Anda di halaman 1dari 3

REAKTOR MEMBRAN ENZIMATIS (RME)

Ajeng Wulandari, Siti Nur Kholiza, Harist Pradana, Ari Pradipta,


Dedin Finatsiyatull Rosida*)

Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik


UPN Veteran Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya
*)
Email: dedinbahrudin@gmail.com

Reaktor membran enzim (RME) adalah mode khusus untuk menjalankan proses
berkelanjutan di mana enzim dipisahkan dari produk akhir dengan bantuan membran selektif.
Membran tersebut juga berfungsi untuk memisahkan produk dari enzim berdasarkan prinsip
perbedaan ukuran molekul. membran ultrafiltrasi dengan molekul cut-off antara 1 dan 100
kD adalah yang paling sering digunakan.

Pembuatan Membran dan Mekanisme Reaktor Membran Enzimatis (RME)


Langkah pertama membuat membran enzimatik adalah
membilas membran dengan aqua dm selama 60 menit.
Pembilasan dilakukan dengan cara seolah-olah melakukan
filtrasi pada aqua dm tersebut dengan membran. Setelah itu,
membran dilapis dengan gelatin yang bersifat inert selama
60 menit. Setelah itu, membran berlapis gelatin dibilas
kembali dengan aqua dm selama 15 menit. Kemudian,
membran ditempelkan dengan glutaraldehid yang berfungsi
sebagai agen crosslink dengan enzim. Penempelan dilakukan
pada temperatur 25°C. Kemudian, membran dibilas dengan
suatu larutan buffer. Larutan buffer tersebut harus memiliki
pH yang sesuai dengan karakteristik enzim. Pembilasan
dengan buffer dilakukan selama 15 menit. Setelah itu, enzim
ditempelkan dengan teliti pada membran. Gambar disamping adalah membran enzimatik.
Terkadang, selain ditambahkan dengan glutaraldehid,
ditambahkan juga polietilenimin (PEI). PEI tersebut
berfungsi sebagai agen coating untuk menambah
banyaknya sisi penempelan enzim. Polimer yang larut
dalam air yang memiliki asam amino primer bebas
yang tinggi dapat sebagai agen pelapis.
RME terbagi menjadi dua ruang yang terpisahkan dengan
membran yaitu ruang reaksi dan ruang produk. Substrat
direaksikan dengan enzim di dalam ruang reaksi sehingga
dihasilkan sejumlah produk. Seluruh loop diisi dengan larutan yang
kaya akan senyawa dengan berat molekul rendah , dan filtrasi
membran dimulai. Kemudian larutan pati asli segar keluar dari
tangki umpan untuk mengkompensasi fluks permeat. Sebagai
enzim memotong pati menjadi senyawa dengan berat molekul yang
lebih kecil dengan cepat. Kecepatan fluks (>80 l h−1 m−2) dapat
dipertahankan selama lebih dari 10 jam Sebaliknya, dengan tidak
adanya pra-hidrolisis, ada penurunan fluks yang terus menerus dan sangat cepat (turun
menjadi kurang dari 20 I h- 1 m-2 dalam beberapa puluh menit) karena pemblokiran pori
membran oleh berat molekul tinggi polisakarida dari pati asli. Produk yang telah dihasilkan
keluar dari ruang reaksi melalui membran dengan berdifusi. Enzim juga harus dikondisikan
agar tidak dapat menembus membran sehingga terus berada di dalam ruang reaksi.

Faktor utama yang mempengaruhi unjuk kerja EMR adalah pelarut.Salah satu pelarut organik
yang sering digunakan adalah CO2, superkritik karena memiliki viskositas rendah sehingga
cenderung tidak menimbulkan fouling pada membran.
Keunggulan Reaktor Membran Enzimatis (RME)
a. Proses menjadi lebih praktis karena reaksi konversi katalitik, pemisahan antara enzim dan
produk, serta catalyst recovery terjadi dalam satu unit operasi.
b. Memiliki rasio luas permukaan persatuan volume yang lebih tinggi dibandingkan dengan
reaktor enzim konvensional. Nilai rasio yang tinggi tersebut disebabkan oleh keberadaan
pori-pori pada membran.
c. Dapat digunakan berulang-ulang karena dapat enzim diretensi pada penyangga berupa
membran Penggunaan berulang tersebut memungkinkan EMR untuk beroperasi secara
kontinyu.
Kekurangan Reaktor Membran Enzimatis (RME)
a. Penurunan aktivitas enzim yang disebabkan oleh denaturasi enzim. Denturasi enzim dapat
dicegah dengan optimasi terhadap variabel temperatur sehingga diperoleh nilai kondisi
temperatur yang tidak mengakibatkan terjadinya denaturasi dan meningkatkan viskositas
aliran proses seminim mungkin.
b. Polarisasi konsentrasi pada membran dapat menimbulkan fouling. Cara paling efektif
untuk mengurangi fouling adalah dengan melakukan pretreatment yaitu hidrolisis pada
substrat untuk meempercepat laju alir.
c. Heterogenitas, menyebabkan substrat lebih mudah bereaksi pada lokasi yang lebih dekat
dengan enzim. Hal itu tidak dikehendaki.

Reaktor membran enzim dirancang untuk hidrolisis seperti pektin oleh poligalakturonase dari
A. niger bekerja dengan stabilitas yang sangat baik selama lebih dari 50 jam. Aktivitas
enzimatik meningkat perlahan pada tahap awal pertumbuhan, dan mencapai tingkat tertinggi
setelah 7-8 hari. Kondisi ini, ada kemungkinan bahwa jamur tidak mengeluarkan aktivitas
enzimatik. A. niger ditambah dengan pektin dan gula akan mengalami fermentasi sehingga
terjadi penghambatan substrat. Pengurangan viskositas sebesar 88% dicapai setelah hanya
0,25 jam reaksi. Sebaliknya, viskositas campuran reaksi tanpa enzim meningkat secara linier
selama jam pertama dalam RME.

A. niger dapat berhasil dibudidayakan dalam bahan baku (apple pomace) yang menghasilkan
tingkat aktivitas pektinolitik yang signifikan.Selain itu pengolahan membran enzimatis dapat
diaplikasikan pada jus buah lainnya yang tinggi pektin dan wine. Penelitian ini dapat
diperluas lebih lanjut dengan mencoba strain lain seperti penicilium ke produk lainya seperti
pisang dan wine untuk memperoleh aktivitas enzim yang lebih tinggi. Penggunaan membran
enzim memungkinkan penurunan drastis terhadap viskositas pektin diibandingkan dengan
konfigurasi reaktor membran tanpa enzim. Namun juga terdapat kekurangan yaitu fouling
sehingga harus benar-benar diperhatikan.
Daftar Pustaka
Belafi-Bako, K., Eszterle, M., Kiss, K., Nemestothy, N., & Gubicza, L. (2007). Hydrolysis of
pectin by Aspergillus niger polygalacturonase in a membrane bioreactor. Journal
of Food Engineering, 78, 438–442
Rios, G. M., Belleville, M. P., Paolucci, D., & Sanchez, J. (2004). Progress in enzymatic
membrane reactors–a review. Journal of Membrane Science, 242(1-2), 189-196.
Rodriguez-Nogales, J. M., Ortega, N., Perez-Mateos, M., & Busto, M. D. (2008). Pectin
hydrolysis in a free enzyme membrane reactor: An approach to the wine and juice
clarification. Food chemistry, 107(1), 112-119.
Yuhermita, N. (2017). Teknik Reaktor Kimia “Membran Reaktor”. Jambi : Program Studi
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai