyimpanan dokumen yang ditentukan dan divalidasi oleh Sekretaris P2K3.
PT. RAJA MUDA INDONESIA No Dok : P/FRM/K3/006
Terbit : 01 Februari 2013
PARTISIPASI DAN KONSULTASI K3 No Rev :0
Tgl Rev :-
Hal : 1/1
Judul/Subyek
Uraian Masalah
Usulan/Masukan
Organisasi Perusahaan
Gudang Produksi Teknik & Perawatan Pendukung
Pengolah Sampah
Pengolah Limbah
Bahan Pelengkap
Pengiriman
Marketing
Produk Cacat
Bahan Baku
Produk Jadi
Finance
Kendaraan
Workshop
Bangunan
Sparepart
Produksi
Mekanik
P2K3
HRD
Elektrik
No Judul Pelatihan Jadwal Realisasi Penyelenggara Keterangan
GA
PPIC
QA
QC
IT
1. Sistem Manajemen √ √ √ 01/07/2021 01/07/2021 P2K3
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Dasar-Dasar K3 dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 01/07/2021 01/07/2021 Sekretaris P2K3 Perwakilan
Penerapannya – – bertahap
01/08/2021 01/08/2021
3. Pertolongan Pertama Pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 01/07/2021 Sekretaris P2K3 Perwakilan
Kecelakaan & HRD bertahap
4. Penanggulangan Keadaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 01/07/2021 P2K3 & Unit Perwakilan
Darurat Tanggap bertahap
Darurat
5. Kompetensi Operator Mesin √ 01/07/2015 Disnakertrans
Bor HDD Setempat
6. Kompetensi Operator Alat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 01/07/2015 Disnakertrans
Berat (Excavator, Crane, dsj) Setempat
*Dokumen terkendali jika disimpan di tempat penyimpanan dokumen yang ditentukan dan divalidasi oleh Sekretaris P2K3.