Anda di halaman 1dari 37

Jadwal

Struktur membran berdasarkan rute


1` 27-Apr 29-Apr 27-Apr ENA
pemberian dan bentuk sediaan obat
Mekanisme absorpsi : difusi pasif, transport
2 11-May 13-May 11-May ENA
aktif, paraseluller, transelluler
Macam-macam cara peningkatan kelarutan
3 18-May 20-May 18-May baik secara in vitro: pembentukan garam, ENA
dispersi, nanopartikel, dll

4 25-May 27-May 25-May Definisi BA dan aplikasi ENA

5 01-Jun 03-Jun 01-Jun Definisi BE dan aplikasi ENA

6 08-Jun 10-Jun 08-Jun Syarat sediaan yang hasrus diuji BE ENA

7 15-Jun 17-Jun 15-Jun Perhitungan BA/BE ENA


STRUKTUR DAN
MODEL MEMBRAN
Ebta Narasukma A
Pengertian

• Membran sel di sebut juga plasmalema yang merupakan


membran biologi yang membatasi dalam dan luar sel.
• Membran sel ada pada semua sel dan merupakan selektif
permeabel, mengkontrol perpindahan zat keluar masuk
sel. Komposisi utama membran sel adalah lipid dan
protein.
• Fungsi: membatasi sel dengan lingkungan, media
komunikasi sel dgn lingk. Mengontrol lalu lintas zat keluar
masuk sel, reseptor rangsangan dari luar sel
Struktur
membran
 Tersusun dari lipid dan protein (penyusun utama) dan
makromolekul lain (karbohidrat)
 Struktur lipoprotein bertindak sebagai membran lipid
semipermeabel
 Membran sel merupakan lapisan ganda (bilayer)
Lipid Membran (Fosfolipid)

Fatty acid Phosphate


Hydrophobic

Phosphate group

Hydrophilic

Fatty acid
Tersusun : bilayer
Protein membran

Protein peripheral

Protein integral
Karbohidrat
Membran

• karbohidrat berikatan secara kovalen pada lipid dan


protein.
• Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat.
• membran plasma sel darah merah manusia mengandung
52% protein, 40% lipid dan 8 % KH.
Model Membran

• Model membran sel yang diakui saat ini adalah


model membran menurut Singer dan Nicolson (model
membran Mosaik Cair). Beberapa model membran yang pernah
diusulkan antara lain:
❑ Model membran menurut Overton.
❑ Model membran menurut Gorter dan Grendel.
❑ Model membran menurut J.F. Danielli dan E.N. Harvey.
❑ Model Membran Menurut Danielli dan Davson.
❑ Model membran menurut Robertson
❑ Model membran menurut Singer dan Nicolson.
Menurut overton :

• Langmuir : Lipid terdiri dari


molekul yg memiliki bagian
hirofilik dan hidrofobik , jika
diteteskan air membentuk
laisan monomolekul, bagian
yg hidrofilik menghadap ke air
dan hidrofobik menjauhi air.
• Plowe : membran plasma
yang
merupakan suatu satuan fisik
yang
mempunyai suatu organisasi
molekul yang
memisahkan membran plasma
dari bagian
lain
Model membran menurut Gorter dan
Grendel.

Membran sel terutama dibentuk


dari molekul lipida bimolekuler.
Ujung polar molekul lipida pada
satu lapisan terorientasi ke luar,
sedangkan ujung polar lipida
pada lapisan yang lain
terorientasi ke arah dalam atau
sitoplasma
Model membran menurut J.F. Danielli dan
E.N. Harvey.

membran plasma terdiri atas


dua fase, yaitu fase cair dan
fase minyak. Bagian lipida
yang hidrofobik terorientasi
ke arah fase cair. Protein
terhidrasi bekerja sebagai
suatu buffer diantara kepala
lipida yang hidrofilik dan fase
cair.
Model Membran Menurut Danielli
dan Davson
Membran plasma terdiri atas dua
lapisan lipidaprotein. Molekul-
molekul lipida amfifatik terorientasi
dengan daerah hidrofobik ke arah
fasa minyak, dan permukaan lain
terorientasi ke arah lingkungan
eksternal. Protein terhidrasi
berperan sebagai suatu buffer
pelapis antara kepala lipida yang
hidrofilik dan fasa air
Model membran menurut Robertson

Membran plasma merupakan


struktur berlapis tiga yang terdiri
atas dua lapisan terluar yang
padat,
terdiri atas protein dengan tebal
masing-masing 2,0 nm dan lapisan
tengah berupa lipida dengan tebal
3,5 nm. Jadi, tebal membran
keseluruhan adalah 7,5 nm. Ketiga
lapisan membran tersebut disebut
Unit Membran
Model membran menurut Singer dan
Nicolson.

Membran plasma terdiri atas


(i)lapisan lipida ganda, yang
dikelilingi oleh
protein globular. Protein globular
ada yang
tertanam pada matriks membran
dan ada
yang terikat pada permukaan
polar lipida,
(ii) Protein membran, berada
dalam keadaan
tersebar, bukan sebagai suatu
lapisan yang
bersinambungan,
• (iii) Protein yang terikat pada permukaan
polar Membran sel terdiri dari protein
lipida disebut protein perifer atau protein dan molekul lain yang tertanam
ekstrinsik. Sedangkan protein yang yang tertanam dalam matrik fluida
tertanam bilayer lipid
pada matriks atau menembus lapisan
lipida
disebut protein integral atau protein FLUID-karena phospholipid dan
intrinsik. protein dapat bergerak bebas
• (iv) Protein perifer dan integral yang dalam lapisan seakan-akan cairan
berkaitan MOSAIC-karena pola yang
dengan molekul gula disebut dihasilkan oleh protein tersebar
glikoprotein, saat membrane dilihat dari atas
sedangkan molekul lipida yang berikatan
dengan gula disebut glikolipida.
Dinamika
Membran Plasma
▪ Pergerakan Flip flop karena adanya enzim flippase →
gerakan transmembran pasif.
▪ Pergerakan ke arah lateral
Fluid mozaic membran
Sifat fisikokimia berpengaruh terhadap
Laju lintas obat melalui membran

1. Kelarutan molekul obat dalam lipid


2. pH dan pKa
3. Ukuran molekul
Faktor Fisiologis Terkait
Dengan Absorbsi Obat Dan
Penghantaran Obat
Ebta Narasukma Anggraeny
Absorbsi sistemik dari suatu obat bergantung pada:
1. Sifat fisikokimia obat
2. Sifat produk obat
3. Anatomi dan Fisiologi site absorbsi obat
Rute pemberian Obat

• Obat dapat di berikan melalui rute parenteral, enteral,


inhalasi, transdermal (perkutan), atau intranasal untuk
absorbsi sistemik. Setiap rute pemakaian obat punya
keuntungan dan kerugian masing-masing.

• Beberapa obat tidak diberikan secara oral karena


ketidaktabilan obat dalam saluran cerna atau adanya
peruraian obat enzim pencernaan dalam usus.
Contoh insulin secara S.C atau I.M .
Rute
• Oral

Rute yang paling lazim. Bentuk sediannya dirancang untuk


memperhitungkan rentang PH, ada atau tidaknya makanan,
degadrasi enzim, perbedaan permeabilitas obat dalam
daerah yang berbeda dalam usus dan motilitas saluran
cerna.

Proses absorbsi fisiologi saluran cerna dipengaruhi oleh


diet, kandungan saluran cerna Gastro intestinal, hormon,
sistem syaraf viseral, penyakit dan obat-obatan (sifat fisika
kimia dan farmakologis).
Pengaruh makanan pada absorbsi obat dari
saluran cerna
• Adanya makanan dalam saluran cerna dapat mempengaruhi
Bioavailabilitas obat dari suatu produk obat oral. Makanan yang
tercerna yang mengandung asam-asam amino, asam lemak, dan
berbagai nutrien akan mempengaruhi PH usus dan kelarutan obat.

• Kandungan nutrien dan kalori makanan, volume makanan, dan


temperatur makanan menyebabkan perubahan fisiologis dalam saluran
cerna selanjutnya mempengaruhi waktu transit obat, pelarutan dalam
lumen, dan permeabilitas obat serta ketersediaan hayati.

• Pada umumnya kandngan makanan dengan total kalori dan lemak


tinggi akan lebih mempengaruhi fisiologi GI sehingga mengakibatkan
pengaruh yang lebih besar pada BA obat.
• Contoh jus anggur diketahui mengandung naringin
(flavonioid) yg dpt menghambat enzim cytokrom
P450 3A4 (dlm liver dan dinding usus) sehingga
saquinavir (antiretroviral pd HIV) tdk dapat di
metabolime dengan baik akibatnya dpt meningkatkan
BA obat saquinavir.
Kinetika pelepasan zat aktif dari sediaan oral
• Bentuk sediaan cair

Zat aktif terlarut


Penyerapan optimal jika: bentuk aktif terlarut dan tak terionkan. Karena banyak
obat yang tidak larut dalam air dan tidak stabil dgn pembawa air.
Kelarutan zat aktif dapat ditingkatkan dengan beberapa cara:
1. Mengubah tetapan dielektrik bahan pembawa dengan pambahkan bahan
pembawa pelarut campur-air (polietilenglikol, propilenglikol, gliserin, dll)
2. Melarutkan zat aktif yang larut lemak dengan pembawa yang terdispersi
dalam air dan bertipe minyak teresterifikasi.
3. Mengubah zat aktif dalam bentuk yang lebih larut air : pembentukan garam
HCL atau asam organik (sitrat, oksalat, askorbat dan garam natrium dari
asam dekarboksilat), penambahan surfaktan.
• Zat aktif terdispersi
Dibuat emulsi: perlu adanya surfaktan. Sebaiknya di pilih surfaktan
yang HLB fase minyak, agar di peroleh butiran halus dan viskositas
sediaan yang rendah.

Atau di buat suspensi:


Ukuran partikel selain sangat halus harus tidak berubah.
Pertumbuhan kristal selama penyimpanan akan menghambat laju
pelarutan. Timbulnya caking, yaitu pembentukan endapan yang
sangat sukar didispersikan disebabkan karena partikel-partikel
suspensi saling bergabung.
• Bentuk sediaan padat:
1. Serbuk, harus dapat terbasahi agar zat aktif dapat
terlarut
2. Kapsul, kapsul harus dpt di rusak terlebih dahulu
3. Tablet atau tablet salut strukturnya harus dapt di
rusak dahulu agar dapat terlarut
Sistem penghantaran transdermal

• Penghantaran transdermal merupakanpenggunaan


obat secara topikal/kulit untuk tujuan pengobatan
sistemik.
• Kulit dibentuk dari 3 lapisan berbeda:
Epidermis
Dermis
Hipodermis
Absorbsi Perkutan

• Absorbsi perkutan : absorbsi obat ke dalam stratum


corneum (lapisan tanduk) dan berlanjut obat
menembus lapisan dibawahnya serta akhirnya obat
masuk dalam sirkulasi darah.
• Penetrasi 2 rute :
1. Transepidermal
2. Transfolikular
• Pada absorbsi perkutan menerapkan teori difusi pasif

• Formulasi transdermal→formulasi obat yang mengandung


bahan-bahan yang membantu proses penetrasi obat melalui
kulit.

• Contoh bahan: propilenglikol sbg plastisizen yang berfungsi


meningkatkan penetrasi bberapa obat menembus kulit.
Mekanisme

• Sebelum mencapai darah obat melintasi penghalang


startum korneum yang lipofil, kemudian epidermis yang
hidrofil.
• Obat yg lipofil mudah menembus stratum korneum
namun susah menembus epidermis, maka perjalanan
menuju pembuluh darah terhambat.
• Strateginya dengan penambahan enhancer untuk senyawa
hidrofil. Karena enhancer adalah dengan cara
meningkatkan dengan cara meningkatkan permeabilitas
melalui jalur polar, lipid, dan polar maupun lipid.
• Obat Nasal
Ditujukan untuk efek lokal dan sistemik.
Nasal kaya akan pasokan pembuluh darah. Namun luas permukaan rongga hidung
relatif kecil, waktu tinggal dalam rongga hidung/nasal umumnya pendek, dan
beberapa obat dapat di telan (masuk saluran cerna).
Faktor tersebut membatasi kapasitas hidung untuk pelepasan obat ke sistemik, shg
butuh dosis yang besar.

Surfaktan digunakan untuk meningkatkan penembusan sistemik. Dan obat bersifat


lipofilik sehingga bisa menembus membran nasal. Serta perlunya bahan tambahan
yang tidak mengiritasi nasal, dimana larutan bersifat isotonis.
Pensuspensi (Farmakope Indonesia III) Dapat digunakan sorbitan (span),
polisorbat
(tween) atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak boleh melebihi dari 0,01 %b/v.

Contoh: kortikosteroid generasi kedua intranasal untuk pengobatan rhinitis alergi.


Kortikosteroid generasi ke dua jenis budesonid, beklometason dipropionat,
mometason furoat, flukitason propionat, triamnisolon asetonid.
• Obat inhalasi

Efek lokal atau sistemik.


Paru- paru permukaan absorbsi potensial 70 meter persegi.
Pemukaannya lbh besar dari usus halus dan jalur nasal.
Bila suatu bahan dihirup maka bahan tersebut akan melalui membran
mulut atau hidung – faring – trakea – bronkhi – bronkhioli – kantong
alveolar dan aveoli.
Obat di buat dalam bentuk aerosol.
Ukuran partikel obat yang dapat menembus ruang jalur udara tersebut
3-5 mikrometer. Jika ada partikel besar maka akan terkumpul pada jalur
udara. Sedangkan ukuran < 3 mikrometer akan keluar bersama
hembusan nafas.
Alat spacer dirancang untuk meningkatkan pnghantaran obat ke paru-
paru.
TUGAS
Cari jurnal tahun > 2016 mengenai :
a. Bagaimana absorbsi pemberian obat enteral-parenteral (berdasar rute
pemberian dan bentuk sediaan, serta faktor yang mempengaruhi),
b. Bagaimana macam-macam cara peningkatan kelarutan baik secara in
vitro (pembentukan garam, dispersi, nanopartikel)
c. Pengaruh makanan dan nutrien pada BA obat
d. Jurnal penelitian yang berkaitan dengan BA suatu obat
e. Jurnal penelitian yang berkaitan dengan Bioekivalensi suatu produk

Nb: Carilah contoh produk obat yang di setujui pada evaluasi ekivalensi
terapetik. (Dapat bersumber dari US Food and Drug Administration (FDA)
atau dari jurnal).

Buat resume dari jurnal yang ditemukan.


THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai