0
Hal-hal yang perlu di sampaikan pada Trainer saat dilakukan TIDP
Tujuan dari slide ini adalah agar proses pelaksanaan pelatihan dapat
berjalan dengan baik, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini;
a) Inspeksi Ruangan/Area sebelum pelaksanaan pelatihan.
b) Pembukaan Pelatihan (opening) yaitu memberikan gambaran sasaran
pelatihan.
c) Penyampaian aturan pelatihan (rule) yang disepakati agar pelatihan berjalan
optimal.
d) Pre test untuk mengukur pengetahuan peserta sebelum mengikuti pelatihan.
e) Penyampaian materi sesuai modul.
f) Praktek (disesuaikan jenis pelatihan) untuk menambah kemampuan peserta
untuk mempraktekkan teori yang diberikan.
g) Pengisian Formulir Laporan Pelatihan SIMAK K3L (F-HCT-01.02)
h) Pengisian Formulir Evaluasi Pasca Pelatihan SIMAK K3L (F-HCT-01.04)
i) Saat pelatihan berlangsung dilakukan pengambilan dokumentasi (foto).
Slide ini wajib di sampaikan pada setiap dilaksanakan TIDP pada Trainer Kelas Pararel
1
Behavior-
based Safety
(BBS)
What influences employee behavior and how can you
change that behavior to prevent accidents and illness.
By the way, everything you learn in this session can be
used to influence employee behavior in other ways as
well.
Apa yang mempengaruhi perilaku karyawan dan
bagaimana Anda dapat mengubah perilaku tersebut
untuk mencegah kecelakaan dan penyakit. Namun,
semua yang Anda pelajari di sesi ini dapat digunakan
untuk memengaruhi perilaku karyawan dengan cara
lain juga.
By DAS
Agenda Layout
Behavior Based Safety – Season 1
6 Applications
3
MATERI SEASON 2
10:15 Pentingnya perilaku dalam safety
Kesadaran Risiko dan Toleransi Risiko
ABC & PIC-NIC: Memahami tindakan tidak aman
Influence Model
Skill–Will & OILs: Coaching through effective feedback
Rutinitas Safety
Dialog kinerja
Diskusi & Tanya jawab
12:00 Selesai
4
Definition of behavior based safety
Heinrech’s theory serves as the basis for behavior-based safety
Teori Heinrech berfungsi sebagai dasar untuk keselamatan berbasis perilaku
This implies that 85-90% of workplace accidents are cause by
Unsafe behavior
Ini menyiratkan bahwa 85-90% kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku
tidak aman
Heinrich reviewed numerous accident reports
Heinrich meninjau banyak laporan kecelakaan
These report concluded that workers were generally responsible for
these accidents but did not investigated the causes
Laporan ini menyimpulkan bahwa para pekerja pada umumnya bertanggung The Heinrich
jawab atas kecelakaan tersebut tetapi tidak menyelidiki penyebabnya 300-29-1
Model
WHAT DOES BBS MEANS?
The majority of workplace accidents are caused by unsafe actions
Mayoritas kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan yang tidak aman
6
6
Behavior Based Safety: What Is It?
Behavior atau prilaku adalah cara untuk mengarahkan diri sendiri, oleh karena itu Behavior merupakan suatu
tindakan yang NAMPAK dan TERLIHAT.
Fokus dari Behavior Based Safety adalah serangkaian proses Kampanye membiasakan diri Bekerja mengikuti
Prosedur (memperhatikan Keselamatan Kerja)
Motivation Behavior
Pull
External Causes
8
8
The difference between Behavior Based Safety
with Traditional safety system
Traditional safety system ...
Is reactive – focus pada perbaikan atas apa yang telah terjadi
Mencari akar masalah dari suatu Insiden
• Menggunakan data insiden dari investigasi e.g. Incident and Severity
rate.
Fokus pada meminimalkan kondisi tidak aman
Suatu ketika menyalahkan kesalahan pada seseorang.
10
Four Behaviors or States that can lead to
one or more Four Critical Errors are:
Rushing (Terburu-buru)
Ketika Anda melebihi kecepatan di mana Anda biasanya
melakukan tugas, apakah itu bekerja, mengemudi,
berjalan atau berlari, mengangkat, bergerak, dll
Frustration (Frustasi)
Disebabkan oleh hubungan di dalam dan di luar tempat
kerja, peralatan tidak berfungsi, alat yang tidak memadai,
tujuan dan tekanan yang bertentangan, dll.
Fatigue (Kelelahan)
Terlalu lelah secara fisik atau mental untuk melakukan
pekerjaan dengan aman. Ini termasuk terlalu lelah untuk
bereaksi dengan cepat, konsentrasi yang lama itu sulit, dll.
Complacency (Kepuasan)
Cukup terbiasa dengan bahayanya untuk menjadi kurang
peduli dari waktu ke waktu. Ini berkontribusi secara
signifikan untuk tidak melihat atau memikirkan tentang apa
yang Anda lakukan.
11
11
Principles Stages of Behavior Based Safety
Planning Implementation
• Main Responsibility of Management
Mainly concern Management • Steering Committee is introduce (usually
Planning group is introduced the same as the original planning group)
Goals and responsibilities are determined • Safety teams from each Department
• Employee participate as observers
Group perencana bertanggung jawab atas • Goals for improvement are identified
persiapan aktual proses BBS dan penyusunan • Action plans are prepared for each
Department
formulir dan materi pelatihan
• Tanggung Jawab Utama Manajemen
Group perencanaan harus terdiri dari: • Komite Pengarah diperkenalkan (biasanya
sama dengan kelompok perencanaan awal)
Perwakilan dari setiap departemen • Tim Keselamatan dari masing-masing
Seorang ahli keselamatan Departemen
Perwakilan dari manajemen • Karyawan berpartisipasi sebagai pengamat
• Tujuan perbaikan diidentifikasi
• Rencana tindakan disiapkan untuk setiap
Departemen
12
Principles the six Pillars of
Behavior Based Safety
Behavior Based Safety
Communication
Measurement
Engagement
Recognition
Leadership
Coaching
Masing-masing pilar
memiliki peran
pendukung dalam BBS
13
13
Reasons
Origin of Work - Related Accidents
T-O-I System
T O I
TECHICAL ORGANIZATION INDIVIDUAL
Outdated and unsafe Work requirements, labor Lack of knowledge/ ability/
facilities/ machinery, missing conditions, work organization. desire/ need.
safety guards, unstable Persyaratan Kerja, kondisi Kurang pengetahuan/
equipment pekerja, organisasi kerja. kemampuan / keinginan /
Fasilitas/ mesin sudah using kebutuhan.
dan tidak aman, safety
guards hilang, peralatan
yang tidak stabil
Imperfections in System
Behavior
Carries certain advantages and Carries certain disadvantages and
has positive consequences has negative consequences
Membawa keuntungan tertentu Membawa kerugian tertentu dan
dan memiliki konsekuensi positif memiliki konsekuensi negatif
15
15
Reasons Motivational Psychology
Kriteria yang mempengaruhi
1 perilaku dapat berupa
3
keinginan terstruktur, tatanan
Dalam pengertian ini, atau untuk melindungi serta
Learning is connected to an motivasi adalah dorongan A distinction is made kebutuhan untuk dimiliki atau
individual's motives untuk mewujudkan motif-motif between universal and kebutuhan untuk diterima dan
tersebut individual motives dihargai.
Belajar terhubung ke motif In this sense, motivational Sebuah perbedaan dibuat Criteria that influences
individu is the drive to realize these antara motif universal dan behavior can be a desire for
motives individual structure, order or to protect
as well as a need to belong or
a need for acceptance and
2 appreciation
4
Tidak ada
Unauthorized kewenangan
Unsafe Behavior
Tidak dapat
Unaccountable dipertanggung
jawabkan
16
16
Reasons
Hierarchy of Needed
Mortality, Creativity, Spontaneity,
Problem solving, Lack of prejudice,
Acceptance of facts.
Self Kematian, Kreativitas, Spontanitas,
Actualization Pemecahan masalah, Kurangnya
prasangka, Penerimaan fakta.
17
17
Reasons
Intervention Levels in Occupational Safety
Major Accidents
NEAR MISSES ARE GOLDEN
OPPORTUNITIES TO
Minor Accidents
PREVENT FUTURE ISSUES
18
18
BBS is proven to reduce Injuries
At 850+ Companies
injuries were reduced by
an average of;
Pada 850+ cedera Perusahaan berkurang
rata-rata;
37% after 1 year
66% after 2 years
87% after 3 years
Keuntungan lebih banyak daripada Biaya yang dikeluarkan
What is the return on Investment for BBS?
Saves time, money and can improve morale among employees and between employees and managers
Menghemat waktu, uang dan dapat meningkatkan moral antar karyawan dan antara karyawan dan manajer
Cost of accidents / incidents are both direct and indirect:
Biaya kecelakaan / insiden baik langsung maupun tidak langsung:
• Direct costs; investigation, production downtime, medical expenses, damage to equipment or product,
repairs, legal cost, fines, etc.
Biaya langsung; investigasi, waktu henti produksi, biaya pengobatan, kerusakan peralatan atau produk, perbaikan, biaya hukum, denda, dll.
• Indirect costs; employer / public liability, business interruption, training replacements, loss of goodwill /
employee morale, negative public image.
Biaya tidak langsung; tanggung jawab pemberi kerja / publik, gangguan bisnis, penggantian pelatihan, hilangnya niat baik / moral karyawan,
citra publik yang negatif.
19
Leadership Behaviours Which Reduce Injuries
Luangkan waktu bersama anggota tim Anda dan Memberikan feedback yang konstruktif untuk
1 bantu mereka mengidentifikasi masalah, 7 tindakan / prilaku tidak aman
sebelum kejadian.
Jangan mengabaikan Safety, bahkan saat Anda Bersikaplah adil dan jangan izinkan terjadi double
2 8
menjalankan Tugas dengan Jadwal ketat dan standard
berada di bawah tekanan
Diskusikan secara Reguler untuk mencari cara Sering mengunjungi tempat kerja Anda dan amati
3 9
meningkatkan Safety karyawan Anda berperilaku aman
Pastikan untuk memuji dan menghargai perilaku Libatkan karyawan Anda dalam memecahkan
4 10
Safety masalah Safety
Sambut dan dengarkan, ketika karyawan Anda Terus mendorong karyawan untuk meningkatkan
5 10
melaporkan masalah Safety dan insiden Kinerja Safety
20
20
Key Components for achieving
Safety Excellence
Culture of Anticipation
Budaya Antisipasi
1
(how risks are understood by workers and systematically addressed)
bagaimana risiko dipahami oleh pekerja dan ditangani secara sistematis
Operational Discipline
Disiplin Operasional
3
(how following the rules is transformed into organisational pride)
bagaimana mengikuti aturan diubah menjadi kebanggaan organisasi
21
Don’t be a part of Building This !
DEAD
SERIOUS INJURIES
MINOR INJURIES
REPEATERS
Are at a higher risk
UNSAFE BEHAVIORS
23
HAZARD
27
PENGERTIAN PERILAKU
28
29
MODEL BUDAYA K3
30
KORELASI BBS DAN SMKP
4. TINGKAT PROAKTIF
a) Target dan sasaran KP telah ada di masing-masing
dep/ bagian dan menjadi poin
b) Sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
pekerjaan
3. TINGKAT TERENCANA
a) Telah terdapat sistem management yg terencana dan dikembangkan,
namun hanya berfokus thdp penurunan angka kec, kej berbahaya,
kej akibat penyakit TK dan PAK
b) Fokus hanya pada penetapan program KP yg telah direncanakan
1. TINGKAT DASAR
a) Sistem yg ada hanya sekedar pemenuhan regulasi
b) Implementasi hanya dilakukan saat kegiatan
pengawasan
31
32
33
OPENING – INTRODUCTION TO THE DAY
Tujuan sesi
34
OPENING – INTRODUCTION TO THE DAY
1Manusiawi
Sadar pentingnya
2Tegas
Percaya diri dan tegas
3 Berani
Siap untuk
memanusiakan ketika mendiskusikan menghentikan
manusia safety, tidak ada kondisi dan tindakan
kompromi tidak aman
35
INTRO TO BBS – ROLE OF BEHAVIOR IN SAFETY
Tujuan Outcome
Dengan memahami pentingnya perilaku dalam safety, kita
Mengenalkan peserta FBBS dapat memastikan bahwa kita fokus membentuk budaya kita
pada: dengan membentuk sikap dan perilaku, serta dengan
1. Konsep perilaku/ memastikan lingkungan kerja yang aman.
tindakan aman
2. Pentingnya
membentuk suatu
budaya
dengan mengubah perilaku
melalui coaching, feedback,
dan intervensi lain
36
INTRO TO BBS – ROLE OF BEHAVIOR IN SAFETY
Apa yang dimaksud dengan “Perilaku”?
37
INTRO TO BBS – ROLE OF BEHAVIOR IN SAFETY
Interpret
Perilaku
Stimulus
Pemikiran, perasaan, ,
values, nilai, kepercayaan,
beliefs, kebutuhan yg
dipenuhi/tidak dipenuhi
38
INTRO TO BBS – ROLE OF BEHAVIOR IN SAFETY
Tujuan Outcome
Dengan memahami konsep Kesadaran Risiko dan Toleransi
Mengenalkan peserta FBBS Risiko, kita paham pola pikir pekerja dan melakukan
konsep Kesadaran Risiko intervensi yang sesuai dengan situasi.
(Risk Awareness) dan
Toleransi Risiko (Risk
Tolerance) dan bagaimana
kedua hal ini berubah
dalam keberjalanan waktu
39
INTRO TO BBS – ROLE OF BEHAVIOR IN SAFETY
40
INTRO TO BBS – ROLE OF BEHAVIOR IN SAFETY
Behavioral Safety terkait dengan TTA, akibat rendahnya kesadaran risiko dan
tingginya toleransi risiko, dan sering disertai kepercayaan diri berlebih
Kesadaran risiko
• Setelah melakukan pekerjaan berulang-ulang,
kita sering jadi percaya diri dengan
keterampilan kita sendiri
• Ketika mulai timbul kepercayaan diri berlebih,
Toleransi risiko kita mungkin menjadi buta terhadap hazard
baru dan risiko terkait
• Di saat yang sama, pekerjaan tersebut menjadi
rutinitas, dan ambang toleransi kita menjadi
Pengalaman dengan aktivitas atau tugas lebih tinggi
42
INTRO TO BBS – UNDERSTANDING UNSAFE BEHAVIOR
“Saya Lapse/Slip
melakukannya
seperti itu “Saya kurang “Saya melalukan “Saya hanya ingin
karena saya fokus setelah loading yang melakukannya dengan
lihat rekan makan siang” tidak bagus” cara saya sendiri”
saya seperti itu
dan pengawas
tidak berusaha
membetulkan
cara mereka”
Kapan tindakan disiplin tepat dilakukan dan kapan tidak Kapan tindakan disiplin tepat
tepat? dilakukan dan kapan tidak tepat?
Dari pengamatan lapangan, kita hanya dapat melihat apa yang orang-orang lakukan atau katakan,
tapi kita tidak dapat mengamati maksud dan motif tujuan mereka.
Hal tersebut hanya dapat terungkap melalui cara bertanya yang efektif.
43
B ABC & PIC-NIC: Memahami tindakan tidak aman
Analisis ABC adalah cara mengidentifikasi faktor pendorong utama dalam
memperbaiki perilaku safety
Tujuan Outcome
Mengenalkan peserta FBBS Dengan memahami konsep ABC, kita jadi lebih sadar baik
berbagai faktor yang persyaratan tertulis maupun mekanisme penegasan (positif
mempengaruhi perilaku dan negatif) dibutuhkan untuk mengubah perilaku
1 Activator = peristiwa atau situasi yang telah ada sebelum adanya tindakan yang dapat diamati; 2 Behavior = tindakan yang dapat diamati dan yang dilakukan seorang individu, secara
langsung dipengaruhi oleh Activator dan Consequence; 3 Consequence = hasil dari behavior atau tindakan yang dapat diamati yang bisa saja positif maupun negatif
44
D Influence Model
Tujuan Outcome
Mengenalkan peserta FBBS Dengan memahami Influence Model, kita dapat menyusun
konsep Influence Model program dan intervensi untuk mengubah perilaku melalui:
dengan 4 elemen, yang Role Modelling, Pemahaman, Mekanisme, dan Keterampilan.
mendorong perubahan
terjadi secara efektif dan
dapat bertahan
•Kampanye sosialasi
•SOP baru
•Audit
Dengan Influence Model, program dan intervensi untuk membentuk perilaku dapat disusun
46
D Skill–Will & OILs: Coaching through effective feedback
Coaching harus disesuaikan berdasarkan matriks Skill-Will setiap individu
Tujuan Outcome
Dengan memahami model Skill-Will, kita dapat menentukan
Mengenalkan peserta FBBS pendekatan efektif dalam menangani permasalahan terkait
konsep framework Skill-Will skill dan motivasi di tempat kerja.
agar memahami pemikiran
Tinggi
seseorang dan menyusun • Coaching & mentoring • Tugas yang menantang
• Pemagangan • Otonomi & delegasi
intervensi sesuai variasi • Peran & arah yang jelas • Penugasan sebagai mentor
• •
Will (komitmen para pekerja)
keterampilan dan Motivasi Pengakuan & penghargaan
• Persiapan untuk kenaikan jabatan
komitmen pekerja
Rendah
Rendah Tinggi
Skill (Keterampilan para pekerja)
47
D Skill–Will & OILs: Coaching through effective feedback
Model OILs – memberi & menerima feedback
Tujuan Outcome
Dengan memahami model OILs dan mampu memberikan
Mengenalkan peserta FBBS feedback sesuai dengan konsep ini, peserta dapat memiliki
konsep feedback sesi feedback objektif dengan rekan kerja untuk membentuk
menggunakan OILs perilaku
sehingga peserta memiliki
pendekatan terstruktur
dalam hal pemberian
feedback, yang mengurangi
penilaian subjektif.
48
E Rutinitas safety
Safety harus menjadi bagian rutinitas setiap orang, baik formal maupun informal
Tujuan Outcome
Mengenalkan peserta FBBS Dengan memahami konsep rutinitas safety formal dan
konsep rutinitas safety informal, peserta akan memahami bahwa terdapat acara dan
formal dan informal untuk forum di mana ada kesempatan untuk memberikan feedback
membentuk feedback
terstruktur.
49
F Dialog kinerja
Tujuan Outcome
Dengan memahami konsep dialog kinerja terstruktur yang
Untuk mengenalkan berbasis fakta dan fokus ke tujuan mendatang, partisipan
partisipan FBBS terhadap akan dapat melakukan dialog kinerja dan feedback ynag
konsep dialog kinerja lebih fokus pada pada hasil akhir daripada tujuan pribadi.
terstruktur guna
memberikan arahan
percakapan dan feedback
yang: berbasis fakta dan
fokus ke tujuan mendatang
50
MANAGING FRONTLINE – PERFORMANCE DIALOGUE
Untuk kedepannya,
Apakah tindakan apakah kita sudah
tersebut menghasilkan dalam jalur untuk
Outcome
outcome yang kita mencapai tujuan?
harapkan? Bagaimana kita bisa
lebih baik?
51
MANAGING FRONTLINE – PERFORMANCE DIALOGUE
Selaraskan kata, nada, dan gestur untuk memastikan komunikasi yang tepat
52
SAFETY BEHAVIOR GUIDANCE
53
SAFETY BEHAVIOR GUIDANCE
54
Diskusi dan tanya jawab
keseluruhan materi
55