Anda di halaman 1dari 4

C. 1.

Batasan Pengertian Harga Perolehan dan Harga Penjualan


a. Harga Perolehan
- Harga beli ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva siap
digunakan.
- Semua biaya yang dikeluarkan atau terjadi untuk mendapatkan aktiva tersebut
sehingga siap untuk dipakai dalam kegiatan normal perusahaan.
Yang termasuk dalam harga perolehan adalah : harga beli aktiva, ditambah biaya angkut,
biaya pemasangan, biaya asuransi waktu pemasangan, biaya komisi, biaya balik nama, dll.
Contoh :
PT. Citra Nusa yang beroperasi di kota Bogor membeli sebuah mesin dari perusahaan
supplier di Cikarang seharga Rp100.000.000,00 PPh 22 sebesar 7,5% PT Citra Nusa, mesin
dikirim via kurir yang ditunjuk, ongkos kirim dari Cikarang ke Bogor sebesar
Rp1.000.000,00 dan instalasi pemasangan mesin memakan biaya Rp500.000,00 dan asuransi
pengiriman sebesar Rp150.000,00
Pembahasan :
Jika diuraikan semua pengeluaran untuk memperoleh mesin tersebut adalah sebagai
berikut :
Pembelian mesin : Rp100.000.000,00
PPh 22 : Rp 7.500.000,00
Ongkos kirim : Rp 1.000.000,00
Asuransi : Rp 150.000,00
Biaya instalasi : Rp 500.000,00 +
Rp109.150.000,00
Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp109.150.000,00 merupakan Harga perolehan
atas mesin tersebut.
b. Harga Penjualan
Harga yang ditetapkan berdasarkan jumlah uang yang diterima pada saat menjual suatu
barang.
Lainnya :
1.) Nilai Residu / nilai sisa adalah scrap value; residual value yaitu nilai sisa suatu
barang yang sudah habis umur ekonomisnya; dalam akuntansi nilai tersebut diperhitungkan
sebagai pengurang biaya overhead.
2.) Depresiasi adalah penurunan potensi jasa/penyusutan nilai aktiva.
3.) Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi khusus untuk sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya biji besi, hasil tambang, kayu hutan dan
sebagainya. Lapisan mineral, batu bara, kayu, gas alam, dan minyak tanah merupakan subyek
dari deplesi.
4.) Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang,
hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode
akuntansi.
5.) Harga Pembelian adalah harga yang ditetapkan berdasarkan jumlah uang yang
diberikan pada saat membeli suatu barang. Harga pembelian disebut juga modal. Dalam
situasi tertentu harga pembelian (modal) ditambah dengan ongkos atau biaya lainnya.
6.) Untung adalah selisih antara harga pembelian dan harga penjualan, dengan syarat
harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian.
7.) Rugi adalah selisih harga penjualan dengan harga pembelian dengan syarat harga
penjualan lebih kecil daripada harga pembelian.
2. Penentuan Harga Perolehan dan Harga Penjualan
Di dalam Pasal 10 UU PPh diatur beberapa ketentuan yang terkait dengan penentuan
harga perolehan atau harga penjualan yang mengakibatkan adanya pengalihan harta, berikut
uraiannya :
a. Jual beli
1.) Tidak ada hubungan istimewa
Harga perolehan atau harga penjualan, dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima
2.) Terdapat hubungan istimewa
Harga perolehan atau harga penjualan, dalam hal terjadi jual beli harta yang di dalamnya
terdapat hubungan istimewa antara pihak yang melakukan transaksi jual beli, adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.
Contoh Kasus :
CV. AXA menjual mobil kepada CV. BETA dengan harga Rp100.000.000,00, tetapi
harga pasar wajar dari mobil tersebut adalah Rp150.000.000,00. Nilai Buku mobil tersebut
bagi CV. AXA adalah Rp90.000.000,00.
Jika CV. AXA dan CV. BETA ada hubungan istimewa. Harga penjualan adalah harga
pasar wajar yakni Rp150.000.000,00, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh CV. AXA
sebesar Rp50.000.000,00
b. Tukar menukar
Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
Contoh Kasus :
PT. AL menukarkan mobil “Blast” (Nilai Buku Rp100.000.000,00, Harga Pasar
Rp150.000.000,00) dengan mobil “Center” (Nilai Buku Rp80.000.000,00, Harga Pasar
Rp150.000.000,00) milik PT. EL.
Dari transaksi tersebut, PT. AL memperoleh keuntungan sebesar Rp50.0000.000,00
dan PT. EL memperoleh keuntungan sebesar Rp70.000.000,00
Sehingga harga perolehan mobil “Blast” dan mobil “Center” dari pertukaran tersebut
adalah sebesar Harga Pasarnya yaitu Rp150.000.000,00
c. Likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha
Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar kecuali ditetapkan
lain oleh Menteri Keuangan.
Contoh Kasus :
Fa. Squad menggabungkan usaha dengan Fa. Mark pada saat penggabungan, mobil yang
dimiliki Fa. Squad memiliki Nilai Buku Rp150.000.000,00, sedangkan harga pasarnya adalah
Rp175.000.000,00. Maka, Fa. Squad memperoleh keuntungan sebesar Rp25.000.000,00.
d. Hibah, bantuan, sumbangan
Apabila terjadi pengalihan harta dalam bentuk hibah, bantuan, sumbangan
i. yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh
(Artinya, tidak ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pemberi
dan penerima), dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai sisa buku
dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.
ii. Yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a
UU PPh (Artinya, ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara
pemberi dan penerima), dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai
pasar dan harta tersebut.
Contoh Kasus :
i. CV. Sinar menghibahkan mobil kepada Yayasan Panti Jompo. Nilai Buku mobil
tersebut bagi CV. Sinar adalah Rp100.000.000,00 dan Harga Pasarnya Rp150.000.000,00.
Harga pengalihan mobil tersebut adalah sebesar nilai bukunya Rp100.000.000,00, sehingga
tidak ada keuntungan yang diakui oleh CV. Sinar. Demikian juga bagi Yayasan Panti Jompo,
harga perolehan mobil adalah sebesar Rp100.000.000,00
ii. CV. Sinar menghibahkan mobil kepada Tuan Han yang merupakan salah satu mitra
bisnis CV. Sinar. Nilai Buku mobil tersebut bagi CV. Sinar adalah Rp100.000.000,00 dan
Harga Pasarnya Rp150.000.000,00 mobil tersebut bagi Tuan Han merupakan objek pajak,
karena antara CV. Sinar dan Tuan Han terdapat hubungan usaha. Harga pengalihan mobil
tersebut adalah sebesar Harga Pasarnya Rp150.000.000,00. Sehingga keuntungan yang diakui
oleh CV. Sinar sebesar Rp50.000.000,00. Bagi Tuan Han, Harga Perolehan mobil adalah
sebesar Rp150.000.000,00
e. Warisan
Harga perolehan untuk harta yang diperoleh melalui warisan adalah sebesar Nilai Buku
bagi pihak yang mengalihkan atau nilai yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
Contoh Kasus :
Tuan Han mewariskan mobil kepada Zai. Nilai buku mobil tersebut bagi Tuan Han
adalah Rp100.000.000,00 dan Harga Pasarnya adalah Rp150.000.000,00. Harga Pengalihan
Mobil tersebut adalah sebesar Nilai Bukunya Rp100.000.000,00
f. Pengalihan harta sebagai setoran modal
Apabila terjadi pengalihan harta sebagai pengganti penyertaan saham, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c UU PPh, dasar penilaian harta bagi badan yang
menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.
Contoh Kasus :
Tuan Han menyerahkan sebuah mobil sebagai penyertaan modal pada CV. Sinar.
Mobil tersebut sebelumnya digunakan untuk usaha rental milik Tuan Han. Harga pasar mobil
adalah Rp100.000.000,00, sedangkan Nilai Bukunya adalah Rp80.000.000,00. Dari transaksi
tersebut keuntungan atas pengalihan mobil Tuan Han sebesar Rp20.000.000,00 dan Harga
Perolehan mobil bagi CV. Sinar sebesar Rp100.000.000,00.
g. Penilaian atau Pemakaian Persediaan
Untuk perhitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama (FIFO).

Anda mungkin juga menyukai