Anda di halaman 1dari 5

Kewajiban Mengajukan Sertifikat Elektronik terkait Implementasi

e-Bupot 23/26 Mulai Masa Pajak Agustus-September 2020


A. Pendahuluan

1. Seiring dengan terbitnya KEP - 269/PJ/2020 tanggal 10 Juni 2020 dan KEP-
368/PJ/2020 tanggal 10 Agustus 2020 yang berkaitan dengan implementasi e-
Bupot 23/26, maka perlu disampaikan informasi sebagai berikut:
a) KEP - 269/PJ/2020 menetapkan Wajib Pajak yang berstatus Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di seluruh
Indonesia sebagai Wajib e-Bupot 23/26 mulai Masa Pajak Agustus 2020.
b) KEP-368/PJ/2020 menetapkan seluruh Wajib Pajak yang memenuhi
persyaratan Pasal 6 ayat (1) PER-04/PJ/2017 sebagai Wajib e-Bupot 23/26
mulai Masa Pajak September 2020.

2. Persyaratan Wajib e-Bupot 23/26 sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) PER-
04/PJ/2017 adalah bagi pemotong pajak yang:
a. menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
dan/atau Pasal 26 dalam 1 (satu) Masa Pajak;
b. jumlah penghasilan bruto yang menjadi dasar pengenaan Pajak Penghasilan
lebih dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dalam satu Bukti
Pemotongan;
c. sudah pernah menyampaikan SPT Masa Elektronik;dan/atau
d. terdaftar di KPP Madya, KPP di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Jakarta Khusus atau KPP di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Wajib Pajak Besar.

3. Apabila Wajib Pajak memenuhi salah satu dari persyaratan di atas, maka Wajib
Pajak tersebut wajib e-Bupot 23/26 mulai Masa Pajak September 2020.

4. Dengan terbitnya KEP-368/PJ/2020 tanggal 10 Agustus 2020 ini praktis hampir


semua Wajib Pajak akan diwajibkan membuat e-Bupot 23/26 mulai Masa Pajak
September 2020.

5. Beberapa hal yang wajib dipersiapkan dalam pengisian e-Bupot 23/26 adalah
sebagai berikut:
a. Sertifikat Elektronik
b. NPWP atau NIK lawan transaksi (bagi yang tidak punya NPWP).
c. Dokumen pendukung transaksi, misal Faktur Pajak, invoice, bukti pembayaran.
6. Wajib Pajak dapat mengaktifkan layanan e-Bupot 23/26 secara daring melalui
tautan https://djponline.pajak.go.id/

7. Cara aktivasi e-Bupot 23/26


Masuk ke menu Profil - klik Aktivasi Fitur Layanan - centang e-bupot PPh Pasal
23/26 - klik Ubah Fitur Layanan. Bila berhasil, Anda akan menerima notifikasi
Sukses.
B. Sertifikat Elektronik

1. Untuk dapat memanfaatkan layanan e-Bupot 23/26, Wajib Pajak wajib memiliki
Sertifikat Elektronik terlebih dahulu.

2. Sertifikat Elektronik (digital certificate) adalah sertifikat yang bersifat elektronik


yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukan status
subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak atau penyelenggara sertifikasi elektronik.

3. Masa berlaku Sertifikat Elektronik yaitu 2 (dua) tahun sejak tanggal Sertifikat
Elektronik diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4. Bagi PKP, sertifikat elektronik sudah dimiliki untuk menjalankan aplikasi efaktur,
sehingga tidak perlu ada pengajuan ulang (kecuali masa berlakunya habis).
Sedangkan bagi WP Non PKP harus mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik
secara khusus.

5. Wajib Pajak dapat mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik secara elektronik,


atau dalam hal saluran elektronik belum tersedia, permintaan Sertifikat Elektronik
diajukan secara tertulis ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.

6. Permintaan Sertifikat Elektronik dilakukan oleh:


a) Orang pribadi yang bersangkutan, bagi Wajib Pajak orang pribadi, kecuali
kondisi tertentu dapat diwakili oleh pihak lain;
b) Wakil Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi, bagi Wajib Pajak Warisan Belum
Terbagi;
c) Salah satu pengurus yang ditunjuk untuk mewakili Badan dalam rangka
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan, untuk Wajib Pajak Badan dengan
status pusat; atau
d) Pimpinan cabang Wajib Pajak Badan atau pengurus cabang lainnya, untuk Wajib
Pajak Badan dengan status cabang;
7. Persyaratan Permintaan Sertifikat Elektronik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Nama Dokumen Keterangan *)


1. Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik Ada/Tidak Ada
2. Asli dan fotokopi e-KTP/Paspor/KITAS/KITAP Pengurus atau Ada/Tidak Ada
WP OP yang bersangkutan
3. Asli dan fotokopi Kartu NPWP atau SKT Pengurus atau WP Ada/Tidak Ada
OP yang bersangkutan
Tambahan persyaratan dalam hal pemohon mewakili WP OP
1. Asli surat penunjukan dari Wajib Pajak orang pribadi dengan Ada/Tidak Ada
kondisi tertentu.
(kondisi tertentu adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 42
ayat (3) PER-04/PJ/2020)
Tambahan persyaratan dalam hal pemohon adalah WP Badan status Pusat/Tunggal
1. Asli dan fotokopi SPT Tahunan PPh Badan Ada/Tidak Ada
2. Asli dan fotokopi bukti penerimaan surat/tanda terima Ada/Tidak Ada
pelaporan SPT Tahunan PPh Badan
3. Nama Pengurus tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan Ada/Tidak Ada
4. Asli dan Fotokopi dokumen pendirian badan usaha Ada/Tidak Ada
- Akta pendirian atau dokumen pendirian dan
perubahannya, atau
- Penunjukan sebagai BUT/Permanent Establishment
dari perusahaan induk di luar negeri
Tambahan persyaratan dalam hal nama Pengurus tidak tercantum dalam SPT Tahunan PPh
Badan:
1. Asli dan Fotokopi Surat Pengangkatan Pengurus Ada/Tidak Ada
Tambahan persyaratan dalam hal pemohon adalah WP cabang:
1. Asli dan fotokopi SPT Tahunan PPh Badan pusat Ada/Tidak Ada
2. Asli dan fotokopi penunjukan dari pengurus pusat untuk WP Ada/Tidak Ada
cabang
Tambahan persyaratan dalam hal pemohon adalah WP bentuk kerja sama operasi:
1. Asli dan fotokopi SPT Tahunan PPh seluruh anggota bentuk Ada/Tidak Ada
kerja sama operasi
2. Asli dan fotokopi akta kerja sama operasi Ada/Tidak Ada
Referensi Peraturan:
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2017 tentang Bentuk, Isi,
Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Administrasi Nomor Pokok Wajib Pajak, Sertifikat
Elektronik, Dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 269/PJ/2020 tentang
Penetapan Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang
Diharuskan Membuat Bukti Pemotongan dan Diwajibkan Menyampaikan SPT
Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Berdasarkan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2017
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 368/PJ/2020 tentang
Penetapan Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang
Diharuskan Membuat Bukti Pemotongan dan Diwajibkan Menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/Pj/2017

Pembatasan Tanggung Jawab (Disclaimer)


Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah
dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar pada saat dokumen ini
disusun, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta
tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas keterlambatan
memperbarui data, atau tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada dokumen
ini.

Anda mungkin juga menyukai