Anda di halaman 1dari 7

UJIAN PRAKTEK BAHASA INDONESIA

Naskah Drama “Pengejar Mimpi”

Pemeran : 1.Veronica Rosa Damayanti sebagai Natasya (Tokoh Utama)


2.Agiel Setiawan Putra sebagai Pak Herman
3.Aldi Satria sebagai Rendy
4.Aldy Sendy Sanjaya sebagai Om Boy
5.Zidna Fadhila sebagai Arin
Latar Tempat: (Di dalam cerita) Rumah dan Kampus
Perwatakan : 1.Natasya :Ambisius,Pantang Menyerah,Berkemauan tinggi
2.Pak Herman :Tegas,Mudah terpengaruh
3.Rendy :Baik,Perhatian,Peduli,Cerdik
4.Om Boy :Licik,Mau mengakui kesalahan
5.Arin :BaikPolos,Usil
Amanat :Pantang menyerah untuk mengejar Impian meskipun orang lain menentangnya.
Naskah Drama
“Pengejar Mimpi”
Suatu pagi disebuah rumah,terdapat satu keluarga yang nampak sedang sibuk.Sang Ayah dan kedua
anaknya tengah bersiap untuk pergi ke tempat tujuan masing-masing.Natasya berangkat ke
kampusnya bersama Rendy yang telah menjemputnya di depan rumah.
Natasya :”Pi,aku berangkat ke kampus dulu ya!”(Mencium tangan Pak Herman)
Arin : (Mengambil tas) “Aku juga mau berangkat ke sekolah dulu ya pi”(Mencium tanga Pak Herman)
Pak Herman :”Ya,kalian hati-hati di jalan ya”(Sambil memakai sepatu)
Natasya dan Arin :”Baik Pi”
Natasya : (Berlari menghampiri Rendy) “Maaf,ya Ren,lama ya?”
Rendy : “Nggak kok,sudah hampir jam 7 ini,ayo berangkat”
Natasya : “Ya!”
Arin : “Ekhm..masih pagi kakak-kakak” (Rendy dan Natasya tertawa)
Sesampainya di kampus,sambil menunggu jam pertama kuliah dimulai,Rendy menghampiri
Natasya yang sedang sibuk berkutat dengan buku ditangannya.Ia menyerahkan sebuah kertas,yang
membuat Natasya berteriak girang.
Rendy : “Natasya!Aku punya sesuatu untukmu,Ini!” (Menyerahkan sebuah kertas)
Natasya : (Membaca isi kertas dan terkejut) “Ren?,Apa ini?Kamu..dapat darimana?,Ini formulir
pendaftaran masuk ke AKPOL kan?”
Rendy : “Iya,itu formulir pendaftaran masuk ke AKPOL,aku dapat itu dari temanku,dan untukmu”
Natasya : “Ren! Ini benarkan?Ren,makasih banyak Ren,aku sangat senang” (Berteriak girang sambil
memegang tangan Rendy)
Rendy: “Sama-sama,aku Cuma ingin membantumu mewujudkan cita-citamu,kamu mau ikut kan?”
Natasya : “Tentu saja!Apalagi itu cita-citaku dari kecil,aku harus kasih tahu papi.Papi pasti
senang.Makasih ya Ren”
Rendy: “Iya sama-sama”
Sore itu Pak Herman yang pulang lebih awal,duduk di ruang tamu sambil menunggu kedua anaknya
pulang.Tiba-tiba Pak Herman kedatangan seorang tamu yaitu sang adik yang bernama Boy.Yang
diketahui Pak Herman sedang merintis usaha diluar kota,Boy datang karena memiliki alasan
tertantu.Tak lama kemudian Natasya dan Arin pun datang.
Pak Herman : “Jadi bagaimana keadaan usahamu diluar kota?”
Om Boy : “Ya seperti itulah.Mas,bolehkah aku tinggal dirumahmu untuk sementara waktu?.Rumahku
kemarin hangus terbakar dan aku nggak tahu lagi mau minta tolong sama siapa?”
Pak Herman : “Kebakaran?Lho kok bisa?” (Terkejut)
Om Boy : “Ya,namanya takdir mas!”
Pak Herman : “Baiklah,kamu boleh tinggal disini untuk sementara waktu,sampai keadaan membaik”
Om Boy : “Makasih ya mas,kamu sudah mau menolongku”
Pak Herman : “Iya sama-sama,sudah menjadi tugasku menolong saudara sendiri”
Arin : “Sore Pi”(Sambil mencium tangan Pak Herman)
Pak Herman : “Arin,sudah pulang kamu nak?”
Natasya :“Sore Pi” (sambil mencium tangan Pak herman)
Pak Herman : “Natasya,Lho kok tumben pulangnya bareng?”
Arin : “Tau tuh Pi,kakak kan memang gak punya pendirian,sampai pulang aja ikut-ikutan”(Tertawa)
Natasya : “Eh,sembarangan kamu.Lho kok ada Om Boy disini?”
Arin : “Iya tumben Om kesini,ada apa om?”
Om Boy :”Iya,Om mau minta izin buat tinggal disini untuk semenatara waktu,boleh kan?”
Arin : “Boleh kok om”
Natasya : “Iya Om dengan senang hati.Anggap saja rumah sendiri”
Malam harinya Natasya menghampiri Arin yang sedang membaca buku dikamarnya.Disisi lain
tanpa keduanya ketahui,Om Boy yang melewati kamar Arin,tidak sengaja mendengar percakapan
keduanya.
Natasya : “Dik,kok belum tidur sih?”
Arin : “Belum kak,masih banyak tugas yang belum selesai nih,ada apa kak?”
Natasya : “Kamu tau nggak,tadi di kampus Rendy memberi kakak formulir pendaftaran untuk masuk
ke AKPOL”
Arin : “Yang bener kak? Itu kesempatan bagus untuk mewujudkan cita-cita kakak”
Natasya: “Kamu benar dik,kan kamu tau sendiri kalau masuk ke AKPOL itu cita-cita kakak dari kecil”
Arin : “Iya kak,sayang kalau kakak nggak ikut pendaftarannya,apalagi kalau kakak jadi polisi
beneran.Papi pasti bangga”
Natasya : “Iya dik,kakak pasti ikut pendaftaran itu,kakak nggak mau kehilangan kesempatan
ini.Makasih ya dik.Ihh gemes deh” (Sambil mencubit pipi Arin & pergi)
Arin : “Apaan sih kakak nih” (Kesal)
Om Boy : “Wah,bisa gawat kalau Natasya masuk ke AKPOL,semua bisa tahu siapa aku sebenarnya,ini
tidak bisa dibiarkan,aku harus mencegah Natasya untuk mengikuti pendaftaran itu,tapi
caranya?”(Menguping)
Saat Natasya dan Arin telah pergi,Om Boy menghampiri Pak Herman yang sedang membaca koran
di ruang tamu.Di dalam pikirannya terlintas sebuah ide licik,ia pun duduk di samping Pak Herman dan
mulai menjalankan rencana yang ia pikirkan tadi.
Om Boy : “Kebetulan Mas Herman lagi sendirian,inilah kesempatan bagiku”(Menyeringai licik)
Om Boy : “Nggak berangkat kerja mas?”(Menghampiri dan duduk disamping Pak Herman)
Pak Herman : “Iya sebentar lagi”
Om Boy : “Nggak terasa mas anak-anakmu sudah besar ya,khususnya Natasya.Ngomong setelah ini
dia mau lanjut kerja dimana mas?”
Pak Herman : “Kalau aku terserah mereka mau lanjut kemana,yang penting itu baik dan sesuai
dengan keinginan mereka.”
Om Boy : (Menganggukkan kepala)”Kamu benar juga,dengar-dengar Natasya mau lanjut masuk ke
AKPOL ya mas?”
Pak Herman : “Darimana kamu tau?”
Om Boy : “Itu cita-citanya dari kecil kan?Tapi mas menurutku polisi adalah pekerjaan yang paling
beresiko,harus siap mengorbankan nyawanya juga kan,apalagi Natasya adalah seorang wanita.”
Pak Herman : (Bingung) “Jika difikirkan apa yang kamu katakan ada benarnya,aku dulu sudah berjanji
dengan mami mereka untuk menjaga mereka berdua,tapi itu adalah cita-citanya”(Ragu)
Om Boy : “Mas,lebih baik kamu pikirkan lagi.Jika kamu mengambil keputusan yang salah,maka
Natasya yang akan menjadi korbannya.”
Lelah,itulah yang Pak Herman rasakan.Sepulang kerja ia terduduk di ruang tamu,ia memejamkan
matanya untuk sekejap,dan terus berpikir tentang pembicaraannya tadi pagi dengan Om Boy.Sang
anak,Natasya mengahmpirinya dengan membawakan secangkir kopi panas.
Natasya : “Ini pi,di minum dulu.Papi pasti lelah” (Menyerahkan secangkir kopi)
Pak Herman : “Makasih ya nak” (sambil meminum kopi)
Natasya : “Pi,sebenarnya ada yang mau Natasya omongin.Aku dapat formulir pendaftaran masuk ke
AKPOL,dan aku ingin mengikuti pendaftaran itu.Apa papi setuju?”
Pak Herman : (Berpikir) “Nak,apa kamu yakin?Polisi adalah pekerjaan yang beresiko.Menurut Papi
kamu jangan mendaftar dulu.”
Natasya : (Kecewa & Bingung) “Lho kok gitu? Ini adalah cita-cita Natasya dari kecil”
Pak Herman : “Papi nggak mau kamu kenapa-napa.”
Natasya : “Nggak bisa begitu pi.Papi nggak bisa melarangku,ini yang paling aku tunggu”
Pak Herman : “JIKA PAPI BILANG NGGAK YA NGGAK,KAMU SEBAGAI ANAK HARUS MENURUTI APA
YANG PAPI KATAKAN!”(Membentak dan berdiri dari duduknya)
Natasya : “Maaf pi,Natasya tidak bisa menuruti perintah papi,aku akan tetap ikut pendaftaran
itu.”(Berdiri)
Pak Herman : “Natasya!” (Mengangkat tangan hampir menampar)
Rendy : (Masuk ke dalam rumah lalu mencegah tangan Pak Herman) “Jangan Om!”
Natasya : (Memejamkan matanya & Menangis) “APA PI?TAMPAR PI,TAMPAR!!Aku kecewa sama
papi!” (Meninggalkan ruang tamu)
Rendy : “Natasya!Om apa yang lakukan,dia adalah anak om” (Memegang bahu Pak Herman)
Pak Herman : (Menoleh ke arah Rendy) “Diam kamu!Ini urusan keluarga saya,kamu nggak berhak ikut
campur.Lebih baik kamu pergi sekarang!”
Rendy : “Baik Om,saya harap om tidak akan menyesal”(pergi)
Arin : “Pi!Ada apa ini?Kakak menangis,apa yang papi lakukan?”
Pak Herman : “Papi melarangnya masuk ke AKPOL.Itu adalah pekerjaan yang beresiko,kakakmu
adalah seorang wanita juga”
Arin : “Huuh..apa salahnya kakak ingin menjadi polisi.Wajar kakak kecewa dengan Papi,itu adalah
keinginannya dari kecil.Udahlah pi,Arin juga kecewa sama papi” (Meninggalkan Pak Herman)
Pak Herman : “Maaf,papi nggak tau lagi apa yang harus papi lakukan.”
Kejadian malam itu telah membuat Natasya marah besar,kekecewaannya terhadap sang ayah
masih ia rasakan hingga pagi ini.Ketika Pak Herman telah berangkat kerja,Rendy menjemput Natasya
dan mengajaknya untuk pergi ke kampus bersama.
Natasya : “Ren,maaf ya papi tadi malam udah kasar sama kamu.”
Rendy : “Iya nggak papa,aku juga tau tadi malam papi kamu lagi emosi”
Natasya : (tersenyum) “Makasih ya,ya udah aku siap-siap dulu ya”(Meninggalkan Rendy)
Om Boy : (Keluar dari kamar,lupa menutup pintu)
Rendy : “Kamarnya Om Boy kok nggak ditutup,tunggu dulu apa itu?”(Berjalan menuju kamar Om Boy)
Rendy : (Mengambil Botol) “Apa ini?Kok banyak obat?Ada sesuatu yang janggal dengan Om
Boy.”(Keluar dengan membawa botol itu)
Om Boy : (Kembali masuk ke dalam kamar)
Natasya : “Yuk Ren,berangkat!”
Rendy :”Ayo!Ekhm..Natasya,sebenarnya aku merasa ada sesuatu yang janggal dengan Om
Boy”(Berbisik sambil berjalan keluar rumah)
Natasya :”Maksudmu?”
Rendy : “Nanti kalau aku sudah mengetahui yang sebenarnya,baru aku jelaskan padamu”
Suatu siang,Arin menghampiri Natasya yang sedang duduk di ruang tamu bersama Rendy,saat
siang itu Pak Herman dan Om Boy tidak ada dirumah.Ia membawa suatu botol di
tangannya.Wajahnya terlihat kebingungan.
Arin : “Kak!Lihat! Obat apa ini?”(Menunjukkan botol)
Natasya : “Apa itu?Darimana kamu mendapatkannya?”
Arin : “Aku tadi beres-beres di kamarnya om boy,dan aku menemukan botol obat yang banyak di
kamarnya om boy.”
Rendy : (Menghela nafas) “Huuftt..itu adalah pil ekstasi,Om kalian adalah pengedar narkoba yang
menjadi buronan para polisi”
Natasya : (Terkejut) “Ren?Om Boy..adalah buronan?”
Rendy : “Ya,aku sudah bertanya dengan temanku isi botol tersebut,aku membawanya,dan setelah
diteliti itu adalah pil ekstasi.Aku juga pernah mendengar berita pengedar narkoba yang kabur dari
penjara”
Arin : (Takut) “Kakak terus apa yang harus kita lakukan?”
Natasya : “Ini tidak bisa dibiarkan.Jadi yang selama ini memperngaruhi papi untuk melarangku masuk
ke AKPOL adalah om Boy,ia tidak mau jika identitasnya terbongkar.”
Rendy : “Ya,Papi kamu menjadi ragu karena terpengaruh omongan Om Boy,kekhawatirannya
padamu yang menyebabkan itu semua adalah Om Boy.Ayo ikut aku!Arin jaga rumah!”(Menarik
Natasya)
Arin :”Baik kak,hati-hati dijalan!”
Setelah beberapa jam Natasya dan Rendy pergi,Pak Herman dan Om Boy pulang.Keduanya pun
berbincang-bincang di ruang tamu.Pak Herman masih belum mengetahui identitas Om Boy yang
sebenarnya.Arin yang juga berada disana duduk sambil menatap Om Boy secara tajam,berharap
Rendy dan Natasya segera kembali.
Pak Herman : “Jadi bagaimana rumah kamu itu tiba-tiba terbakar?”
Om Boy : “Aku juga nggak tau mas,waktu itu aku masih tidur,dan nggak tau apa yang terjadi”
Pak Herman : “Mmmm..ngomong-ngomong kamu sebenarnya memiliki usaha apa sih?”
Om Boy : “Ya,usaha seperti restoran gitu deh mas”
Rendi : (Masuk bersama polisi dan Natasya) “Bohong!Jangan percaya Om!Pak tangkap dia?”
Om Boy : (Terkejut) “Apa-apaan ini?Apa maksud kamu Rendy?”
Pak Herman : “Cukup!Jelaskan apa yang terjadi?”
Polisi 1 : “Maaf pak,Pak Boy ini adalah tahanan pengedar narkoba yang telah kabur dari penjara,ia
menjadi buronan sejak 6 bulan yang lalu”
Natasya : “Karena itulah,Om Boy mempengaruhi Papi untuk melarangku masuk ke AKPOL,Om Boy
tidak ingin identitasnya terbongkar”
Arin : “Iya pi,aku menemukan obat-obatan dikamar Om Boy saat aku beres-beres tadi siang”
Pak Herman : “Boy?Apa itu benar?”
Om Boy : (Menunduk dan merasa menyesal) “Maaf mas!”
Pak Herman : “Penilaianku padamu selama ini salah,kebahagiaan anakku aku pertaruhkan hanya
karena hasutan darimu,meski kamu adalah adikku,hukum tetaplah hukum,bawa dia pak!”
Polisi 2 : “Baiklah begitu kami permisi pak” (Pergi bersama Om Boy)
Pak Herman : (Menatap Natasya dan memegang bahunya) “Maafkan Papi.Papi udah melarang kamu
untuk masuk ke AKPOL.Papi sangat menyesal”
Natasya : “Natasya sudah memaafkan papi kok” (Tersenyum)
Rendy : “Maaf,bukannya saya tidak sopan menyela dalam suasana seperti ini.Natasya ini ada surat
untukmu!” (Memberikan sebuah Amplop putih)
Natasya : (Menerima dan membuka amplop tersebut) “Hasil Pendaftaran Akademi Kepolisian?”
Arin : “Bagaimana kak hasilnya?”
Natasya : “Aku..aku..AKU DITERIMA!!!RENDY,ARIN,PAPI AKU DITERIMA MASUK KE AKPOL!”(Berteriak
girang)
Arin : “Benarkah?Kakak!!Selamat ya!!”
Natasya : “Ya dik,Pi?Apa papi menyetu..”(Terpotong)
Pak Herman : “Kamu telah bekerja keras,dan tidak pernah menyerah.Sekarang papi tidak punya
alasan lagi untuk melarangmu.Papi menyetujuinya”
Arin : “Akhirnya...gitu dong pi!”
Natasya : (Terharu) “Makasih pi..aku akan membuat kalian semua bangga.Itu janjiku.Ren,makasih
kamu udah banyak membantu kami,khususnya aku”
Rendy : “Ya,sama-sama.Sebagai imbalannya kamu harus membuat kami semua bangga
padamu,karena aku yakin kamu pasti bisa”
Arin : “Ekhm..ada yang dipuji nih” (Menyenggol lengan Natasya)
Natasya : “Arin..sirik aja kamu” (Semua Tertawa)
Seperti itulah kisah berakhir.Ambisi yang besar disertai dengan kemauan dari dalam diri yang
Natasya miliki,telah mampu menyadarkan Pak Herman dari hasutan sang adik yang licik itu.Meraih
impian yang diinginkan adalah wajib bagi kita,tak peduli bagaimana anggapan orang lain terhadap
impian yang kita dambakan tersebut.

-Selesai-
NASKAH DRAMA UJIAN PRAKTEK BAHASA INDONESIA
“Pengejar Mimpi”

Nama Kelompok 1 : 1.Agiel Setiawan Putra (01)


2.Aldi Satria (02)
3.Aldi Sendy Sanjaya (03)
4.Veronica Rosa Damayanti (27)
5.Zidna Fadhila (28)
Kelas : IX A

Anda mungkin juga menyukai