Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif adalah pada penelitian ini

menguji beberapa variabel yang saling berkaitan dan variabel tersebut lebih dari satu.

Pelaksanaan penelitian ini yang dapat memberikan dampak pada hasil yang diharapkan

mengetahui secara jelas dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Metode penelitian ini didasarkan pada filosofi positivis dan digunakan untuk

mempelajari populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data dengan alat penelitian,

menganalisis data kuantitatif/statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas yaitu gaya

kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja anggota Humas (Y)

anggota Humas Polda Kalsel dalam memberikan pelayanan sosial.

3.2 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2017:29),

jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah kausalitas atau kausalitas komparatif. Metode

perbandingan kausal dasar melibatkan kegiatan penelitian yang dimulai dengan menentukan

pengaruh satu variabel terhadap variabel lain, dan kemudian mencari kemungkinan variabel

kausal. Atau dengan kata lain, dalam studi kausal komparatif, peneliti mencoba menelaah

pertanyaan penelitian, apakah pengaruh X?


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Istijanto (2005: 109), populasi adalah populasi seluruh pegawai yang

disurvei. Subjek penelitian adalah 35 anggota Humas Polda Kalsel.

2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2018:116), teknik pengambilan sampel adalah teknik

pengambilan sampel. Berbagai teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pada dasarnya ada dua jenis teknik

sampling, yaitu probabilistic sampling dan improbable sampling.

3.4 Definisi Operasional Penelitian

Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat dilihat dari penjabaran masing-masing

variabel sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan (X1)

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh

seorang pemimpin dan diketahui orang lain ketika pemimpin tersebut berusaha untuk

mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan adalah kemampuan seorang

pemimpin/penyelia untuk mempengaruhi perilaku bawahan agar mau melakukan

pekerjaan atasannya untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Komunikasi interpersonal (X2)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh

Johnson (dalam Purba & Indriani, 2013), yaitu: 1) kemampuan memahami satu sama lain,

2) kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan, 3) kemampuan menerima dan

memberikan dukungan. , dan 4) kemampuan memecahkan masalah. , masalah


interpersonal. Peneliti memilih aspek ini berdasarkan pandangan Johnson karena dirasa

sudah lengkap dan sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, khususnya yang berkaitan

dengan humas kepolisian di Kalimantan Selatan.

3. Kinerja Hubungan Masyarakat anggota Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan

Kinerja (Y) dalam penelitian ini mengadopsi Mathis dan Jackson (2006:378)

untuk menjelaskan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan anggota, dan

indikator kinerja yang digunakan meliputi:

a. Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh anggota.

b. Kualitas pekerjaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh anggota sesuai dengan syarat

dan ketentuan.

c. Ketepatan waktu adalah ketepatan waktu dengan mana anggota menyelesaikan pekerjaan

yang diberikan.

d. Absensi adalah kehadiran anggota sesuai dengan aturan atau ketentuan yang berlaku di

organisasi.

e. Kemampuan bekerja sama merupakan sikap yang baik untuk bekerja sama dan

mematuhi peraturan yang berlaku.

Oleh karena itu, berdasarkan definisi operasi, matriks definisi operasi berikut dapat

dibuat:

Tabel 3.1
Matrik Definisi Operasional
No Variabel Dimensi Items
Penelitian
1 2 3 4
1. Gaya Otoriter a. berbuat sekehendaknya
Kepemimpian b. Prakarsa harus selalu berasal dari
(X1) pimpinan
c. memiliki wewenang mutlak berada
pada pimpinan
d. kurang interaktif saat memberikan
tugas
e. Komunikasi berlangsung satu arah
f. berkomunikasi tanpa menghiraukan
pendapat bawahan
g. membuat kebijaksanaan
sekehendaknya
h. tidak memberi kesempatan untuk
memberikan saran, pertimbangan
atau pendapat
i. Cenderung adanya paksaan,
ancaman dan hukuman kepada
anggota

1 2 3 4
j. memberikan Pengawasan terhadap
sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan
secara ketat
k. menuntut kesetiaan tanpa memberi
insentif
l. memberikan tugas-tugas secara
instruktif
m. kasar kepada anggota
Demokratis a. mengajak berdiskusi bawahan dalam
memutuskan keputusan
b. menjelasakan kepada bawahan
dalam melakukan pekerjaan
c. memberikan tanggungjawab kepada
bawahan
d. memberikan tugas secara
terintegrasi
e. memberikan berdisiplin
f. saling berkomunikasi dalam
memecahkan masalah
g. percaya pada bawahan
h. mengawasi bawahan
Permisif a. kurang percaya diri sendiri dalam
memimpin bawahan
b. merasa kurang percaya pada
bawahan dalam melaksanakan tugas
c. menyetujui semua saran yang
diberikan bawahan
d. diam saat bawahan memberikan
sarana
e. lambat dalam mengambil keputusan
f. kurang tanggap dalam melakukan
keputusan
g. bersikap acuh pada bawahan
h. merasa bahwa jabatannya lebih baik
dari bawahan
i. ramah pada bawahan
j. berusaha untuk tidak terlalu
mengkoreksi pekerjaan bawahan

1 2 3 4
2. Komunikasi
Interpersonal kemampuan
(X2) untuk a. memberikan kritik di luar forum
menerima rapat atas hasil keputusan rapat
dan b. memberikan dukungan dari hasil
memberikan pekerjaan yang dilakukan
dukungan,

kemampuan c. Mampu menyelesaikan masalah


menyelasikan yang dihadapi di bagian Hubungan
masalah Masyarakat
antarpribadi d. Mampu berkomunikasi anggota
dan pimpinan Hubungan
Masyarakat
3. Kinerja Kuantitas a. Target kerja dapat terpenuhi
Anggota (X1) b. Menyelesaikan tugas lebih banyak
dari target
Kualitas c. Pekerjaan yang dibuat sesuai
prosedur
d. Hasil kerja sesuai dengan kualitas
kerja yang telah ditentukan
e. Ketepatan hasil kerja yang dicapai
Ketepatan f. Waktu bekerja tepat waktu
waktu g. Menyelesaikan masalah pekerjaan
dengan cepat
h. Tidak menunda pekerjaan
Kehadiran i. Datang lebih awal dari jam kantor
j. Ketepatan waktu dalam kehadiran
Kemampuan k. Kemampuan anggota untuk
bekerja bekerjasama dengan rekan kerja
sama l. Kemampuan berinteraksi dengan
pimpinan

3.5 Instrumen Penelitian

Alat penelitian adalah alat yang mengumpulkan data dari responden yang

berhubungan dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2016:102): “Instrumen penelitian

adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati. Secara

khusus, semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa alat penelitian ini dapat

memudahkan peneliti untuk menemukan data yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan. Ariyanto (2012), angket merupakan “alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data guna mempermudah pekerjaan dan hasilnya lebih baik, dalam

arti yang lebih akurat, lengkap dan sistematis, guna mempermudah prosesnya. ". Oleh

karena itu, peneliti lebih mudah memperoleh data dari responden dengan memilih

kuesioner/kuesioner.

Kemudian skor setiap kolom jawaban alternatif. Mengambil model penilaian

Sugiyono (2016: 93) sebagai contoh,

1. Skor Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif = 5

2. Setuju/Sering/Skor Positif = 4

3. Skor Mencurigakan/Terkadang/Netral = 3

4. Tidak Setuju/Hampir tidak pernah/Negatif = 2

5. Sangat tidak setuju/tidak pernah memberikan skor = 1


3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kuesioner

dan dokumen, yaitu :

1. Kueisoner

Kuesioner dirancang untuk mengumpulkan data tentang keterampilan manajemen

kepemimpinan regional, komunikasi interpersonal anggota dan produktivitas kinerja.

Teknik angket tidak menangkap ketiga variabel penelitian. Data mentah diperoleh

langsung dari responden, dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan skala likert,

dengan penambahan metode penilaian.

2. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang akan diulas dalam penelitian ini berkaitan dengan data

terkait data profil di lokasi penelitian, diikuti dengan pendidikan anggota, jenis kelamin,

dan golongan kelas yang dipelajari dalam penelitian ini.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuntadi (2002) berpendapat bahwa agar hasil penelitian valid dan reliabel,

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus diuji akurasi dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Uji relevansi adalah untuk menilai apakah alat yang digunakan secara akurat

mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

validitas tes maka semakin akurat alat tes tersebut.


2. Uji Reliabilitas

Reliability adalah dapat dipercayanya suatu hasil pengukuran. Pengukuran

dengan reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang memberikan hasil pengukuran yang

reliabel.Untuk uji reliabilitas menggunakan Cronbach alpa yaitu Jika r xy > 7, maka

instrument tersebut dikatakan reliabel. Demikian bila sebaliknya, jika r xy < 0,60 maka

dikatakan tidak reliable. Dan jika r xy > 0,60 maka dikatakan reliable, adapun cara

perhitungan menggunakan program computer SPSS versi 20 untuk menghindari

kesalahan data dari hasil uji items yang diberikan kepada responden.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Setelah dilakukan pengujian data dengan pengujian kualitas data, langkah

selanjutnya adalah menguji atau mengevaluasi model analisis regresi linier berganda untuk

menghasilkan penduga tak bias linier (BLUE) terbaik. Evaluasi ini bertujuan untuk

menentukan apakah beberapa asumsi klasik terpenuhi dengan menggunakan regresi linier

berganda sebagai alat analisis. Asumsi klasik yang bermasalah antara lain:

1. Uji Normalitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memeriksa apakah variabel dependen dan

independen dalam model regresi berdistribusi normal. Regresi model yang baik model

adalah dengan mendistribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji

normalitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis grafik (histogram and

normal probability diagram). Plot probabilitas normal adalah metode yang dapat

diandalkan daripada histogram plot probabilitas probabilitas berdasarkan asumsi lebih


dari data aktual dengan distribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Menurut model regresi Santoso (2015:206), jika nilai VIF-nya kurang dari 10

dan angka toleransinya mendekati 1, maka model regresi tidak memiliki

multikolinearitas. Menurut Ghozali (2016:105), adanya multikolinearitas terdeteksi

dengan nilai toleransi kurang dari 10% yang artinya tidak terdapat korelasi yang tinggi

antar variabel antara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi berganda.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:139), pengujian ini dirancang untuk menguji adanya

ketidaksamaan varians dalam model regresi dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah model dengan atau tanpa

heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode plot untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas. Plotting dilakukan dengan plot residual diagnostik.

Bandingkan plot residual dengan hasil prediksi. Dalam hal ini, jika titik-titik hamburan

membentuk keteraturan tertentu, yaitu bergelombang dan melebar terlebih dahulu

kemudian menyempit, hal ini menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak

ada pola yang jelas, dan titik-titik terdistribusi di atas dan di bawah nol pada sumbu y,

maka tidak ada gejala heteroskedastisitas.

3.9 Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis
deskriptif mendeskripsikan variabel gaya kepemimpinan Polda Kalsel (X1), komunikasi

interpersonal anggota (X2), dan kinerja humas (Y) dengan menghitung nilai mean dari

masing-masing variabel penelitian.

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Regresi Linear Berganda

Hubungan antara variabel dan pengaruh variabel X terhadap variabel Y, gambar

di atas menunjukkan bahwa ada hubungan kausal antara X_1 dan Y, X_2 dan Y, dan

hubungan antara X_1 dan X_2 diuji dengan uji regresi linier berganda.

b. Uji t (Uji Parsial)

Diuji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau tingkat sebenarnya (a) adalah

5%, dan derajat kebebasannya adalah: (df) = (n-k) Jika thitung lebih besar dari tTabel,

terima hipotesis kedua. Sebaliknya, jika thitung lebih kecil dari ttabel, maka hipotesis

kedua ditolak. (Gosali, 2016).

c. Uji F (Uji Simultan)

Uji F ini digunakan untuk menguji secara simultan pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y). Tingkat kesalahan (a) dalam penelitian ini adalah 5%,

derajat kebebasan (df) = (k-1) (n-k), dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah

jumlah data. Standar, Ha diterima jika Fhitung > FTtabel, dan ditolak jika Fhitung <

FTtabel. Selain itu, untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu menentukan koefisien

determinasi (R2) dari pengaruh keseluruhan. (Gozali, 2016).

Anda mungkin juga menyukai