Ampisilin Trihidrat
Ampisilin Trihidrat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotika
pertumbuhan atau membunuh jasad renik lainnya (Subronto dan Tjahajati, 2001).
2.1.1 Amoksisilin
Rumus struktur:
molekul 419,45. Pemeriannya berupa serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau,
berasa pahit. Senyawa ini sukar larut dalam air dan metanol (1 gram dalam
370 ml air atau dalam 2000 ml alkohol), tidak larut dalam benzen, dalam karbon
Struktur kimia amoksisilin terdiri atas cincin β-laktam, cincin tiazolidin rantai
tubuh hewan dan dieksresikan melalui ginjal, kelenjar susu, hati dan usus
babi dan unggas untuk mengobati penyakit infeksi dan sebagai tambahan bahan
Penisilin biasanya cepat hilang dalam darah melalui ginjal dan keluar melalui urin
2.1.2 Ampisilin
Rumus struktur:
kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolut 1 g/250 ml dan praktis tidak larut dalam
antimikroba yang luas tetapi lebih efektif terhadap bakteri gram negatif.
2.1.3 Tetrasiklin
Rumus struktur:
molekul 480,6. Tetrasiklin merupakan serbuk hablur, kuning, tidak berbau, agak
higroskopis. Stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya matahari yang
kuat dalam udara lembab menjadi gelap. Larut dalam air, dalam alkali hidroksida
dan dalam larutan karbonat, sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter. Tetrasiklin mudah membentuk garam dengan ion Na+ dan Cl-
protein dengan cara mengikat sub unit 30 S dari pada ribosom sel bakteri. pada
Rumus struktur:
keabuan atau putih kekuningan, tidak berbau, sangat tidak larut dalam air, sangat
paling rendah. Senyawa ini cepat dan hampir sempurna diabsorpsi dari saluran
(Wattimena, 1990).
bakteriosidal dengan memiliki aktifitas spektrum luas aktif terhadap bakteri yang
patogen dengan jalan menghambat sintesis protein dengan cara mengikat sub unit
30 S dari pada ribosom sel bakteri dan menghambat aktifitas enzim peptidil
menimbulkan penyakit anemia plastik bagi manusia sehingga sejak tahun 1994 di
agar prodiktivitas ternak dapat dipertahankan atau ditingkatkan (Bahri dkk, 2005).
“Obat hewan” yang paling sering digunakan pada peternakan adalah antibiotika
(Dewi dkk, 2002). Antibiotika diberikan pada hewan ternak berguna untuk
diberikan melalui air minum dan dapat diikuti dengan pemberian antibiotika
Hal ini dilakukan untuk membuat hewan tetap produktif meskipun mereka hidup
2005).
diberikan secara berkala pada peternakan ayam tetapi golongan ini tidak diizinkan
Residu obat adalah sisa dari obat atau metabolitnya dalam jaringan atau
sebagai pakan ternak yang diberikan dalam waktu yang cukup lama dengan tidak
beda antara jaringan dari tubuh ternak satu dengan yang lainnya (Bahri dkk,
2005).
tubuh ternak. Hasil penelitian Oramahi dkk, 2004 terhadap 65 sampel hati ayam
produk asal hewan baik daging segar maupun daging olahan yang diambil dari
pasar tradisional dan rumah potong hewan di wilayah Kabupaten Badung (Bali),
pada telur yang beredar di Sumatera Utara sebesar 0,0752 - 0,1937 µg/g secara
melebihi batas kadar yang ditetapkan oleh pemerintah dalam daging ayam yang
Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa antibiotika tidak dapat
seluruhnya diekskresi dari jaringan tubuh ternak, seperti : daging, air susu dan
telur. Hal ini berarti sebagian antibiotika masih tertahan dalam jaringan tubuh
pemakaian antibiotika dan “obat hewan” yang tergolong obat keras perlu
memperhatikan waktu henti sehingga diharapkan residu tidak ditemukan lagi atau
metode residu untuk senyawa tunggal karena metode ini lebih mudah dilakukan
cara yaitu penentuan secara kualitatif (skrining) dan penentuan secara kuantitatif
sampel makanan memiliki kriteria seperti metode memberikan hasil yang akurat,
kemampuan untuk mendeteksi analit yang akan dianalisis (Shankar et al, 2010).
tetrasiklin pada telur secara KCKT-MS. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa
metode ini sangat sensitif karena dapat mendeteksi keberadaan residu pada kadar
bersamaan 30 jenis antibiotika yang terdapat pada daging yang dikonsumsi oleh
kloramfenikol yang terdapat pada madu, udang, dan daging ayam menggunakan
dapat mendeteksi keberadaan residu antibiotika dengan batas deteksi hingga 100
ppb.
matriks yang komplek seperti daging, ginjal atau hati sangat diperlukan supaya
hasil uji kualitatif memiliki sensitifitas yang baik (Shankar, 2010). Ekstraksi pada
Mecheal Tsweet pasa tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam
tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang
menggunakan fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase)
(Rohman, 2007).
kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak
dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam
teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif
POM, 1995).
senyawa obat. KCKT dapat digunakan untuk pemeriksaan kemurnian bahan obat,
pengawasan proses sintesis dan pengawasan mutu (quality control) (Ahuja and
Dong, 2005).
normal. Kromatografi fase balik menggunakan fase diam yang bersifat nonpolar,
dan fase geraknya yang relatif lebih polar daripada fase diam. Fase diam yang
kimia dapat dianalisis dengan kromatografi jenis ini (Meyer, 2004; Kazakevich
gerak yang membawa campuran analit melalui fase diam dan perbedaan interaksi
analit dengan permukaan fase diam sehingga terjadi perbedaan waktu perpindahan
terjadi di dalam kolom dapat dilihat pada gambar 1 yaitu contohnya, campuran
gerak (Gambar 1.1c). Setelah proses ini terjadi berulang kali, kedua komponen
akan terpisah. Komponen ● yang lebih suka dengan fase gerak akan berpindah
Waktu tambat atau retention time (tR) adalah periode waktu yang dilalui
tambat suatu zat selalu konstan pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini
2004). Gambar 1.2 menunjukkan, w adalah lebar puncak dan t0 disebut waktu
hampa (void time/dead time) yaitu waktu tambat pelarut yang tidak tertahan atau
waktu yang dibutuhkan oleh fase gerak untuk melewati kolom (breakthrough
time). Waktu tambat dipengaruhi oleh laju alir (μ) dan panjang kolom (L). Jika
laju alir lambat atau kolom panjang, maka tR akan semakin besar dan sebaliknya.
𝐿
𝜇=
𝑡𝑅
Faktor kapasitas (k’) merupakan suatu ukuran derajat tambatan dari analit
yang tidak dipengaruhi laju alir dan panjang kolom. Faktor kapasitas dihitung
dengan membagi waktu tambat bersih (t’R) dengan waktu hampa (t0) seperti yang
𝑡′ 𝑡𝑅 − 𝑡𝑜
𝑘= =
𝑡𝑜 𝑡𝑜
Idealnya, analit yang sama jika diukur pada dua instrumen berbeda dengan
ukuran kolom yang berbeda namun memiliki fase diam dan fase gerak yang sama,
kolom ditunjukkan dari jumlah lempeng teoritikal atau theoretical plates (N),
𝑡𝑅
𝑁 = 16 � � 2
𝑤
P
Kolom yang efisien adalah kolom yang mampu menghasilkan pita sempit
dan memisahkan analit dengan baik. Nilai lempeng akan semakin tinggi jika
ukuran kolom semakin panjang, hal ini berarti proses pemisahan yang terjadi
semakin baik. Hubungan antara nilai lempeng dengan panjang kolom disebut
dengan rumus:
𝐿
𝐻= (Snyder and Kirkland, 1979).
𝑁
𝑘2 𝑡𝑅2 − 𝑡0
𝛼= =
𝑘1 𝑡𝑅1 − 𝑡0
Resolusi (Rs) merupakan derajat pemisahan dari dua puncak analit yang
puncak dibagi dengan rata-rata lebar kedua puncak (Ornaf and Dong, 2005).
Pada analisis kuantitatif, resolusi yang ditunjukkan harus lebih besar dari 1,5.
Sementara itu, bila kedua puncak yang berdekatan memiliki perbedaan ukuran
yang signifikan, maka diperlukan nilai resolusi yang lebih besar (Meyer, 2004).
dengan derajat simetris yang sempurna (Ornaf and Dong, 2005). Namun
memperlihatkan tailing (Dolan, 2003). Pada Gambar 1.3 ditunjukkan tiga jenis
bentuk puncak.
faktor tailing dan faktor asimetris. Faktor tailing (Tf) dihitung dengan
sebagai berikut.
Sedangkan faktor asimetri (As) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
b
As =
a
puncak pada ketinggian 10% seperti yang ditunjukkan di Gambar 1.4. Jika nilai a
sama dengan b, maka faktor tailing dan asimetri bernilai 1. Kondisi ini
menunjukkan bentuk puncak yang simetris sempurna (Dolan, 2003). Bila puncak
berbentuk tailing, maka kedua faktor ini akan bernilai lebih besar dari 1 dan
sebaliknya bila puncak berbentuk fronting, maka faktor tailing dan asimetri akan
berat/struktur molekul tetapi juga memberikan informasi jelas dari struktur jejak
(Cappiello, 2007).
adalah ion molekul dari senyawa sehingga bisa dipakai untuk identifikasi
Instrumen KCKT terdiri atas 6 bagian, yakni wadah fase gerak (reservoir),
Wadah fase gerak menyimpan sejumlah fase gerak yang secara langsung
berhubungan dengan sistem (Meyer, 2004). Wadah haruslah bersih dan inert,
seperti botol pereaksi kosong maupun labu gelas. Adalah hal yang penting untuk
men-degass fase gerak sebelum digunakan karena gelembung gas kecil dalam fase
gerak dapat terkumpul di pump head atau pun detektor sehingga akan
kokoh untuk menghasilkan tekanan tinggi hingga 350 bar atau bahkan 500 bar.
Tipe pompa yang umum digunakan adalah pompa piston bersilinder pendek
(short-stroke piston pump). Laju alir dapat bervariasi dari 0,1 hingga 5 mL/menit.
Kebanyakan pompa saat ini telah memiliki saluran pembilas yang biasanya air
dapat bersirkulasi. Larutan ini berfungsi untuk membilas piston agar bersih dari
Ada 3 jenis macam injektor, yakni syringe injector, sampling valve dan
sederhana (Synder and Kirkland, 1979). Sampling valve atau manual injector
mengandung 6 katup saluran dilengkapi dengan rotor, sample loop dan saluran
loop dengan jarum suntik gauge 22 pada posisi “load” dan larutan sampel yang
ada di sample loop kemudian akan dialirkan ke kolom dengan memutar rotor ke
mirip, hanya saja sistem penyuntikannya bekerja secara otomatis (Meyer, 2004).
terjadi di sini. Kolom umumnya terbuat dari 316-grade stainless steel dan
dikemas dengan fase diam tertentu. Ukuran panjang kolom untuk tujuan analitik
berkisar antara 30 cm atau lebih dan diameter dalam berkisar 10 hingga 25,4 mm
(Meyer, 2004).
respon yang linier, mampu mendeteksi solut secara universal, tidak destruktif,
mudah dioperasikan, memiliki dead volume yang kecil dan tidak sensitif terhadap
perubahan temperatur serta kecepatan fase gerak (Hamilton and Sewell, 1977).
Beberapa detektor yang paling sering digunakan dalam KCKT adalah detektor
dihubungkan ke detektor. Alat ini akan menangkap sinyal elektronik dari detektor