Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN REKOMENDASI PELAYANAN PUBLIK SEBAGAI UPAYA MENDORONG

PARTISIPASI PEMBANGUNAN DESA

Achmad Nur
Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta
achmadnur40@gmail.com

Abstrak
Pembangunan desa merupakan agenda bersama. Seiring dengan perubahan paradigma dari
yang semula Pembangunan Desa menjadi Desa Membangun, memposisikan masyarakat desa tidak
lagi sebagai objek melainkan subjek pembangunan. Pembuatan Rekomendasi Pelayanan Publik
merupakan program kerja yang bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik serta menggali
informasi untuk mendukung perencanaan kebijakan publik dalam menyongsong Musyawarah
Rencana Pembangunan Desa (Musembang) di Desa Ciawi, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten
Brebes. Kegiatan dilakukan dengan melakukan melakukan persiapan awal, penelitian lapangan
dengan pendekatan campuran, serta diseminasi hasil kepada stakeholder yang terdiri dari Perangkat
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat. Melalui kegiatan penyusunan
Rekomendasi Pelayanan Publik diupayakan masyarakat dapat aktif dalam proses politik desa,
terutama dalam hal menyuarakan aspirasi. Berkenaan dengan akan diadakan Musrembang di Desa
Ciawi, maka hasil rekomendasi pelayanan publik dikembangkan untuk dikaji menjadi rekomendasi
kebijakan publik. Luaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam penyusunan RPJMDes Ciawi tahun 2019-2024.
Kata kunci: Rekomendasi pelayanan publik, pembangunan desa
PENDAHULUAN

Pemerintah Desa memiliki kesempatan besar untuk mengelola pemerintahannya sendiri


sekaligus melaksanakan pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,
selaras dengan perubahan paradigma semula “Pembangunan Desa” menjadi “Desa Membangun”
(waskitojati, Handoyo, Wuryaningsih, Prasetyo, & Luwihono, 2016). Hal tersebut terepresentasikan
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Pemerintah Desa menjadi tumpuan
negara dalam realisasi kerja-kerja pembangunan di Indonesia. Pemerintah desa dinilai mampu
mengdentifikasi kebutuhan publik serta melokalisir permasalahan publik sampai ke akar rumput.
Pada sisi lain, hal sebaliknya terjadi jika Pemerintah Desa gagal mengidentifikasi permasalahan
publik di desa sehingga dana desa tidak mampu menjamin kesejahteraan masyarakat di desa.

Masyarakat desa dapat turut aktif dalam membangun desa (Purnamasari, 2008). Masyarakat
memiliki dualisme peran, yaitu sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Sebagai objek,
masyarakat akan mendapat intervensi supaya kualitas hidup dapat meningkat. Sebagai subjek,
masyarakat desa dapat memberikan gagasan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Perwujudan
masyarakat sebagai subjek pembangunan desa dapat didorong dengan mengajak masyarakat untuk
aktif berpartisipasi pada setiap dinamika politik desa secara konstruktif.

Partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat desa, yang paling sederhana, adalah secara aktif
dan kontinu menyampaikan aspirasi kepada pelaksana pemerintahan desa. Sebagai salah satu
stakeholder pembangunan, masyarakat desa dituntut proaktif dalam menyuarakan kebutuhan serta
kooperatif ketika terdapat permasalahan di desa. Sehingga masyarakat mendapatkan pembelajaran
dalam sebuah sistem pemerintahan lokal daripada hanya sekedar melakukan konsultasi dan bertukar
pendapat (Carpentier, 2011). Namun, belum semua masyarakat desa mampu melakukan hal yang
ideal tersebut. Ada sebagian yang kurang peduli, ada yang mulai peduli, ada juga yang peduli tapi
kebingungan harus bagaimana dalam bertindak. Hal serupa juga terjadi di Desa Ciawi, Kecamatan
Banjarharjo, Kabupaten Brebes.

Bertepatan dengan pembaharuan jabatan Kepala Desa, atau lebih sering disebut Pak Kuwu,
sumbangsih pemikiran masyarakat Desa Ciawi diperlukan untuk memberi gambaran kebutuhan serta
permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk pembangunan tahun anggaran berikutnya. Namun hal
tersebut bukan perkara yang mudah mengingat masyarakat Desa Ciawi terbagi menjadi dua kubu
setelah selesainya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Perbedaan paham tersebut semestinya dikelola
dengan seksama oleh pemerintah desa supaya dapat tetap mengupayakan kesejahteraan masyarakat
ditengah konflik politik di desa melalui partisipasi (Heck, 2003).

Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk menjamin terlaksananya tata kelola pemeritahan
desa yang kondusif dan merepresetasikan seluruh kepentingan masyarakat, perlu dilakukan
identifikasi pelayanan publik di Desa Ciawi sekaligus untuk mengetahui partisipasi masyarakat
dalam kegiatan di Desa Ciawi. Hal tersebut akan mendorong proses pembangunan desa (Chabalala,
2016). Penyusunan Rekomendasi Pelayanan Publik (RPP) bertujuan untuk mengetahui kualitas
pelayanan publik serta menggali informasi untuk mendukung perencanaan (Marzuki, 2015)
kebijakan publik dalam menyongsong Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musembang).

METODE

Kegiatan Penyusunan Rekomendasi Pelayanan Publik merupakan bagian dari program kerja
KKN Mahasiswa selama kurang lebih 40 hari. Metode metode yang digunakan mengadopsi teknik
dalam pendekatan campuran (mixed methode) dengan pertimbangan kompleksitas permasalahan
(Lembaga Administrasi Negara, 2015; Sugiyono, 2006) dan ketersediaan waktu pelaksanaan
program. Dalam operasionalisasinya data kuantitatif dikumpulkan melalui pertanyaan terstruktur
berupa kuesioner. Sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan
Perangkat Desa, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat.

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Alur kegiatan dijabarkan pada Tabel 1. sebagai berikut:


Tabel 1. Tahapan Kegiatan

Waktu Kegiatan yang Dilakukan


Pelaksanaan
Persiapan Awal
Senin, 8 Juli 2019 Melakukan studi pendahuluan mengenai keadaan desa dengan melakukan:
a. Observasi
b. Wawancara dengan Kepala Dusun Desa Ciawi
Selasa, 30 Juli Penyusunan kuesioner untuk menggali pemahaman masyarakat mengenai
2019 pelayanan publik
Rabu, 31 Juli a. Diskusi bersama Dewan Permusyawaratan Desa dan Perangkat Desa Ciawi
2019 untuk mengetahui situasi pasca pilkades
b. Revisi Kuesioner
Penelitian Lapangan
Jum’at, 2 Agustus a. Pengambilan data kepada masyarakat menggunakan kuesioner yang diisi oleh
2019 dan Sabu 3 Mahasiswa KKN
Agustus 2019 b. Wawancara kepada masyarakat mengenai program pembangunan serta
harapan bagi kepemimpinan Kepala Desa yang baru
Senin, 5 Agustus Mengolah data dengan menggunakan microsoft excel
2019
Selasa, 6 Agustus Anaisis data kuantitatif
2019
Rabu, 7 Agustus Intepretasi hasil survei sebagai dasar pengambilan data dengan pendekatan
2019 kualitatif
Kamis, 8 Agustus a. Observasi lingkungan sekitar Desa Ciawi berdasarkan informasi responden,
2019 misalnya, daerah aliran sungai, jalan utama, tandon air, dan fasilitas
pendidikan
b. Wawancara dilakukan secara random sampling kepada masyarakat yang
berada di lokasi observasi
c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa Ciawi tahu 2013-2018 dan situs desa melalui
http://ciawi-brebes.sideka.id/
Jum’at, 9 Agustus a. Wawancara kepada Kepala Desa dan Tokoh Pemuda
2019
Senin, 13 Agustus Perumusan dan analisis SWOT dengan melakukan diskusi internal Mahasiswa
2019 KKN Kerjasama dari UNY, UPI dan UNJ
Selasa, 14 Penyusunan rekomendasi kebijakan publik sebagai bahan pertimbangan
Agustus 2019 Musrembang
Diseminasi
Jumat, 16 Agustus Penyerahan hasil penelitian berbentuk buku saku kepada Perangkat Desa
2019
Sumber: Diolah oleh penulis

Gambar 1. Proses Penelitian Lapangan


Sumber: Dokumentasi Penulis

Pelayanan publik yang digunakan adalah pelayanan dasar yang sering diakses oleh
masyarakat. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa ketika dilakukan penggalian data
menggunakan indikator dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenpanRB) No. 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, masyarakat kurang memahami.

Secara keseluruhan indeks pelayanan publik berada pada kategori Cukup dengan nilai sebesar
66,55%. Pelayanan kesehatan dalam hal pelaksanaan posyandu merupakan pelayanan publik dengan
indeks tertinggi, yaitu sebesar 83,20%. Hal ini didukung oleh kerjasama antara Perangkat Desa,
Bidan Desa dan Kader Kesehatan Desa dalam mempromosikan kesehatan bagi ibu dan anaknya.
Pada sisi yang lain, Pelaksanaan pendidikan agama merupakan pelayanan publik dengan tingkat
kepuasan paling rendah sebesar 44,26%. Desa Ciawi telah memiliki gedung madrasah. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya terdapat kendala minat belajar anak yang masih kurang sehingga menjadikan
proses pendidikan yang dilakukan kurang mendapat respon dari kelompok sasaran.

Berkenaan akan diadakan Musrembang di Desa Ciawi, maka hasil analisis rekomendasi
pelayanan publik dikembangkan menjadi rekomendasi kebijakan publik. Hal tersebut karena
kebijakan publik mengatur pemberian pelayanan publik. Kebijakan publik merupakan instrumen
penting dalam pembangunan Desa Ciawi. Dalam mengelola pemerintahan desa, kebijakan publik
bagaikan landasan arah kaki akan melangkah dalam mencapai cita-cita pembangunan
(Taufiqurokhman, 2014). Tanpa adanya kebijakan publik yang mapan, kerja-kerja pembangunan
SDM, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat belum tentu bisa maksimal. Pengembangan
kebijakan publik bagi Desa Ciawi sekaligus sebagai sarana pembelajaran bagi Perangkar Desa.

Tabel 2. Kalkulasi Hasil Survei


Indeks (dalam Mutu
No. Indikator Interval
%) Pelayanan

Infrastrutur

1 Kondisi Jalan 70,90 C Cukup


2 Kondisi Lampu Jalan 55,74 D Tidak Baik
3 Kondisi Listrik 71,72 C Cukup
4 Kondisi Air Bersih 76,64 B Baik
5 Kondisi Tempat Ibadah (Masjid/ Mushola) 57,79 D Tidak Baik
6 Kondisi Saluran Air Got 69,26 C Cukup
7 Kondisi Pembuangan dan Pengelolaan Sampah 64,34 D Tidak Baik
Kesejahteraan
1 Pelaksanaan BPJS 69,26 C Cukup
Administrasi
1 Pembuatan KTP 67,21 C Cukup
2 Pembuatan KK 73,36 B Baik
3 Pembuatan Akta Lahir 69,67 C Cukup
4 Pembuatan Surat Kematian 62,70 D Tidak Baik
5 Pembebanan Biaya Administrasi (Pungli) 67,62 C Cukup
Keterbukaan Informasi
1 Penggunaan Dana Desa 59,84 D Tidak Baik
Pelayanan Inklusi
1 Fasilitas dan Pelayanan yang diberikan untuk Lansia 73,76 C Cukup
2 Fasilitas dan Pelayanan yang diberikan untuk Ibu dan Anak 77,46 B Baik
3 Fasilitas dan Pelayanan yang diberikan untuk Difabel 46,31 D Tidak Baik
Pendidikan
1 Pelaksanaan Bantuan Pendidikan 64,70 D Tidak Baik
2 Kondisi Gedung Persekolahan 62,70 D Tidak Baik
3 Pelaksanaan Pendidikan Agama 44,26 D Tidak Baik
Kesehatan
1 Pelaksanaan Posyandu 83,20 A Sangat Baik
2 Pelaksanaan Pelayanan Puskesmas 65,57 C Cukup
3 Kondisi Sanitasi/ Jamban 77,05 B Baik
Keseluruhan 66,55 C Cukup

Sumber: Diolah oleh Penulis

Gambar 2. Cover bagian depan dan belakang Buku Rekomendasi Pelayanan Publik
Sumber: Dokumentasi Penulis

a) Pemetaan Masalah
Beberapa permasalahan publik yang ada di lingkungan kerja Pemerintah Desa Ciawi,
diantaranya (1) sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, akan tetapi pengelolaan
kelompok tani belum optimal, (2) kondisi pinggiran jalan setelah pembuatan rabat beton berpasir
dan berkerikil, sehingga ketika musim kemarau angin menerbangkan partikel pasir dan akan
mengganggu kesehatan masyarakat desa, (3) kondisi fasilitas keagamaan, (4) pengelolaan
sampah masih dibakar, (5) pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) mengalami stagnasi, dan (6)
informasi mengenai dana desa belum maksimal.
b) Forcasting
Desa Ciawi merupakan desa dengan keberhasilan program keluarga berencana yang baik.
Artinya, rata-rata rumah tangga memiliki dua orang anak. Ketika anak merasakan menjadi anak
seorang TKI, tidak menutup kemungkinan pada saat sudah cukup persyaratan cenderung
memiliki hasrat untuk turut menjadi TKI. Hal ini perlu mendapat perhatian serius mengingat
pembangunan desa memerukan SDM handal yang berasal dari desa. Kondisi ini perlu
diantisipasi dengan meningkatkan taraf pendidikan supaya dapat mencetak SDM yang unggul.
c) Penyusunan Alternatif Kebijakan
Berdasarkan pada analisis perkiraan atas ketidakpastian yang mungkin terjadi pada masa depan
di Desa Ciawi, maka disusun beberapa alternatif kebijakan yang dapat mendorong
pembangunan desa.

d) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan


Alternatif kebijakan yang dapat menjadi usulan program untuk Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa Ciawi. Berdasarkan penilaian menggunakan metode perbandingan
alternatif kebijakan diatas bahwa program yang tiga besar poin tertinggi dan dapat diajukan
sebagai rekomendasi kebijakan publik di Desa Ciawi adalah:

1) Pelatihan Kewirausahaan bagi Ibu-ibu 4) Optimalisasi Sekolah Paket


2) Transparansi Penggunaan Dana Desa 5) Peran Aktif Remaja
3) Pembinaan BUMDes 6) Optimalisasi Fungsi Madrasah

HASIL

Selama pengambilan data sekaligus digunakan sebagai sarana sosialisasi Musrembang yang
akan segera dilakukan di Desa Ciawi. Sehingga, bukan hanya mendapatkan informasi mengenai
pemahaman dan penilaian masyarakat mengenai pelayanan publik saja, melainkan juga masyarakat
mengetahui bahwa proses politik di Desa Ciawi akan segera dimulai babak baru. Luaran penelitian
berupa buku saku berisi rekomendasi pelayanan publik beserta rekomendasi kebijakan publik
menjadi bahan diskusi antar pemangku kepentingan di Desa Ciawi untuk menentukan prioritas
program yang akan menjadi agenda pembangunan desa.

PENUTUP

Penyusunan Rekomendasi Pelayanan Publik merupakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kerjasama antara UNY, UPI dan UNJ yang dilaksanakan di Desa Ciawi. Kegiatan yang dilakukan
diharapkan mampu mendorong partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan desa.
Sedangkan, Mahasiswa dapat mengetahui dinamika politik di desa serta turut serta dalam
mendampingi proses pembangunan desa. Penyusunan Rekomendasi Pelayanan Publik mendapat
respon positif dari Stakeholder, yaitu Perangkat Desa, BPD, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat.
Rekomendasi Pelayanan Publik dapat digunakan sebagai salah satu dokumen pendukung dalam
penyusunan RPJMDes Desa Ciawi Tahun 2019-2024 berdasarkan pada rekomendasi kebijakan
publik yang ditawarkan. Program kerja ini diharapkan dapat memberi manfaat keberlanjutan bagi
Masyarakat Desa Ciawi, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Selain
itu, dengan perhitungan menggunakan microsoft excel yang relatif sederhana dapat membantu
Pemerintah Desa Ciawi dalam mengukur kualitas pelayanan publik untuk memastikan keberhasilan
pembangunan desa secara kontinu.

DAFTAR PUSTAKA

Carpentier, N. (2011). Media and Participation a Site of Ideological-democratic Struggle. Bristol,


UK: Intellect Ltd.
Chabalala, J. (2016). Participatory Rural Appraisal Approaches to Improve Public Participation in
South Africa EIA. Potchefstroom: North West University.
Heck, B. v. (2003). Participatory Development: Guidelines on Beneficiary Participation in
Agricultural and Rural Development. Roma, Italia: FAO.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Pelatihan Analis Kebijakan. Jakarta: Pusat Pembinaan
Analis Kebijakan.
Marzuki, A. (2015). Challenges in the Public Participation and the Decision Making Process.
Sociologija i prostor, 21-39.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) No. 14
Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
Purnamasari, Irma. (2008). Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Di
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Semarang: Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Taufiqurokhman. (2014). Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggungjawab Negara Kepada
Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan. Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Moestopo Beragama Pers.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
waskitojati, D., Handoyo, S., Wuryaningsih, C. D., Prasetyo, H. D., & Luwihono, S. (2016). Model
Proses Penganggaran Pembangunan Desa Secara Partisipatif. Salatiga: Lembaga Percik.

Anda mungkin juga menyukai