Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN REKOMENDASI PELAYANAN PUBLIK SEBAGAI UPAYA

MENDORONG PEMBANGUNAN DESA CIAWI, KECAMATAN BANJARHARJO,


KABUPATEN BREBES, PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh: Achmad Nur

Abstrak

Pembangunan desa merupakan agenda bersama. Seiring dengan perubahan


paradigma dari yang semula Pembangunan Desa menjadi Desa Membangun,
memposisikan masyarakat desa tidak lagi sebagai objek melainkan subjek pembangunan.
Pembuatan Rekomendasi Pelayanan Publik merupakan program kerja yang bertujuan
untuk mengetahui kualitas pelayanan publik serta menggali informasi untuk mendukung
perencanaan kebijakan publik dalam menyongsong Musyawarah Rencana Pembangunan
Desa (Musembang) di Desa Ciawi, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Kegiatan
dilakukan dengan melakukan melakukan persiapan awal, penelitian lapangan dengan
pendekatan campuran, serta diseminasi hasil kepada stakeholder yang terdiri dari
Perangkat Desa, BPD, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat. Melalui kegiatan penyusunan
Rekomendasi Pelayanan Publik diupayakan masyarakat dapat aktif dalam proses politik
desa, terutama dalam hal menyuarakan aspirasi. Berkenaan dengan akan diadakan
Musrembang di Desa Ciawi, maka hasil rekomendasi pelayanan publik dikembangkan
untuk dikaji menjadi rekomendasi kebijakan publik. Luaran yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan program dalam
RPJMDes Ciawi tahun 2019-2024.

Kata kunci: Rekomendasi pelayanan publik, pembangunan desa

PENDAHULUAN

Era reformasi membawa perubahan dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia.


Pembangunan dilakukan tidak lagi hanya menunggu instruksi dari otoritas tertinggi,
Pemerintah Pusat. Terlebih dalam skema otonomi daerah, setiap daerah memiliki
kewenangan utuh atas urusan rumah tangga daerahnya sendiri. Pada sisi yang lain,
daerah berkewajiban melakukan kerjasama dengan daerah lain. Namun demikian,
program-program prioritas ditentukan dari kebutuhan daerah sampai ditingkat
pemerintahan yang paling kecil, yaitu desa.
Pemerintah Desa memiliki kesempatan besar untuk mengelola tata
pemerintahannya sendiri sekaligus pelaksanaan pembangunan untuk menjamin
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, selaras dengan perubahan paradigma
semula “Pembangunan Desa” menjadi “Desa Membangun” (waskitojati, Handoyo,
Wuryaningsih, Prasetyo, & Luwihono, 2016). Hal tersebut terepresentasikan dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Pemerintah Desa menjadi
tumpuan negara dalam realisasi kerja-kerja pembangunan di Indonesia. Pemerintah desa
dinilai mampu mengdentifikasi kebutuhan dan melokalisir permasalahan publik sampai
ke akar rumput. Pada sisi lain, hal sebaliknya terjadi jika Pemerintah Desa gagal
mengidentifikasi permasalahan publik di desa sehingga dana desa tidak mampu
menjamin kesejahteraan masyarakat di desa.

Masyarakat desa dapat turut aktif dalam membangun desa (Purnamasari, 2008).
Masyarakat memiliki dulisme peran, yaitu sebagai subjek sekaligus objek pembangunan
di desa. Sebagai objek, masyarakat akan diberikan program-program yang dapat
meningkatkan kualitas hidup. Sebagai subjek, masyarakat desa dapat memberikan
gagasan serta usulan program sesuai dengan potensi yang dimiliki. Perwujudan
masyarakat sebagai subjek pembangunan desa dapat didorong dengan mengajak
masyarakat untuk aktif berpartisipasi pada setiap dinamika politik desa secara
konstruktif.

Partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat desa, yang paling sederhana, adalah
secara aktif dan kontinu menyampaikan aspirasi kepada pelaksana pemerintahan desa.
Sebagai salah satu stakeholder pembangunan, masyarakat desa dituntut proaktif dalam
menyuarakan kebutuhan serta kooperatif ketika terdapat permasalahan di desa. Sehingga
masyarakat mendapatkan pembelajaran dalam sebuah sistem pemerintahan lokal daripada
hanya sekedar melakukan konsultasi dan bertukar pendapat (Carpentier, 2011). Namun,
belum semua masyarakat desa mampu melakukan hal yang ideal tersebut. Ada sebagian
yang kurang peduli, ada yang mulai peduli, ada juga yang peduli tapi kebingungan harus
bagaimana dalam bertindak. Hal serupa juga terjadi di Desa Ciawi, Kecamatan
Banjarharjo, Kabupaten Brebes.

Bertepatan dengan pembaharuan jabatan Kepala Desa, atau lebih sering disebut
Pak Kuwu, sumbangsih pemikiran masyarakat desa Ciawi diperlukan untuk memberi
gambaran kebutuhan serta permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk pembangunan
tahun anggaran berikutnya. Namun hal tersebut bukan perkara yang mudah mengingat
masyarakat desa ciawi terbagi menjadi dua kubu setelah selesainya Pemilihan Kepala
Desa (Pilkades). Perbedaan paham tersebut semestinya dikelola dengan seksama oleh
pemerintah desa supaya dapat tetap mengupayakan kesejahteraan masyarakat ditengah
konflik politik di desa melalui partisipasi (Heck, 2003).

Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk menjamin terlaksananya tata kelola


pemeritahan desa yang kondusif dan merepresetasikan seluruh kepentingan masyarakat,
perlu dilakukan identifikasi pelayanan publik di desa ciawi sekaligus untuk mengetahui
partisipasi masyarakat dalam kegiatan di desa ciawi. Karena, hal tersebut akan
mendorong proses pembangunan desa (Chabalala, 2016). Penyusunan Rekomendasi
Pelayanan Publik (RPP) bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik serta
menggali informasi untuk mendukung perencanaan (Marzuki, 2015) kebijakan publik
dalam menyongsong Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musembang).

METODE

Kegiatan Penyusunan Rekomendasi Pelayanan Publik merupakan bagian dari


program kerja KKN Mahasiswa selama kurang lebih 40 hari. Metode metode yang
digunakan mengadopsi teknik dalam pendekatan campuran (mixed methode) dengan
pertimbangan kompleksitas permasalahan (Lembaga Administrasi Negara, 2015;
Sugiyono, 2006) dan ketersediaan waktu pelaksanaan program. Dalam
operasionalisasinya data kuantitatif dikumpulkan melalui pertanyaan terstruktur berupa
kuesioner. Sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan
Perangkat Desa, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat.

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Alur kegiatan dijabarkan pada Tabel 1. sebagai berikut:


Tabel 1. Tahapan Kegiatan

Waktu Kegiatan yang Dilakukan


Pelaksanaan
Persiapan Awal
Senin, 8 Juli Melakukan studi pendahuluan mengenai keadaan desa dengan melakukan:
2019 a. Observasi
Waktu Kegiatan yang Dilakukan
Pelaksanaan
b. Wawancara dengan Kepala Dusun Desa Ciawi
Selasa, 30 Juli Penyusunan kuesioner untuk menggali pemahaman masyarakat mengenai
2019 pelayanan publik
Rabu, 31 Juli a. Diskusi bersama Dewan Permusyawaratan Desa dan Perangkat Desa
2019 Ciawi untuk mengetahui situasi pasca pilkades
b. Revisi Kuesioner
Penelitian Lapangan
Jum’at, 2 a. Pengambilan data kepada masyarakat menggunakan kuesioner yang
Agustus 2019 diisi oleh Mahasiswa KKN
dan Sabu 3 b. Wawancara kepada masyarakat mengenai program pembangunan serta
Agustus 2019 harapan bagi kepemimpinan Kepala Desa yang baru
Senin, 5 Mengolah data dengan menggunakan microsoft excel
Agustus 2019
Selasa, 6 Anaisis data kuantitatif
Agustus 2019
Rabu, 7 Intepretasi hasil survei sebagai dasar pengambilan data dengan pendekatan
Agustus 2019 kualitatif
Kamis, 8 a. Observasi lingkungan sekitar Desa Ciawi berdasarkan informasi
Agustus 2019 responden, misalnya, daerah aliran sungai, jalan utama, tandon air, dan
fasilitas pendidikan
b. Wawancara dilakukan secara random sampling kepada masyarakat
yang berada di lokasi observasi
c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa Ciawi tahu 2013-2018 dan situs
desa melalui http://ciawi-brebes.sideka.id/
Jum’at, 9 a. Wawancara kepada Kepala Desa dan Tokoh Pemuda
Agustus 2019
Senin, 13 Perumusan dan analisis SWOT dengan melakukan diskusi internal
Agustus 2019 Mahasiswa KKN Kerjasama dari UNY, UPI dan UNJ
Selasa, 14 Penyusunan rekomendasi kebijakan publik sebagai bahan pertimbangan
Agustus 2019 Musrembang
Waktu Kegiatan yang Dilakukan
Pelaksanaan
Diseminasi
Jumat, 16 Penyerahan hasil penelitian berbentuk buku saku kepada Perangkat Desa
Agustus 2019
Sumber: Diolah oleh penulis

Gambar 1. Proses Penelitian Lapangan


Sumber: Dokumentasi Penulis

Pelayanan publik yang digunakan adalah pelayanan dasar yang sering diakses
oleh masyarakat. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa ketika dilakukan
penggalian data menggunakan indikator dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) No. 14 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik, masyarakat kurang memahami. Namun demikian, teknis perhitungan tetap
dilakukan sesuai dengan peraturan tersebut dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 2. Kalkulasi Hasil Survei


Indeks (dalam Mutu
No. Indikator Interval
%) Pelayanan

Infrastrutur

1 Kondisi Jalan 70,90 C Cukup


2 Kondisi Lampu Jalan 55,74 D Tidak Baik
3 Kondisi Listrik 71,72 C Cukup
4 Kondisi Air Bersih 76,64 B Baik
5 Kondisi Tempat Ibadah (Masjid/ Mushola) 57,79 D Tidak Baik
6 Kondisi Saluran Air Got 69,26 C Cukup
7 Kondisi Pembuangan dan Pengelolaan Sampah 64,34 D Tidak Baik
Kesejahteraan
1 Pelaksanaan BPJS 69,26 C Cukup
Administrasi
1 Pembuatan KTP 67,21 C Cukup
2 Pembuatan KK 73,36 B Baik
3 Pembuatan Akta Lahir 69,67 C Cukup
4 Pembuatan Surat Kematian 62,70 D Tidak Baik
5 Pembebanan Biaya Administrasi (Pungli) 67,62 C Cukup
Keterbukaan Informasi
1 Penggunaan Dana Desa 59,84 D Tidak Baik
Pelayanan Inklusi
1 Fasilitas dan Pelayanan yang diberikan untuk Lansia 73,76 C Cukup
2 Fasilitas dan Pelayanan yang diberikan untuk Ibu dan Anak 77,46 B Baik
3 Fasilitas dan Pelayanan yang diberikan untuk Difabel 46,31 D Tidak Baik
Pendidikan
1 Pelaksanaan Bantuan Pendidikan 64,70 D Tidak Baik
2 Kondisi Gedung Persekolahan 62,70 D Tidak Baik
3 Pelaksanaan Pendidikan Agama 44,26 D Tidak Baik
Kesehatan
1 Pelaksanaan Posyandu 83,20 A Sangat Baik
2 Pelaksanaan Pelayanan Puskesmas 65,57 C Cukup
3 Kondisi Sanitasi/ Jamban 77,05 B Baik
Keseluruhan 66,55 C Cukup

Sumber: Diolah oleh Penulis

Secara keseluruhan indeks pelayanan publik berada pada kategori Cukup dengan
nilai sebesar 66,55%. Pelayanan kesehatan dalam hal pelaksanaan posyandu merupakan
pelayanan publik dengan indeks tertinggi, yaitu sebesar 83,20%. Hal ini didukung oleh
kerjasama antara Perangkat Desa, Bidan Desa dan Kader Kesehatan Desa dalam
mempromosikan kesehatan bagi ibu dan anaknya. Pada sisi yang lain, Pelaksanaan
pendidikan agama merupakan pelayanan publik dengan tingkat kepuasan paling rendah
sebesar 44,26%. Desa Ciawi telah memiliki gedung madrasah. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya terdapat kendala minat belajar anak yang masih kurang sehingga
menjadikan proses pendidikan yang dilakukan kurang mendapat respon dari kelompok
sasaran.
Gambar 2. Cover bagian depan dan belakang Buku Rekomendasi Pelayanan Publik
Sumber: Dokumentasi Penulis

Berkenaan akan diadakan Musrembang di Desa Ciawi, maka hasil analisis


rekomendasi pelayanan publik dikembangkan menjadi rekomendasi kebijakan publik.
Hal tersebut karena kebijakan publik mengatur pemberian pelayanan publik. Kebijakan
publik merupakan instrumen penting dalam pembangunan Desa Ciawi. Dalam mengelola
pemerintahan desa, kebijakan publik bagaikan landasan arah kaki akan melangkah dalam
mencapai cita-cita pembangunan (Taufiqurokhman, 2014). Tanpa adanya kebijakan
publik yang mapan, kerja-kerja pembangunan SDM, pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat belum tentu bisa maksimal. Berikut adalah gambaran sederhana
pengembangan kebijakan publik bagi Desa Ciawi:

a) Pemetaan Masalah
Beberapa permasalahan publik yang ada di lingkungan kerja Pemerintah Desa Ciawi,
diantaranya:
1) Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, akan tetapi pengelolaan
kelompok tani belum optimal;
2) Kondisi pinggiran jalan setelah pembuatan rabat beton berpasir dan berkerikil,
sehingga ketika musim kemarau angin menerbangkan partikel pasir dan akan
mengganggu kesehatan masyarakat desa;
3) Kondisi fasilitas keagamaan;
4) Pengelolaan sampah masih dibakar;
5) Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) mengalami stagnasi; dan
6) Informasi mengenai dana desa belum maksimal.
b) Forcasting
Desa Ciawi merupakan desa dengan keberhasilan program keluarga
berencana yang baik. Artinya, rata-rata rumah tangga memiliki dua orang anak.
Ketika anak merasakan menjadi anak seorang TKI, tidak menutup kemungkinan
pada saat sudah cukup persyaratan cenderung memiliki hasrat untuk turut menjadi
TKI. Hal ini perlu mendapat perhatian serius mengingat pembangunan desa
memerukan SDM handal yang berasal dari desa. Kondisi ini perlu diantisipasi
dengan meningkatkan taraf pendidikan supaya dapat mencetak SDM yang unggul.
c) Penyusunan Alternatif Kebijakan
Berdasarkan pada analisis perkiraan atas ketidakpastian yang mungkin terjadi
pada masa depan di Desa Ciawi, maka dapat disusun beberapa alternatif kebijakan
publik, diantaranya

d) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan


Alternatif kebijakan yang dapat menjadi usulan program untuk Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa Ciawi. Berdasarkan penilaian
menggunakan metode perbandingan alternatif kebijakan diatas bahwa program
yang tiga besar poin tertinggi dan dapat diajukan sebagai rekomendasi kebijakan
publik di Desa Ciawi adalah:

1) Pelatihan Kewirausahaan bagi Ibu-ibu 4) Optimalisasi Sekolah Paket


2) Transparansi Penggunaan Dana Desa 5) Peran Aktif Remaja
3) Pembinaan BUMDes 6) Optimalisasi Fungsi Madrasah

PENUTUP

Penyusunan Rekomendasi Pelayanan Publik merupakan kegiatan Kuliah Kerja


Nyata (KKN) Kerjasama antara UNY, UPI dan UNJ yang dilaksanakan di Desa Ciawi.
Kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu mendorong partisipasi masyarakat terhadap
proses pembangunan desa. Sedangkan, Mahasiswa dapat mengetahui dinamika politik di
desa serta turut serta dalam mendampingi proses pembangunan desa. Penyusunan
Rekomendasi Pelayanan Publik mendapat respon positif dari Stakeholder, yaitu
Perangkat Desa, BPD, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat. Rekomendasi Pelayanan Publik
dapat digunakan sebagai salah satu dokumen pendukung dalam penyusunan RPJMDes
Desa Ciawi Tahun 2019-2024 berdasarkan pada rekomendasi kebijakan publik yang
ditawarkan. Program kerja ini diharapkan dapat memberi manfaat keberlanjutan bagi
Masyarakat Desa Ciawi, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa
Tengah. Selain itu, dengan perhitungan menggunakan microsoft excel yang relatif
sederhana dapat membantu Pemerintah Desa Ciawi dalam mengukur kualitas pelayanan
publik untuk memastikan keberhasilan pembangunan desa secara kontinu.
DAFTAR PUSTAKA

Carpentier, N. (2011). Media and Participation a Site of Ideological-democratic


Struggle. Bristol, UK: Intellect Ltd.
Chabalala, J. (2016). Participatory Rural Appraisal Approaches to Improve Public
Participation in South Africa EIA. Potchefstroom: North West University.
Heck, B. v. (2003). Participatory Development: Guidelines on Beneficiary Participation
in Agricultural and Rural Development. Roma, Italia: FAO.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Pelatihan Analis Kebijakan. Jakarta: Pusat
Pembinaan Analis Kebijakan.
Marzuki, A. (2015). Challenges in the Public Participation and the Decision Making
Process. Sociologija i prostor, 21-39.
Purnamasari, Irma. (2008). Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan
Pembangunan Di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Semarang: Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Taufiqurokhman. (2014). Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggungjawab Negara
Kepada Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan. Jakarta Pusat: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama Pers.
waskitojati, D., Handoyo, S., Wuryaningsih, C. D., Prasetyo, H. D., & Luwihono, S.
(2016). Model Proses Penganggaran Pembangunan Desa Secara Partisipatif.
Salatiga: Lembaga Percik.

Anda mungkin juga menyukai