Anda di halaman 1dari 20

1

Eksipen Sediaan Farmasi


Apt. In Rahmi Fatria Fajar, M.Farm

Institut Sains & Teknologi Al-Kamal


Genap 2020/2021
2

Pertemuan 10
Eksipien Peningkat Absorpsi
Pendahuluan
Biopharmaceutical Classification System
(BCS) Sifat Fisikokimia Obat
Kategori BSC Permeabilitas suatu zat obat
Kelas III  obat memiliki kelarutan tinggi dan tergantung pada berbagai sifat
permeabilitas membran rendah fisikokimia beserta kelarutannya
Kelas IV  obat memiliki kelarutan rendah dan sebagaimana diusulkan oleh Lipinsky
permeabilitas membran rendah bahwa penyerapan atau permeasi yang
Eksipien untuk meningkatkan disolusi dan permeasi buruk jika obat memiliki sifat berikut :
membran mengacu kepada klasifikasi BCS
1. Memiliki lebih dari lima donor ikatan
hidrogen
2. Berat molekul obat lebih dari 500
Da
3. Memiliki nilai log P lebih dari 5
4. Senyawa memiliki lebih dari 10 akseptor
ikatan hidrogen
Anatomi fan Fisiologi Membran
Mukosa
Tight
Mukosa Rongga Mulut  terdiri dari mukosa bukal Junction
dan sublingual yang memiliki jaringan non-keratin dan
lapisan lendir. Ketebalan  bukal : 500-800 mm,
sublingual : 100-200 mm, dan memiliki lebih banyak
aliran darah dibandingkan bukal.
Permeabilitas mukosa  sublingual > bukal > palatal
Mukosa Saluran Pencernaan
Mukosa lambung terdapat epitel skuamosa
bertingkat meluas dari kerongkongan ke epitel
kolumnar
Mukosa epitel usus terdapat sel enterosit, sel
sekretori, dan sel endokrin
Mucin mengandung residu asam sialat atau sulfonat
bermuatan negatif
Membran Tight junction  berfungsi untuk absorpsi
obat dan pengaturan permeabilitas dan pembatasan
difusi lipid intramembran apikal-basolateral
Golongan Eksipien Peningkat Absorpsi
Bile Salt Surfaktan
• Natrium glikolat • Anionik : sodium lauril sulfat
• Natrium glikoksikolat • Kationik : cetylpyridinium klorida
• Natrium glikodeoksikolat • Non ionik : polisorbat 80
• Natrium taurokolat

Asam Lemak Larutan


• Sodium Pembawa
Caprate • Propilene glikol
• Asam Caprate • Polietilene glikol
• Asam Laurat • Etanol
• Asam Oleat

Chelator Polimer
• EDTA Mukoadhesif
• Natrium • Carbomer
sitrat • Kitosan
• Poliakrilat • Polikarbofil
Eksipien Peningkat Absorpsi
Eksipien merupakan bahan selain zat Beberapa mekanisme lain untuk
aktif yang ditambahkan dalam formulasi peningkatan absorpsi sebagai berikut :
suatu sediaan untuk berbagai fungsi. 1. Mengubah reologi dengan cara
Peningkat absorpsi adalah senyawa mengurangi
yang digunakan untuk meningkatkan viskositas dan elastisitas lapisan mucus.
absorpsi melewati jaringan epitel 2. Meningkatkan fluiditas lipid bilayer
dengan cara mengekstraksi dan berinteraksi
Mekanisme Kerja Peningkat Absoprsi dengan komponen lipid membran serta
memfasilitasi transportasi zat transelular.
1. Aksi Pada Lapisan Mucus
3. Meningkatkan aktivitas termodinamika
2. Aksi Pada Komponen Membran obat
3. Aksi Pada Tight junction dengan cara pembentukan misel
4. Mengatasi penghalang enzimatik dengan
cara menghambat endopeptidase dan
eksopeptidase untuk obat peptide
sehingga terjadi perubahan fluiditas
membran
5. Menganggu struktur lipid dengan cara
pembentukan misel
6. Mempengaruhi komponen tight junction
dengan cara menggunakan eksipien yang
mengganggu struktur tight junction sehingga
dapat memberikan jalur permeabilitas
Transport Membran
Transportasi transelular  melalui sel  Transporter Peningkat Absorpsi
dengan cara difusi pasif, carrier- 1. Transporter Membran  meningkatkan fluks
mediated (aktif atau difasilitasi) dan membran. Parameter yang diukur disebut
endositosis, untuk senyawa molekul kecil hambatan listrik transepitel (TEER). Eksipien
lipofilik dan non ionik yang mengurangi TEER  terjadi peningkatan
Transportasi paraseluler  melalui celah absorpasi, contoh kitosan
antar sel melewati tight junction, untuk 2. Transporter Dimediasi-Reseptor  eksipien
senyawa molekul hidrofilik yang berfungsi sebagai substrat reseptor
spesifik pada membran sel melalui endositosis,
contoh bile salt
3. Penghambat Pompa Efflux  P-glikoprotein
(P-gp) adalah protein yang berfungsi sebagai
pompa efflux yang bergantung pada energi
permukaan sel apikal. Eksipien yang berfungsi
menghambat fungsi pompa efflux, contoh
Tween 80
1. Kremofor

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 0,1%
Melarutkan lipid protein membran sehingga menyebabkan
perubahan permeabilitas membran seluler (Hassan, Nisreen,
Ahad, Abdul, Ali, Mushir dan Ali, Javed., 2010).
2. Sodium Lauril Sulfat (SLS)

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 1 %
Mengganggu rantai asil fosfolipid membran, sehingga mempengaruhi
struktur protein dan lipid. Perluasan ruang antar sel dan penyisipan
molekul SLS ke dalam struktur lipid menyebabkan pelonggaran struktur
lipid membran (Hassan, Nisreen, Ahad, Abdul, Ali, Mushir dan Ali,
Javed., 2010).
3.Polisorbat 80

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 0,1-1%
Mengekstraksi komponen membran menyebabkan perubahan permeabilitas
membran seluler (Hassan, Nisreen, Ahad, Abdul, Ali, Mushir dan Ali, Javed.,
2010). Dan menghambat pompa efflux pada substrat P-glikoprotein karena
penggunaan polisorbat 80 (Bernkop- Schnurch, Andreas., 2009).
4. EDTA

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 0,5-2 mM Membuka rute antar sel dengan
kontraksi mikrofilamen aktin. EDTA mengikat Ca2+ di daerah
ekstraseluler dan daerah tight junction sehingga terjadi peningkatan
kadar Ca2+ intraseluler menyebabkan kontraksi mikrofilamen aktin
(Tomita, M., Hayasi M., Awashu S., 1996).
5. Propilen Glikol

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi :1-20%
Mengubah fluiditas membran dan ikatan alkil tidak jenuh dalam struktur
kimia PEG mempengaruhi fungsi P-gp dan menghambat pompa efflux
membrane sel (Mai, Yang., Dou, Liu., Murdan, Sudaxshina., dan Basit,
Abdul W., 2018).
6. Kitosan

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 1%
Kombinasi efek bioadhesif dengan memperpanjang waktu
kontak dan meningkatkan permeabiltas membran (Krishna,
Rajesh dan Yu, Lawrence., 2007). serta terjadi pelebaran tight
junction dengan menginduksi redistribusi F-aktin (Bernkop-
Schnurch, Andreas., 2009).
Mekanisme Pensinyalan Pembukaan Tight Junction
7. Siklodekstrin

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 50 mM
Mengekstraksi struktural membran
plasma sehingga mengganggu integritas struktur lipid dan
meningkatkan fluiditas membran (Li, Xinpeng, et al., 2018).
8.Carbomer

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 0,5-2%
Interaksi mukoadhesi tergantung ikatan hidrogen antara gugus
karboksi polimer dan mucus sehingga menunda waktu transit
usus (Nakanishi, Takeshi, Kaiho, Fusao dan Hayashi, Masahiro,
1998).
9. ASAM OLEAT

Mekanisme kerja peningkat absorpsi :


Konsentrasi : 5-30 mM Pemasukan gugus asam lemak
ke
membran dengan ikatan van der Waals antara rantai
hidrokarbon dan gugus membran menyebabkan pelarutan
kolesterol (Sharma, S., Kulkarni, J., dan Pawar, A.P., 2006).
10. Sodium Gliko
DioksiKolat

Bile Salt (deterjen steroid) adalah garam empedu yang disekresi dari sel hati
terkonjugasi dengan glisin atau taurin dengan sifat seperti surfaktan yang
membentuk asosiasi dalam air dan mengemulsi lipid dalam pencernaan lemak
dan penyerapan melalui dinding usus sehingga dapat digunakan sebagai
peningkat permeasi untuk meningkatkan penyerapan obat melalui berbagai
epitel (Touitou, Elka dan Barry, Brian W, 2007).

Mekanisme kerja peningkat absorpsi : Sodium glycodeoxycholate


konsentrasi 2- 10 mM mengubah integritas membran sel dan
pembentukan misel (Krishna, Rajesh dan Yu, Lawrence., 2007). Efek pada
integritas lipid dalam epitel bukal secara in vitro menunjukkan
penurunan jumlah lipid karena interaksi dengan domain antar sel
melalui pelarutan lipid antar sel dan meningkatkan permeabilisasi sel
(Senel, S, et al., 1997).
11. Sodium Caprat

Mekanisme kerja peningkat absorpsi : Konsentrasi 0,2%


Mengubah integritas membran sel dan pembentukan misel
(Krishna, Rajesh dan Yu, Lawrence., 2007). Penelitian
menunjukkan penurunan jumlah lipid karena interaksi
dengan domain antar sel melalui pelarutan lipid dan
meningkatkan permeabilitas (Senel, S, et al., 1997).
Referensi
1. Amani, A., York, P., Waard, H., 2011. Molecular dynamics simulation of a polysorbate 80 micelle in water. Soft Matter 7 2009

2. Aungst, Bruce J. 2000. Intestinal Permeation Enhancers. Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 89, No. 4.

3. Bernkop-Schnurch, Andreas. 2009. Oral Delivery of Macromolecular Drugs Barriers, Strategies and Future Trends. Springer Dordrecht Heidelberg : New York.

4. Borchard, Gerrit, Luegen, H.L., Boer, A.G., Verhoef, C., Lehr, C.M dan Junginger, H.E. 1996. The potential of mucoadhesive polymers in enhancing intestinal peptide drug
absorption. III: Effects of chitosan-glutamate and carbomer on epithelial tight junctions in vitro. Journal of Controlled Release 39 : 131 – 138

5. Bruce, A., Hiroshi, S., Deborah L., 1996. Enhancement of the intestinal absorption of peptides and non- peptides. Journal of Controlled Release 41 : 19-31

6. Castanho, Miguel dan Santos, Nuno C. 2011. Peptide Drug Discovery and Development Translational Research in Academia and Industry. Wiley-VCH Verlag : Gemany.

7. Cebrián, M.J.C., Zornoza, T., Granero, G dan Polache. A. 2005. Intestinal Absorption Enhancement Via the Paracellular Route by Fatty Acids, Chitosans and Others: A
Target for Drug Delivery. Current Drug Delivery 2 : 9-22.

8. Fagerlund, B.A, Ring, L., Aspenstrom, P., Tallkvist, J., Ilback, A.G., dan Glynn, A.W. 2007. Oleic acid and docosahexaenoic acid cause an increase in the paracellular
absorption of hydrophilic compounds in an experimental model of human absorptive enterocytes. Toxicology 237 : 12–23

9. Ganem-Quintanar. A., Kalia, Y.N., Falson-Rieg, F., dan Buri, P. 1997. Mechanisms of oral permeation enhancement. International Journal of Pharmaceutics 156 : 127–
142.

Anda mungkin juga menyukai