Anda di halaman 1dari 2

Materi Ringkas Behaviour Based Safety (BBS) Dan Kinerjanya Dalam K3

No.01/TBBS/SF/ BMBM/II/2019

Apa itu behavior based safety (BBS) ?


Behavior Based Safety (BBS) adalah upaya
pencegahan kecelakaan secara proaktif yang berfokus
pada At Risk Behavior atau perilaku berbahaya yang
berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan dari data statistik kecelakaan kerja bahwa, lebih dari 85% kecelakaan disebabkan oleh unsafe
action atau perilaku berbahaya dan dengan BBS atau perilaku berbasis K3 ini, unsafe action sebagai
penyebab kecelakaan bisa dikurangi yang akhirnya tercapai nol kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proses yang berkesinambungan dengan melibatkan semua
pihak yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga apabila masing-masing anggota telah berperilaku
berbasis K3, diharapkan akan tercapai budaya K3 dalam organisasi tersebut.
Dalam implementasi behavior based safety (BBS), diperlukan komitmen yang tinggi dari pucuk pimpinan
maupun seluruh karyawan yang terlibat. Sumber daya manusia yang perlu dipersiapkan dalam
implementasi BBS adalah antara lain :
1. Steering Committee atau Tim yang membahas temuan, mengagendakan pelatihan dan mengusulkan
perbaikan.
2. Observer yang sudah ditraining teknik melaksanakan observasi perilaku di lapangan.
3. Tim Pembahas Permasalahan yang terdiri dari manajemen atau pengambil keputusan.

Kinerja K3 dalam behavior based safety (BBS)


Tujuan dari pengurus BBS adalah untuk memastikan implementasi BBS berjalan efektif dan berkelanjutan
untuk meningkatkan kinerja K3. Kinerja K3 yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut :
1. Manajemen secara aktif menunjukkan komitmen dan kepemimpinannya untuk keselamatan dengan
memenuhi peran dan tanggung jawab pengelolaan BBS.
2. Tenaga kerja secara aktif berpartisipasi dalam penggunaan alat BBS, termasuk alat pengenalan bahaya
(JSA, LMRA) dan observasi pekerjaan serta proses intervensi.
3. Alat BBS digunakan secara konsisten dan terstruktur untuk memberikan wawasan yang berarti ke dalam
praktik kerja yang diinginkan dan peluang untuk perbaikan.
4. Pekerja memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan alat BBS secara efektif.
5. Pekerja menyadari aktivitas dan pencapaian BBS organisasi mereka.
6. Pekerja memahami peran dan tanggung jawab pengelolaan BBS mereka dan bertanggung jawab.
7. Organisasi ini secara aktif jaringan dengan praktisi dan sumber BBS lainnya.
8. Organisasi mengembangkan Rencana Penata-layanan dan secara aktif menilai untuk mengidentifikasi
kesenjangan kinerja.
Kesimpulan behavior based safety (BBS)
Untuk menjadikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Awareness) menjadi suatu kebiasaan, maka
diperlukan adanya :
1. Pengendalian Pikiran untuk selalu Berpikir Positif dan penuh keyakinan akan Safety sebagai suatu hal
dan pilihan yang terbaik.
2. Pengendalian Tindakan untuk selalu Bertindak sesuai prosedur dan standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Safety).
3. Pengendalian Emosi yaitu menikmati pola tindakan safe tersebut. Lakukan hal tersebut berulang-ulang
agar menjadi suatu kebiasaan.
Demi tercapainya kebiasaan K3, harus diberikan pelatihan dasar behavior based safety (BBS). Pelatihan
harus memberikan kesadaran pekerja tentang proses, alat, protokol, kegiatan, serta peran dan tanggung
jawab individu terhadap BBS.
Demikian pembahasan mengenai pengertian Behaviour Based Safety (BBS) dan kinerjanya dalam K3, semoga
apa yang dijelaskan pada pembahasan diatas dapat menjadi informasi edukatif bagi anda dalam
mengetahui Behaviour Based Safety (BBS).

Dikeluarkan di Perawang, tanggal 01-Oktober-2019.

( Kusdiyanto Kusni )
Direktur

Anda mungkin juga menyukai