Anda di halaman 1dari 152

REVIEW

MANAJEMEN KEPERAWATAN
Manajemen keperawatan

P : Planning
 Manajemen Askep O : Organising
 Manajemen Unit S : Staffing
A : Actuating
C : Controling
1. Perencanaan (planning)

 Perencanaan proses pemilihan atau penetapan tujuan


organisasi dan penentuan berbagai strategi yg dibutuhkan
u/ mencapai tujuan.
 Ada 4 tahap yg harus dilalui dlm proses perencanaan:
• menetapkan serangkaian tujuan
• merumuskan keadaan saat ini
• mengidentifikasi kemudahan dan hambatan
• mengembangkan rencana u/ pencapaian tujuan
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan (Planning)

 Menetapkan tujuan
 Merumuskan strategi u/ mencapai tujuan tersebut
 Menentukan sumber-sumber daya yg diperlukan
 Menetapkan standar/indikator keberhasilan dlm
pencapaian tujuan
PENGORGANISASIAN

 Proses pengorganisasian seluruh sumber yg dimiliki


organisasi u/ melaksanakan rencana yg telah dibuat
 Sumber-sumber yg dimiliki dikumpulkan dan dialokasikan
dan segala bentuk kegiatan dikoordinasikan
 Sumber : SDM, material, finansial, fasilitas yang dimiliki
 SDM dikelompokkan dlm divisi kerja secara logis,
penjadualan didefinisikan, garis komunikasi dibuat u/
meyakinkan agar koordinasi berjalan baik
 Pengorganisasian aktivitas-aktivitas terjadi dlm konteks
struktur organisasi yg dibuat secara khusus
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

• Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan


menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yg
diperlukan

• Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan


adanya garis kewenangan dan tanggungjawab

• Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan


pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja

• Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi


yang paling tepat
STAFFING

 Staffing  fungsi manajemen yg melakukan penarikan,


penyeleksian , pengembangan dan penggunaan Sumber Daya
Manusia (SDM) u/ pencapaian tujuan organisasi secara efektif
dan efisien.
 Analisis Jabatan
 Recruitment
 Seleksi
 Placement
 Development
Mengarahkan (directing/Actuating)

• George R Terry (1993) menggunakan istilah actuating :  upaya atasan u/


menggerakkan bawahan. Pengarahan  mrpk hubungan manusia dlm
kepemimpinan yg mengikat.
• Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan
tenaganya u/ secara bersama-sama mencapai tujuan suatu organisasi
• Pengarahan dlm organisasi bersifat sangat komplek karena menyangkut
manusia dgn berbagai tingkah lakunya yg berbeda-beda .
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan / penggerakan dan
Implementasi (Directing/ Leading/Actuating)

• Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,


dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat
bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
• Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
• Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
(Controlling)

• Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan sesuai


dengan indikator yang telah ditetapkan
• Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan
yang mungkin ditemukan
• Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah
yang terkait dengan pencapaian tujuan
KEPEMIMPINAN ATAU LEADERSHIP

Cara u/ mempengaruhi dan memotivasi orang lain,


bawahan atau kelompok u/ saling bekerja sama dlm upaya
mencapai suatu tujuan bersama tanpa adanya unsur
paksaan

Universal  selalu ada  diperlukan  terdapat pd


berbagai jenjang  keluarga  negara
GAYA KEPEMIMPINAN

2 titik ekstrim  atasan dan bawahan  Dipengaruhi


faktor manajer, bawahan dan situasi.

B. MENURUT LIKERT
1. Sistem Otoriter-eksplotatif
a. Mempunyai kepercayaan yg rendah thd
bawahan
b. Memotivasi bawahan melalui ancaman /hukuman
c. Komunikasi yg dilakukan satu arah kebawah (top-
down)
2. Sistem Benevolent-Authoritative
a. Mempercayai bawahan sampai tk tertentu
b. Memotivasi bawahan dg ancaman / hukuman (tdk selalu)
c. Memperbolehkan komunikasi keatas.
d. Memperhatikan ide bawahan, mendelegasikan wewenang 
Pengambilan keputusan msh melakukan pengawasan ketat.

3. Sistem Konsultatif
e. Kepercayaan thd bawahan > besar
f. Memberikan insentif u/ motivasi bawahan, kdg
ancaman /hukuman
g. Komunikasi 2 arah
h. Menerima keputusan spesifik yg dibuat bawahan
4. Sistem Partisipatif
a. Kepercayaan penuh thd bawahan
b. Memanfaatkan ide bawahan
c. Memotivasi bawahan  insentif
ekonomi
d. Komunikasi 2 arah
e. Menjadi bawahan sbg kelompok
kerja
Dari teori “X”, “Y”, gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi :
1. Diktator ( “X”)
2. Autokratis (“X”)
3. Demokratis (“Y”)
4. Santai (“Y”)
D. MENURUT ROBERT HOUSE

1. Directive
a. Pempimpin menyatakan kpd
bawahan bagaimana melaksanakan
suatu tugas
b. Berorientasi pd hasil yg dicapai
bawahan

2. Supportive
Pemimpin berusaha mendekatkan diri
kpd dan bersikap ramah thd
bawahan
3. Partisipative
Pemimpin berkonsultasi dgn bawahan u/ mendapatkan masukan
dan saran dlm rangka pengambilan keputusan.

4. Achievement Oriented
Pemimpin menentukan tujuan yg menantang dan mengharapkan
bawahan berusaha mencapai tujuan dg seoptimal mungkin
(Sujak, 1990)
E. MENURUT HERSEY & BLNCHARD

Cirinya :
1. Instruksi :
a. Tinggi tugas dan rendah hubungan
b. Komunikasi searah
c. Pengambilan keputusan berada pd
pimpinan, peran bawahan minim
d. Pemimpin > memberikan pengarahan yg
spesifik serta pengawasan ketat
2. Konsultatif:
a. Tinggi tugas & tinggi hubungan
b. Komunikasi dua arah
c. Peran pemimpin ckp besar (problem
solving dan decision making)
d. Bawahan diberi kesempatan u/
memberikan masukan dan
menampung keluhan
3. Partisipasi
a. tinggi hubungan tapi rendah tugas
b. Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dlm
pengambilan keputusan.

4. Delegasi
c. Rendah hubungan dan rendah tugas
d. Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan
dlm problem solving.
e. Bawahan diberi delegasi u/ decision making
F. MENURUT RONAL LIPPIT & RAPIPH K. WHITE

1. Otoriter
a. Wewenang mutlak ada pd pemimpim
b. Keputusan, kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin
c. Komunikasi satu arah (top- down)
d. Pengawasan sikap, tingkah laku , perbuatan/kegiatan bawahan ketat
e. Prakarsa harus selalu dari atasan
f. Tdk ada kesempatan bagi bawahan u/ memberikan saran
g. Tugas diberikan secara instruktif
h. > kritik dari pujian
i. Meununtut prestasi sempurna dari bawahan
j. Menuntut kesetiaan tanpa syarat
k. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
l. Kasar dlm bersikap
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul pimpinan
2. Demokratis
a. Wewenang pimpinan tdk mutlak
b. Bersedia melimpahkan sebagian wewenang ke bawahan
c. Keputusaan dibuat bersama-sama
d. Komunikasi timbal balik
e. Pengawasan wajar
f. Prakarsa bisa datang dari bawahan
g. Banyak kesempatan bagi bawahan u/ menyampaikan saran & pertimbangan
h. Tugas diberikan permintaan
i. Pujian & kritik seimbang
j. Pimpinan mendorong prestasi sempurna dlm batas masing-masing
k. Kesetiaan bawahan wajar
l. Memperhatikan perasaan dlm bersikap & bertindak
m. Tdp suasana saling percaya, hormat menghormati dan saling menghargai.
n. Tj keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama
3. Liberal /Laissez Faire
a. Melimpahkan wewenang sepenuhnya pd bawahan
b. Keputusan, kebijaksanaan > oleh bawahan
c. Berkomunikasi bila diperlukan saja
d. Hampir tdk ada pengawasan thd tingkah laku bawahan
e. Prakarsa selalu dari bawah
f. Hampir tdk ada pengarahan dari pimpinan
g. Peranan pimpinan <
h. Kepentingan pribadi > penting dari kelompok
i. Tj organisasi perorangan
Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional

 Model Pelayanan untuk memberikan asuhan


kepada masyarakat secara optimal yang
dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat
Mengapa Perlu Metode Penugasan ?

Derajat
Kesehatan

Askep
Perawat Pasien
Profesional

Kepuasan
METODE
PENUGASAN
26

Tingkat
ketergantungan
pasien
Memberikan
Costly –
kepuasan kerja bagi
effective
pelaksananya

Kriteria
Pemilihan
Model

kwalitas Kualitas asuhan


pelaksana & kepuasan
asuhan konsumen
Jenis MAKP

 Case Method
 Fungsional
 Team, Alokasi Pasien,
 Modular
 Primer
 Case Management
 MPKP
 SP2KP
CASE METHOD – TOTAL CARE

Berpusat pada client/pasien


• asuhan secara komprehensif terhadap satu /
sekelompok pasien pada shift dinas tertentu

pasien dilayani oleh Perawat yang


sama dalam shift dinas

Dibutuhkan level kompetensi


yang tinggi dari pelaksana asuhan
Functional Method
29

uraian kerja,
Orientasi Pendekatan
protap jelas,
pada jenis ini efisien ,
kontrol
tugas tertentu dalam arti :
terstruktur

• Semua jenis pekerjaan


akan terkelola dan
terkontrol
• Waktu pengerjaan lebih
singkat
• jenis tugas tertentu untuk
jangka waktu lama akan
menjadi sangat trampil
terhadap tugas tsb
Team Nursing

Memungkinkan penerapan
Yankep Komprehensif proses keperawatan

Keuntungan

Proses belajar dlm team & Mengurangi konflik antar


kebangkan hub staf
interpersonal
Team.....

Pre-
Perawat
conferenc
yg belum
e sulit Akontabel
berpengal
dilakukan dlm tim
Kerugian: aman shg
pada kurang
perlu
waktu- jelas
dorongan
waktu
berlatih
sibuk
Prinsip Team Nursing

dilaksanakan oleh suatu team thd sekelompok klien

dipimpin oleh perawat yang secara klinis kompeten,


mempunyai kemampuan yang baik dalam
komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin

team terdiri dari perawat dengan level kemampuan


yang berbeda tetapi semua aktifitas team harus
terkoordinasi secara baik
Team…..

Semua anggota team harus paham terhadap


permasalahan klien – intervensi dan
dampaknya – karenanya dibutuhkan case
conference secara periodik dan
berkesinambungan

Dalam proses asuhan, dibutuhkan


kesinambungan antar team untuk setiap shift
dinas (P- S – M) Dokumentasi akurat,
timbang terima berbasis pasien
Modular
34

Perawat profesional dan vokasional bekerjasama utk merawat


sekelompok klien dari mulai masuk ruang rawat hingga pulang
(tanggung jawab total)
Metode ini juga memerlukan perawat yg berpengetahuan luas
dan trampil, kemampuan kepemimpinan baik

2-3 perawat utk 8-12 klien

Keuntungan & Kerugian= gabungan tim dan


primer.
Primary Nursing

 Tenaga kep profesional  4-5 klien


 Bertanggung jwb thd kondisi klien, semua
kebutuhan & koordinasi dgn tim kes lain
 Bertg-jwb mulai klien masuk sampai pulang,
 pada saat tidak bertugas PN lain bertindak sbg
associate PN yg libur/tdk jaga
Primary Nursing

 Keuntungan:
1. Memungkinkan Perawat Primer untuk pengembangan diri melalui implementasi
ilmu pengetahuan
2. Model praktek didasarkan pada pengetahuan
3. Fokus pada kebutuhan pasien
4. Meningkatnya otonomi perawat
5. Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
6. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan.
7. Meningkatkan kesempatan untuk pengembangan hubungan antara perawat –
pasien/keluarga.
8. Peningkatan mutu asuhan
9. Perbaiki retensi perawat
10. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter dan pasien/keluarga.
Primary Nursing

 Kerugian:
1. Perlu perawat pendidikan tinggi dan berpengalaman.
2. Perlu kemampuan komunikasi yang baik antara
perawat primer dengan perawat asosiat
3. Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab
rekan perawat untuk mengimplementasaikan asuhan
keperawatan yang diberikan.
4. Karena pindah keunit yang berbeda pasien dalam
kondisi kritis kemungkinan mempunyai beberapa
perawat primer
5. Biaya tinggi
Primary Nursing

Keuntungan Bagi RS
Rumah sakit tidak harus memperkerjakan terlalu
banyak tenaga keperawatan
TETAPI
HARUS perawat yang BERMUTU TINGGI
CASE MANAGEMENT

Team multidisiplin
tanggung jawab secara
Integrasi layanan kolaboratif dalam :
• Kajian kebutuhan Klien Dari saat Pasien
kesehatan untuk
• Menetapkan Rencana datang/diterima,
klien/pasien secara Tindakan , Implementasi , dirujuk dan atau
individu atau Evaluasi dipulangkan
kelompok
Dalam Case Management

Diperlukan :
1. Case manager

untuk menjalankan fungsi koordinasi dan kolaborasi


2. Critical/Clinical pathway

Panduan alur penanganan pasien secara terintegrasi mis : CP pasien


dengan Gaduh gelisah etc
Case Management

Nursing Administration

Medical Pediatric OB Nurse Trauma Nurse


Nurse Case Nurse Case Case Care
Managers Managers Managers Managers

All All All


All OB
Medical Pediatric Trauma
Patients
Patients Patients Patients
MPKP
SP2KP
Pengertian MPKP

Sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang


memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
keperawatan tersebut.
Tujuan Pengembangan MPKP

Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui penataan


sistem pemberian asuhan keperawatan baik struktur, proses
dan nilai-nilai yang diyakini dalam pemberian asuhan
keperawatan
MPKP FIK-UI

Struktur Proses

1. Jumlah tenaga 4. Metode modifikasi


2. Jenis tenaga keperawatan primer
3. Standar renpra

Hubungan Perawat – Klien/Keluarga

Berkesinambungan Tanggung jawab

Nilai-nilai Profesional
Sitorus, 1997
Jenis MPKP

Spesialis dan Doktoral keperawatan


MPKP III  Riset

Tenaga Spesialis Keperawatan sbg


Konsultan,  Bimbingan Riset
MPKP II I Sp : 10 PP

Karu dan Ka Tim  Ners


MPKP I  Metode Tim Primer

Semua Tenaga minimal D3


MPKP Pemula Keperawatan
Metode Modifikasi Keperawatan Primer

1. Primer  asuhan berkesinambungan  tanggung


jawab & tanggung gugat;
2. Satu orang perawat profesional  perawat primer
3. Dalam Kep Primer  hubungan profesional dapat
ditingkatkan  profesi lain memahami kondisi
klien secara detail sehingga mampu melakukan
hubungan kolaborasi secara optimal;
Metode Modifikasi Keperawatan Primer lanjutan…

4. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara


murni karena  butuh jumlah Ners >>
5. Ketika jenis Tenaga berbeda  metode tim penting
 perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi
dapat mengarahkan dan membimbing perawat lain
dibawah tanggung jawabnya.
6. Metode tim tidak digunakan secara murni 
tanggung jawab asuhan keperawatan terfragmentasi
pada berbagai anggota tim, sehingga sukar
menunjukkan akuntabilitas tenaga keperawatan.
SISTEM PEMBERIAN PELAYANAN
KEPERWATAN PROFESIONAL
(SP2KP)
DEFINISI

sistem pemberian pelayanan keperawatan


profesional yang merupakan pengembangan dari
MPKP dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama
profesional antara perawat primer (PP) dan perawat
asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya
• penggunaan
metode modifikasi
keperawatan
primer (kombinasi
Aspek Proses metode tim dan
metode
keperawatan
primer
RENCANA MENGIMPLEMENTASIKAN SP2KP

 PERSIAPAN
1. Membentuk satu kelompok kerja /tim / panitia
2. Melakukan penilaian tentang mutu asuhan
keperawatan saat ini
3. Presentasi tentang SP2KP dan hasil penilaian
mutu asuhan keperawatan saat ini kepada
pimpinan RS dan staf keperawatan
4. Menetapkan ruang rawat untuk implementasi
SP2KP
5. Mengidentifikasi jumlah pasien diruang rawat
yang akan direncanakan berdasar derajat
ketergantungan
6. Menetapkan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan
7. Menyepakati kriteria CCM, PP/PP pemula dan
PA di ruang SP2KP / ruang rawat SP2KP
8. Mengembangkan standar renpra ( SAK )
untuk beberapa kasus utama disetiap ruang
rawat SP2KP
9. Menyepakati format – format dokumentasi
keperawatan
10. Mengidentifikasi fasilitas pendukung yang
dibutuhkan
Pilar SP2KP Hoffart & Woods (1996)

• PP dan PA membangun kontrak


dengan klien/keluarga sejak
Nilai-nilai klien/keluarga masuk ke suatu
profesional ruang rawat

• memberlakukan manajemen
SDM, artinya ada garis
Pendekatan komunikasi yang jelas antara
manajemen PP dan PA
Metode pemberian • modifikasi keperawatan primer
sehingga keputusan tentang renpra
asuhan ditetapkan oleh PP
keperawatan

• dilakukan oleh PP dimana PP lebih


mengetahui tentang perkembangan
Hubungan klien sejak awal masuk ke suatu
ruang rawat sehingga mampu
professional member informasi tentang kondisi
klien kepada profesi lain khususnya
dokter
IDENTIFIKASI KETENAGAAN PERAWAT

Rumah Sakit
Jumlah dan jenis tenaga
Kualifikasi kemampuan

Unit Keria
 Ketenagaan efektif
56
 Perawat profesional dan non profesional
Sesuai dgn beban kerja

Kebutuhan tenaga perawat


Langkah-langkah perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan
(Gillies,1994)

1. Identifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan


2. Tentukan jumlah tenaga setiap katagori
3. Seleksi dan tentukan tenaga yg dibutuhkan
4. Tentukan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan unit
(penempatan)
5. Tentukan metoda pemberian asuhan keperawatan yg akan
diterapkan
Rumus indicator pelayanan rawat inap di rumah sakit sebagai
berikut :
1. BOR (Bed Occupancy Ratio) = Angka penggunaan tempat tidur
BOR  prosentase pemakaian tempat tidur pd satuan waktu
tertentu (Depkes RI. 2005).
Nilai BOR yg ideal antara 60 – 85 % (Depkes RI. 2005).
Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit
(Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dlm satu periode)X 100 %

2. AVLOS (Average Length of Stay) = Rata-rata lamanya pasien dirawat


AVLOS  rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI. 2005).
Nilai AVLOS yg ideal antara 6-9 hari (Depkes RI. 2005).
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
3. TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur
TOI  rata-rata hari dimana tempat tidur tdk ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI. 2005).

Rumus TOI=(Jmlh tempat tidur X Periode) – Hari perawatan


Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

4. BTO (Bed Turn Over) = Angka perputaran tempat tidur


BTO  frekuensi pemakaian tempat tidur pd satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dlm satu satuan waktu
tertentu (Depkes RI. 2005). Dlm datu tahun idealnya tempat
tidur dipakai rata – rata sebanyak 40 – 50 kali.
Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Jumlah tempat tidur
KAPAN PERLU PERENCANAAN TENAGA?

 RS ingin mengubah jumlah TT/ menambah TT

 RS  ingin mengubah jenis pelayanan dan fasilitas

 Gejala penurunan motivasi , prestasi kerja dan kepuasan kerja

 Keluhan Pelanggan  internal dan eksternal


JENIS & KOMPOSISI TENAGA KEPERAWATAN

 BIDAN
 DIII KEPERAWATAN/ D III KEBIDANAN
 D IV KEPERAWATAN / KEBIDANAN.
 S 1 KEP NERS
 S 2 MANAJEMEN KEPERAWATAN
 S2. SPESIALIS
 S3 KEPERAWATAN

=20%
Perbandingan perawat profesional & Non
profesional

 1. Gillies (1994) ; (55%:45%)


 2. Sitorus (2006) : (65%;35%)
 3. Ilyas (2004) : (67%:33% )
 4. Kemenkes Ketehnisian Medik (80%;20%)
Menentukan kebutuhan tenaga perawat

Perhitungan tenaga keperawatan didasarkan pada :

1. Derajat ketergantungan pasien.


a. Kualifikasi pasien
b. Jumlah jam keperawatan

2. Efektifitas kerja perawat.


misalnya:
a. Dinas 6 jam.
b. Dinas 7 jam.
c. Dinas 8 jam
www.themegallery.com
Menentukan kebutuhan tenaga perawat...

3. Kualifikasi tenaga perawat


( swansburg : 58% perawat register (RN), 26% LPN,
Liccense Practical Nurse dan 16% NA, Nursing Aucillary ).

4. Presentasi jumlah jam keperawatan yg dibutuhkan

(pagi : 47%, sore : 35% dan Malam 18% )


Klasifikasi/Tingkat Ketergantungan Pasien

NO KRITERIA NO KRITERIA
A Perawatan Minimal (1-2jam/24jam) 5 Memakai kateter urine
1 Kebersihan Diri, ganti pakaian mandiri 6 Memakai infus
2 Makan dan minum mandiri 7 Prosedur khusus
3 Ambulasi dengan pengawasan
4 Obsv. tanda vital setiap pergantian jaga C Perawatan Total (5-6jam/24jam)
5 Pengobatan minimal, psikologis stabil 1 Semua kebutuhan dibantu
6 Perawatan luka sederhana 2 Perubahan posisi,obsv tanda
vital/2jam

B Perawatan ParsIal (3-4j/24j) 3 Makan melalui selang lambung


1 Kebersihan diri, ganti pakaian dibantu 4 Pengobatan interna “drip”
2 Obsv. tanda vital tiap 4 jam 5 Pemakaian suction
3 Ambulasi dibantu 6 Gelisah/disorientasi
4 Pengobatan dengan injeksi 7 Perawatan luka kompleks
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan

 Pengelompokan unit kerja di rumah sakit :


1. Rawat Inap dewasa
2. Rawat Inap anak/perinatal
3. Rawat Inap intensif
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat Jalan

www.themegallery.com
Metode rasio
(SK Menkes No. 262/Menkes/Per/VIU79)
TM/TT TPP/TT TNP/TT TnonP/TT
Tipe RS

A dan B 1 (4-7) (3-4)/2 1/3 1/1

C 1/9 1/1 1/5 ¾


D 1/15 1/2 1/6 2/3
E Disesuaikan

TM : Tenaga medis, TPP : tenaga paramedis perawatan, TNP : Tenaga non


paramedis, TNonP : Tenaga non paramedis perawatan, TT : Tempat tidur
Formula GIillies (1992)
Keperawatan Langsung
No. Klasifikasi Pasien ∑ Jam Kep. BOR ∑ Jam Kep.

1 Self Care ,< 2 Jam ? ?

2 Minimal l Care 2 Jam ? ?

3 Moderat Care 3-5 jam ?

4 High Care 5-6 Jam ? ?

4 Intensive Care 7 Jam ? ?

Jumlah Kep. Langsung ?


Formula GIillies

 Keperawatan Tidak Langsung :


1 jam/pasien/24 jam
 mempersiapkan pasien u/ pemeriksaan diagnostik
 mempersiapkan pasien u/ tindakan keperawatan
 merapikan meja suntik, dll.

 Pendidikan Kesehatan : 15 menit/pasien/24 jam


KESIMPULAN

 Penghitungan beban kerja perawat perlu dilakukan penelitian


sehingga dapat menentukan jumlah tenaga yang tepat
 Disamping kuantitas tenaga keperawatan kualitas tenaga
(komposisi) juga harus menjadi pehatian
 Pemenuhan tenaga keperawatan juga merupakan asset RS
CONFERENCE IS...

 diskusi kelompok tentang beberapa aspek


klinik dan kegiatan konsultasi. Conference
dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan
asuhan pada pasien.)
72
Pedoman Pelaksanaan Conference

 Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan


 Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
 Pemimpin mempunyai peran u/ menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
 Ciptakan suasana diskusi yg mendukung peran serta,
 Ruang diskusi diatur shg dpt tatap muka pada saat diskusi
 Saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh
pemimpin
73 Pre dan post conference

• diskusi tentang aspek klinik


setelah operan dan sebelum
Pre conference melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

• diskusi tentang aspek klinik sebelum


Post conference operan dan sesudah melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien.
74 Tujuan Pre dan Post Conference

Pre Conference Post Conference


 Membantu mengidentifikasi  u/memberikan kesempatan
masalah-masalah pasien, mendiskusikan penyelesaian
merencanakan asuhan dan masalah dan
merencanakan evaluasi hasil membandingkan masalah yg
 Mempersiapkan hal-hal yg dijumpai.
akan ditemui di lapangan
 Memberikan kesempatan u/
berdiskusi tentang keadaan
pasien
Syarat Pelaksanaan Conference

75
Pre conference Post conference
 Dilaksanakan sebelum  Dilakukan sesudah pemberian
pemberian asuhan asuhan keperawatan
keperawatan  Waktu efektif yang
 Waktu efektif yg diperlukan diperlukan 10 atau 15 menit
10 atau 15 menit  Topik yg dibicarakan harus
 Topik yg dibicarakan harus dibatasi: keadaan pasien,
dibatasi: keadaan pasien, evaluasi tindakan yg sudah
perencanaan tindakan dilakukan dan data-data yg
rencana dan data-data yg perlu ditambahkan
perlu ditambahkan  Yg terlibat : kepala ruangan,
 Yg terlibat : kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
ketua tim dan anggota tim
76 Hal-hal yg disampaikan oleh PA

Keluhan utama
TTV dan kesadaran
Hasil pemeriksaan lab
Masalah keperawatan
Rencana keperawatan hari ini
Perubahan keadaan terapi
medis
Rencana medis
Pelaksanaan Conference
77

1. Dipimpin oleh ketua tim / PJ tim


2. Isi conference:
a. Rencana tiap perawat (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau PJ tim
3. Waktu : Dilakukan setelah operan
4. Tempat : Dilakukan di meja masing2 tim
5. Penanggung jawab
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana
c. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
TIMBANG TERIMA

Handover  komunikasi oral dari informasi tentang


pasien yang dilakukan oleh perawat pd pergantian
shift jaga
timbang terima  cara dlm menyampaikan sesuatu
(laporan) yg berkaitan dengan keadaan klien
(Nursalam, 2015)
TUJUAN TIMBANG TERIMA

Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat .

Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung


jawab antar anggota tim perawat.
Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan

Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien

Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh


dinas berikutnya

Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya


LANGKAH-LANGKAH TIMBANG TERIMA

Kedua kelompok dinas sudah siap.


Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawatan (tanggung jawab)

Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang


matang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
81 Hal-hal yg perlu disampaikan dlm timbang terima :

 Identitas klien dan diagnosa medis.


 Masalah Keperawatan yg masih muncul.
 Tindakan keperawatan yg telah dilaksanakan (secara umum)
 Intervensi kolaboratif yg telah dilaksanakan.
 Rencana umum dan persiapan yg perlu dilakukan dlm kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang
lain, persiapan u/ konsultasi atau prosedur yg tdk rutin
dijalankan.
 Prosedur rutin yg biasa dijalankan tdk perlu dilaporkan.
82

 Perawat yg melakukan timbang terima dpt melakukan


klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yg telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap
keterangan-keterangan yg kurang jelas.
 Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yg jelas,
singkat dan padat
 Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5
menit,kecuali dlm kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yg rumit
PELAKSANAAN DALAM PROSEDUR

Kedua kelompok
dalam keadaan siap

Kelompok yang
akan bertugas
menyiapkan buku
catatan
84 METODE TIMBANG TERIMA (Kassesan dan Jagoo, 2005)

Metode tradisional Bedside handover


• Dilakukan hanya di meja • Dilakukan di samping
perawat tempat tidur pasien
• Komunikasi 1 arah • Pasien dan keluarga
• Jika ada pengecekan ke terlibat
pasien, hanya memastikan • Pasien dan keluarga
kondisi secara umum mendapatkan feedback
• Tidak ada kontribusi /
feedback dari pasien /
keluarga shg status kes
pasien tidak up to date
85 Yg perlu didokumentasikan dlm timbang terima

1. Identitas klien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menangani
4. Kondisi umum pasien
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yg sdh dilakukan
7. Intervensi yg belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
TIMBANG TERIMA
 Dilaksanakan tepat waktu pd saat pergantian dinas yang
disepakati.
 Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
 adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
 Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan
yang ada (melalui pengkajian ), kemudian tindakan yang telah
dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah
dilakukan tindakan.
87

 Dilakukan didekat pasien, volume suara yg pelan dan tegas ( tidak


berbisik ) agar klien disebelahnya tdk mendengarkan apa yg
dibicarakan u/ menjaga privacy klien, hal-hal yg perlu dirahasiakan
sebaiknya tdk dibicarakan secara langsung di dekat klien.

 Bila ada informasi yg membuat klien terkejut sebaiknya jgn


dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.
88 Timbang Terima Shift Jaga Perawat dengan SBAR

 SBAR  situation, background, assesment, recommendation, yaitu


suatu teknik atau cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
komunikasi yang efektif, cepat dan tepat.
 Komunikasi ini semakin populer di bidang pelayanan kesehatan,
khususnya di antara para profesional. Misalnya, antar profesi
kedokteran, keperawatan, konsul lisan atau melaporkan kondisi
kritis pada pasien.
 Penggunaan format SBAR akan membantu perawat fokus terhadap
aspek penting yg akan diinformasikan kepada teman sejawat
selama proses timbang terima shg timbang terima menjadi lebih
efektif dan efisien.
 Situation  kondisi terkini yg terjadi pada pasien berisi mengenai data
89 pasien yg meliputi nama pasien, tanggal lahir, tanggal masuk, hari perawatan,
dokter yang bertanggung jawab, perawat yang bertanggung jawab, nama
ruangan, nomor tempat tidur, alasan masuk rumah sakit, diagnosa medis,
masalah keperawatan dan keluhan utama pasien.
 Background  menjelaskan kondisi pasien secara lengkap.  riwayat
penyakit dan pengobatan sebelumnya, riwayat alergi, hasil laboratorium, hasil
rontgent, pengobatan dan intervensi keperawatan yang telah dilakukan dan
respon pasien terhadap tindakan perawatan dan pengobatan.
 Assessment  pengkajian kondisi pasien terkini. Informasi tersebut meliputi
tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah, frekuensi nafas), tingkat kesadaran,
nyeri yang dirasakan, status nutrisi (berat badan, tinggi badan, index massa
tubuh), kemampuan buang air besar dan air kecil, keberadaan luka di tubuh
(khususnya luka dekubitus) dan informasi klinis lain yang mendukung.
 Recommendation menginformasikan tindakan keperawatan yg seharusnya
berdasarkan data situation, background, dan assessment meliputi rencana
tindakan yg akan dilakukan, rencana tindak lanjut, solusi yg bisa perawat
tawarkan kepada dokter, apa yg perawat butuhkan dari dokter u/
memperbaiki kondisi pasien, dan waktu yg diharapkan perawat saat tindakan
itu terjadi.
90 Contoh komunikasi SBAR
Situation (S) :
 Selamat pagi Dokter, saya A perawat ruang penyakit dalam C
 Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40
cc/24 jam, mengalami sesak napas.

Background (B) :
 Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2023,
program HD hari Senin-Kamis
 Tindakan yg sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower
kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
 Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
 TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas
bawah dan asites
 Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
 Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
91

Assessment (A) :
 Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
 Pasien tampak tidak stabil
Recommendation (R) :
 Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
 Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau
syringe pump?
 Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
RONDE KEPERAWATAN

PENGERTIAN

 Suatu kegiatan yg bertujuan u/


mengatasi masalah keperawatan pasien
yg dilaksanakan oleh perawat selain
melibatkan pasien u/ membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan
Karakteristik :

 Klien dilibatkan secara langsung


 Klien merupakan fokus kegiatan
 Perawat pelaksana, perawat primer dan konsuler melakukan
diskusi bersama
 Konselor memfasilitasi kreatifitas
 Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat
asosiet, perawat primer u/ meningkatkan kemampuan dlm
mengatasi masalah.
Tujuan :

a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis dan sistematis


b. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
d. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yg
berorientasi pd masalah pasien
e. Menilai kemampuan justifikasi
f. Meningkatkan kemampuan dlm menilai hasil kerja
g. Meningkatkan kemampuan u/ memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
Manfaat Ronde keperawatan ...

1. Masalah pasien dpt teratasi


2. Kebutuhan pasien dpt terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yg profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim
5. Perawat dpt melaksanakan model asuhan
keperawatan dgn tepat dan benar
KEGUNAAN BAGI PASIEN

 kondisi fisik dan mental pasien terpantau hari ke hari


 memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
 Mencegah Terjadinya komplikasi
 Meningkatkan kepuasan
Manfaat Bagi Perawat

 Menumbuhkan cara berpikir yg kritis.


 Meningkatkan cara berpikir yg sistematis
 Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran ttg tindakan keperawatan yg
berorientasi pd masalah klien
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
Type Ronde Keperawatan

MATRON NURSE
 seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien
sesuai jadwal rondenya
 memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai
penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien

NURSE MANAGEMENT ROUNDS


 ronde manajerial yg melihat pd rencana pengobatan dan implementasi pd
sekelompok pasien.
 melihat prioritas tindakan yg telah dilakukan serta melibatkan pasien dan
keluarga pada proses interaksi.
PATIENT COMPORT NURSE
 berfokus pada kebutuhan utama yg diperlukan pasien di rumah sakit
 Fungsi perawat memenuhi semua kebutuhan pasien. (Mis. ronde di Shift
Malam , perawat menyiapkan tempat tidur u/ pasien tidur.

TEACHING ROUNDS
 dilakukan antara teacher nurse dengan perawat / mahasiswa perawat,
 biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat.Dengan
pembelajaran langsung
Daniel (2004) Walking Round
 Nursing Round dilakukan antara perawat dgn perawat.

 Physician-nurse Rounds  dokter dgn perawat

 Interdisciplinary Rounds  berbagai macam tenaga kesehatan meliputi


dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
Kriteria Pasien

1. Mempunyai masalah keperawatan yg belum teratasi meskipun sudah


dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dgn kasus baru atau langka

Metode : Diskusi

Alat Bantu :
3. Sarana diskusi
4. Status/dokumentasi keperawatan pasien
5. Materi yg disampaikan secara lisan
Langkah-langkah Kegiatan Ronde Keperawatan

 Apa diagnosis keperawatan?


PP  Apa data yang mendukung?
 Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
Penetapan  Apa hambatan yang ditemukan?
Pasien
Validasi
Data
Persiapan Pasien
 Informed Consent
 Hasil Pengkajian / Validasi
PP, Konselor,
data
KARU

Penyajian Kesimpulan &


Masalah Rekomendasi Lanjutan -
Solusi Diskusi di Nurse
masalah Station
Keterangan:

 Praronde :
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yg tdk teratasi
dan masalah yg langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber dan literature
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan
pengkajian
f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yg
mendukung, asuhan keperawatan yg dilakukan dan
hambatan selama perawatan
Pelaksanaan Ronde

a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yg difokuskan pd


masalah keperawatan dan rencana tindakan yg akan dilaksanakan
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yg perlu
didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yg
akan dilakukan
 Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis,
intervensi keperawatan selanjutnya
Kriteria Evaluasi

 Struktur
a. Persaratan administratif (Informed consent, alat dan
lainnya)
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan
ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya

 Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dlm kegiatan ronde
sesuai peran yg telah ditentukan
KONFLIK ?
suatu perbedaan pendapat
antara dua orang atau lebih yg menimbulkan
perselisihan dan pertengkaran karena
perbedaan tersebut.

KONFLIK ?
Contoh....

 konflik sering terjadi pada setiap tatanan asuhan


keperawatan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai
dua asumsi dasar tentang konflik, meliputi:
 Konflik  sesuatu yg tdk dpt dihindari dlm suatu
organisasi
 Jika konflik dpt dikelola dgn baik, maka konflik dpt
menghasilkan suatu kualitas produksi, penyelesaian yg
kreatif dan berdampak terhadap peningkatan dan
pengembangan.
 Peran manajer sangat penting dlm mengelola konflik, dgn
menciptakan lingkungan menggunakan konflik yg
konstruktif dlm pengembangan, peningkatan dan
produktivitas.
 Jika konflik mengarah ke suatu yg menghambat dlm suatu
organisasi, maka manajer harus mengenali sejak awal dan
secara aktif melakukan intervensi supaya produktivitas dan
motivasi tdk terkena efek.
 Belajar menangani konflik secara konstruktif dgn
menekankan pd “win-win solution” merupakan keterampilan
kritis dlm suatu manajemen.
B. Ciri-Ciri Konflik

Ciri-ciri konflik (Wijono 1993 : 37), :


 Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan
maupun kelompok yg terlibat dlm suatu interaksi yg
saling bertentangan.
 Paling tdk timbul pertentangan antara dua pihak
secara perseorangan maupun kelompok dlm mencapai
tujuan, memainkan peran dan ambisius atau adanya
nilai-nilai atau norma yg saling berlawanan.
 Munculnya perilaku yg direncanakan u/ saling
meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak
lain agar dpt memperoleh keuntungan.
 Munculnya tindakan yg saling berhadap-hadapan
sebagai akibat pertentangan yg berlarut-larut.
 Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha
masing-masing pihak yg terkait dgn kedudukan, status
sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan,
harga diri, prestise dan sebagainya.
C. Kategori Konflik

Konflik dpt dibedakan


menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Intrapersonal
2. Interpersonal.
3. Antarkelompok
 Konflik yg terjadi pd suatu organisasi mereflesikan konflik
intrapersonal, interpersonal, dan antar kelompok.
 Dlm organisasi, konflik dipandang secara vertikal dan horizontal
(Marquis dan Huston, 1998).
• Konflik vertikal  antara atasan dan bawahan.
• Konflik horizontal  antara staf dgn posisi dan kedudukan yg
sama, misalnya konflik horizontal ini meliputi wewenang, keahlian
dan praktik.
D. Proses Konflik

 Konflik laten. konflik yg terjadi terus-menerus (laten) dlm


suatu oragnisasi.
ex ; kondisi tentang keterbatasan staf dan perubahan yg cepat.
memicu ketidakstabilan organisasi dan kualitas produksi,
meskipun yg ada kadang tkk nampak secara nyata atau tdk pernah
terjadi.

 Felt Conflict (konflik yg dirasakan).  karena adanya sesuatu yg


dirasakan sebagai ancaman, ketakutan, tdk percaya dan marah.
Disebut juga sebagai konflik ‘affectivensess”.  penting bagi
seseorang u/ menerima konflik dan tdk merasakan konflik
tersebut sebagai suatu masalah/ancaman terhadap
keberadaannya.
 Konflik yg nampak/sengaja dimunculkan.  sengaja dimunculkan
u/ dicari solusinya.
Tindakan menghindar, kompetisi, debat, atau mencari
penyelesaian konflik. Setiap orang secara tdk sadar belajar
menggunakan kompetisi, ketakutan, dan agresitivitas dlm
menyelesaikan konflik. Sementara itu, penyelesaian konflik dlm
suatu organisasi memerlukan upaya dan strategi sehingga dpt
mencapai tujuan organisasi.
 Resolusi konflik. penyelesaian masalah dgn cara memuaskan
semua orang yg terlibat di dalamnya dgn prinsip “win-win
solution”.
 Konflik aftermathterjadi akibat dari tdk terselesaikannya
konflik yg pertama. Konflik ini akan menjadi masalah besar jika
tdk segera di atasi atau dikurangi bisa menjadi penyebab dari
konflik yg utama.
D. Strategi Penyelesaian Konflik

 Kompromi atau negosiasi.


Semua yg terlibat saling menyadari dan sepakat pd keinginan
bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan sebagai
“lose-lose situation”. Kedua unsur yg terlibat menyerah dan
menyepakati hal yg telah dibuat. Di keperawatan, strategi ini
sering digunakan oleh middle dan top manajer.
 Kompetisi.
Strategi ini dpt diartikan sebagai “win-lose” penyelesaian konflik.
Penyelesaian ini menekankan hanya ada satu orang / kelompok yg
menang tanpa mempertimbangkan yg kalah. Akibat negatif 
kemarahan, putus asa, dan keinginan u/ perbaikan di masa
mendatang.
 Akomodasi.
Istilah lain “cooperative”. Konflik ini berlawanan dgn kompetisi.
Pd strategi ini, seseorang b’usaha mengakomodasi permasalahan
dan memberi kesempatan pd orang lain u/ ini biasanya digunakan
dlm politik u/ merebut kekuasaan dgn berbagai konsekuensinya.
 Smoothing.
Caranya dgn mengurangi komponen emosional dlm konflik. Pd
strategi ini, individu yg terlibat dlm konflik berupaya mencapai
kebersamaan daripada perbedaan. Strategi ini bisa diterapkan pd
konflik yg ringan, tetapi u/ konflik yg besar /persaingan
pelayanan/hasil produksi, tdk dpt dipergunakan lagi.
 Menghindar.
Semua yg terlibat dlm konflik, pd strategi ini menyadari tentang
masalah yg dihadapi, tetapi memilih u/ menghindar/ tdk menyelesaikan
masalah. Strategi ini biasanya dipilih bila ketidaksepakatan
membahayakan kedua pihak.
 Kolaborasi.
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution”.  kedua unsur yg
terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dlm mencapai
suatu tujuan.
Penyelesaian Konflik

Langkah-langkah penyelesaian konflik ( Vestal 1994)


1. Pengkajian
a. Analisa situasi
b. Analissa dan mematikan isu yg berkembang.
c. Menyusun tujuan
2. Identifikasi
.3. Intervensi
Discharge planning ?

 Komponen sistem perawatan berkelanjutan,


Bentuk pelayanan yg diperlukan secara
berkelanjutan

 Bantuan perawatan yg berlanjut membantu


klien dan keluarga dlm memecahkan masalah
kesehatanya dg baik
Jenis Discharge planning

Chesca (1982) dlm Nursalam (2011) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien


sbb :
1. Conditioning discharge pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tdk
ada komplikasi. Pasien u/ sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.

2. Absolute discharge  cara ini mrpk akhir dari hubungan pasien dgn rumah
sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan
dpt dilakukan kembali.

3. Judicial discharge  kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi


kesehatan tdk memungkinkan u/ pulang, tetapi pasien harus dipantau dgn
melakukan kerja sama dgn perawat puskesmas terdekat.
Mekanisme Discharge planning

Mencakup kebutuhan seluruh pasien, mulai dari fisik, psikologis, sosial,


budaya, dan ekonomi.
Proses ini tiga fase, yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan.
1. Fase akut, diutamakan upaya medis u/ segera melaksanakan
discharge planning.
2. Fase transisional, ditahap ini semua cangkupan pd fase akut
dilaksankan tetapi urgensinya berkurang.
3. Fase pelayanan berkelanjutan, pasien mampu u/ berpartisipasi dlm
perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yg
dibutuhkan setelah pemulangan. (Perry & Potter, 2005).
PRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA KEPERAWATAN

AUTONOMI
 Autonomi berarti kemampuan u/ menentukan sendiri atau mengatur
diri sendiri, berarti menghargai manusia sehingga harapannya perawat
memperlakukan mereka sebagai seseorang yg mempunyai harga diri dan
martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
BENEFISIENCE
 Merupakan prinsip u/ melakukan yg baik dan tdk merugikan pasien atau
tdk menimbulkan bahaya bagi pasien
JUSTICE

 Prinsip u/ bertindak adil bagi semua individu, setiap individu mendapat


perlakuan dan tindakan yang sama. Tindakan yg sama tidak selalu identik
tetapi dlm hal ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yg relatif
sama u/ kebaikan hidup seseorang

VERACITY

 Prinsip moral dimana kita mempunyai suatu kewajiban u/ mengatakan


yang sebenarnya atau tdk membohongi orang lain / pasien. Kewajiban u/
mengatakan yg sebenarnya didasarkan atau penghargaan terhadap
otonomi seseorang dan mereka berhak untuk diberi tahu tentang hal yg
sebenarnya
Menepati janji (Fidelity)
 Prinsip fidelity dibutuhkan individu u/ menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yg menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah u/ meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
Karahasiaan (Confidentiality)
 Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah menjaga privasi (informasi)
klien. Segala sesuatu yg terdapat dlm dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dlm rangka pengobatan klien.
Tidak merugikan (Nonmaleficience)
 Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien
Contoh soal…

Ners melakukan timbang terima pada pasien kelolaanya , kemudian melakukan


pengkajian lebih lanjut pada pasien dan telah merumuskan diagnose
keperawatan pasien.
Pertanyaan soal
Apa tindakan selanjutnya pada kasus tersebut ?
Pilihan jawaban
a. Melakukan tindakan keperawatan
b. Mempelajari standar asuhan keperawatan
c. Merencanakan tindakan asuhan keperawatan
d. Berkonsultasi dengan dokter penanggung jawab
e. Melaporkan hasil pengkajian kepada kepala ruang
Seorang Pasien yang dirawat meminta kepada perawat untuk menghadirkan tokoh
agama yang biasa mendampinginya saat di rumah. Perawat menawarkan untuk
memanggil tokoh agama yang bertugas di rumah sakit tersebut, namun pasien
menolak .
Pertanyaan soal
Apa tindakan selanjutnya dari perawat?
Pilihan jawaban

a. Memenuhi permintaan pasien

b. Meminta arahan dari kepala ruang

c. Memberikan pengertian bahwa telah ada ketentuan untuk tokoh agama

d. Meyakinkan pasien bahwa tokoh agama di rs memiliki kompetensi yang baik


e. Menyarankan keluarga pasien untuk membujuk pasien menerima tokoh agama
di RS
Ners akan melakukan tindakan pemasangan IV pada pasien kelolaan. Saat
mencari lokasi penusukan di area tangan pasien, Ners merasa ragu akan lokasi
yang tepat dan keberhasilan pemasangan IV.
Pertanyaan soal
Apa tindakan berikutnya pada kasus tersebut ?
Pilihan jawaban
a. Menunda pemasangan IV
b. Melanjutkan pemasangan IV
c. Meminta pendampingan ketua tim
d. Meminta perawat lain untuk menggantikan
e. Mengusulkan pemasangan IV untuk dilakukan perawat shift berikutnya
Contoh soal
Ners melaporkan kepada ketua Tim tentang masalah pasien dengan defisit nutrisi,
setelah 5 hari perawatan, masalah pasien belum dapat teratasi dengan baik. Ketua
tim berencana untuk mengumpulkan perawat, dokter, dan ahli gizi untuk melakukan
evaluasi dan perencanaan tindak lanjut masalah pasien tersebut.
Pertanyaan soal
Apa jenis kegiatan yang diusulkan pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
a. Supervise
b. Konferens
c. Discharge planning
d. Ronde keperawatan
e. Diskusi refleksi kasus
Ners dinas sore berdiskusi dengan perawat dinas malam, tentang kondisi dan
rencana asuhan yang perlu dilanjutkan oleh perawat dinas malam. Ners dinas malam
mengkonfirmasi informasi yang diterima nya dan bersama dengan dinas sore
berkeliling menemui pasien untuk mengklarifikasi.
Pertanyaan soal
Apa bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Pre konferens
b. Post konferens
c. Timbang terima
d. Rapat mingguan
e. Diskusi refleksi kasus
Perawat dinas malam di ruang bedah melakukan komunikasi dengan dokter
penanggungjawab pasien melalui telepon. Perawat menyampaikan tujuan
konsultasi tersebut karena pasien mengeluh nyeri berat di area pasca
operasi dan hasil pengkajian luka didapatkan tanda-tanda infeksi.

Pertanyaan soal
Apa tahapan komunikasi SBAR yang tergambar pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
a. Situation
b. Background
c. Assessment
d. Identification
e. Recommendation
Di ruang penyakit Bedah , terdapat konflik antara perawat senior dan perawat
honor. Tugas dan tanggung jawab semua dilimpahkan kepada perawat honor. Hal
ini diketahui oleh kepala ruang sehingga perawat senior dan honor dikumpulkan di
ruang rapat. Tetapi perawat honor menolak untuk ikut rapat karena takut dan
lebih memilih untuk pasrah terhadap perlakuan perawat senior.
Pertanyaan soal
Apa strategi yang telah diambil oleh perawat honorer terhadap penyelesaian
konflik yang terjadi?
Pilihan Jawaban
a. Menyelesaikan masalah (fight)
b. Menghindari masalah (flight)
c. Kompetisi (competition)
d. Kompromi (compromi)
e. persuasive
Perawat pelaksana dan perawat penanggung jawab shift melakukan diskusi
. Penanggung jawab shift menanyakan rencana asuhan yang akan dilakukan
oleh perawat pelaksana. Kemudian perawat pelaksana menjelaskan
beberapa intervensi keperawatan yang akan dilakukan.

Pertanyaan soal
Apa langkah berikutnya pada kegiatan tersebut?

Pilihan jawaban
a. Perawat mengkaji lebih lanjut kondisi pasien
b. Penanggung jawab shift memberikan masukan
c. Perawat pelaksana mendokumentasikan asuhan
d. Perawat mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
e. Perawat pelaksana melakukan tindakan yang direncanakan
Seorang perawat yang bekerja di RS, beliau dinas pagi, perawat tersebut
menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan dan menyampaikan
perkembangan pasien saat itu kepada perawat lainnya dengan tertulis dan
lisan pada saat timbang terima.
Pertanyaan soal :
Apa peran yang dilaksanakan oleh perawat pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Supervisor
B. Perawat primer
C. Kepala Ruangan
D. Perawat pengganti
E. Perawat pelaksana
Seorang perawat pelaksana diruang bedah tugasnya dipagi hari
memberikan pengobatan kepada klien kelolaan , tindakan keperawatan
yang diberikan adalah pemberian obat dengan injeksi, pasang cairan infus,
mengobservasi balance cairan ketat
Pertanyaan soal
Apa kategori tingkat ketergantungan klien pada kasus tersebut ?
Pilihan Jawaban
a. Intermediate care
b. Maksimal care
c. Minimal care
d. Parsial care
e. Total care.
Seorang perawat primer di ruang bangsal penyakit dalam mendapatkan
tugas dari kepala ruangan dalam mengelola penyakit yang ada diruangan
tersebut. Perawat primer memberikan delegasi kepada perawat pelaksana
dalam melaksanakan salah satu tindakan keperawatannya.
Pertanyaan soal
Apa prinsip etik yang dilakukan oleh perawat primer tersebut ?
Pilihan Jawaban
A. Justice
B. Autonomy,
C. Beneficience,
D. Confidentiality
E. Confidentiality
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poli klinik penyakit dalam
dengan keluhan diare terus menerus selama satu minggu. Hasil pengkajian
pasien memiliki riwayat pengguna obat terlarang, berat badan turun
drastis sejak 2 bulan yang lalu. Hasil CD4 + 350mm3. Pasien meminta
untuk tidak menyebutkan penyakitnya kepada keluarga, perawat
menyetujui permintaan pasien tersebut.
Pertanyaan soal
Apa etik keperawatan yang dilakukan oleh perawat?
Pilihan jawaban:
a. Fedelity
b. Veracity
c. Beneficient
d. Authonomy
e. Nonmaleficience
Seorang kepala ruangan mendapat keluhan dari pasien bahwa Perawat A
sering datang terlambat tanpa alasan yang jelas, pekerjaannya banyak yang
terbengkalai dalam merawat pasien ,sering cemberut dan suka marah-
marah, sehingga pasien merasa tidak suka dengan sikap perawat A.

Pertanyaan soal
Apa tindakan yang harus dilakukan oleh kepala ruangan pada kasus
tersebut ?
Pilihan Jawaban
a. Membiarkan saja
b. Memberikan hukuman dan hadiah
c. Mengawasi perawat A dengan ketat
d. Mendiskusikan masalah dengan perawat A
e. Mengancamnya untuk dilaporkan ke bidang keperawatan

Di ruang penyakit dalam terdiri dari jumlah tenaga perawat sebanyak 15


orang, 5 orang lulusan sarjana keperawatan dan 10 orang lulusan diploma
keperawatan dengan kapasitas tempat tidur 20, BOR 70%. Rata-rata
tingkat ketergantungan pasien yaitu total care 5 orang, partial care 7 orang
dan self care 2 orang.
Pertanyaan soal
Apa metode penugasan asuhan keperawatan yang digunakan di ruang
tersebut?
Pilihan Jawaban
a. Metoda asuhan fungsional
b. Metoda asuhan campuran
c. Metoda asuhan primer
d. Metoda asuhan kasus
e. Metoda asuhan tim
Perawat H baru – baru ini ditugaskan untuk mengelola unit stroke di
sebuah rumah sakit kota besar. Gaya kepemimpinan perawat H adalah
partisipatif, dengan keyakinan bahwa semua anggota staf membantu
dalam pengambilan keputusan dan pengembangan tujuan unit.
Pertanyaan soal :
Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan Perawat H?
Pilihan Jawaban :
A. Otokratis
B. Situasional
C. Demokratis
D. Laissez-faire
E. Transformasional
Pada saat pengkajian diruang rawat inap penyakit dalam di RS X,
ditemukan data kepala ruangan sangat dominan dalam setiap pengambilan
keputusan dan setiap kebijakan, peraturan, dan prosedur diruangan
berdasarkan dari idenya sendiri
Pertanyaan soal
Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruangan tersebut?
Pilihan jawaban
a. Transformasional
b. Demokratic
c. Laisess faire
d. Partisipatif
e. Autokratic
Perawat pelaksana di ruang unit gawat darurat melakukan tindakan
pemasangan infus dengan memberikan pukulan di bagian punggung tangan
pasien sebelah kiri untuk mencari bendungan pembuluh vena. Pasien
mengatakan nyeri akibat pukulan tersebut dan perawat menjawab “tahan
sebentar ya pak karena saya sedang mencari pembuluh darah untuk
ditusuk jarum infus ”.
Pertanyaan soal :
Apa kode etik yang dilakukan oleh perawat tersebut.?
Pilihan jawaban :
A. justice
B. fidelity
C. veracity
D. benefiency
E. nonmalefiency
Seorang perawat pelaksana shift sore melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
kepada seluruh pasien kelolaannya, dan didapatkan salah satu pasien mengeluh
nyeri di tangan kanan setelah selesai dari kamar mandi. Perawat melakukan
assessment dengan hasil pemeriksaan : terdapat bengkak disertai kemerahan di
area tangan yang terpasang infus.

Pertanyaan soal :
Apa tindakan selanjutnya yang utama harus dilakukan oleh perawat.?
Pilihan jawaban :
A. mencatat kejadian di rekam medis
B. melakukan teknik manajemen nyeri
C. melaporkan kejadian kepada ketua tim
D. melakukan edukasi tentang pergerakan tangan terpasang infus
E. melaporkan kepada dokter untuk kolaborasi pemberian obat Pereda nyeri
Laki – laki, 45 tahun, dirawat diruang penyakit dalam dengan diabetes militus
dan terdapat gangren pada kaki kiri, mengeluarkan nanah dan berbau. Saat
timbang terima perawat shift sore diberikan informasi bahwa pasien akan
dilakukan debridement luka dan dijadwalkan besok pagi

Pertanyaan soal :
Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat.?

Pilihan jawaban :
A. memvalidasi rekam medis pasien tentang instruksi operasi
B. melakukan edukasi pada pasien tentang tindakan amputasi
C. meminta keluarga untuk mengisi inform consent tindakan operasi
D. mengkonfirmasi kepada perawat ruang OK tentang tindakan operasi
E. melaporkan kepada dokter untuk dilakukan penandaan lokasi operasi
Perawat pelaksana di ruang rawat inap penyakit dalam mengajukan
permohonan cuti kerja selama 7 hari kepada kepala ruang, tetapi ditolak
karena kurangnya tenaga. Perawat merasa kecewa dan marah. Pada akhir
bulan didapatkan hasil penilaian kinerja mengalami penurunan.

Pertanyaan soal :
Apa penyelesaian masalah pada kasus tersebut ?

Pilihan jawaban :
A. kompetisi
B. kompromi
C. kolaborasi
D. akomodasi
E. menghindar
Laki-laki, usia 29 tahun, post ORIF hari ke 2, mengeluh nyeri dibagian
ektremitas bawah sebelah kanan. Perawat berkomunikasi dengan dokter dan
menyampaikan bahwa pasien merasakan nyeri jika bergerak, terasa
menyebar dari bawah ke atas seperti di tusuk dan skala nyeri 6.

Pertanyaan soal :
Apa tindakan yang sedang dikomunikasikan oleh perawat?

Pilihan jawaban :
A. Situation
B. Assessment
C. Background
D. Introduction
E. Recommendation
Laki-laki, usia 29 tahun, post ORIF hari ke 2, mengeluh nyeri dibagian
ektremitas bawah sebelah kanan. Perawat berkomunikasi dengan dokter
dan disampaikan “Tindakan manajemen nyeri sudah dilakukan, akan tetapi
nyeri masih dirasakan oleh pasien”. Perawat meminta advise dokter.
Pertanyaan soal :
Apa tindakan yang sedang dikomunikasikan oleh perawat?
Pilihan jawaban :
A. Situation
B. Assessment
C. Background
D. Introduction
E. Recommendation
Seorang perawat baru telah diterima di rumah sakit. Saat ini perawat sedang
menjalani masa orientasi hari pertama. Kepala ruang memberikan pengarahan
kepada perawat tersebut untuk lebih mengenal organisasi rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan.

Pertanyaan soal
Apa informasi selanjutnya yang perlu didapatkan oleh perawat tersebut?

Pilihan jawaban
a. Visi dan Misi
b. Falsafah dan Motto
c. Filosofi dan Tujuan
d. Kebijakan dan Standar kerja
e. Alur klinis dan jadwal pelayanan
Ikuti proses pasti
sukses………………………..

Anda mungkin juga menyukai