Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inisiasi menyusu dini ialah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Pada
satu jam pertama bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi
tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan
mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI kolostrum. Kolostrum adalah susu
awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan dalam waktu 24
jam pertama setelah melahirkan.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah awal menuju kesuksesan
menyusui, salah satu faktor penting dari pembangunan sumber daya manusia
kedepan. Penelitian menunjukan bahwa mortalitas dapat ditekan dengan efektif saat
kita memberikan kesempatan pada bayi untuk bersama ibunya, dengan kontak kulit
dan membiarkan mereka bersama-sama minimal 1 jam. Disaat itu ibu dapat merespon
bayinya, memberi perhatian, memberi kehangatan dan memperkenalkan arti
kehidupan dunia yang baru, sehingga bayi pun lebih tenang dan jarang menangis,
bayi menjadi lebih hangat sehingga dapat menurunkan resiko kedinginan, bayi pun
dapat menghadapi proses adaptasi dengan lebih baik.
Program IMD dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir
di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu
untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi
dan ibu. Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada
ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini
membantu dia menemukan puting susu ibu.
Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi
akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh
bayi dapat bertambah dalam IMD tidak boleh memberikan bantuan apapun pada bayi
tapi biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibu
dalam jangka waktu 1 jam pertama. Dengan melakukan IMD, kedekatan antara ibu
dengan bayinya akan terbentuk sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi

1
ternyata daya tahan tubuh si bayi akan drop hingga mencapai 25%. Ketika si ibu
bersama dengan si bayi, daya tahan si bayi akan berada dalam kondisi prima.
Program IMD mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang
baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun
keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang
dipraktekkan. Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi
yang baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk meminta
dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya. Begitu juga dengan dokter
atau bidan yang tidak mau direpotkan dengan kegiatan ini sehingga akhirnya bayi
tidak diberi kesempatan untuk melakukan ini.

B. Tujuan Pedoman
Pentingnya menyusui ASI secara dini terutama dalam hal ini adalah dengan
segera memberikan ASI pertama yang mengandung Coloostrum yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan bayi.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang bayi yang dapat dijangkau ibu post partum selama 24 jam.

D. Batasan Operasional
Ruang bayi yang hanya dapat dikunjungi oleh ibu dan tenaga kesehatan lainnya,
maksudnya suami maupun keluarga tidak dapat masuk keruangan tersebut demi
tercapainya pelaksanaan IMD.

E. Landasan Hukum
PP No.33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif pasal 30 ayat 3 yang menerangkan
bahwa pengurus tempat kerja wajib menyiapkan fasilitas khusus untuk menyusui dan
memera asi sesuai kemampuan perusahaan.
Pasal 34 juga menyebutkan bahwa tempat kerja wajib memberi kesempatan bagi
karyawan untuk memera asi ditempat kerja selama waktu kerja

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari pelayanan program ASI
eklusif perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang
jelas baik secara administratif maupun teknis. Adanya klasifikasi rumah sakit
berdasarkan kemampuan layanan yang dilihat dari aspek jenis layanan yang tersedia,
kompetensi SDM, fasilitas dan sarana. Pengelolaan ini dikoordinir oleh suatu kelompok
kerja (Pokja) yang sifatnya fungsional yang ditetapkan dengan SK direktur rumah sakit
secara prinsip layanan ASI eklusif menjadi bagian dari layanan anak atau perinatal.

B. Pengaturan Jaga
Jaga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam rumah sakit.baik
buruknya pengaturan jaga yang dilakukan oleh menejemen rumah sakit memegang
peran penting dalam mempengaruh kinerja rumah sakit.oleh sebab itu, diperlukan
suatu pengaturan jaga yang baik, sehingga pelayanan terhadap pasie akan baik pula.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

4
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan IMD adalah
a. 1 alat penghangat yang berfungsi baik
b. 1 monitor denyut jantung
c. 1 timbangan bayi
d. 1 oksimeter nadi
e. Stetoskop
f. Topi bayi

1. Persyaratan Minimal Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai


Obat-obatan khusus tidak dianjurkan IMD.

2. Persyaratan Minimal Peralatan


Pelaksanaan IMD perlu ditunjang berbagai kelengkapan seperti :
 Standard Operational Procedure (SOP)
 Kebijakan RS tentang pelaksanaan IMD (SK direktur RS)
 Peralatan Unit IMD mencakup :
 Media informasi seperti leaflet, brosur atau video sebagai bahan tambahan
bahan pembelajaran.

5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

 Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.


 Menyarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi.
 Mempersilahkan ibu untuk menentukan cara melahirkan yang diinginkannya,
misalkan melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
 Mengeringkan seluruh badan dan kepala bayi sebaiknya dikeringkan secepatnya,
kecuali kedua tangannya.
 Menengkurapkan bayi di dada atau di atas perut ibu, dan biarkan bayi melekat
dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit dipertahankan minimal satu jam
setelah menyusu awal selesai dan keduanya diselimuti.
 Membiarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu, ibu dapat saja merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
 Memberikan dukungan pada ayah agar membantu ibu untuk mengenali tanda-
tanda atau prilaku bayi sebelum menyusu.
 Menganjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu
yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
 Memisahkan bayi dari ibu untuk ditimbang ,diukur, dan dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai.
 Merawat gabung, ibu dan bayi dalam satu kamar.

Dalam Inisiasi Menyusu Dini melalui 5 (lima) tahapan prilaku sebelum bayi menyusu,
yakni :
 Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga. Bayi diam
tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang
istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke
luar kandungan.

 Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum,
mencium, menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan air ketuban yang ada
ditangannya. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara
dan puting susu ibu.
 Mengeluarkan air liur, saat menyadari ada makanan disekitarnya bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
6
 Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran,
dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menoleh ke kanan dan ke
kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan
tangan yang mungil.
 Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat
dengan baik

7
BAB V
LOGISTIK

Bangunan dan prasarana yang dibutuhkan tertanggung pada model IMD yang akan
di implementasikan di RS. Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan prasarana umum yang
diperlukan untuk melakukan IMD :
 Bangsal dengan dua atau tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu
untuk tinggal seharian dengan si bayi (minimal ukuran area untuk 1 TT adalah
9,29 meter persegi).
 Westafel untuk cuci tangan dan kamar mandi dengan prasarana air bersih,
sabun dan handuk.
 Ruangan lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas
untuk konseling dengan ibu.
 Fornitur yang dibutuhkan di bangsal IMD.

3. Persyaratan Minimal Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai


Obat-obatan khusus tidak dianjurkan IMD.

4. Persyaratan Minimal Peralatan


Pelaksanaan IMD perlu ditunjang berbagai kelengkapan seperti :
 Standard Operational Procedure (SOP)
 Kebijakan RS tentang pelaksanaan ASI eklusif (SK direktur RS)
 Peralatan Unit IMD mencakup :
 Media informasi seperti leaflet, brosur atau video sebagai bahan tambahan
bahan pembelajaran.

8
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Standar keselamatan pasien untuk program IMD adalah :

1. Hak pasien atau Keluarga pasien


Bayi berhak mendapatkan IMD.

2. Mendidik Keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dalam pemberian IMD.

3. Keselamatan pasien dan Kesinambungan


Rumah sakit menjamin kesinambungan program IMD.

4. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

9
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Standar keselamatan kerja untuk pelayanan IMD adalah :

 Melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan kerja RS harus


memperbaiki pelayanan, memonitoring dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan IMD

 Mendidik staf tentang keselamatan kerja rumah sakit menyelenggarakan


pendidikan dan pelatihan-pelatihan tentang IMD yang berkelanjutan sesuai standar
profesi dan standar pelayanan untuk meningkatkan kompetensi staf dan pelayanan
IMD .

10
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Interfensi terhadap perawatan program asi eklusif ini perlu dipertahankan dan ditekankan
melalui kualitas layanan baik di Rumah Sakit.
Sasaran dapat terlihat dari efektifitas dan efisiensi.

 Efektifitas fungsi merupakan pencapaian kepuasan pasien dan kelangsungan


hidup dan kesehatan optimal, kepuasan pasien dan kelangsungan program
program asi eklusif.
 Efisiensi asi eklusif menandakan bekerja baik dan optimal dalam penggunaan
sumber daya yang ada.

Efektifitas dan efisiensi dapat di evaluasi dalam kegiatan hari perhari dan

perbandingan pelaksanaan standar keperawatan.

11
BAB IX
PENUTUP

Program asi eklusif dapat diaplikasikan karena tidak membutuhkan sumber daya
yang besar. Bahkan hasil penelitian membuktikan bahwa PMK program asi eklusif
memberikan keuntungan bagi RS sebagai pelayanan yang efektif, hemat biaya,
memberikan kelangsungan hidup bayi yang lebih baik dan kualitas pelayanan yang lebih
baik.

Program asi ekslusif merupakan salah satu interfensi dengan teknologi tepat guna
yang dilakukan untuk mengurangi kematian neonatal. metode ini dapat dilaksanakan di
semua tingkat pelayanan dari mulai Rumah Sakit sampai keluarga.

12
INFORMED CONSENT BAYI (PENOLAKAN IMD)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan penolakan untuk dilakukannya IMD (Inisiasi
Menyusui Dini) kepada bayi saya dengan alasan:

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui
Dini)
 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Lampung ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

13
INFORMED CONSENT BAYI (PERSETUJUAN IMD)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan untuk dilakukannya IMD (Inisiasi Menyusui
Dini):

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui
Dini)
 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Lampung, ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

14
INFORMED CONSENT BAYI (PERSETUJUAN PEMBERIAN SUFOR)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan untuk persetujuan pemberian sufor (susu
formula/ susu bantu) dikarenakan

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya ASI (air susu ibu)
 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Lampung ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

15
LAPORAN HASIL IMD

TRIWULAN I s/d IV (JANUARI s/d DESEMBER 2015)

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka pelaksana strategi IMD di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III POLDA

Lampung , pelayanan IMD perlu dikembangkan.

2. HASIL KEGIATAN

 Pelayanan

Laporan hasil IMD pada Triwulan I

1. Bulan Januari jumlah bayi = 42 bayi

Semua bayi dilakukan IMD

2. Bulan Februari jumlah bayi = 33 bayi

Semua bayi dilakukan IMD

3. Bulan Maret jumlah bayi = 28 bayi

Semua bayi IMD

Jadi jumlah Triwulan I (Januari s/d Maret) = 92 bayi

Laporan hasil IMD pada Triwulan II

1. Bulan April jumlah bayi = 49 bayi

Semua bayi dilakukan IMD

2. Bulan Mei jumlah bayi = 42 bayi

3. Bulan Juni bayi = 46 bayi

Jadi jumlah Triwulan II (April s/d Mei) = 137bayi

16
Laporan hasil IMD pada Triwulan III

1. Bulan Juli jumlah bayi = 36 bayi

Semua bayi dilakukan IMD

2. Bulan Agustus jumlah bayi = 66 bayi

3. Bulan September jumlah bayi = 43 bayi

Semua bayi dilakukan IMD

Jadi jumlah Triwulan III (pada bulan Juli s/d September) = 145 bayi

Laporan hasil IMD pada Triwulan IV

1. Bulan Oktober jumlah bayi = 36 bayi

Semua bayi dilakukan IMD

2. Bulan Nopember jumlah bayi = 59 bayi

3. Bulan Desenber jumlah bayi = 43 bayi

Jadi jumlah Triwulan IV (pada bulan Oktober s/d Desember) = 138 bayi

 Kesimpulan

Semua bayi dilakukan IMD dikarenakan bayi tidak mengalami permasalahan

kesehatan yang diharuskan mendapatkan pertolongan bantuan nafas dengan

segera.

17
Grafik IMD Trimester 1 Tahun 2015
60

50

40

IMD
30

20

10

0
Januari Februari Maret April

DATA IMD JANUARI-DESEMBER 2015

JANUARI
Total persalinan hidup : 42 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 42 orang
Total presentase : 100 %

FEBRUARI
Total persalinan hidup : 33 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 33 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi BBLR
- 0 bayi Asfiksia

MARET
Total persalinan hidup : 28 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 28 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi premature
- 0 bayi BBLSR

APRIL
Total persalinan hidup : 49 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 49 orang
Total presentase : 100 %
- 100 bayi premature

18
Grafik IMD Trimester 2 Tahun 2015
70

60

50

40 IMD

30

20

10

0
Mei Juni Juli Agustus

MEI
Total persalinan hidup : 42 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 42 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD
- 0 bayi premature

JUNI
Total persalinan hidup : 46 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 46 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD

JULI
Total persalinan hidup : 36 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 36 orang
Total presentase : 100 %

AGUSTUS
Total persalinan hidup : 66 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 66 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD

19
Grafik IMD Trimester 3 Tahun 2015
70

60

50

40 IMD

30

20

10

0
September Oktober November Desember

SEPTEMBER
Total persalinan hidup : 43 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 43 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD
- 0 bayi premature

OKTOBER
Total persalinan hidup : 36 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 36 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD

NOVEMBER
Total persalinan hidup : 59 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 59 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD

DESEMBER
Total persalinan hidup : 43 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 43 orang
Total presentase : 100 %
- 0 bayi IUFD

20

Anda mungkin juga menyukai