Anda di halaman 1dari 23

PESONA HARUM

(Pengolahan Sampah Organik Andalan,


Hasilkan Rupiah Tuntaskan Masalah)

Diajukan sebagai Proposal dalam Lomba Inovda Mentaram 2023


Oleh I Made Wibisana Gunaksa, SSTP
Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram

Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram


Lomba Inovda Mentaram 2023

1
Surat Pernyataan Kebenaran dan Keabsahan Data

Yang bertandatangan di bawah ini ;


Nama : I Made Wibisana Gunaksa, SSTP
Jabatan : Fungsional Pengendali Lingkungan Hidup
Alamat : Jalan Pramuka Nomor 7B Mataram
Nama Instansi : Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram
HP : 081805284281 / 08123650321
Nama Inovasi : PESONA HARUM (Pengolahan Sampah Organik Andalan,
Hasilkan Rupiah Tuntaskan Masalah)

Dengan ini menyatakan bahwa semua informasi yang disampaikan dalam Proposal
Lomba Inovda Mentaram 2023 serta lampiran-lampirannya adalah benar dan
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Apabila diketemukan dan/atau
dibuktikan adanya penipuan/pemalsuan atas informasi yang kami sampaikan, kami
bersedia dikenakan sanksi maupun pembatalan sebagai peserta dan juara dalam
Lomba Inovda Mentaram 2023.

Demikian Surat Pernyataan Kebenaran dan Keabsahan Data ini kami buat untuk
digunakan secara semestinya dan atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Mataram, 30 Februari 2023

I Made Wibisana Gunaksa, SSTP

2
Kata Pengantar

Salam Inovasi,
Puji dan syukur Inovator panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia Beliaulah Proposal PESONA HARUM dalam rangka mengikuti
Inovda Mentaram 2023 dapat diselesaikan.
Terimakasih pula Inovator sampaikan kepada Bapak Walikota dan Wakil
Walikota Mataram, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram beserta jajaran,
Balitbang Kota Mataram, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas
Ketahanan Pangan Kota Mataram, DLHK Provinsi NTB, Tim Penggerak PKK Kota
Mataram, GOW Kota Mataram, Camat dan Lurah Se-Kota Mataram, Bank Sampah
Lisan Kota Mataram dan Mataram Maggot Center, UCLG ASPAC, Rumah Maggot
Lombok, Yayasan Rumah Energi, serta Kelompok-kelompok penggiat pengolahan
sampah organik di Lingkungan dan Kelurahan, atas dukungan yang diberikan
selama ini sehingga Inovasi PESONA HARUM dapat berjalan dengan baik.
Proposal ini disusun dengan sistematika yang telah ditetapkan dalam Lomba
Inovda Mentaram 2023, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran
program secara rinci dan utuh.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Inovator,

I Made Wibisana Gunaksa, SSTP

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………. 1


Surat Pernyataan Kebenaran dan Keabsahan Data …………………………. 2
Kata Pengantar …………………………………………………………………… 3
Daftar Isi …………………………………………………………………………… 4
Provil Inovasi Daerah …………………………………………………………….. 5
I Pendahuluan …………………………………………………………………. 7
II Landasan/Dasar Peraturan …………………………………………………. 10
III Pelaksanaan dan Penerapan ………………………………………………. 11
IV Monitoring dan Evaluasi …………………………………………………….. 14
V Indikator Keberhasilan ………………………………………………………. 15
Lampiran – lampiran ……………………………………………………………… 18

4
PROFIL INOVASI DAERAH

Inovasi Program PESONA HARUM dilandasi oleh Peraturan Daerah Kota


Mataram Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah, dan Peraturan
Walikota Mataram Nomor 41 tahun 2012 tentang Gerakan menuju Lingkungan
dengan Sampah Nihil. Pengelolaan sampah di Kota Mataram terbentur pada
permasalahan semakin terbatasnya daya tampung TPA regional Kebon Kongok,
sedangkan di sisi lain peran serta masyarakat masih kurang.
Isu perubahan iklim menjadi isu yang strategis yang sangat mempengaruhi
keadaan bumi kita. Beberapa penyebab perubahan iklim diantaranya adalah
penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan tingginya emisi karbon, dan gas
metan yang timbul dari penumpukan sampah organik di TPA.
Sebelum dilaksanakannya PESONA HARUM, sampah organik yang
dihasilkan di Kota Mataram sangat sedikit yang dikelola dan lebih banyak diangkut
ke TPA Regional Kebon Kongok. Saat ini pengolahan sampah organik melalui
PESONA HARUM sudah memperlihatkan hasil yang cukup bagus.
PESONA HARUM memiliki keunggulan yaitu mudah dilakukan sesuai
karakteristik sampah dan masyarakat setempat. Kebaharuan yang diterapkan
adalah memperkenalkan sebanyak mungkin cara-cara pengolahan sampah organik
sehingga masyarakat dapat memilih sesuai dengan yang diinginkan, selain itu
prioritas yang diperkenalkan adalah pengolahan menggunakan bioreactor berupa
maggot karena sangat efektif dan banyak manfaatnya.
Melalui inovasi ini pola pikir masyarakat mulai berubah, mereka memandang
sampah organik adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat, mereka memahami
cara-cara mengolah sampah organik yang cocok diterapkan di tempat masing-
masing yang dipengaruhi oleh karakteristik sampah, lingkungan dan masyarakat
setempat. Masyarakat mengolah sampah organiknya secara perorangan maupun
kelompok.
Sejak diperkenalkan pada tahun 2021, hingga akhir 2022 melalui PESONA
HARUM telah terjadi pengurangan sampah rata-rata 25 ton yang dibawa ke TPA
Regional Kebon Kongok. Hal ini menyebabkan peningkatan persentase
Pengurangan Sampah Kota Mataram, yaitu 9,88% di tahun 2021, dan 14,39% pada
2022. Kelompok-kelompok pengelola sampah bermunculan, mereka mendapatkan

5
manfaat ekonomis dari produk yang dihasilkan berupa maggot, pupuk organik
padat, pupuk organik kering, dan briket arang.

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Inovasi Daerah


Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki daya
tarik yang melebihi daerah yang lain. Sebagai pusat pemerintahan, pendidikan,
perdagangan, jasa, ekonomi dan lain sebagainya, membuat mobilitas Masyarakat
di Kota Mataram sangat tinggi. Tidak heran jika timbul pula masalah-masalah yang
ditimbulkan, salah satu diantaranya adalah sampah.
Kota Mataram menghasilkan lebih dari 264 ton sampah setiap harinya, baik
sampah organik maupun sampah non organik. Pada tahun 2021 sampah yang
dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sejumlah 88,45%, sampah yang di
daur ulang atau dimanfaatkan kembali sebanyak 9,88%, dan sisanya belum dapat
ditangani. Sedangkan target nasional pengelolaan sampah adalah terjadinya
penanganan sampah 70% dan pengurangan sampah 30% di tahun 2025. Inilah
yang menjadi pekerjaan berat bagi seluruh daerah kabupaten/kota di Indonesia,
termasuk Mataram.
Bila kita amati dari komposisi sampah yang dihasilkan, maka sampah
organiklah yang dihasilkan paling banyak, yaitu 70%. Oleh karena itu, usaha yang
terlebih dahulu dilakukan adalah pengurangan sampah organik. Selain jumlahnya
yang paling banyak, sampah organik bila tidak diolah atau ditumpuk di TPA maka
akan menghasilkan gas metan yang sangat berbahaya. Sebaliknya, apabila dikelola
dengan tepat, maka sampah organik dapat menghasilkan manfaat besar bagi
kehidupan. Contohnya adalah menjadi pupuk organik padat dan cair, menjadi
bahan bakar alternatif, dan pakan ternak. Hasil tersebut dapat dijual langsung atau
dimanfaatkan di bidang pertanian dan peternakan sehingga dapat menghasilkan
nilai ekonomi yang lebih tinggi.

B. Permasalahan Dilakukannya Inovasi Daerah


Ada beberapa masalah yang ada di Kota Mataram terkait pengelolaan
sampah, khususnya sampah organic, seperti :
1. Masyarakat belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang
pengolahan sampah organik,

7
2. Paradigma masyarakat yang menganggap sampah organik tidak
berbahaya dan cepat terurai meski ditumpuk dan ditimbun,
3. Masyarakat masih banyak membuang sampah organiknya begitu saja
sehingga menimbulkan bau di TPS/Depo,
4. Masih kurangnya kelompok masyarakat yang mengelola sampah.
Permasalahan tersebut menyebabkan sampah organik yang dibawa ke TPA
pun masih sangat banyak. Gas metan yang timbul akibat penumpukan sampah
organic menyebabkan rusaknya lapisan ozon sehingga menimbulkan pemanasan
global dan perubahan iklim, berbahaya bagi kesehatan bila terhirup dan rawannya
kejadian kebakaran pada TPA. Kebakaran TPA Regional Kebon Kongok pernah
terjadi pada minggu siang tanggal 13 Oktober 2019 selama beberapa hari.
Pada tahun 2020 sampah yang dibawa ke TPA Regional Kebon Kongok
sebesar 86,87%, sampah yang dimanfaatkan kembali sebesar 5,32% dan 7,81%
tidak terkelola. Beranjak ke tahun 2021 ketika PESONA HARUM mulai
diperkenalkan, sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sejumlah 88,45%, sampah yang di daur ulang atau dimanfaatkan kembali sebanyak
9,88%, dan sisanya belum dapat dikelola.

C. Maksud dan Tujuan Inovasi


PESONA HARUM memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Maksud
Mengajak masyarakat untuk mengolah sampah organik yang
dihasilkannya dengan cara-cara pengolahan yang mudah dan
bermanfaat serta disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
sampah, sumber daya dan kondisi lingkungan.
2. Tujuan
a. Mengurangi sampah organik,
b. Menghindari timbulnya gas metan akibat penumpukan sampah organik
yang berpengaruh terhadap perubahan iklim (berketahanan iklim),
c. Meningkatkan kualitas pangan (berketahanan pangan),
d. Mengubah perilaku masyarakat sehingga mau dan mampu memilah
sampah,
e. Menghasilkan produk dari pengolahan sampah organik yang memiliki
nilai ekonomis (berketahanan ekonomi)

8
f. Memperpanjang usia TPA
g. Menghemat anggaran penanganan sampah (APBD)

9
BAB II
LANDASAN /DASAR PERATURAN

Inovasi Program PESONA HARUM dilandasi oleh peraturan perundang-


undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
2. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sampah,
3. Peraturan Walikota Mataram Nomor 41 tahun 2012 tentang Gerakan
menuju Lingkungan dengan Sampah Nihil, dan
4. Peraturan Walikota Mataram Nomor 23 tahun 2018 tentang
Pendelegasian sebagian Kewenangan Walikota kepada Camat dan
Lurah.
Agar pelaksanaan PESONA HARUM dapat berjalan lancer maka dikeluarkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram tentang Tim
Pelaksana Inovasi Program PESONA HARUM (Pengolahan Sampah Organik,
Hasilkan Rupiah Tuntaskan Masalah) yang terdiri dari unsur Dinas Lingkungan
Hidup, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Mataram, Camat,
Yayasan Rumah Energi, Rumah Maggot Lombok, Bank Sampah Lisan dan
Mataram Maggot Center.
Inovasi ini juga telah dituangkan dalam RKPD Kota Mataram.

10
BAB III
PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

A. Pelaksanaan dan Penerapan Inovasi Daerah


PESONA HARUM dilaksanakan mulai dari awal tahun 2021 dengan lokasi
seluruh kelurahan di wilayah Kota Mataram. Adapun sasarannya adalah kelompok
masyarakat yang mau mengelola sampah organik (Bank Sampah, Kelompok
Swadaya Masyarakat, Pengangguran, Kelompok Tani, kelompok Peternak,
Kelompok Pemuda, Karang Taruna, Tim Penggerak PKK, dan lain-lain.
Adapun tahapan pelaksanaan PESONA HARUM yaitu:
1. Turun ke kelurahan/kecamatan yang siap untuk melaksanakan PESONA
HARUM, silaturahmi dengan lurah/camat dilanjutkan survey lokasi
2. Sosialisasi (kepada masyarakat yang ditentukan atau sesuai permintaan)
3. Pembentukan Kelompok Pengelola atau apabilasudah mempunyai
kelompok (Bank Sampah, KSM, KWT, Kelompok Pemuda, TP PKK, dan
lain-lain) bisa menggunakankelompok tersebut
4. Melaksanakan pelatihan pengolahan sampah organik sesuai dengan
yang diinginkan
5. Pelaksanaan, (dimulai dari pemilahan sampah di rumah tangga dan
kelompok)
Sedangkan metode pengolahan dalam PESONA HARUM:
1. Sampah organic basah (sisa makanan)
a. Maggot (larva Black Soldier Fly) sebagai prioritas
b. Takakura
c. Lubang Organik Lisan
d. Tong Komposter
e. Biogas, baik Biomiru atau Biodegester
f. Fermentasi pakan ternak
g. Biopori
h. Bioetanol
i. Cacing
j. Dan cara-cara lainnya

11
2. Sampah organik kering:
a. Briket arang
b. Pengomposan (menggunakan fermentasi)
c. Komposter Bag
d. Kerajinan
e. Bahan bakar
f. Dan cara-cara lainnya

B. Ketersediaan Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia memiliki peran penting di dalam PESONA HARUM,
jumlahnya sangat banyak dan menjadi potensi yang sangat mendukung
pelaksanann inovasi ini.
Adapun Sumber Daya Manusia yang melaksanakan Inovasi PESONA
HARUM yaitu:
1. SDM dari DLH Kota Mataram sebanyak 10 orang
2. Mataram Maggot Center sebanyak 25 orang
3. Rumah Maggot Lombok sebanyak 2 orang
4. Yayasan rumah Energi sebanyak 1 orang
5. Dinas Pertanian Kota Mataram sebanyak 2 orang
6. Dinas Perikanan dan Kelautan sebanyak 2 orang
7. Camat sebanyak 6 orang
8. Lurah yang telah melaksanakan sebanyak 15 orang
9. Anggota Kelompok (Bank Sampah/KSM/Pemuda Kreatif) sebanyak lebih
dari 150 orang
10. Dan masyarakat yang melakukan pemilahan sampah yang merupakan
nasabah dari kelompok penggiat (no 9) lebih dari 500 orang.
11. Sekolah yang terlibat sebanyak 53 sekolah, dengan siswa lebih dari 5000
orang

C. Dukungan Anggaran terhadap Inovasi Daerah


PESONA HARUM mendapatkan dukungan anggaran APBD Kota Mataram,
swadaya masyarakat, dan PT Trakindo Utama yang mendukung pelaksanaan di
salah satu sekolah.

12
Anggaran tersebut meliputi dari Sosialisasi PESONA HARUM, Pelatihan
pemilahan sampah, pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan metode
maggot, komposter, briket arang, Lubang Organic Lisan dan fermentasi, serta
pembangunan Mataram Maggot Center beserta mesin dan peralatannya.

D. Pedoman Teknis terhadap Inovasi Daerah


Pedoman Teknis PESONA HARUM berupa buku manual yang memuat
ketentuan dasar, tahapan program dan metode pengolahan yang dapat diterapkan.

E. Penggunaan IT terhadap Inovasi Daerah


Dalam mensosialisasikan PESONA HARUM, penggunaan IT sangat banyak
membantu. Inovator menggunakan tagar #PesonaHarum pada Facebook,
menggunakan media sosial Youtube dengan chanel PESONA HARUM , dan
Whatsapp dalam berkomunikasi intens.
Terbukti dengan media sosial ini semakin banyak yang mengetahui tentang
PESONA HARUM dan mulai mengelola sampah organik di lingkungannya baik
kelompok maupun perorangan.

F. Sosialisasi Inovasi Daerah


Ada beberapa metode yang digunakan dalam penyebarluasan informasi
PESONA HARUM seperti brosur, media sosial Facebook, Instagram dan Youtube
serta media berita surat kabar maupun media berita online.
Dalam media sosial tersebut masyarakat dapat bertanya tentang sesuatu
yang ingin diketahui. Demikian pula pada brosur PESONA HARUM telah
dicantumkan nomor telepon innovator, untuk mempermudah komunikasi.
Selain itu sosialisasi secara langsung dengan masyarakat/sasaran juga
sering dilakukan, baik yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram,
Kecamatan, dan Kelurahan. Apabila ada beberapa orang yang memerlukan
penjelasan tentang PESONA HARUM, maka diadakan pula pertemuan informal
secara santai namun serius.

13
G. Bimtek Inovasi Daerah
Bimbingan teknis dan pelatihan sudah beberapa kali dilakukan baik yang
diadakan Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan maupun Kelurahan bahkan di
sekolah-sekolah.
Selain itu khusus tentang maggot, masyarakat/sasaran dapat berkunjung ke
Mataram Maggot Center (MMC) untuk belajar secara langsung. Mereka akan
mendapatkan penjelasan yang penuh dan bisa praktik langsung dibimbing tenaga
ahli MMC. Ini bisa didapatkan baik perorangan atau beberapa orang yang memiliki
rencana membentuk kelompok penggiat, atau juga kelompok yang sudah terbentuk
untuk peningkatan kapasitas.

H. Layanan Pengaduan
Media layanan pengaduan yang digunakan dalam PESONA HARUM adalah
Mataram Lapor maupun Whatsapp melalui nomor telepon inovator. Masyarakat
dapat melapor langsung atau melalui Ketua Lingkungan, Lurah maupun pihak
Kecamatan.
Selanjutnya pengaduan akan ditindaklanjuti oleh inovator, tim atau Mataram
Maggot Center sesuai dengan aduan yang dilaporkan.

14
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap kelompok atau
masyarakat yang melakukan pengolahan sampah organik dalam program PESONA
HARUM. Untuk kelompok yang baru memulai kegiatan, akan dimonitor minimal
seminggu sekali sampai kelompok tersebut memahami dan bisa menghasilkan
produk olahan sampah organik.
Bagi kelompok baru yang telah menghasilkan, maka monitoring dilakukan
sebulan sekali. Dan bagi yang sudah terbentuk dan berjalan lebih dari tiga bulan,
maka monitoring dilakukan dua bulan sekali.
Setiap hasil monitoring kemudian dievaluasi dan disampaikan langsung
kepada kelompok tersebut serta lurah.

15
BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Manfaat Inovasi Daerah


PESONA HARUM berhasil mengajak masyarakat untuk mengolah sampah
organik yang dihasilkannya dengan cara-cara pengolahan yang mudah dan
bermanfaat serta disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik sampah,
sumber daya dan kondisi lingkungan.
Adapun penerima manfaat PESONA HARUM terdiri dari :
1. Camat sebanyak 6 orang
2. Lurah yang telah melaksanakan sebanyak 15 orang
3. Anggota Kelompok (Bank Sampah/KSM/Pemuda Kreatif) sebanyak lebih
dari 150 orang
4. Dan masyarakat yang melakukan pemilahan sampah yang merupakan
nasabah dari kelompok penggiat (no 9) lebih dari 500 orang.
5. Sekolah yang terlibat sebanyak 53 sekolah, dengan siswa lebih dari 5000
orang

B. Hasil Inovasi Daerah


Pada tahun 2020 sampah yang dibawa ke TPA Regional Kebon Kongok
sebesar 86,87%, sampah yang dimanfaatkan kembali sebesar 5,32% dan 7,81%
tidak terkelola. Beranjak ke tahun 2021 ketika PESONA HARUM mulai
diperkenalkan, sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sejumlah 88,45%, sampah yang di daur ulang atau dimanfaatkan kembali sebanyak
9,88%, dan sisanya belum dapat dikelola.
Kemudian pada tahun 2022 terjadi peningkatan yang cukup signifikan
dimana sampah yang dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sejumlah
84,37%, sampah yang di daur ulang atau dimanfaatkan kembali sebanyak 14,39%.
Sementara itu untuk memperoleh sosialisasi maupun pelatihan PESONA
HARUM diperlukan kesepakatan waktu pelaksanaan agar tidak mengganggu
aktivitas dan pekerjaan lainnya. Untuk kesepakatan waktu dapat selesai dalam satu
hari, sedangkan sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan selama tiga sampai lima
jam. Hasil pengolahan yang diperoleh tergantung dari setiap metode yang
digunakan, seperti fermentasi kompos selama dua minggu, maggot selama 14-20

16
hari, lubang organic lisan selama satu bulan, pakan ternak 3-5 hari, dan briket arang
2-3 hari.
PESONA HARUM selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu
tujuan ke 11 Kota dan Pemukiman Berkelanjutan. Pengelolaan Sampah yang baik
termasuk pengelolaan sampah organic akan menjadikan suatu kota menjadi bersih,
sejuk, hijau dan sehat sehingga pemukiman yang ada di kota tersebut dapat
digunakan secara berkelanjutan, terbebas dari polusi tanah, air dan udara.

Capaian Pengelolaan Sampah Kota Mataram


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2020 2021 2022

Penanganan Pengurangan

C. Kebaharuan Inovasi Daerah


PESONA HARUM memiliki keunikan pada keluwesan penggunaan metode
pengolahan sampahnya. Inovator memperkenalkan banyak cara pengolahan
sampah organik yang bisa dilakukan masyarakat/sasaran. Mereka bisa
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat, hasil, produk yang akan
diperoleh, atau kemudahan metode yang digunakan tidak menyita waktu dan
tenaga. Tidak ada suatu keharusan menggunakan metode tertentu.
Pada PESONA HARUM prioritas pengolahan adalah menggunakan metode
maggot, karena sebagian besar sampah organik berupa sisa makanan dapat diolah
langsung oleh maggot secara cepat dan mendapatkan produk maggot dan pupuk.
Pemanfaatan maggot dan pupuk digunakan sebagai pakan ternak serta pupuk
organik yang sangat bagus. Berbeda halnya dengan sebelum diperkenalkan inovasi

17
ini, masyarakat sangat sedikit yang mengolah sampah organik, kalaupun ada hanya
sebatas pembuatan kompos dan sebagai pakan ternak.

D. Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi


PESONA HARUM dapat berkelanjutan dengan dibentuknya kelompok-
kelompok penggiat, keterjaminan pasar melalui kerjasama/penjualan ke kelompok
tani dan ternak yang memanfaatkan hasil atau produk PESONA HARUM,
penganggaran melalui APBD, dan peran Mataram Maggot Center sebagai pusat
studi, pusat pembibitan, pusat pengolahan dan pusat pemasaran maggot yang
dihasilkan penggiat. Manfaat produk inovasi ini banyak dibutuhkan oleh banyak
konsumen sehingga bisa menjamin keberlanjutannya.
Pemerintah Kabupaten/Kota lain pernah berkunjung ke Mataram Maggot
Center untuk belajar pengolahan sampah organic menggunakan metode maggot,
dan akan menjalankannya di daerah masing-masing. Beberapa kunjungan tersebut
adalah DPRD Kabupaten Sumbawa Barat, DPRD Kota Bima, DLH Kota Bima, dan
DPRD Kabupaten Jembrana.

E. Pengembangan Inovasi Daerah


Untuk mengembangkan PESONA HARUM maka yang perlu dilakukan
adalah:
1. Memperluas cakupan sosialisasi sampai ke seluruh lingkungan
2. Menggunakan media iklan televisi dan papan layar elektronik yang
memutar video tentang PESONA HARUM
3. Setiap kelurahan menganggarkan sosialisasi, pelatihan, dan fasilitas
pengolahan skala lingkungan
4. Membuat aplikasi yang memuat semua tentang inovasi
5. Membuka peluang ekspor maggot kering
6. Memperbanyak jenis produk olahan maggot

18
Lampiran-lampiran

Pemberitaan melalui media berita online

Pembukaan Sosialisasi dan Pelatihan PESONA HARUM oleh Ibu Wakil Walikota
Mataram
19
Pelatihan perdana PESONA HARUM yang dibuka oleh Ketua TP PKK Kota Mataram

Tabungan sampah SINAR SEJATI

20
Kunjungan DPRD Sumbawa Barat ke Mataram Maggot Center

Sosialisasi di Kantor DLH Kota Mataram

Pelatihan di Rumah Maggot Lombok

21
Chanel youtube PESONA HARUM

22
Pengolahan sampah organic menggunakan Biomiru

Pelatihan pengolahan sampah organic kering menjadi Briket Arang

23

Anda mungkin juga menyukai