Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA KERJA MANAJEMEN RESIKO

Oleh:

RISKAWATI

0800119065

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
Integrasi

Perbaikan DesaIn
Kepemimpinan
Dan
Komitmen

Evaluasi Implementasi

Pertama, Kepemimpinan dan Komitmen, merupakan komponen fokus penting


dalam kerangka kerja manajemen risiko. Dengan kata lain, pemimpin organisasi
memberikan teladan dan komitmen dalam mengelola risiko melalui kebijakan, wewenang,
tugas, tanggung jawab dan akuntabilitas pada tingkat organisasi yang disesuaikan dengan
tujuan organisasi.

Kedua, Pengintegrasian manajemen risiko sangat bergantung pada pemahaman


terhadap struktur organisasi dan konteks organisasi. Struktur setiap organisasi pasti berbeda-beda
sesuai dengan tujuan, sasaran dan kompleksitas yang dihadapi. Oleh karena itu risiko harus
dikelola pada setiap bagian struktur organisasi dan setiap orang didalam organisasi tersebut
mempunyai tanggungjawab untuk mengelola risiko yang dihadapinya. Pencapaian sasaran
organisasi dilaksanakan melalui proses bisnis yang telah direncanakan dan ditetapkan sejak awal.

Ketiga , Desain adalah suatu perencanaan atau perancangan yang dilakukan


sebelum pembuatan suatu objek, sistem, komponen atau struktur.

Keempat, Implementasi : Tujuan dari manajemen risiko adalah menciptakan lindung nilai.
Adanya manajemen risiko akan meningkatkan kinerja, mendorong inovasi dan mendukung pencapaian
sasaran. Tujuan ini harus menjadi jangkar dari keseluruhan proses implementasi manajemen
risiko.Apabila dirancang dan diterapkan dengan baik, kerangka kerja manajemen risiko akan
dapat memastikan bahwa proses manajemen risiko akan menjadi bagian terpadu dari semua
kegiatan organisasi, termasuk proses pengambilan keputusan dan akan mampu untuk menangkap
perubahan yang terjadi pada konteks internal dan eksternal.

Kelima, Proses evaluasi terdiri dari pemantauan, kajian dan assessment. Pemantauan


merupakan kegiatan membandingkan kinerja kerangka kerja manajemen risiko apakah telah
sesuai dengan rencana atau tidak. Kajian adalah penanganan bila terjadi penyimpangan dari
sasaran atau standar yang telah ditetapkan. Assessment yaitu proses kerangka manajemen risiko
secara wajar melalui suati metode auditing manajemen risiko yang baku.

Keenam, Perbaikan : Organisasi harus senantiasa memantau dan menyesuaikan kerangka


kerja manajemen risiko dengan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Hal ini dilakukan
demi organisasi dapat meningkatkan nilai. Bila kesenjangan dan kesempatan perbaikan telah
diidentifikasi maka organisasi harus mengembangkan rencana perbaikan dan penugasan
pelaksanaannya kepada yang mempunyai akuntabilitas terhadap penerapannya. Ketika sudah
diterapkan, seharusnya perbaikan ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan manajemen
risiko.

Anda mungkin juga menyukai