Anda di halaman 1dari 14

ANGGARAN DASAR

IKATAN ADVOKAT INDONESIA


( IKADIN )

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa :

1. Bahwa Negara REPUBLIK INDONESIA adalah Negara Hukum yang


berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945, dan oleh karena itu setiap
orang tanpa dibedakan keyakinan, agama, suku, bangsa, golongan dan
kedudukannya wajib tunduk serta menjunjung tinggi hukum demi tegaknya
keadilan dan kebenaran bagi setiap orang guna melindungi dan
mempertahankan hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan harkat dan
martabatnya.

2. Bahwa Advokat sebagai salah satu unsur Catur Wangsa Penegak Hukum
dalam kerangka-kerangka kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka
wajib mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mengabdi,
mempertahankan dan menegakkan hukum demi tercapainya kepastian hukum
yang mencerminkan nilai-nilai hidup yang luhur dalam hati nurani serta
kesadaran Hukum Masyarakat.

3. Bahwa kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka memerlukan profesi


Advokat yang mandiri, bebas dan bertanggung jawab guna mencapai peradilan
yang bebas dan bertanggung jawab yang menjadi benteng terakhir dalam
menegakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan hukum dan menjamin serta
mempertahankan hak-hak asasi manusia.

4. Bahwa Advokat Indonesia mempunyai kewajiban serta tanggung jawab


kemasyarakatan untuk membawakan peranan sebagai penggerak
pembangunan yang turut mempelopori pembaruan, pembangunan dan
pembentukan hukum sesuai dengan arah serta tujuan pembangunan dan
pembinaan hukum sebagai sarana penunjang tercapainya masyarakat adil
makmur, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

5. Bahwa Advokat Indonesia dalam menjalankan tugasnya memberikan nasehat,


bantuan, pelayanan dan pembelaan hukum, baik di luar maupun di dalam
pengadilan, bertanggung jawab untuk memperjuangkan asas-asas keadilan
dengan melindungi hak-hak asasi manusia meningkatkan kesadaran hukum
dengan penuh rasa tanggung jawab didasarkan atas pengabdian dan ilmu
hukum yang didorong oleh cita-cita luhur profesi.

1
6. Maka berdasarkan hal-hal dan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas
para Advokat seluruh Indonesia dengan tekad yang bulat, sepakat untuk
membentuk IKATAN ADVOKAT INDONESIA yang tunggal dan mandiri dengan
Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I

NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1

1. Wadah tunggal Advokat Indonesia ini bernama IKATAN ADVOKAT


INDONESIA disingkat IKADIN adalah satu-satunya wadah profesi Advokat
Indonesia yang merupakan Organisasi Profesi dan Perjuangan, Mandiri, Bebas
Merdeka bertanggung jawab serta mengemban misi luhur para Advokat
Indonesia, turut membangun hukum nasional serta mengembangkan Advokat
Indonesia yang penuh integritas dalam keterikatannya dengan Pembangunan
Bangsa dan Negara.

2. IKADIN berkedudukan ditempat kedudukan Mahkamah Agung RI dengan


cabang-cabangnya dan atau perwakilan-perwakilan ditempat-tempat lain yang
dianggap perlu, sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 2

1. IKADIN didirikan pada tanggal 10 Nopember 1985 dalam Musyawarah


Nasional Advokat Indonesia di Jakarta.

2. IKADIN didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB II

ASAS, LAMBANG DAN TUJUAN

Pasal 3

IKADIN berjuang berdasarkan Pancasila dan berlandaskan Undang-undang Dasar


1945.

Pasal 4

1. IKADIN berjuang berdasarkan motto FIAT JUSTITIA, RUAT COELUM (“Demi


Keadilan, Sekalipun Langit Runtuh”).

2. Lambang IKADIN adalah berupa timbangan keadilan yang dilindungi oleh dua
bilah pedang, dengan latar belakang lingkaran merah bergerigi 45 (empat puluh
lima) yang mengandung tulisan FIAT JUSTITIA RUAT COELUM membentuk
setengah lingkaran dengan warna putih dilindungi oleh lima seongkok (dilihat
dari sudut muka) yang membentuk lingkaran yang mengandung tulisan
berwarna merah IKATAN ADVOKAT INDONESIA dan IKADIN diantara dua
bintang bersegi lima dengan latar belakangnya warna putih.

2
Pasal 5

Tujuan IKADIN adalah :

1. Menegakkan hukum, kebenaran dan keadilan serta meningkatkan kesadaran


anggota masyarakat dalam Negara Hukum Indonesia.

2. Menegakkan hak-hak asasi manusia dengan Pancasila dan Undang-undang


Dasar 1945.

3. Menumbuhkan dan memelihara rasa setia kawan di antara para Advokat.

4. Membela dan memperjuangkan hak dan kepentingan para Advokat dalam


melakukan tugasnya.

5. Turut aktif dalam Pembangunan Hukum Nasional.

6. Menegakkan kekebalan dalam menjalankan profesi.

7. Lebih meningkatkan integritas moral dan profesionalisme.

BAB III

USAHA

Pasal 6

Usaha-usaha untuk mencapai tujuan seperti yang diatur dalam pasal 5 tersebut
diatas adalah :

1. Mempersatukan semua Advokat menjadi anggota IKADIN.

2. Menjaga supaya setiap anggota menjunjung tinggi kehormatan profesi Advokat


sesuai dengan Kode Etik.

3. Mengusahakan penerbitan dan melakukan riset dalam bidang hukum.

4. Mempertinggi ilmu dan keahlian para anggotanya, membimbing serta


menghantarkan para Sarjana Hukum yang belum memenuhi syarat menjadi
Advokat agar dapat menjadi Advokat.

5. Memberi bantuan hukum kepada yang tidak mampu membayar uang jasa.

6. Meningkatkan kerjasama dengan instansi-instansi dan badan-badan lain


khususnya dalam bidang hukum.

7. Mengadakan kelompok belajar (Study Group) untuk menyampaikan


pandangan-pandangan kepada Pemerintah, Pengadilan dan Lembaga-
lembaga lain.

8. Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi profesi Advokat.

3
BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 7

1. Anggota IKADIN terdiri dari :

1.1 Anggota Biasa.


1.2 Anggota Kehormatan.

2. Anggota Biasa, adalah warga negara Indonesia yang bergelar Sarjana Hukum
dari Perguruan Tinggi terakreditasi, bukan Pegawai Negeri atau TNI/POLRI
serta telah diangkat menjadi Advokat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan menjalankan praktek selaku Advokat.

3. Anggota Kehormatan, adalah mereka yang dianggap telah berjasa terhadap


IKADIN dan pengembangan ilmu serta pembangunan hukum Nasional.

4. Hak-hak Anggota :

a. Anggota Biasa memiliki hak memilih dan dipilih serta hak untuk berbicara.

b. Anggota Kehormatan tidak memiliki hak memilih dan dipilih, tetapi dapat
diangkat sebagai Anggota Dewan Kehormatan atau Anggota Dewan
Penasehat, baik di pusat maupun di cabang.

c. Setiap anggota IKADIN tidak dibenarkan menjadi anggota organisasi


profesi sejenis lainnya, kecuali menjadi anggota organisasi yang ditentukan
atau diharuskan oleh undang-undang dan peraturan lainnya.

5. Hal-hal yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat-ayat diatas


lebih lanjut diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

Pasal 8

1. Keanggotaan IKADIN berakhir karena :

a. Meninggal Dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan sementara;
d. Dipecat.

2. Pemberhentian tetap dari profesinya berdasarkan keputusan organisasi


advokat yang ditentukan oleh undang-undang.
Cara-cara pengunduran diri, pemberhentian sementara dan pemecatan
sebagai anggota diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

4
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9

1. IKADIN Pusat dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.

2. IKADIN Cabang dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang.

3. Cabang IKADIN dapat didirikan di setiap daerah hukum Pengadilan Negeri,


dimana terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Advokat.

4. Didalam daerah Hukum Pengadilan Negeri dimana belum dapat didirikan


Cabang dapat diadakan Perwakilan dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
Advokat.

DEWAN PIMPINAN PUSAT

Pasal 10

1. Dewan Pimpinan Pusat berkedudukan di tempat kedudukan Mahkamah Agung


Republik Indonesia.

2. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari : seorang Ketua Umum, minimal 2 (dua)
Wakil Ketua Umum, ditambah Ketua Bidang sesuai dengan kebutuhan,
seorang Sekretaris Jenderal, minimal 2 (dua) Wakil Sekretaris Jenderal,
seorang Bendahara, minimal 2 (dua) orang Wakil Bendahara serta dibantu oleh
Departemen sesuai dengan kebutuhan dan Korwil (Koordinator Wilayah) sesuai
dengan wilayah Pengadilan Tinggi.

3. Tugas dan Kewajiban Dewan Pimpinan Pusat diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga.

Pasal 11

1. Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara semuanya harus bertempat


tinggal ditempat kedudukan Mahkamah Agung Republik Indonesia selama
memangku jabatannya.

2. Dewan Pimpinan Harian Pusat terdiri dari Ketua Umum, minimal 2 (dua)
Wakil Ketua Umum, Ketua-ketua, Sekretaris Jenderal, minimal 2 (dua)
Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara dan minimal 2 (dua) Wakil Bendahara.

3. Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal mewakili IKADIN di dalam maupun di


luar Pengadilan.

Dalam hal Ketua Umum, Sekretaris Jenderal berhalangan, tentang hal mana tidak
perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka dalam keadaan demikian Wakil Ketua
Umum dan Wakil Sekretaris Jenderal secara otomatis mewakili IKADIN.

5
DEWAN PIMPINAN CABANG

Pasal 12

1. Dewan Pimpinan Cabang yang terdiri dari seorang Ketua, minimal 2 (dua)
Wakil Ketua, Ketua-ketua Bidang, seorang Sekretaris, minimal 2 (dua)
Wakil Sekretaris, seorang Bendahara, minimal 2 (dua) Wakil Bendahara.

2. Dewan Pimpinan Cabang berkedudukan ditempat kedudukan Pengadilan


Negeri setempat.

3. Tugas dan kewajiban Dewan Pimpinan Cabang diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga.

Pasal 13

1. Ketua, minimal 2 (dua) Wakil Ketua, Sekretaris, minimal 2 (dua) Wakil


Sekretaris, Bendahara, minimal 2 (dua) Wakil Bendahara adalah Dewan
Pimpinan Harian Cabang.

2. Ketua dan Sekretaris mewakili Cabang di dalam maupun di luar Pengadilan.

Dalam hal Ketua, Sekretaris berhalangan tentang hal mana tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain, maka dalam keadaan demikian Wakil Ketua dan Wakil
Sekretaris secara otomatis mewakili Cabang.

BAB VI

MASA JABATAN

Pasal 14

Masa Jabatan Pimpinan IKADIN, adalah :

1. Dewan Pimpinan Pusat selama 5 (lima) tahun, setelah dipilih oleh MUNAS.

2. Dewan Pimpinan Cabang selama 4 (empat) tahun, setelah dipilih oleh anggota
melalui Rapat Anggota Cabang dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

3. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang
hanya dapat dipilih kembali 1 (satu) kali lagi.

BAB VII

MUSYAWARAH NASIONAL

Pasal 15

1. Kekuasaan tertinggi IKADIN adalah MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS).

2. MUNAS berkala diadakan 5 (lima) tahun.

6
Pasal 16

1. Munas Luar Biasa dapat diadakan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Dewan Pimpinan Pusat atau atas permintaan secara tertulis dari sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah Cabang.

2. Segala sesuatu yang berlaku dalam Munas berlaku dalam Munaslub.

HAK SUARA DALAM MUNAS

Pasal 17

Yang mempunyai Hak Suara dalam MUNAS adalah Utusan Cabang berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap 3 (tiga) anggota cabang IKADIN memperoleh 1 (satu) suara dengan


ketentuan maksimum 25 (dua puluh lima) suara untuk satu cabang.

2. Hak suara dalam Munas diatur lebih lanjut dalam Pasal 18.

Pasal 18

1. Untuk kelebihan 2 (dua) anggota diatas kelipatan 3 (tiga) anggota diberi


tambahan 1 (satu) suara.

2. Penentuan Utusan Cabang dilakukan dalam suatu Rapat Anggota Cabang


yang khusus diadakan untuk itu.

3. Para Utusan Cabang didalam MUNAS dipimpin oleh Ketua Cabang atau yang
ditunjuk sebagai wakilnya.

PANGGILAN MUNAS

Pasal 19

1. MUNAS diadakan dengan panggilan tertulis dari atau atas nama Dewan
Pimpinan Pusat dalam waktu sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggal pembukaan.

2. Panggilan disampaikan pada cabang-cabang untuk selanjutnya disampaikan


kepada para Anggota Cabang dengan memuat waktu, tempat dan acara.

QUORUM

Pasal 20

1. MUNAS adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 (setengah)


jumlah anggota yang diwakili oleh utusan dari setiap cabang (Utusan Cabang)
sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ditambah 1 (satu).

2. Apabila quorum tidak dicapai, MUNAS diundurkan untuk waktu sekurang-


kurangnya 6 (enam) jam, kemudian MUNAS dibuka kembali dengan tidak
terikat oleh quorum lagi, dan MUNAS dapat mengambil keputusan-keputusan

7
secara sah asalkan usul-usul yang bersangkutan disetujui oleh suara terbanyak
biasa.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 21

Pengambilan keputusan dalam MUNAS dilakukan secara musyawarah mufakat


dan apabila tidak tercapai maka akan dilakukan dengan suara terbanyak biasa dari
Utusan Cabang yang hadir saat dilakukan pengambilan keputusan.

SIDANG - SIDANG MUNAS

Pasal 22

1. Sidang-sidang pada MUNAS terdiri dari Sidang Pleno dan Sidang Komisi.

2. Ketentuan mengenai Sidang-sidang Pleno dan Sidang Komisi akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Rumah Tangga.

ACARA MUNAS BERKALA

Pasal 23

1. Pertanggung-jawaban Dewan Pimpinan Pusat mengenai hal-hal yang telah


dikerjakan dalam masa jabatannya.

2. Perhitungan dan pertanggung jawaban tentang urusan keuangan.

3. Usul-usul dari Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Pimpinan Cabang.

4. Pemilihan Formatur untuk membentuk Dewan Pimpinan Pusat, mengangkat


Ketua Dewan Kehormatan Pusat dan Ketua Dewan Penasehat Pusat.

5. Hal-hal yang dianggap penting.

Pasal 24

Dalam MUNAS Luar Biasa dibicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan maksud
penyelenggaraan MUNAS Luar Biasa tersebut.

Pasal 25

Penyelenggaraan MUNAS atau MUNASLUB diatur lebih lanjut dalam Peraturan


Rumah Tangga.

PEMILIHAN FORMATUR

Pasal 26

1. MUNAS IKADIN memilih 1 (satu) orang Formatur yang akan menyusun


Dewan Pimpinan Pusat dan mengangkat Ketua Dewan Kehormatan Pusat dan
Ketua Dewan Penasehat Pusat.

8
2. Setiap cabang dapat mengusulkan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang calon
Formatur dengan ketentuan bahwa setiap calon Formatur harus didukung oleh
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) Cabang.

3. Formatur yang terpilih dengan suara terbanyak otomatis menjadi Ketua Umum
Dewan Pimpinan Pusat IKADIN.

4. Formatur selesai tugasnya dengan tersusunnya keanggotaan Dewan Pimpinan


Pusat, Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat Pusat selambat-lambatnya
dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak ditetapkan oleh MUNAS atau
MUNAS Luar Biasa.

BAB VIII

RAPAT KERJA

Pasal 27

1. Dewan Pimpinan Pusat mengadakan Rapat Kerja sekurang-kurangnya 1 (satu)


kali dalam 1 (satu) tahun dengan semua Dewan Pimpinan Cabang.

2. Rapat Kerja adalah sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/2 (setengah)


jumlah Cabang ditambah 1 (satu).

3. Apabila quorum tidak tercapai, Rapat dapat diundur untuk waktu sekurang-
kurangnya 3 (tiga) jam, kemudian Rapat Kerja dibuka kembali dengan tidak
terikat oleh quorum lagi, dan Rapat dapat mengambil keputusan-keputusan
dengan sah asalkan usul-usul yang bersangkutan disetujui oleh suara
terbanyak biasa.

4. Pemungutan suara dilakukan dengan suara terbanyak biasa.

5. Keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Kerja yang sah adalah


mengikat dan berlaku sejak ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam
suatu Surat Keputusan.

BAB IX

RAPAT – RAPAT

Pasal 28

1. Rapat Dewan Pimpinan Harian Pusat, Dewan Kehormatan Pusat atau Dewan
Penasehat Pusat diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Ketuanya atau atas
permintaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggotanya.
2. Rapat Dewan Harian Pusat/Dewan Kehormatan Pusat/Dewan Penasehat
Pusat dapat mengambil keputusan sah apabila sekurang-kurangnya dihadiri
oleh 1/2 (setengah) jumlah anggotanya ditambah 1 (satu).

3. Rapat Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Kehormatan Cabang/Dewan


Penasehat Cabang diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Ketuanya, atau
atas permintaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggotanya.

9
4. Rapat Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Kehormatan Cabang/Dewan
Penasehat Cabang dapat mengambil keputusan-keputusan sah apabila dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 1/2 (setengah) jumlah anggotanya ditambah 1 (satu).

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai rapat-rapat yang disebutkan dalam pasal ini
dan rapat-rapat lainnya akan diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

Pasal 29

1. Rapat Anggota Cabang diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam


waktu 6 (enam) bulan.

2. Dalam Rapat Anggota Cabang dibicarakan :

a. Laporan Dewan Pimpinan Cabang, Dewan Kehormatan Cabang, Dewan


Penasehat Cabang mengenai hal-hal yang telah dikerjakan.
b. Perhitungan dan pertanggung-jawaban keuangan.
c. Usul-usul dari Dewan Pimpinan Cabang dan/atau para anggota.

Pasal 30

1. Tiap-tiap Rapat Anggota Cabang diadakan dengan panggilan tertulis kepada


para anggota, sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelumnya.

2. Panggilan memuat waktu, tempat dan acara.

3. Rapat dipimpin oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang atau oleh salah seorang
Anggota Dewan Pimpinan Cabang.

4. Dalam Rapat Anggota, tiap-tiap anggota berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.

5. Rapat Anggota adalah sah apabila dihadiri 1/2 (setengah) jumlah dari Anggota
Cabang dengan ketentuan, bahwa jika quorum tidak tercapai, maka rapat
diundur untuk waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) jam, kemudian rapat dibuka
kembali dengan tidak terikat oleh quorum lagi dan rapat dapat mengambil
keputusan secara sah asalkan usul yang bersangkutan disetujui oleh suara
terbanyak biasa.

Pasal 31

1. Pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Cabang, Ketua Dewan Kehormatan Cabang,


Ketua Dewan Penasehat Cabang dilakukan dalam Rapat Anggota Cabang
yang diadakan khusus untuk itu.

2. Ketua Dewan Pimpinan Cabang, Ketua Dewan Kehormatan Cabang, Ketua


Dewan Penasehat Cabang terpilih mengangkat anggota-anggota lainnya untuk
Dewan yang dipimpin.

Pasal 32

1. Apabila Ketua Dewan Pimpinan Cabang oleh sesuatu sebab tidak dapat dan
atau dilarang menjalankan jabatannya oleh Dewan Pimpinan Pusat atau
mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, maka selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak saat tersebut Dewan

10
Pimpinan Cabang wajib mengadakan Rapat Anggota Luar Biasa untuk memilih
Ketua Dewan Pimpinan Cabang yang baru.

2. Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang yang baru terpilih dihitung sejak saat
disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

3. Apabila dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal
surat Dewan Pimpinan Cabang tidak ada pengesahan dari Dewan Pimpinan
Pusat, maka Dewan Pimpinan Cabang tersebut sah dan tidak diperlukan
adanya pengesahan Dewan Pimpinan Pusat.

4. Ketentuan ayat (1) diatas, apabila terjadi hal yang sama berlaku pula bagi
Ketua Dewan Kehormatan Cabang dan Ketua Dewan Penasehat Cabang.

5. Apabila hal tersebut dalam ayat (1) tidak dapat dilaksanakan, maka Dewan
Pimpinan Pusat menunjuk seorang Caretaker atau lebih untuk
menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa untuk memilih Ketua Dewan
Pimpinan Cabang yang baru.

Pasal 33

1. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan :

a. Apabila dianggap perlu oleh Dewan Pimpinan Cabang, atau;


b. Atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) Anggota
Cabang.

2. Dalam Rapat Anggota Luar Biasa dibicarakan hal-hal yang bersangkutan


dengan penyelenggaraan Rapat Anggota Luar Biasa tersebut.

BAB X

HUBUNGAN ANTARA DPP DAN DPC

Pasal 34

1. Dewan Pimpinan Pusat didalam menjalankan tugasnya sehari-hari adalah


berdasarkan garis kebijaksanaan yang ditentukan oleh MUNAS yang
merupakan kekuasaan tertinggi dalam IKADIN.

2. Setiap Keputusan Dewan Pimpinan Pusat wajib ditaati dan dijalankan oleh
Dewan Pimpinan Cabang.

3. Dewan Pimpinan Cabang dalam menjalankan kebijaksanaan sehari-hari dan


dalam membuat keputusan tidak boleh bertentangan dengan
kebijaksanaan/keputusan Dewan Pimpinan Pusat.

4. Setiap anggota Dewan Pimpinan Pusat berhak untuk hadir dalam semua rapat-
rapat Dewan Pimpinan Cabang.

5. Ketentuan lebih lanjut dalam pasal ini diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

11
BAB XI

KEKAYAAN

Pasal 35

1. Kekayaan IKADIN terdiri dari uang pangkal, uang iuran, uang sumbangan dan
lain-lain kekayaan yang diperoleh dengan sah.

2. Ketentuan lebih lanjut dalam pasal ini diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

BAB XII

KODE ETIK ADVOKAT DAN DEWAN KEHORMATAN

Pasal 36

1. Untuk menjaga martabat advokat, maka setiap anggota IKADIN wajib taat pada
Kode Etik Advokat Indonesia.

2. Setiap anggota IKADIN dapat diadili oleh Dewan Kehormatan terlepas dari
jabatan/kedudukan apapun yang dijabatnya dalam organisasi.

Pasal 37

1. Untuk mengawasi pelaksanaan Kode Etik Advokat di Pusat diadakan Dewan


Kehormatan Pusat dan di Cabang Dewan Kehormatan Cabang.

2. Masa jabatan anggota Dewan Kehormatan Pusat sama dengan masa jabatan
anggota Dewan Pimpinan Pusat, dan masa jabatan anggota Dewan
Kehormatan Cabang sama dengan masa jabatan anggota Dewan Pimpinan
Cabang.

3. Dewan Kehormatan Pusat dan Dewan Kehormatan Cabang terdiri dari paling
sedikit 3 (tiga) anggota, tetapi harus selalu berjumlah ganjil.

4. Tugas dan kewajiban Dewan Kehormatan diatur dalam Peraturan Rumah


Tangga.

BAB XIII

DEWAN PENASEHAT

Pasal 38

1. Untuk membantu Dewan Pimpinan Pusat diadakan Dewan Penasehat Pusat


dan ditingkat Cabang diadakan Dewan Penasehat Cabang.

2. Dewan Penasehat dapat memberikan nasehat, baik diminta maupun tidak,


kepada Dewan Pimpinan.

3. Dewan Penasehat terdiri dari sekurang-kurangnya dari 5 (lima) orang di Pusat


dan 3 (tiga) orang di Cabang, tetapi selalu harus berjumlah ganjil.

12
4. Masa jabatan anggota Dewan Penasehat Pusat sama dengan masa jabatan
anggota Dewan Pimpinan Pusat, dan masa jabatan anggota Dewan Penasehat
Cabang sama dengan masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang.

5. Tugas dan kewajiban Dewan Penasehat diatur dalam Peraturan Rumah


Tangga.

BAB XIV

PERATURAN RUMAH TANGGA

Pasal 39

1. Peraturan Rumah Tangga tidak boleh memuat ketentuan-ketentuan yang


bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

2. Peraturan Rumah Tangga ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

BAB XV

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 40

Pengambilan keputusan dalam MUNAS dilakukan secara musyawarah mufakat,


dan apabila tidak tercapai maka akan dilakukan dengan pemungutan suara atas
dasar terbanyak biasa dari utusan Cabang IKADIN yang hadir saat dilakukan
pengambilan keputusan, dan perubahan Anggaran Dasar berlaku sejak ditetapkan
dalam Sidang Pleno.

BAB XVI

PEMBUBARAN

Pasal 41

1. Pembubaran IKADIN diputuskan dalam MUNAS LUAR BIASA yang khusus


diadakan untuk maksud itu.

2. MUNAS LUAR BIASA tersebut adalah sah, apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota yang diwakili oleh utusan dari
setiap Cabang menurut ketentuan Pasal 17 (tujuh belas).

3. Apabila quorum tidak tercapai, maka MUNAS LUAR BIASA tersebut diundur
untuk waktu sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam, jika sesudah
dibuka kembali ternyata quorum tetap tidak tercapai, maka diadakan lagi
pengunduran berturut-turut untuk waktu sekurang-kurangnya 24 (dua puluh
empat) jam, jika sesudah pengunduran berturut-turut untuk waktu sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam tersebut quorum tetap tidak
tercapai, maka MUNAS LUAR BIASA yang khusus diadakan untuk
pembubaran IKADIN tersebut tidak sah dan dianggap batal.

13
4. Pembubaran IKADIN dalam MUNAS LUAR BIASA menurut ketentuan-
ketentuan diatas adalah sah, apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) jumlah suara peserta MUNAS LUAR BIASA.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

1. Apabila timbul perbedaan tafsiran terhadap suatu ketentuan dalam Anggaran


Dasar dan atau Peraturan Rumah Tangga, maka hal ini diputus oleh Dewan
Pimpinan Pusat setelah mendengar pendapat Dewan Penasehat Pusat.

2. Dewan Pimpinan Pusat dapat menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam
Anggaran Dasar dan Peraturan Rumah Tangga.

3. Hal-hal yang telah dikerjakan dan atau ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat
harus dipertanggung jawabkan dalam MUNAS berikutnya.

Berdasarkan Keputusan Munas IKADIN


Di Balikpapan Hotel Novotel,
Tanggal 31 Mei – 2 Juni 2007,
Tim Perumus Penyelaras AD & PRT.

Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 24 Juli 2007

DEWAN PIMPINAN PUSAT


IKATAN ADVOKAT INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

DR. Otto Hasibuan,SH.MM Adardam Achyar,SH.MH

14

Anda mungkin juga menyukai