Anda di halaman 1dari 4

Teori dan Konsep Tes Menggambar

Pohon (BAUM) dalam Psikologi


Teori dan Konsep Tes Menggambar Pohon (BAUM) dalam Psikologi - Pengukuran
psikologi sudah menjadi salah satu inti dari disiplin Blog Psikologi. Tes Pohon adalah
salah satu metode proyeksi yang hingga saat ini masih digunakan oleh praktisi psikologi
di Indonesia. Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami dan menjelaskan kembali
teori dan pemahaman mengenai konsep Tes Pohon.

SEJARAH TES POHON


Pada awal 1926 GOODENOUGH mengembangkan suatu prosedur yang
terstandarisasi untuk mengevaluasi inteligensi anak-anak. Metode yang digunakan
adalah dengan menggambar seorang manusia (draw a man). Pada waktu yang
bersamaan, Emil Jucker juga mengembangkan suatu metode yang terarah, yaitu Tes
Pohon. Tes ini kemudian dielaborasi lebih lanjut oleh Charles Koch (1952, 1957). Pada
awalnya tes ini digunakan untuk tes jurusan di sekolah-sekolah oleh Charles Koch.

Alasan Koch mengembangkan tes dengan gambar Pohon, adalah Jucker mengatakan
bahwa Pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama seperti manusia. Pohon
selalu tumbuh & berkembang dan untuk hidup pohon memerlukan makanan dan
minuman. Dari hasil penelitian budaya dikatakan pohon memiliki arti dan makna yang
penting bagi manusia, oleh karena itu pohon dianggap mewakili manusia.

image source: tritontv.com


baca juga: Macam-Macam Teknik Metode Pengukuran dalam Psikologi

LANDASAN TEORI DALAM DAN ASPEK YANG


DIUNGKAP
1. Psikoanalisa

Menekankan pada masalah-masalah ketidaksadaran diri. Pohon termasuk dalam tes


proyektif karena dapat memancing hal-hal yang tidak disadari oleh orang tersebut.
Dalam pohon, terdapat bagian-bagian yang dapat memproyeksikan inner state individu.
Bagian-bagian pohon juga dapat menjadi symbol dari struktur kepribadian yang
dikembangkan aliran psikoanalisis.
2. Fenomenologis

Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang ditampilkan. Gejala tersebut
memiliki makna bagi orang tersebut. Gejala yang terlihat dalam gambar pohon
merupakan intepretasi pengalaman individu yang dituangkan dalam bentuk gambar.

3. Perkembangan

Usia individu memberikan pengaruh pada sifat dan bentuk gambar. Beberapa
percobaan pada anak-anak menunjukkan bahwa, di usia-usia tertentu, anak-anak
menggambar dengan pola yang sama.

Tes gambar orang adalah salah satu teknik yang mengukur fungsi kognitif dan
kepribadian individu. Meskipun tes ini popular dikalangan psikolog dan praktisi
pendidikan pada awalnya, tes ini kemudian popular di bidang lainnya. Dalam bidang
industry dan organisasi, tes ini masih digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui
gambaran kepribadian seseorang yang dikaitkan dengan jabatan/pekerjaan.

PERKEMBANGAN USIA DALAM TES POHON


1. Anak usia pra sekolah meletakkan dasar batang (stambasis) pada pinggir
kertas

 Usia 7 – 8 tahun : 45%

2. Penempatan batang pada garis dasar

 Usia 5 tahun : 5%
 Usia 6-7 tahun : 15%
 Usia 8 tahun : 31%

3. Embel-embel (burung, orang-orang kecil, sarang burung, rumah burung, hati)


 Usia 7 tahun : 12%
 Usia 8 tahun : 11%
 Usia 9 tahun : 20%
 Presentase menurun dengan meningkatnya usia, tetapi naik lagi dalam usia
pubertas

4. Batang digambar satu garis

 Usia 5 tahun : 44%


 Usia 6 tahun : 21%
 Usia 7 tahun : 3,7%

5. Cabang yang digambar dengan satu garis

 Usia 5 tahun : 33%


 Usia 6 tahun : 60%
 Usia 7 tahun : 75%
 Usia 8 tahun : 55%
 Usia 9 tahun : 29%
 Usia 13 tahun : 21%
 Setelah 13 tahun menurun jadi 12%

6. Batang digambar dengan 2 garis:

 Usia 7 tahun : 0-10%


 Usia 9 tahun : 44%
 Usia 13 tahun : 50-60% meningkat menjadi 75%

7. Buah yang bergantungan


 Usia 5 tahun : 29%
 Usia 6 tahun : 41%

PERAN TES BAUM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Peranannya dalam kehidupan sehari-hari, tes BAUM masih dipercaya sebagai salah
satu metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan
sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat
diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri.

Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat
bantu untuk membangun profil individu. Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini
untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari
indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang
bersifat medis.

Untuk kebutuhan dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan


metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan.
Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun penggunaannya tidak
mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.

Sekian artikel tentang Teori dan Konsep Tes Menggambar Pohon (BAUM) dalam
Psikologi.

Daftar Pustaka

 Anastasi, A & Urbina, S. 1998. Psychological Testing: 7th ed.


 Gregory, Robert.J. Psyhcological Testing:6th edition. Boston: Pearson Education

Anda mungkin juga menyukai