Inovasi Pembangunan
Air Minum dan Sanitasi
di Indonesia
Pembelajaran dari Kisah Sukses
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Komunitas
Pemenang AMPL Award
Daftar Singkatan 3i
ii
Diterbitkan Oleh
Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL) bekerjasama dengan WASPOLA Facility
Penanggung Jawab
Nugroho Tri Utomo
(Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas)
Redaktur
Oswar Mungkasa, Eko Wiji Purwanto
Editor
Maraita Listyasari, Yudi Wijanarko
Penulis dan Foto
Nur Aisyah Nasution, Aldy Mardikanto, Nissa Cita, Darajat Mulyanto,
Louise Desrainy, Adhitya Wirayasa, Rozi Kurnia, Cheerli, Nur
Apriatman, Alma Arief, Dyota Condrorini, Herry Widjanarko, Wiwit
Heris, Hendra Murtidjaja, Adam Dwi, Arie Yudhistira, Nury Sybli, Arie
Yudhistira
Kontributor Data
Udin Hianggio (Walikota Tarakan), Irwan Yuwanda (Dinkes Tarakan), Kartiko Edhy dan Iwan
(Bappeda Tarakan), Sonya Wijayanti (DKPP Tarakan), Niken Setyawati dan Heri Suswanto (Dinas PU
Tulungagung), Agus Priyanto (Dinkes Tulungagung), Sukarno (HIPPAM Sumbersongo), Pan Budi
Marwoto (BKP Bangka), Irzoni (Bappeda Bangka), Anggia Murni dan Susilawati (Dinkes Bangka),
Petrus Sukrislisbagyo (Kominfo Setda Bangka), Sakban Siregar (HIPPAM Aloe Pochiek), Bachtiar
Ismail (Bappeda Kota Malang), Jemianto (PDAM Kota Malang), Enny Sekar Rengganingati dan Karbi
(Dinkes Kota Malang)
Staf Produksi
Nur Aini, Almuzammil Putra, Iswanto, Agus Syuhada
Tata Letak dan Desain Grafis
Asep Muhaemin, Darajat Mulyanto
iii
Foto
iv
Kata Pengantar
Pembangunan air minum dan sanitasi telah berlangsung lama,
dan dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, swasta,
maupun komunitas masyarakat. Sepanjang perjalanannya
banyak pembelajaran dan praktik terbaik yang dapat diambil.
Salah satu upaya untuk mengapresiasi pihak-pihak yang telah
melaksanakan pembangunan air minum dan sanitasi adalah
dengan menyelenggarakan suatu kompetisi dalam bentuk
AMPL Award pada tahun 2011.
v
Foto
vi
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................................... v
Daftar Isi .......................................................................................................................................................... vii
Bagian 3 Peran Komunitas dalam Pembangunan Air Minum dan Sanitasi ........... 145
Bab 7 HIPPAM Wambuloli, Buton : Dana dari Warga, Air untuk Semua ............................... 147
Bab 8 HIPPAM Sumbermaron, Malang : Bangkit dari Keterpurukan
dengan Mikrohidro ................................................................................................................... 169
Bab 9 HIPPAM Cibodas, Bandung Barat : Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan ................. 191
Bab 10 HIPPAM Sumbersongo, Tulungagung : Dari Layanan Air Bersih hingga
Kebangkitan Ekonomi Warga ................................................................................................ 213
Bab 11 HIPPAM Mata Le Aloe Poechiek, Aceh Besar : Sentuhan Perempuan dalam
Perkumpulan Mata le Alue Poechik ..................................................................................... 233
vii
viii
Bagian 1
Pendahuluan
1
2
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Gebrakan AMPL
Kompetisi Inisiatif Terbaik
Aw ard Inisiatif Pembangunan AMPL Terbaik ini pertama kali dilaksanakan dalam
Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) tahun 2011. Aw ard ini juga
dimaksudkan untuk memotret perkembangan sektor AMPL setelah 8 (delapan) tahun
Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarkat diluncurkan. Kompetisi ini
lebih dilakukan dalam upaya memberikan penghargaan terhadap upaya-upaya inisiatif
AMPL dan bukan dimaksudkan untuk mengukur kinerja AMPL secara menyeluruh
Bagian 1 Pendahuluan 3
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Otonomi daerah memberikan mandat bahwa salah satu urusan wajib pemerintah
daerah kabupaten/kota adalah penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan
(sanitasi). Namun kondisi yang ada masih jauh panggang dari api. Untuk kewenangan
yang satu ini sebagian besar pemerintah kabupaten/kota masih banyak yang
menyepelekannya. Mereka jarang menjadikan AMPL sebagai prioritas pembangunan
daerah. Salah satu buktinya, terlihat dari rendahnya anggaran pembiayaan AMPL yang
masih dibawah 2 % dari rata-rata APBD di daerah (dari hasil Studi World Bank tahun
2005).
4 Bagian 1 Pendahuluan
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Hal tersebut di atas tentunya menjadi kontradiktif apabila dikaitkan dengan RPJMN
(2010-2014) yang menargetkan 70% penduduk Indonesia terlayani air minum dan
sanitasi. Pemenuhan layanan air minum dan sanitasi dasar juga merupakan salah satu
target MDG dengan komitmen pemerintah Indonesia “akan mengurangi setengah
proporsi penduduk yang tidak mendapatkan akses terhadap air minum dan sanitasi
dasar yang berkelanjutan pada tahun 2015”.
Bagian 1 Pendahuluan 5
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
6 Bagian 1 Pendahuluan
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 1 Pendahuluan 7
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Hal menarik dari kompetisi ini adalah ditemukannya beberapa inovasi dan terobosan
yang unik dari berbagai kabupaten/kota yang pantas diangkat sebagai pembelajaran
keberlanjutan AMPL. Temuan lainnya adalah adanya konsistensi pembangunan AMPL
di daerah yang sangat ditentukan oleh kekuatan dan komitmen dari Pokja AMPL dalam
mengawal proses. Sedangkan dari sisi komunitas, ditemukan fakta yang menunjukkan
bahwa masyarakat mampu membiayai dan mengelola secara profesional pelayanan air
minum. Artinya masyarakat mampu untuk mengelola secara mandiri.
8 Bagian 1 Pendahuluan
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 1 Pendahuluan 9
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
10 Bagian 1 Pendahuluan
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 1 Pendahuluan 11
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
12 Bagian 1 Pendahuluan
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 1 Pendahuluan 13
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
14 Bagian 1 Pendahuluan
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 1 Pendahuluan 15
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
16 Bagian 1 Pendahuluan
Bagian 2
Upaya pemerintah daerah
dalam pembangunan
air minum dan sanitasi
17
18
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 1
Memperbaiki Wajah Kota Tarakan Melalui
Peraturan Daerah
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 19
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
20 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 21
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
22 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Gam baran nyata m enurunnya kualitas dan kuantitas sum ber air di Kota Tarakan
Kondisi air minum dan sanitasi di Kota Tarakan sungguh ironis dengan kekayaan sumber
minyak bumi dan gas yang dimiliki. Kondisi sumber air minum di sana sangat minim.
Mayoritas warga di sana sampai saat ini masih bergantung pada air hujan sebagai
sumber air minum. Posisi Kota Tarakan di pulau yang relatif kecil juga menyebabkan
sulitnya memperoleh sumber air bersih dari mata air. Hampir di setiap rumah, terutama
di kawasan pinggir perkotaan, memiliki tempat Penampungan Air Hujan (PAH) yang
tersambung langsung dari talang di atap rumah.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 23
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
24 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Selain air, keterbatasan juga dihadapi dalam pengelolaan sampah. Data terakhir dari
Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman mencatat bahwa timbulan sampah
yang muncul setiap harinya mencapai 63,43 ton per hari. Dari jumlah tersebut, jumlah
yang terangkut baru mencapai 47 ton per hari. Dengan demikian masih ada lebih dari
16 ton sampah yang diolah oleh masyarakat sendiri setiap harinya. Tingginya timbunan
sampah tanpa ada penanganan yang berarti tentu akan berdampak pada kesehatan
lingkungan masyarakat.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 25
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
26 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Proses penyusunan regulasi itu pun dimulai. Mekanisme penyusunan Perda Kesehatan
Lingkungan dimulai dengan identifikasi permasalahan. Kerjasama dengan Universitas
Borneo pun dijalin untuk dapat menonjolkan landasan teori dan fakta-fakta yang
berkembang di Kota Tarakan. Hal ini bertujuan memperkuat advokasi ke berbagai pihak,
terutama legislatif. Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi secara ilmiah,
seluruh pemangku kepentingan sadar bahwa urusan kesehatan lingkungan di Kota
Tarakan membutuhkan penanganan segera.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 27
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Penyusunan Perda Kesling ini berlangsung panjang dan lama serta penuh liku.
Perjalanannya mencapai waktu lima tahun! Perda yang diinisiasi sejak tahun 2006 itu
baru disahkan tahun 2011. Panjangnya masa penyusunan itu dilandasi sebab internal
Dinas Kesehatan yang menjadi pengusul Perda tersebut. Ketika itu Dinas Kesehatan
masih menitikberatkan
diri pada persiapan “Perda Kesehatan Lingkungan Kota Tarakan
penilaian standar
kualitas kinerja pada
menitikberatkan pada 8 (delapan) pokok
tahun 2009. Hal inilah sasaran, yaitu pengelolaan makanan,
yang membuat proses pengawasan kualitas air, depot air minum,
penyusunan Perda kualitas udara dan kebisingan, pestisida,
terkendala. Namun
pergeseran prioritas
pengelolaan sampah, lingkungan permukiman,
ini ternyata berbuah dan lingkungan tempat umum,”
baik. Dinas Kesehatan
Kota Tarakan pada akhirnya memperoleh ISO 9001-2008 yang menjadi pemicu untuk
bekerja lebih baik lagi, termasuk dalam penyusunan Rancangan Pembangunan Daerah
(Raperda) hingga disahkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Kesehatan Lingkungan (Perda Kesling).
28 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 29
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
30 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 31
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
32 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 33
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
34 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 35
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Selain itu, kebutuhan air bersih di Kota Tarakan pada tahun 2010 juga disuplai dari
embung yang kemudian dikelola oleh PDAM Tarakan. Jumlah embung saat ini
sebanyak 2 buah yaitu Embung Persemaian dengan kapasitas 95 ribu meter kubik
danEmbung Binalatung dengan kapasitas 472 ribu meter kubik. Daya tampung
embung yang cukup besar ditambah dengan curah hujan yang tinggi hingga mencapai
4.000 mm/tahun diperkirakan cukup untuk menampung air sampai tahun 2025.
Meskipun demikian, pemerintah juga telah merencanakan pembangunan Embung
Bengawan dengan kapasitas 174 ribu meter kubik. Rencana pembangunan jembatan
yang menghubungkan Tarakan dengan Bulungan juga akan dimanfaatkan untuk
menyambung pipa suplai air minum dari daratan utama Kalimantan.
36 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 37
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
38 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pertem uan Tim Penyusun Buku AMPL Aw ard dengan Pem aparan program -program kesehatan
Walikota Tarakan, Udin Hianggio lingkungan Kota Tarakan
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 39
40
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 2
Regulasi Menjaga Kelangsungan Layanan
Air Minum dan Sanitasi Kabupaten Bima
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 41
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
42 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Demikian halnya dengan isu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum terintegrasi
dalam sistem pendidikan sekolah tingkat dasar. Selain itu, sinergitas peran pemerintah
kabupaten dan kecamatan belum maksimal dalam pengeloaan AMPL. Hal penting
lain adalah upaya percepatan pencapaian target RPJMD, RPJMN, dan MDG’s. Titik-titik
krusial Perda itu dirumuskan dan disusun oleh Pokja AMPL sebagai penggagas utama.
Di samping peran penting Komisi II DPRD Kabupaten Bima dan fasilitasi UNICEF (United
Nations Children’s Fund) dan WASPOLA Facility.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 43
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
44 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 45
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pem bersihan WC di SDN II Maria Kecam atan Waw o Kabupaten Bim a yang m elibatkan para sisw a
Sebuah proses pun dimulai. Pendeskripsian latar belakang dan rasional penyusunan
Perda AMPL, serta uraian mengenai substansi materi Perda AMPL ditelaah oleh berbagai
pihak. Konsultasi dan koordinasi dengan Bagian Hukum Sekretariat Daerah juga
dilakukan. Hal itu untuk mendapatkan masukan mengenai proses penyiapan Perda dan
materi substansi yang akan diusulkan. Untuk memberikan justifikasi kepada rancangan
Perda yang telah disusun, diperlukan kajian akademis sehingga regulasi yang lahir dapat
dipertanggung jawabkan.
46 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Dalam berbagai forum pembahasan, disepakati bahwa nantinya Perda AMPL akan
mengatur bagaimana pengelolaan air minum dan lingkungan yang baik. Proses
pengawasan dari pemerintah, termasuk mengatur tentang sanksi yang diberikan
jika terjadi pelanggaran tentang semua hal yang berkaitan dengan air minum dan
penyehatan lingkungan. Diskusi dan masukan berbagai pihak kemudian dikembangkan
menjadi Rancangan Perda AMPL. Raperda itu dibahas melalui berbagai pertemuan yang
dihadiri unsur Pokja AMPL, SKPD terkait, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) serta tokoh masyarakat.
Rancangan Perda sebagai hasil dari Konsultasi Publik secara substansial mengatur
tentang pengelolaan air harus berwawasan lingkungan, pentingnya Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dan keberpihakan pada masyarakat miskin. Di samping juga menempatkan
peran perempuan dalam pengambilan keputusan, perlunya akuntabilitas program
pembangunan, peran serta masyarakat serta penerapan prinsip nilai budaya setempat.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 47
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Proses perbaikan naskah akademis dan Ranperda AMPL dilakukan secara maraton
sejak pertengahan November 2010 sampai 8 Februari 2011. Sebelum dibahas di DPRD,
Ranperda AMPL diajukan oleh bagian Hukum Setda untuk masuk Program Legislasi
Daerah (Prolegda), serta mengajukan Ranperda AMPL pada masa sidang pertama tahun
2011.
Ranperda AMPL untuk pertama kali dibahas dalam sidang paripurna I tanggal 23 Februari
2011. Kemudian disahkan menjadi Perda No 7 Tahun 2011 dalam Sidang Paripurna
tanggal 30 April 2011. Meskipun proses di DPRD hanya memakan waktu sekitar 2 bulan,
namun proses yang terjadi cukup rumit dan melelahkan. Di samping dibahas dalam
empat kali sidang paripurna, Ranperda juga dibahas dalam rapat-rapat Panitia Khusus
(Pansus). Pembentukan Pansus Perda AMPL sendiri terjadi pada saat Sidang Paripurna
yang ketiga tanggal 3 Maret 2011.
Jadwal sidang sebagai bagian dari proses pengesahan Ranperda menjadi Perda dilakukan
dalam empat kali sidang paripurna. Sidang Paripurna Kesatu tanggal 23 Februari 2011
membahas tentang naskah akademis yang disampaikan oleh Bupati. Kemudian Sidang
Paripurna Kedua tanggal 1 Maret 2011 beragendakan pertanyaan-pertanyaan fraksi
terhadap naskah akademis.
48 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pada Sidang Paripurna Ketiga tanggal 3 Maret 2011 Bupati menjawab pertanyaan yang
diajukan fraksi. Dalam Sidang Paripurna Ketiga ini pula, Ketua DPRD, H Muhdar Arsyad
membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang bertugas membahas secara khusus Ranperda
AMPL. Anggota Pansus ditetapkan 9 orang yang merupakan perwakilan dari Komisi.
Pembahasan oleh Pansus berlangsung mulai 18 Maret hingga 26 April 2011. Selama
rentang waktu itu, di samping mengadakan rapat pembahasan Pansus juga melakukan
sejumlah kegiatan lain seperti konsultasi kepada Pokja AMPL Nasional pada tanggal 25
Maret 2011. Di samping itu, Pansus juga Studi Banding ke Kabupaten Takalar tanggal 15
April 2011.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 49
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Hal yang menjadi sorotan Pansus adalah pasal 8 tentang pengintegrasian perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam mata pelajaran umum di sekolah dasar dan
menengah. Selain itu, pasal 12 tentang peran pemerintah sebagai fasilitator. Berbagai
masukan dari konsultasi ke Pokja AMPL Nasional dan studi banding ke Takalar menjadi
bahan penting dalam rapat-rapat lanjutan Pansus dalam finalisasi penyusunan
Ranperda AMPL sebelum ditetapkan sebagai Perda dalam Sidang Paripurna tanggal
30 April 2011. Akhirnya, dalam sidang paripurna yang disepakati lewat forum lobi,
Peringatan HCTPS yang dihadiri juga oleh Bupati Bim a H Ferry Zulkarnain. ST
50 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Ranperda disahkan menjadi Perda Nomor 7 Tahun 2011. Kemudian pada tanggal 25
Mei 2011 Perda dituangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 06 Tahun
2011.
Sampai di sini, selesaikah tugas Pokja AMPL mengawal lahirnya regulasi AMPL?
Ternyata belum. Pokja masih melakukan pekerjaan lanjutan dengan melakukan
penyusunan Perbup AMPL sebagai penjabaran teknis Perda AMPL. Penyusunan dan
pembahasan Perbup AMPL dilakukan sejak tanggal 9 hingga 30 Mei 2011. Berbagai
pertemuan lanjutan terus dilakukan, hingga diperoleh Rancangan Final Perbup AMPL
untuk dimasukkan ke dalam proses legalisasi di Bagian Hukum Setda Kabupaten Bima.
Akhirnya pada tanggal 4 Oktober 2011 tersusunlah Perbup Nomor 14 Tahun 2011, dan
dicantumkan dalam Berita Daerah Kabupaten Bima Nomor 11 Tahun 2011.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 51
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
52 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 53
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kemajuan sektor AMPL yang juga telah terjadi di Bima misalnya, AMPL menjadi indikator
Lomba Desa dan P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan
Sejahtera), Dinas Kesehatan membuat Jamban Percontohan dan aspirasi masyarakat
tentang AMPL masuk melalui Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan),
anggota dewan terlibat mulai di tingkat kecamatan. Di Kecamatan Wawo misalnya,
sebagian besar desanya mulai memiliki Perdes (Peraturan Desa) AMPL. Perkembangan
menggembirakan lainnya adalah saat ini sudah ada 40 SD (sekolah Dasar) mengikuti
Lokakarya Penyusunan Kurikulum tentang AMPL terintegrasi dalam pendidikan
kesehatan lingkungan dan keagamaan.
54 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Aspek regulasi pun berkembang ke tingkatan bawah. Paska adanya Perda AMPL, regulasi
AMPL di tingkat desa bermunculan dalam bentuk Peraturan Desa (Perdes). Sebagai
contoh Desa Pai Wera dan Sari di Kecamatan Sape dan Kambilo di Wawo telah memiliki
Perdes Kebersihan Lingkungan.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 55
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
56 Bagian 2 Upaya pemerintahBagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
AMPL, dan H Nasrullah S.Sos., sekarang sebagai Sekretaris Bappeda, serta Iwan Susanto
P, S.K.M., M.P.A. sebagai staf, adalah nama-nama yang tidak bisa dilepaskan perannya.
Mereka adalah Koordinator Tim Penyusunan Perda AMPL dan Penyusunan Peraturan
Pelaksanaan Perda (Perbup). Berkat komitmen serta perjuangan mereka, maka proses
pengawalan ditiap tahapan proses penyusunan, sosialisasi serta implementasi lapangan
dapat berjalan baik.
Para tokoh di luar Bappeda seperti Tasmin Bukhori S.K.M. sebagai Kabid P2PL Dinkes,
Moh. Farid S.Sos. sebagai Kasi Penyehatan Lingkungan, serta Heru Joko Sutiyono,
S.K.M. Mereka berperan dalam proses awal penyusunan, pelaksanaan sosialisasi serta
implementasi STBM. Dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tersebutlah As’ari, S.E.
Kasubag Penyusunan Program dan Arsyad HAR, S.pd., M.Pd. Keduanya berperan dalam
proses penyusunan, sosialisasi serta implementasi yaitu memfasilitasi/menyiapkan dan
melatih para guru SD/MI (Madrasah Ibtidaiyah) di lingkup Kabupaten Bima tentang cara
pengintegrasian materi PHBS ke dalam mata pelajaran umum
Para tokoh lain yang berjasa di antaranya Burhan, S.T., Agus Surgawan, Staf Pada Bidang
Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Samsurizal, S.Sos., Chairy Chalidiyanto, S.Sos., Wahyu
Arif Setiawan S.E., Staf pada Bidang Kelembagaan, Pengembangan Adat dan Sosbud
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Selanjutnya Zulkifli, S.H., M.hum., Kasubag
Peraturan Perundang-undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bima.
Suryadin, S.S., Kasubag Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah serta
Camat Wawo Drs. Muhammad Rum M.si., dan Kapolsek Wawo Yahya Baharudin, S.H., M.Sc.
Tidak ketinggalam nama Camat Lambitu Kurniawan, S.E. dan Fasilitator Kelembagaan
Pokja AMPL, Buyung Nasution, S.S.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 57
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
58 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Peran Kepala Daerah juga sangat penting. Bupati Bima selalu berbicara tentang
pentingnya AMPL dalam setiap kesempatan. Dampak positifnya, pembangunan AMPL
menjadi prioritas pembangunan daerah. Setelah terbitnya Perda AMPL, isu AMPL masuk
dalam pembahasan prioritas KUA PPAS (Kebijakan Umum Perubahan Anggaran- Program
Prioritas Anggaran Sementara) tahun 2011 dan KUA PPAS tahun 2012.
Adapun tantangan yang dihadapi misalnya penyusunan peraturan turunan dari Perda
dan Perbup AMPL. Hal ini dilakukan dengan meneruskan inisiasi penyusunan Perdes
secara lebih luas di Kabupaten Bima, sehingga ada kewajiban bagi desa untuk menyusun
Peraturan Desa. Tantangan lain adalah melakukan sosialisasi peraturan di seluruh
tingkatan pemerintahan dan masyarakat dengan mempromosikan isi Perda dan Perbup
AMPL. Implementasi kaidah Perda dan Perbup AMPL terutama tentang norma yang
terkait perubahan perilaku masyrakat, dan penerapan sanksi hukum dimulai dengan
penerapan sanksi sosial.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 59
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Tantangan lain yang disadari oleh Pokja AMPL adalah terdapat 10 agenda dalam Perda
dan Perbup AMPL yang menunjuk Pokja AMPL dan jajaran SKPD terkait untuk segera
menyusun pedoman pelaksanaannya agar dapat implementatif di lapangan. Selain itu,
dalam tataran pengelolaan Data AMPL diperlukan upaya untuk menyepakati bersama
definisi operasional dan tata cara penghitungannya, sehingga diperoleh data akurat
untuk perencanaan.
60 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 3
Tiga Pilar Keberhasilan Program STBM
di Kabupaten Sumedang
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 61
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bangga. Papan ucapan selam at datang m enandai Desa Sukaw ening, Kecam atan Ganeas, Kabupaten Sum edang
sudah bebas buang air besar sem barangan
Keberhasilan Program STBM di Kabupaten Sumedang adalah bertemunya tiga kata ini:
komitmen, regulasi dan pendanaan. Ketiga bertemu dalam satu tarikan nafas tekad untuk
menjadikan Sumedang sehat. Fakta yang terjadi, ketiga kata memiliki daya dorong yang
sangat kuat untuk keberhasilan STBM di sana.
Salah satu indikator penting keberhasilan Program STBM di Kabupaten Sumedang adalah
desa yang terbebas dari kebiasaan warga melakukan Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Jumlah desa yang dinyatakan bebas BABS di Kabupaten Sumedang tahun 2012
sebanyak 114 desa dan 983 Rukun Warga (RW). Kabupaten Sumedang pun menjadi
kabupaten penyumbang terbanyak jumlah desa bebas BABS di Jawa Barat.
62 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pokja AMPL sebagai garda terdepan pembangunan sektor AMPL melakukan sinergi dan
integrasi dengan berbagai pihak. Hal itu dapat dilihat sebagai salah satu contoh dengan
penerapanan perencanaan one plan for all. Upaya itu dimulai tahun 2011 dan diterapkan
untuk semua sektor pembangunan, termasuk untuk program STBM. Dalam praktiknya,
semua pelaku pembangunan telah memanfaatkan Forum Ngadu Bako sebagai media
untuk melakukan koordinasi, sinergi dan kolaborasi antarprogram, termasuk STBM.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 63
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Praktik yang terjadi, program STBM menjadi salah satu program strategis yang
dimasukkan ke dalam mekanisme Proses Perencanaan Pembangunan sejak di tingkat
desa. Hasilnya, STBM menjadi salah satu program prioritas pembangunan. Skema tersebut
mempertemukan aspirasi masyarakat dengan kepentingan pemenuhan janji politik dan
kebutuhan teknokratik birokratik. Proses ini menjadikan program STBM-AMPL menjadi
salah satu prioritas pembangunan yang termuat dalam APBD.
64 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Di samping kuatnya integrasi dan komitmen, dukungan yang sangat menonjol untuk
Program STBM adalah adanya Peraturan Bupati Nomor 113 Tahun 2009 tentang
Sumedang Puseur Budaya Sunda. Regulasi ini memperkuat pelaksanaan pembangunan,
termasuk program STBM. Para pemangku kepentingan pembangunan di Sumedang
mengembangkan sistem nilai untuk memperkuat pelaksanaan STBM di lapangan. Nilai
budaya Sunda atau dikenal dengan nama Rawayan Jati Sunda diimplementasikan dalam
pendekatan STBM mulai perencanaan, implementasi dan juga monitoring dan evaluasi.
Tak hanya lew at papan-papan him bauan, m asyarakat diajak berperilaku hidup bersih sehat m elalui kesenian
daerah
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 65
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
66 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Di samping itu, pembiayaan program fisik sanitasi apapun yang masuk ke kabupaten
Sumedang hanya bisa dilakukan terhadap masyarakat pada tangga sanitasi kedua, artinya
pada tangga sanitasi pertama (belum ODF/SBS) harus dipicu dengan (CLTS) Com m unity
Led Total Sanitation .
Dukungan regulasi belum selesai sampai di sini. Saat ini kabupaten Sumedang tengah
menyusun rancangan Perda tentang Lingkungan Hidup. Perda ini diharapkan dapat
menjadi payung hukum dan menguatkan Perbup Nomor 30 Tahun 2010 dan Perbup
Nomor 4 Tahun 2012. Rancangan Perda ini mencantumkan sanksi hukum bagi setiap
pelaku pembangunan maupun individu masyarakat yang membuang limbah ke
lingkungan tidak sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan (termasuk
limbah tinja dan sampah domestik). Di samping itu, disusun rancangan Perda Tata Kelola
Rumah Tangga, termasuk STBM menjadi salah satu indikator Rumah Tangga Sehat di
kabupaten Sumedang.
Sem angat m em buang sam pah pada tem patnya disebarkan di tiap rum ah
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 67
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
68 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Keram ik filter, salah satu inovasi air bersih yang diterapkan di Desa Sukaw ening
Regulasi yang mendukung Program STBM masih ditambah dengan disusunnya dengan
Perbup Nomor 68 tahun 2011 yang disahkan pada tahun 2012. Perbup ini berisi tentang
SPM (Standar Pelayanan Minimal), dengan STBM menjadi indikator program kesehatan
lingkungan.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 69
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Barang buangan yang disulap jadi peluang. Pot-pot cantik hasil karya kelom pok 3R
Tahun 2009 Program STBM dikucuri dana Rp 379, 2 juta. Kemudian tahun 2010 Rp 365 juta,
tahun 2011 naik signifikan menjadi Rp 651 juta dan akhirnya tahun 2012 ini jumlahnya
“menggila” menjadi Rp 1,8 Miliar!
Keberhasilan capaian baik komitmen, regulasi dan investasi juga tidak dapat dilepaskan
dari aktifnya advokasi yang dilakukan. Advokasi Program STBM dan AMPL secara luas
disasarkan kepada semua kalangan mulai dari Bupati, DPRD, jajaran SKPD sampai tingkat
masyarakat.
70 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 71
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
72 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Babak berikutnya atau tahun 2009. Pada babak ini, motor penggerak tidak hanya satu
dinas saja, melainkan lintas sektor. Pembentukan Pokja AMPL Kabupaten Sumedang pada
tahun 2009 menaikkan kelas perhatian dari satu lembaga menjadi lintas lembaga/dinas.
Tercatat 8 SKPD terkait, Perguruan Tinggi, LSM, Organisasi Masyarakat (Ormas), Asosiasi
terlibat dalam Pokja AMPL ini. Berdirinya Pokja AMPL membuat program STBM semakin
moncer dan dapat bersinergi dengan program lain seperti PNPM bahkan Forum CSR.
Pada tahun ini 35 desa bebas BABS. Pada tahun 2010, dalam kerangka pengembangan
program STBM di Sumedang, disadari bahwa koordinasi baik lintas program maupun
lintas sektor sangat penting sehingga dibentuklah Pokja AMPL Sumedang sejak 2009
dan diresmikan oleh Bupati Sumedang bulan Mei 2010.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 73
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Dengan koordinasi
terpadu Pokja AMPL
mencoba menjadi
wadah integrasi, wadah
informasi terkait Air Minum
Penyehatan Lingkungan.
Kegiatan fasilitasi STBM
dilaksanakan pula melalui
berbagai program rutin
pengembangan Klinik
Sanitasi maupun integrasi
dengan program lain.
Pada tahun ini desa ODF
berjumlah 43 desa.
74 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 75
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Antrian w arga
untuk m enyetorkan
berbagai jenis
lim bah kertas ke
Bank Sam pah
Dukungan anggaran APBD Kabupaten tahun 2012 untuk fasilitasi STBM sangat besar.
Melalui proses fasilitasi yang dilakukan sampai dengan akhir Juni 2012, terdapat
kenaikan desa Stop BABs dari 104 desa pada akhir tahun 2011, menjadi 112 desa.
Sedangkan target Stop BABS seluruh desa atau 283 desa/kelurahan akan dicapai pada
November 2012 (Hari Kesehatan Nasional).
Selain itu, tahun 2012 dibentuk Forum CSR Kabupaten yang salah satu program
prioritasnya adalah Penyehatan Lingkungan (AMPL). Selain juga mulai aktifnya bank
sampah yang tersebar di beberapa desa/kelurahan yang ada.
76 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 77
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kampiun
Tak mudah menyebut satu persatu para kampiun atau pemrakarsa serta pejuang
suksesnya Program STBM di Kabupaten Sumedang. Pasalnya, kesuksesan itu adalah buah
kerja bersama seluruh elemen masyarakat. Mulai dari Bupati Dr. H. Don Murdono, S.H.,
M.Si., hingga masyarakat.
Jika harus disebutkan, maka pihak-pihak seperti Sekretaris Daerah (Setda) Ir. H. Atje Arifin,
Asisten Setda, Staf Ahli Bupati hingga DPRD juga ikut aktif ambil bagian. Daftar itu masih
ditambah dengan jajaran SKPD/Dinas mulai dari Bappeda, Dinas Kesehatan, DPPKAD
(Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), Dinas Perdagangan dan
Perindustrian, BPMPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa) dan
Badan Lingkungan Hidup (BLH). Pihak lainnya di antaranya PKK (Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga), LSM, PNPM, Kecamatan, Sanitarian, Kepala Desa sampai ke kader kesehatan di
desa. Seluruh pihak memegang peran dan tugas masing-masing dengan tujuan sama,
yakni suksesnya Program STBM di Sumedang.
78 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 79
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Nilai penting lainnya adalah sinkronisasi dan kebersamaan yang kuat antara pemerintah
dan masyarakat. Hal itu juga terjadi dalam proses integrasi Program STBM dengan
Program PNPM. Selain itu, pentingnya internalisasi program STBM ke dalam program
pemerintah daerah melalui jalur Musrenbang adalah menjadi nilai lebih. Nilai penting
lain adalah pemanfaatan sumber dana lain di luar dana pemerintah seperti dana CSR.
Meskipun dukungan dana dari APBD juga cukup mendukung.
Pada titik lainnya, kreatifitas dan kemauan yang kuat dari pelaku kegiatan, baik
pemerintahan dan masyarakat dari level kabupaten sampai ke desa juga menjadi nilai
penting. Dukungan dana yang tak memadai pada tahap awal kegiatan tidak menutup
kreatifitas tersebut.
80 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Tantangan ke Depan
Keberhasilan Program STBM di
Kabupaten Sumedang sudah diakui
banyak kalangan, tidak saja pada
tingkat lokal atau regional, bahkan
keberhasilan itu sudah diakui secara
nasional. Meski demikian, untuk
keberlanjutan ke depan, beberapa
tantangan yang mesti dihadapi dan
dicarikan solusi.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 81
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
82 Bagian
Bagian 2 Upaya pemerintah
pemerintah daerah
daerahdalam
dalampembangunan
pembangunanair
airminum
minumdan
dansanitasi
sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 4
Komitmen Kabupaten Malang untuk Inisiasi
dan Inovasi Sanitasi
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 83
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
84 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Sejatinya, itu bukan langkah awal wujud komitmen Pemkab Malang dalam pembangunan
air minum dan sanitasi. Beberapa tahun sebelumnya, sekitar tahun 2009, wujud komitmen
itu sudah nampak. Bekerjasama dengan Environm ental Services Program (ESP), sebuah
program bantuan USAID (United States Agency for International Developm ent), cikal-bakal
pembangunan air minum dan sanitasi dimulai. Dua sub sektor yang menjadi perhatian
adalah pengelolaan sampah dan air limbah domestik
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 85
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kecerdasan dan jiwa inovatif yang dimiliki pecinta sanitasi di jajaran Pemkab Malang
terlihat dari lokasi yang dipilih untuk kedua kegiatan tersebut. Fokus kegiatan dipusatkan
di wilayah-wilayah sekitar Sungai Brantas. Bantuan dari fasilitasi pengolahan sampah dan
MCK Komunal ESP diletakkan di lokasi sekitar Sungai Brantas. Hal ini dilakukan dalam
rangka mengurangi dan secara perlahan menghilangkan perilaku mandi dan buang
air besar secara terbuka di Sungai Brantas. Namun di samping untuk wilayah bantaran
sungai, penyediaan jamban keluarga juga dibangun di daerah permukiman. Bantuan dari
ESP itu tidak dilihat sebagai bantuan semata, namun dimaknai sebagai sebuah proyek uji
coba yang kelak akan direplikasi dan dibangun di wilayah yang lain.
Rencana replikasi sarana sanitasi itu dituangkan dalam dokumen Buku Putih Sanitasi/
Strategi Sanitasi Kota (BPS/SSK) yang disusun dalam Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP). Langkah dan tahapan penyusunan BPS/SSK pun dilalui
mulai dari studi Environm ental Health and Risk Assessm ent (EHRA) hingga penyusunan
Memorandum Program.
86 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 87
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Komitmen Pemkab Malang juga sangat terlihat dari upaya-upaya pendanaan sektor
sanitasi. Keterbatasan dana APBD tidak dijadikan halangan untuk memberikan pelayanan
pembangunan sanitasi kepada masyarakat. Pemkab menggali dana dari sumber-
sumber alternatif. Salah satu alternatif pendanaan adalah melalui CSR (Corporate Social
Responsibility). Usulan-usulan kegiatan yang tidak dapat dibiayai melalui APBD, namun
masuk sebagai potensi CSR akan langsung ditawarkan ke perusahaan untuk dibantu
melalui dana CSRnya. Selain itu, alokasi dana CSR ini juga sedang dalam proses penyusunan
Perda. Tujuannya adalah untuk mengarahkan dan menata bantuan masyarakat supaya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
88 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 89
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
TPST Mulyoagung Bersatu saat ini menjadi salah satu lokasi TPST percontohan di tingkat
nasional. TPST ini melayani 5.000 KK dari 3 desa di Kabupaten Malang dan 1 desa di Kota
Batu dan telah berhasil memberikan lapangan kerja bagi 64 keluarga miskin.
90 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Mereka dilibatkan dalam pengelolaan TPST sebagai karyawan dengan gaji berkisar
antara Rp. 650.000 – Rp. 950.000 bergantung kepada masa kerja karyawan bersangkutan.
Teknis operasional TPST dimulai dari pengambilan sampah dari rumah-rumah warga yang
dilakukan setiap hari sepanjang tahun dan tidak ada hari libur. Masyarakat yang dilayani
dipungut retribusi untuk pengelolaan TPST. Retribusi ini dikelola sendiri oleh TPST dan
tidak dibayarkan kepada Pemerintah Daerah. Pemkab Malang membebaskan setoran
retribusi ini sebagai bentuk penghargaan bagi masyarakat yang telah mau mengelola
sampahnya. Retribusi dari pemerintah baru dibebankan pembuangan residu dari TPST
ke TPA.
TPST Mulyoagung Bersatu menerapkan beberapa tahapan proses dari sampah yang
masuk. Pertama, sampah dipilah oleh para petugas pemilah. Dari hasil pemilahan itu,
sampah dikelompokkan berdasarkan jenisnya: botol, plastik, karet, sampah sisa nasi,
sampah yang bisa dikompos, dan seterusnya. Sampah yang masuk dalam satu hari harus
bisa diproses sampai dengan selesai. Sehingga tidak menimbulkan bau. Selain itu, untuk
menurunkan populasi lalat, di daerah sekitar TPST dibangun sebuah kolam ikan. Belatung
yang ada di sampah dijadikan makanan ikan.
Hasil pengomposan saat ini dijual kepada petani. Dalam rangka memperbaiki kualitas
komposnya, pengelola TPST 3R Mulyoagung Bersatu ini menjalin kerjasama dengan
Trubus dan Petrokimia Gresik.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 91
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
92 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 93
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
94 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 95
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Para Pemrakarsa
Suatu keberhasilan tak lepas dari upaya yang dilakukan seseorang atau suatu pihak.
Mereka adalah para pemrakarsa, perintis dan pelaku yang tidak ada habis-habisnya
memperjuangkan sesuatu hingga sampai pada titik keberhasilan. Mereka memiliki
kapasitas yang mampu menggerakkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai
sebuah tujuan. Mereka adalah para champion/kampiun.
Kabupaten Malang memiliki beberapa kampiun untuk pembangunan air minum dan
sanitasi. Di tingkat Pemerintah Daerah, setidaknya ada tiga individu yang memiliki
perhatian tinggi terhadap kondisi sanitasi di daerahnya. Mereka adalah Renung
Rubiyatadji, Koderi dan Dwi Siswahyudi.
96 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 97
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Ketiga individu ini memiliki hubungan baik sehingga komunikasi yang terjalin selalu
berjalan mulus. Hubungan itu diwujudkan dalam pemutusan rantai birokrasi saat
mereka bertiga berkreasi. Mereka mengakui bahwa salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan koordinasi adalah suasana informal yang tercipta di antara para individu.
“Sebagai contoh, hanya dengan undangan melalui telepon, siapapun akan dengan
sukarela datang untuk menghadiri rapat atau kegiatan diskusi mengenai air minum dan
sanitasi,” ujar ketiganya kompak.
98 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 99
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Supadi saat ini menjabat sebagai Ketua KSM yang mengelola TPST Mulyoagung Bersatu.
Kesehariannya Supadi bekerja sebagai pegawai Tata Usaha di Universitas Brawijaya.
Sementara Rudy Santoso merupakan pengelola TPA Wisata Sampah Edukasi dan Ketua
KSM pengelola sarana air bersih dan sanitasi di Desa Ardiredjo.
100 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Program SANIDAD dirintis sejak tahun 2009. Pemilihan lokasi di lingkungan asrama
tentara didasari kenyataan bahwa banyak perumahan prajurit yang tidak disertai dengan
layanan sanitasi yang layak. Program ini dalam perkembangannya pernah tertunda dan
dilanjutkan kembali dengan Infanteri 502 yang ingin belajar mengenai pengelolaan
sampah. Dinas Lingkungan Hidup menyambut baik hal itu dan memberikan bantuan alat
pencacah sampah. Kerjasama dengan Pemkab Malang berkembang tidak hanya dalam
pengelolaan sampah namun juga pengelolaan air limbah domestik. Sasaran utama
dari pengelolaan air limbah ini adalah barak-barak prajurit. Pemkab Malang mengganti
tangki septik yang ada dikomplek perumahan tentara itu dengan sistem sew erage dan
pengolahan limbah komunal.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 101
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Selain perbaikan kualitas lingkungan di kawasan militer, Pemkab Malang juga memiliki
inisiatif lain dalam pembangunan sanitasi. Upaya kerjasama dengan kementerian
Perumahan Rakyat sudah mulai digagas. Hal yang ingin dicapai adalah mendorong
implementasi sistem tangki dengan instalasi pengolahan air limbah komunal bagi
kawasan perumahan yang dibangun oleh pengembang.
Kabupaten Malang membuktikan tentang sebuah komitmen yang berujung pada inisiasi
kreasi dan inovasi sanitasi. Daya dukung yang ada, baik jajaran Pemerintahan maupun
Masyarakat telah menjadikan Kabupaten Malang sebagai tempat belajar dan menjadi
inspirasi pembangunan sanitasi di tanah air!
102 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 5
Revolusi Data dari Kabupaten Bangka
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 103
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kejadian langka ini tidak didapatkan dalam waktu singkat dan secara cuma-cuma,
namun melalui serangkaian proses dan perjuangan panjang. Kunci kesuksesan itu ada
di dua titik, yakni pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) perangkat daerah dan
koordinasi horizontal dan vertikal. Keberhasilan Kabupaten Bangka dalam mewujudkan
angan-angan tidak sekedar kompilasi data saja, namun menciptakan sistem pendataan
yang cepat, akurat dan spesifik hingga ke tingkat rumah tangga
Atas inovasi langka ini Kabupaten Bangka mendapatkan apresiasi berupa AMPL Award
dalam Konferensi Sanitasi dan Air Minum tahun 2011. Kategori yang diraih adalah
Kabupaten/Kota Terbaik dalam Sistem Informasi Manajemen Data Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan.
104 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 105
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
106 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Keistimewaan SIMPUS terletak pada kecepatan dan keakuratan dalam menjawab kondisi
kesehatan dan AMPL hingga ke tingkat individu. Kondisi data seperti ini tidak dapat
dijawab oleh data yang sebelumnya dikumpulkan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas). Menariknya, pengembangan sistem hardw are dan softw are tersebut tidak
memerlukan biaya yang besar. Hal ini menjadikan keterbatasan anggaran tidak menjadi
penghalang Pokja AMPL Kabupaten Bangka dalam mewujudkan pengembangan
manajemen data AMPL.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 107
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
108 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Sum ber : Buku Pendataan AMPL : Lesson Learn Meraw ang Kabupaten Bangka, 2009
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 109
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Proses pelatihan dan praktik pengum pulan data kepada enum erator (kader m asyarakat)
Tahapan yang dilakukan kemudian adalah menentukan skala dan metode pendataan.
Inovasi pendataan Kabupaten Bangka lahir atas dasar kebutuhan data yang tidak dapat
disediakan oleh Data Susenas karena cakupannya hanya hingga tingkat kecamatan. Bagi
Kabupaten Bangka, data AMPL pada tingkat desa mutlak diperlukan, sehingga proses
perencanaan dan pemantauan dapat dilakukan dengan benar. Oleh sebab itu, pada tahap
ini disepakati bahwa pendataan akan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
dusun, desa, kecamatan yang kemudian dikonsolidasi menjadi data Kabupaten. Metode
yang digunakan adalah metode registrasi rumah tangga bagi wilayah dengan ukuran
jumlah penduduk kecil, dan uji petik (sam pling) bagi wilayah dengan jumlah penduduk
relatif besar.
110 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 111
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
112 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Registrasi data di Puskesmas dilakukan dalam beberapa tahap yaitu melalui loket
pendaftaran yang kemudian dilanjutkan melalui pencatatan rekam medis pada setiap
poli, salah satunya yaitu Poliklinik Sanitasi. Setiap Puskesmas memiliki pola alur yang
berbeda bergantung dari hardw are dan teknologi yang digunakan namun prinsip dan
sistem softw are yang digunakan tetap sama.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 113
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
114 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Tahap 4 : Monitoring
berkala setiap bulan
oleh petugas Dinas
Kesehatan kepada
kepala Puskesm as
terkait dengan hasil
pendataan SIMPUS
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 115
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
116 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 117
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
118 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Tentang
Para
Pemrakarsa
Lahirnya SIMPUS tidak dihasilkan
oleh orang per orang. Namun
dari kerjasama tim dan kesadaran
para pihak yang terkait dengan
kebutuhan data air minum dan
sanitasi di Kabupaten Bangka.
Para pemrakarsa mulai dari
pejabat nomor satu di Kabupaten
Bangka hingga ke staf teknis di
Bupati Kabupaten Bangka Periode 2008 - 2012,Yusroni Yazid Z Dinas/SKPD terkait.
Bupati Yusroni Yazid memerintah Kabupaten Bangka pada periode tahun 2008 – 2012.
Visi yang diemban adalah “Ideal dalam Pelayanan, Amanah dalam Pemerintahan dan Anti
terhadap Kemiskinan”. Selama memimpin, Bupati memiliki banyak terobosan. Salah satu
terobosannya adalah dengan menerapkan grand strategy yang dilengkapi oleh sasaran
kinerja dan indikator yang terukur. Konsekuensinya, seluruh program dilaksanakan dalam
koridor pencapaian sasaran kinerja dan target-target kuantitatif yang menyertainya. Hal
ini dianggap penting untuk melakukan monitoring hasil pembangunan pada setiap
tahapan secara berkesinambungan. Indikator-indikator kinerja tersebut tentu saja
mensyaratkan data yang memiliki validitas tinggi
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 119
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Masih menurut Bupati Bangka, data yang valid akan menghasilkan pembangunan
yang valid, sedangkan data yang salah akan menghasilkan pembangunan yang salah.
Oleh karena itu, pada periode pemerintahan 2008 - 2012, persoalan data menjadi
perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Bangka. Dalam konteks inilah, Yusroni Yazid
menginstruksikan kepada seluruh perangkat daerah untuk mewujudkan e-governm ent
dengan meningkatkan kinerja, khususnya dalam pendataan dan informasi.
120 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Selain Bupati, Kepala Dinas Kesehatan saat itu, Dr. Hendra Kusumajaya M. Epid juga
menjadi tokoh pemrakarsa atau inisiator SIMPUS. SIMPUS AMPL pertama kali diinisiasi
atas permintaan Kepala Dinas Kesehatan kepada Bagian Kominfo Kabupaten Bangka
untuk menjadi basis bagi penentuan jaminan kesehatan masyarakat. Dengan adanya
dukungan dan komitmen yang besar, data rekam medis masyarakat Kabupaten Bangka
berhasil diwujudkan.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 121
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Di samping para pejabat di tingkatan Kepala Dinas, para pihak yang terlibat aktif
membidani SIMPUS adalah para pejabat di tingkatan teknis. Mereka di antaranya
adalah Sekretaris Bappeda, Panbudi Marwoto. Panbudi merupakan motor dan
penggerak kegiatan Pokja AMPL Kabupaten Bangka. Perannya sangat penting
dalam mengkoordinasikan rumusan kebijakan dan kegiatan Pokja AMPL Kabupaten
Bangka. Di samping Panbudi, drg. Mulyono Susanto MHSM yang saat itu menjabat
sebagai Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan
dan Kabupaten Bangka menelurkan Ide pembuatan sistem pendataan yang
terkomputerisasi dan berbasis w eb .
122 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 123
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Perannya dalam kaderisasi dan pelatihan kepada pegawai teknis di setiap Puskesmas yang
bertugas untuk melakukan registrasi data. Di samping itu, peran aktif perangkat teknis
Dinas Kesehatan juga berperan aktif melatih sanitarian dan kader masyarakat. Tanpa
adanya keterlibatan aktif dari Susilawati, SKM selaku staf pelaksana seksi penyehatan
lingkungan serta Anggia Murni kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jaminan Kesehatan,
semangat inisiasi SIMPUS yang ada di tingkat pemerintah daerah tidak akan dapat
dipindahkan dengan baik pada tingkat perangkat puskesmas dan kader masyarakat.
Mereka sangat berperan dalam melakukan pembinaan serta supervisi secara berkala
kepada sanitarian dan kader masyarakat yang melakukan registrasi data. Tidak hanya
itu, mereka juga berperan dalam melakukan rumusan konsep, analisis serta diseminasi
pemanfaatan hasil pendataan SIMPUS.
124 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 125
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
126 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 6
Layanan Zona Air Minum Prima
Kota Malang
Pelayanan air siap minum atau air minum prima belum banyak
dirasakan pelanggan PDAM di Indonesia. Di Kota Malang, Jawa
Timur, PDAM setempat telah mampu memberikan pelayanan air
siap minum kepada 87 persen pelanggannya. Kuncinya, kolaborasi
antarinstansi dan dukungan pemangku kepentingan dengan
menomorsatukan pelayanan.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 127
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kota Malang, Jawa Timur, dianugerahi Tuhan sumber air berlimpah dengan kualitas
prima. Anugerah air yang berlimpah itu mampu dikelola dengan baik oleh PDAM sebagai
penyedia layanan dengan dukungan Dinas/SKPD terkait lainnya. Hasilnya, mayoritas
warga pelanggan PDAM sudah menikmati air siap minum.
128 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 129
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
130 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
PDAM Kota Malang telah melakukan pemeriksaan laboratorium pada air hasil olahannya.
Pemeriksaan meliputi tiga parameter utama yaitu parameter fisik, kimia dan biologi. Hasil
uji parameter untuk fisika berupa bau, kadar TDS 120, dengan tingkat kekeruhan satu
dan tidak berasa. Hal ini menunjukkan bahwa dari parameter ini sudah masuk dalam
standar baku mutu. Pemeriksaan parameter kimia menunjukkan bahwa tidak ada bahan
kimia berbahaya misalnya air raksa, alumunium, fluoride dan berbagai kimia berbahaya
lainnya. Untuk pemeriksaan mikrobiologi berupa koliform tinja dan total koliform tidak
ditemukan di dalam air PDAM Kota Malang.
Kualitas air yang demikian bagus ini menginspirasi munculnya Program ZAMP. ZAMP atau
Zona Air Minum Prima, merupakan sebuah kawasan pelayanan dari PDAM yang kualitas
airnya setara dengan kualitas air minum. Artinya pelanggan dapat langsung minum air
PDAM tanpa perlu dimasak terlebih dahulu
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 131
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Program ini dinisiasi sejak tahun 2004. Ketika itu terdapat program CATNIP (Certification
and Training for Netw ork Im provem ent Project) hasil kerjasama Persatuan Perusahaan Air
Minum Indonesia (PERPAMSI) dengan USAID. Program berlangsung sekitar bulan Juni
2003 – September 2004. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air minum
melalui program sertifikasi dan pelatihan untuk perbaikan jaringan perpipaan PDAM.
PDAM yang mendapatkan bantuan Program CATNIP untuk pembentukan ZAMP ada
tiga yaitu, PDAM Kota Malang, Medan dan Bogor. Ketiga PDAM menjadi wilayah proyek
percontohan ZAMP di Indonesia. Pembentukan ZAMP dimaksudkan untuk mewujudkan
pelayanan air yang bisa langsung diminum di kawasan yang sudah ditentukan.
Keikutsertaan ketiga daerah tersebut diharapkan dapat dijadikan contoh pengembangan
pelayanan air minum yang diharapkan akan mengarah pada tercapainya target MDGs.
132 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 133
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
adanya ketersediaan suplai air distribusi alternatif serta kebocoran air (fisik) harus bisa
ditekan.
Tahapan selanjutnya adalah membentuk sistem Zona Induk Pelayanan dan membentuk
Isolasi Sistem Jaringan Distribusi. Di samping mengupayakan suplai air dan penyediaan
reservoir yang cukup untuk memenuhi kebutuhan total pelanggan dengan aliran
24 jam. Tahap berikutnya yang juga dilakukan adalah menyiapkan fasilitas guna
kemudahan operasi dan pengendalian
Penyiapan fasilitas ini meliputi BO = 8 lokasi ( 1 BO/2000 SR), Hydrant = 20 Lokasi
(1 Hydrant/750 SR), BR = 75 Lokasi (1 BR/200 SR), Residual Chlorine Monitoring plus
kran air minum langsung untuk umum = 6 lokasi (1 RMC/2.500 SR), Titik Pengambilan
Sampel = 19 Lokasi (KEPMENKES RI TH 2002) dan Titik Pengukuran Tekanan = 150 Lokasi
(1 tekanan/100 SR). Fasilitas lainnya meliputi disinfeksi dengan instalasi Chlorinator di
unit Produksi, Reservoir dan Distribusi serta sertifikasi laboratorium.
134 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pengecekan dan pem bersihan kran air siap m inum satu m inggu sekali
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 135
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
136 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 137
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
138 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Menurut Bachtiar, Bappeda memberikan dukungan penuh program ini dari aspek
regulasi. Dikatakan, kontribusi Bappeda diwujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah
(Perda) No 8 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal. Melalui Perda tersebut, PDAM Kota
Malang sebagai BUMD dapat mengajukan modal pengembangan kepada Pemerintah
Kota melalui dana APBD. Keuntungan yang didapat sebagian diserahkan kepada
pemerintah daerah, sebagian lagi diambil oleh PDAM Kota Malang untuk dipakai dalam
rangka pengembangan PDAM sendiri.
Kontruksi ZAMP :
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 139
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Dukungan lain terhadap program ZAMP juga diberikan secara nyata oleh Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Malang. Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Malang
Drs. Karbi, MM mengatakan bahwa PDAM Kota Malang meminta Dinkes
untuk mengadakan pengawasan kualitas eksternal. Langkah
yang kemudian dilakukan Dinkes adalah mengambil
sampel ZAMP atau air minum secara keseluruhan baik
yang teraliri dengan ZAMP maupun bukan ZAMP.
140 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Agar masalah pipa tidak menghambat pelayanan, jalan keluar yang dilakukan adalah
penggantian jenis pipa. PDAM Kota Malang sampai saat ini masih menggunakan pipa
PVC (Polyvinyl chloride) sekitar 20 persen. Untuk peningkatan kualitas layanan, secara
bertahap pipa-pipa PVC tersebut akan digantikan dengan pipa yang kualitasnya lebih
baik lagi, yaitu pipa polietilena (PE).
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 141
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
142 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Meskipun masih dibayangi sejumlah tantangan dan hambatan, PDAM Kota Malang telah
mematok target 100% layanan ZAMP untuk seluruh Kota Malang. Beberapa persiapan
sarana dan prasarana dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satu langkah yang
dipersiapkan adalah rencana untuk mengeksploitasi mata air Sumberpitu di Kecamatan
Tumpang Kabupaten Malang. Nota kesepahaman antara Walikota Malang dan Bupati
Malang telah ditandatangani pada bulan November 2011. Pemerintah Pusat juga telah
menyetujui jika pengelolaan sumber air tersebut dilakukan oleh dua PDAM yaitu PDAM
Kota Malang dan PDAM Kabupaten Malang.
Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi 143
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
144 Bagian 2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Bagian 3
Peran komunitas
dalam pembangunan
air minum dan sanitasi
145
146
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 7
Dana dari Warga, Air untuk Semua
Kemiskinan tidak menghalangi semangat memperbaiki keadaan.
Berbekal gotong royong dan pengumpulan dana melalui iuran warga,
Desa Wambuloli dan Bonemarambe Kecamatan Mawasangka Timur
Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, terbebas dari kekurangan air
bersih. Warga berupaya, semua sejahtera.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 147
Inovasi
Inovasi Pembangunan
Pembangunan Air
Air Minum
Minum dan
dan Sanitasi
Sanitasi di
di Indonesia
Indonesia
Dulu, air bersih adalah barang langka dan mahal bagi warga Desa Wambuloli dan Desa
Bonemarambe Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Warga tidak memiliki sarana air bersih. Untuk sekedar mendapatkan air bersih, warga
harus menyeberang teluk menggunakan perahu. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci,
mereka melakukannya di kolam pemandian. Praktis, air bersih dan sehat benar-benar
sulit didapatkan.
148 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 149
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
150 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Mandi di Kolam
Sungguh tak mudah mencapai Desa Wambuloli dan Desa Bonemarambe. Lokasi kedua
desa tersebut berjarak sekitar 73 km dari Kota Baubau yang dapat ditempuh selama 2,5-
3 jam menggunakan sepeda motor. Waktu tempuh semakin lama jika menggunakan
kendaraan roda empat. Penyebabnya kondisi jalan yang rusak bahkan sebagian ruas
jalan di wilayah Mawasangka sudah tidak beraspal.
Untuk menyeberang dari Kota Baubau di Pulau Buton ke wilayah Pulau Muna tersedia
pilihan ferry atau perahu penumpang kayu dengan waktu penyeberangan 30 menit
hingga 1 jam. Alternatif lain adalah menggunakan perahu penumpang cepat (speed boat)
dari Kota Baubau langsung ke Ibukota Kecamatan Mawasangka Timur dan sebaliknya,
dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Namun moda ini hanya tersedia 1 hari sekali
setiap pagi pukul 6.30 dan biasanya penuh penumpang.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 151
Inovasi
Inovasi Pembangunan
Pembangunan Air
Air Minum
Minum dan
dan Sanitasi
Sanitasi di
di Indonesia
Indonesia
Tipologi tanah yang berbatu dan tebing patahan di belakangan pemukiman tidak banyak
menyediakan lahan untuk bertani. Kebun-kebun masyarakat umumnya masih berada di
sekitar wilayah desa asal yang cukup jauh dan relatif sulit aksesnya. Sebagian penduduk
beralih profesi menjadi nelayan dan beberapa tahun belakangan ini banyak yang bertani
rumput laut, namun banyak pula yang merantau karena penghidupan dari laut tidak bisa
selalu dilakukan sepanjang tahun.
152 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Perubahan terjadi pada tahun 2003 saat LSM Sintesa cabang Buton menawarkan program
air bersih dengan mekanisme pinjaman dana investasi atau Com m unity Self Financing
(CSF).
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 153
Inovasi
Inovasi Pembangunan
Pembangunan Air
Air Minum
Minum dan
dan Sanitasi
Sanitasi di
di Indonesia
Indonesia
154 Bagian 1
3 Upaya
Peran komunitas
pemerintahdalam pembangunan
daerah air minumairdan
dalam pembangunan sanitasi
minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 155
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kondisi alam di kedua wilayah desa memang sangat berat. Untuk sampai ke sumber
air, pemasangan pompa dan pipa transmisi masuk ke dalam gua yang di beberapa
bagian sangat curam dan sempit. Ini adalah proses terberat, terlebih semua itu hanya
diterangi oleh cahaya senter. Pada awal terbangun, sarana menggunakan pompa celup
(subm ersible) dengan kapasitas 7,5 KW, yang digerakkan oleh listrik melalui kabel dengan
ukuran 4x35 mm sepanjang 250 meter dari generator yang menggunakan mesin diesel
merek Perkins. Rumah genset dengan ukuran 4x6 meter dan bak penampung dengan
ukuran 6x6x3 meter atau berkapasitas 108 meter kubik melengkapi sarana ini.
Jaringan distribusi menggunakan pipa besi GIP (galvanished iron) kualitas medium B
dengan total panjang 5.682 meter. Sebagian besar pipa tidak ditanam di dalam tanah
karena permukaan tanah yang berbatu sangat sulit untuk digali, namun di lokasi
persimpangan dengan jalan dan perlintasan sungai diberi pengamanan yang cukup
memadai. Masyarakat pun sudah terlatih untuk bisa memperbaiki jaringan pipa jika
terjadi kerusakan.
156 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 157
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Keterlibatan
Peran dan fungsi lembaga adalah masyarakat sangat
memastikan layanan dapat berjalan dengan tinggi, sejak tahap
perencanaan dan
baik. Disamping itu, peran lainnya berupa pembangunan
mengumpulkan dan mengelola keuangan hingga kini pada
dari iuran air masyarakat, membimbing dan tahap operasi dan
pemeliharaan.
mengawasi Pemilihan
pemakaian air sesuai dengan aturan yang teknologi dan
telah disepakati bersama. perencanaan teknis
dimusyawarahkan
bersama-sama,
termasuk layanan yang hanya menyediakan sambungan rumah. Kesepakatan untuk
tidak menyediakan keran umum dalam rangka mengantisipasi kendala pengelolaan di
masa datang.
158 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 159
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
160 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Berdasarkan hasil kesepakatan warga, BP-SABS akan mengganti mesin diesel penggerak
pompa dengan tenaga listrik untuk meringankan biaya rutin dan perawatan mesin diesel.
Dana yang dibutuhkan untuk memasang instalasi listrik dengan daya lebih dari 10 ribu
watt adalah Rp 32,5 juta. Warga sepakat untuk swadaya iuran sebesar Rp 105.000 per
sambungan rumah. BPSABS memberikan subsidi Rp 31.500 per pelanggan dari cadangan
iuran meteran sehingga setiap pelanggan hanya perlu menyumbang Rp 73.500. Dalam
tiga bulan seluruh dana terkumpul dan biaya pemasangan instalasi listrik sudah lunas
dibayarkan, tinggal menunggu jadwal penambahan daya dari PLN. Rencana ke depan
setelah listrik untuk pompa terpasang, masyarakat kembali sepakat untuk swadaya
membeli pompa air cadangan. Pengalaman pompa yang pernah terbakar sehingga
selama beberapa hari tidak ada air rupanya dirasakan sebagai pengalaman yang tidak
menyenangkan oleh warga.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 161
Inovasi
Inovasi Pembangunan
Pembangunan Air
Air Minum
Minum dan
dan Sanitasi
Sanitasi di
di Indonesia
Indonesia
162 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 163
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Keberhasilan ini tidak lepas dari program PHBS yang merupakan bagian dari
pembangunan sarana air bersih yang didukung oleh LSM Sintesa. Masyarakat selain
diberi tanggung jawab memelihara sarana air juga difasilitasi untuk membangun jamban
keluarga. Bahkan tersedia juga subsidi bagi yang tergolong kesejahteraan rendah melalui
kredit jamban bergulir yang dapat dicicil bersamaan dengan iuran air setiap bulannya.
164 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 165
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
166 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 167
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Peran penting juga diemban oleh LSM Sintesa yang konsisten mengedepankan
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Salah seorang personil yang menangani
program sarana air bersih dan lingkungan adalah Manan. Komitmen dan kepedulian
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi semangat kesehariannya.
Walau harus menempuh ratusan kilometer mengelilingi Kabupaten Buton
mendampingi masyarakat dalam mewujudkan sarana air bersih yang dibutuhkan.
168 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 8
Bangkit dari Keterpurukan dengan Inovasi
Pembangkit Listrik Mikrohidro
Warga Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang,
Jawa Timur, tak pernah membayangkan bisa menikmati sarana
air bersih dan sanitasi seperti sekarang. Apalagi bisa membantu
warga di desa-desa sekitarnya. Mereka mengelola sarana air minum
sendiridengan semangat kebersamaan, kerja keras, inovasi dan
kreatiitas. Hasilnya, mereka bisa mengelola sarana air minum secara
mandiri dan bahkan menghasilkan inovasi teknologi Pembangkit
Listrik Mikro Hidro. Untuk menjamin keberlanjutan, lembaga
pengelola sarana pun didirikan.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 169
Inovasi
Inovasi Pembangunan
Pembangunan Air
Air Minum
Minum dan
dan Sanitasi
Sanitasi di
di Indonesia
Indonesia
Sebelum tahun 2005, Desa Karangsuko adalah potret desa dengan kondisi kekurangan
air bersih dan sanitasi. Sarana air bersih ataupun MCK tak ada di desa seluas 399 hektar
itu. Warga buang air dan mandi di pekarangan atau sungai. Akibatnya, banyak warga
menderita diare dan penyakit kulit. Kini kondisi 4.914 jiwa di Karangsuko berubah drastis.
Swadaya dan semangat warga dibarengi inovasi teknologi membangkitkan mereka dari
keterpurukan.
170 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kondisi ini berdampak buruk. Banyak warga menderita diare dan penyakit kulit karena
terbiasa mengonsumsi air yang tidak higienis. Sumber air yang ada telah terkontaminasi
karena warga Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di sungai dan pekarangan. Kebiasaan
ini dilakukan karena tidak adanya sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Dampak lain yang
sering terjadi adalah terjadinya perkelahian antarwarga memperebutkan air saat musim
kemarau. Maka, lengkap sudah keterpurukan warga Karangsuko akibat ketiadaan sarana
air bersih dan sanitasi layak.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 171
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Sesungguhnya, kondisi kurang air bersih itu menjadi sebuah ironi besar bagi warga
Karangsuko. Pasalnya, desa itu memiliki potensi sumber daya air. Desa Karangsuko
merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Pagelaran yang memiliki potensi mata air
terbesar. Setidaknya ada 4 (empat) mata air dengan debit besar di Karangsuko yaitu Mata
Air Sumber Taman, Sumber Maron, Sumber Jeruk, dan Sumber Pinang. Bahkan selain
keempatnya masih ada beberapa mata air lainnya dengan debit yang lebih kecil.
172 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Desa Karangsuko m erupakan satu-satunya desa di Kecam atan Pagelaran yang m em iliki potensi m ata air
terbesar
Kekayaan sumber air itu tidak termanfaatkan oleh warga karena berbagai persoalan.
Di antaranya mereka tidak tahu sumber air yang ada harus diapakan dan bagaimana
caranya agar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga.
Titik terang perubahan mulai menyingkap sekitar tahun 2005. Ketika itu Desa Karangsuko
menjadi salah satu lokasi sasaran program Water Supply and Sanitation for Low Incom e
Com m unities (WSLIC)-II di Provinsi Jawa Timur. WSLIC adalah program pinjaman dari Bank
Dunia dalam menyediakan sarana air minum dan sanitasi bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR).
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 173
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Warga secara gotong royong dan berkesadaran penuh bersedia berkontribusi untuk
pendanaan pembangunan sarana air minum. Hasil swadaya warga dalam bentuk iuran
berupa uang mencapai Rp. 10 juta dan iuran non-uang sebanyak Rp.67,4 juta.
174 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Agar semangat dan keswadayaan itu berlangsung efektif, atas dasar musyawarah warga,
sistem iuran untuk swadaya dikategorikan menjadi 3 kelompok berdasarkan strata
ekonomi. Tingkatan iuran itu terdiri dari Rp. 30 ribu, Rp. 35 ribu dan Rp. 50 ribu. Kontribusi
tersebut untuk mengimbangi bantuan dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Pusat
sebesar Rp. 175 juta/desa dan dana dari Pemerintah Kabupaten sebesar Rp. 25 juta.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 175
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
176 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kerja keras dan gotong royong itu bermuara pada bulan Maret 2006. Ketika itu, untuk
pertama kalinya sebanyak 150 Kepala Keluarga (KK) di Karangsuko bisa menikmati air
bersih dari dari mata air Sumber Maron melalui sarana yang mereka bangun sendiri
dengan fasilitasi WSLIC II. Mata air Sumber Maron memiliki kapasitas 70 liter/detik,
debit yang terpakai baru sebesar 12 liter/detik. Besarnya debit andalan Sumber Maron
menjadikan mata air ini kemudian difungsikan juga menjadi sarana rekreasi air bagi
masyarakat Kabupaten Malang.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 177
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Sebagai bentuk
kepedulian serta
melanggengkan sikap
gotong royong serta
menjamin keberlanjutan
layanan, pada tahun
2006 itu pula warga
membentuk Badan
Pengelola Sarana Air
Bersih dan Sanitasi (BP-
SABS) Sumber Maron.
Pembentukan lembaga
tersebut berlangsung
sukses berkat dukungan
Kepala Desa dan tokoh
masyarakat. Paska
pembentukan, pengurus
BP-SABS langsung
menyusun program
kerja untuk peningkatan
akses masyarakat miskin
di Karangsuko terhadap
sarana air bersih yang
telah ada.
Mata air Sum berm aron m em iliki kapasitas 70 liter/ detik, sem entara debit
yang terpakai baru sebesar 12 liter/ detik
178 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pengurus BP-SABS pun tidak terlalu membebani warga pengguna dalam soal iuran.
Besarnya iuran dihasilkan lewat forum musyawarah antara pengurus BP-SPABS dan warga.
Hasil musyawarah menyepakati tarif yang diberlakukan adalah Rp. 9 ribu/KK/bulan bagi
warga Karangsuko dan Rp. 11 ribu/KK/bulan bagi warga luar Desa Karangsuko yang ingin
menyambung.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 179
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Adanya peluang bagi warga di luar Desa Karangsuko itu menarik minat desa-desa
tetangga. Tahun 2006-2008 dilakukan perluasan jaringan distribusi ke desa di luar
Karangsuko. Sampai pada akhirnya hingga saat ini, terdapat 6 (enam) dusun pemanfaat
yang tersebar di 4 (desa) yaitu Desa Karangsuko dan Desa Sukosari, Desa Gondanglegi
Kulon dan Desa Panggungrejo di Kecamatan Gondanglegi. Total pemanfaat saat ini
mencapai 4.660 jiwa (1.265 KK).
Kondisi ini memberi banyak manfaat bagi warga. Di samping hilangnya kebiasaan BABS,
warga tidak lagi terlibat perkelahian karena perebutan pemakaian air.
180 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 181
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
182 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Keinginan Sayid Muhammad dan segenap pengurus BP-SABS Sumber Maron terlepas
dari masalah mahalnya biaya listrik PLN seperti menemukan jalan. Pada saat yang
bersamaan, Australian Aid (AusAid) melalui proyek Indonesia Infrastructure Initiative
(IndII) bersama dengan Water and Sanitation Program (WSP)-Bank Dunia sedang
melakukan penilaian bagi Com m unity Based Organization (CBO) atau dikenal dengan
nama BP-SABS di Jawa Timur dan Jawa Barat dalam rangka implementasi proyek Second
Generation Project-Upgrading Com m unity Based Piped Water Services w ith Private Sector
Support atau SGP.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 183
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Setelah melalui serangkaian proses, BP-SABS Sumber Maron akhirnya terpilih sebagai
lokasi implementasi proyek SGP. Pada tanggal 1 November 2010, proyek resmi
diimplementasikan. Perkembangan selanjutnya, kata Sayid Muhammad, dalam rangka
membahas kemungkinan kerjasama dengan pihak swasta untuk meningkatkan layanan
BP-SABS melalui skema Public Private Partnership (PPP) dilakukan m arket sounding pada
bulan Januari 2011.
Berdasarkan diskusi terdapat 3 (tiga) opsi PPP yang paling diminati oleh BP-SABS, yakni
perluasan jaringan melalui mekanisme Build-Lease-Transfer (BLT), Bulk Water Supply dan
Maintenance Service Contract . Untuk menyiapkan proyek yang dapat diminati swasta,
IndII dan WSP membantu BP-SABS dalam menyusun Surat Izin Pengusahaan-Sistem
Penyediaan Air Minum (SIP-SPAM), Pre-Feasibility Study dan Detailed Financial Analysis.
184 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
”Tapi karena Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur belum mengatur PPP dalam skala kecil, akhirnya disepakati oleh
Pemerintah Pusat untuk mendesain kerjasama PPP melalui skema Business to Business (B
to B). Skema tersebut mensyaratkan kontrak akan ditandatangani oleh Ketua BP-SABS,
Kepala Desa sebagai penasihat panitia tender dan pihak swasta terpilih,” jelas Sayid.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 185
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Masih menurut Sayid, pihaknya dibantu IndII dan WSP untuk menentukan tipe kontrak
yang sesuai dan membantu dalam proses tender serta dalam pembuatan draft dokumen
tender. Setelah melewati serangkaian proses, pihak yang terpilih sebagai pemenang
tender kerjasama dengan BP-SABS Sumber Maron adalah PT. Mitra Lingkungan Duta
Consult Jakarta.
”Kontrak kerjasama ditandatangani pada tanggal 10 Oktober 2011 dan tipe kontrak
yang dipilih adalah BLT. Tipe tersebut dipilih dikarenakan BP-SABS Sumber Maron tidak
memiliki dana untuk memperluas jaringan distribusinya dan menambah SR baru. Selain
itu BLT dipilih karena BP-SABS dapat berhubungan langsung dengan konsumen dalam
hal pengumpulan dan penagihan,”katanya.
186 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
IndII, senior staf dan koordinator proyek WSP bersam a staf Pem da m elihat Mikrohidro
Bersama dengan UMM, IndII dan WSP serta pemerintah daerah setempat, BP-
SABS Sumber Maron mengembangkan penggunaan teknologi alternatif dengan
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Teknologi tersebut
dipilih guna menggantikan teknik pompanisasi yang membutuhkan daya listrik
besar. Perencanaan PLTMH tersebut dibantu oleh mahasiswa teknik pengairan UNM
sementara IndII dan WSP memberikan pelatihan teknis dan pendanaan bagi para
pengurus BP-SABS Sumber Maron.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 187
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pem da, WSP, Kepala BPR, Kepala CBO dan tim IndII saat acara peresm ian pem bangkit listrik m ikrohidro
Sum ber Maron
Kini BP-SABS Sumber Maron telah menggunakan PLTMH dalam melayani pelanggannya.
Keberhasilan pelaksanaan PPP dan penggunaan teknologi alternatif itu menurut Sayid
Muhammad tidak terlepas dari faktor pendukung seperti komitmen dan dukungan
penuh dari Kepala Desa, adanya asosiasi BP-SPABS di Kabupaten Malang sehingga BP-
SABS dapat mengakses bantuan perawatan teknis serta sumber air yang mencukupi
untuk menjalankan layanan yang efektif.
Seain itu juga detail dari justifikasi teknis yang diselesaikan sebelum masa penawaran
tender juga sangat mempengaruhi proses yang berlangsung selain mekanisme B to
B yang straight forw ard , sehingga dapat diimplementasikan dalam kerangka PPP di
Indonesia.
188 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Apa yang terjadi di Desa Karangsuko bukan saja tentang keberhasilan mengatasi
persoalan air minum dan sanitasi. Nilai yang sangat penting adalah kuatnya kerjasama,
gotongroyong, komitmen serta sikap pantang menyerah dengan kondisi yang ada.
Terbukti, semua itu bisa membangkitkan masyarakat dari keterpurukan!
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 189
190
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 9
Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 191
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Potensi besar Desa Cibodas di antaranya adalah sumber air dan hutan yang masih terjaga
kelestariannya. Potensi sumber air ini berhasil dimanfaatkan untuk hidup dan kehidupan
masyarakat setempat. Pemanfaatan sumber daya itu dilakukan secara baik dan terarah
lewat kelembagaan masyarakat bernama Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi
(BP-SABS) Cibodas.
BP-SABS Cibodas memiliki sejarah panjang. Dibentuk sejak tahun 1988 dan terus
berkembang hingga saat ini. Komitmen, keteguhan dan kegotongroyongan dalam
pelayanan sarana air bersih dan sanitasi oleh BP-SABS Cibodas ini, mengantarkannya
meraih penghargaan sebagai Kelompok Komunitas Pengelola Sarana Air Minum Terbaik
dalam KSAN 2011.
192 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 193
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
“Masyarakat di sini bisa saling isi mengisi dengan alam. Atau istilahnya kami sharing
dengan alam. Air diperoleh dari hijaunya alam sekitar. Sementara masyarakat membalas
alam sekitar yang telah memberi nikmat air dengan menjaga lingkungan agar tetap
lestari dan alami,”ujarnya.
Cibodas adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat. Terletak 1.260 meter di atas permukaan laut (DPL) dan memiliki luas wilayah
1.273,4 ha. Sebelah utara dibatasi oleh Desa Wangunharja, sebelah selatan Desa Ciburial,
sebelah barat Desa Langensari, dan sebelah timur Desa Suntenjaya.
194 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 195
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
196 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Paska fasilitasi pelatihan masyarakat pada aspek teknis dan administrasi, dibentuklah
kelompok atau kepanitiaan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi yang sering
disebut dengan PPABS (Panitia Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitasi). Orang-orang
yang duduk dalam PPABS ini merupakan cikal bakal munculnya kampiun pembangunan
sarana air bersih dan sanitasi desa Cibodas.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 197
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Fasilitasi yang dilakukan CARE di Desa Cibodas berjalan selama 4 tahap khususnya
setelah persiapan sosial atau social preparation diselesaikan. Tahapan itu meliputi, tahap
pertama berhasil dibangun 4 buah PMA, 1 buah bak pembagi, 3 buah bak penampung
masing-masing dengan kapaistas 80 m2 dan 2 buah jembatan untuk pipa. Kemudiah
tahap kedua adalah pembelian tambahan pipa induk sepanjang 8.040 meter untuk
penyambungan ke RW-RW di lingkungan Desa Cibodas.
Kantor BPABS Desa Cibodas yang bersebelahan dengan Gedung Serba guna Desa Cibodas
198 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 199
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
200 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Perkembangan terus terjadi pada periode berikutnya, yakni tahun 2008 sampai 2009
di mana terjadi penambahan konsumen sambungan rumah menjadi 2.109 pada tahun
2008 dan ada 2.129 konsumen di tahun 2009.
Prestasi yang ditunjukkan oleh Desa Cibodas dan BP-SABS ini menarik kepedulian
Bank Jawa Barat (BJB). BJB mengulurkan bantuan pipanisasi untuk irigasi dan air bersih.
Bantuan ini diberikan oleh Pimpinan Grup CSR BJB pada hari Jum’at tanggal 6 Juli 2012
kepada Ade Rohendi selaku Ketua Panitia Pembangunan Irigasi Pertanian Desa Cibodas.
Penyerahan bantuan yang juga dihadiri oleh Kepala Desa Cibodas, D Sukaya, berlangsung
di Kantor Pusat BJB di Bandung.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 201
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Serah terim a dana CSR Bank BJB kepada Panitia Pem bangunan Irigasi Pertanian Desa Cibodas Kecam atan
Lem bang (Sum ber w w w .bankbjb.co.id)
Waktu berlalu, hari berlari. BP-SABS Cibodas terus memberikan pelayanan kepada
warga. Titik penting dari pelayanannya adalah konsep partisipatif. Konsep ini diterapkan
pada saat penyusunan rencana program, penetapan pengurus, penentuan tarif air dan
pemantauan yang juga melibatkan masyarakat kelompok sasaran. Hal ini merupakan
pengejawantahan dari, untuk dan oleh masyarakat. Prinsip-prinsip ini dituangkan dalam
AD/ART BP-SABS Cibodas. Sehingga semua pengurus wajib untuk mengikutinya.
202 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 203
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Alamarhum gigih menjadi motivator warga. Meskipun Almarhum dikenal otoriter, namun
semua yang dilakukannya demi kelancaran dan keberhasilan pembangunan SABS di Desa
Cibodas. Almarhum juga dikenal konsisten dengan sikapnya. Konsitensi itu ditunjukkan
dengan pengorbanan tenaga, fikiran, bahkan pengorbanan dana pribadi.
204 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Banyak hal yang masih dikenang warga tentang sikap ringan tangan almarhum. Misalnya
saja, saat di awal kegiatan yaitu ketika survey awal di mana saat itu belum ada dana dan
belum terbentuk Panitia Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi (PPABS). Ketika itu
Pak Otoy, panggilan yang melekat pada dirinya, almarhum merelakan uangnya untuk
biaya makan siang bagi warganya yang membantu melakukan survey dan pengadaan
peralatan. Kemudian merelakan mobilnya untuk pengangkutan material, selain juga
menelantarkan lahan pertaniannya. Bahkan ketika menjabat sebagai Ketua BP-SABS Pak
Otoy beberapa kali harus menanggung uang iuran yang diselewengkan oleh anggota
pengurus BP-SABS yang lain.
Pak Otoy juga ringan tangan untuk membantu desa lain. Salah satu desa yang dibantunya
Desa Mekarwangi. Di sana Pak Otoy ikut serta melakukan survey kelayakan teknis yang
mata airnya berada di Desa Cibodas. Mata air yang berada di Desa Cibodas ini secara
geografis lebih layak dipergunakan oleh warga Desa Mekarwangi dibandingkan
warga Desa Cibodas. Kesanggupan beliau yang sangat tulus juga ditunjukkan dengan
kesediaannya menyisihkan waktunya untuk menerima sejumlah rombongan tamu dari
luar daerah.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 205
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Di samping Pak Otoy, kebesaran BP-SABS juga tidak terlepas dari peran penting beberapa
nama lain seperti Pak Atja, Bu Neneng dan Pak Ade. Selain mereka juga ada Ade Rohendi
yang saat ini menjabat sebagai Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan Desa Cibodas.
Sedangkan Ketua BP-SABS Cibodas saat ini adalah H. Ayi Ido.
206 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Tidak ingin lama dalam kondisi seperti ini, pengurus akhirnya menyerahkan roda
kepemimpinan kepada Kepala Desa Cibodas. Kepengurusan pun dipegang oleh
Pemerintah Desa Cibodas. Para pengurus inti saat ini sudah tidak aktif lagi. Namun
petugas di lapangan seperti pos Teknis Lapangan, Pembantu Administrasi, Petugas Buka
Tutup Saluran Air, Petugas Baca Meter, dan Penjaga Mata Air personilnya masih tetap
sama.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 207
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
208 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 209
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Di sisi lain harga air ke konsumen tarifnya belum pernah naik yaitu Rp. 2.000,-/m3. Terlebih
meteran air yang terpasang di konsumen sebagian besar sudah rusak. Kondisi seperti
ini tidak menguntungkan, karena volume air yang digunakan oleh konsumen setiap
bulannya cenderung flat. Akibat kurangnya dana yang tersedia berakibat tersendatnya
pengembangan cakupan layanan. Saat ini masih ada sekitar 900 KK di Desa Cibodas yang
belum terlayani air bersih.
Tantangan lain yang dihadapi dan harus segera diselesaikan adalah aspek teknis terkait
dengan kebocoran air dan kondisi meteran air yang sudah tua. Kebocoran air terjadi
karena pipa yang sudah tua. Selain itu meteran air yang sudah tua dan sudah tidak presisi
lagi serta tanpa segel mengakibatkan banyak air yang hilang. Sehingga mengurangi
pendapatan BPABS Cibodas
210 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
BP-SABS Cibodas saat ini sedang mencatatkan sejarahnya sendiri. Kelak akan bisa terbaca
dalam riwayatnya, bagaimana mereka melewati masa-masa sulit atau bahagia. Sebuah
lembaga yang hebat, bukanlah lembaga yang lempang melewati jaman tanpa persoalan,
namun ia mampu melewati apapun yang terjadi. Dan BP-SABS Cibodas sedang mengalami
hal itu.
Apapun, BP-SABS Cibodas telah memberi inspirasi tentang indahnya bersahabat dengan
alam. Betapa, sesungguhnya, menjaga alam adalah menjaga kehidupan.
Meteran air yang m asih dalam kondisi bagus, terpasang pada setiap sudut rum ah penduduk
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 211
212
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 10
Dari Layanan Air Bersih
hingga Kebangkitan Ekonomi Warga
Krisis air bersih dan kemiskinan seperti dua sisi dalam sekeping mata
uang. Di banyak tempat, krisis air bersih seringkali terjadi di wilayah
kantung-kantung kemiskinan. Kecamatan Tanggunggunung pernah
mengalami hal itu. Sekitar sepuluh tahun lalu, tujuh desa di sana
kekurangan air bersih. Ekonomi warga terpuruk karena tidak dapat
bekerja atau berusaha, penyakit diare pun mewabah. Kemiskinan
menjadi wajah keseharian warga di sana.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 213
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
214 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kondisi warga tertolong sejak mulai dibangunnya sarana air bersih sekitar tahun 2002.
Sarana air bersih itu dibangun secara gotong royong dan dikelola oleh warga, yang
kemudian menjadi lembaga pengelola bernama Himpunan Penduduk Pemakai Air
Minum (HIPPAM) Sumbersongo. Keberadaan HIPPAM Sumbersongo mampu mengangkat
warga di Tanggunggunung dari keterpurukan.
Ketujuh desa di Kecamatan Tanggunggunung sudah terlayani air bersih. Enam desa
dilayani HIPPAM Sumbersongo, satu desa yakni Desa Pakisrejo membentuk HIPPAM sendiri
untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya. Perkembangan HIPPAM Sumbersongo
semakin besar, bahkan menjadi HIPPAM terbesar di Kabupaten Tulungagung. Wilayah
cakupan pelayanan HIPPAM Sumbersongo meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan
Tanggunggunung, Campurdarat dan Kalidawir. Jumlah warga yang terlayani saat ini
mencapai 3.344 Sambungan Rumah (SR) atau 27.000 jiwa.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 215
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
216 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Proses pembangunan diawali dengan survai potensi sumber air yang dilakukan jajaran
DPU Kabupaten Tulungagung bersama masyarakat. Hasil survai pun disetujui oleh
pemerintah. Sumber air yang dimanfaatkan terletak di wilayah desa Tanggunggunung.
Rencana pembangunan sarana air bersih diawali dengan peningkatan kapasitas
masyarakat tentang pengelolaan sarana air bersih. Pasca pelatihan yang dilakukan di
Desa Ngepoh, dibentuklah lembaga pengelola dengan nama HIPPAM Sumbersongo.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 217
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan sarana air bersih selesai tahun 2003 dan pada tahun itu pula langsung
beroperasi melayani warga. Sedangkan kelembagaan HIPPAM Sumbersongo pun
segera aktif berkegiatan. Pada awalnya kantor sekretariat berada di Desa Ngepoh, sesuai
dengan munculnya inisiasi pertama pembangunan sarana. Namun setelah berkembang,
sekretariat dipindah ke Desa Tanggunggunung, tepat berada di sebelah kantor
Kecamatan Tanggunggunung. Sumber air yang dimanfaatkan juga berada di wilayah
Desa Tanggunggunung.
218 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 219
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
220 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 221
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Sejumlah Kendala
Meskipun memiliki cakupan layanan yang
cukup luas, namun sejumlah kendala
harus dihadapi HIPPAM Sumbersongo.
Kendala yang rutin dalam hal operasional
adalah adanya tunggakan penarikan
iuran. Hal ini cukup memberatkan,
mengingat uang dari hasil iuran ini
digunakan untuk pembayaran listrik PLN
yang digolongkan ke dalam kategori
komersial.
222 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kendala lain yang dihadapi HIPPAM Sumbersongo adalah adanya konflik dengan
oknum Perum Perhutani, yang meminta layanan air secara cuma-cuma dan kontribusi
keuntungan. Permasalahan lain adalah adanya peraturan dari Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang mengeluarkan kewajiban bagi HIPPAM Sumbersongo untuk membayar Pajak
Pengambilan Air Bawah Tanah. Sampai saat ini permasalahan tersebut masih dalam
pembahasan.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 223
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
224 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 225
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Konsep bantuan dari IndII berupa jaminan peminjaman dari bank. HIPPAM dapat
mengajukan pinjaman bank dengan jaminan dari IndII untuk pengembangannya.
Apabila kinerja HIPPAM dinilai baik, maka IndII akan menggantikan 50 persen beban
pinjaman kepada perbankan. Sampai saat ini HIPPAM di Kabupaten Tulungagung yang
telah memperoleh program tersebut adalah HIPPAM Sumbersongo, HIPPAM Tirtokusumo,
HIPPAM Tirtoagung, dan HIPPAM Tirtobumi.
226 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Rencana Pengembangan
HIPPAM Sumbersongo
Sejak beroperasi tahun 2003 hingga kini HIPPAM Sumbersongo memanfaatkan 9 sumber
air. Untuk rencana pengembangan ke depan, HIPPAM Sumbersongo memprioritaskan
untuk melayani seluruh masyarakat di Kecamatan Tanggunggunung, yang saat ini kurang
2 desa lagi belum terlayani. Agar pelayanan dan pengembangan dapat berjalan optimal,
setiap 2 tahun HIPPAM Sumbersongo menyusun rencana kerja.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 227
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
228 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 229
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
230 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Data dari Dinas Kesehatan juga menyatakan bahwa kasus penyakit bawaan air di
Kabupaten Tulungagung cenderung mengalami penurunan. Hal ini selain disebabkan
oleh adanya kemudahan layanan air minum melalui HIPPAM, juga karena adanya
kesadaran pengelola untuk senantiasa melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
menjamin kualitas air yang didistribusikan. Pemeriksaan kualitas air di laboratorium
dilakukan secara rutin, meskipun belum ada regulasi yang mengatur hal tersebut di
Kabupaten Tulungagung.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 231
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Dampak lain yang juga dirasakan warga adalah meningkatnya perekonomian. Kemudahan
memperoleh air menyebabkan waktu yang dimiliki menjadi lebih banyak. Waktu yang
sebelumnya digunakan untuk mengambil air dengan jarak beberapa kilometer, kini
dimanfaatkan untuk hal yang lebih produktif. Saat ini di Kecamatan Tanggunggunung
terdapat 67 unit peternakan ayam potong dan petelur serta 4 sentra penggergajian batu.
Kesuksesan HIPPAM Sumbersongo memberi nilai lebih dari sebuah lembaga pengelola
sarana air bersih. Keberhasilannya dalam peningkatan jumlah layanan dan dampak positif
yang ditimbulkan jauh di atas ekspektasi di awal pendiriannya. HIPPAM Sumbersongo
telah menciptakan kondisi terpenuhinya kebutuhan air bersih, perekonomian bergulir,
kesehatan dan kesejahteraan warga meningkat.
232 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bab 11
Sentuhan Perempuan dalam Perkumpulan
Mata Ie Alue Pochik
Banyak kalangan telah mengakui peran penting perempuan dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih di skala rumah tangga. Tapi pelibatan
perempuan dalam pengelolaan sektor air bersih di ranah publik
merupakan kejadian langka. Di Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik,
kelangkaan itu terjadi. Separuh pengurus di sana adalah perempuan.
Hasilnya? Perkumpulan melahirkan inovasi dan kreatiitas mekanisme
subsidi silang yang khas
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 233
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
234 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Kabupaten Aceh Besar secara geografis terletak di ujung Barat Daya Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam. Luas wilayah Kabupaten Aceh Besar sekitar 2.974,12 km², dan secara
administratif terbagi menjadi 23 Kecamatan. Kecamatan Mesjid Raya, yang merupakan
lokasi dari Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik memiliki luas wilayah 110,38 km² atau
terdiri atas 13 desa dan 2 mukim.
Jauh sebelum Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik didirikan, pernah terbangun sarana
air bersih untuk warga di delapan desa di Kecamatan Masjid Raya (sering disebut juga
Krueng Raya) Kabupaten Aceh Besar. Namun riwayat sarana air bersih itu tidak pernah
lama. Sarana yang terbangun selalu dirusak oleh warga sendiri. Kejadian itu terus berulang
dalam waktu yang panjang, terbilang sejak tahun 1976 sampai dengan tahun 2004.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 235
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
236 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 237
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Titik balik terjadi ketika kondisi darurat sarana air bersih terjadi pasca gempa dan tsunami
tahun 2004. Pada tahun 2005, dengan status tanggap darurat, beberapa lembaga
internasional memberikan bantuan penyediaan air bersih di Krueng Raya. Sejumlah
lembaga itu diantaranya NGO Plan International , Canadian Red Cross, dan Am erican Red
Cross. NGO tersebut membangun fasilitas hidran umum (HU) yang dapat digunakan
sebagai sumber air bersih, selain bantuan lain untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Selain HU disediakan juga mobil tanki guna mendukung pelayanan air bersih.
Bantuan pertama datang dari Plan Internasional sekitar tahun 2006 hingga awal tahun
2007. Plan International berhasil merenovasi jaringan perpipaan mulai dari Ladong
hingga Lamreh yang mencapai ± 15 KM. Plan mengajak masyarakat membangun 12 HU
yang tersebar di 8 desa, dengan kapasitas masing masing 10 m3. Ke delapan desa dan
jumlah hidran yang dibangun adalah Ladong (2 buah), Ruyung (2 buah), Paya Kameng
(2), Berandeeh (1), Meunasah Kulam (2), Meunasah Mon (1), Meunasah Keude (1) dan
Meunasah Lamreh (1).
238 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 239
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
240 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Plan Internasional masih tetap berusaha ingin memperbaiki sarana air bersih yang sudah
dirusak warga. Tahun 2007 Plan berinisatif membentuk lembaga pengelola sarana air
bersih secara professional dan tetap berbasis masayarakat. Plan bekerjaasama dengan
LSM PUGAR mendorong partisipasi warga dan secara langsung turun ke masyarakat
membangun kesadaran serta memperkenalkan pengelolaan sarana air bersih yang benar.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 241
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Keberadaan lembaga itu dikukuhkan dengan Akta Notaris Nomor 1 tanggal 1 Mei 2007
dan dilakukan perubahan dengan Akta Notaris Nomor 13 tanggal 14 Januari 2008.
Di samping akte notaris, lembaga itu juga melengkapi diri dengan SIUP, TDP, NPWP
dan Surat Izin Tempat Usaha. Setelah resmi terbentuk dan memiliki kekuatan hukum,
diadakan pertemuan antara pengurus dengan PDAM dan Bupati Aceh Besar. Dalam
pertemuan itulah Bupati mengesahkan kepengurusan pengelola sarana air minum
berbasis masyarakat tersebut dan diberi nama Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik. PDAM
Tira Montala berperan sebagai Pembina. Tugas yang diemban Mata Ie Alue Pochik adalah
mengelola 12 hidran umum yang dibangun oleh Plan Internasional.
242 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Setelah sarana air bersih di Krueng Raya beroperasi di bawah pengelolaan Perkumpulan
Mata Ie Alue Pochik, pada periode tahun 2008-2012, beberapa lembaga donor lain
masuk membantu masyarakat di sana. Di antaranya adalah Am erican Red Cross (ARC) dan
Canadian Red Cross (CRC). Dalam tugasnya, CRC membangun rumah untuk penduduk
dan ARC melengkapinya dengan sarana air minum dan sanitasi.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 243
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
244 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pada bulan Desember 2008 kontraktor sudah berhasil menyelesaikan installasi sampai
ke rumah tangga. Air sudah mengucur sampai ke rumah tangga (household tap), akan
tetapi masyarakat belum membayar sehingga sampai akhir tahun 2008 pengurus
Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik bekerja tanpa memperoleh gaji.
Untuk mengatasi hal itu, diadakan pertemuan dengan seluruh elemen masyarakat untuk
membahas pembayaran iuran. Berdasarkan perhitungan, iuran untuk penggunaan
air sebesar Rp 4500/ m3. Namun iuran sebesar itu ditolak masyarakat. Mereka minta
untuk diturunkan menjadi Rp 2500/ m3. Akhirnya dicapai kesepakatan, tarif dasar untuk
masyarakat sebesar Rp.2.500,-/m3 (pemakaian 0 – 15 m3 / Blok I) dan Rp.3.000,-/m3
(Pemakaian > 15 m3 / Blok II). Selain itu diatur juga khusus bagi masyarakat Desa Ladong,
warga di sana dibebaskan dari iuran untuk pemakaian air hingga 8 m3. Tapi untuk
pemakaian selebihnya dipungut biaya sebagaimana ketentuan Blok I atau Blok II.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 245
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
246 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Menurut Ketua Perkumpulan Mata Ie Alue Pochiek, Sakban Siregar, keterlibatan kaum
perempuan merupakan keniscayaan karena di tangan kaum perempuanlah tanggung
jawab rumah tangga yang berkenaan dengan mencari dan mempergunakan air.
Menurutnya, sebelum adanya sistem penyediaan air minum oleh Mate Ie Alue Pochik,
perempuan Krueng Raya memiliki beban pekerjaan cukup besar mulai dari mencari air
sejak dini hari, memasak, mencuci baju dan alat makan dan mengurus anak, sementara
kepala keluarga berperan dalam mencari nafkah sebagai nelayan.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 247
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
248 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Ide subsidi silang yang diterapkan pengurus Mata Ie Alue Pochik dilatari oleh tidak
tertutupnya biaya Operational and Maintenance (OM). Hal ini terjadi karena iuran yang
disanggupi masyarakat hanya Rp 2500 permeter kubik. Guna mengantisipasi kerugian
yang makin besar dan menutup biaya OM, pengurus Mata Ie Alue Pochik kemudian
menjual air untuk keperluan kapal-kapal. Penjualan air ke kapal dilakukan dengan cara
diangkut melalui mobil tangki, kemudian dijual untuk kepentingan kapal tongkang.
Tarif yang dikenakan adalah tarif komersial seharga Rp.300.000,-/m3. Penjualan dari tarif
komersial ini dapat meningkatkan kas pendapatan rata-rata perbulan sekitar ± 35 %.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 249
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
250 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Ketua Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik, Syakban Siregar sangat terpengaruh dan ditaati
oleh pengurus lainnya. Pengurus lain yang saat ini menduduki jabatan di perkumpulan
bahkan menyatakan diri mereka tidak berani/tidak bersedia menggantikan posisi
sebagai ketua perkumpulan. Hal ini karena ada trauma masa lalu berkaitan dengan aksi
vandalism masyarakat pada sarana air bersih.
Selain masalah kepemimpinan, tantangan lain adalah menurunnya debit air di mata air.
Saat ini hal tersebut sedang terjadi dan sangat mengganggu kontinuitas layanan. Debit
air menurun dari semula 11 s/d 13 l/detik sekarang tinggal 3 s/d 5 l/detik. Untuk mengatasi
menurunnya debit air, management Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik membuat
kebijakan untuk mengatur supply air ke rumah tangga yaitu sehari memperoleh layanan
sehari berikutnya tidak memperoleh layanan.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 251
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
252 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Dari perhitungan itu masih terdapat uang sisa sebesar Rp 1.360.000. Namun uang sisa
sebesar itu masih belum bisa mencapai sasaran pemulihan beaya, sehingga dalam jangka
panjang masih belum bisa dikatakan aman dari ancaman.
Menurut penjelasan ketua Aloe Pochiek, sampai saat ini masih belum seluruh pelanggan
membayar dengan lancar. Kondisi terakhir masih terdapat penunggak iuran 53 %, yang
berarti tidak sampai separuh dari pelanggan yang membayar iuran dengan lancar.
Aspek sosial budaya juga menjadi tantangan tersendiri, terutama perilaku masyarakat
merusak sarana air pada masa lalu. Perilaku itu pada saat ini sudah bisa ditanggulangi
dengan cara mengembangkan kesepakatan bersama yang tertuang di dalam MoU secara
partisipatif. Pendekatan partisipatif telah terbukti mampu menanggulangi permasalahan
kronis dan serious yang selama bertahun tahun selalu muncul.
Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi 253
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Agar hal tersebut tidak timbul lagi di masa depan, pengurus harus mempertahankan
dan membina suasana kondusif itu dan bila telah terlihat tanda-tanda akan berulangnya
penyakit penyakit lama, pengurus Perkumpulan Mata Ie Alue Pochik harus segera turun
tangan dengan melakukan pendekatan partisipatif.
254 Bagian 3 Peran komunitas dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Bagian 4
Penutup
255
256
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Selain itu, di sisi pemerintah daerah, berbagai inovasi dan terobosan juga telah dilakukan
melalui berbagai aspek. Kota Malang, misalnya, yang telah berhasil mengembangan zona
air minum prima, dimana air yang keluar dari keran dapat langsung diminum. Sementara
Kota Tarakan berhasil melakukan penyusunan Perda Kesehatan Lingkungan. Tidak
hanya sekedar menyusun, namun implementasi dalam bentuk penegakkan hukum yang
dilaksanakan juga tidak tanggung-tanggung. Sanksi siap menghadang bagi siapa pun
yang melanggar peraturan tersebut.
Pengalaman beberapa pemerintah daerah dan komunitas masyarakat yang telah berhasil
dalam mengimplementasikan pembangunan AMPL itu telah diapresiasi oleh Pemerintah
Pusat melalui penganugerahan AMPL Award Tahun 2011. Kini, Buku Inovasi Pembangunan
Air Minum dan Sanitasi: Pembelajaran dari Kisah Sukses Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Komunitas ini disusun untuk mengungkapkan kesuksesan pihak-pihak tersebut sebagai
masukan dan bahan pembelajaran untuk kita semua. Hal ini agar layanan air minum dan
sanitasi menjadi lebih baik, untuk anak cucu kita nanti.
Daftar Singkatan
3R Reduce, Reuse dan Recycle
AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
ARC Am erican Red Cross
AusAID The Australia Agency for International Developm ent
BABS Buang Air Besar Sembarangan
Bappeda Badan Perencana dan Pembangunan Daerah
BLH Badan Lingkungan Hidup
BPMPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
BPS Buku Putih Sanitasi
BPSABS Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi
CATNIP Certification and Training for Network Im provem ent Project
CLTS Com m unity Led Total Sanitation
CSF Com m unity self financing
CSR Corporate Social Responsibility
Dapil Daerah Pemilihan
DELGOSEA Dem ocratic Local Governance in South East Asia
DHS Decentralized Health Services
DJCK-PU Direktorat Jenderal Cipta Karya – Pekerjaan Umum
DPPKAD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
EHRA Environm ental Health and Risk Assessm ent
ESP Environm ental Services Program
Forkohat Forum Kota Sehat
GIS Geographic Inform ation System
HAKLI Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia
HIPPAM Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum
Jamkesda Jaminan Kesehatan daerah
KLB Kejadian Luar Biasa
KSAN Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional
KUA PPAS Kebijakan Umum Anggaran- Program Prioritas Anggaran Sementara
Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional
Alamat Sekretariat : Jl. RP Soeroso No. 50 Gondangdia,
Menteng, Jakarta Pusat 10350
Telp/Fax. (021) 31904113
Website : www.ampl.or.id
E-mail : pokja@ampl.or.id