Kata Pengantar Umum
Kata Pengantar Umum
Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa,karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kesamben, sehingga
diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dalam hal ini adalah out put peserta didik.
Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat
penting untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan
bantuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kesamben dapat berjalan
secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik untuk mencapai keberhasilan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk itulah penulis menyadari
perlunya program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi sedikit penulis
menyusun program kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini secara
keseluruhan.
Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas–tugas guru
bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Sebagai manusia biasa penulis tentu memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dalam menyusun program ini, sehingga penulis menyadari bahwa program ini
masih jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya penyempurnaan program bimbingan dan
konseling ini, maka penulis secara terbuka menerima saran dan masukan dari semua pihak
demi perbaikan program bimbingan dan konseling ini.
Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang telah
membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan penyusunan
program kegiatan bimbingan dan konseling ini
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
3. LANDASAN FILOSOFIS
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
6. LANDASAN RELEGIUS
7. LANDASAN PEDAGOGIK
B. DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING
C. TUJUAN
D. MANFAAT
E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM
1. . VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
B. TUJUAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN
D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL
E. BIDANG BIMBINGAN
F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
G.. JENIS-JENIS LAYANAN
H. . KEGIATAN PENDUKUNG
I. FORMAT KEGIATAN
BAB III PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
1. PROGRAM HARIAN
2. . PROGRAM MINGGUAN
3. . PROGRAM BULANAN
4. PROGRAM SEMESTERAN
5. PROGRAM TAHUNAN
B. . PENYUSUNAN PROGRAM
E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN
F. PENJADWALAN
G. PENGAWASAN KEGIATAN
I. TINDAK LANJUT
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
BAB IV PENUTP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding assisting, atau availing”
yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukan
bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil
keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan
pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri,tetapi berperan sebagai
fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya
untuk(a) menciptakan lingkungan(fisik,psikis,sosial,dan spiritual) yang kondusif bagi
perkembangan siswa,(b) memberikan dorongan dan semangat,(c)mengembangkan
keberanian bertindak dan bertanggung jawab,dan (d) mengembangkan kemampuan
untuk memperbaiki dan mengubah prilakunya sendiri. Individu yang dibantu adalah
individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Bantuan dalam
bimbngan diberikan dengan pertimbangan keragaman dan keunikan individu tidak ada
teknik pemberian bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu. Teknik bantuan
seyogyanya disesuaikan dengan pengalaman,kebutuhan,dan masalah individu. Untuk
membimbing individu diperlukan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik
kebutuhan,atau masalah individu.tujuan bimbingan adalah perkembangan
optimal,yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang
kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bulanlah semata-mata
pencapaian tingkan kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik dimana
individu (1) mampu mengenal dan memahami diri (2) berani menerima kenyataan diri
secara objektif (3) mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan
sistem nilai (4) melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab
sendiri. Diketahui sebagai kondisi dinamik, karena kemampuan yyang disebutkan diatas
akan berkembang terus dan hal ini terjadi karena individu berada didalam lingkungan
yang terus berubah dan berkembang.
2). Prinsip-Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar yang
dipandang sebgai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari konsep-
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian layanan
bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
e. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
i. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
3. LANDASAN FILOSOFIS
John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling
yaitu,
1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar memperoleh
perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan membantunya
untuk menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau strategi kegiatan yang
menungkinkan klien mampu merespon interes, minat atau keinginannya
secara konsruktif. Seseorang akan berada dalam dilema apabila dia merasa
tidak memiliki pilihan . melalui bimbingan seseorang akan dapat menggali atau
menemukan potensi dirinya dan kemampuan untuk beadaptasi dengan
peristiwa-peristiwa kehidupan baru yang dialaminya.
2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal ini
konselor harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi
masalahnya.
Sedangkan James Cribbin dalam Jhon J. Pietrofesa (1980) mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan pada pengakuan akan kemuliaan dan
harga diri individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan
b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan.
Artinya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.
c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien yang minta bantuan.
d. Bimbingan bukan preogatif kelompok khusus kesehatan mental namun
dilaksanakan melalui kerja sama berdasarkan keahlian dan kompetensinya
sendiri.
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan
potensi dirinya.
f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi,
personalisasi, dan sosialisasi.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang
menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya masing-
masing, sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti
terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut aspek
kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.
b) Setiap individu memiliki kebutuhan dan senantiasa dinamik dalam interaksinya
dengan lingkungannya,disamping itu individu senantiasa mengalami berbagai
perubahan baik dalam sikap maupun tingkah lakunya.
c) Sebagai suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu
berlangsung secara linier(sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang
dijunjung tinggi), tetapi berlangsung secara fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi
atau diskontinuitas perkembangan. Dalam proses pendidikan, tidak jarang
peserta didik mengalami stagnasi perkembangan sehingga menimbulkan
masalah-masalah psikologis, seperti perilaku menyimpang(deliquency) atau
bersifat infantilitas.
d) Agar perkembangan peserta didik dapat berlangsung dengan baik dan terhindar
dari munculnya masalah-masalah psikologis maka kepada mereke perlu diberikan
bantuan yang bersifat pribadi.
e) Bagi konselor memahami aspek-aspekpsikologis klien merupakan tuntutan yang
mutlak, karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling merupakan
upaya untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek pskologis,pribadi atau
prilaku klien,sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh
kehidupan yang bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain.
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Landasan sosial budaya adalah merupakan bentuk kebutuhan akan bimbingan yang
timbul dari masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan
masyarakat, semakin rumit struktur nasyarakat dan keadaannya semakin rumit dan
banyak pula masalah yang dihadapi oleh individu dalam masyarakat itu. Dalam suatu
penelitian terhadap masyarakat barat dikemukakan bahwa akibat sampingan dari gaya
hidup modern, seperti di negara-negara industri adalah munculnya berbagai problem
sosial dan personal yang cukup kompleks. Problema tersebut seperti: (1) ketegangan
fisik dan psikis,(2) kehidupan yang serba rumit,(3) kekhawatiran atau kecemasan akan
masa depan,(4) makin tidak manusiawinya hubungan antar individu,(5) rasa tersaing
dari anggota keluarga dan anggota masyarakat lainnya,(6) renggangnya hubungan
kekeluargaan,(7) terjadinya penyimpangan moral dan sistem nilai, dan (8) hilangnya
identitas diri (Rusdi Muslim, Suara pembaharuan, 9 oktober 1993).
Masalah lain sebagai dampak negatif dari kehidupan modern ini adalah semakin
kompleknya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan
kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian
individu dituntut untuk lebih mampu mengahadapi berbagai masalah seperti masalah
penyesuaian diri misalnya pemilihan pekerjaan, masalah perencabaan dan pemilihan
pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah
keuangan,dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat
berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah- masalah yang diahdapinya dalam
hal ini individu-individu tertentu perlu mendapatkan bantuan yang memadai dalam
usaha mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang dihadapinya
itu. Dari uraian diatas dapat maka, landasan sosial budaya bimbingan dan konseling
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi
oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur
masyarakat dan keadaanya semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang
dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.
2) Ketidak berfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas
anak. Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti diatas, seringkali
dihadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari jalan keluar atau
pemecahan masalah yang dihadapinya, sehingga apabila tidak segera
mendapatkan bantuaqn dari luar maka, masalah yang dihadapinya akan semakin
parah, salah satu bantuan yang dapat memfasilitasi untuk memecahkan masalah
yang dihadapi adalah bimbingan dan konseling.
3) Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalam
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti pemberian kesempatan
kepada setiap orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah ataupun swasta. Dari kesempatan yang terbuka ini menyebabkan
berkumpulnya murid-murid dari berbagai kalangan yang berbeda-beda latar
belakangnya antara lain: agama, etnis, keadaan sosial, adat istiadat, dan ekonomi.
Hal ini menimbulkan berbagai macam maslah yang dihadapi oleh pesrta didik yang
terlibat dalam kelompok campuran tersebut.
6. LANDASAN RELEGIUS
Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada pandangan
bahwa hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu
mahluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran
yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu sebagai referensi
sikap dan prilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang
mempunyai motif beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan serta memahami serta
mengamalkan nilai-nilai agama, kefitrahannya inilah yang membedakan dirinya dengan
hewan dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemiliaannya disisi
Tuhan. Adapun alasan yang menjadikan agama sebagai landasan bimbingan dan
konseling adalah;
a) Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencari
kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai
pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk
kepada nilai-nilai agama.
b) Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius) yang
berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.
c) Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan
khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah
kepadanya. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah untuk
menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup
bersama (rahmatan lil alamiin).
d) Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian menunjukkan
bahwa agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan) terhadap
pencerahan diri dan kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal ini maka
pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan
konseling merupakan suatu keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.
e) Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling
berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki
pemahaman dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama
konseli.
7. LANDASAN PEDAGOGIK
Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses
pertumbuhan (growth). Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan ciri
khas dari kehidupan, maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan, tanpa akhir.
Tolok ukur mutu pendidikan di sekoplah adalah sampai dimana sekolah itu dapat
menciptakan suasana untuk pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk membuat
pertumbuhan itu terlaksana dengan baik.
B. DASAR HUKUM
1. Sebagai pedoman yang jelas terhadap arah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
di sekolah,
2. Memudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
3. Agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efisien dan efektif serta
hasil-hasilnya dapat dinilai
D. MANFAAT
Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta didik.
Adapun manfaat program bimbingan konseling :
1. Memungkinkan Guru BK untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan usaha coba-coba
yang tidak menguntungkan.
2. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang
dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis
layanan bimbingan yang diperlukan.
3. Setiap Guru BK mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula
bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru BK akan menghayati
pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk
kepentingan siswa-siswa asuhnya.
b. Pemahaman terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
c. Pemahaman pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan
wanita.
d. Pemahaman terhadap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan social yang lebih luas
e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan
apresiasi seni.
f. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhannya
untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karir
serta berperan dalam kehidupan masyarakat
h. Pengembangan etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masayarakat dan warga negara serta sebagai umat manusia.
4. Bidang Bimbingan
a. Bimbingan Belajar
b. Bimbingan Pribadi
c. Bimbingan Sosial
d. Bimbingan Karir
e. Bimbingan Keluarga
f. Bimbingan Budi Pekerti Keagamaan, akhlaq Mulia
5. Jenis Layanan
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan/Penyaluran
d. Penguasaan Konten
e. Konseling Individu
f. Konseling kelompok
g. Bimbingan kelompok
h. Konsultasi
i. Mediasi
j. Advokasi
6. Volume kegiatan
Sesuai Kalender Pendidikan
7. Frekwensi layanan
Sesuai Jadwal Kegiatan Bimbingan dan Konseling
BAB II
2. MISI
1) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
2) Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
3). Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif
4). Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan yang mampu dan tangguh
5). Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standart Nasional
Pendikaan
6). Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang tangguh
7). Mewujudkan pengembangan standart penilaian
B. TUJUAN KHUSUS
1. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Siswa memahami dan dapat menyikapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada
dirinya
3. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan
wanita serta kematangan social
4. Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat
5. Siswa memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki serta
mengembangkannya
6. Siswa mempunyai gambaran tentang studi lanjut dan pengetahuan yang harus
dikembangkan
7. Siswa mempunyai kesadaran tanggung jawab intelektual yang tinggi
8. Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan berbudi pekerti luhur sebagai
pribadi, anggota masayarakat dan warga Negara.
C. PERMASALAHAN
1. Kendala-kendala yang muncul dan belum tuntas tahun lalu
Ada beberapa kendala yang muncul dan belum tuntas dalam pelaksanaan program
BK pada tahun yang lalu, antara lain:
1. Layanan Data
Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-lain
2. Layanan Konseling
Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku yang
positif
d. Penyediaan fasilitas BK
2) Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK
3) Buku piket BK
4) Buku lembar siswa
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
G. JENIS-JENIS LAYANAN
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan,
dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan
dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan antar mereka.
Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013
mengamanahkan layanan peminatan peserta didik. Bukan berarti bahwa layanan BK
hanya memuat layanan peminatan tetapi layanan peminatan merupakan bagian dari
pelayanan Bimbingan dan Konseling secara utuh. Peminatan di SMP/MTs : diberikan
pada peserta didik SMP/MTs yang akan melanjutkan ke SMA/MA dan SMK mereka
dibantu untuk memperoleh informasi yang cukup , lengkap tentang jenis dan
penyelenggaraan masing-masing SMA/MA dan SMK. Pilihan peminatan kelompok
mata pelajaran, Peminatan lintas mata pelajaran, Peminatan pendalaman materi
mata pelajaran , dan arah karir yand ada dan kemungkinan study lanjut
H. Kegiatan Pendukung
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
BAB III
Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:
1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam
satu minggu.
2. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
3. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.
4. Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
5. Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi
program bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda
mingguan didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari
agenda mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat
secara tertulis pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan
pendukung. lebih jelasnya lihat di lampiran.
B. Penyusunan Program
1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2
(dua) jam pembelajaran.
2. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per
minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
2. Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif
terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan
siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :
E. Tahap-tahap penilaian
Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. . Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani.
2. . Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
3. . Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan
kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
F. Penjadwalan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan
secara klasikal di kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran per-kelas
per-minggu. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan
kelompok dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar
jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat
dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding),
kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan
(referral )
G. Pengawasan Kegiatan
(LIHAT Lampiran)
I. TINDAK LANJUT
Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum
dilaksanakan. Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat
dilaksanakan.
J. LAPORAN
ANGGARAN
No PROGRAM RINCIAN
JUMLAH SUMBER
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program yang ada pada layanan bimbingan dan konseling
diharapkan partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :
1. Pihak sekolah, bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya
suasana pendidikan yang menyenangkan.
2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu permasalahan
yang dialami oleh siswa.
3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam
pelaksanaan dibidang administrasi yang dibutuhkan.
4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah agar dapat
memahami dan menempatkan pungsi bimbingan konseling secara nyata, ikhlas
dan penuh rasa tanggung jawab.