Anda di halaman 1dari 18

NAMA : FRANSISCA PUSPITASARI

NIM : 170342615530
OFF :H
Topik: Struktur Membran Sel
TUGAS 1
1. Apa saja komponen kimiawi penyusun membran, dan bagaimana kedudukannya.
Jawab : Komponen kimia membran sel terdiri dari protein, lipid (lemak),
karbohidrat. Senyawa protein terdiri dari dua macam yaitu protein integral (ada di dalam
menembus lapisan lipid) dan protein perifer (terdapat di permukaan lapisan lipid).
Adapun senyawa lipid yang mneyusun membran sel seperti fosfolipid, glikolipid, sterol,
dan kolesterol. Ada juga senyawa yang menjadi penyusun membran sel dan merupakan
gabungan dari protein dan karbohidrat yaitu glikoprotein.  

2. Apakah yang dimaksud membran bersifat mosaic, fluid, asimetris


Jawab : artinya yaitu Membran plasma merupakan asimetris, interior membran tidak
identik dengan bagian luar membran. Bahkan ada perbedaan yang cukup besar antara
berbagai fosfolipid dan protein antara dua selebaran yang membentuk membran. Yang
pada bagian dalam membran, beberapa protein berfungsi untuk jangkar membran serat
sitoskeleton. Ada protein perifer pada bagian luar membran yang mengikat unsur-unsur
dari matriks ekstraseluler. Sedangkan Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida
yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida
membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang
dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun
secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel
sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan
dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen. Salah satu fungsi
dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.

3. Jelaskan sifat ampifatik mol. Posfolipid


Jawab : Fosfolipid merupakan salah satu senyawaan golongan lemak atau Lipid yang
banyak terdapat pada tubuh mahluk hidup tepatnya dalam membran sel bersama dengan
protein, kolesterol, dan glikolipid. Fosfolipid mempunyai sifat amfipatik artinya senyawa
tersebut memiliki 2 ujung senyawa yang berbeda sifat yaitu ujung yang bersifat polar
atau Hidrofilik dan ujung bersifat non Polar atau Hidrofobik. Kerangka dari senyawa
fosfolipid terdiri atas bagian kepala dan ekor, dimana bagian kepala merupakan bagian
yang bersifat Polar karen terdiri atas kerangka lemak (gliserol), fosfat, Amina, dan gugus
Alkohol. Karena sifat polar pada kerangka kepala, maka kerangka kepala pada senyawa
fosfolipid bersifat Hidrofilik atau suka air dan mampu mengikat atau berikatan dengan
senyawa-senyawa polar lainnya. Bagian Ekor dari senyawa fofolipid hanya terdiri atas
kerangka lemak atau lipid sehingga bersifat tidak larut dalam air atau disebut
dengan Hidrofobik dan bersifat Non Polar. Karena kandungan karakteristik yang berbeda
pada senyawa fosfolipid, maka digolongkan sebagai senyawa yang memiliki sifat
Amfipatik yaitu senyawaan yang memiliki 2 karakteristik berbeda yaitu Hidrofilik dan
Hidrofobik. Senyawa-senyawa yang memiliki sifat amfipatik merupakan senyawa yang
spesial karena dapat menyatukan 2 jenis fase yang tidak bisa bergabung yaitu air dan
lemak atau Minyak. Air dan Lemak dapat bersatu karena adanya senyawa dengan sifat
amfipatik dimana air akan diikat pada bagian ujung yang bersifat Hidrofilik dan Lemak
akan diikat pada bagian ekor yang bersifat Hidrofobik. Senyawa yang memiliki sifat
Amfipatik bisa juga disebut sebagai Emulgator, sehingga Fosfolipid dalam tubuh mahluk
hidup selain sebagai lemak juga merupakan Emulgator alami yang ada di dalam tubuh.

4. Apakah yang dimaksud dengan protein perifer, protein integral, protein trans
membran
Jawab : Protein membran periferal adalah protein yang sementara menempel pada lipid
dwilapis atau pada protein integral oleh kombinasi interaksi hidrofobik, elektrostatik, dan
interaksi nonkovalen lainnya. Protein periferal berdisosiasi mengikuti perlakuan dengan
reagen polar, seperti larutan dengan pH dinaikkan atau konsentrasi garam tinggi.
Protein membran integral menempel secara permanen pada membran. Protein ini dapat
dipisahkan dari membran biologis hanya dengan menggunakan detergen, pelarut
nonpolar, atau terkadang agen pendenaturasi. Satu contoh jenis protein ini yang saat ini
belum dikarakteristikkan secara fungsional adalah SMIM23. Protein ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan lipid dwilapis:
1. Protein politopik integral, juga dikenal sebagai "protein transmembran", adalah protein
membran integral yang membentang melintasi membran setidaknya satu kali. Protein ini
mungkin memiliki topologi transmembran berbeda. Protein ini memiliki satu dari dua
struktur arsitektur:
 protein berkas heliks, terdapat pada semua jenis membran biologis;
 protein tabung beta, yang hanya ditemukan pada membran luar bakteri Gram-
negatif, serta membran luar mitokondria dan kloroplas.
2. Protein monotopik integral adalah protein membran integral yang hanya menempel pada
satu sisi membran dan tidak membentang hingga melintasi membran.

5. Apa yang dimaksud membran bersifat dinamis? Untuk apa harus dinamis?
Jawab : Membran plasma tersusun dari molekul-molekul lipid (lemak), protein dan
sedikit karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri.
Bersifat dinamis karena mempunyai struktur seperti fluida (zat cair), sehingga
memungkinkan molekul lipid dan protein dapat bergerak.

TUGAS 2
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat cair membran
Jawab :

a. Temperatur  The leleh  membran didefinisikan sebagai suhu di mana


membran bertransisi dari organisasi seperti kristal ke organisasi seperti fluida, atau
sebaliknya. Transisi fase ini bukanlah transisi keadaan yang sebenarnya, tetapi dua
tingkat organisasi sangat mirip dengan keadaan padat dan cair.
T < Tm : Membran berada dalam fase Kristal, tingkat keteraturan pada lapisan 2
tinggi dan fluiditas rendah
T > Tm : Membran berada dalam fase kristal cair, membran kurang teratur dan
lebih cair. Pada 37°C, ini adalah keadaan membran: kehadiran kolesterol ,
meskipun, memungkinkan stabilisasi membran dan organisasi yang lebih kompak.
b. Ikatan rangkap asam tak jenuh  Komposisi membran juga dapat mempengaruhi
fluiditasnya. Fosfolipid membran menggabungkan asam lemak dengan panjang
dan saturasi yang bervariasi . Lipid dengan rantai yang lebih pendek kurang kaku
dan kurang kental karena lebih rentan terhadap perubahan energi kinetik karena
ukuran molekulnya yang lebih kecil dan memiliki luas permukaan yang lebih
sedikit untuk menjalani penstabilan gaya London dengan rantai hidrofobik yang
berdekatan. Rantai lipid dengan ikatan rangkap karbon-karbon ( tak jenuh ) lebih
kaku daripada lipid yang jenuhdengan hidrogen, karena ikatan rangkap tidak dapat
berputar bebas. Karena kekakuan ini, ikatan rangkap tak jenuh mempersulit lipid
untuk berkumpul bersama dengan membuat kekakuan pada rantai hidrokarbon yang
diluruskan. Sementara lipid individu mungkin lebih kaku, membran yang dibuat
dengan lipid semacam itu lebih cair dan memiliki titik leleh yang lebih rendah :
lebih sedikit energi panas yang diperlukan untuk mencapai tingkat fluiditas yang
sama seperti membran yang dibuat dengan lipid dengan rantai hidrokarbon
jenuh. [1] Penggabungan lipid tertentu, seperti sfingomielin , ke dalam membran
lipid sintetis diketahui dapat membuat membran menjadi kaku. Membran seperti itu
dapat digambarkan sebagai "keadaan kaca, yaitu kaku tetapi tanpa urutan Kristal
c. Kolesterol bertindak sebagai pengatur dua arah dari fluiditas membran karena pada
suhu tinggi, ia menstabilkan membran dan meningkatkan titik lelehnya, sedangkan
pada suhu rendah ia menginterkalasi antara fosfolipid dan mencegahnya berkumpul
bersama dan menjadi kaku. Beberapa obat, misalnya Losartan , juga dikenal untuk
mengubah viskositas membran. [2] Cara lain untuk mengubah fluiditas membran
adalah dengan mengubah tekanan. [1]Di laboratorium, lapisan ganda lipid dan
lapisan tunggal yang didukung dapat dibuat secara artifisial. Dalam kasus seperti
itu, seseorang masih dapat berbicara tentang fluiditas membran. Membran ini
didukung oleh permukaan yang datar, misalnya bagian bawah kotak. Fluiditas
membran ini dapat dikontrol oleh tekanan lateral yang diterapkan, misalnya oleh
dinding samping kotak.

2. Mengapa sel selalu menjaga agar membran tidak terlalu sol dan tidak terlalu gel?
Bagaimana cara sel menjaganya?
Jawab : yaitu dengan cara proses homeostatis, Homeostasis adalah proses dan
mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi
konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada
lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini meliputi berbagai variabel,
seperti suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga dalam batas yang telah
ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya yaitu pH cairan
ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta kadar gula darah. Hal-
hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan aktivitas tubuh terus berubah. Setiap
variabel ini dikendalikan oleh satu atau beberapa mekanisme yang bersama-sama
mempertahankan kehidupan. Mekanisme homeostasis yang paling dikenal pada mamalia
adalah regulator (pengatur) yang menjaga agar komposisi cairan ekstraseluler (atau
"lingkungan internal") tetap konstan, terutama yang berkaitan
dengan suhu, pH, osmolalitas, serta konsentrasi natrium, kalium, glukosa, karbon
dioksida, dan oksigen. Ada banyak sekali mekanisme homeostasis lain yang mengatur
beragam aspek fisiologi dalam tubuh. Ketika tingkat suatu variabel lebih tinggi atau lebih
rendah dari yang dibutuhkan, masing-masing kondisi ini sering diawali dengan hiper- dan
hipo-, seperti hipertermia dan hipotermia atau hipertensi dan hipotensi.
Jika suatu entitas dikendalikan melalui homeostasis, hal itu tidak menyiratkan bahwa
nilainya harus benar-benar stabil untuk menjaga kesehatan. Suhu inti tubuh, misalnya,
diatur oleh mekanisme homeostasis oleh sensor suhu, di
antaranya hipotalamus pada otak. Namun, titik setel suatu regulator diatur ulang secara
teratur. Sebagai contoh, suhu inti tubuh pada manusia bervariasi sepanjang hari
(dipengaruhi oleh ritme sirkadian), dengan suhu terendah terjadi pada malam hari dan
tertinggi pada sore hari. Suhu normal juga bervariasi akibat siklus menstruasi. Titik setel
regulator suhu diatur ulang ketika infeksi untuk menghasilkan demam. Organisme
mampu menyesuaikan diri pada berbagai kondisi seperti perubahan suhu atau kadar
oksigen pada ketinggian tertentu, dengan proses aklimatisasi.

3. Secara umum apa saja fungsi membran


Jawab : yaitu 1) Menyokong struktur sel, Fungsi utama membran sel adalah sebagai
penyokong terluar dari struktur sel. Adanya membran sel mencegah supaya bentuk sel
tidak berubah. Selain itu, fungsi penyokong membran sel berfungsi untuk menjaga isi
atau bagian dalam sel tidak keluar sel. 2)Tempat melekat sitoskeleton, Sitoskeleton
merupakan rangka dari suatu sel. Oleh karena itulah, keberadaan membran sel berfungsi
sebagai tempat melekatnya sitoskeleton. 3) Pelindung sel, Sebagaimana fungsi sebagai
pelindung sel, membran sel menyeleksi setiap senyawa yang boleh masuk dan keluar sel.
Membran sel memperbolehkan senyawa keluar masuk sel diantaranya seperti oksigen dan
air. 4) Komunikasi sel, Dalam membran sel terdapat reseptor protein yang mengikat
berbagai senyawa-senyawa dalam tubuh. Reseptor ini memberikan sinyal kepada sel
untuk memasukkan senyawa-senyawa tersebut masuk ke dalam organ sel. Hal ini
bersesuaian dengan proses produksi senyawa protein tertentu. 5)Berperan dalan
perkembangan sel, Membran sel juga berfungsi untuk mengatur perkembangan sel
melalui proses endositosis dan eksositosis. Proses endositosis memasukkan senyawa
untuk pertumbuhan sel ke dalam sel. Sedangkan proses eksositosis mengeluarkan
senyawa yang berlebih atau tidak digunakan lagi keluar sel.

4. Apakah peran protein pada membran


Jawab : Protein membran adalah protein yang berinteraksi dengan, atau bagian
dari, membran biologis. Protein membran ini memuat protein membran integral yang
tertahan secara permanen atau bagian dari membran dan protein membran periferal yang
hanya sementara menempel pada lipid dwilapis atau pada protein integral lainnya. Protein
membran menampilkan berbagai fungsi vital untuk kesintasan organisme.
Protein reseptor membran merelai sinyal antara internal sel dan lingkungan eksternal
diantaranya yaitu :
a. Protein transpor memindahkan molekul dan ion melintasi membran. Protein ini
dikategorikan berdasarkan Basis Data Klasifikasi Pengangkut.
b. Enzim membran mungkin memiliki banyak aktivitas, seperti oksidoreduktase,
transferase, dan hidrolase.
c. Molekul adhesi sel memungkinkan sel untuk mengidentifikasi satu sama lain dan
berinteraksi. Sebagai contoh, protein yang terlibat dalam respons imun

5. Apakah peran lipid pada membran


Jawab : Fungsi biologis utama lipid yaitu untuk menyimpan energi, berperan
dalam pensinyalan, dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel. Lipid
digunakan dalam industri kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi.

6. Apakah peran karbohidrat pd membran


Jawab : Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan
lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada permukaan
sel dan berfungsi dalam interaksi sel dan sekitarnya. Peran karbohidrat dalam membrane
sel adalah system kekebalan dan pengenalan sel yang mampu membedakan sel satu
dengan sel yang lainnya

TUGAS 3 : Karbohidrat pada membran


1. Apakah semua sel memiliki membran yang mengandung karbohidrat?
Jawab : iya, karena komponen organik dari sel terdiri dari karbohidrat, protein, lemak,
dan asam nukleat.
2. Dalam bentuk apakah karbohidrat pada membran?
Jawab : karbohidrat pada membrane plasma terikat pada protein atau lipid dalam bentuk
glikopida dan glikoprotein. Pada membrane plasma terkandung 2-10% karbohidrat.
Karbohidrat dalam lemak berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein.

3. Apakan fungsi/peran karbohidrat pada membran?


Jawab : Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan
lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada permukaan
sel dan berfungsi dalam interaksi sel dan sekitarnya. Peran karbohidrat dalam membrane
sel adalah system kekebalan dan pengenalan sel yang mampu membedakan sel satu
dengan sel yang lainnya

TOPIK : TRANSPOR via MEMBRAN


 Tugas 1
Transpor via membran dapat dibedakan atas transpor makro molekul dan transpor mikro
molekul. Transpor makromolekul ada yang bersifat langsung (transformasi dan
konjugasi). Jelaskan bagaimana mekanisme/proses terjadinya transformasi dan konjugasi.
Jawab :
- Transformasi = Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari
lingkungan di sekelilingnya. DNA yang berada di sekitar bakteri (DNA asing) dapat
berupa potongan DNA atau fragmen DNA yang berasal dari sel bakteri lainnya atau
dari organisme lainnya. Masuknya DNA dari lingkungan ke dalam sel bakteri ini
dapat terjadi secara alami. Fenomena transformasi ini telah diamati oleh Griffith
(1928) dan kelompok Avery (1944). Griffith (1928) telah menemukan bahwa strain
bakteri yang tidak virulen (strain yang penampilan koloninya kasar) dapat berubah
sifatnya menjadi strain yang virulen (penampilan koloninya halus). Perubahan sifat
ini disebabkan karena strain yang tidak virulen (strain kasar) dicampur dengan sel-sel
bakteri strain virulen (strain halus) yang telah dimatikan. Avery, McCleod, dan
McCarty (1944) menemukan bahwa perubahan sifat atau transformasi dari bakteri
kasar menjadi menjadi bakteri halus atau perubahan dari tidak virulen menjadi virulen
tersebut disebabkan oleh adanya DNA dari sel bakteri halus yang masuk ke dalam sel
bakteri kasar. Berdasarkan pada mekanisme transformasi alami ini, kita dapat
melakukan transformasi bakteri secara buatan. Dengan perlakuan tertentu, kita dapat
memasukkan potongan DNA ke dalam sel bakteri. Prinsipnya sederhana yaitu
mencampurkan sel-sel bakteri hidup dengan potongan DNA tertentu di dalam tabung
reaksi. Beberapa waktu kemudian kita dapat menyeleksi selsel bakteri yang sudah
mengandung potongan DNA tertentu tersebut.

- Konjugasi adalah suatu proses transfer informasi genetik satu arah yang terjadi
melalui kontak sel langsung antar suatu sel bakteri donor dan suatu sel bakteri
resipien. Sel donor (sel jantan) memasukkan sebagian DNA-nya ke dalam sel resipien
(sel betina). Transfer DNA ini melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Sel
betina tidak memiliki pili seks. DNA dari sel jantan berpindah ke dalam sel betina
secara replikatif. Oleh karena itu, setelah proses konjugasi selesai, sel jantan tidak
kehilangan DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel berpisah kembali dan jumlah sel
tidak bertambah (setelah konjugasi tidak dihasilkan anak sel). Oleh karena itu, proses
konjugasi ini disebut juga sebagai proses atau mekanisme seksual yang tidak
reproduktif.

 Tugas 2
Transpor mikromolekul melalui cara
1. Difusi
Jawab : Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membrane
semipermeabel. Difusi bergantung pada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik. Energi untuk proses difusi adalah energi kinetik yang normal
ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan.
2. Osmosis
Jawab :
- Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel.
- Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
- Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah
dengan tekanan osmosis tinggi.
- Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi
larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel
secara osmosis.
- osmosis adalah proses difusi air melalui membran semipermeabel dari pelarut
yang berkonsentrasi tinggi (memiliki banyak air) kepelarut yang
berkonsentrasi rendah (sedikit air ) proses osmosis akan berhenti jika
konsentrasi didalam dan diluar sel telah seimbang. Mekanisme terjadinya
osmosis pada sel hewan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi zat pelarut
didalam sel. Jika dalam keadaan isotonis yaitu konsentrasi zat pelarut didalam
sel dan diluar sel seimbang tidak akan ada aktivitas osmosis didalamnya.
Sedangkan jika dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut didalam
sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut diluar sel akan menyebabkan
terjadinya osmosis. Aktivitas osmosis ini dapat dilihat dengan adanya krenasi
ataau penyusutan yang terjadi pada sel hewan. Mekanisme osmosis yang
terjadi pada sel hewan juga dapat dilihat Jika konsentrasi zat pelarut didalam
sel lebih rendah dari konsentrasi zat pelarut diluar sel atau sel dalam keadaan
hipotonis. Kegiatan osmosis ini dapat dilihat dengan adanya perpindahan
molekul zat pelarut diluar sel yang masuk kedalam sel sehingga menyebabkan
terjadinya hemolisis atau pecahnya membran plasma yang dimiliki sel hewan.
Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan .Jika sel
tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih
rendah daripada di luar sel ,mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya
molekul zat pelarut dari luar sel tunmbuhan memenuhi sel tumbuhan
sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang dinamakan
turgid.Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel selulosa untuk
menjaga bentuk sel. Jika Sel tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau
konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut di
luar sel akan terlihat terjadinya osmosis dengan keluarnya molekul zat pelarut
didalam sel dan membuat mengekerutnya sel tumbuhan dan terlepasnya
protoplasma dari dinding sel, keadaan ini disebut plasmolisis.
3. Difusi sederhana
Jawab : Difusi sederhana artinya pergerakan kinetik molekul atau ion melewati
membran sel tidak bereaksi dengan protein carier yang ada di membran sel
kecepatan difusi sederhana ditentukan dari jumlah substansi yang ada , kecepatan
gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada membran sel yang akan
dilewati oleh bahan itu. Pada difusi sederhana, proses difusi terjadi melalui dua
jalan yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak dan melalui
saluran air atau protein. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,
yaitu ukuran partikel, ketebalan membran, luas suatu area, jarak dan suhu.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin tebal membran dan besar luas area serta
semakin besarnya jarak antara dua konsentrasi, menyebabkan semakin lambat
kecepatan difusinya. Begitu pula dengan besarnya luas dan tingginya suhu akan
menyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.

4. Difusi dipercepat = Difusi dipercepat adalah proses berpindahnya zat dalam


pelarut yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa
melewati membrane semipermeable yang difasilitasi protein karier atau saluran
5. Transpor aktif primer (Na-K)
Jawab :
- Memerlukan energi dalam bentuk ATP secara langsung
- Akibat adanya transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi
membran.
- Pompa Na-K adalah salah satu proses yang ada dalam tranpor transmembran
yaitu transpor aktif, pompa Na-Kmasuk kedalam jenis transpor aktif karena
membutuhkan energi dalam pekerjaannya. Dalam sel hewan terdapat ion
Natrium dan Kalium yang cukup penting dalam menjaga proses fisiologis
didalam sel dan membantu menyeimbangkan volume sel. Natrium juga
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam sel dan tubuh.

Mekanisme kerja Pompa Na-K :


1) Na+ pada sitoplasma berikatan dengan pompa Natrium-Kalium. Afinitas
terhadap Na+ tinggi saat protein berbentuk seperti ini.
2) Pengikatan Na+ merangsang fosforilasi (penambahan gugus fosfat) protein
oleh ATP. 3) Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk, sehingga
afinitasnya terhadap Na+ menurun, dan dilepaskan ke sebelah luar.
4) Bentuk baru protein memiliki afinitas tinggi terhadap K+, yang berikatan ke
sisi ekstraselualer, dan memicu pelepasan gugus pospat.
5) Hilangnya fosfat mengembalikan bentuk awal protein, yang memiliki afinitas
lebih rendah terhadap K+
6) K+ dilepaskan;afinitas terhadap Na+ tinggi lagi, dan siklus ini berulang.
6. Transpor aktif sekunder :
- Tidak secara langsung menggunakan ATP
- Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien
konsentrasi ion (beda potensial membran).
- Pada transpor aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi membran
yang ada dan bergantung pada adanya transpor aktif primer.
- Contoh : Transpor asam amino dan glukosa melewati membran plasma
dengan suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut sebagai GLUT-4
(Glucose Transporter 4). Pengangkutan tersebut berbarengan dengan
difusinya molekul ion Na+ (transpor aktif primer) yang memungkinkan
adanya potensi membran untuk mendukung adanya transpor aktif sekunder.

7. Jelaskan manfaat transporaktif primer


Jawab :
- Transport aktif primer merupakan transpor yang memerlukan bantuan ATP
atau aliran elektron. Dengan adanya transport aktif primer dapat
mengakibatkan adanya transport aktif sekunder. Contoh transpor aktif primer
adalah transportasi K+ dan Na+. Sel dalam menjaga konsentrasi K+ di dalam
sel lebih besar dari pada di luar sel, sedangkan Na+ konsentrasi di dalam sel
lebih kecil dari pada di luar sel. Pemeliharaan ion K+ dan Na+ maka harus
dipompa untuk melawan konsentrasi yang lebih tinggi dan diperlukan ATP.
- adanya transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi membran.
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk
ke dalam sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar
dari pada di luar sel.
 Tugas 3
Analisislah beberapa cara transpor molekul tidak langsung berikut
1) Transformasi
Transformasi merupakan peristiwa dimana bakteri memperoleh DNA dari
lingkungan sekitarnya. Permukaan sel bakteri memiliki protein yang dapat
mengenali DNA dari jenis yang masih berkerabat kemudian mentransport DNA
tersebut masuk ke dalam sel. Di dalam sel, DNA asing tersebut akan menyatu
dengan DNA inang dan menyebabkan perubahan pada struktur DNA awal.
Perubahan struktur DNA ini akan menyebabkan perubahan sifat bakteri tersebut.
2) Konjugasi
Konjugasi merupakan proses transfer DNA dari satu bakteri menuju bakteri yang
lain. Jadi konsepnya adalah satu bakteri memberikan DNA sedangkan bakteri
lainnya menerima DNA tersebut. Transfer DNA tersebut terjadi melalui
terbentuknya jembatan antar 2 bakteri yang disebut pilus. DNA akan berjalan
melalui pilus tersebut sehingga bisa sampai pada bakteri penerima. Setelah
sampai di bakteri penerima, DNA tersebut akan menyatu sehingga terjadi
rekombinasi.
3) Transduksi
Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya
melalui perantaraan fage. Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel
bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri seringkali disebut bakteriofage
atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke
dalam bakteri. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau
berintegrasi dengan kromosom bakteri (ingat siklus hidup fage: siklus litik dan
siklus lisogenik). Pada waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk
membentuk partikel fage-fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian
dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya bila fage menginfeksi
bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang mengandung
sebagian dari DNA bakteri inangnya yang sebelumnya. Dengan demikian, fage
tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri kedalam sel bakteri yang diserangnya
tetapi juga memasukkan DNA dari sel bakteri lainnya yang ikut terbawa pada
DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke sel
bakteri lainnya.
4) Gambar :

 Tugas 4
1) Apakah persamaan dan perbedaan antara pinositosis dengan endositosis?
Jawab :
- Pinositosis. Proses ini hampir sama dengan fagositosis namun untuk molekul
yang memiliki ukuran lebih kecil. Biasanya berupa droplet atau tetesan cairan
yang di dalamnya mengandung bahan-bahan makanan. Bisa kita lihat
perbedaan antara fagositosis dan Pinositosis adalah jika fagositosis partikel
padatan yang akan masuk kedalam sel, sedangkan pinositosis adalah larutan
yang masuk kedalam sel.
- Endositosis adalah mekanisme untuk memasukkan makromolekul ke dalam
sel melalui membran sel. Terdapat dua jenis proses endositosis. Pertama,
fagositosis. Pada dasarnya fagositosis adalah kebalikan dari eksositosis,
dimana materi ekstraselular melekat di membran dan terjadi pelekukan ke
dalam atau cleavage. Zat yang dimasukkan ke dalam sel dengan fagositosis
adalah materi yang berukuran besar.
2) Endositosis dan eksositosis tergolong transport aktif. Untuk apakah ATP pada
kedua transpor tersebut?
Jawab :
- Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan
energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul yang berfungsi sebagai
pembawa energi di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari larutan yang
memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi,
sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel.

 Tugas 5
1) Jelaskan proses fagositis pada sel makrofag
Fagositosis merupakan suatu proses atau cara untuk memakan bakteri atau benda
asing yang dilakukan di mana setelah benda asing atau bakteri melekat pada
permukaan makrofag, maka makrofag membentuk sitoplasma dan melekuk ke
dalam, membungkus bakteri atau benda tersebut. Tonjolan sitoplasma yang saling
bertemu itu akan melebur menjadi satu sehingga benda asing atau bakteri akan
tertangkap di dalam sebuah vakuol fagostik intra sel. Lisozom yang merupakan
suatu sistem pencerna intrasel dengan kemampuan memecah materi yang berasal
dari luar maupun dari dalam, jadi lisozom akan menyatu dengan vakuol dengan
demikian akan memusnahkan bakteri atau benda asing tersebut. Fagositosis yang
efektif pada invasi kuman dini akan dapat mencegah timbulnya infeksi. Sel
fagosit dalam kerjanya juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun
spesifik. Proses fagositosis oleh makrofag berlangsung dalam 5 fase yaitu: 1.
Kemotaksis (leukosit pmn dan monosit) 2. Adhesi (partikel diselimuti opsonin) 3.
Ingesti (penelanan) 4. Degranulasi (fusi fagosom dan lisosom) 5. Pembunuhan.
2) Jelaskan proses endositosis kolesterol
- Kolesterol dalam makanan diserap dari misel garam empedu ke dalam sel
epitel usus, bersama dengan kolesterol yang disintesis oleh sel, dikemas dalam
kilomikron yang masuk ke dalam darah melalui limfe. Dalam limfe dan darah,
kilomikron memperoleh apoC11 dan apoE dari HDL. Setelah triasilgliserol
kilomikron dicerna oleh lipoprotein lipase dalam darah, sisa kolomikron akan
berikatan dengan reseptor di sel hati dan mengalami internalisasi melalui
endositosis. Terjadi pencernaan di dalam lisosom, protein dan lemak
diuraikan, asam lemak diputuskan dari ester kolesterol dan kolesterol serta
produk pencernaan sisa kolomikron lainnya membentuk depot simpanan
dalam sel hati.
- Kolesterol LDL (LowDensity Lipoprotein). LDL mengandung 21% protein
dan 78% lemak (11% trigliserida, 45% kolsterol, 22% fosfolipid) dan 1%
lemak bebas LDL, berfungsi membawa kolesterol hati ke jaringan perifer,
dibentuk pada hati dari sisa-sisa VLDL . LDL diserap oleh hati melalui proses
endositosis yang dibantu oleh reseptor. Pencernaan di lisosom mengembalikan
kolesterol LDL ke depot simpanan kolesterol hati. Setelah dibentuk di hati,
triasilgliserol kemudian dikemas bersama dengan kolesterol dari depot
simpanan kolesterol, fosfolipid, dan apoB-100 menjadi VLDL yang kemudian
disekresikan ke dalam darah. Di dalam darah, VLDL diubah menjadi
intermediate density lipoprotein (IDL) melalui digesti triasilgliserol oleh
lipoprotein lipase. Triasilgliserol IDL, apabila dicerna lebih lanjut baik oleh
lipoprotein lipase di berbagai jaringan atau oleh triasilgliserol lipase di
sinusoid hati, dapat mengalami penguraian menjadi LDL. IDL dapat pula
kembali ke hati.20 LDL diserap oleh hati melalui proses endositosis yang
dibentuk oleh reseptor. Pencernaan di lisosom mengembalikan kolesterol LDL
ke depot simpanan kolesterol hati. Endositosis dan pencernaan LDL di
lisosom juga berlangsung di jaringan di luar hati yang memiliki reseptor LDL.
Selain itu, terjadi pula pengambilan LDL melalui reseptor penyapu
nonspesifik, misalnya pada makrofag.
- LDL diambil oleh jaringan perifer dengan cara endositosis yang diperantarai
oleh reseptor. Reseptor LDL terdapat pada semua sel, tetapi jumlahnya paling
banyak di sel hati. Reseptor LDL mempunyai letak di daerah khusus yang
disebut clathrin-coated pits. Berikatannya LDL ke reseptor adalah dengan
perantara apoB100, dan penyerapan kolesterol dari LDL adalah proses yang
telah diatur sedemikian rupa. Reseptor LDL adalah sebuah polipeptida yang
mengandung 839 asam amino. Bagian ekstraseluler bertanggung jawab untuk
mengikat apoB-100/apoE. Bagian intraseluler bertanggung jawab untuk
menggabungkan reseptor LDL ke daerah membran plasma, yang disebut
coated pits. Ketika apoB-100 berikatan dengan reseptor apoB-100, kompleks
reseptor-LDL akan diinternalisasi dengan cara endositosis. Vesikel endosom
kemudian bergabung dengan lisosom. Reseptor didaur ulang dan kembali ke
permukaan sel. Partikel LDL, bersama dengan apolipoprotein dan kolesterol
ester dihidrolisis oleh hydrolase lisosom, membentuk asam amino dan
kolesterol bebas. Reseptor yang bebas kemudian dapat kembali ke permukaan
membran untuk mengikat molekul LDL yang lain. Sekitar 70% dari LDL
didegradasi di hati, dan sisanya di jaringan ekstrahepatik. Kolesterol bebas
dapat masuk ke dalam membran plasma, ataupun diesterifikasi oleh acyl-CoA
cholesterol acyltransferase (ACAT) dan disimpan di dalam sel. Kadar
kolesterol intraseluler diatur melalui supresi sintesis reseptor LDL yang
diinduksi kolesterol, dan inhibisi sintesis kolesterol yang diinduksi kolesterol.
Meningkatnya kadar kolesterol intraseluler yang dihasilkan dari penyerapan
LDL mengaktifkan ACAT, sehingga memungkinkan penyimpanan kolesterol
yang berlebih di dalam sel. Kolesterol yang disimpan ini akan mensupresi
sintesis reseptor LDL, sehingga akibatnya adalah semakin sedikit LDL dan
IDL yang dapat diambil oleh sel dan dibuang dari serum. Hal ini dapat
menyebabkan kadar kolesterol menjadi berlebihan dalam sirkulasi. Kolesterol
yang berlebih cenderung disimpan dalam arteri, menyebabkan aterosklerosis.
3) Jelaskan hubungan timbal balik antara endositosis dan fagositosis, apakah
manfaatnya bagi sel

 Tugas kelompok 4 orang


1) Jelaskan tentang transformasi dan konjugasi
Jawab :
- Transformasi = Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari
lingkungan di sekelilingnya. DNA yang berada di sekitar bakteri (DNA asing)
dapat berupa potongan DNA atau fragmen DNA yang berasal dari sel bakteri
lainnya atau dari organisme lainnya. Masuknya DNA dari lingkungan ke
dalam sel bakteri ini dapat terjadi secara alami. Fenomena transformasi ini
telah diamati oleh Griffith (1928) dan kelompok Avery (1944). Griffith (1928)
telah menemukan bahwa strain bakteri yang tidak virulen (strain yang
penampilan koloninya kasar) dapat berubah sifatnya menjadi strain yang
virulen (penampilan koloninya halus). Perubahan sifat ini disebabkan karena
strain yang tidak virulen (strain kasar) dicampur dengan sel-sel bakteri strain
virulen (strain halus) yang telah dimatikan. Avery, McCleod, dan McCarty
(1944) menemukan bahwa perubahan sifat atau transformasi dari bakteri kasar
menjadi menjadi bakteri halus atau perubahan dari tidak virulen menjadi
virulen tersebut disebabkan oleh adanya DNA dari sel bakteri halus yang
masuk ke dalam sel bakteri kasar. Berdasarkan pada mekanisme transformasi
alami ini, kita dapat melakukan transformasi bakteri secara buatan. Dengan
perlakuan tertentu, kita dapat memasukkan potongan DNA ke dalam sel
bakteri. Prinsipnya sederhana yaitu mencampurkan sel-sel bakteri hidup
dengan potongan DNA tertentu di dalam tabung reaksi. Beberapa waktu
kemudian kita dapat menyeleksi selsel bakteri yang sudah mengandung
potongan DNA tertentu tersebut.

- Konjugasi = Konjugasi adalah suatu proses transfer informasi genetik satu


arah yang terjadi melalui kontak sel langsung antar suatu sel bakteri
donor dan suatu sel bakteri resipien. Sel donor (sel jantan) memasukkan
sebagian DNA-nya ke dalam sel resipien (sel betina). Transfer DNA ini
melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Sel betina tidak memiliki pili
seks. DNA dari sel jantan berpindah ke dalam sel betina secara replikatif.
Oleh karena itu, setelah proses konjugasi selesai, sel jantan tidak kehilangan
DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel berpisah kembali dan jumlah sel
tidak bertambah (setelah konjugasi tidak dihasilkan anak sel). Oleh karena itu,
proses konjugasi ini disebut juga sebagai proses atau mekanisme seksual yang
tidak reproduktif.

2) Jelaskan perbedaan antara pinositosis dan fagositosis


- Fagositosis adalah asupan partikel padat dengan diameter lebih besar dari
sekitar 0.5μm, sedangkan pinositosis adalah asupan tetesan cairan
ekstraselular bersama dengan partikel kecil.
- Fagositosis umumnya digunakan untuk tujuan defensif, sedangkan pinositosis
digunakan untuk bahan penting asupan ke dalam sel.
- bentuk Fagositosis vesikel yang disebut fagosom, sedangkan bentuk
pinositosis vesikel disebut pinosom.
- Tidak seperti di pinositosis itu, keterlibatan lisosom dapat dilihat pada
fagositosis.
- Dalam fagositosis, partikel padat seperti bakteri, debu, bagian seluler, sel-sel
yang diambil ke dalam sel, sedangkan pada pinositosis, ion, gula, asam amino
dll, diambil ke dalam sel.
- Fagositosis juga dikenal sebagai sel makan, sedangkan pinositosis dikenal
sebagai sel minum.
- Pinositosis sering terjadi pada lapisan sel kapiler darah, sedangkan fagositosis
digunakan oleh sel-sel darah putih seperti neutrofil dan makrofag, dan
protozoa.

Anda mungkin juga menyukai