NIM : 170342615530
OFF :H
Topik: Struktur Membran Sel
TUGAS 1
1. Apa saja komponen kimiawi penyusun membran, dan bagaimana kedudukannya.
Jawab : Komponen kimia membran sel terdiri dari protein, lipid (lemak),
karbohidrat. Senyawa protein terdiri dari dua macam yaitu protein integral (ada di dalam
menembus lapisan lipid) dan protein perifer (terdapat di permukaan lapisan lipid).
Adapun senyawa lipid yang mneyusun membran sel seperti fosfolipid, glikolipid, sterol,
dan kolesterol. Ada juga senyawa yang menjadi penyusun membran sel dan merupakan
gabungan dari protein dan karbohidrat yaitu glikoprotein.
4. Apakah yang dimaksud dengan protein perifer, protein integral, protein trans
membran
Jawab : Protein membran periferal adalah protein yang sementara menempel pada lipid
dwilapis atau pada protein integral oleh kombinasi interaksi hidrofobik, elektrostatik, dan
interaksi nonkovalen lainnya. Protein periferal berdisosiasi mengikuti perlakuan dengan
reagen polar, seperti larutan dengan pH dinaikkan atau konsentrasi garam tinggi.
Protein membran integral menempel secara permanen pada membran. Protein ini dapat
dipisahkan dari membran biologis hanya dengan menggunakan detergen, pelarut
nonpolar, atau terkadang agen pendenaturasi. Satu contoh jenis protein ini yang saat ini
belum dikarakteristikkan secara fungsional adalah SMIM23. Protein ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan lipid dwilapis:
1. Protein politopik integral, juga dikenal sebagai "protein transmembran", adalah protein
membran integral yang membentang melintasi membran setidaknya satu kali. Protein ini
mungkin memiliki topologi transmembran berbeda. Protein ini memiliki satu dari dua
struktur arsitektur:
protein berkas heliks, terdapat pada semua jenis membran biologis;
protein tabung beta, yang hanya ditemukan pada membran luar bakteri Gram-
negatif, serta membran luar mitokondria dan kloroplas.
2. Protein monotopik integral adalah protein membran integral yang hanya menempel pada
satu sisi membran dan tidak membentang hingga melintasi membran.
5. Apa yang dimaksud membran bersifat dinamis? Untuk apa harus dinamis?
Jawab : Membran plasma tersusun dari molekul-molekul lipid (lemak), protein dan
sedikit karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri.
Bersifat dinamis karena mempunyai struktur seperti fluida (zat cair), sehingga
memungkinkan molekul lipid dan protein dapat bergerak.
TUGAS 2
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat cair membran
Jawab :
2. Mengapa sel selalu menjaga agar membran tidak terlalu sol dan tidak terlalu gel?
Bagaimana cara sel menjaganya?
Jawab : yaitu dengan cara proses homeostatis, Homeostasis adalah proses dan
mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi
konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada
lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini meliputi berbagai variabel,
seperti suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga dalam batas yang telah
ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya yaitu pH cairan
ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta kadar gula darah. Hal-
hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan aktivitas tubuh terus berubah. Setiap
variabel ini dikendalikan oleh satu atau beberapa mekanisme yang bersama-sama
mempertahankan kehidupan. Mekanisme homeostasis yang paling dikenal pada mamalia
adalah regulator (pengatur) yang menjaga agar komposisi cairan ekstraseluler (atau
"lingkungan internal") tetap konstan, terutama yang berkaitan
dengan suhu, pH, osmolalitas, serta konsentrasi natrium, kalium, glukosa, karbon
dioksida, dan oksigen. Ada banyak sekali mekanisme homeostasis lain yang mengatur
beragam aspek fisiologi dalam tubuh. Ketika tingkat suatu variabel lebih tinggi atau lebih
rendah dari yang dibutuhkan, masing-masing kondisi ini sering diawali dengan hiper- dan
hipo-, seperti hipertermia dan hipotermia atau hipertensi dan hipotensi.
Jika suatu entitas dikendalikan melalui homeostasis, hal itu tidak menyiratkan bahwa
nilainya harus benar-benar stabil untuk menjaga kesehatan. Suhu inti tubuh, misalnya,
diatur oleh mekanisme homeostasis oleh sensor suhu, di
antaranya hipotalamus pada otak. Namun, titik setel suatu regulator diatur ulang secara
teratur. Sebagai contoh, suhu inti tubuh pada manusia bervariasi sepanjang hari
(dipengaruhi oleh ritme sirkadian), dengan suhu terendah terjadi pada malam hari dan
tertinggi pada sore hari. Suhu normal juga bervariasi akibat siklus menstruasi. Titik setel
regulator suhu diatur ulang ketika infeksi untuk menghasilkan demam. Organisme
mampu menyesuaikan diri pada berbagai kondisi seperti perubahan suhu atau kadar
oksigen pada ketinggian tertentu, dengan proses aklimatisasi.
- Konjugasi adalah suatu proses transfer informasi genetik satu arah yang terjadi
melalui kontak sel langsung antar suatu sel bakteri donor dan suatu sel bakteri
resipien. Sel donor (sel jantan) memasukkan sebagian DNA-nya ke dalam sel resipien
(sel betina). Transfer DNA ini melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Sel
betina tidak memiliki pili seks. DNA dari sel jantan berpindah ke dalam sel betina
secara replikatif. Oleh karena itu, setelah proses konjugasi selesai, sel jantan tidak
kehilangan DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel berpisah kembali dan jumlah sel
tidak bertambah (setelah konjugasi tidak dihasilkan anak sel). Oleh karena itu, proses
konjugasi ini disebut juga sebagai proses atau mekanisme seksual yang tidak
reproduktif.
Tugas 2
Transpor mikromolekul melalui cara
1. Difusi
Jawab : Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membrane
semipermeabel. Difusi bergantung pada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik. Energi untuk proses difusi adalah energi kinetik yang normal
ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan.
2. Osmosis
Jawab :
- Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel.
- Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
- Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah
dengan tekanan osmosis tinggi.
- Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi
larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel
secara osmosis.
- osmosis adalah proses difusi air melalui membran semipermeabel dari pelarut
yang berkonsentrasi tinggi (memiliki banyak air) kepelarut yang
berkonsentrasi rendah (sedikit air ) proses osmosis akan berhenti jika
konsentrasi didalam dan diluar sel telah seimbang. Mekanisme terjadinya
osmosis pada sel hewan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi zat pelarut
didalam sel. Jika dalam keadaan isotonis yaitu konsentrasi zat pelarut didalam
sel dan diluar sel seimbang tidak akan ada aktivitas osmosis didalamnya.
Sedangkan jika dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut didalam
sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut diluar sel akan menyebabkan
terjadinya osmosis. Aktivitas osmosis ini dapat dilihat dengan adanya krenasi
ataau penyusutan yang terjadi pada sel hewan. Mekanisme osmosis yang
terjadi pada sel hewan juga dapat dilihat Jika konsentrasi zat pelarut didalam
sel lebih rendah dari konsentrasi zat pelarut diluar sel atau sel dalam keadaan
hipotonis. Kegiatan osmosis ini dapat dilihat dengan adanya perpindahan
molekul zat pelarut diluar sel yang masuk kedalam sel sehingga menyebabkan
terjadinya hemolisis atau pecahnya membran plasma yang dimiliki sel hewan.
Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan .Jika sel
tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih
rendah daripada di luar sel ,mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya
molekul zat pelarut dari luar sel tunmbuhan memenuhi sel tumbuhan
sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang dinamakan
turgid.Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel selulosa untuk
menjaga bentuk sel. Jika Sel tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau
konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut di
luar sel akan terlihat terjadinya osmosis dengan keluarnya molekul zat pelarut
didalam sel dan membuat mengekerutnya sel tumbuhan dan terlepasnya
protoplasma dari dinding sel, keadaan ini disebut plasmolisis.
3. Difusi sederhana
Jawab : Difusi sederhana artinya pergerakan kinetik molekul atau ion melewati
membran sel tidak bereaksi dengan protein carier yang ada di membran sel
kecepatan difusi sederhana ditentukan dari jumlah substansi yang ada , kecepatan
gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada membran sel yang akan
dilewati oleh bahan itu. Pada difusi sederhana, proses difusi terjadi melalui dua
jalan yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak dan melalui
saluran air atau protein. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,
yaitu ukuran partikel, ketebalan membran, luas suatu area, jarak dan suhu.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin tebal membran dan besar luas area serta
semakin besarnya jarak antara dua konsentrasi, menyebabkan semakin lambat
kecepatan difusinya. Begitu pula dengan besarnya luas dan tingginya suhu akan
menyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.
Tugas 4
1) Apakah persamaan dan perbedaan antara pinositosis dengan endositosis?
Jawab :
- Pinositosis. Proses ini hampir sama dengan fagositosis namun untuk molekul
yang memiliki ukuran lebih kecil. Biasanya berupa droplet atau tetesan cairan
yang di dalamnya mengandung bahan-bahan makanan. Bisa kita lihat
perbedaan antara fagositosis dan Pinositosis adalah jika fagositosis partikel
padatan yang akan masuk kedalam sel, sedangkan pinositosis adalah larutan
yang masuk kedalam sel.
- Endositosis adalah mekanisme untuk memasukkan makromolekul ke dalam
sel melalui membran sel. Terdapat dua jenis proses endositosis. Pertama,
fagositosis. Pada dasarnya fagositosis adalah kebalikan dari eksositosis,
dimana materi ekstraselular melekat di membran dan terjadi pelekukan ke
dalam atau cleavage. Zat yang dimasukkan ke dalam sel dengan fagositosis
adalah materi yang berukuran besar.
2) Endositosis dan eksositosis tergolong transport aktif. Untuk apakah ATP pada
kedua transpor tersebut?
Jawab :
- Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan
energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul yang berfungsi sebagai
pembawa energi di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari larutan yang
memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi,
sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel.
Tugas 5
1) Jelaskan proses fagositis pada sel makrofag
Fagositosis merupakan suatu proses atau cara untuk memakan bakteri atau benda
asing yang dilakukan di mana setelah benda asing atau bakteri melekat pada
permukaan makrofag, maka makrofag membentuk sitoplasma dan melekuk ke
dalam, membungkus bakteri atau benda tersebut. Tonjolan sitoplasma yang saling
bertemu itu akan melebur menjadi satu sehingga benda asing atau bakteri akan
tertangkap di dalam sebuah vakuol fagostik intra sel. Lisozom yang merupakan
suatu sistem pencerna intrasel dengan kemampuan memecah materi yang berasal
dari luar maupun dari dalam, jadi lisozom akan menyatu dengan vakuol dengan
demikian akan memusnahkan bakteri atau benda asing tersebut. Fagositosis yang
efektif pada invasi kuman dini akan dapat mencegah timbulnya infeksi. Sel
fagosit dalam kerjanya juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun
spesifik. Proses fagositosis oleh makrofag berlangsung dalam 5 fase yaitu: 1.
Kemotaksis (leukosit pmn dan monosit) 2. Adhesi (partikel diselimuti opsonin) 3.
Ingesti (penelanan) 4. Degranulasi (fusi fagosom dan lisosom) 5. Pembunuhan.
2) Jelaskan proses endositosis kolesterol
- Kolesterol dalam makanan diserap dari misel garam empedu ke dalam sel
epitel usus, bersama dengan kolesterol yang disintesis oleh sel, dikemas dalam
kilomikron yang masuk ke dalam darah melalui limfe. Dalam limfe dan darah,
kilomikron memperoleh apoC11 dan apoE dari HDL. Setelah triasilgliserol
kilomikron dicerna oleh lipoprotein lipase dalam darah, sisa kolomikron akan
berikatan dengan reseptor di sel hati dan mengalami internalisasi melalui
endositosis. Terjadi pencernaan di dalam lisosom, protein dan lemak
diuraikan, asam lemak diputuskan dari ester kolesterol dan kolesterol serta
produk pencernaan sisa kolomikron lainnya membentuk depot simpanan
dalam sel hati.
- Kolesterol LDL (LowDensity Lipoprotein). LDL mengandung 21% protein
dan 78% lemak (11% trigliserida, 45% kolsterol, 22% fosfolipid) dan 1%
lemak bebas LDL, berfungsi membawa kolesterol hati ke jaringan perifer,
dibentuk pada hati dari sisa-sisa VLDL . LDL diserap oleh hati melalui proses
endositosis yang dibantu oleh reseptor. Pencernaan di lisosom mengembalikan
kolesterol LDL ke depot simpanan kolesterol hati. Setelah dibentuk di hati,
triasilgliserol kemudian dikemas bersama dengan kolesterol dari depot
simpanan kolesterol, fosfolipid, dan apoB-100 menjadi VLDL yang kemudian
disekresikan ke dalam darah. Di dalam darah, VLDL diubah menjadi
intermediate density lipoprotein (IDL) melalui digesti triasilgliserol oleh
lipoprotein lipase. Triasilgliserol IDL, apabila dicerna lebih lanjut baik oleh
lipoprotein lipase di berbagai jaringan atau oleh triasilgliserol lipase di
sinusoid hati, dapat mengalami penguraian menjadi LDL. IDL dapat pula
kembali ke hati.20 LDL diserap oleh hati melalui proses endositosis yang
dibentuk oleh reseptor. Pencernaan di lisosom mengembalikan kolesterol LDL
ke depot simpanan kolesterol hati. Endositosis dan pencernaan LDL di
lisosom juga berlangsung di jaringan di luar hati yang memiliki reseptor LDL.
Selain itu, terjadi pula pengambilan LDL melalui reseptor penyapu
nonspesifik, misalnya pada makrofag.
- LDL diambil oleh jaringan perifer dengan cara endositosis yang diperantarai
oleh reseptor. Reseptor LDL terdapat pada semua sel, tetapi jumlahnya paling
banyak di sel hati. Reseptor LDL mempunyai letak di daerah khusus yang
disebut clathrin-coated pits. Berikatannya LDL ke reseptor adalah dengan
perantara apoB100, dan penyerapan kolesterol dari LDL adalah proses yang
telah diatur sedemikian rupa. Reseptor LDL adalah sebuah polipeptida yang
mengandung 839 asam amino. Bagian ekstraseluler bertanggung jawab untuk
mengikat apoB-100/apoE. Bagian intraseluler bertanggung jawab untuk
menggabungkan reseptor LDL ke daerah membran plasma, yang disebut
coated pits. Ketika apoB-100 berikatan dengan reseptor apoB-100, kompleks
reseptor-LDL akan diinternalisasi dengan cara endositosis. Vesikel endosom
kemudian bergabung dengan lisosom. Reseptor didaur ulang dan kembali ke
permukaan sel. Partikel LDL, bersama dengan apolipoprotein dan kolesterol
ester dihidrolisis oleh hydrolase lisosom, membentuk asam amino dan
kolesterol bebas. Reseptor yang bebas kemudian dapat kembali ke permukaan
membran untuk mengikat molekul LDL yang lain. Sekitar 70% dari LDL
didegradasi di hati, dan sisanya di jaringan ekstrahepatik. Kolesterol bebas
dapat masuk ke dalam membran plasma, ataupun diesterifikasi oleh acyl-CoA
cholesterol acyltransferase (ACAT) dan disimpan di dalam sel. Kadar
kolesterol intraseluler diatur melalui supresi sintesis reseptor LDL yang
diinduksi kolesterol, dan inhibisi sintesis kolesterol yang diinduksi kolesterol.
Meningkatnya kadar kolesterol intraseluler yang dihasilkan dari penyerapan
LDL mengaktifkan ACAT, sehingga memungkinkan penyimpanan kolesterol
yang berlebih di dalam sel. Kolesterol yang disimpan ini akan mensupresi
sintesis reseptor LDL, sehingga akibatnya adalah semakin sedikit LDL dan
IDL yang dapat diambil oleh sel dan dibuang dari serum. Hal ini dapat
menyebabkan kadar kolesterol menjadi berlebihan dalam sirkulasi. Kolesterol
yang berlebih cenderung disimpan dalam arteri, menyebabkan aterosklerosis.
3) Jelaskan hubungan timbal balik antara endositosis dan fagositosis, apakah
manfaatnya bagi sel