Anda di halaman 1dari 74

PT.

TIRSA ARTHA MANDIRI–


PT.KELMAN INFRA PRATAMA, KSO

PROYEK REHABILITASI BENDUNG KARET


KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT

RENCANA KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA


DAN LINGKUNGAN (RK3L)

1/213
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

DAFTAR ISI Hal


I
Daftar Perubahan Dokumen II
Pemeriksaan Dan Pengesahan Dokumen III
Daftar isi IV
I. Istilah dan Definisi V
II. Pendahuluan 1
III. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN 2
LINGKUNGAN (RK3L atau
HSE PLAN)
1. Kepemimpinan dan Komitmen atas Kebijakan K3L dan Sasaran Target K3L 3
1.1. Kebijakan K3L 3
1.2. Sasaran dan Program K3L 6
1.3. Organisasi, Tanggungjawab, Dan Wewenang 10
1.4. Tinjauan dan Evaluasi 16
2. Implementasi 17
2.1. Safety Induction 17
2.2. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi 18
2.3. Toolbox Meeting / Safety Talk 18
2.4. HSE Weekly Meeting 18
2.5. Meeting P2K3 18
2.6. Evaluasi Resiko 19
2.7. HSE Promotion dan Preventif 28
2.8. Transportasi 41
2.9. Traffic Management Plan 41
3. Pengendalian Operasional 42
3.1. Safe Working Practice 42
3.2. Safety Regulation 43
3.3. Kendaraan dan Alat Berat 43
3.4. Mobilisasi Alat Berat 44
3.5. Bekerja Berdampingan Dengan Alat Berat 45

2
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3.6. Bekerja di Ketinggian 47


3.7. Kelistrikan 47
3.8. Pekerjaan Panas 50
3.9. Pekerjaan Galian 51
3.10. Tangga Kerja Sementara 56
3.11. Pekerjaan Pengecoran dengan Truck Mixer 58

3.12. Manual Handling 60


3.13. Housekeeping dan Hygiene 60
3.14. Inspeksi 61
IV. Indikator Kinerja K3L 62
a. Lagging Indicator 62
b. Leading Indicator 63

I. ISTILAH dan DEFINISI


Bahaya Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja (PAK) atau kombinasi
keduanya.
Catatan Dokumen yang menunjukkan pencapaian hasil ataupun menyediakan bukti
aktivitas kerja.
Dokumen Informasi dan media-media pendukungnya.
Hampir Celaka Insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit ataupun kematian.
IMK3L Identifikasi Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan
Identifkasi Proses untuk menemukan, mengenali dan mengetahui adanya bahaya serta
Bahaya karakteristiknya.
Insiden Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana dapat terjadi cedera,
penyakit, kematian, termasuk situasi/kondisi darurat.
JSA Job Safety Analysis
Kebijakan K3L Keseluruhan arah dan intensitas Perusahaan terkait Penerapan K3L yang
disampaikan secara resmi oleh Pimpinan Perusahaan.
Kecelakaan Insiden yang menimbulkan cedera, penyakit ataupun kematian.
3
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Kerja
Keselamatan Semua kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi
dan Kesehatan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan Lingkungan dan pekerja lainnya
Kerja (K3L) (kontraktor), pemasok, tamu, pengunjung dan orang lain di tempat kerja.
Ketidaksesuaian Tidak terpenuhinya sebuah persyaratan.
Kinerja K3L Hasil yang dapat diukur dari pengelolaan resiko K3L
Kompetensi Adalah kemampuan setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
Penilaian Proses evaluasi resiko yang ditimbulkan oleh bahaya, menghitung
Resiko ketersediaan adanya pengendalian dan menentukan apakah suatu resiko
dapat diterima.
Penyakit Akibat Gangguan kesehatan baik fisik maupun mental yang disebabkan atau
Kerja (PAK) diperparah oleh aktivitas kerja ataupun kondisi yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Perbaikan Pengulangan proses peningkatan Sistem Manajemen K3L untuk mencapai
Berkelanjutan Perbaikan Kinerja K3L secara keseluruhan searah dengan Kebijakan K3L.
Penyedia Jasa Sub-kontraktor / Vendor Package / Vendor-Suplier.
Perusahaan Nama Perusahaan
Peralatan Peralatan Konstruksi , Tools , perancah , formwork dan sejenisnya
Produksi
Prosedur Cara spesifik untuk menangani sebuah aktivitas ataupun proses.
Penyusunan prosedur dan instruksi kerja memperhatikan syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja dan ditinjau ulang apabila terjadi
kecelakaan, perubahan peralatan, perubahan proses dan/atau perubahan bahan
baku serta ditinjau ulang secara berkala
Risiko Kombinasi dari tingkat keseringan terjadinya kejadian berbahaya ataupun
paparan bahaya dengan tingkat keparahan dari suatu cedera atau penyakit
yang dapat disebabkan oleh paparan bahaya.
Resiko yang Resiko yang sudah diredam ke tingkat yang dapat ditoleransi oleh
dapat diterima Perusahaan berdasarkan peraturan resmi Perusahaan dan Kebijakan K3L
Perusahaan.

4
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Sistem Bagian dari sistem manajemen perusahaan termasuk struktur organisasi,


Manajemen perencanaan aktivitas, tanggung jawab, penerapan, prosedur, proses dan
K3L sumber daya yang dipergunakan untuk mengembangkan dan menerapkan
Kebijakan K3L Perusahaan dan mengelola Resiko K3L Perusahaan.
Target K3L Cita-cita (sasaran) K3L yang akan dicapai Perusahaan, untuk tercapainya
atau salah satu tujuan aktifitas proyek yaitu Zero Accident
KPI-K3L
Tempat Kerja Lokasi manapun dimana aktivitas kerja dilaksanakan di bawah kendali
Perusahaan.
Tindakan Adalah meliputi pengendalian terhadap kegiatan, produk barang dan jasa
Pengendalian yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sekurang-kurangnya mencakup pengendalian terhadap bahan, peralatan,
lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan, dan proses kerja
Tindakan Tindakan untuk menghilangkan potensi penyebab ketidaksesuaian serta
Pencegahan kondisi tidak diinginkan lainnya.
Tindakan Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan
Perbaikan ataupun kondisi lain yang tidak diinginkan.
Tool Box Adalah Kewajiban meeting yang harus dilaksanakan minimal sebelum mulai
Meeting kerja harian oleh Tim Pelaksana yang dipimpin Oleh Supervisi Konstruksi
dan atau Commissioning yang diikuti oleh para Pekerja yang terlibat,
pengecekan kesiapan, kelengkapan, pemahaman, disiplin berdasarkan JSA
yang harus Dibuat sebelumnya sesaui aktifitas yang akan dilaksanakan

5
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

II. Pendahuluan
Kewajiban perusahaan dan penyedia jasa untuk menyusun/membuat, melaksanakan,
mengukur kesesuaian/evaluasi dan tindak lanjut atas RK3L untuk aktifitas, pada Proyek
Rehabilitasi Bendung Karet yang berlokasi di Desa Sembung Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon. Sumber dana proyek rencana sebesar Rp. 37.429.615.700,- didanai dari APBN Melalui
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2019 rencana waktu pelaksanaan selama
220 hari kalender.
Latar belakang Pelaksanaan pekerjaan proyek adalah bending karet yang mengalami
kerusakan selama satu tahun yang lalu, sehingga terjadi penurunan pada pelayanan air baku dan
irigasi di wilayah distribusinya, yaitu Kecamatan Gunung Jati dan Kecamatan Jamblang.
Kerusakan tersebut meliputi: kerusakan pada pompa, karet bending, dan adanya retakan pada
bangunan bending. Oleh sebab, itu proyek Rehabilitasi Bendung Karet Jamblang masuk ke dalam
program proyek pengaembangan tahun 2019 Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air yang nantinya akan dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk –
Cisanggarung dengan tujuan supaya pelayanan air untuk masyarakat sekitar kembali optimal dan
bermanfaat kedepannya.
Pekerjaan Proyek Rehabilitasi Bendung Karet Kabupaten Cirebon merupakan suatu kegiatan
yang kompleks, perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis bangunan
yang didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat – alat kerja dan sumber daya manusia.
Interaksi antara alat-alat kerja, lingkungan dan sumber daya manusia mengandung banyak
potensi untuk menimbulkan risiko kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran
lingkungan, ketidaksesuaian dalam mutu pekerjaan, dan insiden keamanan yang bedampak pada
proses bisnis perusahaan.
Untuk mengurangi risiko tersebut maka disusun Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Lingkungan (RK3L), yang memuat identifikasi bahaya, pengkajian risiko dari bahaya yang ada
tersebut serta pengendalian terhadap risiko tersebut. Rangkaian kegiatan ini dikenal sebagai
Identifikasi Bahaya.

6
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Dalam pelaksanaannya perusahaan mengacu / berdasarkan pada :

1. Peraturan Perundangan dan Standar Profesional :


1.1. PP 50 TAHUN 2012, Tentang Penerapan SMK3
1.2. Permen PU 05/PRT/M/2014, tentang Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU
1.3. OHSAS 18001:2007, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.4. Himpunan Peraturan Perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja
Dikeluarkan oleh :
• Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, bersama
• Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan R.I
1.5. Isi dari RK3L ini merupakan pengalaman Praktisi dan atau Gabungan Referensi dan
atau Saduran dari Para Ahli K3 yang berdasarkan tersebut diatas.

2. Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja


tertuang dalam Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3
(tiga). Pada pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat penerapan
keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai berikut :
2.1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan kerja.
2.2. Mencegah, mengurangi dan atau memadamkan kebakaran.
2.3. Mencegah dan atau mengurangi bahaya peledakan.
2.4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
2.5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
2.6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
2.7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan dan getaran.
2.8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
2.9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
2.10. Penyesuaian pada lokasi kerja terhadap suhu dan kelembaban udara yang baik.

7
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

2.11. Menyediakan ventilasi yang cukup.


2.12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
2.13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara dan proses kerja.
2.14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman dan
barang.
2.15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
2.16. Mengamankan dan memperlancar bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
2.17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
2.18. Menyesuaikan dan menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.

3. Kebijakan Perusahaan
3.1. Kebijakan K3L Perusahaan
3.2. Kebijakan K3L Proyek.
3.3. Budaya Perusahaan
3.4. Struktur Organisasi Perusahaan
3.5. Struktur Organisasi Proyek

III. Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (RK3L Atau HSE Plan)
1. Komitmen Atas Kebijakan K3L Dan Sasaran Target K3L
1.1 Kebijakan/Policy
1.1.1 Kebijakan K3L
PT. Tirsa – Kelman, KSO telah menyusun dan menetapkan kebijakan
terkait K3L untuk lingkungan kerjanya. Selanjutnya, kebijakan tersebut akan
dikomunikasikan serta dipelihara sesuai dengan ruang lingkup kerja. Kebijakan
tersebut merupakan bukti nyata terhadap komitmen manajemen PT. Tirsa –
Kelman, KSO dalam merencanakan tujuan K3L pada operasi bisnisnya.

8
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Sosialisasi kebijakan K3L dilaksanakan dalam kegiatan yang bersifat


komunikatif seperti tool box meeting, safety induction, safety talk, dan lainnya
yang diikuti oleh manajemen, pelaksana pekerjaan, hingga tenaga kerja di
lapangan serta di sosialisasikan melalui papan informasi yang berada di site ke
seluruh pekerja harian.
Kebijakan K3L, yang telah di tandatangani oleh Direktur Utama dan di
komunikasikan, selanjutnya dapat untuk dipahami dan dijalankan dengan
kepatuhan oleh seluruh karyawan dan para mitra Penyedia jasa yang terlibat.

9
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

10
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.1.2 Kebijakan K3L Perusahaan


Kebijakan K3L Perusahaan menjadi dasar dari Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Kebijakan K3L
menggambarkan bagaimana komitmen manajemen dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja para karyawan serta lainnya, dan juga dalam upaya
perlindungan terhadap lingkungan atas setiap pelaksanaan kegiatan-kegiatan
perusahaan.
Kebijakan tersebut diamanatkan kepada para manajemen lini untuk
menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam setiap
pelaksanaan kegiatan perusahaan serta dikomunikasikan dan dipelihara di
lingkungan kerja yang terkait. Hal tersebut mencerminkan keinginan manajemen
serta bersungguh-sungguh dalam :
 Melindungi karyawannya dari kecelakaan kerja maupun dampak yang
diakibatkan dari aktivitas kerja tersebut.
 Menekan seminimal mungkin angka kecelakaan kerja.
 Menekan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas proyek dari
perusahaan.
 Melindungi peralatan dari kerusakan yang serius.
 Menaikkan citra perusahaan dan meningkatkan moral karyawan.
 Memenuhi harapan pelanggan di dalam penerapan aspek K3L.

1.1.3 Kebijakan K3L Proyek


Kebijakan K3L untuk project ini dibuat, ditetapkan dan dikomunikasikan
kepada semua personil yang terlibat. Kebijakan tersebut mencakup :
 Setiap aktifitas pekerjaan wajib dilakukan identifikasi bahaya kecelakaan
kerja, penilaian dan pengendalian resiko (membuat JSA) yang telah disetujui
baik dari manajemen (Project Manager) dan Tim HSE Project.
 Melakukan peninjauan terhadap kejadian berbahaya yang berakibat
kecelakaan kerja dengan mengimplemenntasikan JSA.

11
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Melakukan peninjauan terhadap kesehatan kerja.


 Penilaian efisiensi dan efektifitas, sejak perencanaan dan implementasi dan
pemantauan, dengan cara peninjauan dan dijadikan agenda rapat K3L
periode mingguan dan atau bulanan.
 Melakukan Penilaian Kinerja Manajemen terhadap Upaya pengendalian
potensi bahaya, periode Mingguan dan Bulanan.
 Komitmen dalam pencegahan kecelakaan kerja dan akibat penyakit.
 Komitmen terhadap persyaratan dan perundang-undangan yang berlaku.
 Memastikan ketersediaan sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek.
 Melaksanakan perbaikan-perbaikan sebagai bentuk perbaikan
berkesinambungan di dalam aspek penerapan K3L.
 Komitmen terhadap pelarangan penggunaan alkohol dan obat-obatan,
pelarangan penggunaan senjata di dalam area kerja maupun tindakan-
tindakan yang dapat merugikan perusahaan.
 Setiap kegiatan sosialisasi melibatkan pekerja secara proaktif dengan
bersama dalam pengendalian potensi bahaya, seperti aktifitas: Proses Safety
Induction – Training – JSA – Toolbox meeting – House Keeping dan lain-
lainnya.
 Setiap pekerjaan yang dilaksanakan harus berdasarkan Ijin Kerja / Work
Permit yang telah disetujui.

1.2 Sasaran dan Program K3L


Sasaran K3L merupakan tujuan atau cita-cita yang terukur dari suatu proyek
atau proses bisnis terhadap resiko K3L yang di ingin dicapai.
Terdapat syarat-syarat yang menjadi acuan dalam menyusun sasaran dan program K3L
agar sasaran K3L dapat tercapai, antara lain yaitu :
1. Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan kebijakan K3L Perusahaan.
2. Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko
K3 (termasuk pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional

12
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

serta pandangan pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional


organisasi proyek).
3. Terdapat penanggung jawab terhadap program yang di susun.
4. Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan
disesuaikan seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3
Tanggung
Sasaran Program
jawab
Tidak ada Merekrut ahli K3 untuk merencanakan K3 dan Ketua P2K3
kecelakaan kerja penerapannya serta melakukan identifikasi
yang bahaya dan rencana pengendaliannya.
menghilangkan Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kepala Proyek
waktu kerja Kesehatan Kerja (P2K3) untuk mendukung
tenaga kerja berjalannya penerapan K3
melebihi 2 x 24 Menyediakan Sumber daya yang dibutuhkan Tim P2K3
jam sesuai identifikasi bahaya dan perencanaan
penerapan K3
Meningkatkan Melakukan sosialisasi dan komunikasi K3 secara Sekertaris
pengetahuan terjadwal dan rutin P2K3
tenaga kerja Menjalin kerjasama dengan dinas-dinas terkait Ketua P2K3
mengenai yang memiliki kewenangan khusus untuk
Keselamatan dan memberikan pelatihan/pendidikan K3 di tempat
Kesehatan Kerja kerja
di tempat kerja
Meningkatkan Melaksanakan kerjasama dengan fasilitas Ketua P2K3
derajat kesehatan kesehatan (Faskes) atau rumah sakit terdekat
kerja tenaga kerja sebagai rujukan penanganan kecelakaan kerja
ataupun keadaan darurat ditempat kerja
Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan Sekertaris
BPJS Ketenagakerjaan Pemerintah P2K3

13
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Meningkatkan Melaksanakan rapat koordinasi K3 bersama Tim P2K3


dan memelihara manajemen proyek secara rutin dan
kinerja K3 melaksanakan perbaikan K3 secara komperhensif
perusahaan

1.2.1 Pengukuran Kinerja K3L


Salah satu prioritas utama kegiatan operasi perusahaan adalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja para karyawan, dan seluruh personil yang
terlibat dalam kegiatan serta Lingkungan. Pengukuran kinerja perlu dilakukan
untuk melihat sejauh mana penerapan K3L dalam kegiatan operasi perusahan.
Perusahaan yakin bahwa kecelakaan dapat dicegah dan zero accident /
nihil kecelakaan kerja merupakan tujuan utama, sehingga para karyawan harus
memelihara kesadaran K3L yang tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan
juga untuk sesama karyawan.
Terdapat dua jenis statistik yang dapat digunakan untuk melihat kinerja
K3L pada suatu kegiatan operasi, yaitu :
1. Input K3L (Aktif) - Leading Indicator
Indikator kinerja aktif berperan untuk mengukur tindakan yang dilakukan
sebagai bagian dari sistem manajemen K3L. Indikator kinerja aktif di
desain untuk mengukur tindakan yang diambil oleh Perusahaan dalam
mencegah cedera terkait kerja, penyakit dan kerusakan lingkungan yang
berdampak kepada kepuasan pelanggan.Indikator Kinerja aktif yang
digunakan mencakup ;

a. Persyaratan Pekerja
 Induksi dan Orientasi K3L
 Mengikuti dan lulus pelatihan wajib yang dipersyaratkan oleh
perusahaan
 Kewajiban atas pelatihan

14
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Indikator kinerja :
 Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan.
 Jumlah jam pelatihan yang diberikan.
 Persentase jumlah pekerja yang lolos pemeriksaan kesehatan.
 Persentase jumlah pekerja yang mengikuti induksi dan orientasi K3L.

b. Visibilitas Kepemimpinan
 Kunjungan regular ke lapangan
 Partisipasi dalam peninjauan kerja ke sub-kontraktor utama
 Melakukan program observasi K3L sebagai agenda ketika kunjungan
ke lapangan
Indikator kinerja :
 Jumlah kunjungan manajemen, Manager divisi, koordinator dan atau
perwakilan dari kantor pusat ke lokasi kerja proyek.

c. Pelaporan Bahaya dan Insiden


 Pengamatan bahaya dilakukan oleh seluruh personil yang terlibat
dalam kegiatan operasi proyek setiap pekerjaan. Seluruh bahaya yang
teridentifikasi dilaporkan dan di daftar. Bahaya ini mencakup kejadian
hampir celaka (Near-miss).
Indikator kinerja :
 Jumlah bahaya teridentifikasi (tindakan dan kondisi tidak aman)
 Jumlah tindakan dan kondisi aman yang teridentifikasi
 Jumlah laporan “hampir celaka” (Near-miss)

d. Sistem Kerja Aman


 Untuk menciptakan kerja aman yang dikombinasikan dengan
kecepatan maka perusahaan telah menetapkan aktifitas K3L di dalam
rencana dan program K3L.

15
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Indikator kinerja :
 Jumlah pertemuan sebelum kerja (Tool Box Meeting)
 Jumlah pertemuan “Stand Down” bila terdapat kecelakaan kerja
 Jumlah pertemuan bulanan (Monthly meeting)
 Jumlah izin kerja yang dikeluarkan
 Jumlah analisa keselamatan kerja (JSA) yang dikeluarkan
 Jumlah inspeksi (alat keselamatan, APD, hygiene, alat kerja, dll)
 Jumlah pembuangan limbah B3
 Jumlah latihan keadaan darurat
 Jumlah pelaksanaan kampanye K3L (spanduk/banner)

2. Output K3L (Reaktif) – Lagging Indicator


Indikator kinerja hasil berperan untuk mengukur keberhasilan
pelaksanaan sistem manajemen K3L dalam mencapai tujuan yang
dinyatakan dalam kebijakan K3L.
Indikator kinerja reaktif yang dapat digunakan, yaitu :
a. Cidera Kerja
 Kasus kematian (Fatality)
 Kasus cidera hilang hari kerja (LTI)
 Kasus perawatan medis (MTC)
Indikator hasil :
 Tingkat total cidera tercatat
Tingkat kekerapan dari jumlah total cedera tercatat per satu juta jam
kerja
b. Kecelakaan kendaraan
Indikator hasil :
 Tingkat kecelakaan kendaraan
Tingkat kekerapan dari jumlah kecelakaan kendaraan per satu juta
kilometer.

16
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

c. Cidera Hilang hari kerja (LTI)


Indikator Hasil :
 Tingkat keparahan cidera hilang hari kerja
Tingkat keparahan dari jumlah hari hilang akibat cidera per satu juta
jam kerja

1.3 Organisasi, Tanggung jawab dan Wewenang


1.3.1 Struktur Organisasi Proyek
PT. Tirsa – Kelman, KSO telah membuat dan menetapkan
organisasi sebagai bentuk dalam memastikan ketersediaan sumber daya
personil dan sesuai fungsi yang telah ditetapkan.

17
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.3.2 Struktur Organisasi P2K3


Panita Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan
unit yang menjadi jembatan antara perusahaan dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama dan juga pertisipasi aktif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan proyek.

STRUKTUR ORGANISASI P2K3


PT.TIRSA
PT. – KELMAN,
MINARTA DUTAHUTAMA
KSO
ProyekProyek …...............................................................
Rehabilitasi Bendung Karet Jamblang
Kabupaten Cirebon

Ketua P2K3
Kepala Proyek / Project Manager

Sekertaris P2K3
HSE Officer Proyek

Anggota
Kepala Pelaksana
Kepala Komersial
Kepala Urusan Umum
Kepala Enginering
QA / QC

1.3.3 Tugas, Fungsi dan Wewenang P2K3


Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
ataupun tidak kepada perusahaan terkait masalah K3L.
Sedangkan Fungsi P2K3 yaitu :
1. Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di tempat kerja.

18
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja


mengenai :
 Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara
menanggulanginya.
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas
kerja.
 Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
 Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
3. Membantu Proyek untuk :
 Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
 Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
 Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja
(PAK) serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
 Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan
kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
 Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan.
 Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
 Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
 Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi
hasil pemeriksaan.
 Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan
dan kesehatan kerja.

19
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen


dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan
kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja.
(berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor
PER.04/MEN/1987).

1.3.4 Wewenang dan Tanggung jawab P2K3


1. Ketua P2K3 proyek adalah Project Manager / Kepala Proyek / Pimpinan
tertinggi pada proyek
 Memimpin semua rapat P2K3/rapat mingguan-bulanan K3L ataupun
menunjuk anggota untuk memimpin rapat P2K3/rapat mingguan-
bulanan K3L ketika berhalangan hadir.
 Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan
program-program K3L.
 Mempertanggung-jawabkan program K3L dan pelaksanaannya di
Perusahaan kepada Disnakertrans Kabupaten/Kota setempat melalui
Pimpinan Perusahaan (General Manager dan Direksi).
 Mempertanggung-jawabkan program-program P2K3 dan
pelaksanaannya kepada General Manager dan Direksi.
 Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya program-program K3L.

2. Sekertaris P2K3 adalah HSE Officer Proyek


 Membuat undangan rapat dan notulen.
 Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
 Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
 Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi
demi suksesnya program-program K3.
 Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain yang
bersangkutan dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.

20
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3. Anggota P2K3
 Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan
seksi masing-masing.
 Koordinasi antar discipline/fungsi
 Melaporkan kepada Ketua / cc Sekretaris atas kegiatan sesuai RK3L
yang telah dilaksanakan.

1.3.5 Organisasi Tanggap Darurat


Manajemen Proyek telah menetapkan personil yang bertugas untuk
menghadapi kondisi atau situasi darurat.
Wewenang dan Tanggung Jawab :
a. Ketua
 Menentukan dan memutuskan kebijakan tanggap darurat
 Mengundang partisipasi seluruh pekerja untuk melaksanakan latihan
tanggap darurat
 Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
tanggap darurat
 Mengumumkan kondisi darurat dan mengumumkan kembali jika kondisi
telah aman
 Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat
b. Wakil Ketua
 Memantau perkembangan keadaan gawat darurat dan melaporkan ke
ketua.
 Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan prasarana
tanggap darurat
 Mengkoordinasikan kegiatan seluruh tim
 Melaporkan perkembangan tugasnya ke ketua
 Membantu tugas ketua dan menggantikan tugasnya apabila ketua
berhalangan.

21
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

c. Tim Pemadam Kebakaran


 Melaksanakan pemadaman kebakaran menggunakan sarana pemadam api
yang ada secara aman, selamat dan efektif.
 Melaporkan segala kekurangan / kerusakan sarana dan prasarana pemadam
api ke wakil ketua / ketua tanggap darurat
d. Tim Evakuasi
 Memimpin proses evakuasi secara aman, cepat, dan tepat
 Mendata (mengabsen) kembali jumlah pekerja & tamu yang telah ada di
daerah aman (muster point)
 Melaporkan ke Ketua mengenai jumlah pekerja & tamu yang telah berada
di muster point, dan yang masih ada beberapa orang lagi yang belum
ditemukan atau terluka kepada tim P3K
e. Tim P3K
 Mengidentifikasi cidera dan memberikan pertolongan/ pengobatan pertama
bila ada korban yang mengalami cidera di tempat berkumpul.
 Merujuk korban ke Rumah Sakit terdekat jika diperlukan
 Melaporkan perkembangan tugasnya ke wakil ketua
f. Tim Penyelamat
 Melakukan penyisiran di seluruh area untuk memastikan tidak ada pekerja
/ tamu yang belum di evakuasi
 Menyelamatkan dokumen – dokumen penting
 Bekerjasama dengan Tim SAR
 Melaporkan perkembangan tugasnya ke wakil ketua.
g. Tim Keamanan
 Melaksanakan pengamanan internal ataupun eksternal selama
berlangsungnya tanggap darurat
h. Tim Komunikasi
 Memastikan alur komunikasi antar tim tanggap darurat dapat berlangsung
dengan baik

22
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat


(Kepolisian/Rumah Sakit/Tim SAR/Pemadam Kebakaran,Dll)
i. Tim Logistik
 Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (Makanan, minuman,
dll)
j. Tim Penanganan Tumpahan B3
 Mengupayakan supaya sumber tumpahan dapat segera dihentikan
 Segera membersihkan dan melokalisir lokasi yang tercemar akibat
tumpahan solar, oli, bensin atau bahan kimia pencemar lainnya agar tidak
meluas.
 Membuang bahan pencemar ke tempat penyimpanan sementara limbah B3
yang tersedia di proyek.
 Menutup atau merapihkan kembali area yang sudah dibersihkan.
Melaporkan perkembangan tugasnya ke wakil ketua

1.4 Tinjauan dan Evaluasi


Tinjauan terhadap penerapan K3L meliputi Kebijakan, Perencanaan, Pelaksanaan,
Pemantauan dan Evaluasi, Dicatat dan Didokumentasikan.
Ruang lingkup :
1. Pelaksanaan K3L berdasarkan periode waktu : Harian–Mingguan–Bulanan
2. Pelaksanaan K3L Berdasarkan Kewajiban melaksanakan Aktifitas dengan bukti
Produk Dokumen, seperti antara lain :

a. Tinjauan Pemantauan Harian :


 Safety Patrol terhadap yang beraktifitas (Kesesuaian APD, Unsafe, tersedia
JSA, tersedia dan mengikuti prosedur, Pelanggaran dan ketidaksesuaian)
tindak lanjut report.
 Toolbox Meeting

23
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Checklist aktifitas K3L, seperti Inspeksi sebelum mengoperasikan peralatan


konstruksi, pengetesan, pekerjaan electrical, perancah dan sejenisnya,
termasuk Material.
 Kebersihan dan kerapihan aktifitas pekerjaan sebelum dan setelah pekerjaan.
 Inspeksi alat dan atau kendaraan operasional
 Pelaksanaan permit to work / ijin kerja

b. Tinjauan Pemantauan Mingguan :


 Safety Patrol bersama Tim P2K3 terhadap yang beraktifitas (Kesesuaian APD,
Unsafe, tersedia JSA, tersedia dan mengikuti prosedur, Pelanggaran dan
ketidaksesuaian) tindak lanjut report.
 Rapat K3L
 General safety talk
 House Keeping
 Checklist ketersediaan JSA

c. Tinjauan Pemantauan Bulanan :


 Pelaporan kegiatan K3L bulanan
 Inspeksi perlengkapan K3L (Kotak P3K, APAR, Panel Listrik, Genset)

2. Implementasi
1.1 Safety Induction
Seluruh orang, baik itu pekerja, tamu atau subcontractor sebelum memasuki area kerja
harus mendapatkan safety induction untuk memberikan informasi yang cukup kepada
mereka apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan di lokasi kerja, project
overview,policy, emergency respon, serta bahaya dan risikonya, APD, dan sikap kerja
aman. Setiap orang mungkin memerlukan katagori penjelasan informasi yang berbeda.

24
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.2 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi


Perusahaan memastikan bahwa komunikasi dua arah antara line management, line
supervisor, pekerja dan subcontractor selalu terbuka dan terpelihara untuk meningkatkan
pola kerja, efisiensi, keselamatan dan kesehatan kerja atau apapun yang berhubungan
dalam rangka menciptakan tempat kerja yang aman. Hal ini diharapkan dapat
merangsang respon yang positif dari semua orang. Dan memastikan semua data
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (laporan bulanan dan data statistik
kecelakaan, minute of meeting, corrective action request, data pelatihan, dll) dipelihara
dan disimpan dengan baik. Komunikasi dilakukan secara internal maupun eksternal
sesuai dengan jadwal yang telah dijadwalkan.

1.3 Toolbox meeting / Safety Talk


Toolbox meeting (+/-15 min.) akan dilakukan setiap hari oleh masing-masing group dan
dipimpin oleh pelaksana atau leader masing-masing. Kegiatan ini akan memberikan
kesempatan kepada pelaksana atau leader dan pekerjanya untuk saling bertukar
informasi secara teratur. Dalam pertemuan ini tidak hanya membicarakan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja, tapi para pelaksana atau leader harus menjelaskan
kepada mereka mengenai pekerjaan yang harus dilakukan pada hari itu, diskusi dari
pertemuan ini akan di catatkan pada attendance list atau absen dari pekerja yang
mengikutinya.

1.4 HSE Weekly Meeting


Aktifitas ini akan dilakukan 1 kali setiap minggu dan di arahkan oleh HSE personil
dengan perwakilan HSE sub contractor dan dihadiri oleh perwakilan manajemen dan
owner/customer dan membahas tukar pikiran secara teratur, rencana pekerjaan disetiap
area, membahas hasil inspeksi dan membahas mengenai unsafe action dan unsafe
condition di area kerja. HSE Meeting akan dilaksanakan secara situasional jika terjadi
kejadian-kejadian tertentu yang membutuhkan perhatian khusus seperti kecelakaan.

25
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.5 Meeting P2K3


Meeting P2K3 dapat disebut sebagai management review meeting wajib dilaksanakan
sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan, hal ini merujuk kepada Kepmenaker
No.155/MEN/1984 Pasal 6 yang mengatakan rapat P2K3 wajib dilaksanakan minimal 1
kali tiap satu bulan. Project manager dan Line management harus melakukan
Management Review. Pertemuan ini akan meninjau pelaksanaan standard cara kerja
yang aman dan rencana strategis lainnya dalam rangka program pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.

1.6 Evaluasi Resiko


Dalam Manajemen Risiko K3L yang meliputi proses identifikasi bahaya pada
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan untuk menilai risiko, menentukan
tindakan untuk menghilangkan, memantau dan mengurangi Risiko secara terus menerus.
1.6.1 Identifikasi dan Daftar Bahaya
Proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan menentukan karakteristiknya.
Identifikasi Bahaya potensial mencakup:
a. Kegiatan Rutin, Non-rutin dan emergency (darurat), dan dampak lingkungan
b. Kegiatan seluruh personil yang mempunyai akses terhadap tempat kerja
(termasuk sub-kontraktor dan tamu)
c. Fasilitas di tempat kerja

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO (dibawah ini)

26
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Aktivitas/Pekerjaan Identifikasi bahaya Konsekuensi Pengendalian


1. Uitzet trace sungai Pekerja terpeleset, terjatuh Pekerja terluka, Penggunaan APD,
dan kebawa arus sungai tenggelam, dan alat pemasangan rambu –
berat mengalami rambu dan police line,
kerusakan dan melakukan
sosialisasi K3
2. Pembersihan area lokasi Jarak pandang operator Tertabrak Mengecek kondisi alat
proyek dengan alat berat terbatas, Kurangnya excavator/ lat berat dengan mengisi
pengawasan saat alat berat dan terkena form inspeksi alat berat ,
beroprasi, Kurangnya swing excavator menempatkan
rambu peringatan, dan orang/petugas untuk
Mengindahkan rambu mengawasi alat berat
peringatan. bekerja, memasang
Jalan amblas Terperosok rambu – rambu dan
menggunakan Alat
Kurangnya perawatan alat Gangguan Pelindung Diri,
berat pernapasan dan
kebisingan
3. Dgn tenaga manusia/area Metode kerja yang tidak Tertimpa pohon Menggunakan alat berat
proyek aman, Kurangnya saat penebangan pengganti tenaga
pengawasan terhadap pohon manusai(manual),
metode & aktivitas kerja mengarahkan pada saat
dan tidak mengindahkan memotong pohon tidak
garis batas kerja yang searah dengan posisi kerja,
telah dipasang. melakukan safety
briefing,menutup area
kerja/steril, menggunakan
Alat Pelindung Diri
4. Galian tanah dengan alat Jarak pandang operator Tertabrak Melaksanakan Form
berat/Area Proyek terbatas, Kurangnya excavator/ lat Alat Berita Acara Alat
pengawasan saat alat berat dan Siap Operasi,
beroprasi, Kurangnya terkena swing Menempatkan orang
rambu peringatan, dan excavator untuk mengawasi kerja
Mengindahkan rambu excavator atau alat
peringatan. berat yang lain.,
Menggunakan APD
5. Pembangunan direksi Tidak memakai Alat Pekerja terluka
keet, los kerja dan Pelindung Diri terluka terkena
gudang alat dan material
yang digunakan
Balok kayu yang tidak Tersandung, dan
terpakai berserakan menginjak paku
Paku/benda tajam atau benda tajam
berserakan di area kerja lainnya

27
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Alat kerja berserakan di


area kerja Tersandung, dan
menginjak paku atau
benda tajam lainnya
Kurangnya arahan teknis Terkena palu atau
pekerjaan yang aman alat kerja saat
memasang balok
6. Pekerjaan pengalihan Jarak pandang operator Tertabrak excavator/
air/ pengelak/ kisdam terbatas, Kurangnya alat berat dan terkena
pengawasan saat alat swing excavator
beroprasi, Kurangnya
rambu peringatan, dan
Mengindahkan rambu
peringatan.
7. Timbunan dan Kurangnya pengawasan Tertimbun tanah Lakukan Safety induksi
pemadatan tanah di saat penuangan material ke sopir dan kernet
area proyek timbunan, Tidak dump truck mengenai
mengindahkan rambu potensi-potensi bahaya
peringatan yang sudah saat penuangan material
terpasang, Kurangnya timbunan,
arahan mengenai Menempatkan orang
penuangan material untuk mengawasi
timbunan yang aman pekerjaan timbunan dan
memberi kode
penuangan ke sopir,
Memasang Rambu
Peringatan,
Menggunakan APD

28
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Jarak pandang operator Melaksanakan Form


terhalang sesuatu saat Terkena swing Alat Berita Acara Alat
excavator
mengoperasikan Siap Operasi,
excavator Menempatkan orang
Jalan kerja amblas Excavator untuk mengawasi kerja
terguling
excavator atau alat berat
yang lain, Memasang
Rambu Peringatan,
Menggunakan APD
8. peletakan dan Kurang hati-hati dalam Anggota badan Memastikan alat berat
penyimpanan material bekerja dan Kurangnya pekerja tertimpa dalam kondisi keadaan
lainnya/Area Proyek pengawasan & arahan material atau terjepit baik/layak operasi,
bekerja dengan benar saat pelaksanaan Pemberian Safety
dan aman pekerjaan sipil. induction tentang
bahaya-bahaya yang
ada, serta emergency
response dari pihak
kontraktor sebelum
mulai suatu pekerjaan,
Menggunakan APD
9. Pemasangan Kurangnya arahan & Postur janggal saat Pemberian Safety
bekisting, penjelasan mengenai mengangkat & induction tentang
Penulangan Besi posisi kerja yang menunduk ketika bahaya-bahaya yang
Polos dan Ulir/Area ergonomis kepada para memasang setingan ada, serta emergency
Proyek pekerja plat bekisting response dari pihak
kontraktor sebelum
mulai suatu pekerjaan,
Membuat Ijin Kerja

29
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Balok-balok bekas Menginjak paku atau Melaksanakan


yang masih ada benda tajam lainnya Housekeeping,
pakunya berceceran/ Menerapkan prinsip 5R,
penempatannya tidak Menyediakan tempat
rapih untuk mengumpulkan
Paku/benda tajam paku atau benda tajam
berceceran disekitar lainnya pada satu tempat
area pemasangan sehingga tidak
bekisting berceceran, Memberikan
Gagang palu licin Terkena palu pada saat induksi / pengarahan
memasang balok kepada pekerja supaya
bekisting ikut peduli terhadap
lingkungan kerjanya,
tidak membuang paku
atau benda tajam lainnya
sembarangan,
Menggunakan
10. Pemindahan bahan Material yang diangkat Pekerja proyek Memastikan alat berat
material dengan alat melebihi kapasitas kehilangan hari kerja dalam kondisi keadaan
berat di area proyek maksimal yang karena cacat anggota baik/layak operasi,
ditentukan tubuh sebagian/total Pemberian Safety
dan atau induction tentang
temporer/permanen, bahaya-bahaya yang
misal: korban ada, serta emergency
kejatuhan material response dari pihak
Kurangnya Kerusakan atau kontraktor sebelum
pengawasan saat kerugian property mulai suatu pekerjaan,
pesawat angkat & sekeliling area proyek. Menggunakan APD
angkut sedang
beroperasi

30
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Jarak pandang operator Saat swing mengenai


terhalang sesuatu saat bangunan existing di
mengoperasikan sekelilingnya, misal:
milik warga sekitar
lokasi proyek.
11. Pembobokan beton Posisi kerja yang tidak Cidera punggung Menggunakan alat berat,
ergonomis bagian belakang Safety briefing ke
pekerja, memberikan
penjelasan mengenai
teknis cara kerja aman,
Membuat Ijin Kerja,
Menggunakan APD
Debu akibat Terhirup Debu Penyiraman/pembasahan
pembobokan sheet pile bangunan yang akan
berterbangan karena dihancurkan, Melakukan
tiupan angin Safety Briefing saat
memulai pekerjaan,
Menggunakan APD
12. Pekerjaan Beton Kurang hati-hati dalam Pekerja ceroboh dan Pemberian Safety
(Mutu bekerja terjepit atau tertimpa induction tentang
bervariasi)/Area talang truk mixer bahaya-bahaya yang
Proyek Kurangnya Kaki pekerja atau ada, serta emergency
pengawasan & arahan anggota badan tertusuk response dari pihak
bekerja dengan benar atau terjepit besi kontraktor sebelum
dan aman tulangan. mulai suatu pekerjaan.,
Penuangan beton dari Ceceran beton Pemasangan rambu-
truk mixer ke bucket mengeras, Dibobok rambu, Meletakan
berceceran dan tidak manual, terpercik flagman sebagai
segera di bersihka pecahan beton. pengawas,
Menggunakan APD,

31
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

13. Pemasangan karet Kurangnya Pekerja/operator Pemberian Safety


pelindung baja pengawasan & arahan tertimpa alat induction tentang
bekerja dengan benar material/alat berat, bahaya-bahaya yang
dan aman terluka akibat ada, serta emergency
penggunaan response dari pihak
alat/material, material kontraktor sebelum
rusak/terjatuh sehingga mulai suatu pekerjaan.,
rusak/cacat Pemasangan rambu-
14. Pemasangan anchor, Kurang hati-hati dalam Pekerja ceroboh dan rambu, Meletakan
plat dasar, clamping bekerja terjepit atau tertimpa flagman sebagai
dan engsel palt pintu plat pengawas, Membuat Ijin
Kurangnya Pekerj/operator Kerja, Mengisi Form
pengawasan & arahan tertimpa alat alat berat layak di pakai,
bekerja dengan benar material/alat berat, Menggunakan APD,
dan aman terluka akibat
penggunaan
alat/material,
15. Pekerjaan Kurangnya Instalating tidak Pekerjaan listrik
pemasangan pengawasan electrician sempurna; masih dikerjakan oleh
elektrical terhadap kondisi terdapat kabel yang electrician
instalasi kabel terbuka. berpengalaman, LOTO
dilapangan untuk instalasi
Kurangnya arahan dan Peralatan listrik tidak berbahaya terpasang
pengawasan untuk jalan (mati). dengan benar,
menginstalasi dan Perhatikan kembali
mengatur kabel instalasi sambungan
dilapangan secara aliran listrik via kabel-
aman kabel pada lokasi
Kurangnya Identifikasi kutub proyek, Penjadwalan
pengetahuan dan kabel positif - negatif secara rutin inspeksi dan
pengalaman electrician tidak jelas tes kondisi instalasi

32
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

listrik oleh electricians,

1.6.2 Resiko
Hal pokok yang terpenting selama penyiapan rencana K3L ini salah satunya
adalah melakukan kajian atas bahaya dan risiko yang terdapat di area kerja
khususnya bahaya-bahaya yang terkait dengan daerah operasi kegiatan baik dari
proses mobilisasi sampai akhir operasi. Setiap bahaya telah terinci dalam
“Identifikasi Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(IMK3L)” dalam bentuk Risk Matrix. Untuk melakukan proses Identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan menentukan control terhadap risiko maka harus
mengacu pada langkah-langkah sesuai dengan SOP.
Untuk mengukur/penilaian terhadap tingkat resiko berdasarkan Tabel IMK3L
dibawah ini :
Hazard Effect X Frequency = Risk Action to be taken to reduce Risk
Action by Evaluation *)
Task of Work / Location of Work ( HE X F = R ) ( Tindakan untuk mengurangi resiko )
R Hazard Analisys Action to be taken
No Hazard effect Risk Residual Risk (Evaluasi
(Tahap Pekerjaan) TR (Analisa Bahaya / Aspek) (tindakan yang dilakukan) (Tanggung
Category setelah pek'
( Efek Bahaya / Dampak) ● Hirarki : Eliminasi (i) s/d APD (v) atau Resiko Menjadi Jawab oleh)
selesai)
HE F R ● Referensi : prosedur/standar/program/dll HE F R

R = Rutin / Normal Tgl ……………………..…………………


TR = Tidak Rutin / Abnormal
FREQUENCY dibuat oleh :
HE = HAZARD
EFFECT

Tingkat Resiko & Frekuensi. T M R


T = TINGGI T T9 T8 M5
M = MEDIUM M T7 M6 M3
R = RENDAH R M4 M2 R1

33
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.6.3 Job Safety Analysis (JSA) / Analisa Keselamatan Kerja


Maksud dari Analisa Keselamatan Kerja adalah untuk menganalisa sumber-
sumber bahaya secara jelas dan teridentifikasi baik dimana pekerja terpapar
setiap hari. Analisa Keselamatan Kerja untuk setiap aktifitas pekerjaan, sebagai
syarat Ijin Kerja dan sebagai dasar Toolbox meeting sebelum pekerjaan dimulai.
Sumber-sumber bahaya akan dinilai dengan cara mengidentifikasi semua yang
dianggap sangat serius. Pekerja dianjurkan untuk melatih kewaspadaan dan
berjaga-jaga ketika menjalankan kegiatan kerja yang memiliki tingkat potensi
bahaya yang tinggi.
JSA (Job Safety Analysis) diperlukan dan dipastikan ketersediaannya (yang
dibuat secara bersama), berdasarkan IMK3L (Identifikasi Masalah Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan). JSA adalah bagian dari detailnya IMK3L,
yang dibuat berdasarkan metode kerja pada saat pelaksanaan konstruksi, dimana
pekerjaan memiliki risiko menengah dan tinggi.
Langkah – langkah Analisa Keselamatan Kerja (JSA) :
 Langkah pertama dalam JSA melibatkan identifikasi yang sistematik dari
berbagai fungsi/bagian disiplin kerja yang ada di perushaan.
 Secara tipikal akan melibatkan pengidentifikasian ruang lingkup pekerjaan
dari masing-masing individu.
 Langkah berikutnya memerlukan bahwa kegiatan normal ini terkait dengan
jelas diidentifikasi dan terdaftar dalam sebuah pekerjaan.
 Identifikasi kegiatan dan penilaian risiko harus dilakukan sebagai latihan
bersama antara seorang supervisor dari disiplin kerja yang ada dengan satu
atau lebih karyawan, yang dipekerjakan oleh perusahaan di bawah fungsi
pekerjaan / disiplin yang sedang dievaluasi.
 Merupakan tanggung jawab jajaran Manajer untuk memastikan bahwa
keberadaan JSA untuk semua fungsi kerja secara langsung berada di bawah
pengawasannya. Dalam hal ini mereka akan membantu jika diperlukan oleh
HSE Officer, Supervisor dan Manajer K3L.

34
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.6.4 Pengendalian Resiko


Untuk risiko yang membutuhkan penentuan pengendalian risiko tambahan, contoh
dengan level Tinggi (T), maka dibutuhkan rencana pengendalian risiko selanjutnya
dengan mengacu kepada hirarki pengendalian bahaya, yaitu :
a. Eliminasi (Elimination)
Pengendalian risiko dengan menghilangkan bahaya potensial secara lengkap,
contoh meniadakan kegiatan atau material tertentu.
b. Substitusi (Substitution)
Pengendalian risiko dengan mengganti material, komposisi, atau proses dengan
sesuatu yang memiliki sumber bahaya potensial lebih rendah, contoh: mengganti
bahan kimia yang beracun dengan bahan kimia yang tidak beracun.
c. Pengendalian / Rekayasa Teknik (Engineering Control)
Pengendalian risiko dengan membuat pengendalian secara rekayasa dimana
unsur kesalahan manusia dapat direduksi, contoh : pemasangan turap pada
galian.
d. Pengendalian Administratif (Administrative Control)
Pengendalian risiko melalui aturan administrasi, contoh : pembuatan dan
penerapan prosedur kerja, pelaksanaan pelatihan, pengaturan jam kerja.
e. Alat Pelindung Diri / APD (Personal Protective Equipment)
Cara ini merupakan metode pengendalian terakhir setelah cara lain secara
berurutan tidak dapat dilaksanakan, yaitu dengan menyediakan APD untuk
mengurangi dampak dari bahaya potensial.

1.7 HSE Promotion dan Preventif


Perusahaan memahami bahwa pencegahan dan mempromosikan Keselamatan dan
Kesehatan kerja adalah salah satu hal yang penting untuk memberikan motivasi kepada
para pekerja untuk bekerja dengan cara yang aman. HSE promotion dan preventif yang
efektif diharapkan dapat merubah perilaku para pekerja di tempat kerja. Program ini
akan meliputi: pemasangan poster dan spanduk, Rambu K3, Papan pengumuman dan
media promosi-promosi lain yang bisa dijalankan di tempat kerja.

35
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.7.1 Papan Pengumuman K3


Perusahaan akan menyediakan minimal 1 (satu) buah papan
pengumuman/informasi dan akan ditempatkan dilokasi dimana pekerja dapat
dengan mudah untuk melihat dan membacanya. Papan pengumuman/informasi
ini juga sebagai media untuk menyampaikan informasi mengenai keselamatan
keja.

36
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1.7.2 Rambu K3
Rambu-rambu K3 terdiri dari :
 Rambu Larangan : Dilarang Buang Sampah Sembarangan, Dilarang Masuk,
Dilarang Merokok, dll.
 Rambu Perintah : Gunakan Helm, Gunakan Body Harness, Gunakan Masker,
Gunakan Pelindung Mata, Gunakan Safety Shoes
 Rambu Informasi : Tempat APAR, Arah Evakuasi, Assembly Point, Tempat
Parkir, Tempat Sampah, P3K
 Rambu Peringatan : Hati-Hati, Awas Tersandung, Awasa Tergelincir, Awas
Aliran Listrik, Buanglah Sampah pada Tempatnya
 Rambu Darurat Lalu lintas : Meliputi rambu peringatan, rubber cone, lampu

37
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

selang, lampu rotary

Rambu-rambu K3 memiliki ketentuan umum sebagai berikut :


1. Tulisan harus terlihat/terbaca jelas dari jarak ± 5 m
2. Mengacu pada ISO 3864-1984 Safety Colours and Safety Signs
3. Mengacu Petunjuk Kerja Pemakaian dan Pembuatan Rambu-Rambu K3L

Uraian Keterangan
I INFOMRASI
1 Leaflet HVS, uk. 1/2 A4, 2 warna
2 Spanduk Kain, uk. 1.2 x 6-12 meter
3 Rambu informasi HSE Kain flexi, uk. 1.2 x 2 meter
4 Papan nama proyek uk. 1.2 x 2.4 meter

II PERAMBUAN
1 Rambu darurat Kain flexi, tiang portable
2 Traffic cone lentur, reflektif, uk 75 cm
3 Rotator warna kuning, tiang

III PAGAR PENGAMAN


1 Pagar seng rangka hollow tinggi 2,4 m, panjang 3 m
2 Plastik barrier tinggi 0.82 m, panjang 1.00 meter
3 Pemeliharaan pagar perbaikan ringan dan cuci

PERLENGKAPAN
IV
PETUGAS TRAFFIC
1 Rompi reflektif warna orange
2 Helm proyek warna merah
3 Bendera merah P kain uk. 50 cm x 50 cm, tongkat
4 Senter merah / trafficElamp heavy duty, uk.3 batu battery
5 Rambu tangan D reflektif, diamater 30 cm, tongkat

38
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

OMAN RAMBU KESELAMATAN

1. Rambu Larangan

2. Rambu Waspada

39
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3. Rambu Informasi / Zona Aman

4. Rambu Wajib Dilaksanakan

5. Rambu Informasi Umum

40
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

6. Barricade Tape / Safety Line


Barricade tape digunakan untuk sementara untuk mengidentifikasi bahaya dan
area berbahaya yang tidak boleh dimasuki contohnya tempat kejadian
kecelakaan, area penggalian, dll. Barricade tape harus di pasang hingga
pengendalian fisik atau hard barricade ditempatkan atau hingga bahaya
tersebut di eliminasi. Barricade tape warna kuning hitam mengidentifikasi
peringatan awal, Barricade tape warna merah putih mengindikasikan area
tidak boleh di masuki tanpa izin.
Contoh barricade tape untuk area galian :

1.7.3 Kesehatan Kerja


Perusahaan akan memastikan bahwa lingkungan kerja yang sehat akan selalu terjaga
di tempat kerja. Hanya pekerja yang sehat saja yang diijinkan untuk bekerja.
Kemungkinan efek yang terjadi dari pekerjaan yang bisa mengakibatkan penyakit
akibat kerja harus diminimalisir dan perlindungan terhadap bahaya tersebut akan
diberikan kepada seluruh pekerja.

1. Fasilitas Kesehatan
Perusahaan akan menyediakan kotak P3K atau tas P3K dengan isi yang lengkap
disesuaikan dengan jumlah pekerja yang ada sesuai peraturan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No: Per.15/Men/ VIII/2008 pada setiap
lokasi project dan menempatkannya di lokasi yang mudah terjangkau dan
memiliki rekanan sarana kesehatan rujukan di lokasi proyek (klinik, balai
41
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

pengobatan, puskesmas, Rumah Sakit, dll).

Pada ruang HSE, akan disediakan fasilitas tempat tidur sementara, Tandu lipat,
dan tabung oksigen portable untuk pekerja yang dinyatakan tidak sehat dan tidak
dapat bekerja atau untuk persiapan kondisi darurat.

1.7.4 Alat Pelindung Diri (APD)


Perusahaan akan melengkapi seluruh pekerja dan tamu dengan alat pelindung diri
yang diperlukan ditempat kerja. Perlindungan yang diberikan akan disesuaikan
dengan bahaya yang mungkin timbul di tempat kerja. Setiap pengguna diwajibkan
untuk menjaga dan memelihara dengan baik, apabila kondisinya sudah tidak layak
yang bukan disebabkan karena kesengajaan maka akan diberikan pergantian.
Perusahaan akan memastikan bahwa persediaan minimum terhadap alat pelindung
diri tersebut harus tetap terjaga. Para leader / supervisi tidak diperkenankan untuk
memberi instruksi kerja kepada pekerjanya bila Alat Pelindung Diri tidak sesuai
dengan bahaya yang akan mereka hadapi.

42
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Penggunaan APD berdasarkan area kerja nya:


Safety Safety Safety Safety
Area
Helm Glasses Vest Shoes
Kantor Proyek (di dalam) - - - -
Konstruksi (di dalam alat)  -  
Konstruksi (di luar alat)    
Access road (di dalam alat)  -  
Access road (di luar alat)  -  
Workshop  - - 
Stockyard  -  

Penggunaan Helm berdasarkan warna :


No Warna Helm Safety Peruntukan
1 Putih Direksi, GM, Kepala Proyek, Supervisor, Staff
kantor pusat, staff proyek (kecuali HSE), Tamu
/ visitor
2 Kuning Pekerja
3 Hijau Operator Alat
4 Merah Tim HSE (Health Safety and Enviroment)

43
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

1. Helm Safety

 Helm putih dan merah dilengkapi dengan cutting sticker logo K3 dengan
diameter 40 mm dan ditempelkan dibagian tengah depan helm
 Helm putih dan merah diberikan 2 buah cutting sticker reflektif bentuk stripe
dan dipasang mengelilingi helm, kecuali bagian depan
 Warna stripe pada Helm Putih adalah warna magenta (Warna khas Minarta)
 Warna stripe pada Helm Merah adalah warna Putih

Helm yang telah selesai digunakan, disimpan dengan cara di gantung agar lebih
rapih. Penempatan di dekat pintu masuk kantor, sehingga staff / pekerja tidak
perlu membawa helm sampai keruangan.

44
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

2. Rompi Safety / Safety Vest


Seluruh staff dan pekerja yang berada di area proyek wajib menggunakan rompi
keselamatan yang dilengkapi dengan bagian reflective yang dapat memantulkan
cahaya saat terkena sinar.
a. Staff

b. Visitor

45
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

c. Pekerja

2. Sepatu Keselamatan / Safety Shoes


Seluruh Staff, pekerja, dan tamu yang berada dalam area proyek wajib
menggunakan safety shoes dengan spesifikasi minimum standar SNI 7079 atau
setara.

a. Staff

46
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

b. Pekerja

2.7.5 Pagar Proyek / Pagar Pengaman

47
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

48
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

2.8 Transportasi
 Supir harus memiliki lisensi sesuai dengan jenis kendaraan yang dibawanya yang
dikeluarkan oleh pihak kepolisian yang berlaku di Indonesia (SIM)
 Supir harus dalam kondisi fit selama berkendara. Handphone dan alat telekomunikasi
dilarang, selain itu supir yang dibawah pengaruh obat-obatan/alkohol juga dilarang
mengemudikan kendaraan.
 Supir harus berkendara dengan batas kecepatan aman yang ditentukan (40-
60km\jam)
 Semua kendaraan akan diinspeksi secara berkala dan dilengkapi dengan
perlengkapan keselamatan seperti first aid kit, Safety belt dll

Keselamatan Transportasi Secara Umum :


1. Jumlah penumpang yang disahkan dan diizinkan dalam kendaraan harus secara jelas
diperlihatkan di atas kendaraan. Semua penumpang harus tetap duduk selama
kendaraan berjalan dan dilindungi oleh sabuk pengaman yagn disediakan dan
perlindungan dari tergulingnya kendaraan.
2. Pengemudi tidak diizinkan berkendara pada malam hari kecuali dalam keadaan
darurat yang mengharuskan untuk melakukan perjalanan malam hari dan hal tersebut
harus diketahui dan disetujui oleh pengawas lapangan.
3. Menetapkan kebijakan dan prosedur-prosedur untuk pengelolaan yang aman bagi
armada kendaraan, termasuk dan tidak terbatas pada perlengkapan HSE yang
dimiliki oleh kendaraan, batas kecepatan, mengendarai dan waktu istirahat, daftar
perawatan, dsb.
4. Semua pengemudi harus mem-praktekkan teknik mengemudi kendaraan secara
defensif, ketika sedang bertugas. Semua pengemudi harus hafal dan patuh kepada
peraturan lalu lintas baik umum maupun setempat.
5. Pada semua kendaraan perusahaan harus dipasang sabuk pengaman. Semua
penumpang mobil perusahaan dan mobil pribadi yang digunakan untuk urusan kerja
harus menggunakan sabuk pengaman didalam kabin dan tidak diizinkan naik di bak
pick up atau truk di jalan umum.

49
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

6. Jika pekerja yang sedang mengemudikan kendaraan perusahaan merasa mengantuk


harus digantikan oleh pekerja lain yang dapat mengemudi, pekerja tersebut harus
menghentikan kendaraan sebelum dapat mengemudi dengan aman.
7. Mengemudi adalah tugas utama pengemudi. Pengemudi tidak boleh mengendarai
kendaraan sambil melakukan kegiatan lain. Sebagai contoh menggunakan telepon
selular tanpa handsfree atau sedang membuat catatan, kendaraan harus dipinggirkan
dan dihentikan pada saat melakukan hal-hal tersebut.
8. Dilarang mengemudikan mobil secara tidak aman dan tidak sopan, misalnya
mengemudi secara ugal-ugalan, tidak menghormati hak pejalan kaki, melanggar
peraturan-peraturan lalu lintas dan segala macam kecerobohan yang disengaja.

2.9 Traffic Management Plan


Traffic Management plan akan disiapkan untuk site oleh manajemen jika sudah terdapat
lokasi final dimana fasilitas kantor atau direksi keet, area gudang, area kerja dll. Dan
mencakup topik:
 Mengatur batas kecepatan untuk kendaraan dan permukaan jalan.
 Prosedur untuk kendaraan yang memasuki area berbahaya atau area terbatas
 Sistem komunikasi, contoh tanda panggilan
 Standar untuk jarak aman berdasarkan kondisi yang ada
 Blind spot dari kendaraan atau peralatan
 Pemasangan dan perawatan traffic sign di area kerja
 Prosedur parkir

3. Pengendalian Operasional

3.1 Safe Working Practice


Safe Working Practice (SWP/cara kerja yang aman) dibuat untuk diikuti oleh semua
orang, baik itu staff, pekerja dan juga visitor. Tujuannya adalah untuk memberikan
tuntunan kepada semua orang di tempa kerja untuk dapat melakukan pekerjaannya
dengan cara-cara yang aman.

50
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

SWP akan dikenalkan kepada seluruh karyawan melalui induction training dan toolbox
meeting. SWP harus meliputi semua aspek pekerjaan di tempat kerja seperti,
housekeeping, bekerja di kantor, penggalian, pembesian, pengoperasian alat berat,
pekerjaan kelistrikan, ijin kerja, dll. Hal ini menjadi tanggungjawab line supervisor atau
leader pelaksana untuk mengikuti dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SWP
secara konsisten.

3.2 Safety Regulation


Perusahaan akan memastikan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku telah dibuat, disosialisasikan dan
dipantau dengan benar. Peraturan ini harus berlaku terhadap semua orang di tempat kerja
tidak peduli mereka termasuk bagian dari management, tingkat supervisi, pekerja, tamu,
supplier atau subcontractor. Bila ditemukan mereka tidak mematuhi aturan yang berlaku,
mereka harus dikenakan tindakan disiplin.

3.3 Kendaraan dan Alat Berat


Tujuan K3L dari proyek ini adalah untuk menghilangkan dan mengurangi risiko dari
kematian, cidera dan insiden yang dapat timbul dari kendaraan dalam penggunaannya.
Dalam mengelola risko K3 yang berhubungan dengan penggunaan kendaraan, peralatan
bergerak dan laiinya telah teridentifikasi sebagai risiko kritikal.

Minimal setiap orang dalam pengoperasian alat harus memiliki lisensi operasional dari
pemerintah / instansi terkait (SIM, SIO, SILO). SIO dan SILO yang digunakan
disesuaikan dengan kelasnya (Kelas 1,2,3).
Langkah Pengendalian
 Sebelum diizinkan beroperasi dilapangan, semua kendaraan, mesin, excavator
dan peralatan bergerak lainnya akan di nilai risikonya dari peralatan tersebut dan
langkah pengendalian yang akan digunakan guna mencegah terjadinya
kecelakaan yang diakibatkan kegagalan fungsi dari alat tersebut.

51
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Semua kendaraan, mesin dan peralatan bergerak harus diinspeksi sebelum


dimobilisasi ke lapangan, dan secara rutin dilakukan pre use inspection.
 Operator secara rutin akan mengisi checklist pre use inspection dan
menyerahkannya ke supervisor lapangan yang kemudian akan diteruskan ke tim
HSE, kemudian tim HSE akan mendata dan menyimpan semua checklist dari
mesin dan kendaraan.

Pendataan yang harus dipelihara meliputi:


 Model alat,
 Manufaktur & tahun manufaktur
 Sertifikat alat / kendaraan

Tim HSE akan memastikan hanya kendaraan, mesin dan peralatan yang layak yang di
izinkan untuk beroperasi. Selain itu, terdapat beberapa hal yang menjadi pokok perhatian
yaitu :
 Setiap mesin dilengkapi dengan fire equipment
 Personil memiliki kualifikasi dan bersertifikasi untuk menoperasikan alat/mesin
 Beban ditentukan batasnya untuk mencegah overloading
 Mesin dioperasikan sesuai dengan batas kecepatan dan kondisi lokasi site yang
lazim
 Semua aktivitas dibawah pengawasan orang yang berkompeten dan memiliki
wewenang.

3.4 Mobilisasi Alat Berat


Perusahaan akan melakukan risk assessment atau penilaian resiko sebelum mengirimkan
alat berat masuk ke site/lapangan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah:
 Traffic management plan yang dapat mengidentifikasi rute access & egress dari
kendaraan ke area proyek
 Pemeriksaan kendaraan pengangkut sebelum beroperasi
52
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Kesalahan / ketidaksesuaian agar dapat teridentifikasi dalam pra-start cek


(terutama kondisi ban dan rem)
 Berat dan pusat gravitasi dari alat yang akan dikirim.
 Pengamanan beban atau persyaratan transportasi lainnya. (Misal artikulasi
penguncian pada beban)
 Clearance - antara lebar dan atas (ke pipa, kabel listrik dll)
 Perkiraan cuaca
 Keberadaan dan kondisi area bongkar muat, khususnya pada penggerakan untuk
mengangkat ketika unloading peralatan dari trailer atau kendaraan pengangkut.
Ketika memuat peralatan bergerak yang berat dengan jarak pandang yang buruk ke
sebuah kendaraan pengangkut, maka harus ada petugas signalman. Setiap upaya yang
memungkinkan harus dilakukan untuk mengamankan beban terhadap pergeseran selama
transportasi. Ketika lebar dan panjang barang yang diangkut melebihi batas normal,
pendampingan harus dilakukan selama di site/lapangan.

3.5 Bekerja Berdampingan atau Berdekatan dengan Alat Berat


Pekerjaan yang sedang berlangsung dan disaat yang bersamaan terdapat alat berat yang
beroperasi, baik itu excavator hingga concrete pump, truk, dan kendaraan lainnya, maka
sistem kerja yang aman dan kesadaran yang tinggi terhadap situasi lingkungan sekitar
sangat dibutuhkan untuk memastikan tidak ada kontak berbahaya antara manusia dan
alat/mesin/kendaraan.

Langkah Pengendalian:
 Membuat pembatas atau barricade antara area kerja dengan kendaraan ataupun
peralatan bergerak lainnya
 Tetap menjaga komunikasi yang baik dengan operator
 Selalu bekerja dengan radius aman (÷5meter) dari lokasi pekerjaan dan
kendaraan ataupun peralatan bergerak
 Pekerja tidak boleh menepatkan diri di line of fire ketika bekerja, ditandai dengan
barricade (÷5meter).
53
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Penyediaan dan memastikan penggunaan dari rompi reflektif untuk semua


personil di area proyek
 Batas kecepatan laju kendaraan adalah 10km/jam di lapangan/area kerja
 Menunjuk spotter/signalman terlatih untuk mengarahkan excavator, truk atau alat
berat lainnya.
 Menjaga clearance ruang antara radius bekerja dari excavator dengan kendaraan
bergerak/ objek lainnya/ struktur (radius ÷5meter).
 Memasang warning sign disisi belakang dari pekerjaan excavators atau crane,
ditandai dengan sign atau rambu kerja, contoh :

 Tanda-tanda lalu lintas yang memadai, pencahayaan, dan pembatas yang akan
didirikan untuk mengarahkan pergerakan yang aman dari kendaraan.
 Rambu lalu lintas akan dipasang di depan pintu masuk (gate), untuk
memperingatkan pekerja dan masyarakat dari aktivitas kendaraan dan mesin di
area konstruksi.

54
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Kendaraan atau alat di site harus dioperasikan oleh orang yang memiliki
kompetensi dan dibuktikan dengan Sertifikat yang sesuai dengan usia diatas 18
tahun
 Untuk pekerjaan jalan ataupun pekerjaan dekat dengan jalan umum, pengalihan
lalu lintas diatur, dan disetujui oleh pihak yang berwenang.
 Kendaraan tidak mundur/berputar di site area tanpa spotter/signalman khususnya
ketika dekat dengan jalan umum.
 Orang yang kedapatan melanggar peraturan di site akan dilarang bekerja/
mengoperasikan alat/kendaraan di area proyek, dan jika perlu akan dikeluarkan
dari site
 Alkohol sangat dilarang diarea proyek dan jika kedapatan mengoperasikan alat/
kendaraan dibawah pengaruh alkohol akan diberhentikan dari proyek.

3.6 Bekerja di Ketinggian


Bahaya terbesar yang ada di hamper semua proyek konstruksi adalah kematian atau
cedera akibat dari jatuh dari ketinggian. Pengendalian resiko sangat diperlukan agar
terhindar dari bahaya jatuh dari ketinggian ataupun kejatuhan object atau material dari
ketinggian.

Langkah Pengendalian:
 Setiap saat, hirarki pengendalian harus diikuti ketika sedang merencanakan
aktifitas terkait bekerja di ketinggian.
 Tidak diperbolehkan bekerja dimana ada potensi jatuh dari ketinggian lebih dari
2 meter tanpa fall protection (akses aman, platform bekerja, pagar pengaman
(Guard railing), scaffolding, body harness dengan double lanyard, static line
(lifeline), dll)
 Hanya menggunakan akses, peralatan pencegah jatuh dan perlindungan dari jatuh
yang telah diinspeksi dan dinyatakan layak untuk digunakan.

55
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Tidak diperbolehkan memasuki area dimana ada pekerjaan diatas atau dimana
ada potensi benda jatuh, hal ini perlu dikomunikasikan pada pekerja pada saat
toolbox meeting, briefing atau safety talk.
 Semua orang yang terlibat dalam bekerja diketinggian (aktivitas dimana orang
dapat jatuh dari ketinggian 2 meter) harus yang berkompeten / terlatih untuk
bekerja diketinggian.

3.7 Kelistrikan
Resiko sengatan listrik dan resiko listrik ada di semua kegiatan konstruksi baik dari
penggunaan peralatan listrik portabel atau dari melakukan pemeliharaan atau instalasi
listrik. Berikut ini adalah persyaratan kepatuhan minimum bila perlu bekerja dengan
peralatan listrik.

Langkah Pengendalian:
 Hanya petugas yang berkompeten (memiliki keahlian dibidang electrical) yang
diizinkan untuk melakukan pekerjaan listrik (misalnya tagging, inspeksi,
perbaikan & instalasi)
 Tidak diperbolehkan menggunakan atau mengoperasikan sebuah peralatan listrik
jika menunjukkan tanda-tanda yang tidak aman akibat kerusakan, atau jika tidak
memiliki tag inspeksi aman.
 Semua peralatan listrik portabel termasuk alat dan peralatan 220 volt , dan semua
kabel ekstensi fleksibel harus diperiksa dan ditandai/ diinspeksi oleh petugas
yang berkompeten (memiliki keahlian dibidang electrical) sebelum digunakan
dan selanjutnya pada interval tigabulanan

3.7.1 Panel Distribusi Listrik

Papan panel distribusi listrik akan di buat berdasarkan:


 Dilengkapi dengan pintu dengan fasilitas penguncian untuk tujuan keamanan,
dan ketika ditutup tidak akan merusak kabel ketika ditutup

56
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

 Dilengkapi dengan engsel yang mempertahankan pintu dalam posisi terbuka


bila diperlukan untuk tetap terbuka untuk tujuan melakukan pekerjaan listrik
di switchboard
 Memiliki bottom enclosure/bukaan untuk sarana jalan dari kabel fleksibel
yang akan mencegah kerusakan mekanik pada chord
 Pada panel distribusi listrik akan dibangun dengan berdiri dan portable
 Memiliki tanda yang jelas dan dapat dibaca pada pintu
 Papan yang digunakan diluar kotak harus waterproofing

3.7.2 Proteksi Kabel

a. Penggunaan kabel yang posisi / instalasi nya melewati jalan / akses yang
dilalui kendaraan atau manusia harus diberikan proteksi agar tidak
bersentuhan langsung.
 Kabel di proteksi menggunakan pipa dan kaso dengan diameter sesuai
kebutuhan
 Kabel yang sudah di proteksi dengan pipa dan kaso, ditutupi dengan
multiplek atau plywood agar lebih landai mengikuti jalan.
57
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

b. Jalur kabel yang tidak memungkinkan untuk diletakkan dibawah karena


alasan keselamatan (misalnya terdapat genangan air) dapat diberikan proteksi
dengan cara di gantung.
 Tiang menggunakan besi beton ukuran minimal 12 mm agar kokoh.
Bagian yang bersentuhan langsung dengan kabel di berikan isolasi
 Model dan tinggi tiang dapat disesuaikan dengan kondisi, dengan
mengedepankan keselamatan.
 Jarak antar tiang harap diperhatikan kondisi lendutan pada kabel

58
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3.8 Pekerjaan Panas / Hot Work


Hot work dijelaskan sebagai segala aktivitas yang menggunakan atau menghasilkan
sumber ignisi dan termasuk abrasi, grinding dan pemotongan, thermo cutting, elektrik
arc welding, gaswelding dan pemanasan. Kegiatan pekerjaan tersebut menimbulkan
resiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, untuk mengurangi risiko tersebut
maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Gas
 Semua silinder atau tabung gas bertekanan harus dalam posisi vertikal dan
terlindungi dan jika memungkinkan berada pada welding trolley.
 Flashback arrestor harus dipasang sepanjang waktu pada regulatornya
 Protective screen (fire blanket) digunakan untuk melindungi personil lain dari
welding flash dan spark
 Gunakan APD seperti gloves, pelindung mata, kedok las / welding mask dll
sepanjang waktu
 Jangan mengelas material yang terkena solvent sampai hingga benar benar kering
 Pekerjaan pengelasan dan pemotongan yang berada di area confined space harus
dengan sistem permit to work / ijin kerja dengan disertakan Job Safety Analysis
(JSA).

Electric Arc
 Pastikan kabelnya dalam kondisi baik untuk beroperasi dan terpasang kuat
 Periksa pemegang elektroda sepenuhnya terisolasi
 Didirikan diatan alas yang terisolasi ketika tanahnya basah
 Pastikan, mengguanakan alat pelindung diri yang tepat seperti googles, lensa yang
tepat
 Gunakan penghalang (fire blanket) untuk melindungi pekerja lain dari sinarnya
 Jaga kabel las tidak mengganggu jalan
 Pekerjaan pengelasan dan pemotongan yang berada di area confine space harus
dengan sistem permit to work
59
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

General Keselamatan dan Kesehatan Kerja


 Alat pelindung diri (APD) harus digunakan setiap saat selama kegiatan pengelasan
dan pemotongan
 Area kerja disekitarnya harus diperiksa untuk bahaya api sebelum dilakukan
pengelasan dan pemotongan
 Gunakan penghalang (fire blanket) untuk melindungi pekerja lain
 APAR tipe Dry chemical powder dan atau CO2 diposisikan dekat dengan kegiatan
pengelasan dan pemotongan
 Welding blanket (fire blanket) digunakan jika diperlukan
 Jika pekerjaan di area terbatas (confined space), tunnel atau tangki, permit to work
harus diimplementasikan
 Silinder/tabung jika memungkinkan tidak harus dibawa ke confined space
 Ventilasi yang baik harus disediakan sepanjang waktu selama proses pengelasan dan
pemotongan

3.9 Pekerjaan Galian


Pekerjaan galian mengakibatkan permukaan suatu bidang menjadi tidak rata, sehingga
terdapat resiko pekerja terjatuh atau terperosok ke dalam lubang galian saat memasuki
dan keluar dari area galian, selain itu kondisi permukaan menjadi tidak stabil yang
memungkinkan dapat terjadinya longsor pada permukaan tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan galian sebagai berikut :


1. Sebelum pekerjaan di mulai kondisi dalam tanah harus telah terdeteksi bahwa tidak
ada kandungan / instalasi seperti :
a. Saluran pembuangan
b. Pipa gas / pipa air
c. Konductor listrik, kabel optic
d. Jaringan kabel telepone, listrik dll
2. Jalan masuk yang aman harus di sediakan setiap tempat di mana orang bekerja di
tempat galian.

60
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3. Apabila perlu untuk mencegah terjadinya kecelakaan, dinding galian dan timbunan
di beri penerangan secukupnya ketika masih ada kegiatan kerja di lapangan dan
kondisi sudah gelap / malam hari.
4. Dilarang menempatkan atau menggerakan beban mesin / peralatan lainnya dekat
sisi galian yang dapat menyebabkan runtuhnya sisi galian dan membahayakan
setiap orang di dalamnya.
5. Dinding galian dimana pekerja menghadapi bahaya yang berupa bergeraknya tanah
harus di bentuk dengan talud pengaman, penahan, tameng portable atau cara
lain yang bias menanggulangi tanah tidak longsor.
6. Dilarang menggali dibawah timbunan tanah / tanggul tanah kecuali kondisi sudah
ditopang dengan jaminan aman.
7. Alat-alat berat seperti power shofel, derek dll, dilarang ditempatkan dekat dinding
galian kecuali tindakan pencegahan telah diambil yang berupa penopangan atau
penahanan untuk mencegah dinding longsor.
8. Setiap galian dengan kedalamanlebih dari 1.2 m harus dilengkapi dengan tangga
dan hand railling pada tempat-tempat tertentu.
9. Apabila kondisi galian tanah selalu mengandung air di buatkan kolam pengumpul
air dan terus menerus di pompa serta pompa harus selalu dipersiapkan.
10. Pelaksana berkoordinasi dengan petugas K3 untuk mempersiapkan peralatan
emergency yang di perlukan antara lain :
a. Kotak PPPK (P3K)
b. Bidai / Spalk
c. Tali, tandu dan kendaraan
11. Pelaksana dan mandor menyiapkan alat pelindung diri untuk keselamatan kerja
antara lain :
a. Safety shoes (sepatu boot)
b. Sarung tangan
c. Helm
d. Safety belt (sabuk pengaman)

61
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

12. Pelaksana dan mandor menginstruksikan agar alat pelindung diri (APD) dipakai
dengan benar pada saat bekerja.
13. Pelaksana dan mandor memberikan pengarahan kepada seluruh tenaga kerja
sebelum bekerja mengenai masalah yang akan mengandung resiko kecelakaan
disetiap pekerjaan.
14. Petugas K3 menyediakan dan menginformasikan ke pelaksana untuk memasang
rambu K3 sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
15. Petugas peralatan (mekanik) menyiapkan genset & lampu sorot yang cukup untuk
bekerja di malam hari.
16. Pelaksana harus cepat bertindak atau tanpa dengan petugas K3, bila dalam kondisi
darurat mengalami masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja.
17. Pelaksana harus mempersiapkan dan memasang rambu K3 yang diperlukan dengan
cara berkoordinasi dengan petugas K3.
18. Pelaksana memasang tanda patok dengan tali pengaman keliling area gerak
excavator pada area banyak pekerja yang sedang beraktifitas.

Area kerja yang terdapat galian wajib diberikan pembatas, dengan ketentuan sebagai
berikut :
 Pasang pembatas area / barricade menggunakan safety line warna hitam dan
kuning yang mengelilingi area galian dan diberikan rambu yang sesuai dengan
jenis pekerjaan dan bahaya yang ada.
 Galian yang memiliki kedalaman 1,22 meter atau lebih wajib tersedia tangga
untuk akses naik dan turun.
 Untuk area galian yang lokasinya berdekatan dengan jalan umum / lalu lintas
dapat menggunakan pagar seng dengan ketentuan mengikuti standar pagar
proyek perusahaan dan diberikan rambu yang sesuai serta diberikan
pencahayaan pada malam hari.
 Pastikan tanah galian tidak masuk ke area jalan umum, karena dapat
menyebabkan jalan licin dan membahayakan pengendara.

62
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3.9.1 Proteksi Pada Galian


Pekerjaan galian merupakan pekerjaan yang memiliki bahaya dan resiko terhadap
keselamatan kerja, sehingga pemberian proteksi pada galian merupakan hal yang
perlu dilakukan, salah satunya adalah dengan pemasangan pagar di sisi galian.
Galian yang memiliki kedalaman 1.8 meter atau lebih maka diberikan pagar
pengaman di sisi / bagian pinggir galian.
Pagar pada sisi galian dapat dipasang menggunakan kayu atau pipa dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Terdiri dari tiang vertikal, bagian atas horizontal dan bagian tengah
horizontal
 Tinggi pagar dari permukaan tanah hingga paling atas adalah 104 cm
 Jarak vertikal celah pagar maksimal adalah 47 cm
 Jika menggunakan Pipa, diameter pipa adalah 1,5 inch dan jarak antar tiang
penahan tidak lebih dari 2,4 m
 Jika menggunakan Kayu, ukuran kayu adalah 5 cm x 10 cm dan jarak antar
tiang penahan tidak lebih dari 1.8 m
 Pagar pengaman kokoh dan dapat menahan beban hingga 91,7 Kg
 Pagar ditambahkan dengan toe board untuk melindungi pekerja di bawah
galian dari material yang dapat jatuh
 Toeboard menggunakan papan dengan tinggi 10 cm dan dipasang dibagian
bawah pagar pengaman.

63
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

a. Slooping
Proteksi slooping merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk
mencegah dinding galian longsor, yaitu dengan membuat suatu dinding
galian menjadi miring / lereng dengan ketentuan tertentu.
Sloping dapat dilakukan dengan memperhatikan apabila kedalaman galian
kurang dari 20 feet (6,09 meter) dan mempertimbangkan jenis tanah tertentu.

Kelas Tanah atau Batuan Maksimum Kemiringan


Batuan Stabil Vertikal (90o)
Kelas A 53o
Kelas B 45o
Kelas C 34o

Hal yang perlu diketahui adalah proteksi dengan slooping tidak perlu
dilakukan atau diadakan jika lubang galian dilakukan pada batuan yang stabil,
atau penggalian dilakukan dengan kedalaman kurang dari 1,5 meter yang
tidak adanya indikasi tanah yang labil.

b. Shoring / Turap
Proteksi dengan turap ini dilakukan ketika cara slooping tidak dapat
dilakukan. Penggunaan turap adalah proteksi galian dengan memasang
bantalan kayu atau plat pada dinding galian untuk mencegah terjadinya
longsor.

64
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3.10 Tangga Kerja Sementara


Tangga adalah suatu konstruksi atau alat yang dapat dipakai untuk naik turunnya
manusia lengkap dengan barang-barang dari ruangan satu keruangan lainnya yang
berbeda tingginya. Tangga dapat terbuat dari kayu atau aluminium / baja.
Ketentuan Umum :
1. Tangga kerja sementara bisa terbuat dari bahan: kayu, aluminium atau baja dengan
konstruksi yang kokoh
2. Tangga kerja sementara harus diinspeksi dan dirawat secara rutin
3. Tangga yang rusak harus dikeluarkan dari proyek
4. Tangga Aluminium/baja tidak boleh digunakan dekat dengan instalasi listrik untuk
menghindari bahaya arus listrik dengan jarak minimum 2m
5. Untuk Keamanan dan kenyamanan perlu dibuat railing disamping tangga
sementara
6. Tangga sementara diletakkan dengan sudut 75 derajat (1 horizontal : 6 vertikal),
diatas dasar/latai yang rata dan bagian atas tangga diikat supaya tidak goyang
7. Hanya boleh satu orang yang menggunakan tangga pada saat yang sama
8. Tidak diperbolehkan membawa barang atau alat dengan cara dipegang pada saat
naik/turun tangga
9. Ujung tangga harus menonjol 1m dari batas dinding uyang ditumpangi oleh tangga
tersebut
10. Jarak antara anak tangga maksimal 40 cm dan lebar tangga maksimal 60 cm
11. Panjang maksimal suatu tangga kayu adalah 6m, jika panjang tangga lebih dari 6m
harus menggunakan bahan pipa atau bambu.
12. Tangga sebaiknya dilengkapi dengan handrail

65
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Penggunaan Tangga :
a. Tempatkan tangga pada rasio 6:1 ini berarti dasar tangga anda berada pada jarak
satu meter dari dinding atau permukaan vertikal lainnya untuk setiap empat meter
ketinggian tangga ke titik penyangga yang lebih tinggi.
b. Untuk menghindari pergerakan, ikatkan tangga yang tegak lurus sedekat mungkin
ke titik penyangga, bagian bawah tangga harus diberi pasak dan tangga harus diikat
dengan kuat
c. Bila anda menggunakan tangga untuk naik, ujung tangga setidaknya harus 1 meter
melewati titik penyangga lainnya.
d. Hindari kemiringan dengan cara menegakkan kaki tangga di permukaan yang keras
dan rata
e. Pastikan tangga lipat terbuka sepenuhnya dan dikunci sebelum digunakan
f. Untuk naik/turun tangga harus memakai sistem 3:1 (2 tangan berpegang pada
handrail, 1 kaki berpijak pada anak tangga; atau 1 tangan berpegang pada handrail,
dan 2 kaki berpijak pada anak tangga)
g. Akses tangga dan sekitarnya harus bebas dari tumpukan material atau alat kerja
h. Jangan sekali-kali menyandarkan tangga di depan pintu atau diatas permukaan
yang tidak stabil
66
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

i. Naik dan Turun tangga harus dengan posisi menghadap pada tangga tersebut dan
berpegang dengan memakai sistim 3:1
j. Tangga Portable tidak boleh digunakan jika ada angin kencang
k. Penempatan tangga tidak boleh lebih dekat dari 2 m terhadap jaringan serta
peralatan listrik

3.11 Pekerjaan Pengecoran dengan Truck Mixer

Pekerjaan pengecoran dengan truck mixer merupakan pekerjaan dengan resiko tinggi,
baik dari resiko pekerjaan pengecorannya hingga kepada lalu lintas truck mixer di
lokasi pekerjaan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Tersedianya route / jalan kerja truck mixer, dengan kelebaran cukup dan kepadatan
untuk roda kendaraan memadai.
2. Route / jalan kerja truck mixer dan perlengkapannya harus bebas dari lalu lalang
orang bekerja (aktifitas lain).

67
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3. Area kerja orang yang sedang bekerja harus leluasa, aman dan tidak menyulitkan
gerak tubuh manusia, bila yang terjadi pada lokasi dengan ketinggian tertentu
handing (pegangan) yang aman harus disiapkan.
4. Pada kondisi area yang memerlukan tangga maupun jalan kerja dengan kemiringan
harus dibuatkan takik-takik (kaso yang dipakukan ke papan), untuk mencegah
orang terpeleset.
5. Untuk menjamin aktifitas kerja para pekerja yang effektif harus disiapkan air
minum yang diletakkan di sekitar lokasi penuangan beton, agar pekerja tidak
kehilangan waktu untuk bekerja.
6. Jumlah orang yang bekerja harus disesuaikan dengan beban rencana kekuatan
bekisting, agar bekisting tidak over load menerima beban rencana.
7. Pelaksana berkoordinasi dengan petugas K3 untuk mempersiapkan peralatan
emergency yang diperlukan antara lain :
a. Kotak PPPK (P3K).
b. Bidai / Spalk.
c. Tali, tandu dan kendaraan.
8. Pelaksana dan mandor menyiapkan alat pelindung diri untuk keselamatan kerja
antar lain :
a. Safety shoes (sepatu boot).
b. Sarung tangan.
c. Helm.
d. Safety Belt (sabuk pengaman).
9. Pelaksana dan mandor menginstruksikan agar alat pelindung diri (APD) dipakai
dengan benar pada saat bekerja.
10. Pelaksana dan mandor memberikan pengarahan kepada seluruh tenaga kerja
sebelum bekerja mengenai masalah yang akan mengandung resiko kecelakaan
disetiap pekerjaan.
11. Petugas K3, menyediakan dan menginformasikan ke pelaksana untuk memasang
rambu K3 sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

68
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

12. Pelaksana memeriksa kondisi SIM pengemudi alat (truck ready mix, truck angkut
dll), bila tidak sesuai dengan ketentuan maka pelaksanan berhak mengeluarkan
(menyetop) agar pihak yang terkait tersebut berhenti dari aktiftasnya di proyek
selama belum dibuktikan dengan yang sesuai.
13. Petugas peralatan (mekanik) menyiapkan Genset & lampu sorot yang cukup untuk
bekerja di malam hari.
14. Pelaksana menyiapkan orang yang sudah berpengalaman untuk pemberian aba-aba
(kode isyarat) kepada operator alat berat terutama truck mixer maupun mesin
pompa beton, sehingga setiap orang
15. Pelaksana harus cepat bertindak atau tanpa dengan petugas K3, bila dalam kondisi
darurat mengalami masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja.
16. Pelaksana harus mempersiapkan dan memasang rambu K3 yang diperlukan dengan
cara berkoordinasi dengan petugas K3.

3.12 Manual Handling


Pekerjaan manual handling dan bahaya ergonomi akan sering ditemui dan dengan
demikian tenaga kerja harus diberikan pemahaman agar mengetahui risiko dan
pengendalian yang tepat untuk diimplementasikan.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengurangi manual handling dan risiko
terkait ergonomis adalah :
 Peninjauan mengenai manual handling dan risiko ergonomi selama membeli
peralatan office/workshop dan juga peralatannya
 Postur dan layout
 Desain tempat kerja
 Tugas dan tujuannya
 Organisasi kerja
 Usia, kemampuan dan pengalaman kerja

69
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3.13 Housekeeping & Hygiene


Housekeeping dianggap sebagai lanjutan dari setiap aktifitas di proyek. Housekeeping
yang baik berkontribusi pada dalam usaha pencegahan cedera dan memiliki dampak
positif untuk keseluruhan keselamatan di proyek.
Langkah Pengendalian
 Supervisor disetiap level (mandor, superintenden, manager) memiliki tanggung
jawab untuk memastikan kendaraan dan area kerja terkendali dan terpelihara dengan
rapih dan aman dan matertial serta peralatan yang tidak digunakan disimpan dengan
rapih dan jauh dari area kerja dan bebas dari akses jalan.
 Semua kantor, tempat tidur dan fasilitas toilet harus dibersihkan setiap hari.
Supervisor dan manajer akan memantau kebersihan semua fasilitas selama rutinitas
pekerjaan sehari-hari mereka di sekitar lokasi
 Tidak ada orang yang buang air kecil atau buang air besar di site kecuali di lokasi
yang ditunjuk untuk hal tersebut fasilitas toilet. Setiap orang yang tertangkap buang
air kecil atau buang air besar di site di lokasi yang tidak ditujukan untuk seperti
harus segera dikeluarkan dari site.
 Tempat sampah yang memadai harus disediakan untuk pembuangan sehari-hari dari
sampah, bahan sisa, puing-puing dari site
 Semua material yang ditumpuk secara benar dan tidak mengganggu akses
 Semua pipa atau barang berbentuk silinder harus benar ditumpuk dan terikat, untuk
menghentikan gerakan.
 Semua sampah kayu, sisa pengepakan harus dihilangkan dari sumber penyalaan api.
 Scaffolding dan platform kerja harus tetap bersih, material harus segera dipindahkan
atau ditempatkan di tempat yang aman untuk menghindari mereka dari bahaya jatuh.
 Semua kabel elektrikal atau hose yang dapat menyebabkan bahaya tersandung harus
terikat dan diatas level tanah dengan aman.

70
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

3.14 Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk memonitor aktivitas HSE. Tim HSE bertanggung jawab
melakukan inspeksi rutin selama proyek masih berlangsung (harian / mingguan /
bulanan). Semua temuan dari hasil inspeksi akan di share ke HSE pihak terkait, baik
dari kontraktor, subkontrakor maupun owner untuk nantinya ditindaklanjuti oleh PIC
terkait. Ada beberapa inspeksi yang akan dilakukan yaitu:

c. Inspeksi HSE / Safety Patrol


Inspeksi K3 diadakan di proyek secara berkala selama pelaksanaan proyek.
Inspeksi ada yang terjadwal dan tidak. Jadwal dan form inspeksi K3 akan dibuat
oleh Perusahaan

d. Inspeksi Mesin, Peralatan, dan Kendaraan


Inspeksi Mesin, Peralatan, alat dan Kendaraan akan di daftarkan sesuai jenisnya,
kapasitas, spesifikasi dll. Inspeksi juga dilakukan sebelum dan selama
pelaksanaan proyek. Jadwal dan form inspeksi K3 akan dibuat oleh Perusahaan.
Semua hasil inspeksi akan di catat dan ketidaksesuaian akan di tindaklanjuti yang
nantinya akan meningkatkan performa HSE di proyek.

71
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

Indikator Kinerja K3L

A. Lagging Indicator

72
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

B. Leading Indicator

73
Nomor Dokumen
PT MINARTA DUTAHUTAMA Nomor Revisi
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN Dikeluarkan Tanggal
KERJA LINGKUNGAN (RK3L) Halaman

74

Anda mungkin juga menyukai