LAPORAN (KOMPRE) AT II NATASYA FADILAH Dra - Nilma, MP
LAPORAN (KOMPRE) AT II NATASYA FADILAH Dra - Nilma, MP
YANG DIFERMENTASIKAN
NATASYA FADILAH
NIS. 187080
KEMENTERIAN PERINDUSTERIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh
Natasya fadilah
NIS 187080
10 Desember 2021
di
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
ANALIS KIMIA PADANG
Disetujui oleh :
Dra.Nilma,MP
NIP196301191996032001
i
ANALISIS DADIH DARI SUSU KERBAU MURNI YANG
DIFERMENTASIKAN
(ANALYSIS OF CURD FROM PURE FERMENTED BUFFALO MILK)
ABSTRAK
ABSTRACT
ii
Keywords: Analysis, DAdih, Buffalo Milk, Fermentation
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan puji syukur atas nikmat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengizinkan saya untu membuat penulisan
Laporan AT II yang berjudul “ANALISIS DADIH DARI SUSU KERBAU
MURNI YANG DIFERMENTASIKAN”.Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
Akhir kata, penulis berdoa semoga laporan AT II ini dapat berguna bagi
kita semua.
Padang,10Desember 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................i
ABSTRAK...........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Pembahasan Masalah..............................................................2
C. Perumusan Masalah................................................................3
D. Tujuan Penelitian....................................................................3
E. Manfaat Penelitian...................................................................3
F. Definisi Istilah.........................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................5
A. Kajian Teori............................................................................5
B. Parameter dan Metode Uji......................................................9
C. Penelitian Relevan.................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................19
A. Jadwal dan tempat penelitian................................................19
B. Rancangan penelitian ...........................................................19
C. Metode penelitian..................................................................19
D. Alat dan Bahan......................................................................20
E. Prosedur Kerja.......................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................28
A. Analisis Biaya.......................................................................30
BAB V PENUTUP.............................................................................31
A.Kesimpulan dan Saran...........................................................31
KEPUSTAKAAN..............................................................................32
LAMPIRAN I....................................................................................33
iv
LAMPIRAN II...................................................................................42
LAMPIRAN III.................................................................................48
v
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1
Proses pembuatan dadih dilakukan dengan cara fermentasi yang
melibatkan berbagai macam bakteri asam laktat. Fermentasi pada dadih
dilakukan oleh mikroba yang berasal dari bambu. Hasil isolasi bakteri asam
laktat dadih asal Kerinci seperti Lactobacillus plantarum, L. fermentum, L.
acidophilus, L. brevis memiliki potensi sebagai kultur starter untuk fermentasi
susu (Afriani, 2012).Berdasarkan penelitian Usmiati dan Setiyanto (2010) L.
casei sebagai BAL dominan pada dadih dari Sijunjung, Sumatera Barat.
Bambu digunakan sebagai fermentor dadih karena mengandung bakteri yang
dibutuhkan dalam fermentasi pembuatan dadih. Proses fermentasi dadih
umumnya dilakukan sekitar 24-48 jam. Berdasarkan penelitian Lestari (2015),
dadih kambing etawa dengan lama fermentasi 48 jam menghasilkan protein
sebesar 2,272 g/100 g dan fermentasi 60 jam sebesar 0,749 g/100 g.Hasil
penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Melia dan Juliyarsi (2007) bahwa
semakin lama waktu fermentasi akan meningkatkan nilai keasaman pada susu
yang diiringi penurunan kadar protein. Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis tertarik untuk melakukan analisis dalam pembuatan dadih yaitu analisis
dadih dari susu kerbau yang difermentasi.
B. Pembatasan Masalah
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah dadih dari susu kerbau
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kualitas dadih susu kerbau
3. Parameter Penelitian
Parameter dalam penelitian ini adalah kadar Pb (timbal),kadar protein
dan analisis uji coliform.
2
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui kadar Timbal (Pb) pada dadih dari susu kerbau.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2.Bagi Masyarakat
3. Ilmu Pengetahuan
3
F. Definisi Istilah
1. Analisis Dalam analisis ini, yang di maksud dengan analisis adalah aktivitas
yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk di kelompokan kembali menurut kriteria tertentu dan
kemudian di cari kaitannya lalu di tafsirkan maknanya.
3. Susu kerbau murni Susu kerbau adalah susu yang dihasilkan dari kerbau
domestikasi (Bubalus bubalis). Susu kerbau berbeda dengan susu ruminansia
lainnya karena mengandung lemak dan protein yang lebih tinggi.Tingginya
kadar lemak, protein, dan padatan terlarut lainnya menjadikan susu kerbau
lebih mudah diolah menjadi produk susu seperti keju.Kerbau yang hidup di
rawa akan memiliki sifat susu yang berbeda jika dibandingkan dengan kerbau
yang hidup di air. Musim pemerahan dan genetik kerbau juga diketahui
menyebabkan variasi kandungan nutrisi dari susu kerbau.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
5
Bentuk dari dadiah dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Dadih terbuat dari susu kerbau yang difermentasi secara alami pada
suhu ruang selama dua malam (Sugitha: 1995). Dadih yang diproduksi di
Sumatera Barat, dibuat dengan bahan dasar susu kerbau yang difermentasi di
dalam tabung bambu dan tanpa penambahan starter lalu ditutup dengan daun
pisangatau plastik bening. Susu akan terfermentasi oleh bakteri asam
laktatyang terdapat pada susu kerbau (Surono: 2000).
6
3. Manfaat dadiah bagi kesehatan
Dadih susu adalah makanan yang mudah dicerna oleh tubuh, selain itu
makanan ini sangat membantu tubuh dalam menyerap makanan dengan baik,
sehingga cocok untuk kesehatan pencernaan.
b. Menyehatkan jantung
d. Sumber kalsium
Dadih susu tinggi dengan kalsium serta fosfor . Oleh karena itu, dadih
bermanfaat besar untuk mencegah masalah yang berkaitan dengan tulang dan
gigi.
Stress mampu merusak mental serta juga fisik kita secara perlahan. Oleh
karena itu cara yang mampu membantu menghikangkan stress yaitu
mengkonsumsi dadih susu dengan baik.
Cara yang ampuh dalam menambah nafsu makan yaitu dengan cara memakan
dadih dengan garam atau gula. Serta bisa dilakukan dirumah dengan
meneteskan air jeruk nipis atau lemon kedalamnya sehingga asam akan
membuat dadih terangkat secara alami.
7
4. Efek samping mengkonsumsi dadiah
8
6. Prinsip Pembentukan Dadiah
9
Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, artinya yang utama atau yang
di dahulukan. Protein ditemukan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder
(1802–1880).
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino)
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam asam
amino, tubuh orang dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino esensial
yaitu lisin, leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin,
sedangkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi
yaitu histidin dan arginin. Adapun contoh asam amino non esensial yaitu
prolin, serin, tirosin, sistein, glisin, asam glutamat, alanin, asam aspartat,
aspargin, ornitin (Irianto dan Waluyo, 2004).
10
yang lebih tepat dapat dipakai.Apabila jumlah unsur N dalam bahan telah
diketahui (dengan berbagai cara) .Untuk campuran senyawa-senyawa protein
atau yang belum diketahui komposisi unsur-unsur penyusunnya secara pasti,
maka faktor perkalian 6,25 inilah yang dipakai.Sedangkan beberapa jenis
protein telah diketahui faktor perkaliannya
a. Tahap Destruksi
Seny.N + H 2 SO 4 → ( NH ¿¿ 4) ¿2 SO 4 + SO 2 + CO + CO 2 + H 2 O
11
valensi rendah atau sebaliknya. Penggunaan selenium lebih reaktif
dibandingkan merkuri dan kupri sulfat tetapi selenium mempunyai kelemahan
yaitu karena sangat cepatnya oksidasi maka nitrogennya justru mungkit ikut
hilang. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian selenium yang sangat sedikit
yaitu kurang dari 0,25 g. Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi
jernih atau tidak berwarna (Legowo & Nurwantoro, 2004).
b. Tahap Destilasi
c. Tahap Titrasi
12
fenolftalein. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah
ekivalen nitrogen.
Sifat Fiska:
Fase :solid
13
Titik didih :2022 K (1749 ºC,3180 ºF)
14
alat yang diguakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam
dan metalloid yang pukurannya berdasarkan dengan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh logam atom logam dalam keadaan
bebas.Prinsip dasar Spektrofotometri Serapan Atom adalah interaksi antara
radiasi elektromagnetik dengan sampel.
1) Sumber cahaya
Sumber cahaya yang digunakan yaitu berupa lampu yang bersinar secara
kontiniu. Jadi lampunya memiliki intensitas tinggi sekaligus memiliki lamda
atau panjang gelombang yang persis dengan sampel atau logam yang akan
dianalisis.
3) Monokromator
15
4) Detektor
5) Recorder
Recorder berfungsi sebagai sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima
oleh piranti yang dapat menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
3. Uji coliform
16
C. PENELITIAN RELEVAN
Yusri dan Hellyward (2002) pada penelitian yang lebih awal melakukan
penilaian terkait aspek teknis pemeliharaan kerbau yang berpengaruh terhadap
tingkat produksi dadih di Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari rata-rata skor penilaian terkait lima penerapan aspek teknis (bibit dan
reproduksi, makanan, tata laksana, perkandangan, dan kesehatan) yang penting
dalam sebuah industri peternakan, hanya setengah bagian saja yang mampu
terpenuhi dibanding standar yang telah ditetapkan oleh Dirjen Peternakan. Dari
penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masih rendahnya level
penerapan aspek teknis pemeliharaan ternak kerbau penghasil dadih turut
menjadi kendala pengembangan usaha produksi dadih selama ini.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jadwal dan Tempat Penelitian
B. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, produk yang akan di analisa adalah dadih dari susu
kerbau murni yang di fermentasi dalam 3tabung bambu yang berasal dari
Padang.
2. Teknik Sampling
C. Metode Penelitian
Metoda yang digunakan pada penelitian analisis dadih dari susu kerbau
yang di fermentasi dengan beberapa parameter yaitu :
18
D. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pipet gondok 10 ml
2. Pipet gondok 5 ml
3. Pipet tetes
4. Labu ukur 100 ml
5. Labu ukur 1000 ml
6. Labu ukur 50 ml
7. Labu ukur 25 ml
8. Standar & klem
9. Buret 25 ml
10. Buret 50ml
11. Batang pengaduk
12. Gelas piala 250 ml
13. Pipet takar 10 ml
14. Neraca analitik
15. Botol semprot
16. Erlenmeyer 250 ml
17. Tabung reaksi bertutup ( kecil )
18. Tabung reaksi bertutup ( besar )
19. Rak tabung reaksi
20. Cawan porselen
21. Kompor gas
22. Corong
23. Desikator
24. Kuvet
25. Test tube
26. Pipet takar 1 ml
27. Kaca arloji
28. Labu kjedhal
29. Penangas
30. Labu destilasi
31. Pendingin lurus
32. Konektor
33. Selang gas
34. Selang pipa
35. Lampu spiritus
36. Ampul
37. Jarum ose
38. AAS Shimadzu
39. Furnace
40. Autoclaf
41. Oven
42. Inkubator
43. Gelas Piala 1000 ml
19
44. Tang cawan
45. Hot plate
46. Baki
47. Gelas ukur 50 ml
48. Gelas piala 500 ml
49. Neraca analiti
Bahan :
20
E. Prosedure kerja
Tahap Destruksi
Tahap Destilasi
1) Pipet 5 ml sampel dengan pipet gondok dan masukkan ke dalam labu suling,
Tambahkan Indikator PP 2-3 tetes.
2) Pasang rangkai alat dan siapkan semua alat destilasi. Erlenmeyer menampung
destilat yang diisi 10 ml H3BO3 2 % dan 3 tetes indicator MM.
3) Pada labu suling tambah 5 ml NaOH 30 % dengan pipet takar Mulut labu
suling ditutup dengan gabus.Proses destilasi dihentikan ketika warna destilat
dalam Erlenmeyer menjadi kuning.
4) Pendingin lurus dibilas dengan aquades dan hasil bilasan ditampung pada
destilat tersebut.
Tahap Titrasi
1) Buret diisi dengan larutan HCl 0,01 N, kemudian dititar destilat tersebut.
2) Titrasi dilakukan sampai warna berubah menjadi warna orange(TAT). Rumus
Perhitungan kadar protein.
21
Standarisasi larutan HCl 0,01 N dengan Na2B4O7 0,01 N
Keterangan :
Preparasi Sampel
22
Pembuatan Larutan induk Pb
Pembuatan deret standar (0,01 ppm; 0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,15 ppm;
0,2 ppm; 0,25 ppm)
23
Prosedur Pengoperasian Flame AA-7000 (AAS)
A. Persiapan
1) Siapkan kebutuhan analisis (larutan baku, Sample, Lampu,dll)
2) Hubungkan kabel power ke sumber listrik
3) Hidupkan blower
4) Hidupkan compressor udara
5) Buka aliran gas C 2 H 2
6) Pasang lampu katoda unsure yang akan dianalisi pada soket (tersedia 6
soket di AA-7000)
7) Hidupkan UPS dan AA-7000 , tunggu hingga inisialisasi selesai
8) Hidupkan CPU, monitor dan printer.
C. Mematikan Alat
1) Tekan tombol extinguish pada alat untuk mematikan flame
2) Klik Instrumen → Connect ( tanda check list hilang ) → exit
3) Matikan PC dan printer
4) Matikan compressor dan buang udara di dalamnya dengan membuka
tutup di bagian bawah compressor, tutup kembali setelah udara habis
terbuang
5) Tutup gas C 2 H 2 dan N 2 O❑
6) Matikan AA-7000
7) Matikan blower
8) Lakukan pengolahan data dan perhitungan
D. Pembuatan Kurva
1) Buat kurva kalibrasi dari data diatas, dan tentukan persamaan garis
lurusnya
2) Jika koefisien korelasi linear ( r ) < dari 0,995 periksa kondisi alat dan
ulangi langkah diatas hingga diperoleh nilai koefisien r ≥0,995.
CX x V x FP
kandungan logam Pb (mg/kg) = x 106 mg/kg
mg sampel
24
Keterangan :
V = Volume larutan
FP = Faktor Pengenceran
3.Uji Coliform
Homogenisasi Sampel
Uji penduga
Uji penguat/penegas
25
penduga yang positif (+) dan dipindahkan dengan cara dicelupkan
kedalam tabung yang berisi 10 ml BGLBB
4) Dilakukan pada setiap tabung yang positif pada uji penduga
5) Diinkubasi selama 2x24 jam dan dicatat hasil positif dari uji penguat
dengan adanya gas pada tabung durham
6) Rujuk hasil positif ke table MPN.
1
Rumus MPN coliform = MPN x −2
10
26
BAB IV
Tabel 1.1 Dari pratikum yang dilakukan didapatkan hasil kadar protein sebagai
berikut:
1 Sampel 1 6,02%
2 Sampel 2 6,16%
3 Rata-rata sampel 6,09%
27
II. Analisi Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Sampel Dadiah
Tabel 2.1 Dari pratikum yang dilakukan didapatkan hasilanalisia kadar Logam
Timbal (Pb) sebagai berikut:
NO SAMPEL KADAR
28
Standar Nasional Indonesia(SNI 2981:2009 ), yaitu maksimal 0,3 mg/kg.Hal
Ini menunjukkan bahwa kandungan logam Pb yang terdapat di dalam
dadihberdasarkan SNI 2981:2009 telah memenuhi syarat yang ada, yaitu tidak
melebihi batas maksimal 0,3 mg/kg. Pengujian bisa dikatakan memberikan
presisi yang baik ketika nilai simpangan baku relatifnya (RSD) ≤ 20%.
Berdasarkan hasil dari presisi pengujian, nilai RSD yang diperoleh yaitu 4,6%.
Hasil menunjukan bahwa pengujian sudah bagus karna hasil RSD yang didapat
< 20%.
1 Dadih 3 3 0 240
Analisis Biaya
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan terhdap sampel dadih didapatkan
hasil sebagai berikut:
B. Saran
1. Penulis mengharapkan untuk dapat meningkatkan pemanfaatan
pengetahuan yang dimili mengenai kualitas dadih yang dikonsumsi.
2. Penulis berharap kepada konsumen untuk lebih memperhatikan kualitas
dari dadih yang dijual saat ini.
30
KEPUSTAKAAN
Robert KM, Darly KG, Peter AM dan Victor WR 1997. Biokimia Harper.
Jakarta : Buku Kedokteran.
Roostita, L.B., Hartati, Ch., Kusmayadi, S ,. 2003. Studi Tentang Isolasi dan
Identifikasi Khamir Spesies dalam Produk Dadih Susu Kerbau.
31
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. Yayasan
Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (YAPMMI).
TRICK. Jakarta.31-32
32
LAMPIRAN 1
PEMBUATAN REAGEN
0,1 % x 80 ml
Perhitungan: Gram=
100 ml
Gram=0,0800 g
Gram=80 mg
Cara pembuatan :
2. Campuran selen
Perhitungan:
=(1+1)x2 gr x1,5 gr
=6 gram
Perhitungan konsentrasi :
6 gram
SeO2 : w= x 2,5 gram
122,5 gram
=0,1224 gram
6 gram
K2SO4 : w= x100 gram
122,5 gram
=4,8980 gram
33
6 gram
CuSO4.5H2O : w= x20 gram = 0,9796 gram
122,5 gram
Cara pembutan :
Cara pembuatan :
4. Indikator pp 1% 100 ml
Perhitungan :
W
1%= X 100% = 1 gram
100 ML
Cara Pembuatan :
a)Ditimbang 1 gr indicator pp
b) Dimasukkan kedalam gelas piala
c) Dilarutkan dengan alcohol hingga volume 100 ml
d) Dimasukkan kedalam botol reagen dan beri label .
5. H3BO3 2%
Perhitungan :
10 ml x 5 x 1,5=60 ml
34
w
2%= x 100%= 1,2 gram
60 ml
Cara pembuatan :
6. Indikator MM 1% 100 ml
Perhitungan :
w
1% = x 100%= 1 gram
100 ml
Cara pembuatan :
Perhitungan :
5 ml x4 x1,5= 30 ml
w
30%= x 100 % = 9 gram
30 ml
35
Cara pembuatan :
8. Asam Klorida
Perhitungan :
50 ml x 4 x 1,5 = 300 ml
Vp.a = 0,3 ml
Cara pembuatan :
Perhitungan :
50 ml x 2 = 100 ml
w
30% = x 100% = 9 gram
30 ml
36
Cara pembuatan :
Perhitungan :
= 0,1910 gram
Cara pembuatan :
Cara pembuatan :
37
Cara pembuatan :
Perhitungan :
25 gram .20 ml
= = 0,5000 gram
1000 ml
Cara pembuatan :
Perhiungan :
40 gram.30 ml
= = 1,2 gram
1000 ml
Cara pembuatan :
38
c) Sterilkan diautoclaf.
g ( mg)
ppm =
V ( L)
mg
1000 mg/L =
1L
ppm= 1000 mg
V induk = 100 ml
V induk = 10 ml
39
0,01 ppm
25 ml x 0,01
V (intermediet b) =
10 ppm
V (intermediet b) = 0,025 ml
0,05 ppm
25 ml x 0,05
V (intermediet b) =
10 ppm
V (intermediet b) = 0,125 ml
0,10
25 ml x 0,10
V (intermediet b) =
10 ppm
V (intermediet b) = 0,25 ml
0,15 ppm
25 ml x 0,15
V (intermediet b) =
10 ppm
40
V (intermediet b) = 0,375 ml
0,20 ppm
V (intermediet b) x [ ]( intermediet b ) = V deret x [ ] deret
25 ml x 0,20
V (intermediet b) =
10 ppm
V (intermediet b) = 0,5 ml
0,25 ppm
V (intermediet b) x [ ]( intermediet b ) = V deret x [ ] deret
41
LAMPIRAN 2
PENGOLAHAN DATA DAN PERHITUNGAN
ANALISIS
Data penimbangan Na 2 B4 O7
Kaca arloji kosong : 22,0166 gr
Na2B4O7 : 0,1910 gr
KAK + Na2B4O7 : 22.2076 gr
KAK + Na2B4O7 tertimbang : 22,2078 gr
Na2B4O7 tertimbang : 0,1912 gr
Konsentrasi Na 2 B4 O7
Gr = N x Be x V(l)
= 0,01 molek/L x 191 gr/molek x 0,1 L
42
= 0,1910 gr
Konsentrasi HCL
( V . N ) HCL = ( V . N ) Na 2 B4 O7
12,45 ml x N HCl = 10 ml x 0,01 N
10 ml x 0,01 N
N HCl =
12,45 ml
N HCl = 0,0080 N
Data penimbangan sampel ( dadih )
Sampel 1 Sampel 2
Kadar protein
Kadar protein 1
43
2,20 ml 4,40 ml 2,20 ml
ẋ = 2,20 ml
x x-ẋ (x−ẋ )2
6,02 -0,07 0,0049
6,16 0,07 0,0049
ẋ= 6,09 ẋ = 0,0098
2
∑( x−ẋ ) SD
SD =√ RSD = x 100%
n ẋ
0,0098 0,0049
=√ = x100%
2 6,09
=0,0049 = 0,80 %
ppm Abs
Std 1 0,01 ppm 0,0004
Std 2 0,05 ppm 0,0011
Std 3 0,10 ppm 0,0021
Std 4 0,15 ppm 0,0028
Std 5 0,20 ppm 0,0036
Std 6 0,25 ppm 0,0046
44
Sampe 1 0,0007
Sampel 2 0,0008
0.0015
0.001
0.0005
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
konsentrasi
(ppm)
r=
∑ ( x −ẋ ) ( y− ȳ ) = 0.00071234 = 0,00071234 = 0,9994
√( x−ẋ)2 ( y − ȳ )2 √ 0,00000049 0,00071273232
Slope
45
b=
∑ ( x−ẋ ) ( y− ȳ ) = 0,00071234 = 0,01723
∑ (x−ẋ) 0,04133334
Intersep
y = a + bx
0,0024 = a + (0,01723 . 0,1267)
a = 0,00033
Persamaan korelasi regresi
y = a + bx
y = 0,00033 + 0,01723
Konsentrasi sampel
Sampel 1
Cx = 0,0007 = 0,00033 + 0,01723x
x = 0,0409
Sampel 2
Cx = 0,0008 = 0,00033 + 0,01723x
x = 0,0467
Perhitungan regresi linear deret standar
a)Konsentrasi 0,01 ppm
y = 0,0003 + 0,01723 × 0,01
= 0,00047
b) Konsentrasi 0,05 ppm
y = 0,0003 + 0,01723 × 0,05
= 0,0011
c) Konsentrasi 0,10 ppm
y = 0,0003 + 0,01723 × 0,10
= 0,0021
d) Konsentrasi 0,15 ppm
y = 0,0003 + 0,01723 × 0,15
= 0, 0028
e) Konsentrasi 0,20 ppm
y = 0,0003 + 0,01723 × 0,20
46
= 0,0037
f) Konsentrasi 0,25 ppm
y = 0,0003 + 0,01723 × 0,25
= 0,0045
0.0015
0.001
0.0005
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
konsentrasi
(ppm)
x x-ẋ ( x−ẋ )
2
47
0,2004 -0,0144 0,00020
0,2292 0,0144 0,00020
ẋ = 0,2148 ∑ = 0,0004
SD =
√ ∑ ( x−ẋ )2
n
RSD =
SD
ẋ
x 100%
=
√ 0,0004
2
=
0,01
0,2148
x 100%
= 0,01 = 4,6 %
No Sampel 10
−1
10
−2
10
−3
MPN per gram/ml
1 Dadih 3 3 0 240
1
MPN Coliform = Nilai MPN ×
10−2
1
= 2,40 ×
10−2
= 240
LAMPIRAN 3
Syarat Mutu Susu Fermentasi (SNI 2981:2009)
48
49